• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi tanah : Usaha utk mengelompokkan tanah berdasarkan sifat-sifatnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Klasifikasi tanah : Usaha utk mengelompokkan tanah berdasarkan sifat-sifatnya."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Klasifikasi tanah :

Usaha utk mengelompokkan

tanah berdasarkan sifat-sifatnya

.

(3)

Sebelum th 1988 ada 3 sistem : - Pusat Penelitian Tanah (PPT) - FAO/UNESCO dan

– Taksonomi Tanah.

Sejak th 1988 hanya gunakan sistem Taksonomi Tanah (Soil Taxonomy).

(4)

Salah satu sistem klasifikasi tanah yg telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal

dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975).

Sistem klasifikasi ini menggunakan enam (6) kateori, yaitu:

1. Ordo

2. Subordo

3. Great group 4. Subgroup 5. Family

6. seri

(5)

Ordo (12 taksa), Faktor pembeda (FP):

proses2 pembentukkan tanah (epipedon, endopedon, bahan dan sifat)

Subordo: (63 taksa), FP : yg mengendalikan proses pembentukkan tanah spt iklim tanah (sebagian besar ordo), jenis garam (Aridisol), bahan induk (Entisol), tingkat dekomposisi (Histosol), ada/tidak krioturbasi (Gelisol)

Great group: (> 250 taksa), FP: kesamaan jenis, tingkat perkembangan & susunan

horison, iklim tanah, ada/tidaknya lapisan2 penciri lain spt plintit, fragipan, duripan.

(6)

Subgroup: (>1400 taksa). FP : sifat2 inti dari great group (Typic); sifat-sifat tanah

peralihan ke great group lain, subordo atau ordo (intergrade); sifat2 tanah peralihan ke bukan tanah (extragrade).

Famili: (> 8000 taksa). FP : sifat2 tanah yg penting utk pertanian/keteknikan (sebaran besar butir, susunan mineral liat, regim suhu tanah pd kedalaman 50 cm).

Seri: (di AS > 19.000). FP : morfologi tanah

(7)
(8)

Sistem klasifikasi tanah ini berbeda dgn sistem yg sdh ada sebelumnya. Sistem

klasifikasi ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal:

1. Penamaan / Tata Nama / cara penamaan.

2. Definisi-definisi horison penciri.

3. Beberapa sifat penciri lainnya.

(9)

Sistem klasifikasi tanah lain memberikan

Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut.

Menurut Hardjowigeno (1992)terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975, yaitu:

1. Alfisol 2. Aridisol 3. Entisol 4. Histosol 5. Inceptisol 6. Mollisol 7. Oxisol

8. Spodosol 9. Ultisol 10. Vertisol

(10)

Kategori Ordo Tanah:

Ordo tanah dibedakan berdasarkan ada

tidaknya horison penciri serta jenis (sifat) dr horison penciri tersebut.

Sebagai contoh: suatu tanah yang memiliki horison argilik & berkejenuhan basa >35%

termasuk ordo Alfisol. Sedangkan tanah lain yg memiliki horison argilik tetapi

berkejenuhan basa <35% termasuk ordo Ultisol.

(11)

Contoh tata nama tanah kategori Ordo:

Ultisol (tanah memiliki horison argilik &

berkejenuhan basa < 35% serta telah

mengalami perkembangan tanah tingkat akhir = Ultus).

Nama ordo tanah Ultisol pd tata nama utk kategori sub ordo akan digunakan

singkatan dr nama ordo tersebut, yaitu: Ult

(12)

Order Formative element

in name General nature of soils

Alfisols alf

Gray to brown surface horizons, medium to high base supply, with horizons

of clay accumulation;

usually moist, but may be dryduring summer

Aridisols id

Pedogenic horizons, low in organic matter, and usually

dry

Entisols ent Pedogenic horizons lacking

Histosols ist Organic (peats and mucks)

(13)

Order Formative element

in name General nature of soils

illuviation illuviation

Usually moist, with pedogenic horizons of alteration of parent materials

but not of illuviation

Mollisols oil Nearly black organic-rich

surface horizons and high base supply

Oxisols ox

Residual accumulations of inactive clays, free oxides, kaolin, and quartz; mostly

tropical Spodosols

od

Accumulations of amorphous materials in

subsurface horizons

(14)

Order Formative element

in name General nature of soils

Ultisols ult

Usually moist, with horizons of clay accumulation and a

low supply of bases

Vertisols ert

High content of swelling clays and wide deep cracks

during some season

(15)
(16)

Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah2 yg tdp penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) & mempunyai kejenuhan basa tinggi yi >35% pd kedalaman 180 cm dari

permukaan tanah.

Liat yg tertimbun di horison bawah ini berasal dr horison diatasnya & tercuci kebawah bersama dgn gerakan air.

Padanan dengan sistem klasifikasi yg lama adalah tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang juga Podzolik Merah Kuning.

(17)
(18)

Tanah yg termasuk ordo Aridisol merupakan tanah

2

yg mempunyai kelembapan tanah arid (sgt kering).

Mempunyai epipedon ochrik, kadang

2

dengan horison penciri lain.

Padanan dengan klasifikasi lama

adalah Desert Soil .

(19)
(20)

Tanah yg termasuk ordo Entisol

merupakan tanah

2

yg masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dlm

perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau

histik. Kata Ent berarti recent atau baru.

Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau

Regosol.

(21)
(22)

Tanah yg termasuk ordo Histosol

merupakan tanah

2

dgn kandungan bahan organik > 20% (untuk tanah bertekstur

pasir) atau > 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yg mengandung bahan

organik tinggi tsb tebalnya > 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman.

Padanan dengan sistem klasifikasi lama

adalah tanah Organik atau Organosol

(23)
(24)

Tanah yg termasuk ordo Inceptisol mrpk

tanah muda, tetapi lbh berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dr kata

Inceptum yg berarti permulaan. Umumnya

mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan

dari tanah ini cukup subur.

Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.

(25)
(26)

Tanah yg termasuk ordo Mollisol

merupakan tanah dgn tebal epipedon >18 cm yg berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik >1%, kejenuhan basa

>50%. Agregasi tanah baik, shg tanah tdk keras bila kering.

Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak.

Padanan dgn sistem kalsifikasi lama

adalah termasuk tanah Chernozem,

Brunizem, Rendzina, dll.

(27)
(28)

Tanah yg termasuk ordo Oxisol merupakan

tanah tua shg mineral yg mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tapi tdk aktif shg kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu <16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida2

besi atau oksida Al.

Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas2 horison yg tidak jelas.

Padanan dgn sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &

Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.

(29)
(30)

Tanah yg termasuk ordo Spodosol

merupakan tanah dgn horison bawah tjd penimbunan Fe & Al-oksida dan

humus (horison spodik) sdg, dilapisan atas tdp horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic).

Padanan dgn sistem klasifikasi lama

adalah termasuk tanah Podzol.

(31)
(32)

Tanah yg termasuk ordo Ultisol

merupakan tanah

2

yg tjd penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah < 35%.

Padanan dgn sistem klasifikasi lama

adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf

Kelabu.

(33)
(34)

Tanah yg termasuk ordo Vertisol

merupakan tanah dgn kandungan liat tinggi (>30%) di seluruh horison,

mempunyai sifat mengembang &

mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut shg tanah pecah

2

& keras, kalau basah

mengembang & lengket.

Padanan dgn sistem klasifikasi lama adalah

termasuk tanah Grumusol atau Margalit.

(35)
(36)

Vegetasi: lichens, moss, liverwort, sedges, grass

Iklim: pergelic

Rejim kelembaban tanah: bervariasi

Kelengkapan tanah utama : akumulasi bahan organik, kenampakan khusus dibentuk oleh cryoturbation

Epipedon: histic

Proses utama : cryoturbation

Ciri : Tanah yg sedalam 200 cm dari

permukaan tanah

permafrost

(tanah beku permanen)

(37)
(38)

Andisols adalah tanah dgn > 60% bahan semburan vulkanik (debu, batu apung, basalt) dgn BJ di bawah 900 kg/m

3

.

Karakteristik kenampakan : Horison A gelap, mineral sekunder tahap awal

(allophane, imogolite, ferrihydrite clays),

penyerapan dan imobilisasi P tinggi, KPK

sangat tinggi.

(39)
(40)
(41)
(42)

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga.

PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233 halaman.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan

Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta. 274 Halaman.

Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar online. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian.

Universitas Sriwijaya.

Http://dasar2ilmutanah.blogspot.com.

Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta.

Yogyakarta. 298 halaman.

(43)

Berikan ulasan saudara tentang jenis tanah vertisol dan histosol di Indonesia !

Kumpulkan tugas saudara paling lambat 10 April 2014, dan kirim ke

dianastriani25@yahoo.co.id

Referensi

Dokumen terkait

tebal perkerasan lentur serta perkerasan kaku, praktikum pengujian aspal dan pembuatan serta pengujian rancang campur/ job mix formula/JMF campuran aspal panas/

Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup.Penggunaan yang

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment

Cara menggiring bola yang dibenarkan adalah dengan satu tangan (kiri

gala),  khususnya  Wayang  Orang  sriwedari.  Tulisan  ini  meru- pakan  rangkuman  hasil  wawancara  dengan  seniman  Wayang  Orang  sriwedari,  yang  terdiri 

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan hasil belajar renang gaya dada melalui permainan triangle bagi siswa kelas VIII E di SMP Negeri

“ Hubungan Kem andir ian Belaj ar dan Hasil Belaj ar pada Pendidikan Jarak Jauh”.. Jur nal Pendidikan Ter buka dan Jar ak

Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika .... Kelebihan Pendekatan Realistic Mathematics Education