• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

4. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT “X” didirikan pada tanggal 23 Nopember 1979, dalam rangka Undang- undang Penanaman Modal Dalam Negeri No.6/1968 berdasarkan akta Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H. No.37 tanggal 23 Nopember 1979. Akta pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/2/16 tanggal 2 Januari 1980.

Kegiatan operasi komersial perusahaan dimulai pada tahun 1984 dengan kapasitas produksi untuk BOPP (Biaxially Oriented Polypropylene) Film sebesar 4.500 ton per tahun, perluasan terhadap BOPP Film terjadi pada tahun 1989 dengan kapasitas 7.500 ton per tahun dan pada tahun 1993 dilakukan juga perluasan BOPP Film III dengan kapasitas 12.000 ton per tahun, serta melakukan perluasan produksi dengan menyelesaikan proyek Polyster Film pada tahun 1995 dengan kapasitas 12.000 ton per tahun. Pada tahun 1996, perseroan menyelesaikan perluasan BOPP Film IV dengan kapasitas 16.000 ton per tahun.

Pada bulan Juli 1990, Perseroan menawarkan 3 juta saham kepada masyarakat. Sampai dengan bulan Oktober 2000 modal yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 2,16 milyar lembar saham. Pada saat ini Perseroan merupakan salah satu produsen BOPP Film dan Polyster Film terbesar di Indonesia.

Saat ini kantor pusat dan pabrik utama Perseroan berpusat di Surabaya tepatnya di Jalan Raya Waru, Waru-Sidoarjo, Jawa Timur. Selain itu juga terdapat pabrik II di Jalan Raya Krian Km.26, Desa Keboharan. Walaupun demikian PT

“X” juga memiliki kantor di Jakarta tepatnya di Hayam Wuruk Plaza Tower.

Penempatan kantor di Jakarta adalah untuk menunjang pemasaran produknya

yang sampai ke luar negeri baik antara lain ke negara Cina, Hongkong, Australia,

(2)

Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Bangladesh, Pakistan, Vietnam dan Timur Tengah.

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan alat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh perusahaan dimana perusahaan dapat dipandang sebagai penetapan hubungan wewenang dengan perlengkapan untuk koordinasi struktural baik vertikal maupun horisontal diantara jabatan yang satu dengan yang lain.

Sehubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, maka disusun struktur organisasi PT.“X” untuk menunjukkan pembagian wewenang masing-masing bagian serta susunan dan hubungan antar bagian. Pembentukan struktur organisasi ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai perusahaan.

Pada struktur organisasi PT.“X”, Divisi Plain Film dan Divisi Metalized Grade Film berada dalam satu bagian dalam perusahaan, yaitu dalam Bagian Operasional bidang BOPP Plant. Karena luas dan beragamnya produksi yang ditangani oleh BOPP Plant maka setiap bidang usaha atau produksi ditangani oleh masing-masing divisi, hal ini dilakukan supaya manajer BOPP Plant mudah untuk mengontrol tingkat produksi yang dilakukan tiap divisi. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 4.1

4.1.3. Produksi dan Proses Produksi 4.1.3.1.Bidang Usaha Perusahaan

Produk utama dari Perseroan adalah BOPP Film dan Polyster Film yang digunakan secara luas sebagai kertas kaca pengemas untuk bermacam-macam barang.

Jenis dan aplikasi penggunaan BOPP Film dan Polyster Film antara lain sebagai berikut:

BOPP Film:

1. Heatseable Film:

• Bungkus luar tembakau / rokok

• Bungkus luar kaset audio / video

• Bungkus luar bahan kosmetik, biskuit, kembang gula, dan lain-lain.

(3)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. “X”

Sumber : Data Internal Perusahaan

President Director

Operational Director

Technical Director Finance & Adm. Director

Technical Centre Technical Service Research & Prod.

Development

Quality Assurance Project

Marketing & Sales BOPP Plant

Convering Engineering

Purchasing BOPET Plant

PPC & EDP Logistic

Internal Auditor Treasury

MIS HRD

GS

Legal & Licensing

(4)

2. Plain Film

• Untuk dicetak dan dilaminasi dengan plastik untuk pembungkus bahan makanan, deterjen, bumbu masak, dan lain-lain

• Pembungkus kartu ucapan, bunga, album foto, sampul buku, dan lain-lain.

3. Metalized Grade Film

• Pembungkus bingkisan, bunga, kalender,dekorasi, pembungkus makanan, dan lain-lain

4. Pressure Sensitive Adhevise Tapes Film: untuk pita perekat

5. Pearlized Film: untuk pembungkus permen, coklat, es krim, dan lain-lain 6. PVdC Film: untuk pembungkus rokok dan makanan yang memerlukan

properti halangan tinggi.

Polyster Film: untuk isolasi kabel dan drafting, stamping foil, percetakan, laminasi dan lapisan lacquer untuk dekorasi.

4.1.3.2.Proses Produksi 1. Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan adalah biji plastik murni yang banyak diimpor dari berbagai negara, antara lain Thailand, Kanada, Jepang, Australia, Singapura, Amerika Serikat, Finlandia, dan Korea. Sesuai dengan sifat dari industrinya yang mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi, sehingga bahan baku yang dibeli harus dengan kualitas yang tinggi agar tidak mengganggu proses produksi. Hasil yang diperoleh dari pengolahan biji plastik murni dinamakan Homopolymer, dimana merupakan inti dari film dan terdapat di tengah-tengah bagian film.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan untuk membuat Metalized Grade Film adalah:

- Copolymer: merupakan lapisan bagian yang melapisi Homopolymer

- Master Batch: material penyusun film yang nantinya berfungsi sebagai additive.

3. Peralatan atau mesin produksi

Peralatan yang dipergunakan dalam proses produksi pada umumnya adalah semi

otomatis yang dirancang sedemikian rupa sehingga merupakan suatu rangkaian

yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain.

(5)

Mesin-mesin ini beroperasi full time. Untuk menjaga agar mesin dapat beroperasi dengan baik, maka mesin-mesin tersebut diawasi oleh operator-operator. Karena mesin dijalankan 24 jam selama sehari, maka jam kerja karyawan dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pertama dimulai pk 08.00 sampai dengan pk 16.00, shift kedua mulai pk 16.00 sampai dengan pk 00.00, shift ketiga mulai pk 00.00 sampai dengan pk 08.00. shift-shift ini khusus untuk bagian produksi, sedang karyawan lain bekerja non shift dimulai pk 08.00 sampai dengan pk 17.00.

Peralatan atau mesin yang dipergunakan yaitu:

• Chill Roll: mesin ini digunakan untuk tempat pemanasan dari bentuk butiran- butiran kecil menjadi lembaran film yang kuat

• Machine Dirention Orientation (MDO): mesin ini digunakan untuk menarik lembaran film agar menjadi lebih panjang

• Transverse Dirention Orientation (TDO): mesin ini dipergunakan untuk menarik lembaran film sehingga memperoleh ketebalan terakhir sesuai dengan yang diinginkan

• Thicness Gauge Control: mesin untuk mengontrol ketebalan film dengan sistem komputer

• Jumbo Slitter: mesin pemotong lembaran film

• Winder Machine: mesin penggulung lembaran film dengan menggunakan komputer pengontrol dengan tegangan yang sudah diatur.

4. Alur Produksi

Alur dari proses produksi adalah sebagai berikut:

• Dari tempat penyimpanan bahan baku, diawasi oleh alat pengangkut ke tempat penyaluran yang mengalirkannya ke mesin pemanas (Chill Roll Water)

• Dalam tabung tersebut terdapat bahan baku yang berupa butiran-butiran kecil dipadatkan dan diproses menjadi lembaran film yang kuat dan panjang

• Dari mesin ini butiran tersebut sudah dibentuk menjadi lembaran film seperti kertas bening dan transparan

• Selanjutnya lembaran film tersebut masuk ke mesin MDO. Disini cairan yang

sudah berbentuk lembaran film yang bening, transparan dan panjang akan

ditarik lagi supaya lebih panjang dari semula

(6)

• Proses selanjutnya masuk ke dalam mesin TDO. Disini lembaran film yang bening, transparan dan panjang mengalami proses penarikkan kembali untuk memperoleh ketebalan akhir yang diinginkan

4.1.4. Desentralisasi Plain Film dan Metalized Grade Film

Desentralisasi pada Divisi Plain Film dan Divisi Metalized Grade Film berarti manajer tingkat atas (Manajer Puncak) memberikan wewenang pada manajer kedua divisi untuk bebas membuat keputusan terhadap penjualan dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan produksi, karena Divisi Plain dan Metalized merupakan sebuah pusat laba dan bukan pusat pertanggungjawaban yang lain (pusat biaya, pusat investasi, pusat pendapatan). Sebagai suatu pusat laba, Divisi Plain dan Metalized berhak menentukan besarnya harga jual, supplier bahan baku, besarnya produksi yang dilakukan, dan keputusan lain yang menyangkut divisinya.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Volume dan Jenis Produk

Dibawah ini merupakan volume dan jenis produk yang dihasilkan oleh Divisi Plain Film dan Divisi Metalized Grade Film dalam tahun berjalan 2002.

kapasitas produksi normal sebesar 5.000 ton / tahun untuk divisi Plain dan divisi Metalized.

Tabel 4.1 Volume Produksi Tiap Divisi untuk Tahun 2002

Tahun Divisi Jenis

Produksi Volume Produksi

(ton) Penggunaan mesin produksi

PL 1.760 35%

PPL 1.300 26%

2002 Plain Film

ME 1.340 27%

PML 1.911 42%

PMPL 1.274 28%

2002 Metalized Grade Film

MME 1.365 30%

Sumber: Data Internal Perusahaan

(7)

Tabel 4.2 Tipe Produk Divisi Plain Film

Tipe Kegunaan PL

Untuk kepentingan dicetak dan dilaminasi dengan plastik metal untuk pembungkus makanan

PPL Pembungkus kartu ucapan ME Pembungkus bunga, kalender, dll Sumber: Data Internal Perusahaan

Tabel 4.3 Tipe Produk Divisi Metalized Grade Film

Tipe Kegunaan PML Untuk kepentingan dicetak dan dilaminasi dengan plastik metal untuk

pembungkus makanan PMPL Untuk bingkisan, dekorasi MME Pembungkus bunga, kalender, dll Sumber: Data Internal Perusahaan

4.2.2. Volume Penjualan dan Harga Jual

Volume penjualan dan harga jual dari masing-masing produk pada tiap divisi pada tahun berjalan 2002 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4 Volume Penjualan dan Harga Jual Tiap Produk Divisi Plain Film

Volume Penjualan (ton) Tahun Divisi Penjualan

PL PPL ME Lokal 420

@ Rp 13.410.000,- 750

@ Rp 13.150.000,- 320

@ Rp 12.510.000,- Ekspor 380

@ Rp 15.198.000,- 550

@ Rp 14.957.000,- 230

@ Rp 14.563.000,- 2002 Plain

Film

Transfer

Produk 960 0 790

Sumber: Data Internal Perusahaan

Tabel 4.5 Volume Penjualan dan Harga Jual Tiap Produk Divisi Metalized G Film

Volume Penjualan (ton)

Tahun Divisi Penjualan

PML PMPL MME Lokal 851

@ Rp 15.704.000,- 654

@ Rp 17.850.000,- 700

@ Rp 17.875.000,- 2002 Metalized

Grade Film

Ekspor 860

@ Rp 16.882.000,- 620

@ Rp 18.835.000,- 665

@ Rp 18.575.000,-

Sumber: Data Internal Perusahaan

(8)

4.2.3. Data Biaya Divisi Plain Film dan Metalized Grade Film

Data biaya divisi Plain Film dan Metalized Grade Film untuk masing- masing produk dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2, sedangkan data biaya variabel dan tetap divisi Plain Film dan divisi Metalized Grade Film dapat dilihat pada lampiran 15 sampai dengan lampiran 18.

4.2.4. Transfer Produk

Barang yang ditransfer antar kedua divisi hanya untuk produk PL dan ME saja, sedangkan untuk produk PPL divisi Plain tidak mentransfer kepada pihak Metalized. Pendapatan yang diperoleh untuk produk PPL untuk semua penggunaan metode harga transfer tidak terpengaruh, karena tidak ditransfer kepihak manapun melainkan langsung dijual kepada pihak eksternal. Produk PL yang ditransfer oleh Plain akan diolah menjadi dua macam produk oleh Metalized yaitu PML dan PMPL.

Untuk mempermudah mengetahui dampak dari metode harga transfer, maka transfer untuk produk PL akan dianggap digunakan dahulu untuk PML, sedangkan untuk PMPL dianggap menggunakan sisa transfer barang dan persediaan bahan baku yang telah ada (persediaan awal). Kebijakan lain dari perusahaan adalah adanya ketetapan bagi Plain untuk mentransfer produknya minimal sebesar 400 ton/tahun untuk PL dan 350 ton/tahun untuk ME.

4.2.5. Kebijakan Penentuan Harga Transfer

Kebijakan penentuan harga transfer yang berlaku di dalam PT “X” adalah sebagai berikut:

Selama ini penetapan harga transfer berdasar negosiasi antara divisi Plain Film dan divisi Metalized Grade Film. Divisi Plain Film menjual prodiknya, yaitu PL dan ME sebagian kepada Divisi Metalized Grade Film dan sebagian langsung ke konsumen akhir baik lokal maupun ekspor. Demikian juga dengan Divisi Metalized Grade Film juga menjual barangnya kepada pihak luar baik lokal maupun ekspor.

Penetapan Harga Transfer berdasarkan Negosiasi

(9)

Perhitungan Harga Pokok Penjualan per unit untuk jenis produk PL dan ME:

Table 4.6. Perhitungan Harga Pokok Untuk PL dan ME

PL ME

Biaya bahan baku 5.781.031.401 4.410.467.089 Biaya tenaga kerja 726.815.664 553.371.017 Biaya overhead 1.941.543.388 1.411.847.655 Total biaya produksi 8.449.390.453 6.366.685.761

Unit yang diproduksi 1.760 ton 1.340 ton

Hpp/ ton (harga transfer minimal) 4.800.790/ton 4.751.258/ton Harga Pasar 13.410.000/ton 12.510.000/ton Sumber: Data Internal Perusahaan.

Berikut penghitungan yang dilakukan oleh kedua divisi:

PL ME

Harga pasar/ton plastik kaca Rp 13.410.000 Rp 12.510.000 Harga transfer minimal/ton 4.800.790 4.751.258 Rp 18.210.790 Rp 17.261.258 Harga transfer = 18.210.790 / 2 = Rp 9.105.395,-/ton.

Harga transfer = 17.261.258 / 2 = Rp 8.630.629,-/ton.

Agar mempermudah mengetahui sejauh mana dampak yang timbul jika perusahaan menggunakan suatu metode harga transfer tertentu, maka penjualan dan harga jual kepada pihak eksternal diasumsikan tidak mengalami peningkatan atau penurunan (tetap).

4.2.6. Permintaan Pasar

Permintaan pasar untuk barang yang dihasilkan oleh divisi Plain dan divisi

Metalized Grade cukup tinggi. Hal ini dikarenakan produsen yang menghasilkan

produk ini (flexible packaging film) belum banyak di Indonesia, saat ini di

Indonesia hanya ada lima produsen. Jadi apabila divisi Metalized tidak mau

membeli barang dari divisi Plain, maka divisi Plain masih dapat menjual

produknya kepada pihak luar. Dan apabila divisi Metalized Grade tidak membeli

bahan bakunya dari divisi Plain, divisi Metalized masih tetap mempunyai

kebebasan untuk membeli bahan bakunya dari pihak luar dengan kualitas yang

sama dan mungkin harga yang lebih rendah dari harga pasar yang berlaku.

(10)

4.2.7. Alokasi Biaya Perusahaan (Common Cost).

Alokasi perusahaan berupa pembayaran kas kepada direktur, beban pajak penghasilan, penyusutan bangunan dan prasarana, penyusutan alat pengangkutan, penyusutan mesin dan peralatan, beban bunga dan beban asuransi. Pengalokasian biaya perusahaan berupa pembayaran kas kepada direktur berdasarkan besarnya penjualan dari masing-masing divisi, departemen HRD alokasinya berdasarkan jumlah karyawan. Tabel 4.6 dibawah ini merupakan tabel rincian dari alokasi biaya perusahaan kepada masing-masing divisi.

Tabel 4.7. Alokasi Biaya Perusahaan Kepada Masing-Masing Divisi

Plain Film Metalized Grade Keterangan

PL PPL ME PML PMPL MME

Alokasi

Perusahaan:

Beban gaji Direktur 622.12.000 513.24.900 41.993.100 65.139.600 54.854.400 51.426.000

Beban PPh 412.53.186 340.33.878 27.845.901 41.161.874 34.662.630 32.496.216

Beban gedung (termasuk asuransi, pemeliharaan dan

keamanan 424.93.848 350.57.425 28.683.348 41.952.592 35.328.498 51.426.000

Penyusutan Alat

Pengangkutan 296.50.306 244.61.502 20.013.957 37.327.155 31.433.393 29.468.806

Penyusutan Mesin

dan Peralatan 573.02.549 472.74.603 38.679.221 62.770.403 52.859.287 51.426.000

Departemen keuangan ( termasuk beban

bunga) 329.28..914 271.66.354 22.227.017 36.012.028 30.325.918 28.430.548

Departemen HRD 294.23.582 242.74.455 19.860.918 32.541.547 27.403.408 25.690.695

Total Alokasi

Perusahaan 295.264.385 243.593.118 199.303.460 316.905.199 266.867.536 270.364.266

Sumber: Data Internal Perusahaan.

4.2.8. Dasar Perhitungan Pengenaan Pajak

Perhitungan pengenaan pajak sesuai dengan tarif pajak yang berlaku untuk Badan Usaha, yaitu sebesar 10%, 15% dan 30%.

4.3. Analisa dan Pembahasan

4.3.1. Perbandingan Berbagai Metode Harga Transfer dalam Menghasilkan

Laba Tiap Divisi dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Kinerja Manajer

(11)

4.3.1.1.Penetapan Harga Transfer Berdasarkan Metode Harga Pasar dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Kinerja Manajer

Pada tahun 2002 harga pasar yang berlaku untuk satu ton plastik kaca transparan untuk jenis produk PL adalah sebesar Rp 13.410.000,-, sedangkan untuk jenis produk ME adalah sebesar Rp 12.510.000,-. Perhitungan harga transfer dengan menggunakan metode harga pasar, maka harga pasar yang berlaku digunakan sebagai harga transfer dari Divisi Plain Film ke Divisi Metalized Grade Film. Laporan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 19.

Berdasarkan laporan laba rugi maka laba yang diperoleh dari penggunaan metode harga pasar bagi kedua divisi, dengan asumsi harga jual kedua divisi kepada pihak eksternal tetap adalah sebagai berikut:

Divisi Plain Film memperoleh laba dari produk PL sebelum pajak sebesar Rp 13.761.311.030,- dan dari produk ME sebesar Rp 9.292.622.406,-. Sedangkan divisi Metalized Grade Film memperoleh laba sebelum pajak untuk produk PML sebesar Rp 6.119.587.343,-, produk PMPL sebesar Rp 7.584.608.895,- dan untuk ME sebesar Rp 3.605.087.673,-.

Berdasarkan perhitungan penilaian kinerja yang terdapat pada lampiran 28 sampai dengan lampiran 32, maka dari penggunaan metode harga pasar maka divisi Plain Film akan diperoleh laba bersih sebesar Rp 8.993.771.725,- untuk produk PL dan untuk ME sebesar Rp 5.993.778.360,-. Sedangkan divisi Metalized

Grade Film sebesar Rp 621.200.621,- dari produk PML, PMPL sebesar Rp 1.588.717.772,- dan produk MME sebesar Rp 3.044.376.722,- dimana laba

bersih merupakan salah satu perhitungan yang diperoleh untuk menilai kinerja manajer. Penggunaan metode harga pasar sangat menguntungkan bagi divisi Plain Film, karena laba bersih yang diterima oleh divisi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan metode negosiasi, karena laba bersih yang

diterima mengalami penurunan dari Rp. 2.870.683.661,- menjadi Rp. 621.200.621,- untuk PML dan PMPL dari Rp. 3.199.909.999,- menjadi

Rp. 1.588.717.772,- dan untuk MME sebesar Rp. 4.570.000.591,- menjadi

Rp. 3.044.376.722,-. Selain itu opportunity cost yang hilang akibat perubahan

metode sangat besar pengaruhnya bagi Metalized Grade,

(12)

4.3.1.2.Penetapan Harga Transfer Berdasarkan Metode Biaya Penuh (Full Cost) dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Kinerja Manajer

Berikut adalah biaya-biaya yang termasuk untuk perhitungan harga transfer berdasarkan metode biaya penuh:

Table 4.8. Perhitungan Harga Transfer untuk Metode Full Cost

Biaya produksi: PL ME

- Biaya bahan baku 5.781.031.401 4.401.467.089 - Biaya tenaga kerja 726.815.664 553.371.017 - Biaya overhead 1.941.541.588 1.411.847.655 Total biaya produksi 8.449.388.653 6.366.685.761

Biaya non produksi:

- Biaya administrasi & umum 1.375.677.665 1.047.390.950 - Biaya penjualan 1.337.463.976 1.018.296.436 Total biaya non produksi 2.713.141.641 2.065.687.386 Total Biaya Divisi Plain Film 11.162.532.094 8.432.373.147

Unit yang diproduksi 1.760 ton 1.340 ton

Harga transfer 6.342.347/ton 6.292.816/ton

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Perhitungan laporan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 20. Hasil perhitungan laba rugi yang diperoleh dari penggunaan metode biaya penuh bagi kedua divisi, dengan asumsi harga jual kedua divisi kepada pihak eksternal tetap adalah sebagai berikut:

Divisi Plain Film memperoleh laba sebesar Rp 6.333.562.826,- dengan total penjualan sebesar Rp 17.496.093.120,- untuk produk PL dan untuk produk ME

penjualan sebesar Rp 12.324.014.640,- dan laba sebelum pajak sebesar Rp 3.891.641.493,-. Sedangkan divisi Metalized Grade Film memperoleh laba

sebesar Rp 12.480.475.043,- dari produk PML, produk PMPL sebesar Rp 8.008.668.075,- dan untuk ME sebesar Rp 8.516.663.033,-.

Perhitungan penilaian kinerja manajer dapat dilihat pada lampiran 28 sampai dengan 32. Berdasarkan perhitungan dalam lampiran, maka penggunaan

metode biaya penuh, maka divisi Plain memperoleh laba bersih sebesar Rp 4.244.308.909,- untuk PL dan Rp 2.555.675.608

,-

. Sedang Metalized

memperoleh laba bersih sebesar Rp 4.314.585.421,- untuk PML, PMPL sebesar

Rp 4.233.904.635,- dan MME Rp 3.258.092.637,-. Berdasarkan penilaian

(13)

kinerjanya, divisi Metalized memperoleh laba bersih yang jauh lebih baik dibanding divisi Plain Film.

Akan tetapi bila dibandingkan dengan penilaian kinerja manajer yang diperoleh dengan menggunakan metode biaya penuh dengan menggunakan metode negosiasi, bagi divisi Plain penggunaan metode ini tidak menguntungkan, karena laba bersih yang diterimanya bila menggunakan metode negosiasi lebih

besar yaitu Rp 6.199.382.701,- untuk produk PL dan untuk ME sebesar Rp 3.862.181.795,- . Sedangkan bagi divisi Metalized penggunaan metode biaya

penuh akan menguntungkan divisinya, walaupun semua biaya dibebankan kepada divisinya, harga transfernya masih tetap lebih rendah dibandingkan jika harga transfer ditentukan berdasarkan metode negosiasi.

4.3.1.3.Penetapan Metode Harga Transfer Berdasarkan Metode Biaya Variabel (Variable Cost) dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Kinerja Manajer Pada metode biaya variabel, Factory Overhead yang tetap akan dikeluarkan sehingga yang tersisa hanya biaya variabel saja dan ditambah dengan semua biaya administrasi & umum variabel serta biaya penjualan variabel. Berikut adalah biaya variabel yang digunakan untuk menghitung harga transfer berdasarkan metode ini:

Table 4.9 Perhitungan Harga Transfer untuk Metode Variable Cost

Biaya produksi: PL ME

- Biaya bahan baku 5.781.031.401 4.401.467.089

- Biaya tenaga kerja 726.815.664 553.371.017

- Biaya overhead variabel 1.636.824.600 1.179.847.220 Total biaya produksi 8.144.671.665 6.134.685.326

Biaya non produksi:

- Biaya administrasi & umum variabel 373.372.852 284.272.512 - Biaya penjualan variabel 708.088.793 539.113.058 Total biaya non produksi 1.081.461.645 823.385.570 Total biaya variabel PL 9.226.133.310 6.958.070.896

Unit yang diproduksi 1.760 ton 1.340 ton

Harga transfer 5.242.121/ton 5.192.590 / ton Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Perhitungan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 21.

(14)

Berdasar laporan laba rugi maka hasil yang diperoleh dari penggunaan metode biaya variabel bagi kedua divisi, dengan asumsi harga jual kedua divisi kepada pihak eksternal tetap adalah sebagai berikut:

Divisi Plain Film memperoleh laba sebesar Rp 5.277.345.866,- dengan penjualan

PL sebesar Rp 16.439.876.160,-, dan untuk ME laba yang diperoleh sebesar Rp 3.024.832.953,-. Sedangkan divisi Metalized Grade Film memperoleh laba

sebesar Rp 13.470.678.443,- dari penjualan sebesar PML Rp 31.141.224.000,-,

untuk PMPL sebesar Rp 8.074.681.635,- dan untuk MME sebesar Rp 9.383.471.573,-.

Perhitungan penilaian kinerja manajer yang menjadi dasar pengambilan keputusan metode harga transfer yang terbaik bagi kedua divisi dapat dilihat pada lampiran 28 - 32. Hasil yang diperoleh dari perhitungan penilaian kinerja manajer adalah sebagai berikut:

Laba bersih dari masing-masing divisi, Plain memperoleh laba bersih sebesar Rp 3.542.757.037,- untuk PL dan Rp 1.948.737.647

,-

untuk ME. Sedang

Metalized memperoleh laba bersih sebesar Rp 4.889.537.471,- untuk PML, PMPL sebesar Rp 4.838.914.005,- dan MME Rp 5.939.489.418,-. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dan dibandingkan dengan metode negosiasi, bagi manajer divisi Plain Film penggunaan metode biaya variabel mengakibatkan penilaian kinerjanya menurun jika dibandingkan dengan metode negosiasi. Hal ini dikarenakan biaya variabel yang dibebankan sebagai harga jual kepada Metalized jauh lebih rendah daripada harga negosiasi yang ditetapkan, dan juga penggunaan metode ini berarti menurunkan pendapatan internal yang diperoleh divisi Plain Film. Sedangkan bagi divisi Metalized Grade Film penetapan harga transfer berdasarkan biaya variabel sangat menguntungkan, karena harga bahan baku yang ditransfer lebih rendah dibandingkan harga negosiasi yang telah disepakati.

Dengan harga jual yang tetap dan harga bahan baku yang rendah, maka

keuntungan yang diperoleh semakin besar.

(15)

4.3.1.4.Penetapan Harga Transfer Berdasarkan Metode Negosiasi dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Kinerja Manajer

Pada perhitungan yang terdapat pada Tabel 4.6 diketahui bahwa harga transfer yang disepakati oleh kedua divisi adalah sebesar Rp. 9.105.395,-/ton,-.untuk PL dan Rp 8.630.629,-/ton untuk ME, jumlah barang yang ditransfer untuk jenis produk PL sebesar 960 ton. Perhitungan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 22.

Hasil perhitungan laba rugi yang diperoleh dari penggunaan metode biaya variabel bagi kedua divisi adalah sebagai berikut:

Divisi Plain Film memperoleh laba sebesar Rp 8.986.088.906,- untuk PL dengan

total penjualan sebesar Rp 20.148.619.200,- dan untuk ME sebesar Rp 14.190.452.050,- dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 5.738.513.763,-.

Sedangkan divisi Metalized Grade Film memperoleh laba sebesar Rp 9.993.731.843,- dari produk PML, sedang dari PMPL sebesar Rp 7.842.885.195,- dan dari MME sebesar Rp 6.669.790.763,-.

Sedangkan berdasarkan perhitungan penilaian kinerja dapat dilihat pada Lampiran 28 - 32. Hasil perhitungan penilaian kinerja manajer menghasilkan laba bersih bagi Plain sebesar Rp 6.199.382.701,- untuk PL dan Rp 3.862.181.795

,-

untuk ME. Sedang Metalized memperoleh laba bersih sebesar Rp 2.870.683.661,- untuk PML, PMPL sebesar Rp 3.199.909.999,- dan MME Rp 4.570.000.591,- Penggunaan metode negosiasi bila dibandingkan dengan metode harga pasar sangat tidak menguntungkan bagi divisi Plain Film, karena laba bersih yang diperoleh lebih rendah. Bagi divisi Metalized penggunaan metode negosiasi bila dibandingkan dengan metode pasar dan metode biaya penuh juga tidak baik, akan tetapi jika penilaian kinerja berdasarkan metode biaya variabel akan lebih menguntungkan dibanding menggunakan metode negosiasi.

Penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi seharusnya tidak akan

menimbulkan masalah, karena merupakan kesepakatan dari kedua divisi. Akan

tetapi penetapan harga transfer negosiasi ternyata tidak memuaskan manajer

kedua divisi. Walaupun harga yang disepakati berada diantara harga pasar dan

harga pokok produksi, divisi Plain Film mengharapkan harga transfer yang tidak

terlalu jauh dari harga pasar yang berlaku sedangkan divisi Metalized

mengharapkan harga yang mendekati harga pokok produksi.

(16)

4.3.1.5.Penetapan Harga Transfer berdasarkan Metode Arbitrasi dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Kinerja Manajer

Metode arbitrasi akan digunakan apabila tidak tercapai kesepakatan antara manajer divisi Plain Film dan divisi Metalized Grade Film dalam penentuan harga transfer. Penerapan metode ini membutuhkan pihak ketiga untuk mengarbitrasi harga transfer supaya masing-masing divisi dapat melakukan transaksi kembali.

Dalam hal ini penulis mencoba menjadi pihak ketiga yang mencoba membantu menyelesaikan masalah dalam menentukan harga transfer dari masing- masing divisi. Dalam kasus ini, divisi Plain Film mentransfer plastik kaca transparannya kepada divisi Metalized Grade Film sebesar 960 ton (55%) untuk produk PL dan 790 ton (60%) untuk produk ME kepada pihak internal dan sebesar 45% produk PL dan 40% produk ME untuk pihak eksternal. Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka kedua divisi akan mengambil cara:

1. Divisi Metalized akan mengambil bahan baku plastik kaca transparannya dari dalam perusahaan sebesar 400 ton (42%) dan 350 ton (44%) sesuai dengan ketetapan yang ada dalam perusahaan dan akan mengambil sisanya dari luar atau pasar sebesar yang dibutuhkan divisinya, yaitu 58% untuk PL dan 56%

untuk ME.

2. Divisi Plain Film untuk produk PL akan menjual sesuai dengan ketentuan perusahaan sebesar 400 ton dan 350 ton kepada divisi Metalized, dan menjual sisanya kepada pihak eksternal. Dengan asumsi bahwa semua barang yang tidak ditransfer seluruhnya dijual lokal.

Berikut perhitungan laba dari kedua divisi apabila tidak terjadi kesepakatan antar keduanya:

Tabel 4.10.Total Pendapatan Plain Film Apabila Penjualan Dengan Harga Pasar

PL: ME

Lokal 820 ton @ Rp.13.410.000,- 10.996.200.000 670 ton @ Rp.12.510.000,- 8.381.700.000 Ekspor 380 ton @ 15.198.000,- 5.775.240.000 230 ton @ Rp. 14.563.000,- 3.349.490.000 Transfer: 400 ton @ Rp 13.410.000,- 5.364.000.000 350 ton @ Rp 12.510.000, 4.378.500.000 Total

Pendapatan 22.135.440.000 16.109.690.000

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

(17)

Biaya tetap yang ditanggung untuk produk PL sebesar Rp. 1.936.396.984,- dan untuk ME sebesar Rp. 1.474.302.250,-

Estimasi biaya variabel yang ditanggung oleh divisi Plain Film berdasarkan atas penjualan PL seluruh dari total produksi dan ME seluruh dari total produksi yang mungkin terjadi meskipun divisi Metalized Grade tidak mengambil barang dari divisi Plain Film.

PL : Rp. 9.226.133.309,- ME: Rp. 6.598.070.896,-

Perhitungan Laporan laba rugi (perkiraan) untuk Divisi Plain Film dapat dilihat pada Lampiran 23.

Table 4.11 Pendapatan Metalized Grade Film

PML PMPL MME

Lokal 951ton

@ 15.704.000 14.934.504.000 654 ton

@ 17.850.000 11.673.900.000

700 ton

@ 17.875.000 12.512.500.000 Ekspor

960 ton

@ 16.882.000 16.206.720.000

620 ton

@ 18.835.000 11.677.700.000

665 ton

@ 18.575.000 12.352.375.000 Total

Pendapatan 31.141.224.000 23.351.600.000 24.864.875.000

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Biaya yang digunakan berdasarkan penghitungan harga transfer dengan menggunakan metode harga pasar, karena apabila tidak melakukan pembelian bahan baku dari divisi Plain Film maka divisi Metalized Grade Film harus melakukan pembelian bahan baku dari pihak luar dan harga pasar yang berlaku pada tahun 2002 adalah Rp 13.410.000,- untuk PL dan Rp 12.510.000,- untuk ME. Tabel 4.7 dibawah ini akan menunjukan beban yang timbul dari divisi Metalized Grade Film dari masing-masing produk yang dihasilkan.

Table 4.12 Beban Masing-masing Produk Divisi Metalized

PML PMPL MME

Beban produksi:

- Beban bahan baku metal 6.995.255.086 4.663.503.391 4.996.610.776 - Beban bahan baku plain 12.069.000.000 804.600.000 9.882.900.000 - Beban bahan baku plain

(persediaan bahan baku) 6.327.300.000 2.125.004.000 - Beban tenaga kerja 787.650.671 525.100.447 562.607.622 Beban overhead 2.211.554.077 1.474.369.385 1.579.681.484 Total beban produksi 22.063.459.834 13.794.873.223 19.146.803.882

(18)

Beban non produksi:

- Beban administrasi 1.467.295.436 978.196.957 1.048.068.168 - Beban penjualan 1.490.881.387 993.920.925 1.064.915.277 Total beban non produksi 2.869.976.823 1.972.117.882 2.112.983.445 Total beban 25.021.636.657 15.766.991.105 21.259.787.327

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Perhitungan laba rugi (perkiraan) untuk divisi Metalied Grade Film dapat dilihat pada Lampiran 24.

Hasil perhitungan laba rugi yang diperoleh dari penggunaan metode arbitrasi bagi kedua divisi, dengan asumsi harga jual kedua divisi kepada pihak eksternal tetap, adalah sebagai berikut:

Divisi Plain Film memperoleh laba sebesar Rp 13.118.509.707,- dengan total penjualan sebesar Rp 24.281.040.000,- untuk PL, sedang untuk ME sebesar Rp 7.677.316.854,-. Sedangkan divisi Metalized Grade Film memperoleh laba sebesar Rp 6.119.587.343,- dari total penjualan PML sebesar Rp 31.141.224.000,- PMPL sebesar Rp 7.584.608.895,- dan MME sebesar Rp 3.605.087.673,-.

Perhitungan penilaian kinerja manajer dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk menetapkan harga transfer yang terbaik, disamping pertimbangan lain. Berdasarkan laba bersih, divisi Plain memperoleh laba bersih

sebesar Rp 8.993.771.725,- dari PL, sedangkan dari ME Plain sebesar Rp 5.993.778.360

,-

dan divisi Metalized Grade sebesar Rp 621.200.621,- untuk

PML, PMPL Rp. 1.588.717.772,- dan MME sebesar Rp 3.044.376.772,-.

Penggunaan Metode Arbitrasi mengakibatkan laba bersih divisi Metalized Grade Film paling rendah dibanding metode yang lain, hal ini terjadi karena beban yang dikeluarkan sama dengan apabila menggunakan metode harga pasar.

4.3.1.6.Penetapan Harga Transfer berdasarkan Metode Dual Pricing dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Kinerja Manajer

1. Biaya tetap (fixed cost) akan dibebankan pada Divisi pembeli

Biaya tetap dari divisi Plain Film dapat dilihat pada lampiran 16. Biaya tetap divisi Plain Film akan dibebankan kepada divisi Metalized Grade Film.

2. Total laba yang akan diperoleh oleh divisi penjual akan mengalami

peningkatan atau kenaikan.

(19)

Divisi Plain Film akan mengalami peningkatan laba, karena biaya tetap produksinya dibebankan kepada divisi Metalized Grade Film. Akan tetapi hal ini akan mempengaruhi laba yang diperoleh oleh divisi Metalized Grade Film atau dengan kata lain akan mengalami penurunan. Perhitungan untuk divisi Plain Film dan divisi Metalized Grade Film berdasarkan Metode Dual Pricing dapat dilihat pada lampiran 25 dan 26.

Sedangkan perghitungan penilaian kinerja manajer dapat dilihat pada

lampiran 28 - 32. Laba bersih yang diperoleh Plain Film sebesar Rp 8.993.771.725,- untuk PL dan ME sebesar Rp 5.993.778.360,- dan Metalized

Grade mengalami kerugian sebesar Rp 988.253.239,- hanya untuk PML, PMPL Rp. 587.512.514,- dan MME sebesar Rp 2.012.365.146,-. berdasarkan penilaian kinerjanya atas laba bersih Plain memperoleh laba bersih yang jauh lebih baik dibandingkan dengan Metalized.

4.3.2. Pengaruh Perubahan Metode Harga Transfer

Pengaruh yang muncul akibat dari perubahan metode harga transfer dapat dilihat pada lampiran 27.

4.3.3. Penilaian Kinerja Manajer

Kinerja manajer suatu pusat laba dapat dinilai dengan banyak cara, antara lain dengan melakukan perhitungan sehingga diperoleh Marjin Kontribusi, Laba Langsung, Laba Terkontrol, Laba Belum Kena Pajak dan Laba Bersih. Selain itu ada pengaruh lain yang akan mempengaruhi penilaian kinerja seorang manajer suatu pusat laba, yaitu besarnya wewenang yang diberikan kepada manajer pusat laba. Salah satunya adalah Controllable Margin dalam perusahaan, yang merupakan batasan kontrol perusahaan terhadap keuntungan yang diperoleh divisi-divisinya. Controllable Margin yang ditetapkan oleh perusahaan adalah minimal sebesar Rp 5.000.000.000,-/tahun untuk PL, sedang untuk ME sebesar Rp 3.500.000.000,-/tahun bagi Divisi Plain Film dan bagi Divisi Metalized

minimal sebesar Rp 6.500.000.000,-/tahun untuk PML, PMPL sebesar

Rp 4.000.000.000,-/tahun dan MME sebesar Rp 4.5000.000.000,-/tahun.

(20)

Dengan melakukan perbandingan penilaian kinerja manajer berdasar metode yang ada dengan Controllable Margin yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan, maka akan diketahui metode mana yang paling tepat digunakan.

Akan tetapi penentuan suatu metode juga terlepas dari pertimbangan- pertimbangan yang lain, yaitu apakah pemilihan metode tersebut tidak akan merugikan atau mengurangi laba salah satu divisi dari Metode Negosiasi yang telah digunakan. Tabel 4.13 dibawah ini akan mempermudah dalam melihat pengaruh dari masing-masing metode harga transfer terhadap penilaian kinerja manajer dari masing-masing divisi.

Tabel 4.13. Laba Bersih Kedua Divisi dan Total Laba Perusahaan

Pasar Variable Cost Full Cost Negosiasi Arbitrasi Dual Pricing PL 13.761.311.030 5.277.345.866 6.333.562.826 8.986.088.906 10.972.909.707 15.054.906.690 ME 9.292.622.406 3.024.832.953 3.891.641.493 5.738.513.763 7.677.316.854 10.211.146.224 Laba Plain 23.053.933.436 8.302.178.819 10.225.204.319 14.724.602.669 18.650.226.561 25.266.052.914

PML 6.119.587.343 13.470.678.443 12.480.475.043 9.993.731.843 6.119.587.343 7.141.367.182 PMPL 7.584.608.895 8.074.681.635 8.008.668.075 7.842.885.195 7.584.608.895 6.154.315.669 MME 3.605.087.673 9.383.471.573 8.516.663.033 6.669.790.763 3.605.087.673 4.243.768.867 Laba

Metalized 17.309.283.911 30.928.831.651 29.005.806.151 17.836.617.038 17.309.283.911 17.539.451.718 Total laba

perusahaan 40.363.217.347 39.231.010.470 39.231.010.470 32.561.219.707 35.959.510.472 42.805.504.632

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Berdasarkan perhitungan laba bersih yang terdapat pada tabel diatas dapat

dilihat bahwa dengan menggunakan metode arbitrasi, maka divisi Metalized

Grade Film akan mengalami kerugian. Kerugian divisi Metalized Film disebabkan

oleh besarnya beban yang harus ditanggung oleh Metalized. Laba bersih divisi

Plain Film yang paling baik jika harga transfer ditetapkan berdasarkan dual

pricing, karena adanya peningkatan penjualan yang berarti meningkatkan laba

divisinya. Sedangkan bagi divisi Metalized Grade, laba bersih yang terbaik

berdasarkan metode variable cost. Tabel 4.14 - 4.18 dibawah ini membandingkan

Tabel 4.13 dengan Controllable Margin.

(21)

Tabel 4.14. Perbandingan Laba Bersih dengan Controllable Margin untuk PL

Metode Harga

Transfer Laba Bersih Controllable Margin Selisih Harga Pasar 13.761.311.030 5.000.000.000 8.761.311.030

Full Cost 5.277.345.866 5.000.000.000 277.345.866

Variable Cost 6.333.562.826 5.000.000.000 1.333.562.826

Negosiasi 8.986.088.906 5.000.000.000 3.986.088.906 Arbitrasi 10.972.909.707 5.000.000.000 5.972.909.707

Dual Pricing 15.054.906.690 5.000.000.000 10.054.906.690

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Tabel 4.15. Perbandingan Laba Bersih dengan Controllable Margin untuk ME

Metode Harga

Transfer Laba Bersih Controllable Margin Selisih Harga Pasar 9.292.622.406 3.500.000.000 5.792.622.406

Full Cost 3.024.587.263 3.500.000.000 -475.412.737

Variable Cost 3.891.641.493 3.500.000.000 391.641.493

Negosiasi 5.758.078.903 3.500.000.000 2.258.078.903 Arbitrasi 7.610.943.974 3.500.000.000 4.110.943.974

Dual Pricing 10.211.146.224 3.500.000.000 6.711.146.224

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Tabel 4.16. Perbandingan Laba Bersih dengan Controllable Margin untuk PML

Metode Harga

Transfer Laba Bersih Controllable Margin Selisih Harga Pasar 6.119.587.343 6.500.000.000 -380.412.657

Full Cost 12.480.475.043 6.500.000.000 5.980.475.043

Variable Cost 13.470.678.443 6.500.000.000 6.970.678.443

Negosiasi 9.993.731.843 6.500.000.000 3.493.731.843 Arbitrasi 1.395.348.943 6.500.000.000 -5.104.651.057

Dual Pricing 7.141.367.182 6.500.000.000 641.367.182

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

Tabel 4.17. Perbandingan Laba Bersih dengan Controllable Margin untuk PMPL

Metode Harga

Transfer Laba Bersih Controllable Margin Selisih Harga Pasar 7.584.608.895 4.000.000.000 3.584.608.895

Full Cost 8.074.681.635 4.000.000.000 4.074.681.635

Variable Cost 8.008.668.075 4.000.000.000 4.008.668.075

Negosiasi 7.842.885.195 4.000.000.000 3.842.885.195 Arbitrasi 2.683.978.641 4.000.000.000 -1.316.021.359

Dual Pricing 6.154.315.669 4.000.000.000 2.154.315.669

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

(22)

Tabel 4.18. Perbandingan Laba Bersih dengan Controllable Margin untuk MME

Metode Harga Transfer Laba Bersih Controllable Margin Selisih Harga Pasar 3.605.087.673 4.500.000.000 -894.912.327

Full Cost 6.721.059.433 4.500.000.000 2.221.059.433

Variable Cost 8.516.663.033 4.500.000.000 4.016.663.033

Negosiasi 6.650.225.623 4.500.000.000 2.150.225.623

Arbitrasi 4.533.188.153 4.500.000.000 33.188.153

Dual Pricing 4.243.768.867 4.500.000.000 -256.231.133

Sumber: Data Perusahaan yang telah diolah

4.3.4. Biaya Yang Muncul Akibat Kesempatan Yang Hilang (Opportunity Cost) Apabila perusahaan memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan transfer barang atau menjual barang hasil produksi kepada pihak di dalam perusahaan, maka pihak penjual maupun pihak pembeli harus dapat memperkirakan biaya yang hilang apabila mereka melakukan transaksi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka perhitungan untuk mencari opportunity cost dapat dilihat pada lampiran 33, 34, 36, 37 dan 38 akan menunjukkan semua Opportunity Cost yang timbul apabila kedua divisi melakukan dan dapat juga dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan metode harga transfer bagi kedua divisinya. Pada lampiran 35 dan 39 dapat dilihat pengaruh dari opportunity cost yang timbul dari kegiatan transfer, karena divisi mereka jadi kehilangan sejumlah keuntungan akibat adanya transfer tersebut. Sedangkan bagi divisi Metalized hal tersebut merupakan suatu keuntungan karena harga barang tersebut lebih rendah dari harga pasar.

Table 4.19 Opportuntiy Cost Dari Masing-masing Divisi

Opportunity Cost

Produk Pasar Full Cost Variable Cost Negosiasi Arbitrasi Dual Pricing PL 0 -6.784.946.880 -7.841.163.840 -4.132.420.800 0 0 ME 0 4.911.575.360 5.778.629.590 3.045.137.950 0 0

Total 0 -11.696.522.240 -13.619.793.430 -7.177.558.750 0 0 PML -1.300.944.600 3.476.946.600 2.4865.743.200 0 -1.300.944.600 -1.300.944.600 PMPL -86.729.640 231.796.440 165.782.880 0 -86.729.640 -86.729.640 MME -1.211.971.390 2.696.486.460 1.827.307.920 0 -1.211.971.390 -1.211.971.390

Total -2.599.645.630 6.405.229.500 4.479.834.000 0 -2.599.645.630 -2.599.645.630 Total

opportunity

cost -2.599.645.630 -5.291.292.740 -9.139.959.430 -7.177.558.750 -2.599.645.630 -2.599.645.630

(23)

4.3.5. Profit Margin

Profit margin merupakan hasil pengurangan antara estimasi harga jual dikurangi dengan estimasi biaya produksi. Dibawah ini merupakan perhitungan profit margin untuk produk PL dan ME apabila perusahaan melakukan transfer pricing dan apabila perusahaan tidak melakukan transfer pricing. Table dibawah ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih metode harga transfer dan juga keputusan untuk melakukan transfer pricing atau tidak.

Tabel 4.20. Profit Margin untuk Produk PL

Dengan Transfer Pricing

Tanpa Transfer

Pricing Harga

Pasar Variable

Cost Full

Cost Negosiasi Arbitrasi Dual Pricing Estimasi

harga jual 13.410.000 13.410.000 5.242.121 6.342.347 8.630.629 13.410.000 13.410.000

Estimasi biaya

produksi 6.979.184 6.342.348 6.342.348 6.342.348 6.342.348 6.342.348 6.342.348

Profit

Margin 6.430.816 7.067.652 -1.100.227 -1 2.288.281 7.067.652 7.067.652

Sumber: Data Perusahaan yang diolah

Tabel 4.21. Profit Margin untuk Produk ME

Dengan Transfer Pricing

Tanpa Transfer

Pricing Harga

Pasar Variable

Cost Full

Cost Negosiasi Arbitrasi Dual Pricing Estimasi

harga jual 12.510.000 12.510.000 5.192.590 6.292.816 9.105.395 12.510.000 12.510.000

Estimasi biaya

produksi 7.023.134 6.292.816 6.292.816 6.292.816 6.292.816 6.292.816 6.292.816

Profit

Margin 5.486.866 6.217.184 -1.100.226 0 2.812.579 6.217.184 6.217.184

Sumber: Data Perusahaan yang diolah

4.3.6. Penetapan Metode Harga Transfer

Berdasarkan tabel 4.13, dapat dilihat jelas jumlah pendapatan bersih yang akan diperoleh perusahaan dari perbandingan metode harga transfer yang ada.

Perusahaan akan memilih menggunakan metode dual pricing, karena pendapatan

bersih yang diperoleh dari kedua divisi yang terbesar diantara semua metode

harga transfer yang ada.

(24)

Sedangkan berdasar lampiran 35 dan 39 dapat dilihat opportunity cost yang hilang apabila perusahaan menetapkan suatu metode transfer pricing.

Apabila perusahaan menggunakan metode dual pricing maka divisi Metalized akan kehilangan kesempatan yang besar jika dibandingkan apabila menggunakan full cost, variable cost.

Pertimbangan lain dari non financial, prestasi manajer divisi seharusnya tidak hanya dinilai berdasarkan faktor keuangan tapi juga faktor-faktor lain yang bersifat non financial. Misalkan saja berdasar perhitungan diatas divisi Plain sebagai pihak yang dirugikan tidak mau menerima penetapan metode ini karena divisinya masih dapat menjual produknya kepada pihak luar dengan harga pasar yang berlaku. Akibat dari tindakan ini harus dapat diperkirakan oleh perusahaan sebelum memutuskan menetapkan metode harga transfer yang akan digunakan.

Apabila divisi Plain ditangani oleh seorang manajer yang lebih berpengalaman dan lebih senior dibandingkan divisi Metalized, tentu saja manajer divisi Plain tidak akan dengan mudahnya menyetujui penetapan harga transfer yang akan menurunkan penilaian kinerjanya.

Pertimbangan berdasarkan pilihan metode yang kedua, perusahaan menggunakan metode harga pasar sebagai alternatif kedua. Pemilihan alternative kedua ini, berdasarkan laba bersih yang akan diperoleh perusahaan juga besar, selain itu apabila dilihat dari opportunity cost yang akan dialami oleh divisi plain tidak ada dan opportunity cost yang akan dialami oleh Metalized tidak sebesar Plain apabila harus menggunkan metode full cost atau variable cost. Pemilihan metode biaya penuh mungkin lebih menguntungkan bagi divisi Metalized, jika dibandingkan perusahaan memutuskan menggunakan metode harga pasar, arbitrasi ataupun dual pricing. Sedangkan bagi divisi Plain peningkatan keuntungan yang terjadi lebih baik jika dibandingkan apabila perusahaan menggunakan harga pasar, atau dual pricing. Akan sangat tidak adil bila untuk meningkatkan kinerjanya divisi Plain Film harus bekerja keras sedangkan divisi Metalized Grade tidak melakukan apapun dan begitu juga sebaliknya.

Secara umum, metode-metode berasumsi bahwa harga transfer akan dipaksakan dari atas dan mengabaikan perundingan–perundingan antar divisi.

Padahal manajer divisi memiliki informasi yang jauh lebih baik daripada yang

(25)

dimiliki oleh staf pusat. Metode-metode juga didasarkan atas asumsi yang lebih sederhana dibandingkan yang ada dalam dunia nyata dan bahwa semua informasi yang dibutuhkan selalu tersedia, padahal dalam kenyataanya tidak demikian.

Sedang dalam kenyataannya, memutuskan metode harga transfer bukanlah

suatu perkara yang mudah ditetapkan dan metode yang digunakan dalam satu

perusahaan belum tentu dapat digunakan oleh perusahaan lain. Penetapan harga

transfer harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di dalam

perusahaan, banyak pertimbangan yang harus dilakukan sebelum memutuskan

menetapkan harga transfer yang terbaik bagi kedua belah pihak. Dan sangat

penting bagi perusahaan mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi,

diluar penilaian kinerja, sebelum mengambil keputusan metode harga transfer

mana yang terbaik bagi kedua divisi.

Referensi

Dokumen terkait

• Pada variabel pertama dari Assurance yang menyatakan bahwa Staff Bank Syari'ah Mandiri memiliki sifat yang dapat dipercaya oleh konsumen, para responden ketika

Mulai edisi Mei 2014, jurnal ini akan dikelola oleh UMS-KAL (Universiti Malaysia Sabah – Kampus Labuan Antarabangsa) di Malaysia dan Laboratorium Sejarah dan Budaya, Fakultas

Mustika Mahbubi, Sp.JP FIHA sebagai dokter Rumah Sakit dengan Rincian Kewenangan Klinis terlampir dan menjadi kesatuan dalam Surat Keputusan ini.. Kewenangan

Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan pendapat Supranto (2001) bahwa untuk memperoleh hasil baik dari suatu analisis faktor, maka jumlah responden yang diambil

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya kepada Peneliti, sehingga penelitian yang berjudul: Problematika

Model konseling singkat berfokus solusi (solution-focused brief counseling) dalam setting kelompok untuk meningkatkan daya psikologis mahasiswa.. pedoman praktik

 Hasil analisis uji t menunjukkan koefisien bertanda positif pada lag 0 variabel perubahan investasi dalam negeri (PMDN) dengan nilai probabilitas 0.1253 sehingga probabilitas > α

Pengertian umum yang paling simpel untuk masyarakat awam ter-hadap musik non klasik adalah musik populer, dengan kelompok band sebagai bentuk ekspresinya, sehingga dalam buku