PEMBERLAKUAN KLAUSULA SYARAT DAN KETENTUAN DALAM PERJANJIAN PENGGUNAAN APLIKASI
ABSTRAK
Saat ini, aplikasi untuk mempertemukan konsumen dengan penyedia jasa transportasi sudah mulai berkembang, salah satunya aplikasi Gojek. Munculnya hal yang baru di dalam masyarkat menuntut peraturan hukum yang memadai dalam rangka melindungi para pihak. Dalam hal ini, perlindungan atas keselamatan dan perlindungan data privasi konsumen pengguna aplikasi harus diperhatikan. PT. Go-Jek telah bekerja sama dengan PT.Allianz Insurance dalam memberikan perlindungan jika terjadi kecelakaan, namun dalam polis terdapat klausula-klausula yang dapat merugikan konsumen. Selain itu banyak kasus yang menunjukan hak privasi konsumen belum terlindungi. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya kajian khusus terkait perlindungan keselamatan dan pengaturan hak privasi konsumen.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Sifat penelitian berupa penelitian deskriptif analitis dengan data yang diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini: hubungan hukum antara PT.Go-Jek dengan konsumen adalah hubungan antara penyedia aplikasi dengan pengguna aplikasi sehingga karena PT. Go-Jek bukan penyedia jasa transportasi, maka Berdasarkan hubungan hukum yang terjadi, PT.Go-Jek tidak perlu bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan yang dialami konsumen. Kerjasama antara PT. Go-Jek dengan Allianz hanya merupakan layanan tambahan yang diberikan oleh PT. Go-Jek. Perlindungan atas keselamatan konsumen sepenuhnya ada pada driver berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata. Untuk memudahkan proses klaim, maka klausula di dalam polis asuransi harus diperbaiki agar mudah dimengerti oleh konsumen. Berdasarkan Pasal 18 ayat (3) UUPK klausula yang sulit dimengerti tersebut dinyatakan batal demi hukum. Berkenaan dengan pelanggaraan perlindungan data privasi konsumen, hukum di Indonesia telah mengatur perlindungan terhadap data pengguna aplikasi online dalam Pasal 16 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang menyatakan dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut. Namun, peraturan tersebut belum diimplementasikan dengan baik dalam sistem transaksi antara konsumen dengan driver Go-Jek sehingga privasi konsumen belum terlindungi sehingga PT Go-Jek diharapkan dapat membenahi sistem transaksinya. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah diharapkan membentuk peraturan khusus mengenai hak dan kewajiban penyedia jasa dan sanksi atas pelanggaran privasi konsumen dalam sistem transportasi berbasis online.
ENFORCEMENT OF TERMS AN CONDITIONS CLAUSE ON APPLICATION USAGE AGREEMENT
ABSTRACT
Nowadays, applications that could contact consumers with transportation service providers have been developing, one of the examples is Go-Jek. The emergence of a new improvement in society requires adequate legal regulations in order to protect all parties. In this case, protection of consumer’s safety and
consumer data’s privacy, in order to use the application, have to be considered.
PT. Go-Jek has been cooperating with PT. Allianz Indonesia in providing protection in case of accidents, nevertheless there are some clauses in the policy that could harm the consumers. Futhermore, many cases that demonstrate consumer privacy rights still have not been protected. There’s a necessity to have
a specific study that concerns about protection of consumer’s safety and privacy
rights regulations.
This paper applies normative juridical method by examining library materials or secondary data. The nature of this research is analytic descriptive with all of data are obtained from primary law, secondary law, and tertiary law materials.
The results show that: the legal relationship between PT. Go-Jek and consumers is actually the relationship between the provider and users of application. Therefore, because of the fact that PT. Go-Jek is not a transportation service provider, then under the legal relationship that occurs, PT. Go-Jek does not need to be responsible for accidents that are suffered by their consumers. Cooperation between PT. Go-Jek and Allianz is only an additional service that is provided by PT. Go-Jek. Protection of consumer’s safety is entirely imposed to the driver based on Clause 1365 of the Civil Code. To facilitate the claim process, the clause in the insurance policy must be improved to be easily understood by consumers. Pursuant to Clause 18 paragraph (3) UUPK, the abstruse clauses are declared null and void. In accordance with the violation of data protection of
consumer’s privacy, law in Indonesia has set the protection of user’s data on
online application in Clause 16 letter b of Law Number 11 Year 2008 on Information and Electronic Transactions, claiming to protect the availability, integrity, authenticity, confidentiality, and accessibility of Electronic Information in the Implementation of Electronic Systems. However, the regulation has not been implemented properly in the system transactions between consumers and Go-Jek drivers, therefore consumer’s privacy is not protected. Consequently, PT Go-Jek is expected to fix the transaction system. Accordingly the government is expected to establish particular rules regarding the rights and obligations of service providers, also sanctions for every violations of consumer’s privacy in the online-based transportation system.
DAFTAR ISI
Halaman
Pernyataan ... i
Pengesahan Pembimbing ... ii
Persetujuan Panitia Sidang ... iii
Abstrak ... iv
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaat Penelitian ... 13
E. Kerangka Pemikiran ... 13
F. Metode Penelitian ... 18
G. Sistematika Penulisan ... 21
BAB II TINJAUAN PENGATURAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA ... 24
A. Sejarah Pengaturan Perlindungan Konsumen di Indonesia ... 24
B. Asas-Asas dan Prinsip Hukum Perlindungan Konsumen ... 27
C. Pokok-Pokok Pengaturan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen ... 32
1. Pengertian Konsumen ... 32
2. Pengertian Pelaku Usaha ... 33
3. Hak Dan Kewajiban Pelaku Usaha ... 34
D. Hubungan Hukum antara Konsumen dan Pelaku Usaha ... 38
2. Hubungan Tidak Langsung ... 42
E. Perlindungan Data Konsumen Menurut Undang-Undang Informasi Teknologi Elektronik ... 44
BAB III PERAN ASURANSI DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN ATAS PERISTIWA KECELAKAAN YANG DIALAMI KONSUMEN GO-JEK ... 47
A. Asuransi Dalam Sistem Hukum Indonesia ... 47
1. Pengertian dan Dasar Hukum Pengaturan Asuransi ... 47
2. Jenis-Jenis Asuransi ... 52
3. Hubungan Hukum Antara Penanggung dan Tertanggung Dalam Perjanjian Asuransi ... 54
4. Pokok-Pokok Pengaturan Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Asuransi Kecelakaan Bagi Konsumen Go-Jek 61
B. PerkembanganBisnis Transportasi Berbasis Sistem Online di Indonesia ... 65
1. PT. Go-Jek Indonesia Sebagai Subjek Hukum ... 65
2. Sistem Kerja PT. Go-Jek Dalam Memberikan Layanan Transportasi Pada Konsumen ... 67
C. Penyelesaian Permasalahan/Sengketa ... 71
D. Uraian Hasil Wawancara... 73
BAB IV ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN HAK PRIVASI PENGGUNA LAYANAN GO-JEK DIKAITKAN DENGAN PEMBERLAKUAN KLAUSULA SYARAT DAN KETENTUAN DALAM PERJANJIAN PENGGUNAAN APLIKASI………. 76
1. Analisis Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dikaitkan Dengan
Perlindungan Keselamatan Atas Terjadinya Kecelakaan ... 76
2. Keberlakuan Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Antara Konsumen dan PT. Go-Jek ... 102
B. Analisis Terhadap Perlindungan Atas Hak Kenyamanan dan Privasi Konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ... 114
BAB V PENUTUP ... 125
A. Kesimpulan ... 125
B. Saran ... 128
Daftar Pustaka ... 129
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia saat ini perkembangan bisnis begitu pesat dan terus
merambah ke berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Dalam
melakukan bisnis tersebut pelaku usaha tidak terlepas dari hukum karena
hukum berperan untuk mengatur bisnis sehingga tidak ada pihak-pihak yang
dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut.Hukum mengatur hak dan
kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian atau perikatan-perikatan
yang terjadi. Dalam aktivitas bisnis, terjadi hubungan antara pelaku usaha dan
konsumen. Terhadap hubungan tersebut dibutuhkan peraturan hukum untuk
melindungi hak dan kepentingan masing-masing pihak.
Peraturan yang mengatur tentang perlindungan konsumen adalah
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(selanjutnya disebut UUPK). Hukum perlindungan konsumen mencakup
keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan
melindungi kepentingan konsumen dalam hubungannya dengan penggunaan
barang dan atau jasa termasuk pula melindungi kepentingan para pelaku
usaha.1
1 AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar, Jakarta: Daya Widya, 2000,
Salah satu bisnis yang berkembang saat ini adalah bisnis di bidang
transportasi. Alat transportasi merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh
manusia untuk menunjang berbagai kegiatan sehari-hari. Kebutuhan akan
sarana transportasi saat ini terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya
jumlah penduduk dan keterbatasan sarana transportasi itu sendiri. Banyak hal
yang dipertimbangkan oleh masyarakat dalam memilih sarana transportasi
yang digunakan, diantaranya keamanan, kenyamanan, kecepatan, dan efisiensi
biaya.
Seiring dengan kemajuan jaman, kendaraan bermotor sangat
dibutuhkan sebagai media transportasi. Untuk mencapai suatu tujuan
dibutuhkan kendaraan, baik yang digunakan secara pribadi maupun umum.
Perkembangan perkotaan yang pesat menuntut adanya moda transportasi yang
cepat, memiliki tingkat aksesbilitas yang luas dan tidak menggunakan biaya
yang terlalu tinggi. Melihat kondisi saat ini, kendaraan roda dua atau sepeda
motor adalah pilihan yang praktis. Selain praktis, sepeda motor adalah
kendaraan yang bebas macet dan hemat biaya, sehingga sepeda motor menjadi
pilihan masyarakat luas.
Saat ini berkembang sarana transportasi umum berupa kendaraan roda
dua atau sepeda motor (ojek) yang didukung oleh aplikasi Anroid dan iOS.
Anroid merupakan sebuah sistem operasi mobile yang berbasis Linux pada
suatu gadget seperti smartphone atau komputer tablet yang dikembangkan oleh
Google Inc. sedangkan iOS adalah sistem operasi perangkat bergerak yang
perangkat Apple.2 Ojek ini dikelola oleh PT. Go-Jek Indonesia sehingga
masyarakat lebih mengenal sarana tersebut dengan sebutan Go-Jek.
Dalam layanan aplikasi Go-Jek yang diunduh oleh pengguna terdapat
Ketentuan Penggunaan. Adapun pokok-pokok pengaturan dalam Ketentuan
Penggunaan Aplikasi Go-Jek adalah sebagai berikut:
1. PT GO-JEK Indonesia adalah suatu perseroan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia ("kami" atau "milik kami").
2. Aplikasi ini merupakan aplikasi perangkat lunak yang berfungsi sebagai sarana untuk menemukan layanan dengan menggunakan sepeda motor yang disediakan oleh pihak ketiga (pengemudi ojek) ("Penyedia(-penyedia) Layanan"). Aplikasi ini menawarkan informasi tentang layanan yang ditawarkan oleh Penyedia Layanan. Jenis layanan yang dapat diminta melalui Aplikasi adalah: :
a. Kurir Instan; b. Transportasi;
c. Pengiriman Makanan; d. Pembelanjaan Pribadi; dan
e. Layanan lain yang dapat kami tambahkan dari waktu ke waktu ("Layanan").
3. Aplikasi ini memungkinkan anda untuk mengirimkan permintaan untuk suatu Layanan kepada Penyedia Layanan. Penerima GPS - yang harus dipasang pada perangkat bergerak (smart phone) dimana anda telah mengunduh Aplikasi - mendeteksi lokasi anda dan mengirimkan informasi lokasi anda ke Penyedia Layanan terkait. Penyedia Layanan memiliki kebijakan sendiri dan
menyeluruh untuk menerima atau menolak setiap permintaan anda atas Layanan. Penyedia Layanan juga memiliki
kebijakannya sendiri dan menyeluruh untuk memilih dan menerima arahan-arahan yang diberikan oleh Aplikasi tersebut. Jika Penyedia Layanan menerima permintaan anda, Aplikasi akan memberitahu anda dan memberikan informasi mengenai Penyedia Layanan - termasuk nama Penyedia Layanan, nomor polisi kendaraannya, dan penilaian pelayanan pelanggan - dan kemampuan untuk menghubungi Penyedia Layanan melalui telepon. Aplikasi ini juga memungkinkan anda untuk melihat perkembangan Penyedia Layanan menjuju titik penjemputan, secara langsung/real time.
4. Kami akan melakukan semua upaya wajar untuk menghubungkan anda dengan Penyedia Layanan untuk mendapatkan Layanan, tergantung kepada keberadaan Penyedia Layanan di atau di sekitar lokasi anda pada saat anda melakukan pemesanan Layanan.
5. UNTUK MENGHINDARI KERAGU-RAGUAN, KAMI
ADALAH PERUSAHAAN TEKNOLOGI, BUKAN
PERUSAHAAN TRANSPORTASI ATAU KURIR DAN KAMI TIDAK MEMBERIKAN LAYANAN TRANSPORTASI ATAU KURIR. Kami tidak mempekerjakan Penyedia Layanan dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap tindakan dan/atau kelalaian Penyedia Layanan. Aplikasi ini hanya merupakan sarana untuk memudahkan pencarian atas Layanan. Adalah tergantung pada Penyedia Layanan untuk menawarkan Layanan kepada anda dan tergantung pada anda apakah anda akan menerima tawaran Layanan dari Penyedia Layanan.
6. Untuk ketentuan Layanan Pembelanjaan Pribadi, anda menyatakan bahwa barang yang akan dibeli dan dkirimkan oleh Penyedia Layanan adalah barang yang sah dan tidak melanggar hukum dan perundang-undangan yang berlaku dengan cara apapun. Anda
setuju untuk menjaga, mengganti kerugian dan membebaskan kami dan kami tidak bertanggung jawab atas barang yang dibeli oleh Penyedia Layanan atas nama anda dan diberikan kepada anda yang mungkin dapat melanggar hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Tarif yang berlaku untuk Layanan oleh Penyedia Layanan dapat
ditemukan pada Situs dan melalui Aplikasi. Kami dapat mengubah
atau memperbaharui tarif dari waktu ke waktu. Kami akan
membantu Penyedia Layanan untuk menghitung biaya berdasarkan pesanan anda dan memberitahu anda tentang biaya atas nama Penyedia Layanan.
8. Kami tidak memberikan pernyataan, jaminan atau garansi untuk
(f) aplikasi atau server(-server)) yang menyediakan Aplikasi terbebas dari virus atau komponen berbahaya lainnya, atau (g) Aplikasi melacak anda atau kendaraan yang digunakan oleh Penyedia Layanan. Layanan disediakan untuk anda terbatas hanya pada dasar "sebagaimana adanya". Semua kondisi, pernyataan dan jaminan, baik tersurat, tersirat, yang diwajibkan oleh undang-undang atau sebaliknya, termasuk, namun tidak terbatas pada, jaminan yang tersirat mengenai jual beli, kesesuaian untuk tujuan tertentu, atau tidak adanya pelanggaran hak pihak ketiga, dengan ini dikecualikan dan dikesampingkan dengan batas tertinggi dan maksimum. Anda mengakui dan menyetujui bahwa seluruh
risiko yang timbul dari penggunaan Layanan oleh anda tetap semata-mata dan sepenuhnya ada pada anda dan anda tidak akan memiliki hak untuk meminta ganti rugi apapun dari perusahaan.
9. Kami tidak bertanggung jawab atas setiap cidera, kematian,
kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh perilaku dari para Penyedia Layanan. Kami juga tidak bertanggung jawab atas kesalahan, termasuk pelanggaran lalu lintas, atau tindakan kriminal yang dilakukan oleh Penyedia Layanan selama pelaksanaan Layanan. Penyedia Layanan hanya merupakan mitra kerja kami, bukan pegawai, agen atau perwakilan kami.
10. Namun, kami peduli akan keselamatan pengguna Aplikasi dan, atas pertimbangan pribadi semata dan sepenuhnya, kami bersedia untuk memberikan bantuan keuangan jika pengguna mengalami kecelakaan, menderita cidera atau meninggal saat dijemput oleh Penyedia Layanan. Bantuan kami hanya berlaku sejak pengguna dijemput oleh Penyedia Layanan sampai pengguna mencapai tujuannya. Mohon mengingatkan Penyedia Layanan jika anda merasa tidak nyaman dengan cara Penyedia Layanan menyediakan layanan transportasi. Jumlah bantuan keuangan akan ditentukan berdasarkan kebijakan kami.
11. Kami juga bersedia untuk memberikan bantuan keuangan sampai dengan Rp 10.000.000 atas pertimbangan pribadi dan mutlak kami untuk barang yang hilang atau rusak saat menggunakan layanan dari Penyedia Layanan sepanjang barang tersebut mematuhi Ketentuan Penggunaan. Kami tidak memiliki asuransi untuk barang yang dikirimkan dan oleh karena itu jika anda ingin barang tersebut diasuransikan selama pengiriman, silakan anda menghubungi penyedia asuransi anda.3
3
B.Syarat dan Ketentuan sebagai berikut:
1. Pelanggan wajib memberikan informasi yang benar dan lengkap mengenai jenis dan spesifikasi barang yang akan dikirimkan.
2. Go-Jek memberikan asuransi hingga max Rp. 2.000.000 untuk barang yang hilang dalam proses pengiriman, selama barang tersebut sesuai dengan informasi yang diberikan (point 1). Nominal penggantian akan berdasarkan struk pembelian dan/ atau mengacu kepada nilai wajar harga barang. 3. Para pengemudi Go-Jek adalah pengemudi yang sudah mendapatkan
pengarahan untuk mengendarai kendaraannya dengan cara aman. Namun pelanggan yang menggunakan jasa transportasi bertanggung jawab untuk keselamatan mereka sendiri. Oleh karena itu jika anda merasa tidak nyaman dengan cara pengemudi Go-Jek mengendarai motornya, harap untuk segera mengingatkan pengemudi agar lebih berhati-hati.
4. Go-Jek tidak memberikan layanan pengiriman untuk barang-barang yang termasuk dibawah ini;
a) Barang yang dilarang oleh pihak berwajib untuk dimiliki atau diedarkan
b) Pengiriman barang dari dan ke penjara c) Binatang peliharaan
d) Barang yang dimensinya lebih dari 70cm (panjang), 50cm (lebar), 50cm (tinggi) atau barang yang beratnya melebihi 20kg
5. Go-Jek tidak bertanggung jawab secara langsung untuk kecelakaan yang melibatkan driver Go-Jek baik kerusakan terhadap kendaraan maupun luka badan yang disebabkan oleh kecelakaan tersebut. Tanggung jawab atas seluruh biaya serta tuntutan yang mungkin timbul atas kejadian tersebut akan menjadi tanggung jawab pribadi driver Go-Jek. Jika ada informasi yang dapat membantu untuk proses investigasi seperti nomor plat motor, maka Go-Jek hanya dapat membantu sebagai mediator dalam mempertemukan kedua belah pihak untuk mencari penyelesaian masalah tersebut.
6. Go-Jek Indonesia bekerja sama dengan Allianz akan memberikan santunan musibah kecelakaan kepada seluruh pelanggan Go-Jek yang menggunakan layanan Transport. Konsumen akan menerima penggantian sampai dengan Rp. 10.000.000* dan untuk biaya rumah sakitnya sampai dengan Rp. 5.000.000*
7. Go-Jek juga memberikan biaya ganti rugi untuk kehilangan barang sampai dengan Rp. 10.000.000**, selama barang tersebut sesuai dengan informasi yang diberikan (point 1). Nominal penggantian akan berdasarkan struk pembelian dan/atau mengacu kepada nilai wajar harga barang.
*Syarat dan ketentuan berlaku
Setelah lama beroperasi dan menarik perhatian banyak penumpang,
penyedia layanan Go-Jek baru saja membuat program perlindungan
penumpang. Program ini berupa asuransi bekerja sama dengan Allianz
Insurance untuk memberikan perlindungan asuransi kecelakaan diri bagi
para pengguna jasa transportasi GO-JEK. Perlindungan asuransi kecelakaan
diri atau Personal Accident hanya berlaku ketika pengguna jasa transportasi
GO-JEK menjadi penumpang Go-Jek (selama durasi perjalanan sebagai
penumpang Go-Jek). Namun, untuk proses klaim, Go-jek memberikan
beberapa syarat tertentu. Pertama, adalah booking yang harus dilakukan
melalui aplikasi agar mereka mudah mendeteksi transaksi. Selain itu,
penerima santunan harus memiliki kartu identitas yang berlaku, serta
menyerahkan beberapa dokumen pendukung lainnya untuk proses klaim.
Berkenaan dengan banyaknya digunakan perjanjian-perjanjian baku
di dunia bisnis masalah yang berkaitan dengan pencantuman klausul atau
ketentuan yang secara tidak wajar sangat memberatkan bagi pihak lainnya.4
Di antara klausul-klausul yang memberatkan dan banyak muncul dalam
perjanian-perjanjian baku adalah yang disebut klausul eksemsi. Untuk
istilah klausul eksemsi ini, Mariam Darius Badrulzaman menggunakan
istilah klausula eksonerasi, yang digunakannya sebagai terjemahan dari
istilah exoneratie clausule dalam bahasa Belanda.5 Istilah klausula
4
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2009, hlm. 80.
5
eksonerasi disebut sebagai klausula yang berisi pembatasan
pertanggunganjawab.6
Kumar memberikan definisi mengenai exclusion clause sebagai
berikut:
Clause of a contract which purports to protect the proferens
absolutely or in a limited manner against liability, for breach of contract,
or damages, or exclude his liability if the action is brought after the
stipulated time.7
Berdasarkan ketentuan pengunaan dan syarat dan ketentuan yang
telah diuraikan diatas, perlu dikaji terlebih dahulu apakah hubungan hukum
antara PT. Go-Jek dengan konsumen adalah hubungan langsung antara
pelaku usaha penyedia jasa transportasi dengan konsumen atau hanya
sebatas hubungan antara penyedia aplikasi dengan pengguna aplikasi. Hal
ini akan menimbulkan konskuensi hukum yang berbeda dalam hal
terjadinya kecelakaan lalu lintas yang dialami konsumen.
Dari ke-tujuh klausula yang tercantum dalam syarat dan ketentuan
diatas dapat kita lihat bahwa sebagian diantaranya merupakan klausula
eksonerasi atau klausula yang mengandung kondisi membatasi atau bahkan
menghapus sama sekali tanggung jawab yang semestinya dibebankan
6
Idid. hlm. 83.
7
kepada pihak produsen atau penyalur produk (penjual)8, yaitu kalusul
nomor 5 yang menyebutkan bahwa Go-Jek tidak bertanggung jawab
secara langsung untuk kecelakaan yang melibatkan driver Go-Jek baik
kerusakan terhadap kendaraan maupun luka badan yang disebabkan oleh
kecelakaan tersebut. Tanggung jawab atas seluruh biaya serta tuntutan yang
mungkin timbul atas kejadian tersebut akan menjadi tanggung jawab pribadi
driver Go-Jek. Jika ada informasi yang dapat membantu untuk proses
investigasi seperti nomor plat motor, maka Go-Jek hanya dapat membantu
sebagai mediator dalam mempertemukan kedua belah pihak untuk mencari
penyelesaian masalah tersebut.
Ketentuan penggunaan yang terdapat dalam aplikasi Go-Jek pada
klausul sub 1 butir 5 mengenai “Hal-Hal Umum” menyebutkan:
“UNTUK MENGHINDARI KERAGU-RAGUAN, KAMI ADALAH PERUSAHAAN TEKNOLOGI, BUKAN PERUSAHAAN TRANSPORTASI ATAU KURIR DAN KAMI TIDAK MEMBERIKAN LAYANAN TRANSPORTASI ATAU KURIR. Kami
tidak mempekerjakan Penyedia Layanan dan kami tidak bertanggung
jawab atas setiap tindakan dan/atau kelalaian Penyedia Layanan.
Aplikasi ini hanya merupakan sarana untuk memudahkan pencarian atas Layanan. Adalah tergantung pada Penyedia Layanan untuk menawarkan Layanan kepada anda dan tergantung pada anda apakah anda akan menerima tawaran Layanan dari Penyedia Layanan.”
Dalam sub 5 butir 2 ketentuan pengunaan mengenai “Tanggung Jawab
Kami” juga disebutkan:
“Namun, kami peduli akan keselamatan pengguna Aplikasi dan, atas pertimbangan pribadi semata dan sepenuhnya, kami bersedia untuk memberikan bantuan keuangan jika pengguna mengalami kecelakaan,
8 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar Grafika, 2008,
menderita cidera atau meninggal saat dijemput oleh Penyedia Layanan. Bantuan kami hanya berlaku sejak pengguna dijemput oleh Penyedia Layanan sampai pengguna mencapai tujuannya. Mohon mengingatkan Penyedia Layanan jika anda merasa tidak nyaman dengan cara Penyedia Layanan menyediakan layanan transportasi. Jumlah bantuan keuangan akan ditentukan berdasarkan kebijakan kami”.
Klausula di atas dapat dikategorikan sebagai klausula eksonerasi.
Namun, perlu kita kaji bersama apakah berdasarkan hubungan hukum yang
terjadi antara PT. Go-Jek dengan konsumen mengakibatkan PT.Go-Jek
harus bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan, atau memang secara
hukum tidak ada dasar bagi konsumen untuk menuntut pertanggungjawaban
PT. Go-jek dalam hal terjadinya kecelakaan.
Pihak PT. Go-Jek bekerjasama dengan perusahaan asuransi Allianz
untuk memberikan jaminan kecelakaan yang diderita konsumen. Dalam
polis asuransi tidak disebutkan berapa nominal yang pasti untuk klaim
asuransi kecelakaan tersebut. Namun, di dalam syarat dan ketentuan Go-Jek
pada butir 6 disebutkan bahwa “GO-JEK Indonesia memberikan santunan
musibah kecelakaan kepada seluruh pelanggan GO-JEK yang
menggunakan layanan GO-RIDE. Konsumen akan menerima penggantian
sampai dengan Rp. 10.000.000* dan untuk biaya rumah sakitnya sampai
dengan Rp. 5.000.000”.
Dari polis tersebut nampak bahwa pihak perusahaan asuransi
memberlakukan polis untuk kecelakaan dalam pengertian umum dan
Go-Jek Indonesia perihal penggantian atas terjadinya kecelakaan sebesar
maksimum Rp. 10.000.000,- dan biaya rumah sakit sampai dengan Rp.
5.000.000,- nampak bahwa substansi dalam polis asuransi sama sekali tidak
menetapkan syarat dan ketentuan untuk melaksanakan proses penggantian
tersebut.
Selain itu, Go-Jek juga belum mengatur hal-hal yang berkenaan
dengan perlindungan data privasi konsumen. Terkait dengan hal ini, salah
satu contoh berkaitan dengan data privasi konsumen yaitu ancaman dan
hinaan mengunakan kata kasar oleh driver kepada konsumen atas review
buruk yang diberikan kepada driver. Hal ini bertentangan dengan Pasal 4
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(UUPK) yang menyatakan hak konsumen atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/jasa.
Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan sampai dengan saat
ini, belum ada penelitian yang secara khusus membahas aspek perlindungan
keselamatan dan hak privasi konsumen.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di
atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi dengan judul
“Perlindungan Hukum Terhadap Keselamatan dan Hak Privasi
hubungan hukum yang ada antara pelaku usaha Go-Jek dengan pengguna
jasa Go-Jek yang akan dibahas dalam penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan diatas,
maka dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perlindungan terhadap pengguna jasa layanan Go-Jek
dalam hal terjadi kecelakaan dikaitkan dengan berlakunya klausula
syarat dan ketentuan dalam perjanjian pengunaan aplikasi yang
menyatakan bahwa PT. Go-Jek Indonesia tidak bertanggung jawab
secara langsung atas kecelakaan yang terjadi?
2. Bagaimana perlindungan terhadap pengguna Go-Jek sebagai
konsumen atas hak kenyamanan dan privasi berdasarkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?
C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban hukum dan
perlindungan hukum dalam hal terjadi kecelakaan terhadap konsumen
Go-Jek berkaitan dengan klausula syarat dan ketentuan dalam
2. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum atas hak kenyamanan
dan privasi pengguna Go-Jek berdasarkan Undang-Undang nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu hukum, terutama hukum perlindungan konsumen
terkait kepastian hukum dan tanggung jawab pelaku usaha terhadap
konsumen.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pelaku
usaha dan konsumen dalam perlindungan konsumen atas keselamatan,
kenyamanan dan privasi bagi konsumen dan pemahaman perihal adanya
pelarangan pemberlakuan klausula yang dibuat oleh pelaku usaha agar
konsumen sebagai pengguna jasa mendapatkan perlindungan hukum.
E. Kerangka Pemikiran
Hubungan antara pelaku usaha dan konsumen dituangkan dalam
suatu bentuk perjanjian dimana para pihak memiliki kedudukan hak dan
kewajiban satu sama lain. Menurut P.S Atijah:
“ Kontrak merupakan bentuk pertukaran yang adil (fair exchange-
of obligation) yang didasarkan pada proposi masing-masing. Kontrak
merupakan bentuk pertukaran yang saling menguntungkan (exchange
benefit for benefit). Kewajiban kontraktual tersebut tidak lain muncul
karena adanya pertukaran janji diantara para pihak (exchange of
promises).”9
Selanjutnya Pasal 1320 KUHPerdata mengatur tentang syarat sahnya
suatu perjanjian, yaitu adanya kesepakatan mereka yang mengikatkan
dirinya, kecakapan untuk membuat perikatan, hal tertentu dan suatu sebab
yang halal. Dalam Pasal 1320 KUHPerdata tersirat berlakunya asas
konsesualisme, yaitu asas yang menyatakan perjanjian adalah sah apabila
ada kata sepakat mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian.
Perjanjian dibuat berdasarkan asas kebebasan berkontrak yang
mengandung ruang lingkup sebagai berikut:
“1. Kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian;
2. Kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin membuat perjanjian;
3. Kebebasan untuk menentukan atau memilih causa dari perjanjian;
4. Kebebasan untuk menentukan objek perjanjian;
5. Kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanian;
6. Kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan
undang-undang yang bersifat opisonal”. 10
9
P.S. Atiyah. An Introdution to The Law of Contract. Fourth Edition. Oxford Clarendon Press, 1989 ; dalam tesis Rahel Octora. “ Pertanggungjawaban Pidana Bank atas Kejahatan Penyalahgunaan
Traveler’s Cheque Dikaitkan dengan Kewajiban Penerapan Prinsip Kehati-hatian”, Bandung, hlm. 38 Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan. 2012.
10
Tetapi pada praktiknya ketentuan perjanjian antara pelaku usaha
dengan konsumen dicantumkan secara sepihak oleh salah satu pihak,
perjanjian ini termasuk dalam perjanjian baku (klausula baku). Berdasarkan
Pasal 1 ayat (10) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK), klausula baku diartikan sebagai “setiap
aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan
ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan
wajib dipenuhi oleh konsumen”. Ciri-ciri dari suatu perjanjian baku antara
lain :
a. Meniadakan dan membatasi kewajiban salah satu pihak ;
b. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh pihak yang kedudukannya relatif
lebih kuat dari pihak lain ;
c. Salah satu pihak sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian ;
d. Terdorong oleh kebutuhan terpaksa menerima isi perjanjian tersebut ;
e. Bentuknya tertulis dan telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Berdasarkan uraian diatas untuk melindungi dan memenuhi
hak-hak konsumen maka diperlukan perlindungan hukum. Perlindungan hukum
akan menjadi hak bagi warga negara sebagaimana disebutkan di dalam
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia adalah negara
hukum. Perlindungan hukum menjadi unsur esensial dalam negara hukum
perlindungan hukum merupakan pengakuan terhadap harkat dan martabat
warga negaranya sebagai manusia.
Kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan manusia,
sehingga hukum memiliki otoritas tertinggi untuk menentukan kepentingan
manusia yang perlu diatur dan dilindungi.11
Menurut Satijipto Raharjo, perlindungan hukum adalah memberikan
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain
dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati
semua hak-hak yang diberikan oleh hukum12
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra berpendapat bahwa hukum dapat
difungsikan untuk mewujudkan perlindungan yang sifatnya tidak sekedar
adaptif dan fleksibel, melainkan juga prediktif dan antisipatif.13 Pendapat
Sunaryati Hartono mengatakan bahwa hukum dibutuhkan untuk mereka
yang lemah dan belum kuat secara sosial, ekonomi dan politik untuk
memperoleh keadilan sosial.14
Perlindungan hukum dapat terwujud jika dalam sebuah perjanjian
pihak yang dirugikan dapat menuntut haknya dengan menuntut
pertanggungjawaban dari pihak yang dianggap merugikan. Secara umum
prinsip tanggung jawab dalam hukum perdata didasarkan pada unsur
11 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000 hlm. 69. 12 Ibid, hlm 53.
13
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung: Remaja Rusdakarya, 1993, hlm. 118.
14
kesalahan sebagaimana diatur dalam Pasal 1365, 1366, dan 1367
KUHPerdata sebagai berikut:
Pasal 1365 KUHPerdata menyebutkan bahwa tiap perbuatan
melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut. Pasal ini lazim dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan
hukum, mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu:
a. adanya perbuatan;
b. adanya unsur kesalahan;
c. adanya kerugian yang diderita;
d. adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.
Pasal 1366 KUHPerdata menyatakan bahwa “Setiap orang
bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh kelalaian
atau kurang hati-hatinya”.
Pasal 1367 KUHPerdata menyatakan bahwa “Seseorang tidak
hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan perbuatannya
sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan
perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan
barang-barang yang berada di bawah pengawasannya. Orangtua dan wali
bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh anak-anak yang
belum dewasa, yang tinggal pada mereka dan terhadap siapa mereka
mengangkat orang lain untuk mewakili urusan-urusan mereka,
bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh pelayan atau
bawahan mereka dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada
orang-orang itu. Guru sekolah atau kepala tukang bertanggung jawab atas
kerugian yang disebabkan oleh murid-muridnya atau tukang-tukangnya
selama waktu orang-orang itu berada di bawah pengawasannya. Tanggung
jawab yang disebutkan di atas berakhir, jika orangtua, guru sekolah atau
kepala tukang itu membuktikan bahwa mereka masing-masing tidak dapat
mencegah perbuatan itu atas mana mereka seharusnya bertanggung
jawab”.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian untuk menyusun karya ilimiah ini, penulis
menggunakan metode yuridis normatif yakni suatu metode penelitian
hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder.15
Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara
deskriptif analitis yaitu penelitian yang menggambarkan peristiwa yang
sedang diteliti dan kemudian menganalisanya berdasarkan fakta-fakta
berupa data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. 16 Dalam penelitian ini, penulis
akan mencoba menggambarkan situasi dan kondisi perlindungan hukum
15 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normative (Suatu Tinjauan Singkat),
Jakarta: Rajawali Pers,2001, hlm. 13-14.
terhadap konsumen dari pelaku usaha kedalam bentuk fakta yang seakurat
mungkin untuk kemudian dianalisis menggunakan bahan hukum primer,
sekunder, dan tersier. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan undang-undang (statute approach), yaitu dengan
menelaah semua undang-undang dan regulasi yang berkaitan dengan hukum
perlindungan konsumen, pendekatan konseptual (conceptual approach),
serta pendekatan kasus (case approach).17
2. Jenis Data
a) Data Sekunder Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri atas
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan konsumen. Peraturan perundang-undangan
yang dipakai adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
b) Data Sekunder Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang
memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer,
terdiri atas buku-buku yang ditulis para ahli hukum yang
berpengaruh (deherseende leer), jurnal-jurnal hukum,
kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan topik penelitian.
17
c) Data Sekunder Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan
petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, kamus
bahasa, majalah atau media masa.
3. Teknik Pengumpulan Data 1) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.18 Studi
kepustakaan dilakukan untuk mencari konsepsi-konsepsi,
teori-teori, pendapat-pendapat yang berkenaan dengan masalah yang
diteliti.
2) Wawancara (Interview)
Data lapangan dikumpulkan dengan teknik wawancara tidak terarah
(non-directive interview) atau tidak terstruktur (free flowing
interview) yaitu dengan mengadakan komunikasi langsung kepada
informan, dengan menggunakan pedoman wawancara (interview
guide).19
18
M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, Cetakan Kelima, 2003. hlm. 27
19
4. Teknik Analisis Data
Data sekunder dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif, yaitu
data sekunder yang berupa teori, definisi dan substansinya dari berbagai
literatur dan peraturan perundang-undangan kemudian dianalisis dengan
undang-undang, teori dan pendapat pakar yang relevan.20 Kesimpulan
diperoleh dengan analisis secara deduktif. Sebagaimana silogisme yang
diajarkan oleh Aristoteles seperti yang dikutip oleh Peter Mahmud
Marzuki, penggunaan metode deduksi ini berpangkal dari pengajuan
premis mayor, kemudian diajukan premis minor. Dari kedua premis ini
kemudian ditarik suatu kesimpulan atau konklusi.21 Premis mayor
dalam penelitian ini adalah asas-asas, teori-teori, doktrin dan
Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen, yang diterapkan pada premis
minor yaitu problematika khusus tentang perlindungan keselamatan dan
hak privasi pengguna layanan Go-jek.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi,
penulisan hukum ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu pendahuluan,
tinjauan pustaka, objek penelitian, penelitian dan pembahasan, serta
penutup dengan menggunakan sistematika sebagai berikut:
20
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali, 1985. hlm. 15.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PENGATURAN TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN DALAM DAN PERLINDUNGAN DATA
PRIVASI KONSUMEN SISTEM HUKUM INDONESIA
Bab kedua ini adalah bab yang membahas mengenai pengertian
Hukum Perlindungan Konsumen, asas Hukum Perlindungan
Konsumen, peraturan terkait hak dan kewajiban pelaku usaha
dan konsumen, perkembangan klausula baku baik dari buku,
jurnal ilmiah, yurisprudensi, perundang-undangan, dan sumber
data lainnya. Bab ini akan membahas mengenai hal-hal apa saja
yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dan
perlindungan data privasi di Indonesia.
BAB III PERAN ASURANSI DALAM MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN ATAS PERISTIWA KECELAKAAN
Bab ini berisi uraian mengenai peranan asuransi dalam
perlindungan atas kecelakaan, dasar hukum asuransi dan
mengenai objek penelitian, yaitu mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan prinsip-prinsip perjanjian, syarat sah dan
klausula-klausula dalam syarat dan ketentuan layanan jasa
Go-Jek sebagai referensi objek penelitian.
BAB IV ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN
KESELAMATAN DAN HAK PRIVASI PENGGUNA
LAYANAN GO-JEK DIKAITKAN DENGAN
PEMBERLAKUAN SYARAT DAN KETENTUAN DALAM
PERJANJIAN PENGGUNAAN APLIKASI
Bab ini merupakan penjelasan dari penelitian yang dilakukan
penulis mengenai analisis klausula eksonerasi dan perlindungan
keselamatan serta hak privasi pengguna layanan Go-jek.
BAB V PENUTUP
Bab ini sebagai bagian akhir penulisan penelitian mengenai
kesimpulan dan saran sebagai suatu masukan maupun
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perlindungan Konsumen Go-Jek Atas Terjadinya Kecelakaan Dikaitkan Dengan Pemberlakuan Klausula Syarat dan Ketentuan Dalam Perjanjian Penggunaan Aplikasi
Untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen Go-Jek atas
terjadinya kecelakaan, PT. Go-Jek bekerjasama dengan perusahaan
asuransi Allianz. Polis asuransi tersebut sudah mengatur mengenai hak
dan kewajiban tertanggung pada polis. Namun, terdapat permasalahan
yang terdapat dalam polis dan juga syarat ketentuan yang berlaku pada
PT. Go-Jek tersebut yang membatasi tanggung jawab baik pihak PT.
Go-Jek maupun PT. Allianz dan terdapat pencantuman klausula baku
yang sulit dimengerti.
Dikaitkan dengan berlakunya klausula baku, berdasarkan Pasal 18
ayat (1) UUPK, pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha yang
menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha adalah dilarang,
dan berdasarkan Pasal 18 ayat (3) UUPK klausula tersebut dinyatakan
batal demi hukum, sehingga ketentuan dalam polis yang berisikan
dianggap tidak pernah ada akibatnya, perjanjian tersebut tidak
melindungi konsumen.
Berdasarkan hubungan hukum yang terjadi antara PT Gojek sebagai
penyedia aplikasi dengan konsumen sebagai pengguna aplikasi maka,
PT. Go-Jek tidak perlu bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan.
Oleh sebab itu syarat dan ketentuan yang menyatakan bahwa PT gojek
tidak bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan bukan merupakan
klausula yang melanggar hukum.
Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, karena PT. Go-Jek
hanya merupakan perusahaan penyedia aplikasi yang menghubungkan
konsumen dengan penyedia jasa yaitu driver, maka driver harus
bertanggung jawab atas dasar pasal 1365 KUHPerdata yang menyatakan
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut” dan pasal 19 ayat
(1) UUPK yang menyatakan “Pelaku Usaha bertanggung jawab
memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian
konsumen akibat mengkonsumsi barang dana tau jasa yang dihasilkan
atau diperdagangkan”.
Demikian pula klausul-klausul yang terdapat dalam polis asuransi,
pihak perusahaan asuransi tidak boleh mencantumkan
ketentuan-ketentuan yang letak atau bentuknya sulit terlihat, tidak dapat dibaca
bertentangan dengan Pasal 18 ayat (2) UUPK yang dapat berakibat pada
dirugikannya konsumen. Dalam hal terjadi kecelakaan yang diakibatkan
oleh kelalaian driver, Perusahaan Asuransi Allianz yang telah
bekerjasama dengan PT. Go-Jek harus bertanggung jawab berdasarkan
perjanjian asuransi yang berlaku antara Perusahaan Asuransi Allianz
dan PT. Go-Jek.
2. Perlindungan Atas Hak Kenyamanan dan Privasi Konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Perlindungan atas hak kenyamanan konsumen sudah diatur dalam
Pasal 4 UUPK yang menyatakan bahwa konsumen memiliki hak atas
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa dan Pasal 7 UUPK mengenai kewajiban pelaku usaha
beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. Mengenai privasi
data pengguna aplikasi online, hukum di Indonesia telah mengatur
perlindungan terhadap data pengguna aplikasi online dalam Pasal 16
huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE), yang menyatakan dapat melindungi
ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan
Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik
tersebut. Namun, implementasi pengaturan mengenai hak privasi yang
telah diatur dalam UU ITE belum diimplementasikan dengan baik oleh
PT. Jek dalam sistem transaksi antara konsumen dengan driver
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dengan penjelasan dan pembahasan yang
sudah dilakukan maka dapat disarankan bahwa:
1. Bagi PT. Go-Jek perlu membenahi klausul-klausul dalam syarat dan
ketentuan, terutama terkait dengan perlindungan data konsumen. Hal
ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab penyedia aplikasi dan tidak
boleh dikesampingkan dengan klausula eksonerasi.
2. Bagi perusahaan asuransi, harus bersedia bertanggung jawab dengan
mencairkan tuntutan klaim apabila terjadi kecelakaan yang dialami
konsumen. Perusahaan asuransi PT. Allianz diharapkan mengubah
rumusan kalimat di dalam polis agar lebih mudah dimengerti.
3. Bagi masyarakat atau konsumen, pemahaman akan akibat hukum yang
ditimbulkan dari syarat dan ketentuan yang dicantumkan oleh PT.
Go-Jek sangat diperlukan sebelum menyetujui persyaratan ketika akan
menggunakan aplikasi Go-Jek. Konsumen juga perlu memahami
klausula-klausula yang tercantum dalam polis yang diberikan oleh
perusahaan asuransi agar tidak ada kerugian yang dialami konsumen.
4. Pemerintah atau pembentuk undang-undang perlu mengatur sistem
transportasi berbasis online, mengenai hak dan kewajiban penyedia
aplikasi dan penyedia jasa serta sanksi atas pelanggaran privasi
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
A. Ridwan Halim. Hukum Perdata Dalam Tanya Jawab, Jakarta, Ghalia
Indonesia, Cetakan Kedua. 1985.
Abdul Kadir Muhammad. (1) Perjanjian Baku Dalam Praktik Perusahaan
Perdagangan, Bandung, Citra Aditya Bakti. 1992.
(2) Hukum Asuransi Indonesia, Bandung, PT.
Citra Aditya Bakti. 1999.
Ahmad Miru. (1) Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen
di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Pustaka. 2011.
(2) Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan Konsumen,
Jakarta, Raja Grafindo. 2010.
Az Nasution. (1) Konsumen dan Hukum: Tinjauan Sosial, Ekonomi dan
Hukum pada Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta, Pustaka
Sinar Harapan. 1955.
(2) Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar,
Jakarta, Daya Widya. 2000.
Celina Tri Siwi Kristiyanti. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta,
Sinar Grafika. 2008.
Djoko Prakoso. Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan Kedua, Jakarta,
Bina Aksara. 1989.
E. Utrecht. Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,
Gunawan Widjaja, Ahmad Yani. Hukum Tentang Perlindungan
Konsumen, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. 2001.
H.M.N. Purwosutjipto. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia,
Jakarta, Djambatan. 2003.
Janus Sidabalok. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung,
Citra Aditya Bakti. 2010.
Johannes Ibrahim, Lindawaty Sewu. Hukum Bisnis Dalam Persepsi
Manusia Modern, Bandung, PT. Refika Aditama. 2004.
Junaedy Ganie. Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika.
2011.
Lili Rasjidi, I.B Wysa Putra. Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung,
Remaja Rusdakarya. 1993.
Man Suparman Sastrawidjaja. Hukum Asuransi: Perlindungan
Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Edisi Kedua
Cetakan Kesatu, Bandung, PT. Alumni. 1997.
M. Nazir. Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, Cetakan
Kelima. 2003.
Munir Fuady. Perbuatan Melawan Hukum, Cetakan Pertama, Bandung,
Citra Aditya Bakti. 2002.
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta,
Rineka Cipta. 2003.
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta, Kencana
Potter, Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi: 4, Jakarta,
EGC. 2005.
P.S. Atiyah. An Introdution to The Law of Contract. Fourth Edition.
Oxford Clarendon Press. 1989.
R. Subekti, R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
Jakarta, Pradnya Paramita. 2004.
Riduan Syahrani. Seluk Beluk Dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung,
Alumni. 2006.
Ronny Hanitijo Soemitro. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,
Jakarta, Ghalia Indonesia, Cetakan Kelima. 1994.
Satjipto Raharjo. Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.
2000.
Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, Grasindo. 2000.
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normativf (Suatu
Tinjauan Singkat), Jakarta, Rajawali Pers. 2001.
Soejono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Grafindo.
2006.
Sudaryatmo. 2001. Memahami Hak Anda Sebagai Konsumen,
Cetakan Pertama, Jakarta: PIRAC.
Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum, Yogyakarta, Liberty.
1986.
Sukarmi. Kontrak Elektronik Dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha,
Sunaryati Hartono. Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional,
Bandung, Alumni. 1991.
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang
Seimbang bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di
Indonesia, Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti. 2009.
Sutarno. Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung,
Alfabeta. 2003.
Syahrul Machmud. Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum bagi
Dokter yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek, Bandung,
Mandar Maju. 2008.
Titik Triwulan. Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta,
Prenada Media Group. 2008.
Wirjono Prodjodikoro. Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta,
Intermasa. 1996.
Zainuddin Ali. Hukum Asuransi Syariah, Jakarta, Sinar Grafika.
2008.
B. TESIS
Rahel Octora. Pertanggungjawaban Pidana Bank atas Kejahatan
Penyalahgunaan Traveler’s Cheque Dikaitkan dengan Kewajiban
Penerapan Prinsip Kehati-hatian. Bandung, Program Pascasarjana
Universitas Katolik Parahyangan. 2012.
Rudianto Salmon Sinaga. Masalah Hukum dalam Perjanjian Kemitraan
Pada PT.SHM dengan Koperasi PGH) dan Tindakan Notaris
dalam Menghadapi Perjanjian Kemitraan Inti Plasma dalam
Perkebunan Kelapa Sawit. Jakarta, Program Pascasarjana
Universitas Indonesia. 2011.
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 8 Tahun Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (LLAJ).
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1997 tentang Kemitraan
D. PRANALA LUAR
http://www.biografiku.com/2015/08/biografi-nadiem-makarim-pendiri-go-jek.html, diakses pada tanggal 25 Januari
pukul 10:32 WIB.
Federasi Teknologi Informasi Indonesia, http://www.ftii.or.id/?p=360,
diakses pada tanggal 25 Januari, pukul 22:08 WIB.
Gadget dan Teknologi,
http://gadgetren.com/2015/10/05/layanan-baru-gojek/, diakses pada tanggal 25 Januari 2016 pukul 19:35 WIB
Hukum Asuransi,
http://www.slideshare.net/mailinursal/hukum-asuransi-49299063, diakses pada tanggal 24 Januari 2016, pukul 09:24 WIB
http://www.jkt.life/2015/09/apakah-privasi-dan-keamanan-data-pengguna-gojek-dilindungi/, diakses pada tanggal 25 Januari 2016 pada pukul
22:08 WIB
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ee0929d2179f/pertangg
ungjawaban-hukum-dalam-kecelakaan-yang-mengakibatkan-kerugian-materi, diakses pada tanggal 1 Februari 2016 pukul 14:20 WIB.
id.wikipedia.org, https://id.wikipedia.org/wiki/IOS diaskes pada tanggal
22 Agustus 2015 pukul 21.08 WIB
Jenis Layanan Go-Jek,
http://www.gojakgojek.com/2015/08/jenis-layanan-gojek.html , diakses pada tanggal 25 Januari 2016 pukul 19:25 WIB.
Muhamad Ilhamsyah, Cyber Crime and Cyber Law,
http://4neptik.blogspot.co.id/2014/05/kenyamanan-individu-privacy.html, diakses pada tanggal 9 Maret 2016 pukul 17.05 WIB.
Muhamad Iqbal,
http://selular.id/news/2015/08/setelah-ojek-pangkalan-gojek-dan-grabbike-harus-berhadapan-dengan-organda/ diakses pada