18 BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian seluruh masyarakat Desa Palasa di kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, yang diwakili oleh aparat desa, RT/RW, kader-kader, dan masyarakat desa Palasa. Desa ini disebelah barat berbatasan dengan desa Gapurana Kecamatan Talango dan disebelah timur berbatasan dengan Desa Poteran, sisi selatan berbatasan dengan Desa Essang dan Desa Kombang, sedangkan disisi utara berbatasan dengan lautan.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Sugiyono (2017:8) mengemukakan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang berupa statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis. Dengan penelitian ini, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur pengaruh transparansi, akuntabilitas dan partisipasi alokasi pengelolaan dana desa terhadap pembangunan desa. Penelitian ini bersifat kausal komparatif yang menghubungkan penyebab ataupun alasan dengan dua variabel atau lebih dan membandingkan hasil penelitian terdahulu serta menguji teori.
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian 3.3.1 Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui kueisoner yang akan disebar ke responden atau objek penelitian.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh penulis untuk penelitian ini murni dari aparatur atau pengelola desa Palasa dengan cara menyebarkan kuesioner tentang pengaruh transparansi, akuntabilitas dan partisipasi alokasi pengelolaan dana desa terhadap pembangunan di Desa Palasa Kabupaten Sumenep Data primer yang didapatkan
19
dari kuesioner akan dikonversi menjadi data kuantitatif yakni berupa bilangan atau angka, yang akan diproses dalam sistem untuk diteliti lebih lanjut. Sumber data ini didapatkan dari responden yang terdiri dari aparat desa, RT/RW, kader- kader, dan masyarakat desa Palasa.
3.4 Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini sesuai variabel yang diteliti yaitu dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner atau angket merupakan hasil dari pertanyaan atau pernyataan yang disusun oleh peneliti secara tertulis dalam rangka mendapatkan informasi dan data dari responden selaku objek penelitian yang biasanya dalam penelitian kuantitatif berupa angka. Pengukuran nilai dari angket ini menggunakan skala Likert, skala Likert sebagai alat mengukur, persepsi, pendapat seseorang atau sekelompok orang berkaitan dengan sebuah permasalahan sosial.
3.5 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Sehingga populasi tidak hanya sekedar orang, objek dan yang lainnya dapat menjadi sebuah populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lapisan masyarakat Desa Palasa.
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian populasi yang memiliki jumhlah dan karakteristik yang dalam penelitian ini akan disebarkan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu 110 orang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling yaitu sampling kuota. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, sedangkan sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan (Sujarweni dalam
20
Firmansyah, 2020). Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditetapkan secara sampling kuota sebanyak 110 responden dengan kriteria sebagai berikut:
1. Aparat desa, RT/RW, Kader-kader, dan masyarakat desa Palasa dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
2. Berusia minimal 17 tahun
3. Terlibat aktif dalam pembangunan Desa Palasa melalui kegiatan musyawarah, gotong royong dan kegiatan-kegiatan desa.
3.6 Jenis dan Pengukuran Variabel 3.6.1 Jenis Variabel
Variabel yang berada dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berikut penjelasan terkait dari definisi operasional variabel dalam penelitian ini:
1. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas (independen) (Sugiyono, 2017: 59).
Pada penelitian ini, variabel terikat (dependen) yang digunakan adalah:
a. Pembangunan Desa (Y)
Pembangunan desa merupakan pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa. Indikator pembangunan desa dalam penelitian ini mengacu pada Islamiyah (2018) yaitu, bidang perencanaan pembangunan desa, bidang pelaksanaan pembangunan desa, bidang evaluasi / monitoring, bidang pemanfaatan hasil pembangunan desa.
2. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab atas perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2017:
39). Pada penelitian ini, variabel bebas (independen) yang digunakan adalah:
a. Transparansi (X1)
Transparansi merupakan keterbukaan dan kejujuran dari aparatur desa dalam mengelola dana desa demi pembangunan desa. Indikator transparansi dalam penelitian ini sesuai Setyaningrum (2017) adalah ada tidaknya kerangka kerja hukum bagi transparansi, adanya akses masyarakat terhadap transparansi
21
anggaran, adanya audit yang independen dan efektif dan adanya keterlibatan masyarakat.
b. Akuntabilitas (X2)
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atas pelaporan hasil dari alokasi dana desa terkait keberhasilan atau kegagalan atas pelaksanaan misi dalam pembangunan desa. Indikator Akuntabilitas dalam penelitian ini menurut Setyaningrum (2017) adalah ada Proses pembuatan keputusan yang dibuat secara tertulis, Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program, Kejelasan dari sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan, Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan melalui media masa akses publik dan Sistem informasi manajemen dana monitoring hasil.
c. Partisipasi (X3)
Partisipasi merupakan keterlibatan warga desa untuk mempunyai hak dalam setiap pengambilan keputusan dan penyelenggaraan pada setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintahan desa dimana mereka tinggal. Indikator partisipasi dalam penelitian ini menurut Prayogi (2019) adalah keterlibatan dalam rapat atau masyarakat, kesediaan dalam memberikan data dan informasi, keterlibatan dalam penyusunan rencana pembangunan, keterlibatan dalam penentuan skla prioritas kebutuhan dana, keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
Berikut ini merupakan ringkasan dari instrument penelitian sesuai dengan variabel yang diteliti:
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Transparansi (X1)
Setyaningrum (2017)
1. Ada tidaknya kerangka kerja hukum bagi transparansi
Ordinal 2. Adanya akses masyarakat terhadap
transparansi anggaran
3. Adanya audit yang independen dan efektif 4. Adanya keterlibatan masyarakat
Akuntabilitas (X2)
Setyaningrum (2017)
1. Proses pembuatan keputusan yang dibuat secara tertulis
Ordinal 2. Akurasi dan kelengkapan informasi yang
berhubungan dengan cara-cara mencapai
22
sasaran suatu program
3. Kejelasan dari sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan 4. Penyebarluasan informasi mengenai suatu
keputusan melalui media masa akses publik
5. Sistem informasi manajemen dana monitoring hasil.
Partisipasi (X3) Prayogi (2019)
1. Keterlibatan dalam rapat atau masyarakat
Ordinal 2. Kesediaan dalam memberikan data dan
informasi
3. Keterlibatan dalam penyusunan rencana pembangunan
4. Keterlibatan dalam penentuan skla prioritas kebutuhan dana
5. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
Pembangunan Desa (Y) Islamiyah (2018)
1. Bidang perencanaan pembangunan desa
Ordinal 2. Bidang pelaksanaan pembangunan desa
3. Bidang evaluasi / monitoring
4. Bidang pemanfaatan hasil pembangunan desa
Sumber: Peneliti (2021) 3.6.2 Pengukuran Variabel
Pengukuran nilai dari angket ini menggunakan skala Likert, skala Likert sebagai alat mengukur, persepsi, pendapat seseorang atau sekelompok orang berkaitan dengan sebuah permasalahan sosial. Penelitian yang dilakukan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, untuk setiap jawaban akan diberikan nilai atau skor (Sugiyono, 2017: 134). Pertanyaan dijawab dengan menggunakan skala Likert yaitu dengan cara memberikan skor pada jawaban yang dipilih responden. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2017:
134).
Dalam mengisi kuesioner digunakan skala Likert. Bentuk ini digunakan apabila kita menginginkan data tentang pendapat responden mengenai masalah
23
yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup dimana responden memilih jawaban yag telah disediakan. Untuk semua jawaban diberikan rating sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Likert
No. Jawban Keterangan Nilai
1. Jawaban 1 Sangat tidak setuju 1
2. Jawaban 2 Tidak setuju 2
3. Jawaban 3 Netral 3
4. Jawaban 4 Setuju 4
5. Jawaban 5 Sangat setuju 5
Sumber : Sugiyono (2017: 135)
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan salah satu analisis statistik dengan tujuan untuk menganalisis data melalui deskripsi atau gambaran data dari proses pengumpulan data sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan kondisi atau data variabel yang didapat dari kuesioner secara umum. Penelitian ini menggunakan sistem SPSS untuk menganalisis uji deskriptif. Pengukuran metode analisis statistik deskriptif dapat menggunakan rumus interval kelas, yaitu:
Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Interval Kelas =
Jumlah Kelas 5 – 1
= = 0,8
5
Tabel 3.2
Kategori Mean Variabel Independen Dan Dependen
Nilai Kategori Interval
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
1 ≤ a ≤ 1,8 1,8 ≤ a ≤ 2,6 2,6 ≤ a ≤ 3,4 3,4 ≤ a ≤ 4,2 4,2 ≤ a ≤ 5
Sumber : Solimun et al. (2017: 165)
24
Kategori penilaian ini dibuat dengan tujuan untuk lebih mempermudah penilaian, yaitu dengan membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama. Untuk menentukan (mean) dari masing-masing responden terhadap item pernyataan, maka harus dilakukan dengan cara menjumlahkan dari nilai-nilai jawaban tersebut kemudian dibagi dengan setiap jumlah item dalam tiap variabel.
3.7.2 Uji Instrumen
Uji instrumen dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik yang akan dianalisis dengan bantuan analisis SPSS 26.0.
3.7.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur keabsahan (validitas) suatu item pertanyaan dalam kuesioner. Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan kuisioner mampu untuk menghasilkan sesuatu yang akan diukur. Pengukuran tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mencari korelasi antara butir skor pertanyaan dan total skor konstruk. Pengujian validitas dapat pula dilakukan melalui perhitungan nilai r hitung. Syaratnya, jika nilai tiap faktor memiliki nilai r
hitung > r tabel maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat, sehingga instrument tersebut bisa dikatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel
maka dapat dikatakan tidak valid.
3.7.2.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X3 dengan Y. Pengujian reliabilitas dianalisis denan menggunakan teknik dari Cronbach yaitu Cronbach’s Alpha yang terdapat pada program SPSS. Menurut Imam Ghozali (2018: 48), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum menganalisis menggunakan regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Dimana uji asumsi klasik merupakan asumsi pengujian yang mendasari analisis regresi. Asumsi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
25
3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan penting pada pengujian signifikan koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Dasar analisis untuk menentukan kenormalan data dapat diukur melalui angka probabilitasnya (Asymtotic Significance), yaitu:
1. Jika profitabilitas >0,05 maka distribusi normal.
2. Jika probabilitas <0,05 maka tidak berdistribusi secara normal.
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi (hubungan) antara variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi multikoleniaritas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikoleniaritas dalam sebuah model adalah dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factors (VIF). Jika nilai nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 maka menunjukkan adanya gejala multikoleniaritas.
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Ghozali, (2018:139) menejelaskan, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedestisitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedestisitas.
26
3.7.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Berganda adalah alat multivariate yang digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel bebas (independent variable) terhadap satu variabel terikat (dependent variable). Model regresi berganda merupakan persamaan yang menunjukkan arah pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Model regresi berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :
Y = Pembangunan Desa a = Konstanta
b = Koefisien regresi X1 = Transparansi X2 = Akuntabilitas X3 = Partisipasi
e = Error (tingkat kesalahan) 3.7.5 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2018: 97), koefisien determinasi dapat digarisbesarkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) bernilai antara nol dan satu (0 < R2 < 1).
Nilai R2 yang paling mendekati angka 1 menunjukkan variabel yang dominan dalam menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat. Artinya, variabel-variabel bebas dapat memberi semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat.
3.7.6 Uji t (t-test)
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui atau pengaruh dari masing- masing variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2) dan Partisipasi (X3) alokasi pengelolaan dana desa terhadap Pembangunan Desa (Y). Kriteria Pengujian dalam uji t adalah sebagai berikut:
27
a. Jika thitung ≤ ttabel, maka Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2) dan Partisipasi (X3) berpengaruh tidak signifikan terhadap Pembangunan Desa Palasa (Y).
b. Jika thitung ≥ ttabel, maka Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2) dan Partisipasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan Desa Palasa (Y).
3.7.7 Uji F (F-Test)
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (independent) secara simultan atau serempak terhadap variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini Uji F dilakukan untuk mengetahui secara simultan pengaruh Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2) dan Partisipasi (X3) terhadap Pembangunan Desa Palasa (Y). Kriteria Pengujian dalam uji F adalah sebagai berikut:
a. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2) dan Partisipasi (X3) berpengaruh tidak signifikan secara simultan terhadap Pembangunan Desa Palasa (Y).
b. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2) dan Partisipasi (X3) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Pembangunan Desa Palasa (Y).