• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PSAK 24

IMBALAN KERJA

Oleh:

Kelompok 4

Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2016

(2)

I. PENDAHULUAN 1. Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui :

a. liabilitas ketika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan b. beban ketika entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari

jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja.

2. Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja, kecuali hal-hal yang telah diatur dalam PSAK 53 : Pembayaran berbasis saham.

Imbalan kerja mencakup :

a. imbalan kerja jangka pendek, seperti berikut ini, jika diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan dimana pekerja memberikan jasa terkait :

 Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial;

 Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar,

 Bagi laba dan bonus; dan

 Imbalan nonmoneter (seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil dan barang atau jasa yang diberikan secara cuma-Cuma atau melalui subsidi) untuk pekerja yang ada saat ini;

b.imbalan pascakerja, seperti berikut ini :

Imbalan purnakarya (contohnya pensiun dan pembayaran lump sum pada saat purnakarya); dan

 Imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja, dan fasilitas pelayanan kesehatan pascakerja;

c. Imbalan kerja jangka panjang lain, seperti berikut ini :

Cuti berbayar jangka panjang seperti cuti besar atau cuti sabbatical

Penghargaan masa kerja (jubilee) atau imbalan jasa jangka panjang lain; dan

 Imbalan cacat permanen;

d. Pesangon.

(3)

3. Definisi

Definisi Imbalan Kerja

Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk terminasi kontrak kerja.

Imbalan kerja jangka panjang lain adalah seluruh imbalan kerja selain imbalan kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan pesangon.

Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain dari pesangon) yang diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan dimana pekerja memberikan jasa terkait.

Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangka pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak kerja.

Pesangon adalah imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas terminasi perjanjian kerja dengan pekerja sebagai akibat dari :

a. Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia purnakarya normal; atau

b. Keputusan pekerja menerima tawaran imbalan sebagai pertukaran atas terminasi perjanjian kerja.

Definisi terkait dengan klasifikasi program

Program imbalan pascakerja adalah pengaturan formal atau informal dimana entitas memberikan imbalan pascakerja bagi satu atau lebih pekerja.

Program imbalan pasti adalah program imbalan pascakerja yang bukan merupakan program iuran pasti.

Program iuran pasti adalah program imbalan pascakerja dimana entitas membayar iuran tetap kepada entitas terpisah (dana) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika dana tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja terkait dengan jasa yang diberikan oleh pekerja pada periode berjalan dan periode sebelumnya.

Program multipemberi kerja adalah program iuran pasti atau program imbalan pasti (selain program jaminan sosial) yang :

(4)

a. Menyatukan aset yang dikontribusikan oleh beberapa entitas yang tidak sepengendali; dan

b. Menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada para pekerja yang berasal lebih dari satu entitas, dengan dasar bahwa tingkat iuran dan imbalan ditentukan tanpa memperhatikan identitas entitas yang mempekerjakan pekerja tersebut.

Definisi Terkait dengan Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti Neto Aset program terdiri atas :

a. Aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang; dan b. Polis asuransi yang memenuhi syarat.

Aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang adalah aset (selain instrumen keuangan yang diterbitkan entitas pelapor yang tidak dapat dialihkan) yang :

a. Dimiliki oleh entitas (dana) yang terpisah secara hukum dari entitas pelapor dan didirikan semata-mata untuk membayar atau mendanai imbalan kerja; dan

b. Tersedia digunakan hanya untuk membayar atau mendanai imbalan kerja, tidak dapat digunakan untuk membayar utang entitas pelapor (walaupun dalam keadaan bangkrut), dan tidak dapat dikembalikan kepada entitas pelapor, kecuali dalam keadaan :

 Aset dana telah mencukupi untuk memenuhi seluruh kewajiban imbalan kerja terkait program atau entitas pelapor; atau

 Aset dikembalikan kepada entitas pelapor untuk mengganti imbalan kerja yang telah dibayar oleh entitas.

Batas atas aset adalah nilai kini dari manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan untuk program tersebut.

Defisit atau surplus adalah :

a. Nilai kini dari kewajiban imbalan pasti dikurang b. Nilai wajar dari aset program (jika ada).

Liabilitas (aset) imbalan pasti neto adalah defisit atau surplus, yang disesuaikan untuk setiap dampak terhadap pembatasan aset imbalan pasti neto ke batas atas aset.

(5)

Nilai kini kewajiban imbalan pasti adalah nilai kini dari pembayaran masa depan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban atas jasa pekerja periode berjalan dan periode-periode sebelumnya. Nilai kini dalam perhitungan tersebut tidak dikurangi dengan aset program.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Polis asuransi yang memenuhi syarat adalah polis asuransi yang diterbitkan oleh asuransi yang bukan merupakan pihak berelasi (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 : Pengungkapan pihak-pihak berelasi) dengan entitas pelapor, jika hasil polis tersebut :

a. Digunakan hanya untuk membayar atau mendanai imbalan kerja dalam program imbalan pasti; dan

b. Tidak dapat digunakan untuk membayar utang entitas pelapor (walaupun dalam keadaan bangkrut), dan tidak dapat dikembalikan kepada entitas pelapor, kecuali dalam keadaan :

 Hasil polis mencerminkan surplus aset yang tidak dibutuhkan polis untuk memenuhi seluruh kewajiban imbalan kerja; atau

 Hasil polis dikembalikan ke entitas pelapor untuk mengganti imbalan kerja yang telah dibayarkan oleh entitas.

Definisi Terkait dengan Biaya Imbalan Pasti Biaya jasa terdiri atas :

a. Biaya jasa kini, yaitu kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang berasal dari jasa pekerja dalam periode berjalan;

b. Biaya jasa lalu, yaitu perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti atas jasa pekerja pada periode sebelumnya, sebagai akibat dari amandemen program (pemberlakuan awal atau pembatalan, atau perubahan, program imbalan pasti) atau kurtailmen (penurunan signifikan yang dilakukan oleh entitas dalam hal jumlah pekerja yang ditanggung oleh program); dan c. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian.

(6)

Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto adalah perubahan selama periode atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang timbul dari berlalunya waktu.

Imbal hasil aset program adalah bunga, dividen, dan penghasilan lain yang berasal dari aset program, termasuk keuntungan atau kerugian aset program yang telah atau belum direalisasi, dikurangi :

a. Biaya pengelolaan aset program; dan

b. Pajak terutang dari program tersebut, selain pajak yang termasuk dalam asumsi aktuarial yang digunakan untuk mengukur nilai kini kewajiban imbalan pasti.

Keuntungan dan kerugian aktuarial adalah perubahan atas nilai kini dari kewajiban imbalan pasti sebagai akibat dari :

a. Penyesuaian pengalaman (dampak dari perbedaan antara asumsi aktuarial awal dengan apa yang secara aktual terjadi); dan

b. Pengaruh perubahan asumsi aktuarial.

Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto terdiri atas : a. Keuntungan dan kerugian aktuarial;

b. Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto; dan

c. Setiap perubahan atas dampak batas atas aset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto.

Penyelesaian adalah transaksi yang menghilangkan seluruh kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif lebih lanjut untuk sebagian atau seluruh imbalan yang diberikan berdasarkan program imbalan pasti, selain pembayaran imbalan kepada, atau atas nama, pekerja yang diatur dalam ketentuan program dan termasuk dalam asumsi aktuarial.

4. Kewajiban

Kewajiban hukum  didasarkan pada suatu ketentuan hukum : a. kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan

b. Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003  hukum yang mengikat perusahaan dan karyawan

Kewajiban konstruktif :

a. berdasarkan praktik baku masa lalu, dan

(7)

b. menimbulkan ekspektasi kuat bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.

II. IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK

Imbalan kerja jangka pendek mencakup hal-hal sebagai berikut, jika diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasa :

a. Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial;

b. Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar, c. Bagi laba dan bonus; dan

d. Imbalan nonmoneter (seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil dan barang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk pekerja yang ada saat ini.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Seluruh Imbalan Kerja Jangka Pendek

Ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada entitas dalam suatu periode akuntansi, entitas mengakui jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan jasa tersebut :

a. sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang tidak didiskonto dari imbalan tersebut, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka) selama pembayaran tersebut akan menimbulkan, sebagai contoh, pengurangan pembayaran di masa depan atau pengembalian kas.

b. sebagai beban, kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan imbalan tersebut termasuk dalam biaya perolehan aset (lihat, sebagai contoh, PSAK 14 : Persediaan dan PSAK 16 : aset tetap).

Paragraf 13,16, dan 19 menjelaskan bagaimana entitas menerapkan paragraf 11 untuk imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk cuti berbayar, program bagi laba dan program bonus.

(8)

Cuti Berbayar Jangka Pendek

Entitas mengakui biaya yang diperkirakan atas imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk cuti berbayar seperti yang diatur di paragraf 11 sebagai berikut :

a. dalam hal cuti berbayar yang diakumulasi, pada saat pekerja memberikan jasa yang menambah hak atas cuti berbayar di masa depan.

b. dalam hal cuti berbayar tidak diakumulasi, pada saat cuti terjadi.

Entitas mengukur biaya yang diperkirakan atas cuti berbayar yang diakumulasi sebagai jumlah tambahan yang diperkirakan akan dibayar oleh entitas akibat hak yang belum digunakan yang telah terakumulasi pada akhir periode pelaporan.

Contoh ilustrasi :

PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti berimbalan sebesar Rp 1.000.000 untuk 10 hari kerja. Selama tahun 2015, karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangkan sisanya cuti 10 hari kerja.

JIKA TIDAK DIAKUMULASI

Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)

Kas 680.000.000

JIKA DIAKUMULASI

Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)

Kas 680.000.000

Beban cuti berimbalan 320.000.000 (80x4)x1.000.000)

Utang gaji 320.000.000

Program Bagi Laba dan Bonus

Entitas mengakui biaya yang diperkirakan atas pembayaran bagi laba dan bonus, dan hanya jika :

a. entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa lalu; dan b. kewajiban tersebut dapat diestimasi secar andal. Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak memiliki alternatif realistis lain kecuali melakukan pembayaran.

Contoh ilustrasi :

(9)

PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan keuangan tahun 2015.

Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan bonus untuk karyawan sebesar Rp 200 milyar dan tantiem untuk direksi dan komisaris sebesar Rp 40 milyar.

Beban bonus 240 milyar

Utang bonus 240 milyar

PENGUNGKAPAN

Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan spesifik mengenai imbalan kerja jangka pendek, SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan tersebut. Sebagai contoh, PSAK 7 : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi mensyaratkan pengungkapan mengenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan pengungkapan beban imbalan kerja.

III. IMBALAN PASCAKERJA : PERBEDAAN ANTARA PROGRAM IURAN PASTI DAN PROGRAM IMBALAN PASTI

Imbalan pascakerja mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. imbalan purnakarya (contohnya pensiun dan pembayaran lump sum pada saat purnakarya); dan

b. imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan kesehatan pascakerja.

Pengaturan dimana entitas merupakan imbalan pascakerja merupakan program imbalan pascakerja. Entitas menerapkan pernyataan ini untuk seluruh jenis program, dengan atau tanpa melibatkan pendirian suatu entitas terpisah untuk menerima iuran dan membayar imbalan.

Dalam program iuran pasti, kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang disepakati sebagai iuran kepada dana. Dengan demikian, jumlah imbalan pascakerja yang diterima pekerja ditentukan berdasarkan jumlah iuran yang dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh pekerja) kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah

(10)

dengan hasil investasi dari iuran tersebut. Akibatnya, risiko aktuarial (imbalan lebih kecil dari yang diharapkan) secara substansi ditanggung pekerja.

Dalam program imbalan pasti :

a. kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja yang ada saat ini maupun mantan pekerja; dan

b. risiko aktuarial (biaya untuk imbalan lebih besar dari yang diperkirakan) dan risiko investasi secara substansi ditanggung entitas. Jika pengalaman aktuarial atau investasi lebih buruk dari yang diharapkan, maka kewajiban entitas yang meningkat.

Program Multipemberi Kerja

Entitas mengklasifikasikan program multipemberi kerja sebagai program iuran pasti atau program imbalan pasti sesuai dengan persyaratan program tersebut (termasuk kewajiban konstruktif apapun di luar ketentuan formal).

Jika entitas berpartisipasi dalam program imbalan pasti multipemberikerja, kecuali paragraf 34 diterapkan, maka entitas :

a. Melaporkan bagian proporsionalnya atas kewajiban imbalan pasti, aset program, dan biaya terkait dengan program tersebut dengan cara yang sama dengan program imbalan pasti lain; dan

b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf 135-148 (kecuali paragraf 148(d))

Ketika informasi memadai tidak tersedia dalam menerapkan akuntansi imbalan pasti untuk program imbalan pasti multipemberi kerja, maka entitas :

a. Mencatat program sesuai dengan pengaturan di paragraf 51 dan 52 seolah- olah sebagai program iuran pasti; dan

b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf 148.

Dalam menentukan kapan mengakui, dan bagaimana mengukur, liabilitas terkait dengan penyelesaian program imbalan pasti multipemberi kerja, atau keluarnya entitas dari program imbalan pasti multipemberi kerja, entitas menerapkan PSAK 57 : Provisi, Liabilitas, Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.

Program Imbalan Pasti yang Berbagi Risiko antara Entitas Sepengendali

(11)

Program imbalan pasti yang berbagi risiko antara entitas sepengendali, sebagai contoh, entitas induk dan entitas anaknya, bukan merupakan program multipemberi kerja.

Program Jaminan Sosial

Entitas mencatat program jaminan sosial dengan cara yang sama seperti program multipemberi kerja.

Imbalan yang Dijamin

Entitas dapat membayar premi asuransi untuk mendanai program imbalan pascakerja. Entitas memperlakukan program tersebut sebagai program iuran pasti, kecuali jika entitas akan memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif (baik secara langsung maupun tidak langsung melalui program) :

a. Untuk membayar imbalan kerja secara langsung pada saat jatuh tempo;

atau

b. Untuk membayar tambahan imbalan jika asuradur tidak membayar seluruh imbalan kerja masa depan yang timbul dari jasa pekerja periode berjalan dan periode sebelumnya.

Jika entitas masih memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif, maka entitas memperlakukan program tersebut sebagai program imbalan pasti.

IV. IMBALAN PASCAKERJA : PROGRAM IURAN PASTI

Akuntansi program iuran pasti adalah cukup jelas karena kewajiban entitas pelapor untuk setiap periode ditentukan oleh jumlah yang dibayarkan pada periode tersebut. Sebagai konsekuensi, tidak dibutuhkan asumsi aktuarial untuk mengukur kewajiban atau beban dan tidak ada kemungkinan keuntungan atau kerugian aktuarial. Selain itu, kewajiban tersebut diukur dengandasar tidak terdiskonto, kecuali jika kewajiban tersebut tidak diharapkan untuk diselesaikan seluruhnya dalam 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya.

(12)

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Ketika pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode, entitas mengakui iuran terutang kepada program iuran pasti atas jasa pekerja:

a. sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar. Jika iuran yang telah dibayar tersebut melebihi iuran terutang untuk jasa sebelum akhir periode pelaporan, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka) sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayaran iuran masa depan atau pembayaran kembali dalam bentuk kas.

b. sebagai beban, kecuali jika PSAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran tersebut untuk dimasukkan dalam biaya perolehan aset (sebagai contoh, lihat PSAK 14 : Persediaan dan PSAK 16 : Aset Tetap)

Ketika iuran pada program iuran pasti yang tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasanya, maka iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang diatur di paragraf 83.

PENGUNGKAPAN

Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk program iuran pasti.

V. IMBALAN PASCAKERJA : PROGRAM IMBALAN PASTI PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Entitas menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan keteraturan yang memadai bahwa jumlah yang diakui dalam laporan keuangan tidak berbeda secara material dengan jumlah yang akan ditentukan pada akhir periode pelaporan.

Akuntansi untuk Kewajiban Konstruktif

(13)

Entitas mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik informal entitas. Praktik informal akan menimbulkan kewajiban konstruktif jika entitas tidak memiliki pilihan realistis lain kecuali membayar imbalan kerja.

Contoh kewajiban konstruktif adalah ketika perubahan dalam praktik informal entitas menyebabkan memburuknya hubungan kerja antara entitas dan para pekerjanya.

Laporan Posisi Keuangan

Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi keuangan.

Ketika entitas memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas mengukur aset imbalan pasti neto pada jumlah yang lebih rendah antara :

a. surplus program imbalan pasti; dan

b. batas atas aset, yang ditentukan dengan menggunakan tingkat diskonto yang dijelaskan dalam paragraf 83

Pengakuan dan Pengukuran : Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dan Biaya Jasa Kini

Total biaya program imbalan pasti dapat dipengaruhi oleh banyak variabel, seperti gaji terakhir, perputaran pekerja dan mortalitas, iuran pekerja, dan tren biaya kesehatan. Total biaya program tidak dapat dipastikan dan ketidakpastian ini kemungkinan besar akan berlanjut untuk jangka waktu yang panjang. Untuk mengukur nilai kini kewajiban imbalan pasti pascakerja dan biaya jasa kini yang terkait, entitas perlu :

a. untuk menerapkan metode penilaian aktuarial (paragraf 67-69) b. untuk mengatribusikan imbalan pada periode jasa (paragraf 70-74) c. untuk membuat asumsi aktuarial (paragraf 75-98)

Metode Penilaian Aktuarial

Entitas menggunakan metode Projected Unit Credit untuk menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti, biaya jasa kini terkait, dan biaya jasa lalu.

(14)

Pengatribusian Imbalan pada Periode Jasa

Dalam menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terkait dan biaya jasa lalu, entitas mengatribusikan imbalan pada periode jasa berdasarkan formula imbalan yang dimiliki program. Akan tetapi, jika jasa pekerja di tahun-tahun akhir meningkat secara material dibandingkan dengan tahun-tahun awal, maka entitas mengatribusikan imbalan tersebut dengan dasar garis lurus, sejak :

a. saat jasa pekerja pertama kali menghasilkan imbalan dalam program (apakah imbalan tersebut bergantung pada jasa selanjutnya atau tidak) sampai dengan

b. saat jasa pekerja selanjutnya tidak menghasilkan imbalan yang material dalam program, selain dari kenaikan gaji berikutnya.

Asumsi Aktuarial

Asumsi aktuarial tidak boleh bias dan harus selaras satu dengan yang lain Asumsi akturial adalah estimasi terbaik entitas mengenai variabel yang akan menentukan total biaya penyediaan imbalan pascakerja. Asumsi aktuarial terdiri dari:

a. Asumsi demografik mengenai karakteristik masa depan dari pekerja kini dan mantan pekerja (tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan. Asumsi demografik berhubungan dengan hal-hal seperti:

1) Mortalitas

2) Tingkat perputaran pekerja, cacat, dan pensiun dini

3) Proporsi dari peserta program dengan tanggungannya yang akan berhak atas imbalan

4) Proporsi dari peserta program yang akan memilih setiap bentuk opsi pembayaran yang tersedia berdasarkan persyaratan program

5) Tingkat klaim dalam program kesehatan

b. Asumsi keuangan berhubungan dengan hal-hal seperti:

1) Tingkat diskonto

2) Level imbalan, tidak termasuk setiap biaya atas imbalan yang harus dipenuhi pekerja, dan gaji masa depan

3) Dalam hal imbalan kesehatan, biaya kesehatan masa depan, termasuk biaya penanganan klaim (yaitu biaya yang akan dikeluarkan dalam memproses

(15)

dan menyelesaikan klaim, termasuk biaya hokum dan penaksir tuntutan kerugian asuransi)

4) Pajak terutang oleh program atas iuran yang terkait dengan jasa sebelum tanggal pelaporan atau atas imbalan yang dihasilkan dari jasa tersebut

Asumsi aktuarial selaras dengan yang lain jika menggambarkan hubungan antar berbagai faktor seperti tingkat inflasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat imbal hasil aset program, dan tingkat diskonto. Sebagai contoh seluruh asumsi yang bergantung pada tingkat inflasi tertentu (seperti asumsi mengenai suku bunga, tingkat gaji, dan peningkatan imbalan) pada setiap periode masa depan mengasumsikan tingkat inflasi yang sama pada periode tersebut.

Asumsi Aktuarial: Mortalitas

Entitas menentukan asumsi mortalitas dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja.

Asumsi Aktuarial: Tingkat Diskonto

Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan pascakerja (baik yang didanai atau tidak) ditentukan dengan mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi pada akhir periode pelaporan. Di negara dimana tidak terdapat pasar yang aktif dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan imbal hasil pasar dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan imbal hasil pasar (pada akhir periode pelaporan) atas bunga obligasi pemerintah. Maka uang dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah konsisten dengan mata uang dan estimasi jangka waktu kewajiban imbalan pascakerja.

Asumsi Aktuarial: Gaji, Imbalan, dan Biaya Kesehatan

Entitas mengukur kewajiban imbalan pasti menggunakan dasar yang mencerminkan:

a. Imbalan yang ditentukan dalam persyaratan program (atau yang timbul dari kewajiban konstruktif yang jumlahnya melebihi ketentuan dalam program tersebut) pada akhir periode pelaporan.

b. Estimasi kenaikan gaji masa depan yang diestimasi yang mempengaruhi imbalan terutang.

(16)

c. Dampak setiap pembatasan dari bagian pemberi kerja atas biaya imbalan masa depan

d. Iuran dari pekerja atau pihak ketiga yang mengurangi biaya akhir entitas untuk imbalan tersebut

e. Estimasi perubahan tingkat imbalan di masa depan yang diestimasi yang mempengaruhi imbalan yang akan dibayarkan dari program imbalan pasti jika dan hanya jika:

i. Perubahan itu deberlakukan sebelum akhir periode pelaporan

ii. Data historis, atau bukti lain yang andal, mengindikasikan bahwa tingkat imbalan yang ditentukan akan berubah dan dapat diprediksi, sebagai contoh, sejalan dengan perubahan level harga umum atau gaji secara umum.

Estimasi kenaikan gaji masa depan memperhitungkan inflasi, senioritas, promosi, dan faktor relevan seperti penawaran dan permintaan dalam pasar tenaga kerja. Beberapa imbalan pascakerja dikaitkan dengan variabel seperti level imbalan level imbalan purnakarya atau pelayanan kesehatan yang ditentukan pemerintah. Pengukuran imbalan tersebut mencerminkan estimasi terbaik atas variabel tersebut, berdasarkan data historis dan bukti andal lainnya.

Asumsi mengenai biaya kesehatan memperhitungkan estimasi perubahan biaya jasa kesehatan masa depan, baik yang diakibatkan oleh inflasi maupun karena adanya perubahan tertentu dalam biaya kesehatan

Pengukuran imbalan kesehatan pascakerja mensyaratkan asumsi mengenai level dan frekuensi klaim masa depan dan biaya untuk memenuhi klaim tersebut. Entitas mengestimasi biaya kesehatan masa depan berdasarkan data historis entitas mengenai pengalaman entitas sendiri, dilengkapi jika diperlukan dengan data historis dari entitas lain, entitas asuransi, penyedia layanan kesehatan, atau sumber lain. Estimasi biaya kesehatan masa depan mempertimbangkan dampak kemajuan teknologi, perubahan pola penggunaan atau pemberian layanan kesehatan, dan perubahan status kesehatan peserta program.

Level dan frekuensi klaim sangat sensitif terhadap usia, status kesehatan, dan jenis kelamin pekerja (dan tanggungan mereka) dan dapat juga sensitif terhadap faktor lain seperti lokasi geografis. Oleh karena itu, data historis

(17)

disesuaikan sepanjang bauran demografik dari populasi berbeda dengan populasi yang digunakan sebagai dasar untuk data. Data historis juga disesuaikan jika terdapat bukti yang andal bahwa tren historis tersebut tidak akan berlanjut.

Biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian atas penyelesaian

Sebelum menentukan biaya jasa lalu, atau keuntungan dan kerugian atas penyelesaian, entitas mengukur kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto menggunakan nilai wajar kini dari aset program dan asumsi aktuarial kini (termasuk suku bunga pasar dan harga pasar kini yang lain) yang mencerminkan imbalan yang ditawarkan dalam program sebelum amandemen, kurtailmen, atau penyelesaian program.

Biaya jasa lalu

Biaya jasa lalu adalah perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti sebagai akibat dari amandemen atau kuartailmen program. Biaya jasa lalu dapat bernilai positif (ketika imbalan dimulai atau diubah sehingga nilai kini kewajiban imbalan pasti menurun).

Keuntungan dan kerugian atas penyelesaian

Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian adalah perbedaan antara:

1. Nilai kini kewajiban imbalan pasti yang sedang diselesaikan, sebagaimana ditentukan pada tanggal penyelesaian

2. Harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dan setiap pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh entitas sehubungan dengan penyelesaian tersebut.

Pengakuan dan pengukuran: aset program Nilai wajar aset program

Nilai wajar aset program dikurangkan dari nilai kini kewajiban imbalan pasti untuk menentukan jumlah defisit atau surplus.

Aset program tidak tidak mencakup iuran yang masih harus dibayar oleh entitas pelapor kepada dana, dan instrument keuangan yang diterbitkan oleh entitas yang tidak dapat dialihkan yang dikuasai oleh dana. Aset program dikurangi dengan setiap liabilitas dari dana yang tidak terkait dengan imbalan

(18)

kerja, sebagai contoh utang dagang dan utang lain dan liabilitas yang berasal dari instrumen keuangan derivatif.

Komponen biaya imbalan pasti

Entitas mengakui komponen biaya imbalan pasti, kecuali SAK mensyaratkan atau mengizinkan komponen tersebut sebagai biaya perolehan aset, sebagai berikut

a. Biaya jasa dalam laba rugi

b. Bunga neto atas liabilitas (aset) tambahan pasti neto dalam laba rugi

c. Pengukuran kembali laibilitas (aset) imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain.

SAK mensyaratkan biaya imbalan kerja tertentu dimasukkan dalam biaya perolehan aset, seperti persediaan atau aset tetap. Biaya imbalan pascakerja yang dimasukkan dalam biaya perolehan aset tersebut termasuk proporsi yang sesuai dari komponen yang dicantumkan dalam paragraf 120.

Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Akan tetapi, entitas dapat mengalihkan jumlah yang diakui sebagai penghasilan komprehensif lain tersebut pada pos lain dalam ekuitas.

Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto

Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dapat dipandang sebagai komponen pendapatan bunga dari aset program, biaya bunga atas kewajiban imbalan pasti, dan bunga atas dampak batas atas dari aset yang dinyatakan dalam paragraf 64.

Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti

Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto terdiri atas a. Keuntungan dan kerugian aktuarial

b. Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto

c. Setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto

Penyajian Saling hapus

(19)

Entitas melakukan saling hapus antara aset terkait dengan satu program dengan liabilitas terkait dengan program lain jika dan hanya jika entitas:

a. Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk menggunakan surplus pada satu program untuk menyelesaikan kewajiban program lain

b. Memiliki intensi untuk menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau merealisasi

Perbedaan lancar dan tidak lancar

Sejumlah entitas membedakan aset lancar dari aset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dari leabilitas jangka panjang. Pernyataan ini tidak menentukan apakah entitas membedakan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang yang timbul dari imbalan pascakerja.

Komponen biaya imbalan pasti

Paragraf 120 mensyaratkan entitas untuk mengakui biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laba rugi. Pernyataan ini tidak menentukan bagaimana entitas menyajikan biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto. Entitas menyajikan komponen tersebut sesuai dengan PSAK 1: penyajian laporan keuangan.

Pengungkapan

Entitas mengungkapkan informasi yang:

a. Menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait b. Mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program imbalan

pasti dalam laporan keuangan

c. Menjelaskan bagaimana program imbalan pasti berdampak terhadap jumlah, waktu, dan ketiakpastian arus kas entitas di masa depan

Untuk memenuhi tujuan diatas, entitas mempertimbangkan seluruh hal berikut:

a. Level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan b. Seberapa banyak penekanan yang ditempatkan di setiap persyaratan c. Seberapa jauh penggabungan atau pemisahan yang harus dilakukan

d. Apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif

Karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait dengan program tersebut

Entitas mengungkapkan:

a. Informasi mengenai karakteristik program imbalan pasti, termasuk:

(20)

1) Sifat dari imbalan yang diberikan oleh program (contohnya program imbalan pasti dengan gaji terakhir atau program berbasis iuran dengan jaminan)

2) Deskripsi kerangka peraturan dimana program beroperasi, sebagai contoh level persyaratan pendanaan minimum, dan setiap dampak dari kerangka peraturan terhadap program, seperti batas atas aset

3) Deskripsi tanggungjawab lain dari entitas atas kelola program, sebagai contoh tanggung jawab wali amanat atau anggota dewan program.

b. Deskripsi risiko dimana program memberikan eksposur terhadap entitas, terfokus pada setiap risiko yang tidak biasa, risiko spesifik entitas, atau risiko spesifik program, dan setiap konsentrasi risiko yang signifikan. Sebagai contoh jika aset program diinvestasikan terutama dalam satu kelas investasi, sebagai contoh properti, maka program tersebut dapat memberikan eksposur kepada entitas terhadap konsentrasi risiko pasar properti

c. Deskripsi dari setiap amandemen, kuartailmen, atau penyelesaian program.

Karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait dengan program tersebut

1. Entitas menyediakan rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir dari setiap pos:

a. Liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang menunjukkan rekonsiliasi terpisah:

1. Aset program 2. Nilai kini kewajiban 3. Dampak batas atas aset

b. Setiap hak penggantian, entitas juga menjelaskan hubungan antara hak penggantian dan kewajiban terkait

2. Tiap rekonsiliasi yang tercantum dalam paragraf 140 menunjukkan setiap hal:

1. Biaya jasa kini

2. Penghasilan atau beban bunga

3. Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto

4. Biaya jasa lalu dan keuntungan dan kerugian dari penyelesaian 5. Perubahan valuta asing

6. Iuran kepada program 7. Pembayaran dari program

8. Dampak kombinasi dan pelepasan bisnis

3. Pemisahan nilai wajar aset program ke dalam kelas yang dibedakan berdasarkan risiko, membagi kelas aset program sesuai PSAK 68.

4. Nilai wajar instrumen keuangan yang dimiliki entitas yang dapat dialihkan sebagai aset program

(21)

5. Asumsi aktuaria signifikan

VI. IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG LAINNYA

Dalam PSAK 24 (paragraf 153) imbalan kerja jangka panjang lain mencakup akun berikut, jika tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasa terkait:

a. Cuti berbayar jangka panjang seperti cuti besar

b. Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka panjang lain c. Imbalan cacat permanen

d. Bagi laba dan bonus e. Remunerasi tangguhan Pengakuan dan pengukuran

Dalam pengakuan dan pengukuran suplus atau defisit dalam program imbalan kerja jangka panjang lain, entitas menerapkan paragraf 56-59 dan 113- 115. Entitas menerapkan paragraf 116-119 dalam mengakui dan mengukur hak penggantian.

Untuk imbalan kerja jangka panjang lain, entitas mengakui total nilai neto dari jumlah berikut dalam laba rugi kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan jumlah tersebut termasuk dalam biaya perolehan asset:

a. Biaya jasa

b. Biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto c. Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto

Salah satu bentuk dari imbalan kerja jangka panjang lain adalah imbalan cacat permanen. Jika besar imbalan bergantung pada masa kerja, maka kewajiban timbul ketika jasa telah diberikan. Pengukuran kewajiban tersebut mencerminkan kemungkinan pembayaran yang akan dilakukan dan jangka waktu pembayaran dimana pembayaran diharapkan akan dilakukan. Jika level imbalan sama bagi setiap pekerja cacat terlepas dari masa kerja, maka biaya yang diharapkan atas imbalan tersebut diakui ketika terjadi peristiwa yang menyebabkan cacat permanen.

Pengungkapan

Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan yang spesifik mengenai imbalan kerja jangka panjang lain, namun SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan spesifik tersebut. Sebagai contoh, PSAK 7: Pengungkapan pihak-

(22)

pihak berelasi mensyaratkan pengungkapan mengenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1: Penyajian laporan keuangan mensyaratkan pengungkapan atas beban imbalan kerja.

VII. PESANGON

Pernyataan ini membahas pesangon secara terpisah dari imbalan kerja lain karena kejadian yang menimbulkan kewajiban ini adalah terminasi kontrak kerja dan bukan jasa yang diberikan pekerja. Pesangon dihasilkan baik dari keputusan entitas untuk memutuskan hubungan kerja atau keputusan pekerja untuk menerima tawaran imbalan dari entitas atas terminasi kontrak kerja.

Pesangon tidak termasuk imbalan kerja yang dihasilkan dari terminasi kontrak kerja atas permintaan pekerja tanpa tawaran entitas, atau sebagai akibat dari persyaratan purnakarya wajib, karena merupakan imbalan pascakerja.

Beberapa entitas memberikan level imbalan yang lebih rendah untuk terminasi kontrak kerja atas permintaan pekerja (secara substansi, imbalan pascakerja) daripada untuk terminasi kontrak kerja atas permintaan entitas. Perbedaan antara imbalan yang disediakan untuk terminasi kontrak kerja atas permintaan pekerja dan imbalan yang lebih tinggi disediakan atas permintaan entitas adalah pesangon.

Bentuk imbalan kerja tidak menentukan apakah imbalan kerja disediakan dalam pertukaran atau jasa atau dalam pertukaran atas terminasi kontrak kerja.

Pesangon biasanya merupakan pembayaran lump sum tapi kadang-kadang juga meliputi:

1. Peningkatan imbalan pasca kerja, baik secara tidak langsung melalui program imbalan kerja atau secara langsung

2. Gaji sampai akhir periode yang ditentukan jika pekerja tidak memberikan jasa lebih lanjut yang memberikan manfaat ekonomi bagi entitas

Pengakuan

Entitas mengakui liabilitas dan beban pesangon pada tanggal yang lebih awal diantara:

1. Ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut

(23)

2. Ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup PSAK 57: provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi dan melibatkan pembayaran pesangon

Ketika entitas mengakui pesangon, maka entitas juga memperhitungkan amandemen atau kurtailmen program atas imbalan kerja lain

Pengukuran

Entitas mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja, dengan ketentuan bahwa jika pesangon merupakan sebuah peningkatan pada imbalan pascakerja, maka entitas menerapkan persyaratan imbalan pascakerja. Sebaliknya:

Pengungkapan

Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan yang spesifik mengenai pesangon, namun SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan spesifik tersebut. Sebagai contoh PSAK 7: pengungkapan pihak-pihak berelasi mensyaratkan pengungkapan mengenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1: penyajian laporan keuangan mensyaratkan pengungkapan atas beban imbalan kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kualitas dan produktivitas kerja industri antara lain dipengaruhi oleh (1) kemampuan keterampilan elektronika dan (2) sikap kerja yang sesuai dengan

barang dan jasa yang ditawarkan atau ingin dijual oleh produsen di pasar, dengan harga tertentu dalam waktu tertentu. ..

Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa, sangat baik untuk menerangkan suatu proses, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dapat diulang-ulang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari citra merek, kualitas produk, harga, dan keragaman produk terhadap kepuasan konsumen dalam membentuk

Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara ini ditetapkan untuk memperkuat eksistensi Kabupaten Toraja Utara sebagai Daerah Otonom dalam Negara kesatuan Republik

Mengingat pengaruh matriks terhadap pencacahan sampel menggunakan spektrometer gamma cukup signifikan, maka perlu dibuat sumber standar dengan variasi matriks dalam wadah yang

Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Bangunan dan Lingkungan maka pendekatan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan

Membuat media B yaitu larutan hasil penyaringan dengan sterilisasi dengan cara yang sama seperti media A sehingga diperoleh 400 mL larutan paraquat dengan pelarut filtrat