• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT CLSA SEKURITAS INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT CLSA SEKURITAS INDONESIA"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

FINANCIAL STATEMENTS

31 DESEMBER 2020 DAN 2019/

31 DECEMBER 2020 AND 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements. Catatan/

2020 Notes 2019

ASET ASSETS

Kas dan setara kas 281,639,313 2c,2d,2e,4 292,192,494 Cash and cash equivalents Deposito berjangka 253,894,905 2c,2d,2f,5 245,873,191 Time deposits

Portofolio efek 8,725 2c,2g,6 9,488 Securities portfolio

Piutang pada lembaga kliring Receivables from clearing and

dan penjaminan 25,290,499 2c,2h,7a 212,208,057 guarantee institution

Piutang nasabah 2c,2h,2l Receivables from customers

- Pihak berelasi 101,000,553 8,25 13,182,129 Related parties - - Pihak ketiga 150,088,375 103,927,721 Third parties - Piutang lain-lain 1,997,083 2c,2l,9,25 4,142,728 Other receivables Biaya dibayar dimuka 1,108,210 10 1,302,587 Prepaid expenses Penyertaan pada bursa efek 135,000 2c,2i,11 135,000 Investment in stock exchange Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan Fixed assets - net of

Rp27.195.166 pada tahun accumulated depreciation of

2020 dan Rp18.643.089 Rp27,195,166 in year 2020

pada tahun 2019 27,500,096 2j,2k,2r,12 35,623,151 and Rp18,643,089 in year 2019 Aset pajak tangguhan 12,318,361 2o,15c 13,463,448 Deferred tax assets

Aset lain-lain 1,345,824 2c,2d,13 1,345,822 Other assets

JUMLAH ASET 856,326,944 923,405,816 TOTAL ASSETS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS LIABILITIES

Utang pada lembaga kliring Payables to clearing and

dan penjaminan 105,534,071 2c,2h,7b - guarantee institution

Utang nasabah 2c,2h,14 Payables to customers

- Pihak berelasi 52,838,946 2l,25 262,900,541 Related parties -

- Pihak ketiga 91,104,664 29,501,853 Third parties -

Utang pajak 10,444,330 2o,15a 6,576,425 Taxes payable

Biaya masih harus dibayar 36,432,168 2l,16,25 33,808,017 Accrued expenses Utang lain-lain 22,089,528 2c,2k,17 76,220,709 Other payables

Employees benefits

Liabilitas imbalan kerja 28,414,914 2l,2m,18 24,529,948 liabilities

Jumlah liabilitas 346,858,621 433,537,493 Total liabilities

EKUITAS EQUITY

Modal saham - nilai nominal Capital stock - Rp1,000,000

Rp1.000.000 (nilai penuh) (full amount) par value

per saham per share

Modal dasar - 50.000 saham Authorized - 50,000 shares

Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid -

penuh - 50.000 saham 50,000,000 19 50,000,000 50,000 shares

Saldo laba Retained earnings

Ditentukan penggunaannya 10,000,000 20 10,000,000 Appropriated Belum ditentukan

penggunaannya 449,468,323 429,868,323 Unappropriated

Jumlah ekuitas 509,468,323 489,868,323 Total equity

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES

DAN EKUITAS 856,326,944 923,405,816 AND EQUITY

(7)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

31 DESEMBER 2020 DAN 2019 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 DECEMBER 2020 AND 2019 (Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

2020 Notes 2019

PENDAPATAN USAHA REVENUES

Pendapatan kegiatan

perantara perdagangan efek 136,952,505 2l,2n,21,25 144,532,828 Income from brokerage activities Pendapatan kegiatan

penjaminan emisi efek 10,355,267 2l,2n,22,25 1,570,195 Income from underwriting activities

Jumlah pendapatan usaha 147,307,772 146,103,023 Total revenues

BEBAN USAHA 2n OPERATING EXPENSES

Beban kepegawaian 64,424,112 2l,23,25 64,315,887 Personnel expenses Administrasi dan umum 18,494,262 2l,24,25 20,999,072 General and administrative

Penyusutan 8,552,077 2j,2k,12 7,879,873 Depreciation

Telekomunikasi 4,261,073 4,172,453 Telecommunications

Beban pemeliharaan sistem 2,881,462 3,685,480 System maintenance expenses

Beban kantor 2,372,778 4,164,158 Office expenses

Jasa profesional 883,389 1,211,595 Professional fees

Jamuan 591,095 1,867,479 Representations

Perjalanan dinas 500,412 3,805,898 Travel

Pelatihan dan seminar 43,980 76,998 Trainings and seminars

Lain-lain 193,369 675,812 Others

Jumlah beban usaha 103,198,009 112,854,705 Total operating expenses

LABA USAHA 44,109,763 33,248,318 PROFIT FROM OPERATION

PENGHASILAN/(BEBAN)

LAIN-LAIN OTHER INCOME/(EXPENSES)

Kerugian penjualan aset tetap - 12 (64,023) Loss on sales of fixed assets Penghasilan bunga - bersih 12,138,905 16,323,457 Interest income - net Keuntungan selisih kurs - bersih 3,278,888 (9,880,199) Gain on foreign exchange - net Beban bunga atas sewa (PSAK 73) (931,588) 2k (1,098,687) Interest expense for lease (SFAS 73)

Lain-lain - bersih (1,051,625) (1,488,700) Others - net

Penghasilan lain-lain - bersih 13,434,580 3,791,848 Other income - net

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 57,544,343 37,040,166 INCOME BEFORE INCOME TAX

BEBAN PAJAK 2o TAX EXPENSE

Kini (10,835,461) 15b (8,106,027) Current

Tangguhan (1,485,501) 15b,15c 1,594,112 Deferred

(12,320,962) (6,511,915)

LABA BERSIH 45,223,381 30,528,251 NET INCOME

PENGHASILAN KOMPREHENSIF OTHER COMPREHENSIVE

LAIN INCOME

Pos yang tidak akan Items that will not be

direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss:

Pengukuran kembali Remeasurement of

imbalan pasca kerja (963,795) 2m,18 (636,245) post employment benefit Pajak penghasilan terkait 212,034 15c 159,061 Related income tax

Dampak perubahan tarif pajak 128,380 - Impact on changes in tax rate

(623,381) (477,184)

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE

TAHUN BERJALAN 44,600,000 30,051,067 INCOME FOR THE YEAR

(8)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

Saldo laba/Retained earnings Catatan/ Notes Modal saham/ Capital stock Ditentukan penggunaannya/ Appropriated Belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated Jumlah ekuitas/ Total equity

Saldo per 1 Januari 2019 50,000,000 10,000,000 499,817,256 559,817,256 Balance as of 1 January 2019

Laba bersih tahun 2019 - - 30,528,251 30,528,251 Net income for 2019

Dividen tunai 2p,20 - - (100,000,000) (100,000,000) Cash dividends

Penghasilan komprehensif lain - - (477,184) (477,184) Other comprehensive income

Saldo per 31 Desember 2019 50,000,000 10,000,000 429,868,323 489,868,323 Balance as of 31 December 2019

Laba bersih tahun 2020 - - 45,223,381 45,223,381 Net income for 2020

Dividen tunai 2p,20 - - (25,000,000) (25,000,000) Cash dividends

Penghasilan komprehensif lain - - (623,381) (623,381) Other comprehensive income

(9)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements. (Disajikan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

2020 Notes 2019

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM

AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES

Penerimaan komisi perantara Receipt of securities perdagangan efek 127,513,591 136,492,347 brokerage commissions Penerimaan jasa aktivitas Receipt from underwriting

penjaminan emisi efek 10,483,394 1,703,058 activities

Penerimaan penghasilan bunga 8,720,533 8,957,460 Receipt of interest income Pembayaran ke nasabah - bersih (14,147,654,922) (2,346,752,153) Payment to customers - net

Pembayaran ke Payment to

lembaga kliring dan clearing and guarantee

penjaminan - bersih (994,841,071) 3,627,061,734 institution - net

Penerimaan dari/(pembayaran ke) Receipt from/(payment to)

perusahaan efek lain - bersih 15,324,858,056 (1,133,147,931) securities companies - net

Pembayaran kepada pemasok Payment to suppliers

dan karyawan (232,172,565) (237,599,283) and employees

Pembayaran pajak atas Payment of tax

- pajak penghasilan (9,982,058) (10,654,662) income tax - - pajak lainnya (16,000,614) (14,994,845) other taxes - Pembayaran lainnya - bersih (632,211) (228,510) Other payments - net

Kas bersih diperoleh dari Net cash flows provided by

aktivitas operasi 70,292,133 30,837,215 operating activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM

AKTIVITAS INVESTASI INVESTING ACTIVITIES

Penerimaan bunga deposito

berjangka 2,392,013 6,787,282 Interest receipt from time deposits Penempatan deposito berjangka (66,706,446) (52,103,224) Placement of time deposits Pencairan deposito berjangka 62,222,313 224,313,141 Withdrawal of time deposits Hasil penjualan aset tetap - 12 278,618 Proceeds from sale of fixed assets Perolehan aset tetap (429,022) 12 (26,077,092) Acquisition of fixed assets

Kas bersih (digunakan untuk)/ Net cash flows (used in)/

diperoleh dari aktivitas investasi (2,521,142) 153,198,725 provided by investing activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM

AKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES

Pembayaran dividen tunai (78,325,000) (86,500,000) Payment of cash dividends

Kas bersih digunakan untuk Net cash flows used in

aktivitas pendanaan (78,325,000) (86,500,000) financing activities

PENURUNAN/ KENAIKAN BERSIH DECREASE/ INCREASE IN CASH

KAS DAN SETARA KAS (10,554,009) 97,535,940 AND CASH EQUIVALENTS

PENYESUAIAN ATAS SELISIH ADJUSTMENT OF FOREIGN

KURS DARI SALDO EXCHANGE FROM CASH AND

KAS DAN SETARA KAS 828 (2,352) CASH EQUIVALENTS

CASH AND CASH

KAS DAN SETARA KAS EQUIVALENTS AT

AWAL TAHUN 292,192,494 194,658,906 BEGINNING OF YEAR

CASH AND CASH

KAS DAN SETARA KAS EQUIVALENTS AT

AKHIR TAHUN 281,639,313 292,192,494 END OF YEAR

Kas 50,000 50,000 Cash on hand

Kas di bank 271,589,313 282,142,494 Cash in banks

Deposito berjangka yang jatuh tempo Time deposits with original

3 bulan atau kurang sejak maturities of 3 months or less

tanggal perolehan 10,000,000 10,000,000 from acquisition date

TOTAL CASH AND

(10)

Lampiran - 5/1 - Schedule

Pendirian dan informasi umum Establishment and general information

PT CLSA Sekuritas Indonesia ("Perusahaan") didirikan pada tanggal 23 April 1990 atas nama PT Dian Adyasecurita. Pada tanggal 11 Agustus 1990, Perusahaan mengubah statusnya menjadi perusahaan patungan asing dan namanya diubah menjadi PT Credit Lyonnais Capital Indonesia. Anggaran Dasar Perusahaan disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 18 Oktober 1990. Berdasarkan Akta No. 14 yang dibuat di hadapan lmas Fatimah, S.H., tertanggal 5 Oktober 2000, nama Perusahaan diubah lagi menjadi PT CLSA Indonesia. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-23141 HT.01.04.TH.2000 tanggal 27 Oktober 2000, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 22 tanggal 16 Maret 2001, Tambahan No. 1683.

PT CLSA Sekuritas Indonesia (the "Company”) was established on 23 April 1990 under the name of PT Dian Adyasecurita. On 11 August 1990, the Company’s status was changed to a joint venture foreign investment company and its name was changed to PT Credit Lyonnais Capital Indonesia. The Company’s Articles of Association were approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia on 18 October 1990. Based on Notarial Deed No. 14 of Imas Fatimah, S.H., dated 5 October 2000, the Company’s name was changed again to PT CLSA Indonesia. The change was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia through its Decision Letter No. C-23141 HT.01.04.TH.2000 dated 27 October 2000 and was published in the State Gazette No. 22 dated 16 March 2001, Supplement No.1683.

Berdasarkan Akta No. 218 yang dibuat dihadapan Notaris Irawan Soerodjo, S.H., Msi., tanggal 14 Agustus 2008, Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan kembali sehubungan dengan penyesuaian Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-04033.AH.01.02.Tahun 2009.

As set forth in Notarial Deed No. 218 of Notary Irawan Soerodjo, S.H., Msi., dated 14 August 2008, the Company’s Articles of Association have been amended again in relation to the new Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Companies and was approved by the Minister of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-04033.AH.01.02.Year 2009.

Berdasarkan Akta No. 199 yang dibuat dihadapan Notaris Irawan Soerodjo, S.H., Msi., tanggal 25 Agustus 2016, nama Perusahaan berubah menjadi PT CLSA Sekuritas Indonesia. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-0016163.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 7 September 2016.

As set forth in Notarial Deed No. 199 of Notary Irawan Soerodjo, S.H., Msi., dated 25 August 2016, the Company’s name was changed to PT CLSA Sekuritas Indonesia. The change was approved by the Minister of Justice and Human Rights through its Decision Letter No. AHU-0016163.AH.01.02.Year 2016 dated 7 September 2016.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi perantara perdagangan efek dan penjamin emisi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.

As stated in article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company comprises securities brokerage and underwriting. The Company started its commercial operation in 1990.

Perusahaan berdomisili di Sequis Tower, Suite 16-01, Jl. Jenderal Sudirman No. 71, Jakarta 12190, Indonesia (sebelumnya di Wisma GKBI, Suite 901, Jl. Jenderal Sudirman No. 28, Jakarta 10210).

The Company is domiciled at Sequis Tower, Suite 16-01, Jl. Jenderal Sudirman No. 71, Jakarta 12190, Indonesia (previously at Wisma GKBI, Suite 901, Jl. Jenderal Sudirman No. 28, Jakarta 10210).

Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perantara perdagangan efek dan penjamin emisi dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (efektif 1 Januari 2013 menjadi Otoritas Jasa Keuangan/OJK) melalui Surat Keputusan No. KEP-59/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992.

The Company obtained a license to operate as securities broker and underwriting company from the Chairman of Capital Market Supervisory Agency (effective 1 January 2013 became Financial Services Authority/OJK) in its Decision Letter No. KEP-59/PM/1992 dated 25 February 1992.

(11)

Lampiran - 5/2 - Schedule

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Pendirian dan informasi umum (lanjutan) Establishment and general information

(continued)

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Board of Commissioners and Directors as of 31 December 2020 and 2019 are as follows:

2020 2019

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Presiden Komisaris Lam Tin Sing Philip Lam Tin Sing Philip President Commissioner Komisaris Independen Gustiaman Deru Gustiaman Deru Independent Commissioner

Direksi Directors

Presiden Direktur Daniel Thian Liong Oen Daniel Thian Liong Oen President Director Direktur Lim Sutjianto Sjarifudin Lim Sutjianto Sjarifudin Director Direktur Richard Eric Marshall Fischer Richard Eric Marshall Fischer Director

Perusahaan memiliki jumlah karyawan sebanyak 42 dan 46 orang, termasuk karyawan yang tidak permanen, masing-masing pada 31 Desember 2020 dan 2019.

The Company has a total of 42 and 46 employees, including non-permanent employees, as of 31 December 2020 and 2019, respectively.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES Laporan keuangan Perusahaan diselesaikan dan

diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 29 Maret 2021.

The Company’s financial statements were completed and authorised for issuance by the Directors on 29 March 2021.

Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan:

The principal accounting policies applied in the preparation of these financial statements are set out below:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation of the financial

statements Laporan keuangan Perusahaan disusun

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.17 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-689/BL/2011 tentang “Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek”.

The Company's financial statements have been prepared in accordance with Indonesia Financial Accounting Standards and Bapepam and LK regulation No. VIII.G.17 Attachment of the Chairman of Bapepam and LK’s decree No. KEP-689/BL/2011, “Accounting Guidelines for Securities Company”.

Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali jika standar akuntansi mensyaratkan pengukuran nilai

wajar. Laporan keuangan disusun

berdasarkan akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus kas.

The financial statements have been prepared under the historical cost convention, except where the accounting standards require fair value measurement. The financial statements are prepared based on accrual basis of accounting, except for the statement of cash flows.

Laporan arus kas disusun dengan

menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas diungkapkan di Catatan 2e.

The statement of cash flow is prepared based on the direct method by classifying cash flows into operating, investing, and financing activities. For the purpose of the statement of cash flows, cash and cash equivalents is described in Note 2e.

(12)

Lampiran - 5/3 - Schedule

POLICIES (continued)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan)

a. Basis of preparation of the financial statements (continued)

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, dibulatkan dan disajikan dalam ribuan Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain.

Figures in the financial statements are rounded to and stated in thousands of Rupiah (“Rp”), unless otherwise stated.

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik atas kinerja keuangan Perusahaan, karena sifat dan jumlahnya yang signifikan, beberapa pos-pos pendapatan dan beban telah disajikan secara terpisah.

In order to provide further understanding of the financial performance of the Company, due to the significance of their nature or amount, several items of income and expense have been presented separately.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi keuangan di

Indonesia mengharuskan penggunaan

estimasi dan asumsi akuntansi yang bersifat kritikal. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di Catatan 3.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of certain critical accounting estimates and assumption. It also requires management to exercise its judgement in the process of applying the Company’s accounting policies. The areas involving a higher degree of judgement or complexity, or areas where assumptions and estimates are significant to the financial statements are disclosed in Note 3.

b. Perubahan pernyataan atau interpretasi standar akuntansi keuangan

b. Changes to the statement or interpretation of financial accounting standards

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi Syariah-Ikatan Akuntansi Syariah telah menetapkan PSAK dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 sebagai berikut:

Financial Accounting Standard Board of Indonesia Institute of Accounting and Sharia Accounting Standard Board-Islamic Accounting Associate have issued revision of the following accounting standar (IFAS) which are effective as at 1 January 2020 as follows:

- PSAK 71 "Instrumen Keuangan";

- PSAK 72 "Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan";

- PSAK 73 “Sewa”;

- Amandemen PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan”;

- Amendemen PSAK 15 "Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Kepentingan Jangka Panjang pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama";

- Amandemen PSAK 25 “Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”;

- Amandemen PSAK 62 “Kontrak Asuransi”;

- Amandemen PSAK 71 “Instrumen

Keuangan: tentang Fitur Percepatan Pelunasan dengan Kompensasi Negatif”; - Amandemen PSAK 73 “Sewa: tentang

Konsesi Sewa Terkait COVID-19”;

- Amandemen PSAK 102 “Akuntansi

Murabahah”;

- Penyesuaian tahunan 2019 terhadap PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan”;

- SFAS 71 "Financial Instruments";

- SFAS 72 "Revenue from Contracts with Customers";

- SFAS 73 “Leases”;

- Amendment to SFAS 1 “Presentation of Financial Statement”;

- Amendment to SFAS 15 "Investments in Associates and Joint Ventures: Long-term Interests in Associates and Joint Ventures";

- Amendment to SFAS 25 “Accounting

Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”;

- Amendment to SFAS 62 "Insurance Contract";

- Amendment to SFAS 71 “Financial

Instruments: Prepayment Features with Negative Compensation”;

- Amendment to SFAS 73 “Leases:

COVID-19 Related Rent Concessions”;

- Amendment SFAS 102 “Accounting for

Murabahah”;

- Annual improvements 2019 to SFAS 1 “Presentation of Financial Statements”;

(13)

Lampiran - 5/4 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

b. Perubahan pernyataan atau interpretasi standar akuntansi keuangan (lanjutan)

b. Changes to the statement or interpretation of financial accounting standards (continued)

- ISAK 35 “Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nirlaba”;

- ISAK 101 “Pengakuan Pendapatan

Murabahah Tanggung Tanpa Risiko

Signifikan Terkait Kepemilikan

Persediaan”;

- ISAK 102 “Penurunan Nilai Piutang Murabahah”;

- PPSAK 13 Pencabutan PSAK 45 Laporan Keuangan Entitas Nirlaba;

- Amandemen Kerangka Konseptual

Pelaporan Keuangan.

- IFAS 35 “Presentation of Non-Profit

Oriented Entities Financial Statements”;

- IFAS 101 “Recognition of Deferred

Murabahah Income without Significant Inventory Ownership Risks”;

- IFAS 102 "Impairment of Murabahah Receivables";

- PPSAK 13 Revocation of SFAS 45 Financial Reporting for Non-profit Organisations;

- Amendment to Conceptual Framework for Financial Reporting.

`

Implementasi dari standar-standar tersebut tidak menghasilkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan di periode berjalan atau tahun sebelumnya.

The implementation of the above standards did not result in substantial changes to the Company’s accounting policies and had no material impact to the financial statements for current period or prior financial years.

PSAK 71 “Instrumen Keuangan” SFAS 71 “Financial Instrument”

PSAK 71 menggantikan PSAK 55 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan memperkenalkan pengaturan baru untuk klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan penilaian atas model bisnis dan arus kas kontraktual, pengakuan

dan pengukuran cadangan kerugian

penurunan nilai instrumen keuangan dengan

menggunakan model kerugian kredit

ekspektasian, yang menggantikan model kerugian kredit yang terjadi serta memberikan pendekatan yang lebih sederhana untuk akuntansi lindung nilai.

SFAS 71 replaces SFAS 55 “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and introduces new requirements for classification and measurement for financial instruments based on business model and contractual cashflow assessment, recognition and measurement for allowance for impairment losses for financial instruments using the expected credit loss model, which replaced the incurred credit loss model and also provides simplified approach to hedge accounting.

Berdasarkan hasil evaluasi Perusahaan, pengukuran cadangan kerugian penurunan

nilai instrumen keuangan dengan

menggunakan model kerugian kredit

ekspektasian tidak berdampak material terhadap laporan keuangan Perusahaan pada tahun sebelumnya. Oleh karena itu, tidak ada saldo laba yang disesuaikan pada tanggal 1 Januari 2020.

Based on the Company’s evaluation, the measurement for allowance for impairment losses for financial instruments using the expected credit loss model did not have material impact on the Company’s financial statements in the previous year. Therefore, there is no adjusted retained earnings as of 1 January 2020.

Berdasarkan penilaian terhadap model bisnis dan arus kas kontraktual, pengaturan baru atas PSAK 71 untuk klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan tidak berdampak terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 1 Januari 2020.

Based on business model assesments and contractual cashflow, there is no change to the carrying amount of financial assets and liabilities as of 1 January 2020 due to the adoption of new classification under SFAS 71.

(14)

Lampiran - 5/5 - Schedule

POLICIES (continued)

b. Perubahan pernyataan atau interpretasi standar akuntansi keuangan (lanjutan)

b. Changes to the statement or interpretation of financial accounting standards

(continued)

PSAK 72 dan 73 SFAS 72 and 73

Perusahaan telah melakukan penerapan dini atas PSAK 72 dan 73 untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, yang diperbolehkan oleh standar akuntansi, sehingga tidak ada dampak tambahan ke laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

The Company has already early adopted SFAS 72 and 73 for the financial year ended 31 December 2019, as permitted by the accounting standards, therefore there is no further impact for financial statements ended 31 December 2020.

c. Instrumen keuangan c. Financial instruments

Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan menjadi aset keuangan dan liabilitas keuangan.

The Company classifies its financial instruments into financial assets and financial liabilites.

c.1. Aset keuangan c.1. Financial assets

Kebijakan berlaku sebelum 1 Januari 2020

Policy applicable before 1 January 2020

Sesuai dengan PSAK 55, Perseroan mengklasifikasikan aset dan liabilitas keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari aset dan liabilitas keuangan tersebut.

In accordance with SFAS 55, the Company classifies the financial assets and liabilities into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial assets and liabilities.

Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

The Company classifies its financial assets in the following categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan ini tidak diungkapkan.

At the statement of financial position date, there are no financial assets classified as held-to-maturity. Therefore, the accounting policies for such financial assets are not disclosed.

(15)

Lampiran - 5/6 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.1. Aset keuangan (lanjutan) c.1. Financial assets (continued)

Kebijakan berlaku sebelum 1 Januari 2020 (lanjutan)

Policy applicable before 1 January 2020 (continued)

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (”FVTPL”)

(i) Financial assets at fair value through profit or loss (“FVTPL”)

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading and financial assets designated by the Company as fair value through profit or loss upon initial recognition.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Untuk Perusahaan, aset tersebut adalah posisi odd-lot sebagai hasil dari fasilitas perdagangan klien.

A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. For the Company, such assets are odd-lot position as a result of client’s trading facilitation.

Instrumen keuangan yang

dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi.

Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of profit or loss. Gains and losses arising from changes in fair value and sale of these financial instruments are included directly in the statement of profit or loss.

(16)

Lampiran - 5/7 - Schedule

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.1. Aset keuangan (lanjutan) c.1. Financial assets (continued)

Kebijakan berlaku sebelum 1 Januari 2020 (lanjutan)

Policy applicable before 1 January 2020 (continued)

(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

(ii) Loans and receivables

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

• yang dimaksudkan oleh

Perusahaan untuk dijual dalam

waktu dekat, yang

diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the Company upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

those that the Company upon initial recognition designates as available-for-sale; or

• dalam hal Perusahaan mungkin tidak akan memperoleh kembali

investasi awal secara

substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan

kualitas pinjaman yang

diberikan dan piutang.

those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of loan and receivables deterioration.

Pada saat pengakuan awal,

pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi (jika ada) dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Loans and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs (if any) and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, nilai tercatat aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai, dan penyisihan ini diakui di dalam laporan laba rugi. Lihat Catatan 2c (v) untuk detail.

In the event of impairment, the carrying value of financial assets categorised as loans and receivables are reduced by allowance for impairment losses and this allowance for impairment is recognised in the statement of profit or loss accordingly. Refer to Note 2c (v) for further details.

(17)

Lampiran - 5/8 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.1. Aset keuangan (lanjutan) c.1. Financial assets (continued)

Kebijakan berlaku sebelum 1 Januari 2020 (lanjutan)

Policy applicable before 1 January 2020 (continued)

(iii) Aset keuangan tersedia untuk dijual (iii) Available-for-sale financial assets

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau

piutang, investasi yang

diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Available-for-sale investments are non-derivative financial assets that are intended to be held for indefinite period of time or that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity investments or financial assets at fair value through profit or loss.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya di mana keuntungan atau kerugian diakui

pada laporan penghasilan

komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.

Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the statement of other comprehensive income, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses, until the financial assets are derecognised.

Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan penghasilan komprehensif lain,

diakui sebagai laba rugi.

Keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar

dari aset moneter yang

diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in the statement of other comprehensive income is recognised in the profit or loss. Foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the statement of profit or loss.

Kebijakan berlaku mulai 1 Januari 2020

Policy applicable from 1 January 2020

Sesuai dengan PSAK 55, Perseroan mengklasifikasikan aset dan liabilitas keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari aset dan liabilitas keuangan tersebut.

In accordance with SFAS 55, the Company classifies the financial assets and liabilities into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial assets and liabilities.

i. Biaya perolehan diamortisasi;

ii. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (“FVTPL”);

iii. Diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (“FVOCI”).

i. Amortised cost;

ii. Fair value through profit or loss (“FVTPL”);

iii. Fair value through other comprehensive income (“FVOCI”).

(18)

Lampiran - 5/9 - Schedule

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.1. Aset keuangan (lanjutan) c.1. Financial assets (continued)

Kebijakan berlaku mulai 1 Januari 2020

(lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2020 (continued)

Aset keuangan diklasifikasikan menjadi kategori tersebut di atas berdasarkan model bisnis dimana aset keuangan tersebut dimiliki dan karakteristik arus kas kontraktualnya. Model bisnis merefleksikan bagaimana kelompok aset keuangan dikelola untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.

Financial assets are classified into these categories based on the business model within which they are held and their contractual cash flow characteristics. The business model reflects how groups of financial assets are managed to achieve a particular business objective.

Aset keuangan dapat diukur dengan biaya perolehan diamortisasi hanya jika memenuhi kedua kondisi berikut dan tidak ditetapkan sebagai FVTPL:

A financial asset is measured at amortized cost only if it meets both of the following conditions and it is not designated as at FVTPL:

- Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki

aset keuangan untuk tujuan

mendapatkan arus kas kontraktual (held

to collect); dan

- Kriteria kontraktual dari aset keuangan

yang pada tanggal tertentu

menghasilkan arus kas yang merupakan pembayaran pokok dan bunga semata (“SPPI”) dari jumlah pokok terutang.

- The financial assets is held within a business model whose objective is to hold the asset to collect contractual cash flows (held to collect); and - Its contractual terms give rise on

specified dates to cash flows that are solely payments of principal and interest (“SPPI”) on the principal amount outstanding.

Suatu instrumen utang diukur pada FVOCI, hanya jika memenuhi kedua kondisi berikut dan tidak ditetapkan sebagai FVTPL:

A debt instruments measured at FVOCI only if it meets both of the following conditions and is not designated as at FVTPL:

- Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuan tercapai dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan (held to collect

and sell); dan

- Kriteria kontraktual dari aset keuangan

yang pada tanggal tertentu

menghasilkan arus kas yang

merupakan pembayaran pokok dan bunga semata dari jumlah pokok terutang.

- The financial asset is held within a business model whose objective is achieved by both collecting contractual cash flows and selling the financial asset (held to collect and sell); and - Its contractual terms give rise on

specified dates to cash flows that are solely payments of principal and interest on the principal amount outstanding.

Seluruh aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai diukur dengan biaya perolehan diamortisasi atau FVOCI sebagaimana ketentuan di atas diukur dengan FVTPL.

All financial assets not classified as measured at amortized cost or FVOCI as described above are measured at FVTPL.

(19)

Lampiran - 5/10 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.1. Aset keuangan (lanjutan) c.1. Financial assets (continued)

Kebijakan berlaku mulai 1 Januari 2020 (lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2020 (continued)

Aset dapat dijual dari portofolio hold to collect ketika terdapat peningkatan risiko kredit. Penghentian untuk alasan lain diperbolehkan namun jumlah penjualan tersebut harus tidak signifikan jumlahnya atau tidak sering.

Assets may be sold out of hold to collect portfolios where there is an increase in credit risk. Disposals for other reasons are permitted but such sales should be insignificant in value or infrequent in nature.

Laba rugi yang belum direalisasi atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai FVOCI ditangguhkan di pendapatan komprehensif lain sampai aset tersebut dihentikan.

Unrealized gains or losses of financial assets held at FVOCI deferred in other comprehensive income until the asset is derecognised.

Aset keuangan dapat ditetapkan sebagai FVTPL hanya jika ini dapat mengeliminasi atau mengurangi accounting mismatch.

Financial assets may be designated at FVTPL only if doing so eliminates or reduces accounting mismatch.

Penilaian apakah arus kas kontraktual hanya merupakan pembayaran pokok dan bunga semata

Assessment of whether contractual cash flows are solely payments of principal and interest

Untuk tujuan penilaian ini, 'pokok' didefinisikan sebagai nilai wajar dari aset keuangan pada pengakuan awal. 'Bunga' didefinisikan sebagai imbalan untuk nilai waktu atas uang dan untuk risiko kredit yang terkait dengan jumlah pokok yang terutang selama periode waktu tertentu dan untuk risiko dan biaya pinjaman dasar lainnya (misalnya risiko likuiditas dan biaya administrasi), serta marjin keuntungan.

For the purposes of this assessment, ‘principal’ is defined as the fair value of the financial asset on initial recognition. ‘Interest’ is defined as consideration for the time value of money and for the credit risk associated with the principal amount outstanding during a particular period of time and for other basic lending risks and costs (e.g. liquidity risk and administrative costs), as well as profit margin.

Dalam menilai apakah arus kas

kontraktual adalah SPPI, Perusahaan mempertimbangkan ketentuan kontraktual instrumen tersebut. Hal ini termasuk

menilai apakah aset keuangan

mengandung ketentuan kontraktual yang dapat mengubah waktu atau jumlah arus kas kontraktual sehingga tidak memenuhi kondisi ini.

In assessing whether the contractual cash flows are SPPI, the Company considers the contractual terms of the instrument. This includes assessing whether the financial asset contains a contractual term that could change the timing or amount of contractual cash flows such that it would not meet this condition.

(20)

Lampiran - 5/11 - Schedule

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.1. Aset keuangan (lanjutan) c.1. Financial assets (continued)

Kebijakan berlaku mulai 1 Januari 2020 (lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2020 (continued)

Penilaian model bisnis Business model assessment

Model bisnis mengacu pada bagaimana aset keuangan dikelola bersama untuk menghasilkan arus kas untuk Perusahaan. Arus kas mungkin dihasilkan dengan menerima arus kas kontraktual, menjual aset keuangan atau keduanya. Model bisnis ditentukan pada tingkat agregasi di mana kelompok aset dikelola bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan tidak bergantung pada niat manajemen pada instrumen individual.

Business model refers to how financial assets are managed together to generate cash flows for the Company. This may be collecting contractual cash flows, selling financial assets or both. Business models are determined at a level of aggregation where groups of assets are managed together to achieve a particular objective and do not depend on management's intentions for individual instruments.

Perusahaan menilai model bisnis pada aset keuangan setidaknya pada tingkat lini bisnis atau pada di mana terdapat variasi mandat/tujuan dalam lini bisnis, pada lini bisnis produk atau pada tingkat desk yang lebih granular (misalnya sub-portofolio atau sub-lini bisnis).

The Company assesses the business model of financial assets at least at business line level or where there are varying mandates or objectives within a business line, at a more granular product business line or desk level (i.e. sub-portfolios or sub-business lines).

Penentuan model bisnis dilakukan dengan mempertimbangkan semua bukti relevan yang tersedia pada tanggal penilaian. Ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

Business model determinations are made considering all relevant evidence that is available at the date of the assessment. This includes, but is not limited to:

- bagaimana kinerja bisnis dan aset keuangan yang ada di dalam unit bisnis itu dievaluasi dan dilaporkan

kepada manajemen. Tingkat

pemisahan yang diidentifikasi untuk klasifikasi PSAK 71 harus konsisten dengan bagaimana portofolio aset dipisahkan dan dilaporkan kepada manajemen;

- how the performance of the business and the financial assets held within that business unit are evaluated and reported to management. The level of segregation identified for SFAS 71 classification should be consistent with how asset portfolios are segregated and reported to management;

- risiko yang mempengaruhi kinerja unit bisnis dan aset keuangan yang dimiliki dalam unit bisnis itu dan khususnya bagaimana risiko itu dikelola; dan

- the risks that affect the performance of the business unit and the financial assets held within that business unit and in particular the way those risks are managed; and

- bagaimana manajer unit bisnis dikompensasi (misalnya, apakah kompensasi didasarkan pada nilai wajar dari aset yang dikelola atau pada arus kas kontraktual yang dikumpulkan).

- how managers of the business unit are compensated (for example, whether the compensation is based on the fair value of the assets managed or on the contractual cash flows collected).

(21)

Lampiran - 5/12 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.1. Aset keuangan (lanjutan) c.1. Financial assets (continued)

Kebijakan berlaku mulai 1 Januari 2020 (lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2020 (continued)

Penilaian model bisnis (lanjutan) Business model assessment (continued)

Penentuan model bisnis dilakukan berdasarkan skenario yang diperkirakan akan terjadi oleh Perusahaan dan tidak dalam kondisi sangat tertekan atau 'kondisi terburuk'. Jika aset dijual dalam kondisi yang tidak diharapkan oleh Perusahaan untuk berlaku ketika aset diakui, klasifikasi aset keuangan yang ada dalam portofolio tidak disajikan secara tidak akurat, tetapi kondisi tersebut harus dipertimbangkan untuk aset yang diperoleh di masa mendatang.

Business model determinations are made on the basis of scenarios that the Company reasonably expects to occur and not under highly stressed or 'worst case' conditions. Where assets are disposed of under conditions that the Company did not reasonably expect to prevail when the assets were recognised, the classification of existing financial assets in the portfolio are not rendered inaccurate but the conditions in question should be considered for any assets acquired going forward.

Pemilihan model operasi dalam PSAK 71 dirancang sedemikian rupa sehingga akuntansi untuk instrumen di FVTPL adalah pilihan yang tepat/conscious.

The Targeting Operating Model for SFAS 71 is designed such that accounting for instruments at FVTPL is a conscious choice.

Perubahan pada model bisnis atau pengenalan model bisnis baru ditentukan melalui proses persetujuan unit bisnis baru.

Changes to business models or the introduction of new business models are determined through the new business unit approval process.

Perusahaan dapat mereklasifikasi seluruh aset keuangan yang terpengaruh jika dan hanya jika, model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan berubah.

The Company can reclassified all of its financial assets when and only, its business model for managing those financial assets changes.

c.2. Pengakuan c.2. Recognition

Perusahaan menggunakan akuntasi tanggal perdagangan untuk kontrak reguler ketika mencatat seluruh transaksi aset keuangan.

The Company uses trade date accounting for all regular contracts when recording financial assets transactions.

c.3 Penurunan nilai dari aset keuangan c.3 Impairment of financial assets

Kebijakan berlaku sebelum 1 Januari 2020

Policy applicable before 1 January 2020

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred, only and if only, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

(22)

Lampiran - 5/13 - Schedule

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.3 Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)

c.3 Impairment of financial assets (continued)

Kebijakan berlaku sebelum 1 Januari 2020 (lanjutan)

Policy applicable before 1 January 2020 (continued)

Perusahaan menentukan penurunan nilai atas aset keuangan secara individual. Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan. Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai di masa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif.

The Company assesses impairment of financial assets individually. The Company initially assesses whether objective evidence of impairment for financial asset exists as described above. The amount of impairment is calculated based on the difference between the stated amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows (without considering the future impairment that has not yet existed) that are discounted using effective interest rate.

Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik untuk aset keuangan yang signifikan atau tidak, maka akun atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

If the Company assesses that there is no objective evidence of impairment for financial asset as individual, both for significant and insignificant amount, hence the account of financial assets will be included in a group of financial asset with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. The amount of the impairment reversal is recognised in the statement of profit or loss.

Ketika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik penyisihan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penyisihan piutang ragu-ragu yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan kerugian penurunan nilai”.

When a receivable is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivables are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “Allowance for impairment losses”.

Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi.

Subsequent recoveries of receivables written off in the current period are recognised as other income in the statement of profit or loss.

(23)

Lampiran - 5/14 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan (lanjutan) c. Financial instruments (continued)

c.3 Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)

c.3 Impairment of financial assets (continued)

Kebijakan berlaku mulai 1 Januari 2020

Policy applicable from 1 January 2020

PSAK 71 mengharuskan cadangan

kerugian diakui sebesar kerugian kredit ekspektasian 12 bulan (12-month ECL) atau kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur aset keuangan (lifetime ECL). Lifetime ECL adalah kerugian kredit ekspektasian yang berasal dari semua kemungkinan kejadian gagal bayar sepanjang umur ekspektasian suatu instrumen keuangan, sedangkan ECL 12 bulan adalah porsi dari kerugian kredit ekspektasian yang berasal dari kemungkinan kejadian gagal bayar dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

SFAS 71 requires a loss allowance to be recognised at an amount equal to either 12-month expected credit losses (“ECL”) or lifetime ECLs. Lifetime ECLs are the ECLs that result from all possible default events over the expected life of a financial instrument, whereas 12-month ECLs are the portion of ECLs that result from default events that are possible within the 12 months after reporting date.

Kerugian kredit ekspektasian atau

Expected Credit Losses (“ECL“) diakui untuk seluruh instrumen utang keuangan,

komitmen pinjaman dan jaminan

keuangan yang diklasifikasikan sebagai

hold to collect/hold to collect and sell dan

memiliki arus kas SPPI. Kerugian kredit ekspektasian tidak diakui untuk instrumen ekuitas yang ditetapkan sebagai FVOCI.

Expected Credit Losses (ECL) are recognized for all financial debt instruments, loan commitments and financial guarantees that are classified as hold to collect/hold to collect and sell and have cash flows that are solely payments of principal and interest. Expected credit losses are not recognized for equity instruments designated at FVOCI.

c.4 Liabilitas keuangan c.4 Financial liabilities

Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

The Company classified its financial liabilities in the category of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortised cost.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi liabilitas keuangan ini tidak diungkapkan.

At the statement of financial position date, there are no financial liabilities classified as financial liabilities at fair value through profit or loss. Therefore, the accounting policies for such financial liabilities are not disclosed.

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya dikurangi biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya

perolehan diamortisasi dengan

menggunakan metode suku bunga

efektif.

Financial liabilities measured at amortised cost

Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit or loss fall into this category and are measured as amortised cost. Financial liabilities measured at amortised cost are initially recognised at fair value minus transaction costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.

Gambar

Tabel  berikut  menunjukan  sensitivitas  atas  kemungkinan  perubahan  tingkat  diskonto  atau  kenaikan  gaji,  dengan  variabel  lain  dianggap  tetap, terhadap kewajiban imbalan kerja jangka  panjang  lainnya  pada  tanggal  31  Desember  2020 dan 2019
Tabel  di  bawah  ini  mengikhtisarkan  eksposur  nilai  wajar instrumen  keuangan  Perusahaan  terhadap  risiko  tingkat  bunga
Tabel  di  bawah  ini  mengikhtisarkan  sensitivitas laba bersih Perusahaan pada  tanggal  31  Desember  2020  dan  2019  atas perubahan tingkat suku bunga:

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak pemanasan global yang berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia.. Dengan terlaksananya program ini,

Pelajar dilarang mengganggu guru mengajar dengan melakukan apa-apa perbuatan atau tingkah laku yang mendatangkan gangguan kepada ketenteraman bilik darjah.. Pelajar

Jumlah PPh-21 terutang dari buruh Pajak bisa dihitung dengan cara penghasilan buruh dalam satu bulan dikalikan 12 hasilnya dikurangi PTKP yang sesuai dengan status buruh

Untuk Menganalisis pengolahan adalah data Pemeriksaan data pelanggan Yang Baru Masuk, Daftar Identitas pelanggan, Daftar Usulan Remisi dan Surat Keterangan pelanggan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seni kerajinan akar kayu di Desa Tempellemahbang, meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk

8enis hepatitis B dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan sel-sel hati, #irus dapat bertahan dan menetap di dalam tubuh, sehingga bersifat kronis dan selanjutnya

Berbagai permasalahan kompleks diharapkan bukan menjadi faktor penghalang untuk meningkatkan peran industri nasional dalam pembangunan ekonomi melainkan sebagai

Keuntungan Metode Waterfall adalah kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada