1
BAB II. .JOB SITE COMPONENT
BAB II KOMPONEN MEDAN KERJA (JOB SITE
COMPONENT)
1. Kesampaian Daerah (Accessibility; Transportation)
lalah tentang kesampaian daerah atau prasarana yang dipunyai atau yang tersedia pada daerah kerja. Apakah dekat jalan besar atau stasiun Kereta Api, sehingga mempermudah pengiriman alat-alat berat (peralatan mekanis), alat-alat berat biasanya dikirim ke medan kerja dengan menggunakan TRUCK TRAILER. Bila tidak ada jalan besar yang mampu dilalui TRAILER, maka harus dibuat jalan terlebih dahulu, dan ini akan berpengaruh terhadap biaya pemilikan alat (cost of ownership) dan biaya operasi (operating cost) dari peralatan mekanis tersebut.
Bila di daerah kerja terdapat sarana jalan, perlu diketahui terlebih dahulu kelas jalan.
Apakah jalan desa, ataukah jalan propinsi, kemudian jalan tersebut kelas berapa dan mampu dibebani berapa ton. Ini semua perlu diketahui terlebih dahulu, agar dalam meningkatkan daya dukung jalan sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk membawa alat mekanis ke daerah kerja.
2. Keadaan Tetumbuhan (Vegetation)
Tanaman-tanaman atau keadaan pepohonan yang tumbuh di medan kerja perlu diketahui mengenai diameter pohon-pohonnya, jumlah pohon setiap satuan luas, ketinggian rata-rata setiap pohon, dan macam pohon. Ini perlu untuk mempertimbangkan dalam melakukan pembukaan lahan di medan kerja, apakah akan ditebang satu-satu ataukah ditebang secara masal, kemudian pohonnya akan dimanfaatkan ataukah akan dibakar.
Dengan demikian bisa ditentukan terlebih dahulu macam peralatan yang akan dipergunakan untuk melakukan pembabatan pohon tersebut.
3. Cuaca (Climatic Condition)
Pengaruh cuaca pada suatu daerah kerja (dimana akan berlangsung penggunaan peralatan mekanis) perlu diketahui, karena akan dipakai untuk memperkirakan dalam satu tahun berlangsung hujan selama berapa hari. Perlu dipahami bahwa pad a waktu hujan penggunaan peralatan mekanis tidak dapat efektif. Disamping itu pada waktu hujan lebat, malah tidak dapat dipergunakan peralatan mekanis.
Misalnya, dalam satu tahun harus dikupas tanah penutup 1,000,000 CuYd; dan dalam satu tahun turun hujan selama 2 bulan, artinya hanya bisa bekerja 250 hari kerja dari 300 hari kerja; artinya dalam perhitungan pemindahan tanah mekanis selama satu hari, tanah yang harus dipindahkan pada pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup ialah 1,000,000 CuYd : 250 hari = 4,000 CuYd/hari.
Artinya dalam pemilihan alat-alat mekanis untuk pekerjaan pemindahan tanah ini (misal truck) harus dihitung dengan sasaran produksi pengangkutan sebesar = 4,000 CuYd/hari.
4. Ketinggian dan Temperatur (Altitude and Temperature) 4.1. Ketinggian (Altitude)
Kemampuan mesin atau "power" mesin peralatan mekanis/berat bergantung pada ketinggi,an tempat dimana mesin tersebut dipergunakan, sehingga perlu diketahui tempat kerja dimana suatu alat-alat berat tersebut akan dipergunakan. Hal ini dikarenakan bahwa
2
BAB II. .JOB SITE CDMPONENT
makin tinggi suatu tempat kerja dari permukaan air laut (pal-sea level), tekanan atmosfimya semakin menurun. Karena tekanan atmosfir ditempat kerja tersebut menu run maka kerapatan udaranya juga. menurun, yang berakibat pula jumlah oksigen ditempat tersebut juga berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan menurunnya power untuk mesin-mesin motor bakar
"IC engine" (Internal Combustion Engine).
Oleh karena itu dalam penggunaan alat-alat besarlberat pada suatu tempat kerja diatas ketinggian air laut-pal (sea level), perlu dilakukan koreksi terhadap daya kuda (HP
horse power) dari mesin alat berat tersebut. . h' a. Untuk mesin 4 tak :
Horse power suatu mesin 4 tak akan menurun 3 % dari horse power pada permukaan air laut (sea level) setiap dipakai pada suatu daerah kerja dengan ketinggian 1,000 ft pertama.
Contoh :
1. Pada "sea level", suatu mesin 4 tak mempunyai power 100 HP. Berapa HP yang sesungguhnya, bila mesin tersebut dipakai pada suatu tempat kerja dengan ketinggian 1,500 ft diatas permukaan air laut - pal (sea level)?
Jawab :
HP sesungguhnya = 100 HP - [1 x 3 % x 100 HP] = 97 HP
~ r
~ II
,
Penielasan :
1,500 ft adalah berada diatas 1,000 ft pertama sampai 2,000 ft, jadi 2.000 - 1,000 = 1
1,000
2. Berapa HP yang sesungguhnya dari mesin tersebut diatas, bila dipakai pada ketinggian 10,000 ft diatas permukaan air laut ?
Jawab :
HP sesungguhnya = 100 HP
-
[ 10,000 - 1.000 ] x 3 % x 100 HP = 73 HP1,000
3. "Tractor" bermesin 4 tak, pad a "gear" pertama dapat menyediakan 30,000 Ib "draw bar pull" pad a permukaan air laut. Berapakah "draw bar pull" (DBP) pada "gear"
pertama, apabila "tractor" tersebut dipergunakan pada suatu medan kerja dengan elevasi 10,000 ft diatas permukaan air laut ?
Jawab :
DBP pad a 10,000
ft = 30,000 Ib - f10.000 - 1.0001 x 3 % x 30,000 Ib
1,000
= 30,000 Ib - [27 % x 30,000 Ib]
= 30,000 Ib - 8,100 Ib
= 21,900 Ib
b, Untuk mesin 2 tak :
"Horse power" suatu mesin 2 tak akan menurun 1 % dari horse power pad a sea level setiap dipakai diatas ketinggian 1,000 ft dari "sea level".
Atau "draw bar pull" (DBP) suatu mesin 2 tak akan menu run 1 % dari "draw bar pull" sea level setiap pemakaian diatas ketinggian 1,000 ft dari 1,000 ft pertama.
Contoh :
1. Suatu mesin 2 tak 100 HP (pada permukaan air laut - pal), akan dipakai pada suatu tempat kerja yang ketinggiannya 10,000 ft diatas pal.
Berapa HP sesungguhnya dari mesin 2 tak tersebut pada 10,000 ft diatas pal? Jawab:
HP pad a 10,000 ft
= 100 HP - {[ 10,000 - 1.000 ] x 1 % x 100
HP} 1,000
= 91 HP
3
BAB II. ~OB SITE COMPONENT
2. Tractor roda rantai (Crawler tractor) dengan mesin 2 tak, pada "gear" kedua dapat menyediakan gaya tarik 30,000 Ib DBP pada pal (permukaan air laut). Hitung DBP (drawbar pull) pad a "gear" kedua, bila digunakan pada tempat kerja dengan elevasi 10,000 ft diatas pal !.
Jawab :
DBP pada 10,000 ft
2. Tractor roda ban (Wheel tractor) 100 HP pada pal (permukaan air laut) bermesin 4 tak dilengkapi dengan "turbocharger". Berapa koreksi HP, bila "wheel tractor" tersebut dipakai pad a ketinggian 15,000 ft ?
Jawab :
Koreksi HP pada 15,000 ft = 100 HP - f15,000 - 5.0001 x 3 % x 100 HP 1,000
= 100 HP - 30 HP = 70 HP
= 30,000 Ib - [ 10.000 - 1.000] x 1 % X 30,000 Ib 1,000
= 30,000 Ib - [ 9 % x 3,000 Ib ]
= 30,000 Ib - 2,700 Ib
= 27,300 Ib
Untuk memperkecil adanya pengurangan tenaga/power (HP ataupun drawbar pull), maka pada mesin dilengkapi dengan suatu alat yang berfungsi memasok ke.butuhan udara untuk mesin-mesin tersebut. Alat tersebut disebut "turbocharger".
Bila suatu mesin memakai perlengkapan "turbocharger", maka koreksi terhadap
"horse power" maupun "draw bar pull" atau "rim pull" dilakukan apabila mesin dipergunakan pad a suatu tempat yang,mempunyai ketinggian lebih dari 5,000 ft diatas pal (permukaan air
laut). '
Contoh :
1. "Truck" 50 HP pad a pal (permukaan air laut) dengan mesin 4 tak dan dilengkapi
"turbocharger", akan dipakai/beroperasi pada suatu medan kerja 4,000 ft diatas pal. Hitung HP sesungguhnya dari mesin "truck" pada elevasi 4,000 ft.
Jawab:
HP pad a 4,000 ft = 50 HP [tetap, sebab masih dibawah 5,000 ft dan truck menggunakan
"turbocharger"].
4.2 Temperatur Udara
Naiknya temperatur udara, dapat menyebabkan efisiensi mesin menurun (engine efficiency). Bila temperatur udara naik maka kerapatan (density) udara akan turun, hal ini menyebabkan mengecilnya jumlah oxygen yang berada pada setiap volume udara. Karena jumlah oxygen mengecil, maka efisiensi mesin juga menurun.
Koreksi HP terhadap Standard pressure dan Standard temperature
Horse power (HP) mesin berubah-ubah sesuai dengan keadaan temperatur udara dan tekanan udara setempat, artinya bila temperatur dan tekanan udara berubah, maka HP mesin juga berubah. Oleh karena itu perlu diketahui HP mesin yang standard; HP mesin standard adalah HP yang didasarkan pad a :
- temperatur udara standard dan
- tekanan udara standard.
Temperatur udara standard, ialah udara yang mempunyai temperatur = 60° F
Tekanan udara standard, ialah udara dengan tekanan = 29.92 in Hg (barometric pressure).
Jadi bila mesin alat berat dipergunakan pad a suatu daerah kerja yang mempunyai temperatur udara dan tek~man udara berbeda dari standard, maka HP mesin tersebut perlu dilakukan koreksi.
Gradient
(%) Grade (0) (%) Grade (0)
0.5 1: 200 0.27° 30 1 : 3.3 16.7°
1 1 : 100 0.6 31 1 : 3.2 17.2
2 1 : 50 1.2 32 1 : 3.1 17.7
3 1 : 33.3 1.7 33 1 : 3 18.2
4 1 : 25 2.3 34 1 : 3 18.8
5 1 : 20 2.9° 35 1 : 2.9 19.3°
6 1 : 16.7 3.4 36 1 : 2.8 19.8
7 1 : 14.3 4 37 1 : 2.7 20.2
8 1 : 12.5 4.6 38 1 : 2.6 20.6
9 1 : 11.1 5.2 39 1 : 2.5 21.2
10 1 : 10 5.7° 40 1 : 2.5 21.8°
11 1 : 9.1 6.3 41 1 : 2.4 22.2
12 1 : 8.3 6.8 42 1 : 2.4 22.8
13 1 : 7.7 7.4 43 1 : 2.3 23.2
14 1 : 7.3 8 44 1 : 2.3 23.8
15 1 : 6.7 8.5° 45 1 : 2.2 24.2°
16 1 : 6.25 9.1 46 1 : 2.2 24.7
17 1 : 5.9 9.7 47 1 : 2.1 25.2
18 1 : 5.6 10.2 48 1 : 2.1 25.6
19 1 : 5.3 10.8 49 1 : 2 26.1
20 1 : 5 11.3° 50 1 : 2 26.6°
21 1 : 4.8 11.9 55 1 : 1.8 28.8
22 1 : 4.6 12.4 60 1 : 1.7 31
23 1 : 4.3 12.9 65 1 : 1.5 33
24 1 : 4.2 13.3 70 1 : 1.4 35
25 1 : 4 14° 75 1 : 1.3 36.8°
26 1 : 3.8 14.6 80 1 : 1.25 38.7
27 1 : 3.7 15.1 85 1 : 1.2 40.3
28 1 : 3.6 15.6 90 1 : 1.1 42
29 1 : 3.4 16.2 95 1 : 1.1 43.5
100 1: 1 45°
Observed HP (BHPo) = 91.99
Observed pressure (Po )= 29.39 in Hg Observed temperature = 370 F
Hitung : BHP c ?
Jawab : BHPo = 91.99 Ps = 29.92 in Hg
Ts = 600 F Po = 29.39 in Hg
To = 370 F
4
BAB II. ..JOB SITE COMPONENT
HP koreksi diberikan dengan rumus : BHPc=BHPo Ps ~TO
Po Ts
BHPc BHPo Po
= Corrected brake horse power (HP yang dikoreksi)
= Observed brake horse power (HP yg dilihat atau diukur)
= Observed barometric pressure in inches of mercury (tekanan yang diukur)
= Standard barometric pressure in inches of Hg (29.92) = Observed absolute temperature = 0 F + 4600 K
= Standard absolute temperature = 0 F + 4600 K
Ps To Ts
Brake Horse Power (BHP) ialah HP yang dihitung pad a engkol mesin (Torque engine), juga disebut dengan HP mesin (Engine HP).
Contoh : Diketahui :
Rumus:
BHPc = BHPo Ps ~TO
Po Ts
BHPc = 91.99 29.92.1460 + 37 29.39 'J460 + 60
= 91.53 HP
Jadi "power" mesin (Engine HP) 91.53 HP adalah "brake horse power" yang dikoreksi
5. Jalan Angkut, Kemiringan dan Jarak (Haul road, grade and distance)
Keadaan jalan, jarak, kemiringan jalan dan daya dukung jalan akan sangat mempengaruhi kemarnpuan produksi alat berat, terutama kemampuan produksi alat angkut.
Sehingga sebelum dilaksanakan suatu pekerjaan penggalian tanah atau pekerjaan yang menggunakan alat-alat berat, perlu diketahui keadaan tempat kerja, yang berkaitan dengan topografi dan struktur geologi. Karena hal tersebut yang sangat berkaitan dengan penentuan kemiringan jalan dan daya dukung jalan.
5.1 Jalan Angkut (Haul Road)
Haul road adalah jalan angkut. Jalan angkut ini harus dilihat keberadaannya, apakah becek ataukah kuat, atau cukup kasar permukaannya. Ini semua perlu ditinjau, karena keadaan jalan angkut akan mempengaruhi besar kecilnya rolling resistance (RR) yang ditimbulkan oleh permukaan jalan angkut terhadap rod a/ban peralatan Pemindahan Tanah Mekanis.
5.2 Kemiringan (Grade)
Grade adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau kecuramannya sangat mempengaruhi produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.
---
..5
BAB II. .JOB SITE COMPONENT
Kemiringan atau "grade" jalan angkut merupakan faktor penting dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dari pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Dalam pengertiannya, kemiringan (a) 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft.
Contoh:20%=1 :~1
11.3°
TABEL 1I.1a.
GRADIENT CONVERSION
. ,
Sumber:
Volvo 8M
6
BAB II. .JOB SITE COMPONENT
5.3 Jarak Angkut (Distance)
Jarak angkut juga harus dipertimbangkan dalam menentukan kecepatan laju alat angkut tersebut. Kecepatan laju alat angkut makin cepat, maka produksi (output) alat angkut juga semakin besar. Dan ini bergantung pad a gaya tarik (Rimpull - RP) yang tersedia pada mesin. Sedangkan gaya tarik (RP) besaranya ditentukan oleh adanya tahanan glinding (rolling resistence - RR) dan tahanan tanjakan (grade resistence GR).
Makin besar RP yang bisa tersedia pada mesin maka kecepatan laju alat angkut juga makin cepat, sehingga produksi (output) alat angkut semakin besar.
Kecepatan laju alat angkut disamping ditentukan oleh tersedianya gaya tarik (RP) pada mesin, juga dibatasi oleh panjang maupun pendeknya jarak jalan angkut.
6. Siklus Produksi (Production cycle component)
Untuk memperoleh produksi (output) tertentu harus diperhatikan siklus produksi. Pada Pemindahan Tanah Mekanis siklus produksi dapat meliputi :
a. Pemuatan (Loading).
b. Pengangkutan (Hauling).
c. Penimbunan (Dumping).
d. Kembali (Return).
e. Menempatkan diri (Spot).
6.1 Pemuatan (Loading)
Merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat-Ioading equipment (power shovel,back hoe, drag line) yang dimuatkan pada alat angkut (hauling equipment). Ukuran dan tipe dari alat muat yang dipakai harus sesuai dengan kondisi lapangan dan keadaan alat angkutnya. Yang berpengaruh terhadap produksi (output) alat muat (loading equipment) adalah :
i. Jenis/tipe dan kondisi alat muat (termasuk kapasitasnya). ii.
Jenis/macam material yang akan dikerjakan.
iii. Kapasitas dari alat angkut (hauling equipment).
iv. Pol a Muat
v. Skill dari operatornya.
6.2 Pengangkutan (Hauling)
Merupakan pekerjaan pengangkutan material. Produksi (output) dari pekerjaan pengangkutan ini dipengaruhi oleh :
i. Kondisi jalan angkutnya.
ii. Banyakltidaknya tanjakan.
iii. Kemampuan pengemudi.
iv. Dan hal-hal lain yang berpengaruh terhadap kecepatan dari alat angkut (hauling equipment).
6.3 Penimbunan (Dumping)
Merupakan pekerjaan penimbunan material. Pekerjaan penimbunan dipengaruhi oleh kondisi tempat penimbunan, mudah atau tidaknya manuver alat angkut terse but selama melakukan penimbunan,dan ini dipengaruhi oleh :
i. Cara melakukan penimbunan (side dump, rear dump atau bottom dump).
ii. Kondisi dari material yang akan ditumpahkan (fragmentasi dan kelengketannya).
6.4 Kembali (Return)
Merupakan pekerjaan dari alat-alat angkut untuk kembali lagi ke tempat pemuatan setelah menumpahkan muatan pada dumping site (tempat penimbunan). Jadi waktu untuk kembali (return time) juga dipengaruhi oleh hal-hal yang sama dengan waktu untuk mengangkut (hauling time).
T ABEL 11.2
AVERAGE MATERIAL WEIGHT, ESTIMATED SF
AVERAGE AVERAGE
WEIGHT "IN % SWELL "LOOSE"
MATERIAL I BANK" SWELL FACTOR WEIGHT
Ibs/cu
Kg/m3 Ibs/cu kg/m3
yd vd
ASBESTOS 5000 2964 51 0.66 3300 1956
BARITES 7250 4298 56 0.64 4640 2750
BASALT 5000 2964 51 0.66 3300 1956
BAUXITE, DRY 2900 1719 33 0.75 2175 1289
BAUXITE, WET 4300 2548 45 0.69 2967 1759
BORAX 2100 1245 39 0.72 1512 396
COAL, ANTHRACITE 2300 1363 35 0.74 1702 1009
COAL, BITUMINOUS 1700 1008 35 0.74 1258 746
CONCRETE MIX, WET 3650 2164
COPPER ORE 4500 2667 45 0.69 3105 1841
DOLOMITE 4200 2490 61 0.62 2604 1544
GRANITE 4400 2608 60 0.63 2772 1643
~~~--- ~--~--~~-~
7
BAB II. .JCB SITE CCMPCNENT r
6.5 Penempatan diri (Spot)
Merupakan penempatan diri dari alat angkut (haulage unit). Cara dan mudah tidaknya haulage unit (misal truck) menempatkan diri untuk dimuati oleh alat muat (loading equipment), ditentukan oleh :
i. Jenisalat muat (loading machine).
ii. Lokasi atau posisi alat muat (loading equipment).
7. Macam-macam material dan perubahan volume
Material yang akan digali dan ditangani adalah tanah atau batuan, maka harus diketahui tentang mudah atau tidaknya material tersebut digali dan ditangani. Penggolongan material berdasarkan atas kemudahannya digali ada empat macam, seperti di bawah ini :
a. "Soft" atau "easy digging" : tanah, pasir.
b. "Medium hard digging" : clay.
c. "Hard digging" : shale, compacted material.
d. "Very hard digging" atau "rock" : material yang memerlukan peledakan sebelum dapat digali, misalnya andesit, batu gamping koral.
Sifat-sifat fisik material yang perlu diketahui oleh operator adalah : a. "Weight" (berat) dalam hal ini adalah SG (Specific Gravity).
b. "Swell" (pengembangan).
c. "Compactibility" (pemampatan).
7.1 Weight (berat) material
Oalam pemilihan alat berat, tidak dapat diestimasi sebelumnya (tentang kapasitasnya) apabila belum diketahui "weight per unit" (unit berat) dari material yang akan ditangani. Unit berat ini ada yang mengistilahkan :
~ SG.
"Tonnage factor" (yaitu berat material setiap M3, misalnya 1 M3/1.5 Ton).
7.2 Swell (pengembangan)
"Swell" adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari tempatnya.
Oi alam, material didapati dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void) yang terisi udara di antara butir- butirnya, lebih-Iebih kalau butir-butir itu halus sekali.
Apabila material digali dari tempat aslinya, maka akan te~adi pengembangan volume (swell). Untuk menyatakan berapa besarnya pengembangan volume itu dikenal dua istilah yaitu :
a. Faktor pengembangan (Swell factor) b.
Persen pengembangan (Percent swell)
Pengembangan volume suatu material perlu diketahui, karena yang diperhitungkan pada penggalian selalu didasarkan pada kondisi material sebelum digali, yang dinyatakan dalam "pay yard" atau "bank yard" atau "bank volume" atau "in place volume"
atau "volume insitu". Sedangkan material yang ditangani (dimuat untuk diangkut) selalu material yang telah mengembang (loose volume).
Angka-angka faktor pengembangan (swell factor) setiap klasifikasi tanah atau material berbeda sesuai dengan jenis tanahnya seperti terlihat pada table swell factor berikut ini : r
I
--
8
BAB II. .JOB SITE COMPONENT
TABEL 11.1.
REPRESENTATIVE SWELL FOR DIFFERENT CLASSES OF EARTH
Class of Earth Clean sand or gravel Top soilLoamy soil Common earth Clay
Solid rock
Percent Swell (%) 5-1510 - 25
10 - 35 20 - 45 30-60 50 - 80
Rumus untuk menghitung "swell factor" (SF) dan % "swell" ada dua, yaitu : i. Rumus SF dan % "swell" berdasarkan volume:
(
loose volume - bank VOlume ]
100°)/
% "swell" = x /0
bank volume bank volume
SF =loose volume
ii. Rumus SF dan % "swell" berdasarkan densitas (kerapatan) :
(
weight in bank -loose Weight
]
100°)/
% "swell" = x /0
loose weight SF = loose weight
weight in bank
Tabel 11.2 memperlihatkan hubungan berat rata-rata material dengan perkiraan faktor pengembangan (swell factor).
GYPSUM 4600 2727 60 0.63 2898 1718
IRON ORE, HEMATITE 6600 3912 51 0.66 4356 2582
IRON ORE, MAGNA TITE 7500 4446 55 0.65 4875 2890
LEAD ORE 30% 6000 3557 50 0.67 4020 2383
LEAD - ZINC 16% - 7% 5200 3082 50 0.67 3484 2065
LIMESTONE 4300 2549 70 0.59 2537 1504
SANDSTONE 4140 2454 50 0.67 2774 1644
SHALE 2800 1660 33 0.75 2100 1245
SLATE 4725 2801 30 0.77 3638 2156
T ACON ITE 4700 2786 54 0.65 3055 1811
URANIUM ORE 4200 2490 40 0.71 2982 1768
r
I
I
,
9
BAB II. .JOB SITE COMPONENT
Contoh soal :
'Weight in bank" suatu batuan = 3,950 Ibs/cu yd, apabila % "swell" = 45% berapa berat batuan tersebut setelah dibongkar (dengan peledakan) ?
Jawab :
[
weight in bank IJ
100°/
45% - - x /0
loose weight
[
weight in bank
] [
weight
45% + 100% = 7 145/100 =
loose weight loose
"Loose weighf' = "weight in bank" x 100/145
= 3,950 Ib/cu yd x 100/145
= 2,725 Ib/cu yd
in bank weight J
7.3 Kekompakan (Compactability)
Kekompakan suatu material saling terkait dengan :
i. Densitas (density)
Density suatu material = bemt material volume material
= Ib/cu yd (Ib per cubic yard)
Dalam hubungannya untuk menentukan "gross load" dari unit pengangkut (hauling unit), maka sangat perlu diketahui berat material yang diangkut oleh "hauling unit"
tersebut. Ada beberapa istilah terhadap kapasitas alat angkut, yaitu :
(i) "Pay load capacity" : yaitu kapasitas muat suatu alat, didasarkan pad a perhitungan kemampuan alat untuk dimuati (dalam ton). Ada juga yang mengistilahkan dengan "pay yard capacity", bila demikian satuannya adalah cu : yaitu kapasitas munjung/berlebih suatu alat muatyd.
untuk dimuati suatu muatan (satuannya cu yd).
: adalah kapasitas peres suatu alat untuk dimuati muatan.
(ii) "Heaped capacity"
(iii) "Strucked capacity"
10
BAB II. .JOB SITE COMPONENT
ii. Shrinkage
Adalah penyusutan volume suatu material setelah mengalami pengompakan.
Misal, apabila "volume in bank" adalah = 1 cu yd, kemudian setelah dilakukan pemadatan mempunyai "compacted volume" = 0.8 cu yd, maka % "shrinkage"-nya adalah :
% shrinkage (1- 0.8) cu yd x100% - 1 cu yd
=20%
Sehingga dirumuskan :
(Volume Semula- Volume Setelah dipadatkan) x 100%
Volume semula
% Shrinkage =
Dengan % "shrinkage" dapat diketahui berapa volume sesungguhnya setelah material tersebut dikompakkan.
material
Contoh :
Suatu material mempunyai volume 100 cu yd, berapa volumenya dipadatkan apabila % "shrinkage" = 25% ?
Jawab :
Volume setelah dipadatkan
setelah
= 100 cu yd - (25% x 100 cu yd)
= 75 cu yd
"Percent shrinkage" dapat pula dicari dengan mendasarkan beratnya, rumusnya adalah sebagai berikut :
. weight of compacted earth - weight in bank
100°/
% shnnkage= x /0
weight of compacted earth
Keteranqan :
"weight of compacted earth" = berat setelah dikompakkan atau dipadatkan.
"weight in bank" = berat sebelum dikompakkan.
Jika dikehendaki untuk mengisi suatu galian, kemudian dipadatkan sampai volume tertentu dan % "shrinkage" material pengisi sudah diketahui, lalu hendak ditentukan berapa "volume in bank" yang dibutuhkan, maka harus dihitung
"shrinkage factor" terlebih dahulu. Rumus untuk mencari "shrinkage factor" adalah sebagai berikut :
100%
Shrinkage factor = 100% - % shrinkage
Volume in bank = compacted volume X shrinkage factor Contoh :
Berapa jumlah "volume in bank" yang diperlukan untuk menimbun, diketahui "compacted volume" = 100 cu yd dan % "shrinkage" = 20% ? Jawab :
apabila
100%
100%-20%
= 1.25
Jumlah "volume in bank" yang dibutuhkan adalah :
= 100 cu yd x 1 .25
= 125 cu yd Shrinkage factor =
11
BAB II. ..JOB SITE COMPONENT
Jadi pada kegiatan pemadatan (penyusutan - shrinkage) suatu material ada 2 rumus :
(Volume Semula - Volume Setelah dipadatkan) x 100%
% Shrinkage =
Volume 100%
Shrinkage Factor = 100% - % Shrinkage
SOAl lATIHAN BAB II
1. Crawler mounted Bulldozer bermesin 4 tak pada gear pertama dapat menyediakan 30,000 Ib drawbar pull (DBP) pada permukaan air laut. Berapakah DBP pada gear pertama, apabila bulldozer tersebut dipergunakan pada suatu tempat dengan ketinggian (elevasi) 10,000 ft diatas permukaan air laut ?
2. a. Apa itu Percent of Swell suatu material? Apa bedanya dengan Swell Factor?
b. Material A Swell Factor = 0.5 Material B Swell Factor = 0.8 Tentukan material mana yang pengembangan nya paling besar?
c. Daya dukung material A (di lokasi A) adalah 1,440 psf . Di lokasi tsb akan dilakukan pekerjaan yang memerlukan alat PTMk bulldozer. Sdr diminta memilih satu dari 2 macam bulldozer dibawah ini :
Crawler mounted bulldozer: Berat total 4 Ton
Panjang crawler (roda rantai) = 10ft; lebar rantai = 1.5 ft Wheel mounted bulldozer: Berat total 4 Ton
Diameter roda ban 48 in ; lebar ban = 18 in
Panjang bidang kontak ban dengan permukaan tanah
= 24 in
Jawaban Saudara dalam memilih salah satu bulldozer tersebut, agar disertai dengan dasar perhitungan !
Cataatan Konversi : 1 Ton = 2,000 Ib 1 ft = 12 in
/,