PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI Bacillus cereus SECARA IN VITRO
Oleh:
Dame Oktavia C. Silitonga
4111220002
Program Studi Biologi
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Sains
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kesehatan dan kesabaran kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus Secara In Vitro”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,
mulai dari pengajuan proposal penelitian sampai pemyusunan skripsi. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA. Kepada Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd sebagai
Ketua Jurusan Biologi. Kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Skripsi, yang telah banyak membantu dan membimbing dalam
penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. Lazuardi, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan nasehat dan bimbingan selama mengikuti perkuliahan. Kepada
Bapak Drs. Abdul Hakim, Ibu Dra. Hj. Martina Restuati, M.Si dan Ibu Dr. Hj.
Fauziyah Harahap, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
saran dan bimbingan yang sangat berguna untuk penyusunan skripsi ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra, Uswatun Hasanah, M.Si sebagai
Kepala Laboratorium FMIPA. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Kak Tiwi yang telah mengajari dan memberi masukan kepada penulis dalam
pembuatan ekstrak di Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Farmasi USU.
Ucapan terima kasih yang teristimewa buat orang tua tercinta, CH.
Silitonga dan Ibunda tercinta S.R Simanjuntak, yang setiap saat memberikan kasih
sayang, dukungan material dan spiritual yang tak ternilai dengan apapun di dunia
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Opungku T. Simanjuntak,
vi
Sitompul yang telah memberikan semangat dan doa. Dan seluruh keluarga yang
telah mendoakan saya selama menempuh pendidikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Evalentina Nababan yang
telah banyak membantu dan memberikan semangat serta dukungan mulai dari
penyusunan proposal sampai penelitian serta Eka, Ulva, Kak Nova yang telah
membantu saat penelitian. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
(Valensi, Esy, Mei, Weny, Redy, Devi) Dan Semua Biologi Nondik A 2011 yang
membantu serta mendukung penulis selama perkuliahan yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, melimpahkan Rahmat-Nya atas kebaikan
dan kemurahan hati Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman semua. Akhirnya
penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik
sebagai bahan bacaan atau acuan untuk penelitian lanjutan, terima kasih.
Medan, Maret 2015
Penulis
iii
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus secara In Vitro
Dame Oktavia C Silitonga (4111220002) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih merah yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial. Perlakuan terdiri dari 6 konsentrasi ekstrak daun sirih merah dengan 4 ulangan yaitu Tiap masing-masing konsentrasi ekstrak ditetesi kedalam Media MHA yang diberi lubang sumuran. Setelah itu diinkubasi selama 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam dengan suhu 370 C. Pengamatan zona hambatan bakteri Bacillus cereus yang dilihat dari zona bening disekitar lubang sumuran dilakukan dengan menggunakan
penggaris. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA kemudian dilanjutkan
dengan uji BNT. Hasil dari analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih merah pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus, dimana F hitung =
200 > F Tabel (0,05) (2,77) > F Tabel (0,01) (4,25). Berdasarkan uji BNT diketahui
konsentrasi minimum ekstrak daun sirih merah yang efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Bacillus cereus adalah 5% Sedangkan konsentrasi
iv
The Effect of Giving Extract Of Red leaf Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) On The Growth Of Bacillus cereus Bacterial In Vitro
Dame Oktavia C Silitonga (4111220002) ABSTRACT
This research aimed at knowing the at knowing of giving extract Red leaf Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) in the concentration that was different to wards the growth of the bacterial Bacilluscereus and to know the concentration of extract of Red leaf Betel that was most effective in hindering the growth of the bacterial Bacillus cereus. The methodology used non factorial random design. Treatment consisted of six concentration extract of Red leaf Betel with 4 repetition is 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25%. Each of the was droped in MHA medium, then were incubated in 370 C for 1 x 24 hours and 2 x 24 hours. Inhibited zone observation of bacterial Bacillus cereus was conducted by ruler. The data was analysised by ANAVA and BNT test respectively. The result of analysis showed that 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25% out point of extract of Red leaf Betel were able to inhibited bacterial Bacillus cereus which Fcount = 200 > F Tabel
(0,05) (2,77) > F Tabel (0,01) (4,25). Depending on BNT test the effective
vii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 6
2.1.1. Klasifikasi Ilmiah 6
2.1.2. Deskripsi Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 6
2.1.3. Kandungan Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 7
2.1.4. Manfaat Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 9
2.2. Bakteri 9
2.3. Bacillus cereus 10
2.3.1. Klasifikasi Bacillus cereus 10
2.3.2. Deskripsi Bacillus cereus 11
2.3.3. Penyakit Yang Disebabkan Bakteri Bacillus cereus 12
2.3.4. Pembentukan Toksin Bakteri Bacillus cereus Dalam Makanan 12
2.3.5. Penularan Bakteri Bacillus cereus 13
2.3.6. Patogenitasi Bakteri Bacillus cereus 14
viii
2.4. Ekstraksi Tumbuhan 15
2.5. Media Pertumbuhan Bakteri 16
2.6. Hipotesis Penelitian 18
2.6.1. Hipotesis Penelitian 18
2.6.2. Hipotesis Statistik 18
BAB III. METODE PENELITIAN 19
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 19
3.1.1. Lokasi Penelitian 19
3.4.2. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz 20
& Pav.)
3.4.3. Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper 22
crocatum Ruiz & Pav.)
3.4.4. Mempersiapkan Media Mualler Hilton Agar (MHA) 23
3.4.5. Mempersiapkan Biakan Bacillus cereus 23
3.4.6. Pengenceran Sampel Bakteri Bacillus cereus 23
3.4.7. Penanaman Bakteri Bacillus cereus 23
3.4.8. Pembuatan Lubang Sumuran 24
3.4.9. Pengamatan Diameter Daerah/Zona Hambat 24
3.5. Rancangan Penelitian 27
3.6. Variabel Penelitian 28
3.7. Teknik Pengumpulan Data 28
ix
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32
4.1. Hasil Penelitian 32
4.2. Uji Hipotesis 38
4.3. Pembahasan 39
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 42
5.1. Kesimpulan 42
5.2. Saran 42
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Data Pengamatan untuk RAL Non Faktorial 29
Tabel 3.2. Tabel Analisis Sidik Ragam untuk RAL Non faktorial 30
Tabel 4.1. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam
Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24
Jam dan 2 x 24 Jam 33
Tabel 4.2. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam
Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24 jam
dan 2 x 24 Jam (Tranformasi) 34
Tabel 4.3. Daftar Sidik Ragam Laju Zona Hambat Bakteri Bacillus
cereus 1 x 24 Jam pada Beberapa Tingkat Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 36
Tabel 4.4. Daftar Sidik Ragam Laju Zona Hambat Bakteri Bacillus
cereus 2 x 24 Jam pada Beberapa Tingkat Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 37
Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
1 x 24 Jam Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Bacillus cereus Secara In Vitro 37
Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
2 x 24 Jam Terhadap Pertumbuhan Bakteri
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Tanaman Sirih Merah 6
Gambar 2.2. Bacillus cereus 11
Gambar 2.3. Koloni Bakteri Bacillus cereus 12
Gambar 3.1. Skema Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah 21
Gambar 3.2. Skema Pengukuran Diameter/Zona Hambat 24
Gambar 3.3. Skema Penanaman Mikroba Patogen 26
Gambar 4.1. Diagram Batang Rataan Zona Hambat Bakteri
Bacillus cereus Yang Diberi Ekstrak Daun Sirih Merah(Piper crocatum Ruiz & Pav.) Pada
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam
Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24
Jam dan 2 x 24 Jam 46
Lampiran 2. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam
Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24 jam
dan 2 x 24 Jam (Tranformasi) 47
Lampiran 3. Perhitungan Analisis Statistik Pada Pengaruh
Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz& Pav.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus Secara
In Vitro 48
Lampiran 4. Standart Kekeruhan Mc Farland 55
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian 56
Lampiran 6. Tabel Daftar Nilai Baku F pada Taraf Kritis 5 dan 1%
untuk Analisis Sidik Ragam 66
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan
penggunaan obat secara alami (back to nature). Pemanfaatan herbal medicine
ramai dibicarakan, termasuk dalam manfaatnya, namun kebanyakan informasi
yang ada hanya sebatas bukti empiris belum ada bukti ilmiah. Demikian juga
dengan sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.), banyak diinformasikan
manfaat dari sirih merah namun, Evidence Based Medicine masih sangat minim.
Hal ini dapat disebabkan sirih merah belum lama dikenal oleh masyarakat luas,
sehingga informasi ilmiah masih sangat sedikit, demikian juga dengan jurnal
ilmiah, baik di dalam maupun luar negeri (Hidayat, 2013).
Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia akhir-akhir
ini meningkat, bahkan beberapa bahan alam telah diproduksi secara fabrikasi
dalam skala besar. Penggunaan obat tradisional dinilai memiliki efek samping
yang lebih kecil dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia,
disamping itu harganya lebih terjangkau. Selain itu, keuntungan lain penggunaan
obat tradisional adalah bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya relatif lebih
murah (Putri, 2010).
Menurut Yuksel (2006), bahwa salah satu tanaman obat Indonesia yang
akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan adalah sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav). Penapisan fitokimia terhadap daun sirih merah menunjukkan adanya
kandungan minyak atsiri. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan
komponen minyak atsiri mempunyai aktivitas antibakteri yaitu dapat menghambat
atau membunuh pertumbuhan bakteri patogen. Dalam daun sirih merah terdapat
senyawa fito-kimia yang mengandung alkaloid, tanin, saponin, flavonoid.
Menurut Hidayat (2013), Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri
dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga
2
sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein
ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri.
Bakteri hampir ditemukan di mana-mana seperti di alam, saluran
pencernaan, mulut, hidung, tenggorokan dan bisa juga terdapat pada permukaan
tubuh kita. Bakteri juga bisa berasal dari makanan, minuman, udara dan
lingkungan. Bakteri merupakan penyebab berbagai penyakit, misalnya Bacillus
cereus yang menyebabkan keracunan makanan (Pelezar dan Chan, 1986).
Bacillus cereus merupakan penyebab keracunan makanan, diare, infeksi
mata, dan meningitis. Bakteri Bacillus cereus dan bakteri dari genus Shigella
adalah bakteri patogen yang seringkali mencemari bahan pangan dan
menyebabkan gangguan pencernaan. Bacillus cereus mampu memproduksi
eksotoksin dan mampu menyebabkan penyakit diare (Chopra, 2007).
Makanan penyebab keracunan umunya mengandung sel Bacillus cereus
dalam jumlah tinggi. Bacillus cereus hanya akan tumbuh secara baik bila
substratnya mengandung karbohidrat. Sedangkan bila substrat tidak mengandung
karbohidrat, pertumbuhan akan sangat lambat dan tidak dapat membentuk toksin.
Penelitian oleh Spira dan Silverman (1979), menunjukkan bahwa Bacillus cereus
dapat tumbuh secara baik pada media mengandung 0,025 M glukosa, dan
mencapai maksimum setelah 4,5 jam. Produksi toksin terjadi selama pertumbuhan
logaritmik, dan mencapai maksimum sampai glukosa di dalam dipecah oleh
bakteri tersebut (Imam dan Sukamto, 1998).
Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman
yang mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi
dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan
yang telah mengandung toksin tersebut. Menurut Miksusanti (2011), ada dua tipe
toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare
(disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar) dan toksin yang
menyebabkan muntah atau emetik (disebabkan oleh peptida tahan panas dengan
berat molekul rendah).
Strain Bacillus cereus yang bersifat patogenik digolongkan ke dalam
3
dan strain penyebab muntah. Strain penyebab diare dapat memproduksi
enterotoksin yang dapat menyebabkan diare dan sakit perut, tetapi jarang disertai
muntah. Strain yang termasuk dalam golongan ini dapat tumbuh pada berbagai
makanan, dan mempunyai waktu inkubasi sejak tertelan sampai timbulnya gejala
intoksikasi, yang berkisar antar 8-16 jam. Strain yang dapat menimbulkan gejala
muntah bereproduksi toksin emetik, dan mempunyai masa inkubasi yang lebih
pendek sekitar 1-5 jam. Toksin ini menyebabkan timbulnya gejala muntah, dan
kadang-kadang diare. Strain emetik hampir selalu ditemukan pada makanan
penyebab keracunan Bacillus cereus yang mengandung bahan dasar nasi (Imam
dan Sukamto, 1998).
Menurut Butar-butar (2008), bahwa Bacillus cereus telah dikenal sebagai
agen yang mampu meracuni makanan sejak tahun 1955. Dilaporkan antara tahun
1972 hingga 1986 ditemukan 52 kasus penyakit yang bersumber dari kerusakan
makanan diakibatkan oleh Bacillus cereus, tetapi diperkirakan penemuan hanya
2% perwakilan dari sejumlah kasus yang telah terjadi selama periode tersebut.
Kasus lainnya tidak dilaporkan biasanya karena kasus tersebut tidak dapat di
diagnosa. Kebanyakan insiden makanan racun yang disebabkan oleh Bacillus
cereus disebabkan makanan yang dimakan adalah makanan yang telah dingin
atau kesalahan dalam penyimpanan. Bacillus cereus berada dimana mana, dan
karena membentuk spora, dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun.
Sementara menurut Sentra Informasi Keracunan BPOM RI (2012), bahwa
Bacillus cereus menempati urutan kedua setelah Staphylococcus aureus sebagai
mikroba patogen penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di
Indonesia pada tahun 2007-2011.
Berdasarkan hasil penelitian Soerya (2013) bahwa Minyak atsiri daun sirih
merah mengandung senyawa α–pinena, α-tuyan, sabinen, β-mirsena, kamfen dan
trans-kariofilen. minyak atsiri dalam daun sirih merah mempunyai daya
penghambatan terhadap bakteri gram positif yaitu Bacillus cereus, Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis. Selain itu, Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Farida (2009), ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
4
gram negatif khususnya pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli,
sehingga dapat diasumsi bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav.) juga dapat memberikan aktivitas yang sama terhadap bakteri gram positif
penyebab diare yaitu Bacillus cereus.
Banyak tumbuhan-tumbuhan yang mengandung senyawa yang dapat
dijadikan dan dimanfaatkan sebagai obat herbal yang dapat menyembuhkan
berbagai penyakit. Adapun tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat herbal
adalah daun sirsak, kenikir, kumis kucing, kunyit, kencur, bangun-bangun,
buas-buas, dan sebagainya. Tetapi dalam penelitian ini, saya memilih daun sirih merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) yang dapat bermanfaat terhadap penyakit diare,
mual, dan muntah.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan pendapat diatas maka perlu
dilakukan penelitian berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus Secara In Vitro. Hal ini bertujuan untuk mengkaji manfaatdari daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh
bakteri Bacillus cereus.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan diteliti adalah pada pengaruh pemberian
ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap pertumbuhan
bakteri Bacillus cereus secara in vitro dengan menggunakan konsentrasi yang
berbeda-beda yaitu: 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dengan waktu inkubasi 1
x 24 jam dan 2 x 24 jam.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Bagaimana pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
5
2. Berapakah konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus
secara in vitro?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro.
2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz
& Pav.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus
cereus secara in vitro.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Dapat mengetahui pengaruh antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav.) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa/i dan penelitian lain yang akan
meneliti lebih lanjut mengenai efektivitas daun sirih merah (Piper crocatum
Ruiz & Pav.) tersebut.
3. Diharapkan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat digunakan
sebagai pengobatan alternatif untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dengan
konsentrasi 5% sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Bacillus cereus.
2. Konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav.) yang paling tinggi daya hambatnya adalah konsentrasi
25% yaitu terlihat pada daerah/zona hambatan yang dihasilkan
lebih besar dari konsentrasi ekstrak lainnya.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus
cereus dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%, maka perlu
dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis sirih lain, misalnya
43
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2013),a Bacillus cereus. http:// kangoby. wordpress. Com
/2012/11/ 29/bakteri- bacillus- cereus/. (Diakses 23 Oktober 2014)
Anonim, (2013),b Gambar Bacillus cereus. http://id.wikipedia.org/wiki/ Bacillus cereus. (Diakses 23 Oktober 2014)
Ajizah, A., (2004), Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L. Bioscientiae, 1: 31-38
Batubara, (2006), Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii L.) terhahap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.
Butar-butar, (2008). Bacillus cereus, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Chopra, I., (2007). The Increasing Use Of - Silver- Based Products As Antimicrobial Agents: Auseful Development or A Cause for Concern Journal of antimicrobial, Chemotherapy, 59:587–590. Desfita V., Dwi Suryanto, & Erman Munir. (2011). Aktivitas Antimikroba
Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Bakteri
Dan Khamir. Prosiding Semnas Biologi FMIPA USU : 150-159
Hadioetomo, R.S, (1993), Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Hasanah, Uswatun., (2014), Mikrobiologi Makanan. Medan : FMIPA
Unimed
Imam dan Sukamto., (1999), Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Alumni, Bandung.
Juliantina R, Farida dkk, (2009), Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Kusnadi. (2003), Mikrobiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta
44
Masduki I., (1996), Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S. aureus dan E. Coli, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran,
109: 21-4.
Miksusanti, (2011), Aktivitas Campuran Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap
Bacillus cereus, Jurnal Penelitian Sains, 14:3C.
Nurwantoro, (1997), Mikrobiologi Pangan Hewan-Nabati, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Pelczar, M.J. E.C.S. Chan, (1988), Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Universitas Indonesia, Bogor
Putri, Z.F., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus Multiresisten ., Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta
Sentra Informasi Keracunan BPOM RI., (2012), Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan Terlaporkan dan Agen Mikroba Penyebab KLB Keracunan Pangan Periode 2007-2011.
Sudewo, B., (2007), Basmi Penyakit dengan daun Sirih Merah, PT
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sundari, I. (2010). Identifikasi Senyawa Dalam Ekstrak Etanol Biji Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk)., Skripsi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Soerya Dewi, M., dan Nestri, H., (2013), Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper crocatumruiz & Pav.) , Jurnal Penelitian Kimia9: 33 - 40
Soemarno, (2000). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Penerbit Analisis Kesehatan Yogyakarta, Depkes RI, Yogyakarta
Silitonga, (2011), Statistik, Medan, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Penngetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Spira dan Silverman, (1979), Bacterial Spore Resistant to Heat, Food
Technology, 37(11):105-110.
Tarigan, D, (1988). Pengantar Mikrobiologi, Depdikbud, Jakarta
Taufik Hidayat, (2003), Sirih Merah (Piper betle L.) Budidaya dan
45
Thomas dan Michael, (1991) Biology of Microorganisms, Prentice-Hall Internatonal, USA.
ii
Riwayat Hidup
Penulis dilahirkan di Gunung Pamela pada tanggal 20 Oktober 1993. Ayah
bernama CH.Silitonga dan Ibu bernama S.R br.Simanjuntak dan penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD
Negeri No.102116 Gunung Pamela dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun
2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Tebing
Tinggi dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeresitas Negeri
Medan.
Penulis pernah menjadi asisten matakuliah praktikum mikrobiologi.
Penulis juga pernah menjadi anggota Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi
(IKBKB) dan Paduan Suara EL-Senyor. Kegiatan Penulis melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Pengawas Obat
Dan Makanan (BBPOM) Medan Provinsi Sumatera Utara.
Pada tahun 2014 penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Bacilluscereussecara In Vitro” dengan pembimbing skripsi