• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBUAT TELUR ASIN ENAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SLB TUNAS KASIH SEDAYU BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBUAT TELUR ASIN ENAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SLB TUNAS KASIH SEDAYU BANTUL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBUAT TELUR ASIN ENAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA PADA ANAK TUNAGRAHITA

DI SLB TUNAS KASIH SEDAYU BANTUL

Kris Dwiati

SLB Tunas Kasih Sedayu Bantul

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan penelitian untuk meningkatkan keterampilan kerja pada anak tunagrahita di SLB Tunas Kasih Sedayu setelah diberi tindakan pembelajaran membuat telur asin enak.Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kemampuan anak berkebutuhan khusus di SLB banyak menghadapi kendala, faktor utamanya adalah kemampuan siswa sangat terbatas, tingkat kecerdasannya hanya setaraf anak normal usia kelas lima Sekolah Dasar, selain itu kurangnya usaha guru dalam membuat inovasi inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan fenomena di atas, penulis ingin mengetahui keterampilan kerja anak berkebutuhan khusus dalam membuat telur asin enak di SLB Tunas Kasih Sedayu, Bantul, Yogyakarta.Penelitian tindakan kelas ini akan mengujukan hipotesis sebagai berikut: Membuat telur asin enak akan meningkatkan keterampilan kerja anak berkebutuhan khusus di SLB Tunas Kasih Sedayu. Sobyek penelitian ini adalah siswa kelas 1 sampai dengan 6 jenjang SDLB yang berjumlah 21 anak. Penelitian tindakan dilakukan dengan model penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Siklus I pada kompetensi dasar adalah manfaat mencontoh orang yang berhasil dan praktik membuat telur asin enak. Siklus II pada kompetensi dasar melatih siswa menggambarkan kehidupan kehidupan di masa yang akan datang dan paraktik membuat telur asin enak, dan Siklus III, pada kompetensi dasar, adalah melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuannya dan praktik membuat telur asin enak.Data yang diperoleh melalui pengamatan, unjuk kerja serta wawancara dan angket. Analisa datanya secara kualitatif dengan verifikasi dan menarik kesimpulan.Pada akhir tindakan diperoleh hasi sebagai berikut minat dan partisipasi dalam Keterampilan kerja yang dipungut oleh kolaborator menghasilkan siklus I. rata rata: 33,64,siklus II: 35,45. Siklus III 46,63.. Diskripsi data keterampilan kerja, membuat telur asin enak yang dilakukan oleh siswa tunagrahita, prosentase rata rata siklus I ; 58,35, siklus II: 64,29 dan Siklus III: 69,60. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan membuat telur asin enak dapat meningkatkan ketrampilan kerja di SLB Tunas Kasih Sedayu Bantul.

Kata Kunci: Membuat telur asin, keterampilan anak Tuna grahita

PENDAHULUAN

Anak berkebutuhan khusus tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki hambatan intelektual disertai dengan hambatan dalam penguasaan keterampilan perilaku adaptif yang terjadi selama masa perkembangannya.

Hambatan keterampilan perilaku adaptif pada peserta didik tunagrahita nampak pada aspek menolong diri sendiri, keterampilan dalam hubungan interpersonal dan keterampilan dalam menggunakan fasilitas yang diperlukan setiap hari.

(2)

Berdasarkan tingkat kecedasannya yaitu kategori ringan, sedang dan berat. Anak tunagrahita sedang adalah anak yang mempunyai tingkat kecerdasan atau usia mental sedang ( Intellygency Quettient /IQ: 25-50 ) , dan tunagrahita ringan (IQ / Intellygence Qoutient , berkisar mentally retarded ).

Beberapa karakteristik anak berkebutuhan khusus yang tegolong tuna grahita adalah kurang mampu mengerjakan hal hal yang membutuhkan pemikiran atau keahlian, pekerjaannya spesifik, cara bekerjanya berulang ulang, dan harus rutin, membutuhkan monitoring yang jelas, hasilnya berada dibawah normal baik secara kualitatif maupun kwantitatif.

Peserta didik tunagrahita mengalami keterbatasan dalam aktivitas keterampilan kehidupan sehari hari ( daily living sklills ) hal ini merupakan kebutuhan utama sebagai persiapan kemandirian anak tunagrahita di masa dewasa seperti yang dikemukakan oleh Nihira dan Nihira 1975 dalam Snell (1983: 412) bahwa para penyandang cacat sedang berhasil di masyarakat ditentukan oleh salah satunya keterampilan dalam aktivitas kehidupan sehari- hari.

Salah satu strategi untuk memberikan layanan bimbingan karier yang sangat dibutuhkan untuk peserta didik berkebutuhan khusus tunagrahita dalam mempersiapkan pekerjaan yang sesuai dengan karakteristiknya adalah membuat telur asin enak.

Keterampilan kerja ini merupakan salah satu dari tiga bidang untuk persiapan kemandirian mereka.Tiga bidang yang diutamakan yaitu keterampilan hidup sehari hari, keterampilan personal/ Sosial dan keterampilan okupational.

Keterampilan kehidupan sehari hari sebagai program berbasis kecakapan hidup bagi tunagrahita sedang karena program itu dapat dilakukan untuk menopang kemandiriannya di masa dewasa.

Tujuan dari pendidikan life skill adalah menyiapkan siswa tunagrahita agar mereka mampu, sanggup dan terampil menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannga di masa datang. Dengan adanya program life skill diharapkan dapat melatih kemandirian anak, sehingga dengan melatih keterampilan kerja melalui membuat telur asin enak, siswa tunagrahita siap memasuki pasar kerja, memiliki kesempatan sama untuk mendapatkan pelayanan dan penangganan optimal.

KAJIAN PUSTAKA

Karakteristik Anak Tunagrahita

Anak Tuna Grahita termasuk jenis anak berkemampuan khusus yang mempunyai tingkat kemampuan di bawah rata rata anak normal dan mereka mempunyai keterbatasan dalam kemampuan akademik. Keterbatasan kecerdasan adalah individu yang Secara signifikan memiliki hambatan intelektual disertai dengan hambatan dalam penguasaan keterampilan perilaku adaptif yang terjadi selama masa perkembangannya.

Beberapa karakteristik anak berkebutuhan khusus yang tegolong tuna grahita adalah kurang mampu mengerjakan hal hal yang membutuhkan pemikiran atau keahlian, pekerjaannya spesifik, cara bekerjanya berulang ulang,

(3)

dan harus rutin, membutuhkan monitoring yang jelas, hasilnya berada dibawah normal baik secara kualitatif maupun kwantitatif.

Hambatan keterampilan perilaku adaptif pada anak tunagrahita dapat dilihat pada aspek keterampilan menolonng diri sendiri dan keterampilan dalam hubungan interpresonil dan keterampilan dalam menggunakan fasilitas yang diperlukan setiap hari.

Permasalahan anak tunagrahita antara lain kebutuhan keterampilan hidup yang meliputi mengalami kesulitan dalam keterampilan melakukan kegiatan sehari hari, menggunakan uang, berbelanja ke toko atau pasar.

Di samping mengalami kesulitan dalam keterampilan hidup juga ditunjang dengan keterampilan vocational, seperti kebiasaan bekerja, perilaku sosial dalam bekerja, menjaga keselamatan kerja, mampu menempatkan diri dalam lingkungan kerja.

Bertitik tolak dari hal tersebut sangat diperlukan adanya bimbingan, arahan dan pembelajaran yang berlangsung terus menerus dalam pembiasaan di kehidupan sehari-hari dalam aspek keterampilan pribadi maupun keterampilan sosial, sehingga anak tuna grahita dapat hidup mandiri dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dalam lingkungan di mana berada.

Sebagai upaya mengatasi hambatan tersebut, maka perlu adanya strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan kerja, maka dalam pelaksanaan program pengembangan diri didasarkan pada masing masing kebutuhan masing masing dan kemampuan tiap tiap anak berkebutuhan khusus.

Aspek dalam menetapkan jenis pekerjaan untuk peserta didik berkebutuhan khusus tunagrahita adalah hendaknya jenis pekerjaan yang sederhana dan bertahap ( sedikit demi sedikit ), dan menyesuaikan jenis pekerjaan dengan hasil asesmen. Sebelum pelaksanaan praktik membuat telur asin enak diberikan arahan, komunikasi tenteng tata tertib, urutan langkah langkahnya..

Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya latihan kerja yang sesuai dengan kemampuan masing masing anak berkebutuhan khusus.

Bimbingan Keterampilan Kerja.

Secara umum tujuan Bimbingan Karier di Sekolah sebagai berikut:

“Membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungannya dalam mengambil keputusan, merencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya”. (Sukardi,1984:

31).

Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah menurut Drs. Dewa ketut Sukardi, adalah:

1. Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dirinya sendiri (self konsept ),

2. Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja,

3. Siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja dalam persiapan memasukinya,

(4)

4. Siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan, tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja. Siswa dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutamakemampuan berkomunikasi, berkerja sama berprakarsa dan sebagainya

Layanan bimbingan karier di SLB hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan sasaran layanan bimbingan serta karakteristik dan perkembangan siswa dalam aspek pribadi-sosial, pendidikan dan karier.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan beberapa layanan bimbingan karier untuk anak berkebutuhan khusus adalah

1. Mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan diri sendiri.

2. Meperkirakan perbedaan macam macam pekerjaan masa kini dan masa yang akan datang.

3 Memiliki pekerjaan yang tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Mengenalkan bermacam macam pekerjaan cara untuk melihat kemajuan diri.

Sejalan dengan program khusus untuk anak berkebutuhan khusus tuna grahita dalam memberikan layanan bimbingan kerja indikatornya menurut dalam kurikulum Pendidikan Luar Biasa, Lampiran Keputusan Mendikbud No 0126 / U/

1994, tanggal 16 Mei 1994 adalah sebagai berikut:

1 Manfaat mencontoh orang orang berhasil..

2. Melatih bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungan 3. Melatih macam macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah,

4. Menggambarkan kegiatan setelah pulang sekolah.

5. Mengenalkan pekerjaan yang dilakukan oleh wanita dan pria.

6. Mengenalkan alasan kenapa orang memilih suatu pekerjaan.

7. Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok bagi dirinya..

8. Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran.

9. Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuannya.

Cara membuat Telur Asin Praktis

Langkah-Langkah Pembuatan Telur Asin Praktis yang Dirangkum dari Berbagai Sumber

1. Siapkan bahan

Untuk membuat telur asin diperlukan 12 telur bebek (atau telur ayam) segar, 500 gr garam dapur atau garam kasar, 1,5 liter air, dan topics berbahan kaca atau keramik yang dapat ditutup rapat.

2. Bersihkan telur

Bersihkan telur dari kotoran yang menempel dengan air lalu keringkan dengan lap bersih. Amplas permukaan telur agar pori-pori terbuka.

(5)

3. Tempatkan telur dalam wadah

Secara perlahan, masukkan telur ke dalam wadah yang sudah dibersihkan dengan air panas. Usahakan beri jarak 2,5 cm antara telur dan bagian atas wadah.

4. Buat air rendaman

Masukkan air ke dalam panci, masak sampai mendidih menggunakan api sedang. Secara bertahap masukkan garam ke dalam air mendidih. Aduk hingga rata dan garam larut. Angkat dan biarkan dingin sesuai suhu ruang. Sebab air rendaman panas bisa membuat cangkang telur retak. Jika suka aroma rempah, bisa menambahkan aneka rempah dalam larutan sesuai selera. Seperti bunga lawang atau pekak, cabai, jane, andaliman, batang kayu manis hingga kapulaga.

Bila tak ada rempah, air rendaman dapat juga diberi 1-2 sdm daun teh. Warna kulit telur bisa lebih pekat karena penggunaan teh.

5. Rendam

Saat air rendaman sudah mencapai suhu ruang, tuang ke dalam wadah berisi telur. Pastikan air menutupi seluruh bagian telur. Beri jarak 0,6 cm - 1,25 cm ruang kosong antara permukaan air rendaman dengan pinggiran atas wadah.

Untuk mencegah telur mengambang, tempatkan plastik berisi air yang tertutup rapat di atas telur. Ini berguna menambah berat. Bisa juga memakai piring kecil ringan sebagai pemberat di atas telur. Lalu tutup rapat wadahnya.

6. Penyimpanan

Diamkan telur selama lebih kurang 12 hari. Jika ingin rasa putih telur lebih asin, berminyak dan kuningnya masir, rendamlah telur dalam air garam lebih lama. Sampai 3-6 minggu, sesuai keinginan. Bisa disirnpan di ruang sejuk dan jauhkan dari cahaya matahari.

7. Uji coba

Setelah waktu perendaman berlalu, coba lihat hasil telur asin mentah atau matang. Untuk telur mentah, pastikan kuning telur tidak mengalir. Jika masih encer, sisa telur masih perlu direndam air garam. Sementara untuk telur matang, coba rebus dulu sebelum telur asin dibuka. Bagian kuning telur harus punya warna pekat, berminyak dan terasa asin. Bila merasa kurang asin, rendam kembali sisa telur.

8. Cuci bersih telur asin

Bila telur sudah memiliki rasa dan tekstur yang diinginkan, pindahkan dari air rendaman. Cuci bersih di air mengalir. Lalu keringkan dengan lap bersih dan tempatkan dalam wadah karton telur.Olah telur asin sesuai keinginan.

METODE PENELITIAN

Obyek Penelitian, Setting dan Sobyek Penelitian

Penelitian akan dilakukan dalam tiga siklus, di mana masing masing siklus terdiri dari rencana, tindakan , observasi dan refleksi. Jika siklus satu dianggap belum cukup , maka akan dilakukan siklus berikutnya yaitu siklus dua dan seterusnya. Tindakan pertama adalah menyajikan maleri / topik yang dipilih

(6)

adalah kegiatan sehari hari, seperti kegiatan komunikasi tentang keterampilan hidup yaitu:

1. Jenis jenis pekerjaan yang dilakukan di rumah dan di sekolah.

2. Melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang pekerjaan yang diminati oleh peserta didik tunagrahita.

3. Memperhatikan gambar langkah-langkah pembuatan telur asin.

4. Memperhatikan langkah langkah membuat telur asin praktis.

Peneliti diamati oleh seorang kolaborator dan seorang pendamping.

Kolaborator bertugas mengamati semua kegiatan yang dilakukan dan mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun peserta didik termasuk kelebihan dan kekurangan materi yang disampaikan.

Setelah selesai penyampaian materi, siswa ditanya dan diberikan instument berupa pedoman observasi untuk mengetahui apakah membuat telur asin yang dapat meningkatkan keterampilan kerja, hal ini untuk mengetahui apakah aspek aspek keterampilan kerja anak tunagrahita dapat meningkat.

Dengan menggunakan pedoman observasi dan wawancara serta pemberian tugas maka dapat diketahui apa, siapa yang dilibatkan, kapan, dimana dan bagaimana refileksi dilakukan.

Setting dan Sobyek Penelitian Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Tunas Kasih Sedayu, Bantul, jalan Wates Km 14,5 , Telpon ; 08112656856, Kelurahan Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yoyyakarta.

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa tunagrahita yang berjumlah 5 dan Guru Kelas di SLB Tunas Kasih, Sedayu, Bantul, Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

Variabel Penelitian

a. Variabel independent: membuat telur asin.

b. Variabel dependent: keterampilan kerja siswa tuna grahita.

Langkah – Langkah Tindakan Tahap Perencanaan

a. Membuat panduan siswa yaitu menyusun skenario pembelajaran.

b. Mengkondisikan siswa, untuk membuat persetujuan tentang waktu/ kapan membuat telur asin.

c. Membuat instrument untuk observasi guru dan melihat kondisi siswa di kelas.

d. Menyusun rencana pembelajaran.

Metode Pengumpulan Data

(7)

Teknik pengumpilan data dilakukan dengan observasi dan tes perbuatan.

Observasi terhadap tindakan yaitu peningkatan ketrampilan kerja siswa tunagrahita dengan instrumen berupa panduan observasi yang digunakan oleh kolaborator dan proses pembuatan telur asin.

Instrumen yang digunakan untuk mengamati partisipasi siswa dalam pembelajaran membuat telur asin. Terlampir.

Adapun teknik pengumpulan datanya adalah sebagi berikut:

a. Data partisipasi siswa dalam proses pembelajaran membuat telur asin dari botol plastik bekas dipungut bersamaan dengan pembelajaran berlangsung oleh kolaborator.

b. Data minat dan keterampilan kerja dipungut ketika proses pembelajaran c. Data kualitas guru – siswa dalam pembelajaran dipungut setelah

pembelajaran berakhir dan dikumpulkan oleh kolaborator.

Teknik penilaian keterampilan kerja /praktik membuat telur asin sebanyak 4 siswa. Tes diberikan sebagai pre tes dan post tes materi tes unjuk kerja / praktik adalah tes penugasan.

Adapun kriteria tingkat partisipasi siswa tunagrahita dalam pembelajaran membuat telur asin dan penampilan guru dalam melakukan tindakan adalah tercantum dalam tabel 1 dan tabel 2 berikut ini

Tabel 1. Rubrik Penilaian Keterampilan Bekerja

Aspek Penilaian Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan Minat bekerja

Kebiasaan bekerja Perilaku sosial dalam bekerja

Menjaga keselamatan kerja.

Mampu menempatkan diri dalam lingkungan kerja

Instrumen observasi yang terdiri dari 5 pertanyaan dengan 4 kriteria yakni: sangat baik, baik, cukup dan perlu bimbingan ,sehingga skor tertinggi yang mungkin dicapai setiap siswa adalah 4 x 5 =20 dan skor terendah 1 X 5 = 5.

Dari rentang skor itu dibuat kriteria yang terdiri dari 4 kriteria. Maka keterampilan bekerja siswa tunagrahita adalah:

Xt = 20 Xr = 4 ∑mt = 5

Lebar kelas = Xt – Xr + 1 20 – 4 + 1 --- = --- = 3 ∑ mt 5

Tabel 2: kriteria kualitas guru dalam pembelajaran membuat telur asin

No Kriteria Skor

1 Dapat melakukan dengan benar tanpa bantuan 34 -- 44 2. Dapat melakukan dengan benar dan sedikit bimbingan 23 -- 33 3. Dapat melakukan dengan benar, tetapi banyak bimbinga 12 -- 22

4. Tidak dapat melakukan 01 -- 11

(8)

Kriteria diatas diperoleh dari instrumen observasi yang terdiri dari 11 pertanyaan dengan kriteria yakni: dapat melakukan dengan benar tanpa bantuan, dapat melakukan dengan benar, dapat melakukan dengan benar, tetapi banyak bimbing dan tidak dapat melakukan, sehingga skor tertingi yang mungkin dicapai setiap kolaborator adalah 4 × 11 = 44. Dan skor terendah 1× 11 =11.

Maka lebar kelas dapat ditentukan sebagai berikut:

Xt = 44 Xr = 11 ∑ mt = 4

Lebar kelas = Xt -- Xr = 44 -- 11 + 1 --- --- = 32 ∑ mt 4

Adapun kriteria keberhasilan tes unjuk kerja /praktik membuat telur asin adalah tercantum dalam tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3: Kriteria keberhasilan pre tes dan pos tes:

No Kriteria Skor

1. Baik sekali 76–100

2. Baik 51 - 75

3. Cukup 26 – 50

4. Perlu bimbingan 01 – 25

Kriteria diatas diperoleh dari instrumen tes yang terdiri dari 25 pertanyaan dan 4 kriteria yakni baik sekali, baik, cukup, perlu bimbingan, sehingga skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 2 x 25 =50 dan skor terendah 0 x25 =0.

Maka kelas lebar dapat ditentukan sebagai berikut:

Xt = 50 Xr =0 ∑mt =4

Xt -- Xr + 1 50 -- 0 + 1

Lebar kelas = ______________ = ______________ =12,52 ∑ mt 4

Metode Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah dengan melihat perbedaan pre tes dan post tes ,selanjutnya dianalisa dengan rumus ;

t = k - Me dengan Mk = Mean dari pre tes

Me = Mean dari post tes

--- ∑b2 = Jumlah deviasi dari mean perbedaan

N ( N - 1 ) N = Jumlah sobyek

(9)

Setelah itu harga t hitung dibandingkan dengan tabel t dengan taraf

signifikan 5%. Apabila t hitung t tabel maka hipotesa diterima.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan di SLB Tunas Kasih Sedayu, Bantul, Jalan Wates Km 14,5 , Telpon: 08112656856, Kelurahan Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yoyyakarta. Sesuai dengan S K Gubernur S L B Tunas Kasih ditetapkan sebagai Lembaga Pendidikan Luar Biasa, dapat menerima semua jenis anak berkebutuhan khusus.

Jenjang Pendidikan yang ada mulai dari TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB.

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa tunagrahita yang berjumlah 21 anak dan Guru Kelas di SLB Tunas Kasih, Sedayu, Bantul, Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

Tabel 4.: Jumlah Siswa Per Kelas tahun 2016/2017

No Kelas L P Jumlah

1 I 2 2 4

2 II 2 2 4

3 III 2 3 5

4 IV 2 2 4

5 V 2 2

6 VI 1 1 2

Jumlah 9 12 21

Berdasarkan pada tabel 4. Jumlah siswa per kelas tahuna 2016/2017, distribusi sobyek menurut jenis kelamin laki- laki: 9 dan perempuan: 12.

Karaakteristik sobyek penelitian tindakan kelas ini yaitu tunagrahita yang pada umumnya mengalami hambatan perkembangan dalam pemahaman aspek pribadi – sosial, pendidikan dan karier. Aspek akademis dan keterampilan kerja, problem yang dialami meliputi: manfaat mencontoh orang orang yang berhasil, latihan menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang, jenis jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu, macam macan gaya hidup dan pengauruhnya. Latihan merencanakan pekerjaan apa yang cocok bagi dirinya dan melatih siswa untuk melihat hubungan antara minat dan kemampuannya

Pelaksanaan Penelitian tindakan setiap siklus diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I.

Waktu peleksanaan tindakan: Kamis, 12 Januari 2017.

Tujuan : Siswa dapat memiliki keterampilan kerja, membuat telur asin.

Topik : Jenis jenis pekerjaan yang ada di sekitar siswa.

Kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut:

(10)

a) Guru mengenalkan tema yang akan dipelajari: jenis jenis pekerjaan yang ada di sekitar siswa antara lain:tenaga loundry, clening servis, tukang taman , tukang kayu, penjahit, guru, penjual makanan, pekerja di home industry jamur tiram.

b).Guru bertanya jawab kepada siswa tentang tahapan tahapan melaksanakan suatu pekerjaan,syarat syarat menjadi pekerja yang baik. Misalnya:kebiasaan perilaku bekerja teliti, telaten, tekun, santun, disiplin dan sikap kerjasama.

Keterampilan hidup yaitu keterampilan berbelanja, berbelanja di pasar, berbelanja di toko, disamping keterampilan vocational seperti; Kebiasaan bekerja, perilaku social dalam bekerja ,menjaga keselamatan kerja, mampu menempatkan diri dalam lingkungan kerja.

c) Guru menunjukkan gambar langkah-langkah membuat telur asin.

d) Guru menjelaskan langkah langkah membuat telur asin.

e) Guru menjelaskan alat alat yang dibutuhkan utuk membuat telur asin.

f). Guru mernperagakancara membuat telur asin dari botol plastik bekas.

g).Guru membagi botol plastik bekas siswa diberi tugas sesuai dengan tahapan tahapan kemampuan siswa

h) Guru memberi pujian. anak yang langkah-langkah membuat telur asin benar.

i) Guru memberi apresiasi kepada siswa yang hasil guntingannya belum bagus.

2. Siklus II

Waktu pelaksanaan tindakan: Kamis, 6 Pebruari 2017.

Tujuan : Siswa dapat memiliki keterampilan kerja, membuat telur asin Topik : Keterampilan kerja, Membuat telur asin.

a) Apersepsi dengan mengingatkan kembali materi pada pertemuan yang lalu.

b) Guru menjelaskan tentang teknik dan praktek membuat telur asin.

c) Guru membagikan perlengkapan untuk membuat telur asin.

d) Guru memberi tugas kepada siswa sesuai dengan urutan langkah membuat telur asin.

e) Guru mengumpulkan hasil karya anak.

f) Guru menanyakan telur asin yang dibuat siswa.

g) Guru memberi pujian dan motivasi kepada siswa.

Kegiatan pembelajaran , mengulang langkah langkah seperti pada Siklus I, dengan mengadakan perubahan dan perbaikan dalam proses pembuatan telur asin. Hal hal yang masih perlu ditingkatkan pada partisipasi siswa dalam keterampilan kerja adalah aspek menempatkan diri dalam lingkungan kerja dan menjaga keselamatan kerja Hal ini sangat tergantung pada perlunya bimbingan kerja dari guru.

3. Siklus III.

(11)

Waktu : Kamis, 23 Maret 2017

Tujuan : Siswa dapat memiliki keterampilan kerja, membuat telur asin.

Topik: Keterampilan kerja, Membuat telur asin.

Kolom aspek yang dinilai dari keterampilan bekerja meliputi:

Kebiasaan bekerja,

Perilaku sosial dalam bekerja.

Menjaga keselamatan kerja.

Mampu menempatkan diri dalam lingkungan kerja.

Sedangkan tahapan tahapan membuat telur asin enak adalah sebagai berikut:

Diskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan selama 60 menit terdiri dari 4 tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Dari hasil penelitian pada siklus I,II,dan III dapat didiskripsikan tentang keterampilan bekerja yang dilakukan dengan melalui praktik membuat telur asin oleh siswa tuna grahita SLB Tunas Kasih Sedayu, Bantul.

Diskripsi data minat belajar dan data keterampilan kerja “ Membuat Telur asin“ adalah sebagai berikut:

Tabel: Hasil Observasi Membuat Telur Asin

No Kode

Siswa

Siklus I.

x y

Siklus II.

X

Y

Siklus III.

X

y Ket

1. A 2 50 3 50 4 76 C

2. B 2 - 2 - 3 - C1

3. C 3 58 2 56 4 58 Ci

4. D 2 - 2 - 4 - Autis

5. E 3 38 2 38 4 40 C1

6. F 4 40 5 50 5 56 C

7. K 3 60 3 70 3 85 C

8. H 4 40 4 66 5 66 C 1

9. I 3 70 3 68 4 85 C 1

10. J 4 50 4 68 5 70

11. K 4 70 4 74 5 78 C

12. L 4 64 4 67 4 67 C

13. M 3 50 4 64 5 66 C 1

14. N 4 60 4 60 5 64 C

15. O 3 52 4 59 4 59 B

16. P 4 64 4 68 4 72 B

17. Q 4 70 2 75 4 85 B

18. R 4 70 4 76 5 76 B

19. S 4 56 3 59 4 59 C

20. T 3 70 4 80 5 85 C

21. U 3 70 3 70 4 76 C

Jumlah 74 1167 78 1285 96 1392

Rata rata 33,64 58,35 35,45 64,29 46.63 69,60

x: Minat belajar y: Keterampilan kerja;

Sangat tinggi : 4 Baik Sekali : 4

(12)

Tinggi : 3 Baik : 3

Cukup tinggi: 2 Cukup : 2

Sangat rendah : 1 Perlu Bimbingan : 1

Dari tabel 1. di atas terlihat bahwa terdapat perubahan positif dari siklus 1 ke siklus II yang pada akhirnya semakin sempurna pada siklus III peningkatan minat belajar siswa setelah melakukan latihan kerja membuat telur asin yang dinilai oleh guru kelas secara rinci dapat dibaca dari uraian berikut:

1. Diskripsi minat belajar dan partisipasi dalam keterampilan kerja yang dipungut oleh kolaborator menghasilkan siklus I. Skore rata rata: 33,64. Siklus II: 35,45.

Siklus III: 46,63.

2. Diskripsi data keterampilan kerja , dengan membuat telur asin yang dilakukan oleh siswa tunagrahita, prosentase rata rata siklus I: 58,35. Siklus II: 64,29 dan Siklus III: 69,60.

Atas dasar tindakan pada siklus ke-1 diadakan refleksi dengan melihat aspek aspek tindakan yang masih dapat ditingkatkan yang selanjutnya ditetapkan untuk melakukan tindakan pada siklus II

Hal hal yang masih perlu ditingkatkan pada partisipasi siswa dalam keterampilan Kerja adalah “Menempatkan diri dalam lingkungan kerja “ dan “ Menjaga keselamatan kerja “ sangat tergantung pada perlunya bimbingan kerja dari guru, Pada penampilan guru ,hal yang sangat menonjol adalah kurangnya guru memberikan pujian dan kurang aplikasi kebermaknaan bekerja dalam lingkungan kerja dalam fungsinya menopang kebutuhan sehari hari mencari nafkah. Dengan melihat kekurangan tersebut selanjutnya diadakan tindakan siklus II.

Pelaksanaan penilaian keterampilan kerja dilakukan untuk menilai proses dan hasil praktik membuat telur asin. Dan penilaian hasil praktik dilakukan melalui penilaian portofolio.

Simpulan

Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini yaitu:

Berdasarkan perhitungan perhitungan dan analisa data ,diperoleh hasil skore rata rata dari aspek peningkatan minat bekerja,kebiasaan kerja, perilaku sosial dalam bekerja,menjaga keselamatan kerja dan menempatkan diri dalam lingkungan kerja setelah membuat telur asin adalah lebih tinggi dibandingkan sebelummnya Dari hasil pengamatan keterampilan kerja selama pembelajaran berlangsung yaitu membuat telur asin siswa menunjukkan keaktifan dalam setiap langkah langkah mulai dari menyiapkan alat dan bahan sampai menunjukkan hasil karyanya, dan siswa dengan perasaan gembira dan antusias bersungguh sunguh dalam membuat vas bunga sampai selesai. Siswa dapat bekerja sama dengan teman, menjaga keselamatan kerja dan menempatkan diri di lingkungan kerja,meskipun tempatnya di dalam kelas tetapi siswa tetap bertanggungjawab menjaga keselamatan dengan hati hati memakai alat misalnya memakai pisau, carter, penggaris dan alat yang lainnya

(13)

Pada akhir tindakan diperoleh hasi sebagai berikut minat dan partisipasi dalam keterampilankerja yang dipungut oleh kolaborator menghasilkan siklus I.

rata rata: 33,64. Siklus II: 35,45. Siklus III 46,63.

Diskripsi data keterampilan kerja , dengan membuat telur asin yang dilakukan oleh siswa tunagrahita , prosentase rata rata Siklus I: 58,35 siklus II:

64,29 dan Siklus III: 69,60.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan membuat telur asin bekas dapat meningkatkan ketrampilan kerja di SLB Tunas Kasih Sedayu Bantul.

Saran Saran

Sebaiknya guru membiasakan dalam menopang tujuan pelaksanaan pengembangan diri yaitu membantu meningkartan keterampilan kerja yaitu kebiasaan bekerja, perilaku sosial dalam bekerja, menjaga keselamatan kerja dan mampu menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak tunagrahita.

Anak berkebutukhan khusus tuna grahita diseyogyakan untuk mengenal jenis jenis pekerjaan ,memahami pekerjaan tertentu yang ada di lingkungannya untuk kemandiriannya.

Implikasi

Bertolak dari dari hasil penelitian ini: maka impliksai sebagai berikut ; Dalam meningkatkatkan keterampilan kerja anak berkebutuhan khusus tunagrahita guru kelas perlu memilihkan jenis pekerjaan yang tepat yang sesuai dengan minat, motivasi dan kemampuan siswa dan kebutuhan dan potensi siswa tunagrahita.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Muhaimin Azze.2011. Yogyakarta.Ar-Ruzz Media.

Depdiknas.2004.Kurikulum PLB 2004. Jakarta: Depdiknas

Dede Kusworo(2009 ) Kebutuhan Program Bina Diri anak Tunagrahita.www.slbn- cileunyi.sch.id/diakses 2 September2016

Depdikbud,1984.Pedoman Bimbingan Penyuluhan di SLB/C Dikdasmen Depdikbud:Jakarta.

Kemendikbud.2016.Modul Pembelajar SLBTunagrahita.Pengembangan Potensi AnakTunagrahita.Jakarta

Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 Tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta

...2016.Buku Tematik Terpadu Kurikulum 13.Tema6.Buku Guru SDLB C Tumbuhan Bunga di Sekitarku. Pusat Kurikulum Balibang.Jakarta.

Retno Juwita Rini.2016.Lingkungan Sekolahku.Buku Siswa Kelas III.tema1.Kemendikbud. Jakarta

(14)

Gambar

Tabel 4.: Jumlah Siswa Per Kelas tahun 2016/2017

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peningkatan Kompetensi bagi Guru-guru SMK Negeri Jurusan Listrik di Daerah Istimewa. Yogyakarta melalui Pelatihan Mekatronika

Fokus yang dijadikan variable penelitian ini adalah kompetensi profesionalisme dosen sebagai independent variable (X) dan prestasi belajar mahasiswa sebagai dependent

[r]

Sarwono (2010:187) menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja yang menyimpang adalah perubahan hormonal yang meningkatkan seksual remaja,

Keputusan untuk tidak ada pelanjutan masuk setiap hari diambil penulis karena ada tuntutan lain yang harus diselesaikan oleh penulis salah satunya adalah adanya

Companies in the value chain, such as geotechnology providers like CubeWerx, ESRI, Intelliwhere, Ionic, MapInfo, Navigation Technologies, Oracle, and Webraska understand how to hook

dengan menggunakan Android Studio. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah tentang Bahasa Indonesia pada SMP Negeri 4 Muara Teweh kelas VII-IX. Aplikasi yang