1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Bendungan adalah suatu konstruksi atau massa material dalam jumlah besar yang dibangun di atas suatu tempat yang luasnya terbatas dengan tujuan untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi (Tancev, 2005). Dalam pembangunan bendungan dikenal beberapa rekayasa konstruksi sipil seperti saluran pengelak, saluran pelimpah, dan tubuh bendungan itu sendiri dengan variasi pemilihan bentuk konstruksi masing-masing (Hardjomuljadi, 2010). Pada pemilihan bentuk konstruksi terdapat beberapa pilihan seperti saluran terbuka (open channel), terowongan pengelak dan pelimpah terpisah, dan terowongan pelimpah dan pengelak menyatu di setengah bagian (Hardjomuljadi, 2010).
Pembuatan terowongan erat kaitannya dengan kondisi dan macam batuan (Hardjomuljadi, 2010). Beberapa pendekatan dalam penggalian batuan yaitu analisis, observasi, dan perhitungan empiris (Bieniawski, 1989). Pengetahuan tentang batuan berhubungan dengan pekerjaan, yakni untuk melakukan antisipasi kondisi suatu lokasi pekerjaan dan didapatkan alternatif langkah serta peralatan pendukung dalam pekerjaan keteknikan (Bieniawski, 1989).
Daerah Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan, Jawa Barat
merupakan daerah yang dipilih untuk konstruksi terowongan saluran pengelak
Bendungan Kuningan. Terowongan saluran pengelak Bendungan Kuningan
sedang dibangun untuk mengelakkan atau memindahkan dan mengatur aliran
utama sungai Cikaro melewati jalur yang sudah direncanakan agar sungai dapat dibendung. Daerah Randusari perlu dilakukan penyelidikan karakteristik geologi teknik permukaan untuk menentukan faktor-faktor geologi teknik seperti morfologi, batuan dan tanah, struktur geologi, dan hidrogeologi yang berpengaruh dan menjamin kelangsungan konstruksi terowongan saluran pengelak, serta menentukan kualitas massa batuan permukaan untuk memprediksi kualitas massa batuan bawah permukaan. Disamping itu juga menentukan kualitas massa batuan bukaan awal terowongan yang sedang dikerjakan untuk mencari hubungan atau korelasi dengan kualitas massa batuan permukaan untuk memperkirakan kualitas massa batuan pada bukaan terowongan selanjutnya serta menentukan sistem penyangga terowongan yang tepat.
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan pada penelitian ini yakni terkait evaluasi kualitas
massa batuan yang merupakan salah satu kondisi penting dalam karakteristik
geologi teknik. Penyelidikan pemboran sudah dilakukan oleh tim Konsultan
supervisi di beberapa lokasi untuk memastikan kondisi geologi di bawah
permukaan, stabilitas lereng galian portal, dan mengetahui kedalaman dan
ketebalan longsoran. Namun belum dilakukan penyelidikan karakteristik geologi
teknik permukaan yang detail untuk memperkirakan faktor-faktor geologi yang
berpengaruh dalam keberlangsungan konstruksi terowongan saluran pengelak dan
kualitas massa batuan permukaan untuk memperkirakan kualitas massa batuan
bawah permukaan serta menentukan kualitas massa batuan bukaan awal
terowongan untuk mencari korelasi dengan kualitas massa batuan permukaan untuk memprediksi kualitas massa batuan bukaan terowongan selanjutnya.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
a. Menentukan karakteristik geologi teknik dan kualitas massa batuan permukaan daerah sekitar penggalian terowongan saluran pengelak Bendungan Kuningan melalui pemetaan geologi teknik untuk menentukan karakteristik geologi teknik yang berpengaruh pada keberlangsungan konstruksi terowongan.
b. Menentukan kualitas massa batuan bukaan terowongan dengan metode Rock Mass Rating (Bieniawski, 1989) dan membandingkan dengan kualitas massa batuan permukaan untuk memprediksi kualitas massa batuan bukaan terowongan selanjutnya.
I.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum,
Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, koordinat 246000 - 247000 mE dan
9218250 - 9219050 mN, zonasi 49S (Gambar 1.1) dengan luasan kavling 800 m x
1000 m. Untuk menuju lokasi penelitian dari Departemen Teknik Geologi FT-
UGM dengan perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor atau mobil
dengan jarak tempuh ± 265 km selama 6 jam 40 menit. Selain itu, juga dapat
ditempuh dengan kereta api dari Stasiun Lempuyangan atau Stasiun Yogyakarta
menuju Stasiun Cirebon atau Stasiun Cirebon Perujakan dengan jarak ±314,3 km
selama 5 jam 35 menit, dilanjutkan dengan angkutan umum atau mobil dengan jarak ± 62 km selama 1 jam 46 menit. Dari Desa Cibeureum menuju daerah penlitian ditempuh dengan menggunakan mobil perusahaan.
Gambar 1.1 Peta lokasi penelitian berada di daerah Randusari, Cibeureum, Kuningan pada peta RBI lembar Luragung 1308-534 (Bakosurtanal, 1999 dan Pikiran rakyat, April 2005 dengan modifikasi)