Review Laporan
Keuangan
UNIT AKUNTANSI DILINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
1
BIRO KEUANGAN DAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL
STRUKTUR ORGANISASI
& UNIT AKUNTANSI
a. Struktur Organisasi Kemenristek Dikti terdiri dari 7 (Tujuh) Eselon Satu yakni :
1. Sekretariat Jenderal 2. Inspektorat Jenderal
3. Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi
4. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan 5. Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan
Tinggi
6. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
STRUKTUR ORGANISASI
& UNIT AKUNTANSI
1. Masing-masing eselon 1 memiliki program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa Satuan Kerja.
2. Satuan Kerja pelaksana program Eselon I akan memperoleh DIPA atas pelaksanaan program masing-masing Eselon I.
3. Satuan Kerja yang melaksanakan lebih dari satu program Eselon I akan menerima DIPA lebih dari satu.
4. Setiap Satuan Kerja yang menerima dan mengelola DIPA merupakan
Unit Akuntansi yang berkewajiban menyusun Laporan Keuangan atas DIPA yang dikelolanya.
5. Konsekuensi bagi Satuan Kerja yang menerima dan melaksanakan DIPA lebih dari satu wajib menyusunLaporan Keuangan sejumlah
STRUKTUR ORGANISASI
& UNIT AKUNTANSI
Eselon 1 Kemristek Dikti dan jumlah Satker pelaksana program masing-masing eselon I
No Kode K/L
Kode Unit
Org
Nama Unit Organisasi Kode Prog Nama Program
Jumlah Satker Pelaksana Program 1 042 01 Sekretariat Jenderal Kemenristek Dikti 01
Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenristek Dikti
134 2 042 02 Inspektorat Jenderal 03 Program pengawasan dan
peningkatan Akuntabikitas 1 3 042 03 Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti 06
Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Iptek dan Dikti 48 4 042 04 Ditjen Pembelajaran &
Kemahasiswaan 07
Program Pembelajaran dan
Kemahasiswaan 57
5 042 05 Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti 08 Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti 1 6 042 06 Ditjen Penguatan Riset & Pengembangan 09 Program Penguatan Riset dan Pengembangan 2 7 042 07 Ditjen Penguatan
Inovasi 10 Program Penguatan Inovasi 2
STRUKTUR ORGANISASI
& UNIT AKUNTANSI
1. Dalam kaitannya dengan penyusunan Laporan Keuangan yang diatur dalam PMK 171/PMK.05/2007 & PMK 177/PMK.05/2015 setiap Eselon I di Kemristek Dikti berfungsi sebagai :
a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I
(UAPPA/B-E1)
2. Sedangkan Satuan Kerja Pelaksana Program dari masing-masing Eselon I berfungsi sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/BMN (UAKPA/B).
3. Khusus untuk Eselon I Sekretariat Jenderal berfungsi sebagai : a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B)
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang (UAPPA-E1) c. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)
STRUKTUR ORGANISASI
& UNIT AKUNTANSI
a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B)
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan/BMN tingkat Satuan Kerja atas DIPA yang dikelolanya.
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Eselon-I
(UAPPA/B-E1)
berkewajiban mengkonsolidasikan Laporan Keuangan/BMN tingkat Satuan Kerja dibawahnya dan menyusun Laporan Keuangan/BMN
Tingkat Eselon I.
c. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)
berkewajiban mengkonsolidasikan Laporan Keuangan/BMN tingkat Eselon I dibawahnya dan menyusun Laporan Keuangan/BMN
Tingkat Kementerian.
PMK 177/PMK.05/2015 Pasal 4
STRUKTUR ORGANISASI
& UNIT AKUNTANSI
Penyampaian Laporan Keuangan dilakukan secara
“BERJENJANG”
dari Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran (UAKPA) yang ada di Satker sampai dengan
Unit Akuntansi Penguna Anggaran (UAPA) di tingkat
Kementerian.
BLU UAPPA-E1 UAPA UAPPA-W UAKPA UAPB UAPPB-E1 UAPPB-W UAKPB KPKNL KANWIL DJKN DJKN KPPN KANWIL DJPBN DJPBN
JENJANG PELAPORAN KEUANGAN SAI
opsional
UNIT AKUNTANSI
UAPA UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA UAKPA
UAPA : Unit Akuntansi Pengguna Anggaran
(Entitas Pelaporan Tingkat Kementerian)
UAKPA: Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(Entitas Akuntansi & Pelaporan Tk. Satker)
UAPPA-E1 :
Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Tingkat Eselon I
( Entitas Pelaporan Tingkat Eselon I )
STRUKTUR ORGANISASI
& UNIT AKUNTANSI
PENANGGUNG JAWAB
UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
No Unit Akuntansi dan Pelaporan Penanggung Jawab
1 Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran ( UAKPA ) Kepala Satuan Kerja
2 Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran tingkat Wilayah ( UAPPA-W ) Kepala Kanwil/ Kepala Satuan Kerja yang Ditunjuk 3 Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran tingkat
Eselon I ( UAPPA-E1 ) Pejabat Eselon I
LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan PMK 177/PMK.05/2015 Pasal 3 :
Laporan Keuangan yang disusun terdiri atas :
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) b. Neraca
c. Laporan Operasional (L/O)
d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
e. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)
Kelima jenis Laporan ini yang dilaporkan secara berjenjang dari tingkat
LAPORAN KEUANGAN
KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN
MASING-MASING UNIT AKUNTANSI
No Unit Akuntansi dan Pelaporan Karakteristik
1 Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/BMN ( UAKPA/B )
Melakukan pencatatan dan perekaman transaksi keuangan dan Barang tingkat Satker
2
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/BMN tingkat Wilayah
(UAPPA/B-W)
Konsolidasian LK UAKPA/B (Satker)
3
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/BMN tingkat Eselon I
(UAPPA/B-E1 )
Konsolidasian LK UAKPA/B (Satker) atau LK UAPPA/B-W (Wilayah)
4 Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/BMN (UAPA/B) tingkat Kementerian
Konsolidasian LK UAPPA/B-E1 (Eselon-1)
REVIEW LAPORAN KEUANGAN
Mengingat Unit Akuntansi tingkat
Eselon I
dan
Kementerian
hanya bersifat
konsolidasian
, maka review Laporan Keuangan
lebih diutamakan pada Laporan Keuangan Tingkat Satker
(UAKPA), alasannya :
1. Seluruh transaksi keuangan dan barang dilakukan pada
tingkat Satker (UAKPA).
2. Koreksi atas kesalahan pencatatan transaksi keuangan dan
barang hanya dapat dilakukan pada tingkat Satker
(UAKPA).
3. Keakuratan dan kewajaran penyajian Laporan Keuangan
tingkat Satker sangat berpengaruh terhadap kewajaran
penyajian Laporan Keuangan Unit Akuntansi diatasnya.
REVIEW LAPORAN KEUANGAN
KENAPA LAPORAN KEUANGAN HARUS DIREVIEW
1.
Kelengkapan Laporan Keuangan
2.
Kesesuaian Dengan Persamaan Dasar Akuntansi
3.
Review Per komponen Laporan Keuangan
a)
Neraca Percobaan
b)
Laporan Realisasi Anggaran
c)
Laporan Operasional
d)
Laporan Perubahan Ekuitas
e)
Neraca
f)
Catatan atas Laporan Keuangan
4.
Review antar komponen Laporan Keuangan
a)
Intra Laporan Keuangan
b)
Dengan L-BMN
16
Kelengkapan Komponen Laporan Keuangan Pokok
1. Pernyataan Telah Direviu (Hanya utk Tk. LKKL) 2. Pernyataan Tanggung Jawab
3. Ringkasan Laporan Keuangan 4. Laporan Realisasi Anggaran 5. Neraca
6. Laporan Opersional
7. Laporan Perubahan Ekuitas 8. Catatan atas Laporan Keuangan
Lampiran Pendukung Laporan Keuangan
1. Laporan yang dihasilkan oleh Aplikasi 2. Laporan Kuasa Pengguna barang
3. Daftar Rekening Pemerintah
4. Memo Penyesuaian atas Jurnal Penyesuaian/Umum di SAIBA 5. BAR dengan KPPN/Kanwil/Dit.APK, dan lain-lain
LK pada tiap level, harus disusun dari seluruh satker dibawahnya.
Termasuk dari satker yang dilikuidasi
namun belum selesai proses likuidasinya.
• Latar Belakang:
“Ada yang tidak sesuai dengan Persamaan Dasar Akuntansi dalam penyusunan Laporan Keuangan”.
• Kemungkinan Penyebab:
• Belum Update SAIBA dan Referensi SAIBA
• Terdapat Jurnal yang tidak ada pasangannya (pada SAIBA versi sebelum 2.7 mungkin terjadi)
• Solusi:
• Update Aplikasi, terutama Referensi
• Cek/Cetak dari SAIBA: Transasksi-Jurnal Penyesuaian-Cetak-Per tanggal-Isi 01-01-2015 sd 31-12-2015
• Periksa, apakah ada yang tidak terisi pada kolom Debet dan Kreditnya
• Jika ada, perbaiki, dengan cara Hapus, input ulang, posting ulang
• Lakukan untuk Jenis transaksi lainnya: Jurnal Penyesuaian Neraca, Jurnal Koreksi dan Jurnal Umum
LAPORAN OPERASIONAL (LO)
PENDAPATAN 600
BEBAN 1.000
SURPLUS (DEFISIT) KEG.OPERASIONAL (400) KEUNTUNGAN (KERUGIAN) KEG.NON OPR 100 SURPLUS SEBELUM POS LUAR BIASA (300)
POS LUAR BIASA (0)
SURPLUS (DEFISIT) LO
(300)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)
EKUITAS AWAL 2.000
DEFISIT LO
(300)
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 1.500
EKUITAS AKHIR
3.200
NERACA TOTAL ASET 5.200 TOTAL KEWAJIBAN 2.000 EKUITAS3.200
Harus BALANCED: Total ASET = Kewajiban + Ekuitas21
UAKPA:
Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited
menurut Satker, UAPPA-W dan UAPA-E1
UAPPA-W:
Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited
menurut UAPPA-W dan UAPPA-E1
UAPPA-E1:
Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited menurut UAPPA-E1 dan UAPA
UAPA:
Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited menurut UAPA dan LKPP
Jika Berbeda, yang benar adalah yang Level diatasnya !
22
No SALDO 2014 2015
1. Aset Aset
2. Kewajiban
- Pendapatan Ditangguhkan
- Hibah yang belum disahkan
- Pendapatan Ditangguhkan
Kewajiban
3. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Lainnya
• Latar Belakang:
• Terjadi perubahan Posting rule Migrasi.
• Semula: semua Akun Neraca pada pos “Pendapatan Yang Ditangguhkan” Audited 2014 dimigrasi ke Ekuitas Awal 2015
• Sekarang: Tidak semua akun-akun pada pos “Pendapatan Yang Ditangguhkan” Audited 2014 dimigrasi ke Ekuitas Awal 2015, yaitu akun “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan”
• akun “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan” Audited 2014 dimigrasi ke Kewajiban - “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan” pada Neraca Awal 2015
• Risiko:
• Migrasi tidak sesuai
• Solusi:
Pengecekan Saldo Normal
SALDO NORMAL adalah sebagai berikut:
25
Akun Saldo Normal
Aset (1xxxxx) Debet
Penyisihan Piutang Kredit Akumulasi Penyusutan Kredit Kewajiban (2xxxxx) Kredit Pendapatan (4xxxxx) Kredit Pengembalian Pendapatan Debet
Beban (5xxxxx) Debet
Beban Penyisihan Piutang Bisa Debit dan Kredit
Pengembalian Belanja/Beban Kredit
Pastikan TIDAK Terdapat akun “Null.”
Contoh Saldo Normal
Contoh Saldo Normal
Contoh Saldo Normal
Contoh Saldo Tidak
Normal
•
Bila terdapat Saldo tidak normal atau yang seharusnya
tidak ada, kemungkinan karena Salah Jurnal di SAIBA.
•
Cek jurnal-jurnal yang melibatkan Akun-akun Tidak
Normal.
•
Bila terdapat akun
“null”,
karena belum Update
Referensi.
•
Cek di Buku Besarnya
30
31
32
Pengecekan Akun-akun
“TIDAK BOLEH ADA” :
1. Akun 41 (Pendapatan Perpajakan)
•
Apabila ada, misalnya: Akun 411122, kemungkinan karena
salah jurnal Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran yang
merupakan Potongan pajak.
•
Akun ini hanya untuk BA.015 Kementerian Keuangan
2. Akun-akun 42 (PNBP) yang seharusnya tidak terdapat pada
KL tersebut
•
Misalnya: di Kementerian Pertanian terdapat akun 423213
Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Paspor, kemungkinan
salah kode akun saat menyetor SSBP.
•
atau operator salah input
3. Akun 43 (Pendapatan Hibah)
•
Akun ini hanya untuk BA 999.02
Pengecekan Akun-akun
34
Contoh Akun-akun 42 (PNBP) yang seharusnya tidak terdapat pada Kementerian Ristek Dikti
Pengecekan Akun-akun
Bila
bukan
Satker
BLU,
maka
TIDAK BOLEH ADA
:
•
akun 424xxx, 525xxx dan 537xxx
•
Akun diatas diperuntukkan khusus untuk Satker BLU.
36
Analisa Akun-akun tertentu
Transfer Keluar/Transfer Masuk
• Akun ini digunakan untuk:
• Transfer keluar/transfer masuk Aset (Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya) antar Satker di lingkungan Pemerintah Pusat.
• Transfer keluar/transfer masuk Selain Aset (Kas/Piutang/Utang) antara Satker yang dilikuidasi ke Satker Penerima.
• Resiko:
• Akun/Menu ini tidak digunakan seharusnya.
• Misal: Pembelian menggunakan transfer masuk, mengakibatkan Akun LPE (Transaksi Antar Entitas) overstated
• Misal: Pemakaian menggunakan transfer keluar, mengakibatkan Akun beban Persediaan understated dan LPE (Transaksi Antar Entitas)
overstated
• Solusi:
• Cek Kebenaran penggunaan Akun/menu tsb di Aplikasi Persediaan/SIMAK
37
Analisa Akun-akun tertentu
Transfer Keluar/Transfer Masuk
Telaah:
• Lakukan Analisa sbb:
• Mungkinkah di Satker/E1/KL ini terdapat Transfer Masuk/Transfer Keluar?
• Bila ya, seharusnya lebih besar mana? Transfer Masuk atau Transfer Keluar?
• Adakah Pengawasan Transfer Keluar/Transfer Masuk? • Bandingkan analisa dengan LK, berbedakah?
38
Akun 391119 (Koreksi Lainnya)
• Akun ini untuk mengkoreksi kesalahan pencatatan atas transaksi selain Aset
(Selain mengkoreksi
Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya)
• Misalnya mengkoreksi Kas, Piutang dan Utang.• Namun terkadang akun ini dipakai untuk yang lainnya, misalnya:
• Koreksi selain yang seharusnya
• Menghilangkan “belum diregister”/”Hibah Belum disahkan”
• Menyamakan saldo SAIBA dengan L-BMN
39
Analisa Akun-akun tertentu
Akun 491429 (Pendapatan Perolehan Aset Lainnya)
• Sangat jarang terjadi “Perolehan Aset Lainnya”, sehingga apabila ada akun ini, agar dikonfirmasi kebenarannya, karena ada
kemungkinan salah memilih menu Input pada Aplikasi Persediaan/ SIMAK.
• Akun ini jurnal kiriman dari Persediaan/SIMAK BMN, yaitu saat memilih menu “perolehan lainnya”
• Apabila berasal dari Jurnal SAIBA, mungkin saja benar, namun harus dikonfirmasi penyebab input jurnal pendapatan ini di SAIBA.
1. Akun 219671 (Hibah Langsung Yang Belum Disahkan)(Akun CTA, sejak 2015 tidak boleh)
2. Akun 391121 (Ekuitas Transaksi Lainnya) (Akun diatas hanya untuk RRI, TVRI dan POLRI)
3. Akun 423956 (Penerimaan kembali belanja hibah TAYL)(Akun diatas hanya untuk BA-BUN Hibah 999.02)
4. Akun 423958 (Penerimaan kembali belanja lain-lain TAYL)(Akun diatas hanya untuk BA-BUN Bel.Lain2 999.08)
40
Akun-akun lainnya yang seharusnya tidak ada pada Satker tsb, misalnya:
• Terdapat pendapatan SIM pada Satker Kementerian Pertanian
• Terdapat Pendapatan Sewa pada Satker yang tidak memiliki Tanah/Gedung/Peralatan dan Mesin (yang disewakan)
1.
Akun
“Belum Diregister”
hanya boleh ada pada
Laporan Keuangan Interim
(Bulanan/Triwulanan/Semesteran),
•
pembelian Persediaan/Aset yang menggunakan Dana
Uang Persediaan (UP)/LS, yang pada periode tersebut
belum diajukan/diterbitkan SPM/SP2D GUP/LS-nya
•
Pembelian dengan utang/cicilan, dll.
2.
Pada Laporan Keuangan Tahunan
tidak boleh
ada
.
Adanya Akun “
Persediaan yang belum diregister “
Bernilai
positif
berarti :
1. Terdapat pengadaan barang persediaan yang
menggunakan akun belanja barang persediaan
(5218xx).
2.Pengadaan barang persediaan tersebut
belum
tercatat di aplikasi Persediaan SIMAK BMN, atau
3. Pengadaan barang persediaan tersebut
sudah
tercatat di aplikasi Persediaan SIMAN BMN namun
belum
dikirim ke aplikasi SAIBA, atau
4. Sudah dikirim ke aplikasi SAIBA namun
belum
diposting.
Adanya Akun “
Persediaan yang belum diregister “
Bernilai
negatif
berarti :
1.
Terdapat pengadaan barang persediaan yang
tidak
menggunakan akun belanja barang persediaan
(5218xx) tetapi menggunakan akun belanja barang
keperluan perkantoran (521111/521119), Belanja
Bahan (521211).
2. Pengadaan barang persediaan tersebut
sudah
tercatat di aplikasi Persediaan SIMAK BMN,
sudah
dikirim ke aplikasi SAIBA dan
sudah
diposting.
Menghilangkan akun “
Persediaan yang belum
diregister “
yang bernilai
positif
dilakukan dengan
cara :
1. Menginput barang persediaan tersebut pada
aplikasi persediaan sebesar nilai “persediaan yang
belum diregister” yang tersaji pada neraca SAIBA.
2. Mengirimkan nilai persediaan yang telah diinput
tersebut ke aplikasi SAIBA.
a. Jurnal yang dibentuk saat
pembelian
persediaan
dengan akun belanja barang persediaan (5218xx)
1. (D) Belanja Barang Persediaan LRA (+)
(K) Piutang dari KUN
LRA (-)
2.
(D) Persediaan yang belum diregister Neraca (+)
(K) Ditagihkan kepada Entitas Lain LPE (+)
b. Jurnal yang dibentuk saat persediaan yang telah
diinput
diaplikasi persediaan
dikirim
ke SAIBA
(D) Persediaan
Neraca (+)
(K) Persediaan yang belum diregister Neraca (-)
Menghilangkan akun “
Persediaan yang belum diregister
“
yang bernilai
negatif
dilakukan dengan cara membuat
jurnal penyesuaian di SAIBA melalui menu jurnal
penyesuaian kategori 19 (Koreksi Beban Aset),
jurnalnya :
(D) Persediaan yang belum diregister Neraca (+)
(K) Beban Barang (521111/521211/521119) L/O (-)
Jurnal ini merupakan jurnal penyesuaian/penyeimbang
atas jurnal hasil pengiriman dari SIMAK BMN sbb :
(D) Persediaan
Neraca (+)
(K) Persediaan yang belum diregister Neraca (-)
Akun “
Persediaan yang belum diregister “
bernilai
negatif
dapat muncul dari
pengadaan persediaan yang
bersumber dari hutang
, artinya aplikasi persediaan
SIMAK BMN telah mencatat transaksi penambahan
persediaan namun realisasi belanja untuk pembelian
persediaan pada bulan tersebut tidak ada. Untuk
memastikannya :
1. Lihat nilai persediaan yang belum diregister negatif
yang tersaji dalam neraca SAIBA.
2. Cek neraca percobaan basis kas apakah ada realisasi
belanja barang terkait pembelian persediaan
(521211/521111/521119)
Jurnal untuk menghilangkan akun “
Persediaan yang
belum diregister “
yang bernilai
negatif
yang bersumber
dari
hutang
:
(D) Persediaan yang belum diregister Neraca (+)
(K) Belanja Barang yang masih harus dibayar
(Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya)
Neraca (+)
Setelah pengadaan persediaan tersebut dibayar melalui
SPM/SP2D maka dibuat jurnal penyesuaian sbb:
(D) Belanja Barang yang masih harus dibayar
(Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya)
Neraca (-)
(K) Beban Barang ... (521111/521119/521211) L/O (-)
Bila pengadaan persediaan tersebut dibayar melalui
SPM/SP2D menggunakan akun belanja barang
persediaan (5218xx) maka dibuat jurnal penyesuaian
sbb:
(D) Belanja Barang yang masih harus dibayar
(Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya)
Neraca (-)
(K) Persediaan yang belum diregister Neraca (-)
Adanya Akun “
Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum
diregister “
bernilai
positif
berarti :
1. Terdapat pengadaan Aset Tetap/Aset Lainnya yang
menggunakan akun belanja modal (53xxxx)
2. Pengadaan Aset Tetap/Aset Lainnya tersebut
belum
tercatat di aplikasi SIMAK BMN, atau
3. Pengadaan Aset Tetap/Aset Lainnya tersebut
sudah
tercatat di aplikasi SIMAN BMN namun
belum
dikirim ke aplikasi SAIBA, atau
4. Sudah dikirim ke aplikasi SAIBA namun
belum
Adanya Akun “
Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum
diregister “
bernilai
negatif
berarti :
1.
Terdapat pengadaan BMN yang menggunakan
akun belanja modal yang tidak sesuai dengan jenis
BMN yang diadakan. Contoh : Pembuatan Jalan
yang menggunakan akun belanja modal lainnya
536111, seharusnya dibeli dengan akun 534111.
2. Pengadaan BMN tersebut
sudah
tercatat di
aplikasi SIMAK BMN, dan
sudah
dikirim ke aplikasi
Menghilangkan akun
Aset Tetap yang belum
diregister “
yang bernilai
negatif
dilakukan dengan
cara membuat jurnal penyesuaian di SAIBA melalui
menu
Jurnal Umum,
dengan ketentuan :
1. Dilakukan pada
setiap bulan
munculnya akun aset
tetap yang belum diregister negatif tersebut di
Neraca. (Bukan Semesteran atau Tahunan)
2. Penyesuaian tersebut tidak dapat dilakukan
secara sekaligus namun harus dilakukan per
transaksi.
Untuk menghilangkan akun aset tetap yang belum
diregister negatif seperti di contoh sebelumnya maka
jurnalnya adalah sebagai berikut :
(D) Jalan dan Jembatan yang belum diregister
(K) Aset Lainnya yang belum diregister
Keterangan :
Penyesuaian atas pengadaan jalan yang
menggunakan akun belanja modal lainnya (536111)
1. Resiko:
•
Satker Menjurnal “sembarangan”, yang penting akun
“Belum Diregister”
hilang.
2. Solusi:
•
Cetak Buku Besar Akrual atas Akun-akun
“Belum Diregister”
•
Cek pasangan jurnalnya, apakah yang sudah
seharusnya? Bila tidak, perbaiki!
1.
Jika ada Akun 111827
(Kas Lainnya dari Hibah Yang Belum disahkan)maka Harus ada akun 218211
(Hibah Langsung Yang belum disahkan).Akun 111827 nilainya maksimal sama atau lebih kecil dibanding
218211.
2. akun 218211 harus di kredit
60
Bila ada akun-akun “Yang Belum disahkan”, harus ada Hibah Langsung Yang Belum Disahkan.
Artinya harus menjadi Catatan/Pengawasa bagi Satker/KL/K-BUN/KPPN untuk segera dilakukan pengesahan ke KPPN.
Saat ini pengesahan hibah sudah habis masnya. Tunggu ada Surat Perpanjangan Pengesahan Hibah.
•
Apabila ada akun “kas Lainnya dari Hibah Langsung Yang
belum Disahkan”
bersaldo Negatif
, kemungkinanya:
•
Telah terbit SP2HL pengesahan hibah langsung berupa
uang,
namun...
•
Belum melakukan Jurnal Pencatatan Kasnya.
• Latar Belakang:
• Terkadang ada Satker “bandel” tidak berniat melaporkan/mengesahkan Hibah langsungnya.
• Satker Menjurnal “sembarangan”, yang penting akun “Hibah Langsung Belum Disahkan” hilang
• Solusi:
• Cetak Buku Besar Akrual atas Akun “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan”
• Cek pasangan jurnalnya, apakah dari SP2HL/MPHL-BJS? Bila tidak, berarti belum pernah ada pengesahannya! Hapus jurnal tsb.
64
• Akun “Kas di Bendahara Pengeluaran” HARUS SAMA dengan akun “Uang Muka dari KPPN”
• Akun ini bisa dijurnal. Pastikan tidak ada jurnal yang menyebabkan perbedaan
.
(kecuali di Kementerian Luar Negeri)
• Kesesuaian dengan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) atas akun-akun sebagai berikut:
• Kas di Bendahara Pengeluaran
• Kas dan Bank BLU
(Kas dan Bank BLU dan Deposito BLU)
65
Akun “Pendapatan Yang Ditangguhkan”
• Bila ada, kemungkinan karena salah memilih kode akun, yaitu memilih akun: 2196XX Hibah yang belum disahkan
• Apabila ada, Lakukan KOREKSI ke Akun yang sebenarnya yaitu 218211 “Hibah Langsung yang belum disahkan”
•
Koreksi dengan cara: Jurnal Dihapus, kemudian rekam
66
•
Ada Akun
Piutang:
•
ada
Penyisihan Piutang
•
ada
Beban Penyisihan Piutang di LO.
Bila tidak ada, kemungkinan belum melakukan
penyisihan piutang di akhir periode.
• Ada Akun Piutang Jangka Panjang (TP/TGR) • Ada Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang
• Ada Penyisihan Piutang Jangka Panjang
• Ada Penyisihan Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang
67
•
Ada
Persediaan:
•
ada
Beban Persediaan
di LO
•
Ada Penyesuaian nilai aset di LPE
Kemungkinannya sangat kecil dalam satu periode
tidak ada persediaan yang dipakai. Atau hanya
memiliki persediaan untuk
pemeliharaan/diserahkan ke masy/bansos saja.
•
Ada
Aset Tetap/Aset Lainnya:
•
ada
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi
AT/AL,
•
ada
Beban Penyusutan/Amortisasi
di LO
68
• Jurnal Akrual t.d:
• Pendapatan Diterima Dimuka
• Pendapatan Yang Masih harus Diterima • Beban Dibayar Dimuka
• Beban Yang Masih Harus Dibayar
• Transaksi Akrual yang umumnya ada di Satker adalah:
• Pendapatan Sewa diterima Dimuka, • Beban Sewa yang masih harus dibayar
• Beban Listrik/telepon/air yang masih harus dibayar • Beban Pegawai yang masih harus dibayar
PENDAPATAN:
• Pendapatan Perpajakan
(kec. BA.15.04 Ditjen Pajak
Kementerian Keuangan)
• Pendapatan Hibah BEBAN: • Beban Bunga • Beban Subsidi • Beban Hibah • Beban Transfer • Beban Lain-lain 70 Pastikan TIDAK Terdapat akun “Null.”Pengecekan Saldo Normal
Seluruh Saldo pada LO (baik Pendapatan maupun beban)
harus bersaldo Positif, termasuk pada Kegiatan Non
Operasional
•
Khusus Beban Penyisihan Piutang berdasarkan
PMK 270/2014 dan Perdirjen Perbendaharaan
No.Per-43/PB/2015 dimungkinkan bersaldo
negatif.
72
Pengecekan kebenaran Beban
Penyisihan Piutang
73
Pengecekan kebenaran Beban
Penyisihan Piutang
Misalnya (bila tidak ada penghapusan piutang):
• Saldo awal penyisihan piutang = (Rp.100,-)
• Saldo akhir penyisihan piutang = (Rp.170,-)
• Maka beban penyisihan piutang adalah:
(Rp.100,-) – (Rp.170,-) =
Rp.70,-Misalnya (bila ada penghapusan piutang):
• Saldo awal penyisihan piutang = (Rp.100,-)
• Saldo akhir penyisihan piutang = (Rp.170,-)
• Penghapusan Piutang =
Rp.50,-• Maka beban penyisihan piutang adalah:
Rp.120,-•
Beban barang diserahkan ke Masyarakat muncul hanya
dari kiriman Jurnal Aplikasi Persediaan.
•
Apabila tidak ada Realisasi Belanja Akun 526xxx (Belanja
barang diserahkan ke masyarakat), maka seharusnya
beban barang diserahkan ke masyarakat tidak ada juga.
•
Kecuali:
•
Pembelian 526xxx tahun lalu, penyerahannya tahun
berjalan
(sehingga di Tahun berjalan hanya ada Beban
Penyerahan, tidak ada realisasi Belanjanya)
• Apabila tidak pernah ada realisasi 526xxx, ada Beban Barang diserahkan ke Masyarakat, kemungkinannya adalah:
• Ada pembelian Materai
• Input Materai di Aplikasi Persediaan otomatis menghasilkan persediaan barang diserahkan ke masyarakat dan beban Barang diserahkan ke Masyarakat
• Solusi: ungkapkan saja dalam CaLK • Salah memilih kode Barang
• misal: membeli persediaan konsumsi menggunakan kode barang diserahkan ke masyarakat.
• Apabila barang tsb belum habis digunakan, akan muncul Saldo Persediaan Barang diserahkan ke masyarakat pada Neraca dan
• Beli persediaan untuk konsumsi à Neraca: Persediaan à
Pemakaian: Beban Persediaan
• Beli persediaan untuk pemeliharaan à Neraca: Persediaan à
Pemakaian: Beban Pemeliharaan
• Beli persediaan untuk diserahkan ke masy à Neraca: Persediaan à
Pemakaian: Beban Barang diserahkan ke Masy
• Beli persediaan untuk Bansos à Neraca: Persediaan à Pemakaian: Beban Bansos
Aplikasi Persediaan membedakan berdasarkan kode barang, yaitu: 1.22.33.44.55.xxx
Kode Kelompok:
• 05 : Barang Diserahkan ke Masy
78
Pastikan Akun ini ada, bila tidak ada berarti belum Update Aplikasi
Analisa Akun-akun tertentu
Akun “Selisih Revaluasi Aset tetap”
• Akun ini hanya bila ada “Inventarisasi dan Penilaian” dari DJKN.
• Bila akun ini terisi:
• konfirmasi apakah benar-benar ada “IP” tersebut. • Akun ini seharusnya hanya jurnal kiriman dari SIMAK
80
Transaksi
Antar
Entitas
Antar KL Transfer Masuk (313221) Transfer Keluar (313211) Antara KL dengan BUNDitagihkan Ke Entitas Lain (313111)
Diterima Dari Entitas Lain (313121)
Pengesahan Hibah Langsung (391131)
Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung (391132)
81
Akun Transaksi Antar Entitas
• Akun 313111 (DKEL) pastikan berasal dari SPM/SP2D.
• Salah satu caranya: Laporan Buku Besar JNSDOK terisi SP2DPL atau SISPEN
• Untuk BLU (SP3B-BLU) masih tahap pembahasan
• Akun 313121 (DDEL) pastikan berasal dari SSBP/SSPB/Potongan SPM.
• Salah satu caranya: Laporan Buku Besar JNSDOK terisi SISPEN atau SP2DPT.
• Akun 313211 (TK) dan 313221 (TM) pastikan berasal dari jurnal kiriman Aplikasi Persediaan atau SIMAK-BMN. Bila bukan, maka pastikan dalam rangka Likuidasi.
• Salah satu caranya: Laporan Buku Besar JNSDOK terisi JRNBMN.
• Akun 391131 dan 391132 (HL) pastikan bersal dari SP2HL/SP4HL/ MPHL-BJS.
• Salah satu caranya: Laporan Buku Besar JNSDOK terisi SP2DPL atau SISPEN.
Pastikan tidak ada PAGU MINUS di semua akun 6 digit, termasuk akun GAJI
(cek di Lap.Realisasi Belanja Detail)
•
Apabila ada, segera dilakukan langkah-langkah
penyelesaiannya, misalnya:
•
Memeriksa apakah ada salah input kode dari dokumen
SPM/SP2D
à
perbaiki pengimputan
•
Memeriksa apakah ada dokumen SPM/SP2D yang
telah terbit yang salah kode
à
Ralat SPM/SP2D
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH
• Pastikan pada Laporan Realisasi Belanja Detil tidak ada uraian jenis belanja “tidak ada”
• Pastikan Tidak Ada belanja selain akun 51, 52, 53 dan 57.
1.
Pastikan CaLK telah menjelaskan LO dan
LPE
2.
Pastikan angka-angka pada:
•
LRA,
•
LO,
•
LPE,
•
Neraca
86SAMA
DENGAN
Penjelasan
pada
CaLK
• Pengungkapan “Hibah yang belum disahkan”. Akun ini seharusnya pada Akhir tahun Anggaran sudah tidak ada (karena telah dilakukan pengesahan).
Kecukupan Pengungkapan
dalam CaLK
Pengungkapan “Konstruksi dalam
Pengerjaan - KDP” (PSAP 08 tentang KDP):
• Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenaiKonstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:
a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;
b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya.
c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar;
d) Uang muka kerja yang diberikan;
e) Retensi.
Kecukupan Pengungkapan
dalam CaLK
Pengungkapan akun-akun LPE
• Akun-akun di LPE nilainya bisa sangat besar, sehingga memerlukan penjelasan yang lebih rinci.
• Penjelasan yang lebih rinci dapat diperoleh dengan cara sbb:
• Cetak akun terkait dalam Laporan Buku Besar pada Aplikasi SAIBA • Apabila berasal dari Kiriman SIMAK:
• konfirmasi ke Petugas SIMAK-BMN
• Petugas BMN dapat mencetak “Daftar Transaksi BMN” pada menu “Buku/Daftar” untuk mengetahui detil transaksi
• Apabila berasal dari Jurnal di SAIBA, konfirmasi penyebab dilakukan jurnal tsb.
Kecukupan Pengungkapan
dalam CaLK
Pengungkapan Penting Lainnya
• Untuk KL Likuidasi: Apakah perubahan Manajemen telah diungkapkan?
• Adakah Pengungkapan lainnya sesuai kharakteristik masing-masing KL
(misalnya: Status Tuntutan Hukum Pihak
Ketiga (Incrakht, penganggaran), Barang Bukti,
dll)
•
Pastikan antara ADK dan Cetakan Laporan
Keuangan SAMA
•
Pastikan ADK yang dikirim adalah ADK paling akhir
• Untuk memudahkan Telaah, dapat dibuat Kertas Kerja Telaah Laporan Keuangan
• Kementerian keuangan memberikan Contoh Format Telaah Laporan Keuangan yang dapat disesuaikan (ditambah dan dikurang) dengan Kondisi dan Kharakteristik masing-masing Satker/Wilayah/Eselon-1/Kementerian Negara/Lembaga
• Kertas Kerja disusun dengan mengisi “ya/tidak” atau “ada/tidak ada” dan kolom pengisian yang seharusnya.
• Apabila terisi pada kolom yang tidak seharusnya, merupakan indikasi kuat ada kesalahan (belum tentu salah), jelaskan
dalam Lampiran Kertas Kerja Telaah, untuk ditelaah lebih
• Telaah Laporan Keuangan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk menjaga keandalan Laporan Keuangan
• Jika perlu, agar Kertas Kerja telaah laporan keuangan
dilampirkan dalam lampiran pendukung laporan keuangan di tiap jenjang laporan keuangan
Kesamaan Saldo
Beban/Persediaan/Ekuitas yang
dihasilkan Aplikasi Persediaan/SIMAK
• Beberapa akun pada LO dan LPE merupakan kiriman Jurnal dari Aplikasi Persediaan/SIMAK, seperti:
• Laporan Operasional:
• Pendapatan Perolehan Aset Lainnya, Pendapatan Rampasan/sitaan
• Beban Persediaan/Beban Pemeliharaan/Beban Barang dijual/diserahkan ke Masyarakat/Beban Bansos, beban kerugian persediaan rusak/usang, beban Penyusutan, Beban kerugian Pelepasan Aset
• Laporan Perubahan ekuitas:
• Penyesuaian Nilai Aset, Koreksi Nilai Persediaan, Selisih Revaluasi Aset Tetap, Koreksi Aset tetap non Revaluasi/Transfer masuk/Transfer keluar
Kesamaan Saldo
Beban/Persediaan/Ekuitas yang
dihasilkan Aplikasi Persediaan/SIMAK
• Untuk mengetahui kesamaan dengan SAIBA, dapat dilakukan dengan melakukan rekapitulasi Jurnal Kiriman dari Aplikasi SIMAK semua bulanan per kode akun (termasuk kode jenis transaksi) secara manual (Aplikasi Excell).
• Dari hasil rekapitulasi jurnal manual tersebut dibandingkan dengan Neraca Percobaan Aplikasi SAIBA.
• Dari hasil rekapitulasi tersebut, dari Kode jenis transaksinya, dapat juga digunakan dalam menjelaskan akun-akun LPE pada CaLK
Telaah Kebenaran Nilai
PENDAPATAN
•
Pastikan semua pendapatan memang
telah terjadi
(sudah merupakan hak)
pada tahun berjalan
à
bukan
terjadi pada tahun
berikutnya
à
Pendapatan diterima
dimuka
•
Pastikan semua pendapatan memang
telah terjadi
(sudah merupakan hak)
pada tahun berjalan
à
bukan
terjadi pada tahun
sebelumnya
à
Pembayaran Piutang
•
Pastikan telah menginput semua pendapatan yang telah
terjadi
yang belum diterima pembayarannya
à
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
•
Teliti apabila ada kontrak sewa yang
lintas tahun
Telaah Kebenaran Nilai BEBAN
•
Pastikan semua beban memang
telah terjadi (sudah
merupakan kewajiban)
pada tahun berjalan
à
bukan
terjadi pada tahun
berikutnya
à
Beban dibayar
dimuka
•
Pastikan telah menginput semua beban yang telah
terjadi
yang belum dilakukan pembayarannya
à
Beban/Belanja Yang Masih Harus Dibayar
•
Teliti apabila ada kontrak sewa yang lintas tahun
anggaran
Telaah Kebenaran
Nilai Pendapatan dan Beban
• Dapat dilakukan dengan membandingkan antara akun-akun:
• Pendapatan LRA dengan Pendapatan LO • Belanja LRA dengan Beban LO
• Perbandingan dilakukan secara manual cetakan “Neraca Percobaan Kas” dengan cetakan “Neraca Percobaan Akrual”
• Hasil perbandingan ditelaah pada akun-akun tertentu dengan kharakteristiknya masing-masing
Telaah Kebenaran
Nilai Pendapatan dan Beban
Umumnya:• Pendapatan LRA > Pendapatan LO:
• Terdapat penerimaan pembayaran Piutang (Pendapatan YMHD) • Terdapat penambahan akun Pendapatan Diterima Dimuka
• Pendapatan LRA < Pendapatan LO:
• Terdapat Piutang /Pendapatan YMHD baru
• Terdapat pengurangan akun Pendapatan Diterima Dimuka
• Belanja LRA > Beban LO:
• Terdapat pembayaran Piutang (Belanja/Beban YMHD) • Terdapat penambahan akun Beban Dibayar Dimuka
• Belanja LRA < Beban LO:
• Terdapat Utang (Belanja/Beban Yang Masih Harus Dibayar) baru • Terdapat pengurangan akun Beban Dibayar Dimuka
Dengan demikian, telaah ini harus dilakukan oleh personel yang levelnya “ahli”
Telaah Kebenaran Nilai BEBAN
•
Beban Penyusutan di LO
TIDAK SELALU
sama dengan
“Akumulasi Penyusutan Periode sekarang” dikurangi
“Akumulasi Penyusutan periode sebelumnya”
•
Karena terdapat transaksi yang pasangan jurnalnya
bukan “Beban Penyusutan” pada “Akumulasi
Penyusutan”, antara lain:
• Transaksi Transfer masuk dan Transfer keluar.
•
Jurnalnya adalah: “Transfer masuk/Keluar” pada
“Akumulasi Penyusutan”
• Transaksi Saldo Awal
•
Jurnalnya adalah: “Akumulasi Penyusutan” pada “koreksi
Nilai Aset tetap non Revaluasi”
Surplus/Defisit Non Operasional
Pelepasan Aset Non Lancar
•
Pelepasan Aset Non Lancar dapat terjadi karena
transaksi Penjualan (lelang) atau lainnya
•
Untuk transaksi penjualan, maka:
•
PNBP lelang dicatat pada akun Pendapatan
Pelepasan Aset Non Lancar
•
Nilai Buku aset yang dijual dicatat pada akun Beban
Pelepasan Aset Non Lancar
104
Surplus/DefisitNon Operasional
Pelepasan Aset Non Lancar
•
Bila terdapat penjualan aset non lancar, maka
harus ada
Akun Pendapatan Pelepasan Aset Non
Lancar.
•
Risalah lelang merupakan Dokumen sumber
penghapusan aset dan pendapatan penjualan.
•
Teliti apakah ada pendapatan (SSBP) Penjualan aset
tetap yang belum diinput
•
Bila belum ada SSBP, maka lakukan jurnal: Piutang
(D), Pendapatan Pelepasan Aset non Lancar (K)
105Surplus/DefisitNon Operasional
Pelepasan Aset Non Lancar
•
Bila terdapat penjualan aset non lancar, maka akun
Beban Pelepasan Aset Non Lancar:
•
Tidak selalu ada, yaitu bila nilai buku aset tsb. sudah
Nihil/nol
•
Harus dari jurnal kiriman SIMAK/Persediaan
106
Temuan ICOFR BPK
1. Rekonsiliasi data Keuangan dan BMN dalam proses pelaporan keuangan Pemerintah belum Optimal
2. Aplikasi yang digunakan pengguna barang dan pengelola barang belum dapat mendukung proses konsolidasi, rekonsiliasi dan akurasi penyajian akun – akun terkait BMN pada laporan keuangan
3. Aplikasi Persediaan, SIMAK BMN, dan SAIBA belum dapat mendukung akurasi penyajian akun – akun terkait siklus belanja barang persediaan pada laporan keuangan
4. Terdapat kelemahan pengendalian aplikasi padasiklus BLU
5. Penyusunan LKPP belum didukung dengan prosedur untuk menyajikan seluruh transaksi dan informasi penting dan signifikan termasuk komitmen dan kontinjen liabilitas
6. Masih Terdapat Kelemahan Pengendalian Hak Akses dan Dokumentasi Pengembangan Aplikasi pada Aplikasi SAS, SAIBA, SIMAK BMN dan Aplikasi Persediaan Serta Kelemahan Dalam Kontinuitas Pelayanan pada SPAN
Temuan ICOFR BPK
7. Belum Ada Kebijakan Yang Mengatur Terkait Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Yang Hilang Pada Satker
8. Pengesahan Pendapatan, Belanja, dan Saldo Kas BLU serta Verifikasi LPJ Bendahara BLU oleh Kuasa BUN Daerah (KPPN) Belum Optimal
9. Kebijakan Akuntansi dan Praktek Pencatatan Aset, Kewajiban, Pendapatan, dan Beban pada Pemerintah Pusat Belum Memadai
10. Tidak terdapat prosedur pengamanan proses migrasi saldo awal 2015 dari saldo akhir 2014 audited pada aplikasiSAK
11. Persetujuan lzin Pemanfaatan BMN Tidak Sesuai Ketentuan dan Belum Terdapat Mekanisme Keberatan atas Ketetapan Sewa BMN yang Berdampak pada Penyajian Laporan Keuangan
12. Proses Konsolidasi Laporan Barang Milik Negara (LBMN) pada Tingkat Pusat Tidak Menggunakan Data Hasil Rekonsiliasi/ Konfirmasi LBMN Secara Berjenjang dari Tingkat Bawah Sehingga Belum Sepenuhnya Dapat Menjamin Keakuratan Data LBMN dan Nilai Aset yang Disajikan Dalam LKPP