ANALISIS PENCEMARAN AIR MELALUI IDENTIFIKASI
KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI DANAU
LAU KAWAR KECAMATAN NAMAN TERAN
KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
RAHMAWATI NIM. 3113331026
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
v
ABSTRAK
Rahmawati. NIM 3113331026. Analisis Pencemaran Air Melalui
Identifikasi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat pencemaran air dilihat dari indeks keanekaragaman dan indeks dominansi makrozoobentos; (2) Tingkat pencemaran air ditinjau dari faktor fisika (Suhu, Penetrasi Cahaya, Organik Substrat) dan kimia (pH, DO, BOD dan Kejenuhan Oksigen).
Penelitian ini dilakukan di Danau Lau Kawar pada tanggal 14 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah Danau Lau Kawar dengan luas 161,5 Ha. Sampel dalam penelitian ini diambil pada empat titik pengamatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan analisis laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pencemaran air di Danau Lau Kawar berada antara 1-3 dengan kualitas air tercemar sedang. Indeks
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih dan rahmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan dan kurangnya pengetahuan penulis untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Pada
kesempatan ini saya ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan sekaligus dosen
pembimbing akademik yang telah membimbing dalam perkuliahan.
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing penulisan skripsi.
6. Ibu Dra. Elfayetti, M.P dan Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun
bagi penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan
iii
8. Kepada Hayat Siagian, yang telah memberikan semangat dan motivasi serta
membantu dalam menyelesaikan segala administrasi
9. Teristimewa kepada kedua orangtua saya yang tercinta yakni ayahanda
Poniman S.Pd dan Ibunda Hotmaria Samosir yang telah bersusah payah
dalam mengasuh, memberi semangat dan dukungan doa, moril dan kasih
sayang selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada Adik saya (Rahmadi Syahputra dan Rahmad Syawalludin), yang
telah banyak memberi dukungan kepada penulis.
11. Kepada yang terkasih dan tersayang Buyyah ku “Fitria Darma”, makasih
telah menemaniku setiap saat dalam meneliti.
12. Bapak Kepala Bakesbang-Pol Kabupaten Karo dan Ibu Camat Naman Teran
yang telah memberikan izin rekomendasi untuk mengadakan penelitian.
13. Seluruh teman-teman kelas A dan B Ekstensi 2011 yang telah banyak
memberi bantuan selama ini dalam penyelesaian skripsi ini (Sri Yuningsih,
Siti Rukmana, Ayu, Simon, Masyitoh, Elfri Juri Pardede, Oswald, Ai, Eka,
Ria, Desi, Winda, Debby, Ivah, Chintia, Mabk Uci)
14. Kepada mantan Kos Durung 167, terimakasih buat kebersamaan kita (Ich
Icha Lover’s, Lara Sasti Boetar, Triana sari, Sri Diana, Lela Sari)
15. Buat Designer ku Susilawati, Make Up Armayanti, dan Novri Yanti
Sitompul.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Maret 2015
viii
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Kadar Maksimum beberapa Parameter Kualitas Air untuk Menopang
Kehidupan Organisme Akuatik ... 12
2. Kelompok Bentos berdasarkan Derajat Toleransinya terhadap Pencemaran ... 18
3. Kelompok Bentos berdasarkan Indikator Biologis Pencemaran Organik ... 18
4. Hubungan Tingkat Pencemaran Air dengan Makrozoobentos... 19
5. Derajat Pencemaran Berdasarkan Nilai BOD...24
6. Indeks Keanekaragaman...25
7. Kriteria Indeks Keanekaragaman...25
8. Indeks Dominansi...26
9. Kriteria Pencemaran Air Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos...27
10. Alat, Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran...39
11. Ketinggian Rata-Rata Desa di Kecamatan Naman Teran Tahun 2013...48
12. Penggunaan Lahan di Kecamatan Naman Teran Tahun 2013...49
13. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Naman Teran Tahun 2013...52
14. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Naman Teran Tahun 2013...54
15. Komposisi Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Naman Teran Tahun 2013...55
16. Jenis Makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo...60
17. Jenis dan Jumlah Individu Makrozoobentos Pada Titik Pengamatan I di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo...61
18. Jenis dan Jumlah Individu Makrozoobentos Pada Titik Pengamatan II di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo...63
19. Jenis dan Jumlah Individu Makrozoobentos Pada Titik Pengamatan III di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo...64
ix
IV di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo...65
21. Jenis dan Jumlah Individu Makrozoobentos Pada Masing-masing
Titik Pengamatan di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran
Kabupaten Karo... 66
22. Data Analisis Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos Shannon-Wienner
di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo... 67
23. Data Analisis Dominansi Makrozoobentos di Danau Lau Kawar
Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo... 68
24. Data Analisis Dominansi Relatif Makrozoobentos di Danau Lau
Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo... 69
25. Dosis Penggunaan Pupuk, Insektisida, dan Herbisida di Sekitar Danau
Lau Kawar... 70
26. Tempat Pembuangan Kotoran Ternak dan Sisa Makanan Ternak di
Kecamatan Naman Teran... 71
27. Tempat Pembuangan Industri Makanan di Kecamatan Naman Teran... 72
28. Tempat Pembuangan Limbah Domestik Oleh Masyarakat Sekitar Danau
dan Wisatawan... 73
29. Faktor-faktor Penyebab Pencemaran Air Tawar di Danau Lau Kawar.... 75
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
KATA PENGANTAR ... ...ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ...iv
ABSTRAK ... ...v
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kerangka Teoritis ... 8
1. Ekosistem Danau ... 8
2. Pengaruh Aktavitas Manusia dan Erupsi Gunung terhadap Ekosistem Danau... 9
3. Makrozoobentos... 13
4. Makrozoobentos sebagai Indikator Pencemaran... 15
5. Faktor Fisika Kimia yang Mempengaruhi Makrozoobentos... 19
6. Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos...24
7. Indeks Dominansi Makrozoobentos... 25
8. Pencemaran Air... 26
9. Komponen Pencemaran Air...27
10. Sumber Pencemaran ...27
B. Penelitian yang Relevan...32
C. Kerangka Berfikir ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Lokasi Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel ... 36
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 37
D. Alat, Satuan dan Prosedur Kerja...39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 41
F. Teknik Analisa Data ... 41
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 43
A. Kondisi Fisik ... 43
1. Letak dan Luas... 43
2. Iklim...47
2. Topografi ... 47
vii
B. Keadaan Non Fisik ... 51
1. Keadaan Penduduk ... 51
2. Pendidikan ... 55
C. Sarana dan Prasarana ... 56
1. Sarana Pendidikan ... 56
2. Sarana Kesehatan ... 57
3. Sarana Transportasi ... 57
D. Deskripsi Singkat Danau Lau Kawar...58
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Hasil Penelitian ... 60
1. Deskripsi Data Penelitian...60
2. Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos...67
3. Indeks Dominansi Makrozoobentos...68
4. Faktor Penyebab Pencemaran Air Danau Lau Kawar...70
B. Pembahasan ... ...70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA...90
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Hasil Observasi Jumlah Makrozoobentos pada Titik I di Danau Lau
Kawar. ... 93
2. Hasil Observasi Faktor Penyebab Pencemaran Air Tawar di Danau Lau Kawar ... 97
3. Jumlah Individu Makrozoobentos Masing-masing Titik Pengamatan di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo... 98
4. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos Shannon- Wienner di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran KabupatenKaro... 99
5. Perhitungan Indeks Dominansi Makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo... 102
6. Lembar Wawancara... 105
7. Prosedur Kerja Pengukuran Laboratorium Organik Substrat... 107
8. Prosedur Kerja Pengukuran Laboratorium Disolved Oxygen (DO)... 108
9. Prosedur Kerja Pengukuran Laboratorium Biochemical Oxygen Demand (BOD)... 109
10.Prosedur Kerja Pengukuran Laboratorium Kejenuhan Oksigen (O2)... 110
x
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir ... 35
2. Peta Administrasi Kabupaten Karo ... 44
3. Peta Administrasi Kecamatan Naman Teran ... 45
4. Peta Lokasi Titik Penelitian Danau Lau Kawar... 46
5. Pemanfaatan lahan oleh masyarakat untuk pertanian kering di sekitar Danau Lau Kawar... 50
6. Rhinoclavis vertagus... 61
7. Vexillum deshayesi... 61
8. Pyramidella ventricosa... 62
9. Lymnaea sp... 62
10. Physa sp... 62
11. Tectarius pagodus ... 63
12. Nerita plicata... 63
13. Engina zonalis... 64
14. Netica vitellus... 64
15. Chironomus sp...65
16. Clypeomorus moniliferus... 66
17. Grafik Indeks Dominansi Makrozoobentos... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi
kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika,
politis, dan sosial budaya. Secara ekologis perairan dapat berperan sebagai tempat
hidup (habitat) permanen maupun temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian
dari berlangsungnya siklus materi secara aliran energi. Massa air di bumi dapat
berupa massa air permukaan, massa air tanah, massa air es di kutub dan glatser,
air laut, massa air di atmosfer, dan massa air yang berada di tubuh makhluk hidup.
Barus (2002) meyatakan bahwa 97,39% massa air di bumi berupa air laut,
sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ).
Ekosistem air daratan (inland water) dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu
perairan lentik (berarus tenang misalnya danau, waduk, dan kolam) dan perairan
lotik (yang berarus cepat atau perubahan akumulasi massa air terjadi dalam waktu
yang cepat misalnya parit, kali, dan sungai). Danau merupakan perairan yang
tenang, didalamnya terkandung sedikit sekali bahan organik dan airnya jernih,
sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.
Tekanan lingkungan terhadap perairan ini makin lama semakin meningkat
karena masuknya limbah dari berbagai kegiatan dikawasan-kawasan yang telah
terbangun di wilayah danau tersebut. Jenis limbah yang masuk seperti limbah
organik, dan anorganik (sampah) inilah yang menyebabkan penurunan kualitas
lingkunagan perairan.
2
Masuknya limbah kedalam Danau Lau Kawar disebut dengan pencemaran.
Pencemaran menyebabkan penurunan kualitas lingkungan perairan, ini dapat
diidentifikasi dari perubahan komponen fisik, kimia, dan biologi sekitar danau.
Perubahan komponen fisik dan kimia tersebut selain menyebabkan menurunnya
kualitas perairan juga menyebabkan bagian dasar perairan (sedimen) menurun,
yang dapat mempengaruhi kehidupan biota perairan.
Makrozoobentos adalah salah satu hidrobiota yang sebagian besar atau
seluruh hidupnya berada di dasar perairan, hidup secara sesil, merayap atau
menggali lubang. Makrozoobentos baik digunakan sebagai indikator biologis
disuatu perairan karena hewan ini memiliki habitat hidup yang relatif tetap,
ukuran besar sehingga mudah untuk identifikasi, pergerakan terbatas, hidup di
dalam dan di dasar perairan. Dengan sifat yang demikian, perubahan kualitas air
dan substrat tempat hidupnya sangat mempengaruhi kelimpahan dan
keanekaragaman makrozoobentos. Kelimpahan dan keanekaragaman ini sangat
bergantung pada toleransi dan sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan di
sekitarnya. Nilai kisaran toleransi dari makrozoobentos terhadap daerah
lingkungan adalah berbeda-beda.
Makrozoobentos umumnya, sangat peka terhadap perubahan lingkungan
perairan yang ditempatinya, karena itulah makroinvertebrata sering dijadikan
sebagai indikator ekologi sistem perairan dikarenakan cara hidup, ukuran tubuh,
dan perbedaan kisaran toleransi diantara spesies didalam lingkungan perairan.
Akibat beranekaragamnya aktivitas manusia disekitar suatu perairan secara
langsung maupun tidak langsung menyebabkan penurunan lingkungan suatu
3
perairan tempat hidupnya. Bentos sebagai biota dasar perairan yang relatif tidak
mudah bermigrasi merupakan kelompok biota yang paling menderita akibat
pencemaran perairan.
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung di Dataran Tinggi,
Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Koordinat puncak gunung Sinabung
adalah 03°10’ LU dan 98°23’ BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah
2.460 meter dpl yang menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Danau Lau
Kawar, berada di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo di bawah kaki
gunung Sinabung.
Hasil dari erupsi Gunung Sinabung tersebut mengeluarkan kabut asap
yang tebal berwarna hitam disertai hujan pasir dan debu vukanik yang menutupi
ribuan hektar tanaman para petani yang berjarak dibawah radius enam kilometer
tertutup debu tersebut. Debu vulkanik mengakibatkan tanaman petani yang berada
di lereng gunung banyak yang mati dan rusak. Debu vulkanik Gunung Sinabung
memiliki kandungan logam berat Tembaga (Cu) 46,35 ppm ; Timbal (Pb) 2,76;
Kadmium (Cd) 0,0046; Merkuri (Hg) 0,06 ppm (Sinuhaji, 2011).
Kadar maksimum kualitas air yang diperkenankan untuk menopang
kehidupan organisme akuatik adalah Tembaga (Cu) 0,002-0,004 ppm, Timbal (Pb)
0,001-0,007 ppm, Kadmium (Cd) 0,0002-0,0018, Merkuri (Hg) 0,0001 ppm
(Effendi, 2003).
Menurut penelitian Sinuhaji (2011) debu vulkanik Gunung Sinabung sudah
4
Sehingga menyebabkan gangguan pada keanekaragaman makrozoobentos di Danau
Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.
Danau Lau Kawar merupakan danau yang terletak di kaki gunung
Sinabung yang dipergunakan untuk berbagai keperluan oleh masyarakat setempat,
seperti domestik, pemukiman, camping ground, pertanian, pengambilan ikan serta
objek wisata. Di sebelah Timur Danau Lau Kawar, terletak camping ground
seluas 3 Ha tempat para pendaki gunung dan wisatawan berkunjung mendirikan
tendanya. Pada setiap hari sabtu dan minggu, camping ground ini penuh oleh
tenda-tenda para pecinta alam, setidaknya 45-50 tenda berdiri di camping ground
ini setiap minggunya.
Dengan beragamnya aktivitas masyarakat tersebut serta kandungan logam
berat (Tembaga, Timbal, Kadmium, Merkuri) sudah melebihi kadar maksimum
kualitas air untuk menopang kehidupan organisme akuatik akan berpengaruh
terhadap faktor fisik dan kimia perairan sehingga secara langsung atau tidak
langsung akan mempengaruhi kualitas air dan keanekaragaman makrozoobentos
di perairan tersebut.
Perubahan struktur komunitas hewan makrozoobentos meliputi
keanekaragaman, indeks dominansi, dan pola sebarannya akibat akumulasi limbah
dari aktivitas manusia. Akumulasi limbah yang mengendap di dasar perairan akan
mempengaruhi kehidupan makrozoobentos karena hewan ini mempunyai peran
sebagai dekomposer.
Menurut Penelitian Tarigan (2009), menunjukan bahwa nilai indeks
5
pada 3,5654. Berdasarkan indeks keanekaragaman H’ tergolong perairan setengah
tercemar. Sejauh ini informasi mengenai pencemaran air tawar di Danau Lau
Kawar memalui identifikasi keanekaragaman makrozoobentos setelah erupsi
Gunung Sinabung sangat terbatas, oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penilitian mengenai pencemaran air memalui identifikasi
keanekaragaman makrozoobentos dan faktor-faktor yang menyebabkan
pencemaran air tawar di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten
Karo. Dengan begitu, informasi tentang hewan makrozoobentos dapat lebih luas
dan berkembang sehingga dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.
B.Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang terkait dengan keanekaragaman
makrozoobentos di Danau Lau Kawar, Naman Teran Kabupaten Karo, yaitu: (1)
Tingkat pencemaran air dilihat dari identifikasi keanekaragaman makrozoobentos
di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo; (2) Sifat-sifat
fisika kimia air di Danau Lau Kawar, Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo
yang mendukung kehidupan makrozoobentos menggunakan parameter seperti
Temperatur, Warna, pH, DO dan BOD, Substrat Dasar, Kejenuhan Oksigen; (3)
Faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air di Danau Lau Kawar Kecamatan
Naman Teran Kabupaten Karo.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada tingkat pencemaran air melalui indeks keanekaragaman
6
Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo dan tingkat pencemaran air ditinjau
dari faktor fisika (Suhu, Penetrasi Cahaya, Organik Substrat) dan kimia (pH, DO,
BOD dan Kejenuhan Oksigen) di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran
Kabupaten Karo.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pencemaran air dilihat dari indeks keanekaragaman dan
indeks dominansi makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman
Teran Kabupaten Karo?
2. Bagaimana tingkat pencemaran air ditinjau dari faktor fisika (Suhu, Penetrasi
Cahaya, Organik Substrat) dan kimia (pH, DO, BOD dan Kejenuhan
Oksigen) di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat pencemaran air dilihat dari indeks keanekaragaman dan
indeks dominansi makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman
Teran Kabupaten Karo
2. Mengetahui tingkat pencemaran air ditinjau dari faktor fisika (Suhu, Penetrasi
Cahaya, Organik Substrat) dan kimia (pH, DO, BOD dan Kejenuhan
Oksigen) di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.
F. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai tingkat pencemaran air dilihat dari indeks
keanekaragaman dan indeks dominansi makrozoobentos di Danau Lau Kawar
7
2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
pencemaran air di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten
Karo
3. Memberikan informasi yang berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan
data mengenai kondisi lingkungan perairan di Danau Lau Kawar, Kecamatan
Naman Teran Kabupaten Karo.
4. Sebagai sumber informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Biogeografi, Ekologi Lingkungan dan Hidrologi.
5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi
yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan serta mendukung
88
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat pencemaran air di Danau Lau Kawar berada antara 1-3 dengan
kualitas air tercemar sedang. Indeks keanekaragaman makrozoobentos adalah
(H’=2,176) berada pada kategori rendah. Indeks dominansi makrozoobentos
berkisar antara 0,000676 – 0,034225.
2. Faktor-faktor penyebab pencemaran air di Danau Lau Kawar Kecamatan
Naman Teran Kabupaten Karo adalah faktor alam yaitu debu Gunung
Sinabung, dan aktivitas penduduk sekitar yaitu pertanian, peternakan, industri
rumah tangga dan penggunaan air secara langsung. Hasil uji laboratorium
berdasarkan baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 ditinjau dari faktor fisika
kimia perairan Danau Lau Kawar adalah: (a) Suhu air 21ºC-22ºC, masih
sesuai dengan baku mutu; (b) Pentrasi cahaya keempat titik pengamatan tidak
sesuai dengan baku mutu; (c) Organik subtrat pada titik II sesuai dengan
baku mutu, sedangkan titik I, III dan IV tidak sesuai; (d) pH air Danau Lau
Kawar sesuai dengan baku mutu; (e) Nilai DO pada Titik II dan titik IVsesuai
dengan ketentuan baku mutu, sedangkan titik I dan III tidak sesuai; (f) Nilai
BOD pada titik IV sesuai dengan ketentuan, sedangkan titik I, II dan III tidak
sesuai; (g) Nilai kejenuhan oksigen pada titik IV sesuai dengan ketentuan,
sedangkan titik I, II dan III tidak sesuai.
89
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian, dapat diberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai organisme aquatik yang
terdapat di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.
Disamping itu juga berguna bagi instansi terkait dalam melakukan
pengelolaan kelestarian Danau Lau Kawar khususnya.
2. Perlu perhatian, pengawasan dan penanganan yang khusus terhadap kualitas
90
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan kedua, Yogyakarta: Penerbit UGM Press.
Diakses 23 januari pukul 13:36 WIB
Brower, J. 1990. Field and Laboratory Methods for General Ecology. Third Edition. Brown Publisher. USA, New York.
Cole, G. 1983. Buku Teks Limnologi. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia
Daeli, Ferry (dkk). 2011. Keanekaragaman Makrozoobentos Di Perairan Pulau Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Djaenuddin, D. 1994. Ketersediaan Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan Kehutanan. Bogor: Euroconsult.
Edmonson, W.T. 1959. Fresh Water Biology, Jhon Willey and Sons. New York.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: PT Kanisius.
Fachrul, M, F. 2006. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hynes, H. 1976. The Ecology With Of Running Water. Liverpool University Press, England
James, H. B. N. 1979. Biological Indications of Water Quality. John. Wiley & Sons. Chrichester, New York.
Koesbiono, 1979. Dasar-dasar Ekologi Umum. Bagian IV (Ekologi Perairan). Sekolah Pascasarjana Program Studi Lingkungan. IPB, Bogor.
Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. ANDI Yogyakarta.
Mahadi, U. N. 1993. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Edisi IV. PT. Rajawali Grafindo Persada, Jakarta.
Marpaung, A, A. 2013. Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Ekosistem Mangrove Silvofishery Dan Mangrove Alami Kawasan Ekowisata Pantai Boe
91
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, [Skripsi], Universitas Hasanudin, Makasar.
Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI Press, Jakarta.
Odum, E. P, 1994. Dasar – Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Onrizal dkk. 2008. Keanekaragaman Makrozoobenthos pada Hutan Mangrove yang Direhabilitasi di Pantai Timur Sumatera Utara. [Jurnal]. Universitas Sumatera Utara
Palar, H. 2008. Pencemaran dan Taksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. http://hortikultura.litbang.pertan ian.go.id/index.php?bawaan=publikasi/isi_informasi&kod=JH22/4&kd=&id= 546. Diakses tgl 05 Januari 2015 pukul 23.06 WIB.
Sastrawijaya, A, T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Seki, H. 1982. Organic Material in Aquatik Ecosystem. CRC Press. Inc, Folrida
Setiawan.2009. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI_Pe ncemaran_dan_Kerusakan_Lingkungan.pdf. Diakses tgl 05 Januari 2015 pukul 22.04 WIB.
Sinuhaji F. 2011. Analisis Logam Berat Dan Unsur Hara Debu Vulkanik
Gunung Sinabung Kabupaten Karo – Sumatera Utara, [Skripsi], Universitas
Sumatera Utara.
Siregar, G, I. 2012. Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Pantai Pondok Permai Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara, [Skripsi], Universitas Negeri Medan.
Soegianto, A. 2005. Ilmu Lingkungan. Cetakan pertama. Penerbit Universitas Erlangga: Surabaya.
Soemarwoto, I dkk. 1990. Biologi Umum II. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Soeriatmadja. R, E. 1997 Ilmu Lingkungan.Cetakan pertama. Bandung: Penerbit ITB
92
Suriawiria, U. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Edisi I. Alumni, Bandung
Sutriati, A. 2012. Kualitas Air Sungaidan Air Sumur Paska Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010, [Jurnal Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : 129 - 142], Pusat Litbang Sumberdaya Air, Bandung.
Tarigan, L, C. 2009. Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, [Skripsi], Universitas Sumatera Utara, Medan.
Trihadiningrum, Y. & I. Tjondronegoro. 1998. Makroinvertebrata sebagai Bioindikator Pencemaran Badan Air Tawar Di Indonesia, Lingkngan & Pembangunan
Vemiati, S. 1987. Pencemaran Ditinjau dari Segi Indikator Biologis di Sungai Sunter-Cipinang DKI Jakarta. Purwokerto, [Tesis], Fakultas Biologi.
Wardoyo, S.T.H. 1982. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Dalam : Prosiding Seminar Pengendalian Pencemaran Air.
Wardhana, Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan.Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Wargadinata, E, L. 1995. Makrozoobentos Sebagai Indikator Ekologi di Sungai Percut. [Tesis]. Program Pascasarjana Ilmu Pengetahuan Sumberdaya Alam dan Lingkungan USU, Medan.