• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning

Alternatif 1

(Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Publik

Semi Privat

Semi Privat

Privat

(Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat

Publik

(2)

Analisa:

Kelebihan:

(+)Area public mendapatkan pencahayaan alami dan ruangan yang tinggi karena berada di lantai 2

(+)Area semi privat saling berdekatan dan memiliki pintu akses khusus

(+)Terdapat tangga yang menghubungkan area privat dan area publik di lantai 2

Kekurangan:

(-)Area semi privat jauh dari pintu masuk utama Alternatif 2

(Gambar 4.3 Lantai 1 Alternatif Zoning 2)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Publik

Semi Privat

Semi Privat Privat

(3)

(Gambar 4.4 Lantai 2 Alternatif Zoning 2)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Publik

Analisa:

Kelebihan:

(+)Area publik mendapatkan pencahayaan alami dan ruangan yang tinggi karena berada di lantai 2

(+)Area semi privat saling berdekatan dan memiliki pintu akses khusus

(+)Terdapat tangga yang menghubungkan area privat dan area publik di lantai 2

(+)Area semi privat dapat diakses dari dalam maupun luar karena memiliki pintu masuk khusus dan dekat pintu masuk utama

(+)Area publik dekat dengan tempat parkir pengunjung yang luas Kekurangan:

(-)Area Privat berisik karena berdekatan dengan pintu masuk area public

(-)Area semi privat jauh dai toilet

(4)

Alternatif 3

(Gambar 4.5 Lantai 1 Alternatif Zoning 3)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Publik

Semi Privat

Privat

Semi Privat

Publik

(Gambar 4.6 Lantai 2 Alternatif Zoning 3)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Publik

Analisa:

Kelebihan:

(+)Semua area mendapatkan pencahayaan alami

(+)Area publik mendapatkan pencahayaan alami dan ruangan yang tinggi karena berada di lantai 2

(5)

(+)Area semi privat saling berdekatan dan memiliki pintu akses khusus

(+)Terdapat tangga yang menghubungkan area privat dan area publik di lantai 2

(+)Tangga utama langsung terpusat pada area publik Kekurangan:

(-)Area Privat berisik karena berdekatan dengan pintu masuk area publik

Setelah menganalisa kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif zoning yang ada, maka zoning yang terpilih dan untuk selanjutnya

digunakan untuk membuat analisa grouping adalah zoning alternatif 3 1.1.2 Grouping

Alternatif 1

(Gambar 4.7 Lantai 1 Alternatif Grouping 1)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

R.Duduk Gate

Informasi R.Games Interaktif

Cafetaria

Cinderamata

Perpustakaan

Mushola Gudang

Bengkel R.Penyimpanan Koleksi Museum R.Penyimpanan

Koleksi Sementara

R.Studi Koleksi R.Laboratorium

R.Kepala Museum

R.Tata Usaha Sie Pameran dan Edukasi

Sie Koleksi dan Dokumentasi

R. Rapat R.Tunggu

Pantry Percetakan

Loker

(6)

(Gambar 4.8 Lantai 2 Alternatif Grouping 1)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Hall Gate

R.Hall of Fame R.Pertandingan

Olahraga Atletik

Auditorium R.Pengenalan Olahraga Atletik

R.Sejarah R.Duduk

Penitipan

Loket

R.Daftar Kehormatan

R.Pameran Temporer Informasi

Analisa:

Kelebihan:

(+)Ruang auditorium dan pameran temporer mudah dijangkau (+)Pintu masuk pameran berada di tengah sehingga dekat dengan semua area pameran

(+)Ruang games berada di tengah sehingga tidak terganggu pencahayaan alami

(+)Seksi koleksi dan dokumentasi dekat dengan area penyimpanan dan pemeliharaan

(+)Ruang fungsi perawatan dekat dengan lift Kekurangan:

-Area pameran mendapatkan pencahayaan alami

(7)

Alternatif 2

(Gambar 4.9 Lantai 1 Alternatif Grouping 2)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

R.Duduk Gate

Informasi R.Games Interaktif

Cafetaria

Cinderamata

Perpustakaan

Mushola Gudang R.Kepala

Museum R.Tata Usaha

Sie Pameran dan Edukasi Sie Koleksi dan Dokumentasi

R. Rapat

R.Tunggu Pantry

Percetakan Loker

Bengkel R.Penyimpanan

Koleksi Museum

R.Penyimpanan Koleksi Sementara R.Studi Koleksi

R.Laboratorium

(Gambar 4.10 Lantai 2 Alternatif Grouping 2)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Gate Informasi

Loket R.Duduk R.Sejarah

R.Pengenalan Olahraga Atletik

R.Pertandingan Olahraga Atletik

R.Hall of Fame R.Daftar

R. Pameran Temporer Hall

Kehormatan Penitipan Auditorium

(8)

Analisa:

Kelebihan:

(+)Ruang auditorium dan pameran temporer mudah dijangkau (+)Pintu masuk pameran berada di tengah sehingga dekat dengan semua area pameran

(+)Ruang games berada di tengah sehingga tidak terganggu pencahayaan alami

Kekurangan:

(-)Ruang sejarah jauh dari pintu masuk pameran

(-)Ruang auditorium seharusnya tidak mendpatkan pencahayaan alami (-)Ruang penyimpanan sementara dan tetap saling berjauhan

(-)Pintu masuk utama area kantor jauh dari area parker di sisi kirai dan kanan

Alternatif 3

(Gambar 4.11 Lantai 1 Alternatif Grouping 3)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

R.Duduk Gate

Informasi R.Games Interaktif

Cafetaria

Cinderamata

Perpustakaan

Mushola Gudang

Bengkel R.Penyimpanan Koleksi Museum R.Penyimpanan Koleksi Sementara

R.Studi Koleksi R.Laboratorium R.Kepala Museum

R.Tata Usaha Sie Pameran dan Edukasi

Sie Koleksi dan Dokumentasi

R. Rapat R.Tunggu

Pantry Percetakan

Loker

(9)

(Gambar 4.12 Lantai 2 Alternatif Grouping 3)

Keterangan:

:Publik :Semi Privat :Privat

Hall

Gate R.Hall of Fame R.Pertandingan

Olahraga Atletik

Auditorium

R.Pengenalan Olahraga Atletik R.Sejarah

R.Duduk

Penitipan

Loket R.Daftar Kehormatan R.Pameran Temporer

Informasi

Analisa:

Kelebihan:

(+)Ruang sejarag dekat dengan pintu masuk pamen\ran (+)Ruang auditorium mudah dijangkau

(+)Area lobi mendapatkan pencahayaan alami

(+)Seksi koleksi dan dokumentasi dekat dengan area penyimpanan dan pemeliharaan

(+)Ruang fungsi perawatan dekat dengan lift Kekurangan:

(-)Ruang pameran temporer jauh dari pintu masuk

Setelah menganalisa 3 alternatif grouping, maka grouping yang terpilih adalah grouping alternatif 1 karena memiliki kelebihan yang cukup banyak dibandingkan dengan yang lainnya

(10)

1.2 Konsep Perancangan

(Gambar 4.13 Mind Map)

Turis Pengguna

Pengunjung Pengelola

Pelajar

Keluarga

MUSEUM OLAHRAGA

ATLETIK

Semangat Ceria Playfull

Tujuan Belajar

Rekreasi Serius

Fun Lokasi

Rumah Betawi

Ornamen

Material Gigi Balang

Bambu Kayu Kontemporer

Material

Bambu Kayu Batu Keramik Chrome Plastik Kaca

Olahraga Atletik

Persatuan Atletik

Logo Lari

Lompat

Lempar

Gerakan

Horizontal Vertical

Melengkung

Hijau Kuning Merah Putih

Bentuk Persegi Persegi panjang Unsur

Kecepatan Kekuatan

Kelenturan

Daya

Tahan Ketepatan

Ciri Sederhana

Geometris

Jakarta

(11)

Tema yang akan digunakan pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik adalah Track and Field yang berarti jalur lintasan dan lapangan. Tema ini diambil dari nama arena pertandingan olahraga atletik. Tema ini sangat cocok diterapkan pada perancangan museum Olahraga Atletik karena merupakan ciri khas dari olahraga atletik itu sendiri dan menggambarkan kesan yang serius, fokus, dan semangat yang merupakan kesan yang harus ada pada sebuah museum olahraga terutama olahraga atletik.

(Gambar 4.14 Track and Field)

1.3 Citra Ruang

Citra merupakan gambaran yang ada di benak seseorang. Citra ruang yang ingin dimunculkan dalam konsep desain ini adalah dramatis,energetik, semangat.

Kesan yang dramatis tentunya dapat meningkatkan suasana seperti berada di arena pertandingan yang penuh dengan semangat dan energi.

(Gambar 4.15 Citra Ruang 1)

(12)

(Gambar 4.16 Citra Ruang 2)

(Sumber: www.scriptanatomy.com, diakses 26 Juni 2013 pukul 22.00 WIB) 1.4 Konsep Sirkulasi

Penempatan tiap ruangan pada Museum Olahraga Atletik ini menggunakan sistem sirkulasi terpusat dimana pengunjung akan memasuki suatu ruangan dan kemudian kembali ke ruangan tersebut untuk memasuki ruangan lainnya.

Sedangkan penataan koleksi pameran akan menggunakan sistem sirkulasi radial dimana pengunjung dapat memilih dalam meihat koleksi.

(Gambar 4.17 Sirkulasi Ruang Pameran Museum Atletik)

1.5 Konsep Garis dan Bentuk

Bentuk dan garis memiliki ragam yang cukup banyak. Bentuk dan garis ini juga memiliki karakter yang dapat mempengaruhi mood seseorang. Berdasarkan konsep yang telah dibuat, maka pada peracangan interior Museum Olahraga Atletik ini akan menggunakan garis-garis yaitu melengkung, vertikal, dan horisontal yang merupakan gambaran dari lari, lempar, dan lompat. Sedangkan

1 2

3 4

5

(13)

bentuk yang akan digunakan pada perancangan ini yaitu bentuk segitiga, lingkaran, persegi, persegi panjang

(Gambar 4.18 Garis Vertikal, Horisontal, Lengkung)

(Gambar 4.19 Bentuk Segitiga, Lingkaran, Segiempat)

1.6 Konsep Material

Pemilihan material yang tepat untuk interior Museum Olahraga Atletik tentunya harus dapat mendukung tema dan berdasarkan pada karakteristik utama olahraga atletik yaitu kecepatan, kekuatan, kelenturan, daya tahan, dan ketepatan. Untuk menghadirkan gaya kontemporer betawi, maka material yang dipilih merupakan material kayu yang dikombinasikan dengan material modern seperti kaca dan stainless. Selain itu, untuk memberikan kesan track and field, maka material dan finishing yang dapat digunakan adalah material dan finishing yang dapat memberikan kesan yang kuat.

1.6.1 Lantai

Lantai merupakan bidang terluas yang harus dicermati pemilihannya.

(14)

Untuk mendukung konsep yang telah dibuat, maka material lantai yang akan digunakan pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik ini adalah material karpet rumput sintetis ,rubber vinyl berwarna merah, keramik hitam tekstur, keramik cream teksture, dan hardflooring unfinished concrete. Pemilihan material tersebut, selain sesuai dengan konsep, juga dimaksudkan untuk memudahkan pengunjung dengan kebutuhan khusus.

(Gambar 4.20 Material lantai)

(Sumber: www.google.com, diakses 8 Mei 2013 pukul 20.15 WIB) 1.6.2 Dinding

Dinding merupakan elemen pembentuk ruang yang harus diperhatikan karena posisinya yang sejajar dengan pandangan mata dan berperan dalam memperjelas teritori suatu ruang. Jenis dinding pembatas ruangan yang akan digunakan pada Museum Olahraga Atletik ini adalah dinding gypsum yang ditengahnya diberikan glaswool sehingga dapat meredam suara, dan kaca untuk memberikan kesan luas pada ruangan. Pada dinding gypsum dapat menggunakan penambahan dinding panel sebagai elemen dekorasi dan sebagai media peletakan koleksi foto dan historika. Bahan pelapis

(15)

dinding akan menggunakan cat dinding dengan warna yang disesuaikan dengan fungsi ruang dan elemen dekorasi yang dapat memperjelas tema.

(Gambar 4.21 Dinding gypsum dan kaca)

(Sumber:www.dubaicity.olx.ae, diakses 3 April 2013 pukul 09.19WIB) 1.6.3 Ceiling

Ceiling merupakan elemen interior yang berfungsi sebagai penutup

langit-langit ruangan. Pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik ini, penggunan ceiling yang tepat adalah ceiling dengan bahan gypsum yang mudah dibentuk serta dapat membantu meredam suara.

(Gambar 4.22 ceiling gypsum)

(Sumber:www.hicity.en.made-in-china.com, diakses 3 April pukul 09.29WIB) 1.7 Konsep Warna

Warna merupakan elemen yang sangat penting dalam membangun mood suatu ruangan. Warna memiliki banyak pilihan dan karakter yang berbeda-beda.

Warna yang akan digunakan pada perancangan Museum Olahraga Atletik ini

(16)

kuning, dan putih, serta warna netral seperti coklat yang merupakan warna khas kayu.

(Gambar 4.23 Logo PASI)

(Sumber:www.indonesia-athletics.org, diakses 3 April 2013 pukul 09.27WIB)

• Merah memiliki karakter yaitu hidup, cerah, pemimpin, gairah, kuat

• Hijau memiliki karakter yaitu Sensitif, stabil, formal, toleran, harmonis, keberuntungan

• Kuning memiliki karakter yaitu Segar, cepat, jujur, adil, tajam, cerdas

• Putih memiliki karakter yaitu jujur, bersih, innocent, higienis

1.8 Konsep Pencahayaan

Pencahayaan merupakan elemen yang dapat menambah suasana ruangan dan membuat ruangan terasa lebih hidup. Pencahayaan pada museum sangat berpengaruh karena tingkat sensitif benda koleksi museum berbeda satu dengan yang lainnya. Pada perancangan ini, terdapat pencahayaan buatan dan pencahayaan alami yang berasal dari jendela kaca gedung. Akan tetapi, untuk area pameran, seluruhnya menggunakan pencahayaan buatan yang dapat diatur intensitasnya.

Tipe pencahayaan buatan yang akan digunakan adalah tipe general lighting dan accent lighting. General lighting berfungsi sebagai penerangan utama

Hijau Merah

Kuning

Putih

(17)

ruangan. Accent lighting difungsikan untuk penerangan benda koleksi museum dan penerangan di area-area tertentu untuk menambah kesan dramatis pada ruangan. Tipe lampu yang akan digunakan adalah lampu LED yang hemat energi dan banyak macam warnanya.Untuk teknik pencahayaan akan disesuaikan dengan desain setiap ruangan.

(Gambar 4.24 Accent Lighting)

(Sumber: www.interiordesignarticle.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.38 WIB) (Gambar 4.25 General Lighting)

(Sumber: www. news.soft32.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.40 WIB) 1.9 Konsep Penghawaan

Penghawaan terbagi menjadi penghawaan alami dan penghawaan buatan.

Penghawaan alami kurang cocok untuk diterapkan pada museum karena suhunya yang terus berubah. Oleh karena itu, penghawaan buatan dari AC Central dan Return Diffuser merupakan pilihan yang sangat tepat untuk penghawaan

(18)

(Gambar 4.26 AC Central)

(Sumber: www.acdaikinvrv.wordpress.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.48WIB) 4.10Konsep Tata Display

Metode penyajian yang digunakan pada museum ini menggunakan kombinasi metode penyajian intelektual dan metode penyajian interaktif. Sarana yang digunakan untuk memamerkan benda koleksi yaitu dengan menggunakan vitrin kaca dan panel. Selain sebagai sarana pameran, vitrin kaca juga difungsikan untuk melindungi benda koleksi dari berbagai kerusakan yang mungkin terjadi. Vitrin kaca terutama digunakan untuk mamamerkan benda koleksi seperti alat olahraga, koleksi numismatic, dan heraldic. Panel digunakan untuk mamamerkan koleksi historika dan relis.

Agar koleksi dapat menjadi pusat perhatian, maka benda koleksi tersebut akan ditonjolkan dengan cara disoroti sinar lampu dengan tingkat cahaya yang disesuaikan dengan tingkat kesensitifan benda koleksi.

1.11 Konsep Akustik Ruang

Museum merupakan suatu tempat yang membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang. Agar suasana ruang yang tenang dapat terpenuhi, maka diperlukan akustik ruang yang baik. Upaya yang akan dilakukan untuk mendapatkan akustik yang baik yaitu dengan penggunaan material-material yang dapat mengurangi

(19)

suara bising dari luar maupun dalam seperti dinding glasswoll, karpet, dan ceiling akustik

(Gambar 4.27 Glasswool)

(Sumber: www.tradeget.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.52 WIB) (Gambar 4.28 Ceiling Akustik)

(Sumber: www.tradeget.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.53WIB) 4.12 Konsep Keamanan dan Signage

Keamanan Museum sangatlah penting. Selain dengan menggunakan security, museum juga memerlukan system keamanan electronik seperti CCTV

dan berbagai detektor pada kaca vitrin. Vitrin juga harus ditutup dan dikunci dengan baik agar koleksi tidak mudah dicuri. Selain itu, penerapan tempat penyimpanan barang juga sangat berguna untuk menambah keamanan museum.

Untuk keamanan gedung terhadap kebakaran, maka diperlukan juga alat pendeteksi panas dan asap, system penyemprotan, dan tabung pemadam api

Konsep Signage yang akan digunakan adalah konsep Wall Sign yang diletakkan menempel pada dinding dengan ketinggian tertentu, suspended sign, dan projecting sign. Sign yang akan digunakan pada museum ini tentunya juga

(20)

akan didesain dengan menarik dan mudah dilihat sehingga tidak membingungkan pengunjung.

(Gambar 4.29 Projecting Sign)

Sumber: www.allsigns.co, diakses 1 April 2013 pukul 01.29WIB) (Gambar 4.30 Suspended Sign)

(Sumber: www.signs.co.uk diakses 1 April 2013 pukul 01.25WIB) (Gambar 4.31 Wall Sign)

(Sumber: www.signnaction.com.uk,diakses 1 April 2013 pukul 01.39WIB)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaan penelitiaan yang dilakukan Paina dengan penelitian ini adalah pada objek kajian yang mana pada penelitian Paina meneliti tindak tutur komisif khusus

Agar hasil penelitian lebih akurat, maka yang akan dijadikan sampel adalah feature yang berhubungan dengan aktivitas sekolah pada halaman utama rubrik ‘Xpresi’ surat kabar Riau

Lelang Pengadaan Alat Peraga, Buku Pengayaan/Referensi dan Sarana Multi Media di Dinas Pendidikan Kota Madiun Tahun Anggaran 2007 mengindikasikan adanya kerjasama antara PT

Kandungan thiamin pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, keragaan hemositologi, dan respon imun non-spesifik benih ikan kerapu bebek.. Diperlukan

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang dan membuat suatu Sistem

Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan]

Hasil penelitian sebelumnya tahun 2003 di Desa Sigeblog, nyamuk tersebut juga ditemukan lebih aktif menggigit mulai sore hari dengan umpan orang.. Menurut Takken

yang digunakan sebagai sensor posisi; 4) kabel jek mikrofon yang menghubungkan kumparan sekunder LVDT ke komputer; 5) tempat benda untuk meletakkan benda yang akan