• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII C SMP Negeri 9 Salatiga yang memiliki keterampilan sosial rendah yang masing-masing berjumlah 15 siswa. Kelompok kontrol dari penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang berjumlah 15 siswa dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini siswa kelas VII G yang berjumlah 15 siswa. Di sini pada 15 siswa kelompok eksperimen terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Sedangkan pada kelompok kontrol, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.

Tabel 4.1

Perbandingan hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen Kategori Pre test eksperimen Pre test kontrol

Frekuensi Prosentase

(%) Frekuensi Prosentase Sangat (%)

rendah 7 46,7 7 46,7

Rendah 8 53,3 8 53,3

Total 15 100 15 100

4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perijinan

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum melaksanakan penelitian adalah mengurus surat ijin terlebih dahulu. Sebelumnya penulis telah meminta izin kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Salatiga secara informal untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 9 Salatiga serta menyampaikan maksud dan tujuan penulis mengadakan penelitan di SMP Negeri 9 Salatiga.

Surat penelitian dikeluarkan dan ditandatangani oleh dekan FKIP-UKSW pada

(2)

tanggal 26 Oktober 2011. Setelah peneliti mendapatkan surat ijin ke SMP Negeri 9 Salatiga, berdasarkan surat ijin maka peneliti telah mendapat ijin dari kepala sekolah SMP Negeri 9 Salatiga untuk melakukan penelitian.

4.2.2. Pre test

Pre test dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2011 dengan membagikan

inventori keterampilan sosial yang diadopsi dari Victoria (2008) dan disusun berdasarkan konstruk keterampilan sosial yang dikemukakan oleh Riggio (1986) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian kelompok eksperimen akan diberi layanan bimbingan kelompok.

Tabel 4.2

Mean Rank dan uji Mann-Whiney Pretest

Keterampilan Sosial pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ranks

KELAS N Mean Rank Sum of Ranks

SKOR EKSPERIMEN 15 17.60 264.00

KONTROL 15 13.40 201.00

Total 30

Test Statisticsb

SKOR Mann-Whitney U 81.000

Wilcoxon W 201.000

Z -1.308

Asymp. Sig. (2-tailed) .191 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .202a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: KELAS

(3)

Pada tabel 4.2, jumlah subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 15 orang siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol sebanyak 15 siswa. Skor ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen=17,60 dan skor ranking rata-rata untuk kelompok kontrol=13,40. Sedangkan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,191>0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan sosial pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, sehingga eksperimen dapat dilanjutkan dengan memberikan treatmen/perlakuan.

4.2.3. Tahap Kegiatan (Treatment/ perlakuan)

Penulis melakukan eksperimen kepada 15 siswa yang terpilih menjadi kelompok eksperimen mulai tanggal 9 Desember 2011 sampai tanggal 17 Desember 2011 dengan rangkaian bimbingan kelompok sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2011, durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa “ siswa mendiskusikan dalam kelompok materi tertulis tentang keterampilan sosial” adapun tahap kegiatannya sebagai berikut:

a. Tahap pembentukan : sebelum kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan terlebih dahulu diawali dengan doa yang dipimpin oleh penulis yang berperan sebagai pemimpin kelompok. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penulis sebagai pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Dilanjutkan dengan saling memperkenalkan diri yang dimulai dari pemimpin kelompok dan kemudian anggota kelompok pertama sebelah kiri pemimpin kelompok dengan menyebutkan nama, dilakukan secara berurutan sampai anggota terakhir (anggota

(4)

ke-15). Dan untuk mengakrabkan suasana, pemimpin kelompok membuat permainan kecil yaitu “Si Susi menari di menara”.

b. Tahap peralihan : Tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap berikutnya. Sebelum ke tahap berikutnya, pemimpin kelompok menanyakan kesediaannya untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok sampai akhir, ternyata semua anggota kelompok bersedia mengikuti sehingga kegiatan bimbingan kelompok ini dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.

c. Tahap kegiatan : Pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin kelompok mendiskusikan materi tertulis tentang “keterampilan sosial” yang terdiri dari pengertian,konstruk keterampilan sosial, dan sejumlah pertanyaan mengenai keterampilan sosial. Dalam tahap ini anggota terlibat aktif dalam diskusi.

d. Tahap pengakhiran : pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan kesan-kesan dan hasil- hasil kegiatan ini. Selanjutnya membahas kegiatan selanjutnya dengan ditentukan pada tangggal pelaksanaan.

e. Deskripsi hasil layanan: para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu keterampilan sosial, mereka bisa mengambil kesimpulan tentang apa itu keterampilan sosial dan juga memberikan contoh keterampilan sosial. Penulis meminta siswa membuat definisi keterampilan sosial dengan menggunakan kata- kata sendiri.

2) Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 desember 2011, durasi waktu 1

(5)

ekspresi emosi dan permainan dalam kelompok yang berkaitan dengan ekspresi emosi yaitu ”menemukan dan merasakan”. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan kemarin tentang keterampilan sosial. Para anggota sudah mengerti tentang keterampilan sosial.

b. Tahap peralihan : pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang berupa permainan tentang ekspresi emosi yaitu ”menemukan dan merasakan”

serta menjelaskan tata cara permainan tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap kegiatan: pada tahap ini anggota kelompok bermain semua, kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari permainan ini adalah untuk menunjukkan ekspresi wajah yang dirasakan siswa jika menghadapi suatu situasi.

Serta mendiskusikan pengalaman yang diperoleh.

d. Tahap pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini. Hasilnya sebagian besar anggota tertarik. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang ditentukan pada tanggal 12 Desember 2011. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi hasil layanan: sebagian besar para anggota kelompok menikmati permainan tersebut. Kiat yang dilakukan agar dapat mencocokan ekspresi yang

(6)

tepat yaitu dengan membayangkan tentang kejadian-kejadian yang sudah tertulis di materi.

3) Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2011, durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa penjelasan mengenai kepekaan emosi dan permainan dalam bentuk membuat puisi. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan kemarin tentang ekspresi emosi. Para anggota sudah mengerti tentang ekspresi emosi.

b. Tahap peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang berupa permainan tentang kepekaan emosi yaitu ”membuat puisi” serta menjelaskan tata cara permainan tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap kegiatan : pada tahap ini anggota dibagi menjadi 3 kelompok masing – masing kelompok beranggota 5 orang. Kemudian peserta dibagikan kertas kosong. Peserta diminta membuat puisi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan oleh fasilitator. Siswa diminta membacakan puisi tersebut bergantian. Siswa lain diharuskan : mendengarkan dengan baik bagaimana ekspresi orang lain dan apa yang dirasakannya, mengungkapkan ekspresi emosinya, mendemonstrasikan keprihatinan dengan kata dan perbuatan misalnya jangan menertawakan teman.

Kemudian pemimpin kelompok dan para anggota menyimpulkan hasil kegiatan tersebut. Semua anggota terlibat aktif.

(7)

d. Tahap pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi lembar refleksi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang ditentukan pada tanggal 13 Desember 2011. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi hasil layanan: para anggota merasa nyaman berada dalam kelompok karena dapat mengerti tentang kepekaan emosi. Para anggota mau berkomitmen untuk mempraktekkan tentang kepekaan emosi.

4) Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2011, durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa penjelasan mengenai kontrol emosi dan permainan dalam bentuk bermain peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan kemarin tentang kepekaan emosi. Para anggota sudah mengerti tentang kepekaan emosi.

b. Tahap peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang berupa permainan tentang kontrol emosi yaitu bermain peran serta menjelaskan tata cara permainan tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap kegiatan : pada tahap ini siswa diminta memerankan peranan sesuai tema yang ditentukan. Siswa diminta memerankan peranan tersebut bergantian.Siswa

(8)

lain diminta menggunakan strategi mengontrol emosi yaitu: mempelajari situasi yang bagaimana yang menyebabkan kamu kehilangan kontrol atau membuat kamu marah, mengawasi perasaanmu dalam kondisi stress, menarik nafas dalam dan relaks ketika merasa kehilangan control, mengulang kata perasaan marah jadi dapat mengekpresikan sewajarnya dan santai dengan yang lain, puji dirimu karena dapat mengontrol emosi, sesudah selesai hasil pekerjaan siswa tersebut didiskusikan bersama – sama. Selanjutnya fasilitator mengajak peserta membahas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan dan kesan –kesan terhadap kegiatan tersebut.

Kemudian pemimpin kelompok dan para anggota menyimpulkan hasil kegiatan tersebut. Semua anggota terlibat aktif.

d. Tahap pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi lembar refleksi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang ditentukan pada tanggal 14 Desember 2011. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi hasil layanan: para anggota mampu mempraktekkan cara mengontrol emosi, yaitu dengan cara mereka menarik nafas dalam dan relaks ketika merasa kehilangan control, serta selalu ingat bahwa manusia adalah makluk sosial yang membutuhkan orang lain.

(9)

5) Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2011, durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa penjelasan mengenai ekspresi sosial dan permainan dalam bentuk bermain peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan kemarin tentang kontrol emosi. Para anggota sudah mengerti tentang kontrol emosi.

b. Tahap peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang berupa permainan tentang ekspresi sosial yaitu bermain peran serta menjelaskan tata cara permainan tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap kegiatan : pada tahap ini siswa diminta memerankan peranan sesuai tema yang ditentukan. Siswa diminta memerankan peranan tersebut bergantian.Siswa lain diminta menggunakan strategi ekspresi sosial yaitu: melihat bagaimana orang berbicara, menunggu poin ketika tak seorangpun berbicara, membuat komentar pendek yang tepat yang berhubungan dengan topik selama diskusi, memilih kata bahwa tidak akan menjadi serangan atau kebingungan orang lain, beri kesempatan orang lain untuk berpartisipasi. Sesudah selesai hasil pekerjaan siswa tersebut didiskusikan bersama – sama. Kemudian pemimpin kelompok dan para anggota menyimpulkan hasil kegiatan tersebut. Semua anggota terlibat aktif.

d. Tahap pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari

(10)

kegiatan ini dan mengisi lembar refleksi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang ditentukan pada tanggal 15 Oktober 2011. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi hasil layanan: para anggota kelompok mengatahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik, salah satunya adalah tidak memotong ketika orang lain sedang berbicara, menggunakan kata-kata yang sekiranya tidak menyinggung perasaan orang lain.

6) Pertemuan keenam dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2011, durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa penjelasan mengenai kepekaan sosial dan permainan yaitu permaianan “Komunikata” . Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan kemarin tentang ekspresi sosial. Para anggota sudah mengerti tentang ekspresi sosial.

b. Tahap peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang berupa permainan tentang kepekaan sosial yaitu permaiana “komunikata” serta menjelaskan tata cara permainan tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap kegiatan: pada tahap ini anggota kelompok bermain semua, kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari permainan ini adalah bertujuan untuk melatih menyampaikan berita secara verbal kepada orang lain. Pada tahap

(11)

orang. Setiap pemimpin kelompok akan mendapatkan pesan yang harus disampaikan ke anggota kelompok secara berantai. Selanjutnya siswa terakhir diminta menyebutkan pesan tersebut secara lisan dan keras. Semua anggota terlibat aktif dan antusias.

d. Tahap pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi lembar refleksi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang ditentukan pada tanggal 16 Desember 2011. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi hasil layanan: para anggota mengatur strategi bagaimana permainan tersebut dapat berhasil yaitu dengan cara mendengarkan dengan baik serta mengingat betul-betul setiap perkataan yang diucapkan oleh teman.

7) Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2011, durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa penjelasan mengenai kontrol sosial dan permainan yaitu bermain peran . Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok serta pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dan harapan- harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

(12)

b. Tahap peralihan: dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan berupa bermaian peran dalam bentuk kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mnanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan permaianan tersebut.

c. Tahap kegiatan : pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari bermain peran ini adalah untuk menolong siswa mengarahkan komunikasi verbal yang tidak menyinggung orang lain. Pemimpin kelompok membagi siswa menjadi 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Selanjutnya siswa diminta memerankan suatu peran sesuai skenario yang sudah ditentukan. Sesudah selesai pemimpin kelompok dan anggota mendiskusikan bersama – sama.

d. Tahap pengakhiran: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, kemudian pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan dan hasil dari bermain peran ini. Hasilnya sebagian besar anggota mengatakan sangat menikmati kegiatan bermain peran ini.

e. Deskripsi hasil layanan: sebagian besar anggota kelompok mengemukakan bahwa berpikir dahulu apa yang ingin dikatakan itu penting sebelum mulai berbicara, karena jika hal itu tidak dilakukan maka dapat menyinggung orang lain atau menyakiti orang lain.

8) Pertemuan kedelapan dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2011, durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa penjelasan mengenai manipulasi sosial dan permainan yaitu bermain peran . Adapun tahapannya sebagai berikut:

(13)

a. Tahap pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok serta pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dan harapan- harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

b. Tahap peralihan: dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan berupa bermaian peran dalam bentuk kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mnanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan permaianan tersebut.

c. Tahap kegiatan : pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari bermain peran ini adalah untuk membuat siswa mengubah situasi dengan tujuan memperoleh hasil dari kontak sosial. Pemimpin kelompok membagi siswa menjadi 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Selanjutnya siswa diminta memerankan suatu peran sesuai skenario yang sudah ditentukan.Siswa lain diminta mengomentari saat kelompok sudah melakukan bermain peran. Sesudah selesai pemimpin kelompok dan anggota mendiskusikan bersama – sama.

d. Tahap pengakhiran: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir, kemudian pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan dan hasil dari bermain peran ini. Hasilnya sebagian besar anggota mengatakan sangat menikmati kegiatan bermain peran ini.

e. Deskripsi hasil layanan: para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu manipulasi sosial. Mereka mampu menyebutkan bagaimanan cara agar orang lain mau menyetujui dan mengikuti apa yang kita mau yaitu dengan cara meyakinkan orang tersebut bahwa hal yang kita lakukan adalah tidak merugikan atau masih dalam batas kewajaran.

(14)

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil layanan Layanan

ke Materi Hasil layanan

1 Keterampilan

Sosial para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu keterampilan sosial, mereka bisa mengambil kesimpulan tentang apa itu keterampilan sosial dan juga

memberikan contoh keterampilan sosial. Penulis meminta siswa

membuat definisi keterampilan sosial dengan menggunakan kata-kata sendiri.

2 Ekspresi emosi sebagian besar para anggota kelompok menikmati permainan tersebut. Kiat yang dilakukan agar dapat mencocokan ekspresi yang tepat yaitu dengan membayangkan tentang kejadian- kejadian yang sudah tertulis di materi.

3 Kepekaan

emosi para anggota merasa nyaman berada dalam kelompok karena dapat mengerti tentang kepekaan emosi. Para anggota mau berkomitmen untuk

mempraktekkan tentang kepekaan emosi.

4 Kontrol emosi para anggota mampu mempraktekkan cara mengontrol emosi, yaitu dengan cara mereka menarik nafas dalam dan relaks ketika merasa kehilangan control, serta selalu ingat bahwa manusia adalah makluk sosial yang membutuhkan orang lain.

5 Ekspresi sosial para anggota kelompok mengatahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik, salah satunya adalah tidak memotong ketika orang lain sedang berbicara, menggunakan kata-kata yang sekiranya tidak menyinggung perasaan orang lain.

(15)

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil layanan (lanjutan)

6 Kepekaan

sosial para anggota mengatur strategi bagaimana permainan tersebut dapat berhasil yaitu dengan cara

mendengarkan dengan baik serta mengingat betul-betul setiap perkataan yang diucapkan oleh teman.

7 Kontrol sosial sebagian besar anggota kelompok mengemukakan bahwa berpikir dahulu apa yang ingin dikatakan itu penting sebelum mulai berbicara, karena jika hal itu tidak dilakukan maka dapat menyinggung orang lain atau menyakiti orang lain.

8 Manipulasi

sosial para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu manipulasi sosial. Mereka mampu menyebutkan bagaimanan cara agar orang lain mau menyetujui dan mengikuti apa yang kita mau yaitu dengan cara meyakinkan orang tersebut bahwa hal yang kita lakukan adalah tidak merugikan atau masih dalam batas kewajaran.

Secara keseluruhan pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan keterampilan sosial ini situasinya dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

4.2.3. Posttest (Tes Akhir)

Pengambilan data post test dilakukan setelah seluruh rangkaian kegiatan eksperimen selesai. Post test dilakukan pada tanggal 17 Desember 2011 yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, inventori

(16)

keterampilan sosial yang diberikan pada saat post test sama dengan inventori yang diberikan pada saat pre test.

4.3. Analisis Data

Pengujian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan pre test dan post test pada masing-masing kelompok untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat keterampilanl sosial untuk kelompok yang diberikan treatment dengan kelompok yang tidak diberikan treatment. Hasil dari pretest dan postest masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5 berikut.

Tabel 4.4

Pretest dan Posttest kelompok kontrol No Pretest Posttest

1 141 139

2 140 140

3 144 119

4 127 127

5 150 157

6 147 129

7 137 137

8 139 111

9 123 124

10 140 162

11 140 125

12 135 119

13 131 130

14 138 135

15 143 140

Pada data pretest dan post test kelompok kontrol di atas dapat dilihat

(17)

mengalami penurunan dalam skor posttest mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya layanan bimbingan kelompok, siswa masih belum dapat meningkatkan keterampilanl sosial mereka.

Tabel 4.5

Pretest dan Posttest kelompok eksperimen No Pretest Posttest

1 137 172

2 115 158

3 136 166

4 119 128

5 141 145

6 144 166

7 135 137

8 122 165

9 130 135

10 139 174

11 128 163

12 126 162

13 144 148

14 137 144

15 113 154

Pada data pre test dan post test kelompok eksperimen di atas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan pada semua siswa, hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya layanan bimbingan kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilanl sosial mereka.

(18)

Untuk mengetahui homogenitas pretest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Mean Rank dan uji Mann-Whiney Pretest

Keterampilan Sosial pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ranks

KELAS N Mean Rank Sum of Ranks

SKOR EKSPERIMEN 15 17.60 264.00

KONTROL 15 13.40 201.00

Total 30

Test Statisticsb

SKOR Mann-Whitney U 81.000

Wilcoxon W 201.000

Z -1.308

Asymp. Sig. (2-tailed) .191 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .202a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: KELAS

Pada tabel di atas, jumlah subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 15 orang siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol sebanyak 15 siswa. Skor ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen=17,60 dan skor ranking rata-rata untuk kelompok kontrol=13,40. Sedangkan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,191>0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan sosial pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(19)

Tabel 4.6 Mean Rank Post test

Keterampilan sosial

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Ranks

KELAS N Mean Rank Sum of Ranks

SKOR EKSPERIMEN 15 18.67 280.00

KONTROL 15 12.33 185.00

Total 30

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 15 siswa dan kelompok kontrol sebanyak 15 siswa. Skor ranking rata- rata untuk kelompok eksperimen=18,67 dan skor ranking rata-rata kelompok kontrol=12,33. Selisih Mean Rank post test antara kelompok kontrol dan eksperimen sebesar 6,34.

Table 4.7 Uji Mann Whitney Keterampilan sosial

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Test Statisticsb

SKOR Mann-Whitney U 65.000

Wilcoxon W 185.000

Z -1.972

Asymp. Sig. (2-tailed) .049 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .050a

a. Not corrected for ties.

Dari tabel 4.7, dapat diketahui koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,049 <

0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan sosial pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(20)

4.4. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “ Layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas VII G SMP Negeri 9 Salatiga tahun ajaran 2011/2012 ”. Hal ini di tunjukkan dengan nilai signifikansi 0,049< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilanl sosial antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada tabel 4.6, menunjukkan bahwa hasil mean rankskor ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen=18,67 dan skor ranking rata-rata kelompok kontrol=12,33. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial pada kelompok eksperimen. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

4.5. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini tampak bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial. Hal ini terbukti adanya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kelompok ekperimen adalah kelompok yang diberikan layanan bimbingan kelompok sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan layanan bimbingan kelompok. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig. (2- tailed) 0,049 < 0,05.

Dalam penelitian ini pada saat pretest skor siswa kelompok eksperimen memiliki tingkat keterampilanl sosial yang rendah hal yang sama dialami oleh

(21)

testuntuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan sosial pada kelompok

eksperimen. Dan dalam penelitian ini didapat bahwa kelompok eksperimen menunjukkan kenaikan keterampilan sosial sedangkan kelompok kontrol tidak menunjukkan kenaikan keterampilan sosial.

Menurut Gazda (dalam Prayitno, 1999) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu siswa dalam menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

Gazda (dalam Prayitno, 1999) juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vocasional, dan sosial. Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu bimbingan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik.

Dengan adanya bimbingan kelompok siswa kelas VII G yang memiliki keterampilan sosial yang rendah dapat mengetahui kelemahan-kelemahan mereka sehingga dapat meningkatkan keterampilan sosial mereka. Di dalam pelayanan bimbingan kelompok siswa diberikan simulasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk melatih keterampilan sosial siswa. Cara melakukan kegiatan ini sesuai dengan hasil penelitian Hasil penelitian Sulistiana(2011) yang berjudul “ Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana Tahun Pelajaran 2009/2010” yang menemukan

(22)

bahwatingkat keterampilan sosial siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok tergolong dalam kategori rendah dengan persentase 61,2% Setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok meningkat menjadi 75,9% dalam kategori tinggi. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 24%. Dalam penelitian ini simulasi kegiatan terbukti meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas VII G SMP Negeri 9 Salatiga.

Gambar

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil layanan  Layanan
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil layanan (lanjutan)
Tabel 4.6  Mean Rank Post test

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan berat lantai dan harga D untuk tingkat lantai tertentu tidak boleh berselisih lebih dari 1$  erban berselisih lebih dari 1$  erban tinggi# Gntuk

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat delapan tupoksi dari 10 tupoksi TN yang penjabaran pelaksanaannya berupa pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan

11 Novita, Nawawi, dan hakiem , “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Perkembangan UMKM di Kecamatan Leuwiliang (Studi pada BPRS Amanah UMMAH)”. Jurnal Ekonomi Islam

Berdasarkan grafik hubungan pengembangan dengan waktu di titik C pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6, tanah tanpa perkuatan kolom T-shape, mengalami pengembangan

96 Surakarta sudah berjalan dengan jadwal harian rutin dan mendapat dukungan dari pihak kepala sekolah, guru, peserta didik dan wali murid; dan (2) upaya pihak

Suawardi Endraswara (2005:5) membuat definisi bahwa, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak menyertakan angka-angka, tetapi mengutarakan kedalaman

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer adalah hasil pengukuran usap alat medis di ruang perawatan, data sekunder meliputi data umum dan

Keragaan dalam penelitian ini adalah keberhasilan program PUMP bidang P2HP di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung yang dinilai sesuai dengan dimensi keragaan pada petunjuk