• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani & Sulistyowati, 2019) tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani & Sulistyowati, 2019) tentang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Review penelitian terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani & Sulistyowati, 2019) tentang pengaruh Leverage, ukuran perusahaan dan Financial distress terhadap konsevatisme akuntansi, objek dari penelitian ini yaitu perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Dari pengujian hipotesis

diketahui bahwa financial distress dan ukuran perusahaan berpengaruh negatifve terhadap konservatisme akuntansi perusahaan food and beverage yang terdaptar di BEI sedangkan leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi perusahaan food and beverage yang terdapatar di BEI. . Keterbaruan yang saya ambil dari peneliti tersebut yaitu menguji pengaruh variabel intensitas modal terhadap konservatisme akuntansi, karena variabel ini belum banyak yang meneliti.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rivandi & Ariska, 2019) tentang pengaruh Pengaruh Intensitas modal, Diveden Payout ratio dan financial distress terhadap konservatisme akuntansi. objek dari penelitian ini yaitu seluruh seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017. Dari pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Intensitas modal berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi dan Dividend payout ratio dan Financial distress berpengaruh negative terhadap konservatisme akuntansi.

Keterbaruan yang saya ajukan dalam penelitian saya yaitu mencoba meneliti tentang pengaruh financial distress terhadap konservatisme akuntansi karena dari

(2)

dua penelitian yang sudah dijabarkan diketahui bahwa terdapat perbedaan pendapat tentang financial distress terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Sulastri & Anna, 2018) tentang Pengaruh financial distress dan leverage terhadap konservatisme akuntansi, objek penelitian ini perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai dengan 2016. Dari pengujian hipotesis diketahui bahwa financial distress dan leverage berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dengan jumlah sampel yang terbatas sehingga disarankan untuk melakukan penelitian di industri lain dengan jumlah perusahaan yang lebih banyak. Selain itu untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan variabel lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi, seperti: ukuran perusahaan, risiko litigasi, kepemilikan manajerial, intensitas modal dan lainlain. Keterbaruan dalam penelitian yaitu terletak pada objek penelitian, menambakan salah satu variable yaitu intensitas modal dan periode tahun yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2019.

B. Tinjauan pustaka 1. Teori Keagenan

Teori Agensi adalah teori yang pada dasarnya digunakan oleh perusahaan dalam mendasari praktik bisnisnya. Teori agensi sering disebut sebagai teori kontraktual yang memandang perusahaan sebagai suatu perikatan kontrak antara anggota-anggota perusahaan. Teori keagnean secara keseluruhan menjelaskan hal

(3)

yang berkaitan dengan perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer. Hal ini justru menjadi penyebab munculnya asimetri Informasi anytara kedua belah pihak, pemilik perusahaan atau investor menginginkan laba tidak besar (Sulastri & Anna, 2018) untuk meminimalkan pembayaran pajak.

Sedangkan manajer menginginkan laba yang dihasilkan terlihat besar sehingga kinerja manajer dinilai lebih baik. Hal ini tentu menjadi masalah perusahaan karena kedua belah pihak memiliki kepentingan masing-masing Jensen and Meckling (1976). Untuk meminimalisir asimteri informasi kedua belah pihak, sebaiknya ada praktik akuntansi yang dapat menjadikan infromasi tersebut dapat digunakan dan mengawasi serta memonitor manajer. Praktik tersebut ialah Konservatisme akuntansi, dimana konservatisme akuntansi terdapat praktik biaya agensi dan kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan lebih baik.

Agency cost adalah biaya yang digunakan untuk mengurangi kerugian akibat tingkah laku dari manajer perusahaan. Konservatisme Akuntansi timbul dari insentif yang berkaitan dengan biaya litigasi, kontrak dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan serta mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak tertentu seperti manajer, pemegang saham, pemerintah dan pengadailan. Andreas, Ardeni, and Nugroho (2017).

2. Leverage

Hal yang berkaitan dengan kontrak utang, menurut Watts dan Zimmerman dalam Savitri (2016) debt covenant adalah salah satu teori akuntansi positif.

Untuk mengidentifikasi debt covent yang ada di suatu perusahaan dapat mengunakan proksi dari tingkat rasio leverage. Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mendeteksi seberapa besar perusahan tersebut dibiayai dengan

(4)

hutang. Leverage dapat digunakan sebagai tolak ukur sebagai indikasi bagi pemberi pinjaman yang untuk tingkat kemanan pengembalian dana telah diberikan kepada perusahaan. Hal ini didasari atas struktur modal yang digambarkan oleh rasio leverage dengan begitu tingkat risiko tak tertagih suatu utang dalam perusahaan dapat diketahui.

3. Financial distress

Financial distress atau Kesulitan keuangan ialah gejala awal sebelum

terjadinya kebangkrutan perushaan atau likuidasi. Menurut (Platt & Harlan, 2002) ialah tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan sebelum likuidasi. Indikasi terjadinya financial distress dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Financial distress dimulai dengan tanda ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibanya. Terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek seperti kewajiban likuidasinya serta kewajiban dalam kategori solvabilitas. Kebangkurtan adalah kegagalan perusahaan dalam menghasiulkan laba sering terjadi karena kurangnya modal yang tidak memanfaatkan sumber daya modal dengan baik, manajemen yang tidak efisien dalam bekerja dan tidak memlihara uang yang cukup.

4. Intensitas modal

Intensitas modal ialah tingkat efisiensi dalam pengunaan seluruh asset perusahaan dalam mengahsilakan tingkat penjualan, intensitas modal adalah seberapa besar modal perusahaan dalm bentuk asset, semakin besar asset yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan untuk mengahsilkan penjualan atas produk-produk perusahaan maka dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut besar. Semakin besar perusahaan itu di mata publik maka dapat dikatakan laporan

(5)

keuangan perusahaan akan menjadi pusat perhatian dari pemerintah. Manajer tentu akan membuat laporan keuangan yang lebih konservatif untuk menghindari biaya politis. Motivasi manajer melakukan ini untuk menghindari tekanan politik dari tuduhan seperti monopoli dengan menunjukan laba perusahaan yang tidak berlebihan seperti yang di curigai, melobi kongres untuk melindungi industry barang-barang impor yang menyebakan keuntungan industri merosot serta menghindari tuntutan serikat kerja dengan menunjukan laba perusahaan menurun dan masih banyak lagi. Perusahan dapat menurunkan laba dengan metode-meotde Akuntansi tertentu dan prosedur akuntansi yang lebih konservatif Watts dan Zimmerman (1986).

5. Konservatisme akuntansi

Definisi resmi dari konservatisme terdapat dalam Glosarium Pernyataan Konsep No.2 FASB (Financial Accounting Statement Board) yang mengartikan konservatisme sebagai reaksi yang hati-hati (prudent reaction) dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat pada perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko dalam lingkungan bisnis yang sudah cukup dipertimbangkan. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan hutang cenderung tinggi. Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya . Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement). Berdasarkan definisi tersebut maka praktek konservatisme akuntansi sering memperlambat atau menunda pengakuan pendapatan yang mungkin terjadi, tetapi mempercepat pengakuan biaya yang

(6)

mungkin terjadi. Sementara itu dalam penilaian aset dan hutang, aset dinilai pada nilai paling rendah dan sebaliknya, hutang dinilai pada nilai yang paling tinggi.

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh leverage terhadap konservatisme akuntansi

Leverage yang tinggi menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan. Perusahaan bisa mempunyai rasio hutang yang besar kemungkinan akibat dari kesalahan tindakan agent dalam pengelolaan perusahaan, agency teori menjelaskan terdapat perbedaan pendapat atau keinginan antara manajer dan principcal dimana kemungkinaan besar manajer secara sengaja tidak memperdulikan keinginan dari principcal dan lebih buruk lagi agent secara sengaja melakukan tindakan yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingannya dengan principal. Dengan tingginya rasio hutang yang dimiliki perusahaan maka kreditor juga

memliki hak untuk mengtehaui dan mengawasi jalanya operasional perusahaan, dengan demikian asimetri informasi antara kreditur dengan perusahaan berkurang karena manajer tidak dapat menyembunyikan informasi keuangan yang mungkin akan dimanipulasi atau melebih lebihkan asset yang dimiliki oleh karena itu kreditur akan meminta manajer untuk melakukan pelaporan akuntansi konservatif agar perusahaan tidak berlebih-lebihan dalam menyajikan laporan keuangan (Wijaya dkk, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sulastri & Anna, 2018) dan (Saputra, 2016) yang mengatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

H1: leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

(7)

2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi

Financial distress merupakan gejala awal penurunan performa laporan keuangan ditandai dengan perusahaan tidak mampu membayar kewajibnya (Eko, 2005). Jika perusahaan mengalami financial distress maka manajer akan mendapatkan tekanan dari pemegang saham serta adanya risiko untuk mengganti manajer perusahaan dikarenakan manajer dianggap tidak mampu mengelola perusahaan dengan baik hal ini dikrenakan terdapat asimetri infromasi antara manajer dan principcal diamana pricipcal mengangap manajer tidak memperhatikan kehendak dari principcal sehingga laporan keuangan yang bermasalah merupakan kesalahan dari manajer. Sehingga hal tersebut dapat membuat manajer untuk mempercepat melaporkan laba yang merupakan salah satu tolak ukur kinerja bagi manajer dengan mengatur tingkat konservatisme akuntansi. Disamping itu laporan keuangan yang bermasalah mendorong manajer mengurangi tingkat konservatisme akuntansi jika keuangan perusahaan bermasalah. Jika perusahaan dalam kesulitan keuangan dan mempunyai prospek buruk, manajer memberi sinyal dengan menyelenggarakan akuntansi yang tidak konservatif. Hal ini di dukung dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani & Sulistyowati, 2019) dan (Rivandi & Ariska, 2019) mengatakan bahwa financial distress berpengaruh negative terhadap konservatisme akuntansi. , namun tidak sejalan dengan (Tista & Suryanawa, 2017), (Tazkiya & Sulastiningsih, 2020) dan (Viola, 2016) bahwa financial distress berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

H2:financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

(8)

3. Pengaruh intensitas modal dengan tingkat konservatisme Akuntansi Intensitas modal merupakan besaran modal yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk aset. Intensitas modal merupakan salah satu indikator dari political cost. Political cost timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer)

dengan pemerintah. Permasalahan keagenan (agency problem) terjadi ketika pimpinan perusahaan selaku principal menginginkan untuk melakukan efisiensi pembayaran pajak guna mendapatkan keuntungan dengan cara penghindaran pajak yang sesuai dengan ketentuan perpajakan. Akan tetapi hal tersebut dilakukan oleh pihak manajemen selaku agent dengan tanpa melihat apakah langkah yang dilakukan dalam efisiensi pembayaran pajak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan pajak ataupun tidak. Jika laba yang disajikan tinggi maka pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain Deslatu and Susanto (2018). Jika intensitas modal dalam perusahaan tinggi, maka semakin tinggi biaya politik. Jika biaya politik tinggi, maka manajemen cenderung berhati-hati dan akan memilih prosedur akuntansi yang tidak melebih- lebihkan laba, dengan demikian laporan keuangan yang dihasilkan bersifat konservatif. Oleh sebab itu, semakin tinggi intensitas modal maka akan semakin tinggi pula konservatisme akuntansi. Hal ini sejalan dengan penelitian dari(Rivandi & Ariska, 2019), Dengan mendasarkan hasil riset terdahulu dan argumentasi yang telah dipaparkan maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: intensistas modal berpengaruh terhadap konservatisem akuntansi

(9)

Leverage

Financial distress

Intensitas modal

Konservatisme D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan teori agency, hubungan manajemen laba dengan ukuran perusahaan dijelaskan bahwa agen (manajemen) perusahaan kecil cenderung akan menaikkan laba di dalam

Pengaruh Audit Tenure, Rotasi Audit, Audit Fee terhadap kualitas audit dengan Komite audit sebagai variabel moderasi (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Suryanawa (2014) mengenai Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Financial Distress terhadap

1. Emiten syariah adalah emiten yang anggaran dasarnya menyatakan kegiatan dan jenis usaha serta cara pengelolaan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan public

Besar kecil profitabilitas yang didapatkan suatu perusahaan akan memengaruhi nilai perusahaan dengan melihat profitabilitas sebagai ukuran dan kinerja perusahaan

Saat berwudhu bacalah doa Allahummaghfir li dzanbi, wa wassi li fi dari, wabarik li fi rizqi,(Ya Allah, ampunlah dosaku, lapangkanlah kuburku, dan

Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang “Pengaruh Online dan Offline

Selanjutnya, penelitian mengenai pengaruh financial distress terhadap konservatisme akuntansi yang dilakukan oleh (Tazkiya & Sulastiningsih, 2020) memberikan bukti empiris