• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ini bertujuan untuk membawa kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ini bertujuan untuk membawa kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan, dan perbaikan sesuai dengan perkembang di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik itu dari pelaksana pendidikan di lapangan ( Kompetensi dan kualitas tenaga pendidik ), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode, model, strategi, teknik, pendekatan pembelajaran yang lebih bervariasi dan inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan ini bertujuan untuk membawa kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan salah satu bagian komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Sekolah Dasar salah satu jenjang pendidikan yang berlangsung selama 6 tahun dan merupakan jenjang pendidikan formal level rendah yang sangat menentukan pembentukan karakter siswa kedepannya. Di level inilah awal mula anak mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga penanaman nilai-nilai yang nantinya akan berguna dalam kehidupannya.

Orang tua dan guru bahu-membahu mengarahkan anak agar mampu menjadi pribadi yang cerdas akademik, spiritual, dan juga emosionalnya. Pendidikan Sekolah Dasar memiliki peran sangat penting bagi perkembangan siswa, karena pada usia ini siswa sudah siap untuk belajar keterampilan untuk membaca dan menulis. Pada tahap ini pula siswa sudah dapat mengembangkan berbagai macam

(2)

konsep-konsep yang ada di kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pentingnya penanaman konsep untuk siswa duduk di bangku sekolah dasar.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 19 menyatakan bahwasanya kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran dan digunakan untuk pedoman dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Hidayat ( 20 : 2013) Kurikulum mempunyai berbagai macam arti yakni rencana pembelajaran, rencana belajar, siswa dan pengalaman belajar yang diperoleh murid di sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya kurikulum merupakan titik tumpu yang menjadi acuan atau dasar dari terwujudnya tujuan pendidikan tersebut. Pada tahun 2013 kurikulum di Indonesia sudah diperbarui dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 dalam hal pembaruan ini sangat dibutuhkan pembaruan dalam sistem pendidikannya, mengembangkan mutu pendidikan agar lebih layak, merubah atau mengembangkan metode, model, strategi, teknik, pendekatan, dan proses belajar mengajar yang lebih kreatif dan inovatif.

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik , dan lingkungannya ( Sudarwan Danim, 2011:5). Peran guru sangat penting bagi dunia pendidikan karena selain mentransfer ilmu pengetahuan ke siswa, guru juga dituntuk memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh bagi siswanya. Disisi lain guru harus menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa terutama pada pembelajaran Tematik. Pembelajaran yang menarik akan selalu disenangi dan diikuti oleh siswa, sehingga pembelajaran tersebut terkesan menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan di kelas. Pembelajaran

(3)

menyenangkan itu sendiri dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang cocok dengan suasana yang ada dalam diri siswa. Jika siswa tidak senang dengan pembelajarannya, maka mereka pasti tidak akan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa akan menjadi jenuh, mengantuk, pasif di kelas, bosan, dan bersikap bodo amat terhadap pembelajaran tersebut. Pada kondisi faktual yang ditemukan adalah tidak semua sekolah dasar memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk membantu proses pembelajaran, sedangkan untuk melakukan pembelajaran di luar kelas memerlukan waktu yang lama dan lebih sulit untuk mengkondisikan siswa.

Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut yaitu yang pertama adalah pembelajaran berpusat kepada siswa (Student Centered Approach), memberikan pengalaman secara langsung (bersifat kontekstual), pembelajaran secara terpadu, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan, bersifat fleksibel dan menyajikan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Pembelajaran tematik tema 7 Indahnya Keberagaman Di Negeriku subtema 1 Indahnya Keberagaman Di Negeriku siswa kurang memahami materi tersebut dikarenakan di dalam pembelajaran di tema ini mencakup keberagaman yang ada di Nusantara, hal ini disebabkan karena guru tidak menggunakan media pembelajaran saat menyampaikan materi. Guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah saja. Dan ini mengakibatkan siswa lebih ingin tahu materi tersebut. Menurut Hendratni (2016:2) penggunaan media untuk anak sekolah dasar merupakan hal yang penting, mengingat anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahapan operasional konkrit. Pada tahap tersebut anak baru mampu berfikir

(4)

sistematis mengangai benda-benda dan peristiwa yang konkrit, sehingga siswa memerlukan suatu media untuk memecahkan masalah yang bersifat abstrak.

Penggunaan media tematik akan membantu siswa dalam memahami konsep materi yang disampaikan.

Media adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan dapat dijadikan salah satu alternatif strategi yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan membantu keefektifan proses belajar, karena dengan adanya media akan memudahkan guru menyampaikan segala informasi dengan baik kepada siswa.

Sedangkan menurut Fajirini (2014:123) yang memaparkan bahwa kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehiduapan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat “ local knowledge” atau kecerdasaan setempat local genious dan berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga kebudayaannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal pada tanggal 25 Oktober 2019 di SDN 2 Ngranti dengan salah satu guru kelas 4, salah satu sekolah dasar di Tulungagung yaitu SDN 2 Ngranti ini berada di Boyolangu dan keadaan sekolah ini tidak begitu luas, lingkungan sekolah sangat dekat dengan rumah-rumah warga, ruang kelas yang cukup memadai, masih berakreditasi A, menggunakan kurikulum 2013, guru di kelas juga belum maksimal untuk menciptakan media yang lebih

(5)

menarik di dalam proses pembelajaran. .Dalam kegiatan belajar dan mengajar, pemilihan media belajar guru belum memberikan pengalaman yang konkrit terhadap siswanya. Penulis mengamati siswa kelas 4 yang memiliki karakter senang dengan hal-hal yang baru, suka berdiskusi dalam kelompok, lebih tertarik dengan media belajar yang bersifat konkrit dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Berdasarkan wawancara kepada guru kelas, beliau memaparkan bahwa guru masih kesulitan dalam menyampaikan materi belajar kepada siswa ketika materi tersebut masih bersifat abstrak, model pembelajaran yang guru terapkan juga msih kurang menarik, dan guru hanya menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi di kelas sehingga pembelajaran tidak efektif dan monoton.

Berdasarkan wawancara terhadap Ibu TTK selaku guru kelas 4 , beliau menyatakan bahwa siswa sering mengantuk dikelas dan bersikap bodoamat ketika materi yang akan diajarkan tidak disampaikan dengan metode atau model pembelajaran yang menyenangkan, guru juga hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan dalam hal menyampaikan materi sekaligus memperkuat isi materi, guru belum bisa memanfaatkan benda-benda disekitar dalam menyampaikan materi, terkadang guru juga hanya memberi contoh melalui gambar yang ada di buku tematik atau gambar yang sudah dicetak di kertas kemudian di tempelkan di papan tulis. Saat pembelajaran berlangsung, siswa terkadang asik mengobrol dengan teman sebangkunya dan bermain sendiri dengan temannya. Jika pembelajaran hanya fokus dengan buku tematik dan penyampaian pembelajaran hanya metode ceramah siswa merasa bosan dan sulit menerima materi yang disampaikan, sehingga guru disini membutuhkan fasilitas belajar seperti media yang konkrit. Pada tema 7 subtema 1 dalam pembelajaran sebelum-

(6)

sebelumnya guru kesulitan menyampaikan isi materi mengenai , dalam pembelajaran pada tema ini akan membahas mengenai cerita non fiksi, dan penjelasan ragam kebudayaan yang ada di Indonesia.

Berdasarkan analisis kebutuhan yang diambil dari data wawancara dan observasi awal pada tanggal 25 Oktober 2019 dengan adanya tema dan subtema ini dapat digunakan untuk memperkenalkan ragam kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya ragam kebudayaan yang ada di Kabupaten Tulungagung kepada siswa kelas 4, karena masih banyak siswa belum mengenal keragaman yang ada di daerah tepat tinggalnya. Itu dibuktikan saat wawancara dengan beberapa siswa kelas 4, kebanyakan mereka hanya mengetahui Reog Kendang adalah budaya asli Tulungagung. Padahal, banyak sekali kebudayaan yang ada di Tulungagung. Maka dari itu untuk menyampaikan materi mengenai keberagaman kebudayaan yang ada di Tulungagung penulis mengembangkan media yang bertema kearifan lokal Kabupaten Tulungagung. Dengan adanya media ini guru kelas dapat terbantu dalam hal lebih mudah mengatasi masalah pada saat pembelajaran berlangsung.

Setelah memahami kondisi di SDN 2 Ngranti Tulungagung khususnya pada kelas 4 , penulis berpendapat bahwa kelas 4 di SDN 2 Ngranti Tulungagung membutuhkan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan bersifat konkrit karena siswa kelas 4 di SDN 2 Ngranti adalah siswa yang suka berdiskusi kelompok, lebih tertarik dengan media pembelajaran yang membantu mengkonkritkan kearifan lokal yang dimiliki oleh Tulungagung. Oleh karena itu, penulis mengembangkan media berbentuk 3 dimensi yang disebut Maket. Media maket adalah suatu bentuk desain tiruan yang dibuat dengan skala kecil dan tiga dimensi. Media maket juga merupakan media berbentuk tiga dimensional yang

(7)

dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Kelebihan media maket sendiri yaitu dapat membantu dalam proses pembelajaran yang bersifat abstrak dibawa ke dalam sifat yang lebih konkrit dengan wujud atau bentuk desain yang menarik dan memberikan makna. Hal ini didukung dalam penelitian terdahulu oleh Imatul Khoiriyah (2015) menyatakan bahwa media maket berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya media pembelajaran yang konkrit ini seperti maket dapat menajdikan pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya pengembangan media belajar sebagai penunjang serta memudahkan seluruh siswa dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran tematik pada kelas 4 SDN 02 Ngranti.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka diperlukan adanya penelitian dengan judul “Pengembangan Media Maket Tulungagung’s Arts Pada Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Subtema 1 Kelas 4 Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu : 1. Bagaimana Pengembangan Media Maket Tulungagung’s Arts” pada Tema 7

Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku Kelas 4 Sekolah Dasar ?

2. Bagaimana efektivitas media maket Tulungagung’s Arts terhadap hasil belajar kelas 4 Sekolah Dasar?

(8)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis, peneliti memiliki beberapa tujuan penelitia. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Menghasilkan produk pengembangan Media Maket Tulungagung’s Arts pada Tema 7 Subtema 1 Keragaman Suku dan Agama di Negeriku Kelas 4 Sekolah Dasar.

2. Mendeksripsikan keeftivitasan media maket Tulungagung’s Arts pada Tema 7 Subtema 1 Keragaman Suku dan Agama di Negeriku Kelas 4 Sekolah Dasar.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan media pembelajaran yaitu media maket Tulungagung’s Arts Berbasis Kebudayaan Tulungagung pada Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku Pembelajaran ke-4 Kelas 4 Sekolah Dasar. Spesifikasi produk yang di kembangkan berdasarkan konstruk media, konten media dari tampilan medika maket Tulungagung’s Arts.

1. Berdasarkan Konstruk Media

Media maket Tulungagung’s Art terbuat dari papan kayu dengan ukuran 60 cm x 50 cm berbentuk persegi seperti meja dengan tema taman dalam bentuk tiruan tiga dimensi, alas dari media ini berwarna hijau tua dan terdapat tempat- tempat untuk meletakkan gambar keberagaman budaya yang ada di Tulungagung.

(9)

Gambar 1.1 Konstruk Maket Tulungagung’s Arts

2. Berdasarkan konten

Pada pengembangan media ini ditujukan ke materi yang ada di buku tematik kelas 4 :

a) Tema dan Subtema

Tema dan Subtema dalam pengembangan media maket “Tulungagung’s Arts” adalah Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku Pembelajaran ke-4.

b) Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

2.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks

4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks non fiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.

PPKn

3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keragaman suku bangsa,sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

4.4 Menyajikan berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia, serta hubungannya dengan katakteristik ruang.

(10)

IPS

3.2 Mengidentifikasi keberagaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas proses belajar tematik pada sekolah dasar kelas 4 agar menjadi pembelajaran yang lebih ideal untuk siswa. Pengembangan media belajar dapat memberikan motivasi siswa untuk memepelajari macam-macam kebudayaan khas Tulungagung.

Pengembangan media yang dikembangkan ini dapat memberikan wawasan bagi guru dalam merencanakan dan menciptakan proses belajar yang lebih menarik supaya materi yang disampaikan bisa diterima oleh siswa dengan baik dan tujuan belajar dapat dicapai dengan waktu yang lebih efisien.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan media maket Tulungagung’s Arts Berbasis Kebudayaan Tulungagung pada Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku Pembelajaran ke-4 Kelas IV Sekolah Dasar dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS didasarkan pada asumsi sebagai berikut :

1. Siswa kelas IV yang berjumlah 25 dapat menggunakan media maket Tulungagug’s Arts.

(11)

2. Guru dapat memanfaatkan dan menggunakan media maket Tulungagung’s Arts

Keterbatasan pengembangan media maket Tulungagung’s Arts untuk kelas IV Sekolah dasar dengan muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS sebagai berikut ini :

1. Media pengembangan hanya berfokus pada letak permasalahan yaitu mengenai keberagaman kebudayaan yang ada di Tulungagung.

2. Produk pengembangan hanya dapat digunakan pada pelajaran Tematik Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku Pembelajaran ke-4 Kelas IV Sekolah Dasar dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS.

3. Menerapkan media maket Tulungagung’s Art untuk siswa IV Sekolah Dasar.

G. Definisi Operasional

Penelitian ini memiliki definisi operasional atau istilah-istilah terkait dengan penelitian pendidikan yang akan diteliti, definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengembangan

Pengembangan merupakan suatu kegiatan dalam memanfaatkan sebuah teori yang sudah diuji kebenarannya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan atau hal-hal baru dengan cara memodifikasi dari suatu pengembangan dan teori yang sudah ada.

2. Media Pembelajaran

(12)

Media pembelajaran merupakan semua alat yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu menyampaikan informasi atau pengetahuan sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.

3. Media Maket

Media Maket merupakan bentuk tiruan yang tidak memungkinkan dibawa ke dalam ruang kelas karena faktor-faktor tertentu, sehingga bentuk tiruan ini dibuat dengan bentuk skala kecil dan tiga dimensi.

4. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dan subtema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

5. Tulungagung’s Art’s

Tulungagung’s Art’s merupakan keragamanan budaya yang ada di Kabupaten Tulungagung, seperti ragam batik yang ada di Tulungagung, ragam tari tradisional yang ada di Tulungagung seperti jaranan sentherewe dan reog kendang, dan budaya atau kesenian seperti temanten kucing, tiban, kentrung dan yang lainnya.

Gambar

Gambar 1.1 Konstruk Maket Tulungagung’s Arts

Referensi

Dokumen terkait

Matrik penelitian merupakan perwujudan ide awal dari topik atau judul serta rencana penelitian yang secara substansial menjabarkan secara ringkas dan jelas program

Dari gambar 2 terlihat bahwa pelet sinter UOz dari proses ADU dengan penambahan NbzOs 0,3% berat, berada dalam tahap awal sintering (initial stage) dim ana titik kontak antar

Karena masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan tubuh terutama yang berhubungan dengan manfaat air putih, dengan ini penulis ingin mencoba memberikan

Untuk pengolahan data jabatan diperlukan informasi jabatan yang meliputi :.. Untuk menyusun uraian jabatan perlu dilakukan tahapan pengumpulan data dengan menggunakan

Hasil studi pendahuluan semakin memantapkan peneliti untuk meneliti lebih dalam tentang “Hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi melakukan personal hygiene pada anak usia

Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Carolin dan Widiastuti (2019) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara usia ibu dengan persalinan preterm

Masukan dan saran dari praktisi pembelajaran pada validasi tahap pertama yaitu, perbaikan materi pada jenis Danau Maninjau, perbaikan keterangan siklus hidrologi

Grafik step respon hasil simulasi untuk sistem pengendalian kcc epatan putaran motor diesel high speed dengan menggunakan kontro l er logika fuzzy kctika motor dilakukan