32 A. Jenis dan Desain Penelitian
Pendekatan Penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya (Suharsimi 2010: 22 ).
Selain itu peneitian ini juga dapat dikategorikan sebagai penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Beranjak dari sebuah permasalahan, rumusan masalah dan tujuan penelitian,maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimen. Menurut Sugiyono (2009: 107) Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Sedangkan menurut Arikunto (2006: 3) mengatakan bahwa Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Jadi metode eksperimen ini digunakan untuk mengungkap ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang telah dipilih untuk dijadikan penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa metode eksperimen adalah jenis metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari pengaruh akan variabel-variabelnya.
Desain dalam penelitian ini akan menggunakan True Eksperimental.
Menurut Sugiyono (2009: 112) True eksperimental adalah eksperimen yang betul-
betul. Karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalanya eksperimen. Karakteristik dalam desain ini adalah adanya sebuah kelompok kontrol. Menurut Sugiyono (2009:112) dalam true eksperimental ada dua bentuk desain trueeksperimental yaitu : Posttest Only Control Desaign dan Pretest-Posttest Control Group Desaign.
Dan dalam hal ini peneliti menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Disaign. Menurut Sugiyono (2009: 113) mengemukakan bahwa : Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Caranya kelompok dibagi dua yaitu kelompok A dan kelompok B.
Masing-masing kelompok memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh sang peneliti. Dari kedua kelompok tersebut, maka akan didapatkan sebuah data dan informasiyang akan dijadikan bahan untuk pengambilan kesimpulan.
Kelompok A (eksperimen), dan kelompok B (kontrol). Yang dimaksudkelompok eksperimen adalah sebuah kelompok yang diberikan perlakuan dariseorang peneliti untuk mengetahui akan pengaruh dari perlakuan tersebut.Sedangkan kelompok kontrol adalah sebuah kelompok yang tidak diberikanperlakuan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Yang bertujuan untuk mengetahui akan perbandingan atau akibat dari suatu perlakukan(treatmen). Dan treatmen yang dimaksud peneliti adalah model pendekatan taktis. Jadi peneliti ingin mengetahui perbandingan penerapan pembelajaran Round robin brainstorming terhadap hasil belajar siswa.
B. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai penelitian perbandingan penerapan metode Round Robin Brainstorming dengan kelas konvensional terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII di MTs Islamic Centre. Sekolah ini terletak di di jalan Tuparev No. 111 Kel./ Desa Kertawinangun Kecamatan Cirebon Barat Kabupaten Cirebon.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap mulai dari tanggal 11 Januari sampai 11 Maret 2016.
C. Populasi dan Sempel penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2006:
130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A dan VIII B SMP MTs Islamic Centre Kabupaten Cirebon yang berjumlah 50 siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai data populasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.
Data Populasi Siswa Kelas VIII MTs Islamic Centre Kabupaten Cirebon
No. Kelas L P Jumlah
1 VIII-A 10 15 25
2 VIII-B 12 13 25
Jumlah Total 22 28 50
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk mengeneralisasikan hasil penelitian sampel (Suharsimi Arikunto, 2006: 131).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 134) yaitu :
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Berdasarkan ketentuan di atas, penelitian ini mengambil sampel seluruh populasi yang ada karena jumlah populasi kurang dari 100, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik random (acak) atau yang sering disebut dengan istilah samplerandom sampling. Menurut Edi Riadi (2014:18) bahwa
“Sample Random Sampling adalah pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada”.
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik “Total Sampling”, yaitu teknik yang pengambilan sampel diambil dari seluruh populasi yang ada. Hal ini disebabkan karena populasi dalam penelitian kurang dari 100 orang sehingga berdasarkan ketentuan yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 120) di atas maka seluruh populasi akan dijadikan sampel. Disebabkan seluruh populasi dijadikan sampel maka penelitian ini juga disebut dengan penelitian populasi.
3. Pengelompokkan Jenis Sampel
Berdasarkan jenis dan metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu berupa penelitian komparatif yang akan membandingkan satu keadaan dengan keadaan yang lainnya pada anggota populasi yang dijadikan sampel, maka dalam penelitian ini akan dibuat pengelompokkan sampel menjadi dua yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
a. Kelas Kontrol
Kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Adapun jumlah dari siswa yang dijadikan kelas kontrol adalah sebanyak 25 siswa yang terdiri dari kelas VIII-A MTs Islamic Centre Kabupaten Cirebon. Pada kelas kontrol peneliti menggunakan metode pembelajaran dengan metode konvensional.
b. Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen merupakan anggota sampel dalam satu kelas yang telah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Round Robin. Adapun jumlah dari siswa yang dijadikan kelas eksperimen adalah sebanyak 25 siswa yang terdiri dari kelas VIII-B MTs Islamic Centre Kabupaten Cirebon. Pada kelas eksperimen diberikan perlakukan yang berbeda dari sebelumnya yaitu dengan menggunakan pembelajaran Round robin.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagaipedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Pengertian desain penelitian menurut Imam Fachruddin (2009: 97) adalah sebagai berikut:
Desain penelitian merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam
melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika peneletian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan.
Untuk penelitian ini desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Pada desain pretest-posttest control group design merupakan desain yang membandingkan tes awal dan tes akhir. Menurut Sugiyono (2009: 112) adapun bentuk desain untuk model ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Desain Model Penelitian Empirik
Kelompok Pre Test Treatmen/Perlakuan Post Test
Eksperimen A1 X A2
Kontrol B1 - B2
Keterangan :
A1 : pretest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen A2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen
X : Treatmen / Perlakuan yang diberikan dikelompok eksperimen yaitu model pendekatan Round Robin
B1 : Pretest yang dilaksanakan pada kelompok kontrol B2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelompok kontrol
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka paradigma penelitian ini dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Gambar 3.2.
Alur Penelitian Variabel X1 :
Hasil belajar siswa menggunakan metode
konvensional
Variabel X2 : Hasil Belajar siswa menggunakan metode
Round Robin
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Latar Belakang
Siswa kelas VIII A dan VIII B MTs Islamic Cntre Kabupaten Cirebon belum mampu mendapatkan hasil belajar yang lebih baik pada mata pelajaran IPS berupa
nilai prestasi yang memuaskan (hasil belajar rendah).Hasil Belajar Siswa
Idenifikasi Masalah 1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar.
3. Guru masih telalu dominan dalam pembelajaran dan proses belajar di kelas.
Rumusan Masalah
1. Hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional 2. Hasil belajar siswa menggunakan metode round robin
3. Perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvesional dengan metode round robin
Metode Penelitian Eksperimen Komparatif
Variabel Hasil belajar metode konvensional (X1)
Sumber Data
Hasil belajar metode round robin (X2)
Siswa Kelas VIII A Siswa Kelas VIII B
DATA
ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN
DATA LAPANGAN Test (Soal Ulangan)
PERSENTASE 1. Hasil belajar konvensional 2. Hasil belajar Round Robin
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi menurut Suharsimi Arikunto (2010: 199) “Meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra”. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara teliti. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan bersifat kuantitatif yakni dengan mencatat jumlah peristiwa-peristiwa penting tingkah laku tertentu.
Pada penelitian ini, observasi dilakukan sebagai pendukung dari data utama dan merupakan pelengkap dari hasil tes yang telah diberikan kepada seluruh responden.
2. Tes
Tes yang dimaksud adalah tes kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang diberikan dalam bentuk tes formatif atau tes yang sudah disusun sedemikian rupa berdasarkan materi pelajaran yang dibahas.
Model tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test (metode pembelajaran konvensional) dan post-test (sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif Round Robin). Tes ini diberikan kepada seluruh responden yang dijadikan sampel penelitian yaitu kelas VIII-A dan VIII-B MTsIslamic Centre Kabupaten Cirebon. Perlakuan ini diberikan karena sampel pada penelitian ini menggunakan sampel yang tidak berkorelasi (komparasi sampel tidak berhubungan) sehingga analisisnya menggunakan analisis perbedaan dari sampel
yang berbeda kelas dengan waktu yang berbeda (sebelum dan sesudah).
3. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:201) bahwa “dokumentasi dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti catatan-catatan dan literatur yang terkait dengan teori atau kepustakaan.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data skunder yang akan digunakan sebagai landasan perbandingan antara teori dengan prakteknya di lapangan.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes untuk variabel X1 dan variabel X2. Adapun kisi- kisi instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Kisi-Kisi Soal Test
No. Variabel Indikator Ukuran Bentuk Soal
Item
1 Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Siswa dapat menyebutkan pengaruh letak geografis
Indonesia
terhadap kondisi
alam dan
penduduk
Menyebutkan Pilihan
ganda 1, 2, 3
Siswa dapat menyebutkan pengaruh leatk astronomi
Indonesia
Menyebutkan Pilihan
ganda 4, 5, 6
Siswa dapat menjelaskan letak geografis dengan
perubahan bumi di Indonesia
Menjelaskan Pilihan
ganda 7, 8, 9
Siswa dapat menyebutkan persebaran flora dan fauna di Indoensia
Menyebutkan Pilihan ganda
10,11,12 13,14
Siswa dapat menjelaskan persebaran jenis
tanah dan
pemanfaatannya di Indonesia
Menjelaskan Pilihan
ganda 15,16,17
Siswa dapat menjelaskan kondisi penduduk Indonesia
Menjelaskan Pilihan
ganda 18,19,20
G. Validitas dan relabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Data
Uji validitas adalah suatu uji keabsahan instrumen penelitian (kuesioner) yang akan digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian. Agar instrumen penelitian yang digunakan dapat menampilkan data yang akurat, maka butir-butir pertanyaan atau pernyataan (item) diuji validitasnya.
MenurutHusein (2010) mengatakan bahwa : “untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment”.
𝑟 = 𝑁. 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑁. 𝑋2− 𝑋 2 𝑁. 𝑌2− 𝑌 2 Keterangan :
R = nilai korelasi N = jumlah responden
X = skor nilai pertanyaan atau pernyataan
Y = jumlah skor pertanyaan atau pernyataan tiap responden
Untuk keperluan interprestasi hasil perhitungan dari koefisien korelasi, peneliti menggunakan ketentuan yang dikemukakan Casta (2012) yang menyebutkan klasifikasi koefisien korelasi dan tafsirannya dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3.
Interval Koefisien Korelasi
Interval koefisien (r) Interprestasi
0,00 – 0,199 Hubungan sangat rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,399 Hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,599 Hubungan yang cukup berarti 0,60 – 0,799 Hubungan yang tinggi, kuat
0,80 – 1,000 Hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan
Uji validitas ini dilakukan pada butir pertanyaan. Hasil rhitung
dibandingkan dengan rtabel, dimana df=n-2(sig 5% n=jumlah sampel).
Jika rtabel<rhitung maka valid, dan jika rtabel> rhitung maka tidak valid”.
Untuk selanjutnya, penghitungan validitas data peneliti akan menggunakan program SPSS versi 20 for windows. Adapun untuk melihat validitas masing-masing pertanyaan dapat dilihat dengan melihat nilai signifikansi antara variabel total dengan variabel masing- masing pertanyaan. Nilai signifikansi korelasi variabel total dengan masing-masing variabel pertanyaan memiliki nilai di bawah nilai alfa (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel pertanyaan valid.
B. Realibilitas Instrumen
Uji pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alfa reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati angka 1.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu.
“Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja dan uji statistik yang digunakan yang dipakai adalah Cronbach Alfa, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alfa> 0,60” (Ghozali, 2005: 89).
Rumus Reliabilitas Cronbach’s Alpha :
2
1 2
1
j x
k s
r k s
Keterangan :
𝑟∝ = tingkat kehandalan (dalam %).
k = banyaknya belahan tes.
𝑠𝑗2 = varians belahan j.
j = 1,2,…k.
𝑠𝑥2 = varians skor tes.
Selanjutnya untuk pengukuran reliabilitas data, peneliti menggunakan program penghitungan dengan SPSS versi 20 for windows.
C. TeknikAnalisis Data
1. Uji Tingkat Kesukaran Soal Test
“Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00” (Aiken, 2000:
66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK=
1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata- rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal obyektif.
Rumusnya sebagaimana yang digunakan oleh Nitko (2000:310) adalah seperti berikut ini :
𝑇𝐾 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑀𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑆𝑜𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑀𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖𝑇𝑒𝑠𝑡
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat kesukaran soal itu. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dicontohkan seperti berikut ini :
a. 0,00 - 0,30 soal tergolong sukar b. 0,31 - 0,70 soal tergolong sedang c. 0,71 - 1,00 soal tergolong mudah 2. Uji Daya Pembeda Soal Test
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini :
a. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.
Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.
Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (warga belajar/peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (warga belajar/peserta didik yang memahami materi yang diajarkan guru).
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.
𝐷𝑃 =𝐵𝐴 − 𝐵𝐵
1
2𝑁 𝑎𝑡𝑎𝑢𝐷𝑃 = 2 𝐵𝐴 − 𝐵𝐵 𝑁
Keterangan :
DP = daya pembeda soal,
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas, BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N =jumlah siswa yang mengerjakan tes.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun klasifikasinya adalah sebagaimana dipaparkan oleh Crocker dan Algina(2000: 315) sebagai berikut :
a. 0,40 - 1,00 soal diterima baik
b. 0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki c. 0,20 - 0,29 soal diperbaiki
d. 0,19 - 0,00 soal tidak dipakai/dibuang
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh merupakan distribusi normal atau tidak. Adapun metode statistik untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji chi quadrat, dengan menggunakan rumus sebagaimana diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 29). Rumus yang digunakan adalah : 𝑥2 = 𝑓0− 𝑓
𝑓
Keterangan : x2 = Chi quadrat
f0 = Frekuensi yang diperoleh fh = Frekuensi yang diharapkan
Terkait dengan penghitungan normalitas data, peneliti menggunakan program penghitungan dengan program SPSS versi 20 for windows dengan ketentuan keputusan jika p ≥ 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan variabel Y bersifat homogen atau tidak. Adapun ketentuan homogen atau tidaknya adalah dengan membandingkan hasil uji Fhitung dengan Ftabel. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut : 1) Jika Fhitung< Ftabel, berarti homogen.
2) Jika Fhitung> Ftabel, berarti tidak homogen.
c. Uji T-Test
Rumus yang digunakan untuk menguji perbandingan adalah sebagai berikut :
𝑡 = 𝑑𝑖
𝑁 𝑑𝑖2− 𝑑𝑖 2 𝑁−1
Keterangan : t = nilai t
d = selisih nilai postes dan pretes
N = Jumlah sampel (Edi Riadi, 2014:157)
Untuk tahap selanjutnya dalam proses penghitungan dan lebih memudahkan bagi peneliti, maka penghitungannya akan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 for windows.
d. Uji Hipotesis
Tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji “t” pada taraf kesalahan α = 0.05 (5%) dengan menggunakan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1) Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak artinya signifikan.
2) Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima artinya tidak signifikan.
Berdasar probabilitas:
1) H0 diterima jika P value> 0,05 2) H0 ditolak jika P value< 0,05
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara yang kebenarannya perlu dibuktikan terlebih dahulu.Hipotesis merupakan anggapan yang mungkin benar dengan alasan atau menguatkan pendapat meskipun belum dibuktikan kebenarannya.Jadi hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah.
Hipotesis akan ditolak jika ternyata salah dan akan diterima apabila fakta-fakta membenarkannya.
Berpijak dari semua itu maka penulis mengemukakan hipotesis sementara yang merupakan jawaban dari permasalahan dan kebenarannya memerlukan pengujian yang berdasarkan dari penelitian lapangan. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut :
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan pembelajaran kooperatif Round Robin Brainstorming terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII MTs Islamic Centre Kabupaten Cirebon.
Ha = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan pembelajaran kooperatif Round Robin Brainstorming terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII MTs Islamic Centre Kabupaten Cirebon.
Hipotesis tersebut jika dituangkan dalam hipotesis dalam bentuk statistik maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : r = 0 Ha : r > 0