PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR
BIMBINGAN KONSELING MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PROPOSAL TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
HERNA JUSNITA SIMAMORA NIM : 8126121019
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
HernaJusnitaSimamora, NIM. 8126121019. Pengaruh Strategi Pembelajarandan Kemampuan Berpikir KritisTerhadap Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa Universitas Negeri Medan.Tesis, Medan: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan. 2015.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar Bimbingan konseling di SD mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi 5M pendekatan saintifik lebih tinggi daripada hasil belajar Bimbingan Konseling di SD mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi inkuiri, (2) untuk mengetahui hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah, dan (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PGSD Universitas Negeri Medan semester II tahun akademik 2014/2015 yang terdiri daritujuh kelas yang berjumlah 248mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 78 mahasiswa yang terdiri dari 38 mahasiswa kelas A yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan 40 mahasiswa kelas C yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Instrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 38soal dengan koefisien reliabilitas 0,924sedangkan untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir kritis mahasiswa digunakan angket dengan 50 butir soal dan koefisien reliabilitasnya 0.896 Uji normalitas menggunakan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0.05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik ̅= 29.5 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri ̅ = 27.45 ,dengan Fhitung = 12.72 > Ftabel = 3.96 (2) rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi ̅ = 30.34 lebih tinggi dari pada hasil belajar mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah ̅= 26.86 dengan Fhitung = 4.49 > Ftabel = 3.96, (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling di SD dengan Fhitung = 5.5 > Ftabel = 3.96
ABSTRACT
Herna Jusnita Simamora, Reg 8126121019. The Effect of Instructional Strategy and The Ability of Critical Thinking on The Student Achievement in Conseling Guidance At State University of Medan.Thesis, Medan: Educational Technology Program, Post-Graduate Program, State University of Medan. 2015.
The objectives of this research are: (1) to know The Student achievement of Conseling Guidance taught by scientific approach 5M was higher than The Students achievement of conseling guidance taught by inquiry strategy, (2) to know the students achievement of conseling guidance having the ability of high critical thinking was higher than the ability of low critical thinking, and (3) to know the interaction between instructional strategy and the ability of critical thinking on the student achievement in conseling guidance.
The population of this research were the students of PGSD state university of Medan semester II of studying Year 2014/2015 which consist seven classes which have 248 students. The sample was done in a cluster random sampling with 78 students comprising of 38 students grade A for scientific approach 5M and 40 students grade C for inquiry strategy instructional. The experiment instruments used by evaluation of instructional. The experiment instruments used by evaluation of instructional in form of multiple choice test consist of 38 items with 4 answer options and coefisien reliability 0.924 while getting data of the ability of critical thinking used independent questionnaire having 50 items and coefisient reliability 0.896. The normality test used Liliefors and the homogeneity test was Fisher test and Barlett test. The data analysis technique was Analysis of Variance (ANOVA) two – ways at the level of significance α = 0.05 followed by Scheffe test.
The result of the study showed : (1) The average of the students achievement taught by scientific approach 5M was ̅ = 29.5 was higher than the average of students achievement taught with inquiry strategy instructional ̅ = 27.45, with Fcount = 12.72 > Ftabel = 3.96 (2) The average of the ability of high critical thinking was ̅= 30.34 was higher than the average of the ability of low critical thinking was ̅= 26.86 with Fcount = 4.49 > Ftabel = 3.96, (3) Be found interaction between instructional strategy and the ability of critical thinking on the students achievement of conseling guidance with Fhitung = 5.5 > Ftabel = 3.96.
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
“Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Medan”sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi ketuntasan tesis ini.
Ungkapan terima kasih dan penghargaan ini disampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd, sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis, dan kepada Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk serta dorongan yang begitu berarti. Kepada ketiga Narasumber sekaligus sebagai penguji yang terhormat Prof. Dr. Abdul. Hasan Saragih, M.Pd, Prof. Dr. Abdul. Munir, M.Pd dan Dr. R. Mursid, M.Pd yang telah memberikan masukan dan koreksi serta arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
3. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Dr. Nasrun, MS, Ketua Jurusan Drs. Khairul Anwar, M.Pddan Dosen Pengampu Mata Kuliah Bimbingan Konseling Ibu Dra. Rosliana Sitompul, M.Pdyang telah memberi izin atas penelitian yang peneliti laksanakan di fakultas.
4. Keluarga tercinta, Ayahanda Rusman Simamora (alm) dan Ibunda Riana Purba, S.Pd dan saudara-saudara penulis, Abang Herman Amry Simamora, Kakak Lusiana Simamora, M.Pd dan Adik Dwipa Artawati Simamorayang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPsUnimed serta kekasih tersayang Maruliman Panjaitan, SP yang penuh perhatian, pengertian dan selalu sabar mendampingi penulis sehingga terwujudnya tesis ini.
5. Bapauda dan Inanguda yang sangat kusayangi Pdt.TP.Simamora br.Siregar,S.Pd yangselalu memberikan perhatian,dukungan dan doakepada penulis.
6. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Program Studi Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXII Reguler A-1 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.
7. Sahabat – sahabat Terbaik Kak Fitri A.W Siahaan,SS., M.Pd,Kak Harpa Arihta Tarigan, S.Pd, Bilferi Hutapea, SS., M.Pd, dan Kak Ayu Devita, M.Pd yang penuh kasih sayang dan kesabaran memberikan semangat dan masukan yang sangat berarti bagi penulis. Serta Asrul, S.Pd.I., M.Pd sebagai staf/pegawai di Prodi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Unimedyang selalu sabar melayani seluruh mahasiswa PPs Prodi Teknologi Pendidikan.
Medan,30Juni 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
B. IdentifikasiMasalah ... 13
C. PembatasanMasalah ... 14
D. RumusanMasalah ... 15
E. TujuanPenelitian ... 15
F. ManfaatPenelitian ... 16
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 17
A. KajianTeoretis ... 17
1. HakekatHasilBelajarBimbinganKonseling ... 17
2. HakekatStrategiPembelajaran ... 27
a. StrategiPembelajaran 5M PendekatanSaintifik ... 29
b. StrategiPembelajaranInkuiri ... 44
3. HakekatKemampuanBerpikirKritis ... 50
4. PenelitianyangRelevan ... 55
B. KerangkaBerpikir ... 56
1. PerbedaanHasilBelajarBimbinganKonseling yang Dibelajarkan denganMenggunakanStrategiPembelajaran 5M PendekatanSaintifik danHasilBelajarBimbinganKonselingyang Dibelajarkandengan Menggunakan StrategiPembelajaranInkuiri ... ... 56
2. PerbedaanHasilBelajarBimbinganKonseling Mahasiswayang MemilikiKemampuanBerpikirKritisTinggidanHasilBelajar BimbinganKonseling MahasiswayangMemilikiKemampuan BerpikirKritisRendah ... 63
3. InteraksiStrategiPembelajarandanKemampuanBerpikirKritis TerhadapHasilBelajarBimbinganKonseling Mahasiswa ... 65
C. Hipotesis ... 67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 68
A. TempatdanWaktuPenelitian ... 68
B. PopulasidanSampel Penelitian ... 68
C. MetodedanDesainPenelitian ... 69
D. VariabeldanDefenisiOperasional ... 70
E. ProsedurdanPelaksanaanPerlakuan ... 72
F. PengontrolanPerlakuan ... 77
G. TeknikPengumpulanData ... 79
H. UjiCobaInstrumen Penelitian ... 81
I. TeknikAnalisisData ... 86
J. Hipotesis Statistik ... 87
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 88
A. Deskripsi Data ... 88
1. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik ... 88
2. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 89
3. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 91
4. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 93
5. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 94
6. Hasil Belajar Bimbingan konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 96
7. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 97
8. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Memiliki kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 99
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 100
C. Pengujian Hipotesis ... 106
D. Diskusi Hasil Penelitian ... 112
1. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Strategi Inkuiri ... 112
2. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Berpikir Kritis Rendah ... 114
3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa ... 115
a. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa
yang
Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi Antara Mahasiswa
yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M
PendekatanSaintifik
danmahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri ... 116
b. Perbedaan Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik Antara Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Mahasiswa yangMemiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 117
c. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi pembelajaran 5M Pendekatan saintifik yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dengan Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 118
d. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dengan Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik yang Memiliki Kemampuan berpikir Kritis Rendah ... 119
e. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Antara Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 120
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Mata KuliahBimbinganKonseling di SD MahasiswaJurusan Pendidikan Guru SekolahDasarFakultasIlmuPendidikan
UniversitasNegeri Medan... 7
Tabel 2.1 Contoh Data Kualitatif dan Kuantitatif ... 34
Tabel 2.2 ContohKegiatanMengamatiBenda yang DisediakanOlehGuru ... 35
Tabel 2.3 Penjabaran Contoh Menalar ... 40
Tabel 2.4 Kemampuan yang DikembangkanDalam Proses Inkuiri ... 46
Tabel 3.3 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 49
Tabel 2.5 PerbedaanStrategi 5M PendekatanSaintifikdanStrategi PembelajaranInkuiri ... 62
Tabel 3.1 Desain Faktorial 2 x 2 ... 69
Tabel 3.2 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik... 74
Tabel 3.3 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 76
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 80
Tabel 3.5 Kisi – KisiInstrumenTesKemampuanBerpikirKritis ... 81
Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik... 88
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 90
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 92
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah... 93
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 95
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 96
Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 98
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri &Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 99
Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 101
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik& Strategi Pembelajaran
Inkuiri ... 104
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Berpikir Kritis Tinggi & Berpikir Kritis Rendah ... 105
Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis ... 105
Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 106
Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ... 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-langkahpembelajarandengan 5M PendekatanSaintifik ... 32 Gambar 2.2KomponenPendekatanPembelajaranSaintifik ... 33 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
yang DiajarDengan Strategi 5M Pendekatan Saintifik ... 89 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
yang DiajarDengan Strategi Pembelajaran Saintifik ... 91 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
DenganKemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 92 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
yangMemiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 94 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
yang DiajarDengan Memiliki Strategi Pembelajaran 5M
Pendekatan Saintifikdan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis
Tinggi ... 95 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
yang DiajarDengan Memiliki Strategi Pembelajaran 5M
Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis
Rendah ... 97 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
yang DiajarDengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan
Kemampuan BerpikirKritis Tinggi ... 98 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa
yang DiajarDengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan
Kemampuan Berpikir KritisRendah ... 100 Gambar 4.9 Interaksi Strategi Pembelajaran dan Berpikir Kritis (BK) ... 112
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 132
Lampiran 2 SAP Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan SAP Strategi Pembelajaran inkuiri ... 145
Lampiran 3 Instrumen Tes Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 161
Lampiran 4 Uji Coba Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 172
Lampiran 5 Angket Kemampuan Berpikir Kritis... 179
Lampiran 6 Pengujian Reliabilitas Angket Berpikir Kritis ... 176
Lampiran 7 Data Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 188
Lampiran 8 Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 208
Lampiran 9 Pengujian Homogenitas Data Hasil Belajar Bimbingan Koseling di SD ... 218
Lampiran 10 Pengujian Hipotesis ... 221
Lampiran 11 Uji Lanjut Dengan Menggunakan Uji Scheffe ... 226
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor yang sangat strategi dalam upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa adalah penelitian. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat (Wikipedia : 2012).
Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh penting untuk
perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa. Pendidikan merupakan
usaha untuk menyiapkan peserta didik yang dapat berperan dalam masyarakat,
baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Pendidikan juga
merupakan kebutuhan setiap warga negara yang selalu mendambakan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai unsur pokok dalam pembangunan negara.
Herdian (2009:114) menyatakan bahwa proses pendidikan dan pengajaran
yang ideal pada hakikatnya merupakan suatu ajakan seorang pendidik untuk
menghantarkan seorang peserta didik ke tujuan belajar dengan cara menyediakan
situasi dan kondisi serta fasilitas yang kondusif sehingga lahirlah suatu interaksi
edukatif yang harmonis. Terkait dengan fasilitas belajar, bahan perkuliahan
merupakan salah satu akses pendidikan yang penting dalam menyelenggarakan
untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi
perkuliahan yang bermutu.
Pendidikan nasional suatu negara mempunyai tujuan tertentu termasuk
pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang
– undang sistem pendidikan pasal 3 tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab” (DEPDIKNAS : 2003).
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan
yang dihadapinya. Pendidikan dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan serta
mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik. Proses pendidikan
dilaksanakan sedemikian rupa agar manusia dapat memahami dan menghayati
makna pendidikan tersebut sehingga mampu bertanggung jawab, mampu untuk
menata perilaku pribadi, bersikap bijaksana, berpikir secara logika, rasional dan
ilmiah sehingga dapat bermanfaat untuk membantu dirinya dalam menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan mempunyai peranan
yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Miarso (2005:73) mengemukakan bahwa “sumber daya manusia
pendidikan untuk pembangunan kualitas manusia meliputi segala aspek
perkembangan manusia dalam harkatnya sebagai makhluk yang berakhlak budi,
sebagai pribadi, sebagai masyarakat dan sebagai warga negara. Pendidikan harus
mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan
semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari – hari di masyarakat luas. Sedangkan Budningsih
(2005:85) mengemukakan bahwa sumber daya manusia ditentukan oleh
karakteristik manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki seperti
kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan segala aspek potensinya.
Pendidikan yang berhasil berawal dari keberhasilan pembelajaran di ruang
kelas. Proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan merupakan kunci
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan, sehingga hasil
belajar yang diperoleh peserta didik juga dapat dimaksimalkan. Keberhasilan
proses pembelajaran di kelas sangat tergantung kepada pendidik. Pendidik
memiliki tanggungjawab untuk menciptakan kondisi belajar, memilih strategi
pembelajaran dan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajarannya.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidik disamping harus
menguasai bahan materi pelajaran, tentu pula harus mengetahui bagaimana cara
materi pelajaran itu disampaikan dan mengetahui karakteristik setiap peserta didik
yang menerima materi pelajaran tersebut. Terkadang kegagalan pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran bukan karena pendidik tidak tahu bagaimana cara
termotivasi dan tidak dapat belajar dengan baik. Untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan dan kondusif bagi peserta didik untuk belajar, maka pendidik perlu
memiliki pengetahuan tentang pendekatan, strategi, metode, dan teknik – teknik
pembelajaran dengan memahami teori – teori belajar dan teknik mengajar yang
baik dan tepat.
Pembelajaran yang terjadi sekarang ini secara umum menunjukkan bahwa
banyak peserta didik yang datang ke sekolah atau ke kampus secara terpaksa.
Mereka lebih suka “nongkrong” atau ngobrol” dengan teman – teman daripada
belajar di kelas. Mereka merasa sangat senang kalau kebetulan guru/dosen
berhalangan hadir untuk mengajar. Peserta didik kelihatan lebih bersemangat
ketika tidak sedang belajar di luar kelas daripada ketika harus belajar di dalam
kelas. Hal ini diduga karena sistem pembelajaran selama ini cenderung
menggunakan sistem yang mengikat. Suasana belajar membosankan, peserta didik
belajar seperti tidak punya tujuan, aktivitas di kelas juga terkesan monoton. Oleh
karena itu perlu adanya upaya perubahan lembaga – lembaga pendidikan seperti
sekolah dan perguruan tinggi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.
Perubahan tersebut tentu saja harus berawal dari pendidik. Karena
pendidik menjadi ujung tombak keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi di
kelas. Pendidik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar yang
memadai agar mampu menjadi pendidik yang berhasil dari profesional di
bidangnya. Pendidik tidak hanya harus memiliki pengetahuan tentang materi yang
diajarkan tetapi yang lebih penting dari itu adalah pendidik harus mengetahui
Dengan kata lain, pendidik bukan hanya bisa mengajar, tetapi pendidik harus bisa
membuat peserta didik belajar.
Lembaga Pendidikan Tingkat keguruan (LPTK) sebagai lembaga pencetak
guru-guru memiliki tanggungjawab paling besar dalam usaha mencetak guru-guru
profesional. LPTK bertanggungjawab membekali calon – calon guru dengan
pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi seorang guru yang profesional
dibidangnya. Sehingga setelah lulus, calon guru tersebut mampu menjalankan
perannya sebagai guru sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai fasilitator,
motivator, infomator, komunikator, transformator, agen perubah, innovator,
konselor, evaluator, dan administrator Soewondo seperti dikutip oleh Arifin
(2000).
Universitas Negeri Medan (UNIMED) sebagai salah satu LPTK juga
mempunyai tugas yang sama. UNIMED secara terus – menerus melakukan
perbaikan dan pembaharuan demi meningkatkan kualitas lulusan-lulusannya.
Sejak tahun 2005 UNIMED melaksanakan pembaharuan dan implementasi
kurikulum baru. Pembaharuan tersebut tidak saja meliputi perubahan susunan
mata kuliah, tetapi juga perencanaan pengembangan mata kuliah, model dan
metode pembelajaran hingga sistem penilaiannya seiring dengan perubahan tujuan
program pembelajaran / standar kompetensi yang ditetapkan pada masing-masing
mata kuliah.
UNIMED adalah lembaga pendidikan yang memiliki visi menjadi
perguruan tinggi yang unggul di bidang pendidikan, industri dan budaya
sedangkan misinya menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
institution yang unggul, mengembangkan budaya kewirausahaaan, menumbuhkan
budaya ilmiah di kalangan warga Unimed dan membina suasana akademik dan
iklim organisasi yang sehat.
UNIMED berusaha membekali mahasiswa keguruan tidak hanya dengan
mata kuliah di bidang yang ditekuni tetapi juga dengan mata kuliah pendidikan
yang tujuannya membekali mahasiswa keguruan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mengajar yang baik dan benar. Mata kuliah yang diajarkan
salah satunya adalah mata kuliah Bimbingan Konseling. Mata kuliah ini
membekali mahasiswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagaimana
seharusnya seorang pendidik mengajar di kelas, bagaimana menciptakan suasana
yang kondusif untuk belajar, bagaimana memilih strategi pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan hal–hal lain yang berhubungan
dengan proses pembelajaran di dalam kelas.
Pada kenyataaannya, selama ini hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah
Bimbingan Konseling pada umumnya belum maksimal dan memuaskan.
Pembelajaran Bimbingan konseling selama ini masih sangat jauh dari yang
diharapkan. Penyampaian materi cenderung menggunakan kebiasaan–kebiasaan
yang lama (secara konvensional) yaitu dengan menyampaikan materi perkuliahan
secara bertutur baik lisan (ceramah) ataupun diskusi tanpa menguraikan lebih
mendalam materi yang dipelajari. Dosen mengajar cenderung text – book oriented
dan belum menekankan pada kemampuan berpikir mahasiswa secara mandiri.
Sehingga sebagai akibatnya muncul kebiasaan dan kejenuhan dari mahasiswa
untuk belajar lebih baik. Hal tersebut terjadi karena selama ini materi yang
yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman mereka sehari – hari sehingga
dianggap kurang menantang, sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil survey awal nilai yang didapatkan dari DPNA mahasiswa
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan mulai Tahun
Akademik 2011/2012 sampai Tahun Akademik 2013/2014 untuk mata kuliah
Bimbingan Konseling tertera pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 Nilai Mata Kuliah Bimbingan Konseling Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
Tahun Akademik Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata - rata
2011/2012 4,35 8,20 6,27
2012/2013 4,58 8,45 6,51
2013/2014 4,67 8,30 6,48
Sumber PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perolehan hasil belajar mata kuliah
Bimbingan Konseling tidak naik secara signifikan dari tahun ke tahun. Penyebab
rendahnya nilai mata kuliah Bimbingan Konseling mahasiswa jurusan PGSD FIP
Unimed ini tentulah banyak faktor, adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
faktor pertama, strategi pembelajaran yang digunakan dosen kurang variatif,
dosen cenderung dengan satu strategi untuk semua materi perkuliahan. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa perlu adanya upaya dosen untuk menggunakan
strategi yang tepat dan dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan mutu
dan keterampilannya.
Faktor kedua, peran dosen masih terlalu dominan sebagai pentransfer
pengetahuan kepada mahasiswa. Sementara tingkat kesulitan belajar mahasiswa
berbeda, dan mungkin saja terjadi apa yang dianggap dosen perlu, tidak perlu bagi
makna Bimbingan Konseling itu sendiri. Menurut Purwanto (2007:52) dalam
belajar di sekolah atau perguruan tinggi, faktor dosen dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang sangat penting. Sedangkan Sanjaya (2006:110)
berpendapat bahwa dosen adalah komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi suatu strategi pembelajaran. Artinya faktor seorang dosen
berpengaruh dalam hal peningkatan hasil belajar mahasiswa. Peranan dosen
diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri
mahasiswa. Oleh karena itu sebelum memasuki kelas, dosen harus memahami
betul materi yang akan dipelajari mahasiswa dan harus mampu memilih strategi
yang tepat.
Faktor ketiga, dosen harus memperhatikan kesesuaian strategi
pembelajaran dengan tujuan, bahan pelajaran, alat dan sumber belajar, siswa, dan
dosen itu sendiri. Ketepatan dosen memilih strategi pembelajaran akan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran karena guru akan merancang kegiatan
pembelajaran lebih bervariasi. Dengan adanya variasi kegiatan pembelajaran tentu
menimbulkan suasana belajar yang lebih aktif dan interaktif sehingga
pembelajaran akan lebih efektif.
Dosen di perguruan tinggi sebagai penanggung jawab pembelajaran dalam
institusi, perguruan tinggi harus membuat terobosan – terobosan pengajaran untuk
memecahkan problematika belajar para mahasiswanya. Setelah itu pendidik
memberikan teknik – teknik belajar kepada mahasiswa tentang bagaimana cara
belajar yang baik. Dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
serta menyenangkan bagi para mahasiswa, maka para pendidik diharapkan dapat
para pendidik mengadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar
pengajaran dan pendidikan mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang
diinginkan.
Efektivitas pembelajaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya, tetapi harus
diusahakan oleh dosen melalui upaya penciptaan kondisi belajar mengajar yang
kondusif. Setidak–tidaknya ada tiga langkah yang seharusnya dilakukan pendidik
dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif, yakni membangun
motivasi mahasiswa, melibatkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan
pandai menarik minat dan perhatian mahasiswa. Sementara itu penggunaan
strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses
belajar mengajar sudah baik, dan faktor – faktor belajar mahasiswa juga berjalan
dengan baik. Bila semuanya sudah berjalan dengan baik, maka diharapkan
prestasi belajar mahasiswa dapat ditingkatkan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan strategi
pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari
kegiatan pendidikan itu sendiri yang tidak terlepas dari peranan dosen.
Kemampuan dosen menguasai teknologi pembelajaran untuk merencanakan,
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi serta melakukan feedback menjadi
faktor penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan dosen menguasai
materi pembelajaran, gaya mengajar, penggunaan media, penentuan strategi dan
pemilihan metode pembelajaran merupakan suatu usaha guru melancarkan proses
Penerapan strategi pembelajaran yang tepat menjadi pilihan bila
menginginkan pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sebagaimana
diungkapkan Slameto (1995:77) agar mahasiswa dapat belajar dengan baik maka
strategi pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif bila
strategi pembelajaran tersebut menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan atau
dengan kata lain tujuan tercapai. Dikatakan efisien bila strategi pembelajaran yang
diterapkan relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yang digunakan
seminimal mungkin.
Mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang
baru dan hendaknya dipilih sesuai dengan strategi, media dan sumber belajar
lainnya yang dianggap relevan dalam menyampaikan materi dalam membimbing
mahasiswa secara optimal, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengalaman
belajar dalam menumbuh kembangkan kemampuannya. Salah satu strategi
pembelajaran yang lebih efektif yang dapat digunakan adalah strategi
pembelajaran 5M pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan membentuk jejaring) daripada strategi pembelajaran inkuiri karena menurut
Alberta Learning seperti dikutip oleh Sani (2014:89) strategi pembelajaran Inkuiri
adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Investigasi yang
dilakukan berupa kegiatan laboratorium atau aktivitas lainnya yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi. Sedangkan Strategi pembelajaran 5M
pendekatan saintifik ini menekankan interaksi antar peserta didik dalam
kelompok atas dasar rasa saling ketergantungan yang positif, rasa tanggung jawab
memaksimalkan potensinya baik bagi kepentingan pribadinya maupun bagi
kepentingan kelompok.
Dalam menerapkan strategi pembelajaran, dosen harus memperhatikan
apakah dengan strategi itu pengajaran menjadi efektif dan efisien. Pembelajaran
tidak semata – mata berorientasi pada hasil (product), tetapi berorientasi juga pada
proses (process) dengan harapan makin tinggi hasil yang dicapai. Pernyataan ini
memberikan alternatif bahwa penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai
dapat mengoptimalkan hasil belajar yang diperoleh. Begitu juga dengan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mengikuti kegiatan perkuliahan juga
akan mengalami perubahan, pola pikir mahasiswa akan lebih baik dalam
memecahkan masalah serta menyimpulkan hasil dari pemecahan masalah. Untuk
itu dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran yang optimal para praktisi
pendidikan telah banyak memperkenalkan dan menerapkan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik mata kuliah sekaligus menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir untuk
menemukan atau menghasilkan atau mengembangkan gagasan atau hasil yang asli
(orisinal), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang
penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam
menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya
dengan perspektif asli pemikir. Berpikir kritis adalah aktivitas berpikir untuk
menghasilkan sesuatu yang kritis dan orisinal. Aktivitas berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran perlu
dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan menghadapi era
globalisasi. Kemampuan berpikir kritis membentuk peserta didik yang mampu
mengungkapkan dan mengelaborasi gagasan orisinal untuk pemecahan masalah.
Kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan dalam pembelajaran meliputi
aspek keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes
(flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality), dan keterampilan
memerinci (elaboration) (Hawadi, dkk, 2001 : 86)
Kemampuan berpikir kritis akan memunculkan kreativitas sebagai
hasilnya. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa
yang telah ada sebelumnya (Ambarjaya, 2008 : 65). Oleh karena itu, lingkungan
pembelajaran yang mengakomodasi proses berpikir kritis siswa perlu
dikembangkan sehingga dapat menciptakan kreativitas khususnya dalam
pembelajaran Bimbingan Konseling.
Melihat pentingnya penggunaan strategi pada setiap proses pembelajaran,
maka peneliti mencoba untuk mengkaji keefektifan penggunaan strategi
pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran Inkuiri dari
materi yang akan disajikan kepada mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajar.
Secara operasional penelitian ini akan mengkaji pengaruh pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan strategi
pembelajaran Inkuiri serta kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar
mahasiswa untuk mengatasi masalah dalam proses kegiatan belajar mengajar
Selain strategi pembelajaran yang merupakan faktor dari luar yang
mempengaruhi hasil belajar, ada faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik
yang berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu keterampilan peserta didik. Salah
satu keterampilan mahasiswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
adalah kemampuan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis berkaitan dengan
kemampuan menginterpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi gagasan dan
argumen. Karena banyak alasan, para pendidik menjadi lebih tertarik mengajarkan
‘keterampilan-keterampilan berpikir’ dengan pelbagai corak dari pada
mengajarkan informasi dan isi. Lambat laun, para pendidik mulai meragukan
efektivitas mengajarkan ‘keterampilan – keterampilan berpikir’ dengan cara ini,
karena hampir sebagian besar mahasiswa sama sekali tidak memahami
keterampilan – keterampilan berpikir yang dibicarakan. Akibatnya banyak
pengajar semakin tertarik untuk mengajarkan keterampilan – keterampilan ini
secara langsung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: (1) faktor apa saja yang
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa? (2) apakah dosen kurang kritis dalam
membuat variasi pembelajaran? (3) bagaimana strategi pembelajaran yang
diterapkan dosen dalam pembelajaran bimbingan konseling? (4) apakah strategi
pembelajaran yang digunakan selama ini dapat meningkatkan hasil belajar
mahasiswa? (5) apakah dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan
materi? (6) apakah strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa? (7) apakah hasil belajar bimbingan
konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi 5M pendekatan saintifik
lebih tinggi daripada hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang
dibelajarkan dengan strategi inkuiri? (8) Apakah hasil belajar bimbingan
konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi
daripada hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan
berpikir kritis rendah? (9) apakah kemampuan berpikir kritis mahasiswa
mempengaruhi hasil belajar pada mata kuliah bimbingan konseling? (10) faktor
apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang
digunakan? (11) Apakah kondisi mahasiswa dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar pada mata kuliah bimbingan konseling ? (12) Apakah terdapat interaksi
antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar
bimbingan konseling mahasiswa?
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, sehingga
perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini agar penelitian lebih
terarah dan mendalam. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
dibatasi pada penerapan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan
Inkuiri. Karakteristik mahasiswa yang diperhitungkan dalam penelitian ini
dibatasi pada kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis
rendah. Pengaruh penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis
bimbingan konseling mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang dibelajarkan
dengan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik lebih tinggi daripada
hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran Inkuiri?
2. Apakah hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar
bimbingan konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis
rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan
berpikir kritis terhadap hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dapat dikemukakan tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui:
1. Hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik lebih tinggi daripada hasil
belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi
2. Hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan
berpikir kritis tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Bimbingan Konseling
mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap
hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara teoretis
dan praktis. Secara teoretis penelitian ini bermanfaat antara lain:
1. Memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi
pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan kemampuan berpikir kritis.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan dosen, pengelola,
pengembang, lembaga penelitian dan peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji lebih dalam tentang pengaruh strategi pembelajaran dan
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut :
Pertama, rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik lebih tinggi dari
pada rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran Inkuiri. Dengan demikian strategi pembelajaran 5M
Pendekatan Saintifik lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Bimbingan
Konseling guna meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling di SD.
Kedua, rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa dengan
kemampuan berpikir kritis tingi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil
belajar Bimbingan Konseling mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis
rendah.
Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan
berpikir kritis dimana mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi lebih
tepat diajar menggunakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik,
sedangkan mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah lebih tepat diajar
dengan strategi pembelajaran Inkuiri.
B. Implikasi
Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya
kuliah Bimbingan konseling. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan
bahwa strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian
untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling di SD. Hal ini dapat
dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran yang pada
akhirnya dapat membawa keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu
sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang
kurang tepat maka tentu akan berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif
mahasiswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa
secara rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa lebih tinggi dengan
menggunakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dari pada strategi
pembelajaran Inkuiri. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran 5M
Pendekatan Saintifik lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan
Konseling, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran
5M Pendekatan Saintifik, mahasiswa cenderung untuk lebih banyak mengetahui
tentang cara membingbing dan konseling siswa di SD sehingga memudahkan
penguasaan materi tentang bimbingan dan konseling anak.
Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap
hasil belajar Bimbingan Konseling kepada dosen untuk melaksanakan strategi
pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik. Dengan menggunakan strategi
pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik diharapkan dosen dapat membangkitkan
dan memotivasi mahasiswa dalam belajar dan meningkatkan partisipasi aktif
mahasiswa terhadap mata kuliah Bimbingan Konseling di SD dan dapat
pembelajaran. Untuk melaksanakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan
Saintifik maka dosen harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan
yang terdapat dalam strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik.
Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kritis mahasiswa berpengaruh terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling.
Mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi mempunyai hasil belajar
yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis rendah. Kemampuan berpikir kritis yang dipilah atas
kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah
ditentukan dari cara angket. Mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi
memiliki karakteristik cara berpikir yang kritis dan tajam yang sesuai dengan
Bimbingan Konseling sehingga lebih mudah memahami tekhik dalam melakukan
bimbingan dan konseling kepada anak. Dengan demikian konsekuensinya apabila
mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi maka akan maksimal pula
pencapaian hasil belajar Bimbingan Konselingnya, sebaliknya berbeda dengan
yang terjadi pada mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah
tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.
Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
belajar Bimbingan Konseling berimplikasi pada dosen pengampu mata kuliah
Bimbingan Konseling di SD untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam
menentukan kemampuan berpikir kritis. Apabila kemampuan berpikir kritis
mahasiswa dapat dikelompokkan maka dosen pengampu matakuliah dapat
menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran
Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi
pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan
Konseling. Interaksi tersebut terindikasi dari mahasiswa dengan kemampuan
berpikir kritis tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M Pendekatan
saintifik secara rata-rata mempunyai hasil belajar Bimbingan Konseling yang
lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri.
Sedangkan bagi mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah secara
rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling yang diajar dengan strategi pembelajaran
5M Pendekatan Saintifk lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa
yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik lebih tepat
digunakan bagi mahasiswa yang memiliki karakteristik yang memiliki
kemampuan berpikir kritis tinggi, sedangkan strategi pembelajaran Inkuiri lebih
tepat digunakan bagi mahasiswa dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis
rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil
belajar Bimbingan Konseling dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang
diterapkan oleh dosen dan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki mahasiswa.
Dalam hal ini dosen dan mahasiswa mempunyai peranan yang sama dan berarti
untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling itu sendiri, sehingga
dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua
variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis perlu
Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan
berpikir kritis berimplikasi kepada dosen dan mahasiswa. Untuk dosen, agar dapat
memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi
pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di kelas karena
melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan
Konseling di SD
.
C. Saran-Saran
Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah
disampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dosen sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan
kemampuan berpikir kritis dalam merancang pembelajaran sehingga
dengan demikian dosen dapat menetapkan strategi pembelajaran yang
lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan
kemampuan berpikir kritis merupakan suatu komponen yang dapat
menentukan dan memengaruhi hasil belajar.
2. Dosen dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan strategi
pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Bimbingan
Konseling, karena strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik
memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Bimbingan
Konseling dibandingkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri.
3. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan
strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan pembelajaran Inkuiri
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, G.P. 2009. Meningkatkan Kualitas Aktivitas Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis,dan Pemahaman Konsep Biologi siswa kelas X-5 SMAN 1 Banjar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Kerta Mandala (Online) volume 1, Nomor 001,( diakses tanggal 10 Mei 2014)
Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Araz, G, dan Semra, S. (2007). Effectiveness of Problem Based Learning on Academic Perfoemance in Genetics. Biochemistry and Molecular Biology
Education (online). Diakses tanggal 19 Mei 2014
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Arends, R. (2008). Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching: Model –
Model Pengajaran. Eighth Edition. Jakarta: Pustaka Pelajar
Djaali, H. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dick & Carey. (2005). The Systematic Design Of Instruction. London : Scott Foresman Company
Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dale H. Schunk. 2012. Learning Theories : An Educational Perspective. Sixth Edition. Pearson Education, Inc.
Gagne, R.M. 1977. The Conditions Of Learning and Theory Of Instruction . New York : Flott, Rinchart and Winston
Hamalik, O. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Disertai Ilustrasi dan Latihan. Terjemahan Bambang Suryadi, 2007. Bandung: Nusantara
Kemp, J.E. 1994. Instructional Design: A Plan For Unit and Course
Development. Belmont: Feearon
Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Liliasari, (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju
Profesionalitas Guru, (online) (diakses tanggal 15 Mei 2014)
Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, (Jurnal Teknodik, Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Komunikasi
dan Informasi Pendidikan), dapat diakses di http://www. Pustekkom.go.id
Seels, B. dan Richey, C. (1994). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta
Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan Edisi Pertama., Cetakan Ke – 4. Jakarta: Kencana
Surya, H. 2013. Cara Belajar Orang Jenius. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo
Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajran. Bandung : Alfabeta
Sanjaya, W., 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group
Santyasa, I. Wayan. 2005. Model – Model Pembelajaran Inovatif Jurusan
Pendidikan Fisika, (Online). (diakses tanggal 15 Mei 2014)
Sari,N.F., dan Nakish, 2009. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMAN 2 Malang Semester GenapTahun jaaran 2006/2007, Jurnal Pendidikan Ekonomi
Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
Wieman, C. 2007. “Why Not Try a Scientific Approach to Science Education?” Change. September-Oktober. 9-15
Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Yenince, 2007. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir kritis terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas III Sekolah Dasar Kota Langsa.