• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Budaya & Pariwisata Kota Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Potensi Budaya & Pariwisata Kota Malang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Hak Cipta © Dra. Thathit Manon Andini, M. Hum, Dr. Sugiarti, M.Si, Siti Maimunah, M.A, Riski Lestiono, M.A, 2016

Hak Terbit pada UMM Press

Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Telepon (0341) 464318 Psw. 140

Fax. (0341) 460435

E-mail: ummpress@gmail.com http://ummpress.umm.ac.id

Anggota APPTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia) Cetakan Pertama, Januari 2016

ISBN : 978-979-796-159-6 x; 79 hlm.; 16 cm x 23 cm

Setting & Layout: Andi Firmansah

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumbernya.

Potensi Budaya &

(3)

Sanksi Pelanggaran pasal 72: Undang-undang No. 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta: 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(4)
(5)

Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku

“Potensi Budaya dan Pariwisata Kota Malang” dapat diselesaikan.

Buku ini merupakan hasil penelitian Tim Lembaga Kebudayaan (LK) Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2015. Potensi pariwisata dan budaya yang terdapat di Kota Malang sangat melimpah dan beragam, sehingga patut untuk dilestarikan dan dijaga. Dari sinilah kemudian dipetakannya Pariwisata dan Budaya yang terdapat di Kota Malang.

Malang merupakan salah satu kota yang dijuluki sebagai kota pusaka. Setiap kecamatan yang terdapat di Kota Malang memiliki potensi pariwisata dan budaya yang bervariasi yang meliputi Wisata Kuliner, Wisata Industri, Wisata Belanja, Wisata Religi, dan Wisata Pendidikan. Tempat-tempat pariwisata tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga membantu meningkatkan perekonomian tingkat daerah.

Buku “Potensi Budaya dan Pariwisata Kota Malang” ini memuat macam-macam tempat pariwisata dan budaya yang terdapat di Kota Malang yang kemudian dipetakan menjadi paket-paket pariwisata Kota Malang. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya penyampaian informasi kepada masyarakat khususnya pengunjung Kota Malang, bahwasanya Kota Malang memiliki beberapa Potensi Pariwisata dan budaya yang menarik untuk dikunjungi.

Dalam pelaksanaannya, keseluruhan proses penelitian hingga terbitnya Buku ini telah melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

v

(6)

1. Universitas Muhammadiyah Malang khusunya DPPM yang telah memfasilitasi terbitnya buku ini

2. Segenap narasumber dan instansi terkait sebagai informan dan sumber informasi tentang Pariwisata dan Budaya di Kota Malang 3. Segenap Tim Peneliti dan Penulis Buku Potensi Budaya dan

Pariwisata.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih terdapat banyak kekurangan. oleh karena itu, saran, pemikiran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati. Semoga dengan diterbitkannya Buku “Potensi Budaya dan Pariwisata Kota

Malang” ini dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan

Pariwisata dan Budaya di Kota Malang.

Malang, 10 Agustus 2015 Kepala Lembaga Kebudayaan,

(7)

Rasa syukur yang mendalam kami panjatkan kepada Allah SWT yang dengan segala rahmad dan hidayahNya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan penelitian tentang Pemetaan Potensi Budaya dan Pariwisata.

Kedua, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kepada Universitas Muhmammadiyah Malang, khususnya DPPM atas kesempatan yang telah diberikan kepada Lembaga Kebudayaan, khususnya kepada tim penulis sehingga diterbitkannya buku ini.

Kita ketahui bersama bahwa di kota Malang terdapat banyak potensi budaya dan pariwisata yang belum diketahui secara umum. Oleh karena itu terbitnya buku ini bertujuan untuk menyajikan potensi budaya dan pariwisata yang ada di setiap kelurahan di kota Malang yang terdapat di Kec.Lowok Waru, Kec. Blimbing, Kec. Klojen, Kec. Kedung Kandang, dan Kec. Sukun yang meliputi wisata religi, wisata berbasis uang terbuka hijau, wisata budaya dan seni, wisata perbelanjaan, wisata kuliner, wisata museum, dan wisata olah raga.

Oleh karena itu, Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu Perguruan Tinggi milik Muhammadiyah ingin memberikan sumbang sih dalam mengidentifikasi kondisi objekif sektor pariwisata dan budaya di kota Malang yang meliputi obyek-obyek wisata mana saja yang potensial di kota Malang dan jenis-jenis obyek wisata yang berpotensi

vii

PRAKATA

(8)

dikembangkan secara terpadu yang efektif untuk dikembangkan dan memaparkan obyek wisata yang perlu dijadikan skala prioritas untuk dikembangkan.

Malang, 10 Agustus 2015

(9)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iii

Prakata .... ... vii

Daftar Isi ... ix

Bab 1 Pendahuluan ...

1

A. Pariwisata dan Kota Malang ...

2

Bab 2 Konsep dan Jenis Pariwisata ...

3

A. Konsep Pariwisata ...

3

B. Jenis-jenis Pariwisata ...

5

Bab 3 Bentuk dan Motif Pariwisata ...

7

A. Bentuk-bentuk Pariwisata ...

7

B. Motif Perjalanan Wisata ...

9

Bab 4 Pariwisata Budaya ... 11

Bab 5 Konsep Wisatawan dan Karakteristik Wisatawan 13

A. Konsep Wisatawan ... ... 13

B. Karakteristik Wisatawan ... 15

Bab 6 Potensi Pariwisata dan Budaya Kota Malang ... 17

A. Objek-objek Potensial Pariwisata dan Budaya

di Kota Malang ... 18

(10)

1. Wisata Religi ... 18

2. Wisata Alam Berbasis Ruang Terbuka Hijau

25

3. Wisata Budaya dan Seni ...

31

4. Wisata Perbelanjaan ... . 43

5. Wisata Kuliner ... .. 48

6. Wisata Museum .. ... 51

7. Wisata Rekreasi Berbasis Bisnis ... . 53

8. Wisata Olahraga ... . 56

9. Wisata yang Ditunjang dengan Sektor

Industri ... . 58

Bab 7 Paket Pariwisata Terpadu Kota Malang ... 71

A. P aket Wisata I (Galunggung-Veteran-Ijen-Dieng) 73

B. Paket Wisata II (Tlogomas-Dinoyo-Suhat-Blimbing) 74

C. Paket Wisata III (Kecamatan Blimbing) ... 74

D. Paket Wisata IV

(Tlogomas-MT.Haryono-Pandjaitan-Ijen-Kawi-Alun-alun) ... 74

E. Paket Wisata V (Arjosari-Blimbing-Kota) ... 74

Bab 8 Penutup ... 77

(11)

Bab 1

PENDAHULUAN

Pada era otonomi daerah seperti ini, dengan terpangkasnya kucuran dana dari pusat, pemerintah wilayah maupun daerah harus mampu secara swadaya membiayai rumah tangganya sendiri. Olehkarena itu, PAD yang selama ini diperoleh dari sektor perpajakan, retribusi, dan BUMD harus ditingkatkan. Ditinjau dari penerimaan retribusi, pemerintah propinsi Kota Malang dan daerah, khususnya, secara potensial memiliki peluang untuk mengoptimalkan pengelolaan sektor pariwisata secara terpadu. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat di beberapa negara seperti Prancis, Selandia Baru, Singapura, sektor parawisata telah menjadi primadona dalam penerimaan anggaran belanja negara. Oleh karena itu, bila direncanakan, dan implementasikan, dimonitor, dan dievaluasi secara profesional, sektor parawisata dapat dijadikan “tambang emas” untuk menggenjot PAD.

Ada, setidak-tidaknya, tiga alasan mengapa sektor pariwisata ini sangat mejanjikan. Pertama, sektor pariwisata menyumbang 6% devisa dari keseluruhan ”ekspor” dunia. Bahkan sektor ini sering disebut invisible export karena banyak negara berhasil mengeruk devisa dari saku para wisatawan asing yang berkunjung ke negera mereka (Ecyclopedia Americana, Vol. 26).

Kedua, pariwisata akan mempercepat putaran roda usaha sektor riil. Sangatlah apabila para wisatawan, baik asing maupun domistik, suka membelanjakan uang saku mereka yang telah mereka anggarkan untuk bertamasya. Hal ini gilirannya akan menumbuhkan kembangkan usaha perdagangan suvernir, khusunya yang berada di

(12)

sekitar lokasi pariwisata. Dengan demikian, para pengusaha, terutama skala kecil dan menengah, akan lebih bergairah mengembangkan usaha mereka.

Ketiga, bila ditangani secara profesional, sektor pariwisata dapat merangsang para investor untuk menanamkan modalnya, yang pada gilirnannya akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi sacara lokal maupun nasional.

A. Pariwisata dan Kota Malang

Secara umum hasil dari buku ini berisi tentang potensi pariwisata dan budaya di kota Malang melalui pengembangan pariwisata terpadu (integrated tourism) yang mampu secara efektif mendorong dan menumbuhkembangkan sektor pariwisata khususnya di Kota Malang. Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian untuk menghasilkan informasi-informasi akurat (factual dan empiris) yang dapat digunakan sebagai sebagai dasar untuk mengambil keputusan dan kebijakan tentang pengembangan sektor pariwisata kota Malang. Informasi-informasi tersebut mencakup:

1. Data-data empiris tentang pariwisata dan budaya di kota Malang yang berhubungan dengan: (a) obyek-obyek potensial pariwisata terpadu propinsi Kota Malang, (b) jenis-jenis obyek-obyek potensial pariwisata yang berpotensi untuk dikembangkan , termasuk wisata alam, wisata sosial, wisata budaya, dan seni (eco

tourism); (c) animo wisatawan, baik domistik maupun

mancanegara, untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata yang terdapat di kota Malang; (d) Sarana dan prasarana wisata apa yang dibutuhkan para wisatawan, dan (e) Obyek-obyek wisata apa saja yang diminati para wisatawan domistik maupun mancanegara. 2. Pemetaan sektor pariwisata dan budaya secara terpadu.

(13)

79

Anonymous. 2001. Encyclopedia Americana, Volume 26. New York University Press.

Moleong, Lexy J. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Spillane, James. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa

Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Suwena, I Ketut dan I Gusti Ngurah Widyaatmadja. 2010. Pengetahuan

dasar Ilmu Pariwisata. Bali: Udayana University Press.

Syamsuddin, R. 1991. East Java: The Glorius Century. Surabaya: The Regional Government of East Java.

_______. 1992. Walisongo Pilgrimage. Surabaaya: The Regional Government of East Java.

_______. 1993. Memories of Majapahit. Surabaya: The Regional Government of East Java.

Wiyasa, I Gede. 1997. Hotel Ramah Lingkungan, Alternatif Hotel Masa

Depan. Jurnal Kelola 1997, VI(16), http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/

detail.php?dataId=8111.

Yoeti, Oka A. 2006. Pariwisata Budaya Masalah daan Solusinya. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

_________. 1998. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian rangkaian receiver RFID dilakukan untuk mengetahui apakah receiver RFID ID-12 yang digunakan ini dapat membaca kode dari tag/kartu yang digunakan pada

[r]

“Ini juga penting untuk mengurangi sampah plastik, Kek,” kata Dino lagi. Memilih produk dengan kemasan kaca atau kardus,” balas

Warga terdampak di wilayah Kecamatan Pakis yang telah penulis wawancarai juga tidak merasa keberatan terkait nilai dan prosedur bagaimana jumlah ganti rugi yang diberikan dalam

The common-emitter characteristics of the InGaP = GaAs HPT and the current – voltage ( I – V ) characteristics of the GaAs heteroface solar cell were measured under illumination by

The objectives of this research were to know the method used, difficulties faced by the English teachers in teaching ESP and also the interaction between

Hasil pada pegabdian kepada masyarakat dengan judul penerapan sport recovery pada atlet Kejurnas bola basket KU14 Riau pada tanggal 15 dan 16 Januari

Setiap pelaku memiliki aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan, aktivitas yang dilakukan oleh pelaku menjadi faktor penentu dalam menentukan kebutuhan ruang dari bangunan,