• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan

DAMRI merupakan singkatan dari Djawatan angkutan motor Indonesia yang terbentuk dari hasil maklumat kemenhub (kementerian perhubungan) RI No.01/DAMRI/46 tanggal 25 November 1946 dengan memiliki tugas yaitu mengadakan atau menyelenggarakan angkutan berpenumpang dan barang yang melalui jalan raya menggunakan kendaraan bermotor. Setelah berjalan bertahun- tahun dan mengalami perkembangan sebagai perusahaan umum (PERUM) nama Damri tetap masih dilekatkan sebagai brand mark dari badan usaha milik negara (BUMN) yang sampai saat ini perum Damri masih konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai penyedia jasa angkutan umum bagi penumpang dan barang dengan menggunakan kendaraan berjenis bus dan truk.

Hingga saat ini perum Damri masih menjadi penyedia moda transportasi yang memiliki jaringan terluas di wilayah negara Indonesia yang hampir tersebar di setiap kota dan daerah yang ada di Indonesia, dalam kegiatan usahanya Damri menyediakan angkutan penumpang dalam kota dan luar kota maupun antar kota dalam provinsi (AKDP) dan antar kota antar provinsi (AKAP) kemudian ada angkutan khusus bandar udara, angkutan pariwisata, angkutan logistik, angkutan keperintisan dan angkutan lintas negara. Kemudian lebih spesifik dalam cakupan usaha dari perum damri dalam menjalankan tugasnya maka akan dijelaskan satu per satu dimulai dari angkutan kota (Wikipedia 2020).

Angkutan bus kota merupakan sebuah mota transportasi umum dalam kota tertentu yang trayek dan rutenya sudah diatur, sebagai contoh adalah Trans Jakarta dan bus Kota Bandung yang memiliki trayek yang sudah ditentukan, di dalam Kota Bandung saja pelayanan dari bus Damri dibagi menjadi dua yaitu bus dalam kota dan aglomerasi sehingga jika dijumlah menjadi 11 rute. Bus Damri melayani yaitu Bandung Leuwi Panjang – ledeng (PP), Leuwi Panjang-Dipatiukur (PP), Leuwi Panjang-Cicaheum (PP), Kebon kalapa-cibiru (PP), Dipatiukur-Jatinangor (PP), Alun-alun Ciburuy (PP), Elang-Jatinangor (PP), Cicaheum-Cibereum (PP), Leuwi

(2)

2 Panjang-Cibiru (PP), Alun alun-Kota baru parahyangan (PP), Elang-Cibiru (PP).

Sementara itu untuk tarif tiket bus Damri di dalm kota bandung pada tahun 2020 adalah:

Tabel 1.1 Tarif Harga Bus Damri

Rute Tarif

Cicaheum-Cibereum Rp3000

Leuwi Panjang-Ledeng Rp5000

Dipatiukur-Leuwi panjang Rp5000

Elang-Jatinangor Rp5000

Elang-Jatinangor (via tol) Rp8000 Dipatiukur-Jatinangor (via tol) Rp8000 Kebon kalapa-Tanjungsari Rp5000 Leuwi Panjang-Cicaheum Rp5000

Kebon kalapa-cibiru Rp6000

Leuwipanjang-ciburuy Rp5000

Sumber: (Mardiana, Transportasi Bandung 2019)

Kemudian bus Damri juga memiliki rute pelayanan antar negara yang berarti melayani angkutan dari satu kota ke kota lain melewati lintas batas negara menggunakan kendaraan bus umum yang rutenya telah terikat oleh trayek. Damri mempelopori transportasi lintas negara yang masih didalam kawasan Asia Tenggara yaitu antara Indonesia Malaysia dengan melayani trayek Pontianak (Indonesia) – Kuching (Malaysia). Selain itu ada trayek baru dari Damri yang melayani dari Pontianak menuju Brunei Darussalam. Damri juga sedang merintis rute baru antar Negara yang akan melayani masyarakat ke Papua Nugini dan Timor Leste, berikut adalah trayeknya:

(3)

3 Tabel 1.2 Trayek Bus Printis

Dari Tujuan

Pontianak (Indonesia) Kuching (Malaysia) Pontianak (Indonesia) Bandar seri Begawan (brunei)

Kupang (Indonesia) Dili (timor leste) Jayapura (Indonesia) Vinimo (papua nugini)

Sumber : (Mardiana, Transportasi Bandung 2019)

Lalu Perum Damri juga menyediakan layanan berupa bus Perintis, bus Perintis melayani daerah-daerah terpencil dan terisolir di Indonesia dimana di trayek itu belum ada angkutan umum yang tersedia dari perusahaan lain. Angkutan perintis merupakan penugasan dari pemerintah kepada Damri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terpencil atau terisolir akan transportasi dan angkutan umum, hal ini bertujuan agar masyarakat tempat tersebut dapat membantu mobilitas dengan mudah, anak-anak berangkat sekolah dengan mudah, biaya logistik dapat ditekan dan hasil bumi dapat didistribusikan. Lalu yang terakhir dari layanan Damri logistik yaitu melayani pengiriman berupa barang melalui jalan darat menggunakan kendaraan truk (Wikipedia 2020).

Gambar 1.1 Logo Damri Sumber: (Damri Logistik 2019)

Slogan:

Takes You Everywhere

Logo Damri memiliki tiga gradasi warna berbeda yang semuanya memiliki maknanya masing-masing. Warna kuning memiliki makna yang merupakan pengalaman dinamis yang memberikan kebahagiaan dan semangat baru bagi seluruh pengguna jasa, lalu warna oranye melengkai logo gram dengan sifat hangat

(4)

4 dan kreatif, kemudian warna terahir adalah biru yang melambangkan pengetahuan, kebijaksanaan dan loyalitas Damri yang selalu dapat diandalkan. Lalu juga terdapat makna pada logo Damri yaitu logo gram berbentuk tanda panah yang memiliki sifat progresif Damri, kecepatan, serta keselamatan dalam perjalanan yang mampu memberikan pengalaman lebih bagi pelanggan. Kemudian jenis huruf sans serif menunjukan sifat yang lebih modern, ditulis dengan kesan tebal dengan semua hurufnya menggunakan kapital sebagai makna komitmen dan kekokohan Damri dalam melayani kebutuhan transportasi di Indonesia. (www.damrilogistics.co.id/)

Visi Damri:

 Menjadi perusahaan transportasi kelas dunia yang handal, berkinerja unggul dan berkelanjutan.

Misi Damri:

 Menyediakan alat produksi yang handal, modern dan berbasis dan berbasis teknologi mutakhir untuk mendukung konektivitas transportasi

 Memberikan pelayanan yang berkualitas prima, berkeselamatan, dan berorientasi kepada pelanggan.

 Mengembangkan human capital yang professional dan inovatif untuk mengoptimalkan profit guna meningkatkan nilai tambah kepada stake holder.

 Menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam aktifitas usaha perusahaan.

 Mengembangkan diversifikasi usaha guna mendukung core bisnis perusahaan

Sumber: (https://damri.co.id/visimisi)

Trans Metro Bandung adalah rapid transit bus yang beroperasi di kota Bandung sejak 23 September 2009. Trans Metro Bandung memiliki lima koridor yang telah berjalan, bus ini juga diharapkan dapat mengurangi jumlah angkot dan dan dapat menjadi solusi kemacetan di Kota Bandung. TMB ini menjadi proyek

(5)

5 pemerintah Kota Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan biaya yang murah, fasilitas nyaman yang terjamin, tepat waktu ke tempat tujuan.

Serta di setiap koridornya memiliki bus sebanyak 10 unit.

Koridor dan jurusan bus yang sudah beroperasi:

 Koridor 1: Cibiru - Cicaheum

 Koridor 2: Cicaheum - Cibereum

 Koridor 3: cicaheum - Sarijadi

 Koridor 4: Antpani - Leuwi Panjang

 Koridor 5: Antapani - Stasiun hall

Tarif Bus Trans Merto Bandung termasuk murah dan ekonomis, untuk umum harganya hanya Rp4000 dan Rp2000 untuk pelajar dengan pembayaran secara tunai, sedangkan jika pembayaran melalui non tunai untuk umum yaitu Rp3000 dan pelajar Rp1000 (Wikipedia 2020).

Visi TMB:

 Terselenggaranya angkutan umum perkotaan yang aman, nyaman, mudah, tepat waktu, tarif yang terjangkau dengan standar pelayanan prima.

Misi TMB:

 Membangun pelayanan publik yang berbasis jalan dengan moda transportasi lainnya.

Sumber: (Puspitasari 2015)

(6)

6 Gambar 1.2 Logo Trans Metro Bandung

Sumber: (Berkas: Logo TMB Trans Metro Bandung 2019)

1.2 Latar Belakang Penelitian

Di Era digital saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi digital semakin meningkat yang mana telah memberikan banyak dampak bagi semua elemen manusia. Salah satu dampak nyata yang terasa dan terlihat oleh kemajuan teknologi adalah sistem transportasi. Sistem transportasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kebutuhan manusia khususnya di Indonesia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pentingnya transportasi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan daratan, namun didominasi oleh perairan dimana semua membutuhkan alat transpotasi untuk menghubungkan semua lokasi-lokasi yang ada di Indonesia.

Untuk mempermudah mobilitas tentunya masyarakat membutuhkan alat transportasi yang nyaman, aman, cepat dan praktis sehingga dapat memberikan kelancaran dalam segala sisi dimana masyarakat dapat melakukan pergerakan social movement dengan tujuan yang tentunya berbeda-beda menggunakan alat transportasi kendaraan pribadi (mobil/motor) maupun kendaraan umum (paratransit) dan (masstransit). Secara umum angkutan paratransit adalah angkutan

(7)

7 yang tidak memiliki jadwal, jalur dan tempat pemberhentian yang tetap dalam beroperasi di sepanjang trayeknya. Hal ini biasanya terjadi pada angkutan umum yang melewati jalan raya yang mana jalur, waktu dan tempat pemberhentian bersifat kondisional. Sedangkan masstransit adalah transportasi umum yang memiliki jadwal keberangkatan dan tempat pemberhentian yang tetap serta memiliki jalur khusus (Sumber: http://dishub.jabarprov.go.id). Tujuan mendasar dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Selain itu, pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan mengatur pemerintah, termasuk pemerintah daerah dan kota untuk menyelenggaraan angkutan orang dan barang dengan kendaraan bermotor di jalan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi standar pelayanan minimal yang meliputi unsur keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan di jalan (Sumber:

https://pih.kemlu.go.id).

Meningkatnya fenomena kemacetan yang terjadi di wilayah perkotaan di Indonesia saat ini sering dianggap sebagai hal biasa, padahal semestinya kemacetan merupakan masalah besar yang harus dapat terselesaikan. Menurut direktur keamanan dan keselamatan (DirKamsel) Korlantas Polri Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana menyatakan bahwa kemacetan disebabkan setidaknya oleh 10 faktor dimana salah satu yang paling penting diantaranya yaitu sistem angkutan umum yang tidak mampu menjangkau dan melayani kebutuhan publik sampai dengan 80% yang berdampak pada penggunaan kendaraan pribadi yang semakin meningkat (Nayazri 2018). Didukung oleh survey yang dilakukan Kominfo memberikan pernyataan bahwa membangun transportasi umum yang layak dapat mengurangi kemacetan, dimana secara teknis jika 50% pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan transportasi umum maka permasalahan kemacetan dapat dihindarkan (Kominfo 2015).

Kota Bandung menempati posisi pertama sebagai kota termacet di Indonesia.

Dari hasil survey Asian Development Bank (ADB) (Ramadhan 2019) yang dilakukan kepada 278 kota di 45 negara menempatkan kota Bandung di urutan ke 14 sebagai kota termacet di Dunia atau peringkat 1 se-Indonesia. Fakta tersebut turut didukung dari Survey Primer Bandung Road Safety Annual Report 2017

(8)

8 dimana data menunjukan kecepatan rata-rata lalu lintas di Kota Bandung hanya memiliki 14,1 Km per Jam (A. T. detikNews 2019). Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di kota Bandung. Salah satu diantara faktor lainnya yaitu disebabkan oleh tingginya tingkat volume lalu lintas yang tidak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia (Ekasari 2019). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, ruas jalan di kota Bandung hanya mengalami pertambahan sebesar 0,87% dari tahun sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa ruas jalan di kota Bandung tidak mengalami pertambahan yang signifikan. Sedangkan volume lalu lintas di kota Bandung menurut data Dinas Perhubungan Kota Bandung pada tahun 2018 kendaraan roda dua di Kota Bandung sebanyak 1.251.080 unit dan roda empat sebanyak 536.973 unit, jumlah tersebut mengalami peningkatan dengan rata-rata 11% setiap tahunnya (Andriyawan 2018). Dengan realita jumlah kendaraan yang semakin meningkat, maka tidak mengherankan jika kemacetan menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari. Dimana akan mengalami kepadatan pada ruas jalan di kota Bandung di jam-jam tertentu seperti terjadi pada jam kerja di pagi hari dan jam pulang kerja di sore hari, jam berangkat anak sekolah, dan akhir pekan.

Fakta tersebut tentunya menjadi hal yang harus sangat diperhatikan bagi berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Bandung. Pemberlakuan sejumlah program untuk mengatasi kemacetan yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung yaitu salah satunya dengan peningkatan pelayanan transportasi publik yang dihimbau oleh Wali Kota Bandung bahwa harus ada perhatian khusus mengenai infrastruktur dengan memperhatikan kelayakan fasilitas dan keamanan bus yang diharapkan masyarakat dapat berpindah menggunakan transportasi publik (Andriyawan 2018). Hal tersebut mengacu pada data Dinas Perhubungan Kota Bandung yang menyatakan jumlah pertumbuhan kendaraan pribadi cukup tinggi dimana masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi mencapai 80%, sedangkan masyarakat yang menggunakan transportasi umum hanya 20%

(Manggalani 2019). Menurut (Alam 2019) masyarakat Bandung saat ini lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi disebabkan karena sarana transportasi umum di kota Bandung masih kurang menunjang sehingga masyarakat merasa tidak nyaman dan semakin selektif dalam memilih alat transportasi umum. Hal ini

(9)

9 sesuai dengan yang disampaikan oleh Safitri (2015, hlm 11), bahwa untuk menanggulangi masalah kemacetan yang diakibatkan pergerakan, dan jumlah kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi, diperlukan sarana angkutan umum yang mampu untuk mengakomodasi hal tersebut.

Bus Damri Bandung dan Trans Metro Bandung merupakan transportasi umum bus kota yang sudah lama beroperasi dan memiliki rute yang jumlahnya tidak sedikit dimana berdasarkan peraturan Pemerintahan Kota Bandung sudah menerapkan untuk memaksimalkan Bus Damri Bandung dan Trans Metro Bandung agar dapat mengurangi kemacetan sejak tahun 2018. Terdapat survey yang dilakukan oleh Dishub Kota Bandung (2019) untuk dapat mengetahui seberapa banyak pengguna Bus Damri dan Trans Metro Bandung yang merasa puas dengan pelayanan yang sudah lama disediakan, maka berikut ini adalah hasil respon dari pengguna moda transportasi Bus kota di Kota Bandung.

Gambar 1.3 Survey Kepuasan Pelayanan Teknis Terminal Sumber: Dishub Kota Bandung (Instagram)

(10)

10 Pada gambar tersebut menjelaskan tingkat kepuasan masyarakat Bandung khususnya pengguna bus kota Bandung pada pelayanan teknis dan terminal.

Hasilnya adalah 84,53% sangat puas dengan pelayanan, 84,78% sangat puas dengan ketepatan waktu keberangkatan dan waktu tiba bus, kemudian 86,96%

sangat puas dengan tarif dan biaya dari bus yang digunakan, kemudian 82,26% puas dalam aspek fasilitas yang tersedia pada bus maupun terminal, selanjutnya 87,11%

sangat puas dalam aspek perilaku dari petugas yang berwenang di terminal di Kota Bandung, dan yang terakhir adalah 85,16% sangat puas dalam aspek pengaduan dan saran. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna bus di Kota Bandung merespon positif dalam aspek sarana prasarana yang menunjang kenyamanan dalam bertransportasi menggunakan bus (Dishub Kota Bandung, Instagram). Selain itu, dibawah ini merupakan hasil survey kepuasaan terhadap penggunaan Bus Trans Metro Bandung.

Gambar 1. 4 Survey Kepuasan Menggunakan TMB Sumber: Dishub Kota Bandung (Instagram)

(11)

11 Pada gambar diatas menjelaskan kepuasan masyarakat Kota Bandung menggunakan Bus Trans Metro Bandung. 82% puas dari aspek pelayanan, kemudian 79% puas dari aspek ketepatan waktu pemberangkatan dan waktu tiba bus Trans Metro Bandung, kemudian 83% sangat puas dengan tarif atau biaya bus Trans Metro Bandung yang relatif murah, lalu 80% puas dengan fasilitas yang terdapat pada Trans Metro Bandung, kemudian 83% sangat puas dalam aspek perilaku dari kru bus Trans Metro Bandung bisa dari sopir maupun kondektur TMB, lalu yang terakhir 77% mengaku sangat puas dari aspek pengaduan dan saran dari penumpang. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat Kota Bandung memiliki kepuasan setelah menggunakan Bus Trans Metro Bandung. Selain itu, didukung oleh data yang dilakukan oleh Humas Kota Bandung dan Perum Damri Bandung berikut ini (Dishub Kota Bandung, Instagram).

Tabel 1.3 Rata-Rata Jumlah Penumpang Perhari TMB Tahun 2019

Koridor Januari Oktober

Koridor 1 302 360

Koridor 2 308 360

Koridor 3 246 278

Koridor 4 88 110

Sumber: (Humas Perum damri 2019)

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa rata-rata penumpang Trans Metro Bandung meningkat di setiap koridornya pada periode Bulan Januari hingga Oktober tahun 2019. Di korior 1 jurusan Cibiru – Cibereum pada Januari 2019 tercatat rata-rata penumpang satu unit bus per hari sebanyak 302 penumpang.

Hingga Oktober 2019 meningkat menjadi 360 penumpang per bus setiap harinya.

Di koridor 2 jurusan Cicaheum – Cibereum meningkat dari rata-rata 308 orang menjadi 360 orang berhari di periode Januari hingga Oktober 2019. Kemudian di koridor 3 peningkatan peningkatan juga terjadi dari yang perharinya rata-rata 246 penumpang di bulan Januari menjadi 278 penumpang perhari di bulan Oktober, lalu di koridor 4 jurusan Antapani – Leuwi Panjang dari yang mulanya 88 penumpang perhari meningkat menjadi 110 penumpang perhari di periode bulan Januari hingga Oktober tahun 2019. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna Trans Metro Bandung selalu meningkat di Tahun 2019. Namun, untuk jumlah penumpang

(12)

12 yang menggunakan Bus Damri Kota mengalami peningkatan yang tidak stabil.

Berikut tabel jumlah penumpang Bus Damri Kota pada tahun 2019.

Tabel 1.4 Jumlah Penumpang Bus Damri Kota Bandung Tahun 2019

NO Periode Jumlah

1 Januari 764.536

2 Februari 702.877

3 Maret 759.049

4 April 705.782

5 Mei 745.239

6 Juni 716.987

7 Juli 712.301

8 Agustus 745.802

9 September 909.761

10 Oktober 816.214

11 November 856.253

12 Desember 969.184

Sumber: Perum Damri Bandung

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penumpang paling banyak terjadi pada Bulan Desember 2019 dan penurunan terjadi di Bulan Oktober 2019. Dari dua hasil survey yang dilakukan dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah penumpang bus di Bandung memiliki kenaikan setiap bulan pada tahun 2019. Namum di masa pandemi Covid 19 yang sedang terjadi ini sangat berpengaruh untuk jumlah penumpang bus, pada bulan Maret 2020 penumpang bus Trans Metro Bandung

(13)

13 anjlok. Dadan sebagai petugas dari Trans Metro Bandung mengatakan bahwa penumpang per-hari biasanya mencapai 40 orang, namun sejak 16 maret 2020 penumpangnya turun drastis menjadi hanya 7-37 orang saja per-harinya. Hal ini dikarenakan dimulainya libur anak sekolah, karena biasanya penumpang mayoritas dari anak sekolah. Sementara itu jumlah penumpang bus Damri di Terminal Cicaheum juga mengalami penurunan 40% (D. I. detikNews 2020) . Sejak awal Februari sudah terjadi penurunan cukup signifikan antara 7 hingga 10 persen, dan menurut Kepala Terminal Bus Cicaheum Bandung, Roni Hermanto, sejak keluar instruksi Gubernur (Jawa Barat) maupun Walikota (Bandung) terjadi penurunan sangat drastis hingga 40 persen. Untuk menanggapi masalah tersebut pemerintah harus berusaha keras melakukan upaya pemulihan dengan memastikan ketersediaan layanan angkutan umum masal mematuhi protokol kesehatan, mulai dari tempat pemberangkatan, perjalanan maupun tempat kedatangan (CNBC Indonesia). Secara itu pemerintah juga mendorong secara maksimal penerapan intelligent system dan contactless ticketing, cashless payment, digital information dan system apps dan disiplin physical distancing.

Pada kenyataannya fakta di lapangan banyak yang belum sesuai dengan rencana dan hasil survey. Menurut Soni Laksono pakar transportasi menyebutkan sebagian halte bus di Bandung yang berdiri sebelum angkutan bus beroperasi mengakibatkan tidak semua halte bus di Bandung berdiri sesuai rencana dan peruntukannya, bahkan banyak halte yang kumuh lantaran penggunaan yang tidak maksimal dan saat ini yang menjadi permasalahan adalah penumpang bus tidak ingin menggunakan halte tersebut, hal itu diperparah dengan menaikan dan menurunkan penumpang tidak pada tempatnya. Kebiasaan masyarakat yang ingin naik turun bus disembarang tempat menurut General Manager DAMRI Ahmad Daroini dikarenakan posisi halte yang tidak strategis atau jauh dari rumah (Anshori 2020). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan (Ekasari 2019) dimana dari hasil evaluasi alasan tidak menggunakan layanan bus karena akses menuju halte atau pick up point yang terlalu jauh dengan penilaian sebesar 25,2%.

Padahal Pemkot Bandung telah mengeluarkan stimulus TMB Gope dan penggunaan smart card sebagai pembayaran agar masyarakat mudah bertransaksi dimana diharapkan agar halte digunakan sebagai tempat penjualan tiket dan harus

(14)

14 menurunkan penumpang di halte yang telah disediakan (Sumber:

www.ayobandung.com).

Jika dilihat dari tarif yang ditawarkan, Trans Metro Bandung dan Damri memiliki perbedaan tarif. Menurut Harist dan Wardhana (2016) menyatakan dalam penelitiannya bahwa harga/tarif menjadi salah satu faktor pembentuk preferensi konsumen dalam menggunakan produk. Damri memiliki 11 rute di Kota Bandung (moovit 2021) dimana tarif yang ditawarkan sesuai dengan jarak rute yang ditempuh berkisar antara Rp.3.000 sampai Rp.8000 (Dian Mardiana 2019).

Sedangkan tarif yang ditawarkan oleh Trans Metro Bandung dibedakan atas dasar status pekerjaan, cara pembayaran dan waktu operasional antara lain untuk umum dengan uang tunai dikenakan Rp.4.000, untuk umum non-tunai sebesar Rp.3.000, tarif khusus (buruh, guru honorer, veteran) sebesar Rp.1, untuk SD dan SMP di kota Bandung sebesar Rp.1.000. Harga tersebut merupakan layanan yang diberikan oleh TMB, dimana untuk memperoleh harga khusus maka penumpang hanya dapat menggunakan dengan kartu elektronik (Brizzi) (Propokim Kota Bandung 2019).

Pembayaran Bus damri Dan Trans Metro Bandung di Kota Bandung rupanya menyasar kalangan millennial dengan memberlakukan pembayaran non tunai, untuk damri kini dapat membayar melalui KasPro jadi para pengguna Bus Damri tidak perlu repot karena pembayaran ongkosnya melalui elektronik. Direktur KasPro (Adelheid Helena) mengatakan kerja sama yang dilakukannya adalah bentuk Gerakan non tunai yang digulirkan oleh pemerintah, sehingga kedepannya masyarakat atau pengguna bus bertransaksi meggunakan uang elektronik. Hal ini dilakukan karena Kota Bandung yang notabennya sebagai penyangga Ibu kota Jakarta memiliki potensi yang besar untuk 3-5 tahun kedepan untuk banyak warganya dan mahasiswa yang menggunakan bus Damri. Asisten pemasaran dan pengembangan Perum Damri menilai bahwa dengan adanya Kas Pro dapat menunjang konsumennya dalam melakukan pembayaran, terlebih rute yang kini dijalankan mayoritas digunakan kalangan millennial (Sumber:

https://www.tribunnews.com).

Tidak kalah saing Trans Metro Bandung juga memiliki pembayaran non tunai yang dapat lebih memudahkan transaksi penjualan tiket melalui Brizzi yang dikeluarkan oleh Bank BRI. Untuk pembayaran non tunai di Bus Trans Metro

(15)

15 Bandung sudah dapat di semua koridor yang diberlakukan sejak Agustus 2019.

Menurut Yana Mulyana sebagai Wakil Walikota Bandung mengatakan program bus non tunai ini dinamai dengan Tap on bus, hal ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan uang cash di kendaraan umum seperti bus sehingga lebih aman dan praktis. Dengan pembayaran non tunai juga menguntungkan penumpang bus itu sendiri karena biaya yang lebih murah dan yang tidak kalah penting dapat lebih menarik minat konsumen dari kalangan muda. Biasanya konsumen akan lebih cenderung tertarik pada produk yang memiliki harga atau tarif yang lebih murah diantara produk-produk sejenisnya. Namun, tarif murah yang ditawarkan keduanya belum juga dilirik penumpang meski harga sudah dipangkas habis, hal tersebut dikarenakan belum menjangkau pemukiman masyarakat dan infrastruktur pendukung pembayaran pun dianggap belum lengkap (Republika 2019). Dari hasil pengamatan lapangan, banyak fasilitas dalam kondisi kurang baik serta tidak digunakan sebagai mana mestinya. Selain itu, marka atau separator yang menjadi tanda jalur bus TMB dan Damri banyak yang sudah tidak terlihat dengan jelas, sehingga memungkinkan untuk terjadi ketidakteraturan terminal oleh para pengguna jalan lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam jurnal (Wulan Yuliyana 2018) kualitas pelayanan dan tarif dalam dunia jasa angkutan adalah dua hal yang saling berdampingan. Tarif yang tinggi diharapkan akan memberikan kualitas pelayanan yang maksimal bagi penggunanya.

Saat ini Bus Damri dan Trans Metro Bandung menyasar kaum millennial (gen Y) dan generasi (Z). Transaksi yang bersifat online sangat mendukung generasi Y dan Z karena sesuai karakteristiknya. Generasi Y dikenal dengan sebutan generasi mellenial atau milenium. Generasi Y ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messanging dan lain-lain.

Kemudian Generasi Z biasanya disebut dengan generasi internet. Generasi Z lebih banyak berhubungan sosial lewat dunia maya. Hal tersebut juga berhubungan dengan survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada 2018 dimana di kota Bandung didominasi oleh millennial (gen Y) dan generasi (Z).

(16)

16 Gambar 1. 5 Jumlah penduduk kota Bandung menurut usia dan jenis

kelamin

Sumber: (Badan Pusat Statistik (BPS) 2019)

Dari Gambar 1.5 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kota Bandung mencapai 2,5 juta jiwa. Ada pun dibagi menjadi tiga yaitu usia belum produktif, produktif dan non produtif, di Kota Bandung sendiri usia belum produktif antara rentan usai (0-14 tahun) mencapai jumlah angka 562 ribu jiwa, kemudian kelompok usia produktif dengan rentan usia (15-64 tahun) mencapai 1,81 juta jiwa dan terakhir kelompok usia yang sudah tidak produktif dengan rentan usia (diatas 65 tahun) berjumlah 132 ribu jiwa. Hal ini menunjukan Kota Bandung dalam masa bonus demografi karena usia produktif lebih mendominasi dibandingkan dengan usia belum produktif maupun sudah tidak produktif. Dimana kelomok usia (20-24) tahun merupakan yang paling banyak yakni berjumlah 258 ribu jiwa, sementara kelompok usia muda (15-34 tahun) mencapai 912 ribu jiwa atau 36% dari total penduduk Ibu Provinsi Kota Jawa Barat tersebut. Maka dari itu, penulis hanya menggunakan generasi millennial (Y) dan generasi Z sebagai objek dalam penelitian ini sesuai dengan rentang usia masyarakat yang paling mendominasi di kota Bandung.

(17)

17 Pembahasan mengenai transportasi bus di Kota Bandung dikuatkan oleh jurnal yang dilakukan oleh “Prosiding Forum Study Transportasi Antar Perguruan Tinggi” mengenai preferensi masyarakat terhadap perbandingan dua jenis angkutan umum di Kota Bandung. Jurnal ini membahas pilihan mode Light Rail Transit (LRT) dan Bus Damri di Bandung yang tujuannya untuk mengetahui pilihan ini, dampak tarif, waktu tempuh dalam kendaraan, dan risiko kecelakaan dianalisis dengan menggunakan model regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebanyak 58,5% responden tidak akan menggunakan LRT jika tarif dan waktu tempuh antara LRT dan Bus sama, walaupun risiko kecelakaan LRT lebih kecil dibandingkan dengan Bus Damri.

Berdasarkan fenomena dan permasalahan yang telah dideskripsikan diatas, maka dari itu penelitian layak untuk dilakukan dengan judul “Minat Preferensi Generasi Y dan Z Terhadap Penggunaan Transportasi Umum Berbasis Bus Damri dan Trans Metro Bandung di Kota Bandung”.

1.3 Perumusan masalah

Meningkatnya fenomena kemacetan yang terjadi di wilayah perkotaan di Indonesia saat ini sering dianggap sebagai hal biasa. Menurut direktur keamanan dan keselamatan (DirKamsel) Korlantas Polri Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana menyatakan bahwa kemacetan disebabkan setidaknya oleh 10 faktor dimana salah satu yang paling penting diantaranya yaitu sistem angkutan umum yang tidak mampu menjangkau dan melayani kebutuhan publik sampai dengan 80% yang berdampak pada penggunaan kendaraan pribadi yang semakin meningkat (Nayazri 2018). Hal itu terjadi pada Kota Bandung, dimana dari hasil survey Asian Development Bank (ADB) (Ramadhan 2019) menempatkan kota Bandung di urutan ke 14 sebagai kota termacet di Dunia atau peringkat 1 se- Indonesia. Salah satu diantara faktor lainnya penyebab kemacetan di kota Bandung yaitu disebabkan oleh tingginya tingkat volume lalu lintas yang tidak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia (Ekasari, Evaluasi Rute dan Halte Bus di Kota Bandung 2019).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, ruas jalan di kota Bandung hanya mengalami pertambahan sebesar 0,87% dari tahun sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa ruas jalan di kota Bandung tidak mengalami

(18)

18 pertambahan yang signifikan. Sedangkan volume lalu lintas di kota Bandung menurut data Dinas Perhubungan Kota Bandung pada tahun 2018 kendaraan roda dua di Kota Bandung sebanyak 1.251.080 unit dan roda empat sebanyak 536.973 unit, jumlah tersebut mengalami peningkatan dengan rata-rata 11% setiap tahunnya (Andriyawan 2018). Hal tersebut mengacu pada data Dinas Perhubungan Kota Bandung yang menyatakan jumlah pertumbuhan kendaraan pribadi cukup tinggi dimana masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi mencapai 80%, sedangkan masyarakat yang menggunakan transportasi umum hanya 20%

(Manggalani 2019). Dimana hal tersebut akan berdampak pada kepadatan pada ruas jalan di kota Bandung di jam-jam tertentu seperti terjadi pada jam kerja di pagi hari dan jam pulang kerja di sore hari, jam berangkat anak sekolah, dan akhir pekan.

Untuk itu Pemerintah Kota Bandung memberlakuan sejumlah program untuk mengatasi kemacetan yang dilakukan yaitu salah satunya dengan peningkatan pelayanan transportasi publik yang dihimbau oleh Wali Kota Bandung bahwa harus ada perhatian khusus mengenai infrastruktur dengan memperhatikan kelayakan fasilitas dan keamanan bus. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Safitri (2015, hlm 11), bahwa untuk menanggulangi masalah kemacetan yang diakibatkan pergerakan, dan jumlah kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi, diperlukan sarana angkutan umum yang mampu untuk mengakomodasi hal tersebut.

Namun pada kenyataannya fakta di lapangan banyak yang belum sesuai dengan rencana. Sebagian halte bus di kota Bandung tidak berdiri sesuai rencana dan peruntukannya, bahkan banyak halte yang kumuh lantaran penggunaan yang tidak maksimal. Hal itu diperparah dengan menaikan dan menurunkan penumpang tidak pada tempatnya. Kebiasaan masyarakat yang ingin naik turun bus disembarang tempat menurut General Manager DAMRI Ahmad Daroini dikarenakan posisi halte yang tidak strategis atau jauh dari rumah (Anshori 2020).

Jika dilihat dari tarif yang ditawarkan tergolong murah, namun tarif keduanya belum juga dilirik penumpang. Padahal saat ini Bus Damri dan Trans Metro Bandung menyasar kaum millennial (gen Y) dan generasi (Z). Transaksi yang bersifat online sangat mendukung generasi Y dan Z karena sesuai karakteristiknya.

Hal tersebut dikarenakan belum menjangkau pemukiman masyarakat dan infrastruktur pendukung pembayaran pun dianggap belum lengkap (Republika

(19)

19 2019). Banyak fasilitas dalam kondisi kurang baik serta tidak digunakan sebagai mana mestinya dan suasana terminal yang tidak teratur. Menurut (Wulan Yuliyana 2018) kualitas pelayanan dan tarif dalam dunia jasa angkutan adalah dua hal yang saling berdampingan. Tarif yang tinggi diharapkan akan memberikan kualitas pelayanan yang maksimal bagi penggunanya.

Berdasarkan paparan yang telah disajikan dalam latar belakang masalah di atas, maka untuk mempermudah arah dan proses pembahasan, peneliti akan memfokuskan permasalahan pada penelitian ini yaitu minat preferensi dari generasi Y dan Z terhadap penggunaan transportasi umum berbasis bus Damri dan Trans Metro Bandung. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana harga yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung?

2. Bagaimana kualitas pelayanan yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung?

3. Bagaimana kondisi fasilitas bus yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung?

4. Bagaimana kondisi suasana terminal yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung?

5. Bagaimana lokasi halte yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung?

6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat preferensi generasi Y dan Z terhadap penggunaan Bus Damri dan Trans Metro Bandung?

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan poin identifikasi masalah diatas, berikut adalah tujuan penelitiannya:

1. Untuk mengetahui harga yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung.

2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung.

3. Untuk mengetahui kondisi fasilitas bus yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung.

(20)

20 4. Untuk mengetahui kondisi suasana terminal yang disediakan oleh Bus

Damri dan Trans Metro Bandung.

5. Untuk mengetahui lokasi halte yang disediakan oleh Bus Damri dan Trans Metro Bandung.

6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang sebenarnya mempengaruhi minat preferensi generasi Y dan Z terhadap penggunaan Bus Damri dan Bus Trans Metro Bandung.

1.5 Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian mengenai preferensi konsumen generasi Y dan Z di Kota Bandung dalam memilih menggunakan transportasi umum Bus Damri dan Trans Metro Bandung. Untuk itu, hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya sebagai berikut:

1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti berdasarkan teori di bidang pemasaran dalam memahami mengenai preferensi konsumen dalam memilih transportasi umum berbasis bus Damri dan Trans Metro Bandung berdasarkan atribut yang diteliti. Dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi ataupun masukan untuk Pemerintah Daerah dan Dinas Perhubungan Kota Bandung dalam mengevaluasi dan menetapkan kebijakan dalam mengatasi permasalahan transportasi dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat pengguna transportasi umum. Dengan adanya penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan Damri dan Trans Metro Bandung dalam mengembangkan layanan berdasarkan preferensi konsumen di Bandung dilihat dari atribut yang paling dipertimbangkan dalam memilih menggunakan transportasi umum.

1.6 Sistematika Penulisan

Adanya sistematika penulisan pada penelitan ini bertujuan untuk menggambarkan secara umum mengenai konten dari tiap bab secara berututan.

(21)

21 Berikut adalah sistematika penulisan pada penelitian ini:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang, penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan dari awal sampai akhir penelitian.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai kajian teori yang berkaitan dengan topik pembahasan dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis yang meliputi rangkuman teori dari para ahli, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian sebagai batas penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai variabel penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan uji realibilitas, serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dibahas mengenai kesesuaian antara teori terhadap aktivitas penelitian yang dilakukan serta pembahasan hasil penelitian sehingga dapat mencapai tujuan yaitu menjawab permasalahan-permasahan yang diangkat.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir dipaparkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang disampaikan terhadap perusahaan yang dijadikan objek penelitian.

Gambar

Tabel 1.1 Tarif Harga Bus Damri
Gambar 1.1 Logo Damri  Sumber: (Damri Logistik 2019)
Gambar 1.3 Survey Kepuasan Pelayanan Teknis Terminal    Sumber: Dishub Kota Bandung (Instagram)
Gambar 1. 4 Survey Kepuasan Menggunakan TMB  Sumber: Dishub Kota Bandung (Instagram)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Saya Hervita Laraswati mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja semester akhir bermaksud meneliti tentang “Analisis Risiko Musculoskeletal

Sesudah mengalami asimilasi progresif total, bunyi-bunyi yang sama tersebut kembali mengalami perubahan bunyi, zeroisasi sinkope, pada salah satu bunyi dari dua

Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida (atau lebih) terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar