REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU
I. GAMBARAN UMUM
Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect yang besar terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi pada berbagai sektor, bahkan dapat membantu mengurangi angka pengangguran dengan terbukanya berbagai kesempatan kerja, sehingga mendorong berkurangnya angka kemiskinan. Target pertumbuhan ekonomi nasional selama 5 (lima) tahun yaitu 2010–2014 adalah 6,3%-6,8%. Pertumbuhan sebesar ini diperkirakan dapat menurunkan angka pengangguran sebesar 5%-6% yang saat ini mencapai 8%. Penurunan angka pengangguran tersebut diharapkan dapat berdampak juga pada penurunan angka kemiskinan yang saat ini mencapai 14% menjadi 8%- 10%
1.
Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan Ekonomi Rill (%) 4,5 5.5 - 5.6 6.0 - 6.3 6.4 - 6.9 6.7 - 7.4 7.0 - 7.7
Kebutuhan Investasi (Rp Triliun) 1.743,7 1.894,1 2,111.1 - 2,144.5 2,348.8 - 2,465.0 2,619.9 - 2,788.4 2,939.2 -3,168.8 Periode
Keterangan
sumber : Kerangka Makro : Sasaran dan Target Pembangunan RPJMN 2010 – 2014
1
Sambutan Wakil Kepala BKPM pada Pembukaan Riau Expo 2010
Boks 2
Pada tahun 2010, kebutuhan investasi nasional mencapai Rp1.894,1 triliun, mengalami peningkatan 8,62% dibandingkan dengan kebutuhan investasi pada tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp1.743,75 triliun. Pembiayaan sebesar ini utamanya berasal dari sektor swasta yaitu mencapai Rp1.674,1 triliun (88,38%), sementara pembiayaan yang berasal dari APBN tercatat sebesar Rp220 triliun (11,62%). Investasi dari sektor swasta tesebut diharapkan dapat dipenuhi dari dalam negeri maupun luar negeri, yaitu : (i) perbankan, (ii) Penerbitan Saham, (iii) Penerbitan Obligasi, (iv) FDI (Equity Capital dan Loan Disbursement), (v) Dana Internal.
Tabel 2. Perkembangan Pembiayaan Tahun 2009 dan 2010 (Rp triliun)
Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa
Pemerintah 215,00 12,33 220,00 11,62
Swasta 1.528,80 87,67 1.674,10 88,38
- Perbankan 64,90 3,72 236,40 12,48 - Penerbitan Saham & Obligasi 39,70 2,28 107,20 5,66 - Luar Negeri 320,80 18,39 344,20 18,17
* PDI, Equity Capital 52,70 3,02 56,90 3,14
* PDI, Loan Disbursement 82,90 4,75 89,70 4,74
* Other, Loan Disbursement 185,20 10,62 195,00 10,30 - Dana Internal 1.103,40 63,28 986,30 52,07
Sumber pembiayaan
Jumlah
2009 2010
Periode
1.743,75 1.894,1
Sumber : BKPM (Seminar Investasi Riau Expo 2010)
II. PERKEMBANGAN INVESTASI
Penerapan otonomi daerah telah membawa perubahan yang cukup berarti bagi kondisi perekonomian di Provinsi Riau. Penelitian yang dilakukan Brodjonegoro (2001) menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal secara tidak langsung mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan belanja rutin dan belanja modal Pemda, sehingga ketersediaan fasilitas publik yang dibutuhkan dalam rangka mendukung kegiatan investasi dapat semakin meningkat dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi daerah secara optimal dan
terpadu dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan keuntungan komparatif
wilayah. Letak yang strategis (berada diantara Selat Malaka dan berbatasan dengan
negara-negara lain) serta besarnya potensi sumber daya alam Riau merupakan faktor
penting dalam menarik minat investor untuk melakukan penanaman modal, terutama
pada sektor unggulan seperti pertanian, industri, perdagangan, serta keuangan.
Sampai dengan triwulan I-2010, realisasi investasi dalam bentuk PMDN telah mencapai Rp6,70 triliun, dengan jumlah proyek yang dibiayai mencapai 150 proyek, dan jumlah tenaga kerja yang mampu terserap mencapai 46.055 orang. Kondisi ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata masing-masing proyek mencapai Rp44,605 miliar, dan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh masing-masing proyek rata-rata sebesar 307 – 308 orang. Jika dilihat berdasarkan nilai investasinya, maka realisasi investasi tertinggi diserap oleh Provinsi DKI Jakarta yaitu mencapai Rp1,73 triliun atau 25,79% dari total realisasi investasi nasional, dan jumlah proyek yang dibiayai mencapai 19 proyek.
Selanjutnya, realisasi investasi terbesar diserap oleh Provinsi Banten yaitu mencapai Rp1,13 triliun atau mencapai 16,92% dari total realisasi dan jumlah proyek tercatat sebesar 5 proyek.
Pada triwulan I-2010, realisasi investasi PMDN Provinsi Riau tercatat berada pada peringkat ke-12, dengan realisasi investasi yang terserap tercatat sebesar Rp29,5 miliar atau sebesar 0,44% dari total realisasi investasi nasional. Jumlah proyek yang dibiayai tercatat sebanyak 5 (lima) proyek, dengan jumlah tenaga kerja yang mampu terserap sebesar 463 orang. Kondisi ini mengindikasikan bahwa nilai rata-rata proyek yang dibiayai di Provinsi Riau tercatat sebesar Rp5,9 miliar, dan masing-masing proyek secara rata-rata mampu menyerap jumlah tenaga kerja sebanyak 92 – 93 orang. Nilai rata- rata per proyeknya tercatat lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata per proyek secara nasional, demikian halnya dengan jumlah tenaga kerja yang terserap untuk masing-masing proyek juga tercatat lebih kecil dari nasional.
Tabel 3. Peringkat Realisasi Investasi PMDN Sampai Dengan Triwulan I- 2010
Proyek Nilai (Rp Miliar) %
1 DKI Jakarta 19 1.725,7 25,79
2 Banten 5 1.131,8 16,92
3 Jawa Barat 14 872,6 13,04
4 Sumatera Selatan 6 783,8 11,71
5 Kalimantan Selatan 7 477,6 7,14
6 Jawa Timur 18 474,9 7,10
7 Kalimantan Timur 10 358,9 5,36 8 Kalimantan Barat 28 341,0 5,10
9 Sumatera Utara 5 202,0 3,02
10 Lampung 5 184,5 2,76
11 Jawa Tengah 3 86,6 1,29
12 Riau 5 29,5 0,44
13 Kalimantan Tengah 9 13,0 0,19
14 Bengkulu 1 7,1 0,11
15 Sulawesi Tenggara 2 1,6 0,02
16 Bali 4 0,2 0,00
17 Sulawesi Tengah 1 - -
18 Sulawesi Utara 2 - -
19 Jambi 1 - -
20 Kepulauan Riau 1 - -
21 Nusa Tenggara Barat 1 - - 22 Nusa Tenggara Timur 1 - - 23 Sulawesi Selatan 1 - -
24 Sulawesi Barat 1 - -
150 6.690,8 100 JUMLAH
Wilayah PMDN
Sumber : www.bkpm.go.id
Jika dilihat sejak tahun 2006 yang lalu sampai dengan triwulan I-2010, akumulasi investasi PMDN di Wilayah Sumatera telah mencapai Rp29,13 triliun dengan jumlah proyek yang dibiayai mencapai 155 proyek. Dari jumlah tersebut, akumulasi realisasi investasi di Provinsi Riau mencapai Rp10,98 triliun dengan jumlah proyek yang dibiayai mencapai 38 proyek. Jumlah realisasi investasi tersebut tercatat merupakan yang paling tinggi di Wilayah Sumatera. Selanjutnya, diikuti oleh investasi di provinsi Jambi yang tercatat sebesar Rp6,30 triliun, dengan jumlah proyek sebanyak 11 proyek. Besarnya realisasi investasi di Provinsi Riau menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang ada di Wilayah Sumatera diserap oleh Provinsi Riau yang mencapai 37,7% dari realisasi investasi Sumatera, diikuti oleh Provinsi Jambi sebesar 21,6%.
Tabel 4. Perkembangan Realisasi PMDN
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Tenaga
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) Kerja
1 SUMATERA 28 4.504,9 30 10.754,5 34 4.840,2 39 7.819,4 24 1.206,8 3.005
- NAD - - - - - - 1 79,7 - - -
- Sumatera Utara 9 594,2 6 1.521,3 12 382,7 11 2.060,8 5 202 1044
- Sumatera Barat 1 74,4 - - - 2 459 - - -
- Riau 10 2.500,9 11 3.095,3 8 1.966,8 4 3.386,6 5 29,5 463
- Jambi 1 31 3 4.751,8 3 1.300,6 3 213,8 1 - 307
- Sumatera Selatan 6 697,4 5 811,5 5 378,5 4 580,3 6 783,8 637 - Bengkulu - - - - - - - - 1 7,1 26
- Lampung 1 607 2 163,8 3 735,2 5 549,9 5 184,4 528
- Bangka Belitung - - 1 313,7 1 2,0 3 249,3 - - - - Kepulauan Riau - - 2 97,1 2 74,4 6 240 1 - -
2 JAWA 103 13.030,8 112 18.668,9 183 12.230,7 174 25.766,5 59 4.291,5 7.513
3 BALI & NUSA TENGGARA 8 104,9 2 15,7 2 29,0 5 50,8 6 0,2 646
4 KALIMANTAN 16 2.536,1 11 1.558 12 1.821,4 22 2.934,4 54 1.190,5 31.420
5 SULAWESI 4 68,6 4 3.881,6 5 1.147,5 7 1.187,4 7 1,7 3471
6 MALUKU 1 0,2 - - - - - - - - -
7 PAPUA 2 403,5 - - 3 294,7 1 41 - - -
162 20.649 159 34.878,7 239 20.363,5 248 37.799,5 150 6.690,8 46.055 IUT = Izin Usaha Tetap
Wilayah No
Tw I 2010
JUMLAH
2006 2007 2008 2009
IUT IUT
IUT IUT
IUT
Sumber : www.bkpm.go.id
Melihat perkembangannya sejak tahun 2006 yang lalu, maka besarnya nilai realisasi
investasi dibandingkan dengan jumlah proyek yang dibiayai mengindikasikan bahwa
nilai proyek yang dibiayai untuk masing-masing proyek tercatat cukup besar. untuk
Wilayah Sumatera, rata-rata nilai proyek terbesar diserap oleh Provinsi Riau dan Provinsi
Jambi. Namun, jika dilihat perkembangannya, rata-rata nilai investasi proyek di Provinsi
Riau pada tahun 2010 cenderung mengalami penurunan.
Grafik 1. Rata-rata Nilai Proyek yang Dibiayai Investor Dalam Negeri
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
2006 2007 2008 2009 Tw I 2010
Sumatera Utara Riau Jambi Sumatera Selatan Lampung
Sumber : www.bkpm.go.id, diolah
Di sisi lain, realisasi investasi asing atau PMA (Penanaman Modal Asing) sampai dengan triwulan I-2010 tercatat sebesar US$3,77 miliar dengan jumlah proyek yang dibiayai mencapai 424 proyek. Dengan jumlah tersebut, maka rata-rata nilai 1 (satu) proyek mencapai US$8,89, dan masing-masing proyek mampu menyerap tenaga kerja rata- rata sebesar 185.436 orang, jauh lebih besar dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja dari investasi yang berasal dari dalam negeri (PMDN). Berdasarkan realisasi nilai investasinya, maka investasi di Provinsi DKI Jakarta menduduki peringkat tertinggi, yaitu mencapai US$1,37 miliar (36,43%) dengan jumlah proyek sebanyak 154 proyek, diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebesar US$551,5 juta (14,63%) dengan jumlah proyek sebanyak 559 proyek.
Sampai dengan akhir triwulan I-2010, kinerja investasi asing di Provinsi Riau tercatat
kurang menggembirakan. Kondisi ini tercermin dari belum terealisasinya investasi asing
di Provinsi Riau sampai dengan akhir triwulan, meskipun proyek yang akan dibiayai
telah disetujui sebanyak 4 proyek, dengan jumlah tenaga kerja yang akan terserap
sebesar 75 orang.
Tabel 5. Peringkat Realisasi Investasi PMA Sampai Dengan Triwulan I-2010
Proyek Nilai (US$ Juta) %
1 DKI Jakarta 154 1,373.4 36.43
2 Jawa Barat 59 551.5 14.63
3 Kalimantan Timur 21 518.0 13.74
4 Jawa Timur 14 458.4 12.16
5 Papua 5 167.0 4.43
6 Sulawesi Selatan 4 144.0 3.82 7 Maluku Utara 1 134.5 3.57 8 Kalimantan Selatan 10 124.3 3.30
9 Banten 23 57.0 1.51
10 Sulawesi Tengah 2 51.6 1.37 11 Kalimantan Tengah 13 51.3 1.36 12 Sulawesi Utara 4 32.1 0.85 13 Sumatera Utara 5 23.5 0.62 14 Sumatera Selatan 10 20.0 0.53
15 Bali 32 17.2 0.46
16 Kepulauan Riau 10 13.7 0.36 17 Jawa Tengah 5 13.60 0.36
18 Jambi 2 10.00 0.27
19 Bangka Belitung 2 2.50 0.07 20 Sulawesi Tenggara 1 2.30 0.06 21 Sulawesi Tenggara 10 1.70 0.05 22 Nusa Tenggara Barat 17 1.40 0.04
23 Maluku 1 0.70 0.02
24 Lampung 2 0.60 0.02
25 DI. Yogyakarta 9 - -
26 Riau 4 - -
424 3,770.3 100
Wilayah PMA
JUMLAH Sumber : www.bkpm.go.id
Realisasi investasi PMA di Wilayah Sumatera sejak tahun 2006 sampai dengan triwulan
I-2010, secara akumulasi telah mencapai US$4,5 miliar dengan jumlah proyek yang
dibiayai sebesar 371 proyek, lebih banyak dibandingkan dengan pembiayaan dalam
negeri (PMDN). Dari jumlah tersebut, akumulasi nilai investasi di Provinsi Riau mencapai
US$2,02 miliar, dengan proyek mencapai 38 proyek. Seperti halnya investasi yang
berasal dari dalam negeri, investasi asing Provinsi Riau juga tercatat yang paling tinggi
untuk Wilayah Sumatera yaitu mencapai 48,68% dari total pembiayaan asing ke
Wilayah Sumatera, diikuti oleh Sumatera Utara (12,96%). Besarnya jumlah realisasi
investasi di Provinsi Riau juga menunjukkan bahwa sebagian besar investasi dalam
negeri maupun asing untuk wilayah Sumatera berada di Provinsi Riau. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa investor menilai Provinsi Riau merupakan daerah yang
prospektif di Wilayah Sumatera, sehingga menjadi daerah tujuan investasibaik investor
yang berasal dari dalam negeri maupun investor asing.
Tabel 6. Perkembangan Realisasi PMA
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Tenaga
(US$ Juta) (US$ Juta) (US$ Juta) (US$ Juta) (US$ Juta) Kerja
1 SUMATERA 42 898,1 72 1.398,5 95 1.009,9 123 776,1 39 70,3 8.826 - NAD - - 2 17,4 - - 2 0,4 3 - 2.357 - Sumatera Utara 11 58,1 17 189,7 18 127,3 13 139,7 5 23,5 279 - Sumatera Barat 2 1,6 5 58,7 4 28,1 1 0,2 1 - 11 - Riau 8 585,2 10 724,0 8 460,9 8 251,6 4 - 75 - Jambi 4 96,7 1 17,6 1 36,1 2 40,5 2 10,0 388 - Sumatera Selatan 3 27,8 5 213,8 7 114,6 4 56,8 10 20,0 3.437 - Bengkulu - - - - 2 13,0 1 1,1 0 - - - Lampung 9 116,1 4 124,5 2 67,0 3 32,7 2 0,6 105 - Bangka Belitung 2 0,6 - - 2 1,7 2 22,4 2 2,5 692 - Kepulauan Riau 3 12,0 28 52,8 51 161,2 87 230,7 10 13,7 1.482
2 JAWA 718 4.416,4 792 8.503,5 947 13.566,8 946 9.370,6 264 2.453,9 38.776
3 BALI & NUSA TENGGARA 82 106,2 80 56,7 59 95,5 100 233,8 49 18,5 1.392 4 KALIMANTAN 16 534,8 27 300,6 19 115,2 31 284,4 54 695,3 19.571 5 SULAWESI 9 15,5 9 79,6 14 65,4 16 141,6 11 230,0 204 6 MALUKU 1 20,0 - - - - 2 5,9 2 135,2 4.125 7 PAPUA 1 0,6 2 2,5 4 18,7 3 2,8 5 167,0 5.731 869 5.991,6 982 10.341,4 1.138 14.871,5 1.221 10.815,2 424 3.770,3 78.625 IUT = Izin Usaha Tetap
Tw I 2010
JUMLAH
No Wilayah
2006 2007 2008 2009
IUT IUT
IUT IUT
IUT