• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan penelitan. Namun, tidak semua penelitian memiliki hipotesis atau mengacu pada pembuktian hipotesis. Hipotesis pun perlu ditentukan dengan tepat, agar peneliti tidak melakukan dua jenis kesalah dalam menarik kesimpulan. Oleh karena itu, akan dijabarkan lebih lanjut berikut mengenai bagaimana jenis, langkah dan aturan menentukan hipotesis.

A. Pengertian Hipotesis Penelitian

Menurut McGuigan dalam Wagiran (2010) menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan potensial antara dua atau lebih variabel.

Menurut Sugiyono (2010) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

Dalam bentuk sederhana, hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan antara variabel-variabel dalam suatu persoalan.Hipotesis tersebut kemudian diuji dalam penelitian. Oleh karenanya, hipotesis diajukan sebagai saran pemecahan/penyelesaian bagi masalah itu, dengan pengertian bahwa penyelidikan selanjutnyalah yang akan membenarkan atau menolaknya. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuantitatif.

Tidak harus semua penelitian memiliki hipotesis.Biasanya hipotesis merujuk pada hubungan antara dua variabel atau lebih. Bila peneliti setuju dengan pendapat ini maka mereka hanya perlu berpikir akan menggunakan hipotesis atau tidak dalam penelitiannya jika penelitian tersebut mengandung satu variabel. Ini sebaiknya tidak dibalik dengan berkesimpulan bahwa semua penelitian hanya mengandung satu variabel saja dalam penelitiannya boleh juga mengajukan hipotesis.

Hipotesis dibuat karena dua alasan: (1) hipotesis yang mempunyai dasar kuat yang menunjukan bahwa peneliti telah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk melakukan penelitian di bidang itu, dan (2) hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran

(2)

data; hipotesis dapat menunjukan prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan.

Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan sebelumnya.Selanjutnya, hipotesis statistic itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel.Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistic.

B. Macam-macam Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dipergunakan jika peneliti melakukan analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Sedangkan teknik statistik yang menggambarkan pengambilan data keseluruhan ke arah sebagian populasi disebut sebagai proses inferensi. Teknik statistik dalam menganalisis sampel ini sering juga disebut sebagai statistik inferensial. Jika hasil analisis dari sampel tersebut kemudian dipergunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan, maka proses tersebut dinamakan generalisasi.

Hipotesis dapat dibedakan berdasarkan bagaimana mendapatkannya (induktif vs deduktif), atau bagaimana mereka merumuskannya (deklaratif vs nol hipotesis). Hipotesis induktif merupakan sebuah generalisasi yang didasarkan dari suatu observasi.Hipotesis deduktif diturunkan dari teori yang ada dan memotivasi melakukan penelitian lanjutan. Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis statistik secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

hipotesis kerja, hipotesis nol/nihil.

1. Hipotesis kerja

Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif, disingkat Ha.Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok dan sering dinyatakan dalam kalimat positif.

Rumusan hipotesis kerja:

a. Jika……….maka………..

Contoh: Jika siswa rajin belajar maka hasil belajar siswa akan meningkat b. Ada perbedaan antara………..dan………..

Contoh: Ada perbedaan antara siswa yang belajar matematika dengan model pembelajaran STAD dan Problem Based Learning (PBL)

c. Ada pengaruh………terhadap……...………

(3)

Contoh: Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa Contoh penggunaan hipotesis kerja/alternatif dari hipotesis statistik:

Hipotesis statistik perbedaan:

𝐻𝑎: 𝜇1 > 𝜇2

Hipotesis alternatif menyatakan bahwa rata-rata kelompok 1 lebih besar dari rata-rata kelompok 2.

2. Hipotesis Nol

Hipotesis nol sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya digunakan dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistic dan sering dinyatakan dalam kalimat negative

Rumusan hipotesis nol:

a. Tidak ada perbedaan antara...dengan...

Contoh: tidak ada perbedaan antara kemampuan verbal dan penyesuaian diri terhadap prestasi belajar matematika

b. Tidak ada pengaruh...terhadap...

Contoh: tidak ada pengaruh pendekatan edukatif terhadap hasil belajar matematika siswa.

Contoh penggunaan hipotesis nol dari hipotesis statistik:

Hipotesis statistik perbedaan:

𝐻0 : 𝑋1=𝑋2

Hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata kelompok 1 adalah sama dengan rata- rata kelompok 2.

Pada dasarnya, kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan.Namun, dalam kenyataannya kebanyakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitiannya dalam bentuk hipotesis alternatif.Hal yang demikian ini terjadi dalam penelitian eksperimental; dalam penelitian eksperimental, peneliti bermaksud mengetahui perbedaan gejala pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain, sebagai akibat adanya perbedaan perlakuan.

(4)

C. Cara Merumuskan Hipotesis

1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.

2. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat deklaratif.

3. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel

4. Hipotesis harus didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

5. Dapat diuji

D. Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:100-106),bentuk-bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.Wagiran (2013:115-119), menjelaskan bahwa bentuk rumusan hipotesis penelitian akan sangat tergantung dari rumusan masalah. Sugiyono (2010:100-106), menyatakan bahwa bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian dibedakan menjadi tiga yaitu rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan).Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga dibedakan menjadi tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif hubungan.

Menurut Sugiyono (2010:100-106), hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif; hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif, dan hipotesis asosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif .

a. Hipotesis Deskriptif

Adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dituliskan.

Contoh:

1) Hipotesis penelitian

𝐻0 : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling sedikit 75% dari kriteria yang ditetapkan (paling sedikit berarti lebih dari atau sama dengan ≥).

𝐻𝑎 : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri < 75% dari kriteria yang ditetapkan.

2) Hipotesisstatistic

(5)

𝐻0 = 𝜌 ≥ 75%

𝐻𝑎 = 𝜌 < 75%

b. Hipotesis Komparatif

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

Contoh:

1) Hipotesis penelitian

Bentuk hipotesis komparatifnya dapat dikemukakan dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternative sebagai berikut.

𝐻0 : Hasil belajar siswa SMA X lebih dari atau sama dengan (≥) SMA Y.

𝐻𝑎 : Hasil belajar siswa SMA X lebih kecil dari (<) SMA Y.

2) Hipotesis statistik 𝐻0 = 𝜇1 ≥ 𝜇2 𝐻𝑎 = 𝜇1 < 𝜇2 Dimana ;

𝜇1 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA X 𝜇2 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA Y

c. Hipotesis Asosiatif Hubungan

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan antara dua variabel atau lebih.

Contoh:

1) Hipotesis penelitian

Ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.

2) Hipotesis statistik

𝐻𝑎 ∶ 𝜌 ≠ 0 (𝜌 ≠ 0berarti menandakan ada hubungan antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah).

(6)

E. Perbedaan Hipotesis Kualitatif dan Hipotesis Kuantitatif 1. Hipotesis kuantitatif

a. Dirumuskan diawal sebelum penelitian

2. Hipotesis kuantitatif

a. Merupakan apa yang diharapkan ditemukan setelah penelitian

F. Kegunaan Hipotesis

Menurut Wagiran (2010) beberapa kegunaan hipotesis antara lain :

1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta mempermudah perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.

3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.

4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

G. Apakah Hipotesis Harus Terbukti?

Dalam hal ini, setelah melakukan pengujian hipotesis peneliti akan menemukan salah satu dari tiga hal berikut:

1. Semua hipotesis yang diuji diterima

2. Tidak ada satupun hipotesis yang diuji diterima

3. Beberapa hipotesis diterima dan beberapa hipotesis yang lain tidak diterima

Jika demikian halnya, peneliti akan membuat keputusan dan penafsiran sebagai berikut, (Wagiran, 2013:120):

a) Semua hipotesis yang diuji diterima, bagi peneliti teori shahih karna diperkuat oleh hasil

b) Tidak ada satupun hipotesis yang diuji diterima, bagi peneliti teori tidak shahih atau tidak memadai dalam beberapa hal

c) Beberapa hipotesis diterima dan beberapa hipotesis yang lain tidak diterima.

1) Peneliti sering tidak mampu mentapkan penafsiran apa yang harus dibuat.

2) Suatu bagian dari teori terdukung dan sebagian lainnya tidak terdukung

(7)

3) Study lanjutan perlu dilakukan

Hal yang harus diingat dalam hal ini adalah apapun dari hasil pengujian suatu hipotesis atas beberapa hipotesis, peneliti perlu mengemukakan pertanyaan- pertenyaan menyangkut teori, sampling, pengukuran, pengumpulan data, analisis statistic, maupun keterlibatan partisipan.

H. Apakah Semua Penelitian Harus Berhipotesis?

Berikut beberapa pendapat tentang apakah semua penelitian harus berhipotesis:

1) Wagiran (2013, 101), “tidak harus semua penelitian menggunakan hipotesis. Biasanya hipotesis merujuk pada hubungan antara dua variable atau lebih. Bila peneliti setuju dengan pendapat ini, maka mereka hanya perlu berpikir akan menggunakan hipotesis atau tidak dalam penelitiannya”. Menurut beliau dari pengertian tersebut, sebaiknya jangan berkesimpulan bahwa penelitian yang hanya mengajukan satu variable saja dalam penelitiannya boleh juga menggunakan hipotesis.

2) Suharsimi Arikunto (Edisi Revisi 2010),”untuk menjawab atas pertanyaan ini kita tidak boleh berpikir pada hal yang benar secara mutlak dan tidak benar secara mutlak”.

Pendapat pertama, semua penelitian itu harus berhipotesis, pendapat kedua, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukan hubungan antara dua variable atau lebih.

3) Sugiyono (2010), penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.

4) Maxwell (1996) dalam A. Chaedar Alwasilah (2003,132) mengemukakan “sebenarnya, ada yang lebih prinsipil ketimbang penamaan, yakni karakteristik kualitatif, yaitu bahwa hipotesis itu pada umumnya diformulasikan setelah peneliti memulai penelitian; hipotesis itu dilandaskan pada data dan dikembangkan melalui interaksi dengan data, bukannya sebagai gagasan atau jawaban jawaban pendahuluan yang di tes lewat data.

I. Bagaimana Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik?

(8)

Dalam merumuskan hipotesis, hendaknya hipotesis tersbut dapat memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Berikut ciri-ciri hipotesis yang baik:

1) Wagiran (2010),

a) Hipotesis yang baik adalah yang rumusannya mudah dipahami paling tidak memuat variable-variabel permasalahan penelitian

b) Hipotesis hendaknya memuat nilai prediktif dan bersifat konsisten c) Hipotesis harus dapat diuji

2) Sugiyono (2010),

a) Merupakan dugaan terhadap keaadaan variable mandiri, perbandingan keadaan variable pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih

b) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran

c) Dapat diuju dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah

Referensi

Dokumen terkait

Setelah membuat current value stream map dan future value stream map, kita dapat melihat perubahan yang terjadi pada proses produksi.. dapat terlihat pada future value

Dapat dikatakan use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi- fungsi

Pada penelitian ini akan menggunakan solenoid door lock 12V DC seperti gambar diatas yang memiliki arus kerja 600 mA pada 12V dengan waktu unclock 1 detik dan power on

Apakah variabel motivasi, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan aktualisasi diri

Untuk melaksanakan seminar hasil maka mahasiswa harus sudah menghadiri seminar hasil penelitian yang diselenggarakan oleh program Studi Magister Psikologi ataupun

Golongan karbohidrat seperti roti yang berwarna krem, bau khas dan tidak berasa, dan susu yang merupakan serbuk halus putih tulang, bau khas dan memiliki rasa

Tabungan wahyu merupakan tabungan Qurban, tabungan ini khusus menfasilitasi simpanan masyarakat yang ingin berkurban secara mudah dan terencana, tabungan wahyu disamping mendapat

Suplemen berenergi termasuk salah satu suplemen makanan atau minuman yang terdiri dari komponen multivitamin, makronutrien (karbohidrat, protein), efedrin, taurin,