• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DOSEN PEMULA UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DOSEN PEMULA UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DOSEN PEMULA UNIVERSITAS LAMPUNG

PELATIHAN PENYUSUNAN E-MARKETSPACE SEBAGAI MODEL PROMOSI DI ERA DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN

PRODUK LOKAL KEPADA GENERASI MUDA DI DESA SUKARAJA KECAMATAN GUNUNG ALIP KABUPATEN TANGGAMUS

TIM PENGABDI Ketua :

Prasetya Nugeraha, S.A.B.M.Si NIDN : 0218078901 SINTA ID : 6667721 Anggota :

Hartono, S.Sos.,M.A NIDN : 0010107106, SINTA ID : 6137987 Junaidi, S.Pd., M.Sos NIDN : 0001099102, SINTA ID : 6718829

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DOSEN PEMULA UNIVERSITAS LAMPUNG

Judul Pengabdian : Pelatihan Penyusunan E-Marketspace Sebagai Model Promosi Di Era Digital Untuk Meningkatkan Penjualan Produk Lokal Kepada Generasi Muda Di Desa Sukaraja Kecamatan Gunung Alip Kabupaten Tanggamus

Manfaat sosial ekonomi : Pengembangan IPTEK bagi UMKM Nama Rumpun Ilmu : □ Ilmu Sosial

Ketua Pengabdi

a. Nama Lengkap : Prasetya Nugeraha, S.A.B.,M.Si

b. NIDN : 0218078901

c. SINTA ID : 6667721

d. Jabatan Fungsional : Dosen Asisten Ahli e. Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

f. Nomor HP : 081373435752

g. Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota Pengabdi 1

a. Nama Lengkap : Hartono, S.Sos.,M.A

b. NIDN : 0010107106

c. Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Anggota Pengabdi 2

a. Nama Lengkap : Junaidi, S.Pd., M.Sos

b. NIDN : 0001099102

c. Program Studi : Sosiologi Jumlah mahasiswa : 2 (dua)

a. Nama Mahasiswa 1 : I Made Dwiki Atmaja

b. NPM : 1816051034

c. Nama Mahasiswa 2 : I Made Ikho Lokananta

d. NPM : 1816051038

Lokasi Pengabdian : Kabupaten Tanggamus Lama Pengabdian : 6 (enam) Bulan

Biaya Pengabdian : Rp 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) Sumber dana : BLU Unila Tahun Anggaran 2021

Mitra : Pemerintah Desa Sukaraja, Kec. Gunung Alip Kab. Tanggamus

Mengetahui, Ketua LPPM Unila

Dr. Lusmeilia Afriani, D.E.A NIP.

196505101993032008

Bandar Lampung, 2 September 2021 Ketua Pengabdi,

Prasetya Nugeraha, S.A.B.,M.Si NIP.

197110102002121001

(3)

3

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

ABSTRAK ... 4

BAB 1. PENDAHULUAN ... 5

1.1. Analisis Situasi ... 5

1.2. Permasalah mitra ... 8

1.3. Tujuan kegiatan ... 9

1.4. Manfaat kegiatan ... 9

BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN ... 11

2.1. Solusi yang diwarkan ... 11

2.2. Luaran yang diharapkan ... 11

2.3. Kajian Pustaka ... 12

BAB 3. METODE PELAKSANAAN... 14

3.1. Metode, Tahapan Pelaksanaan, dan Prosedur Kerja ... 14

3.2. Pihak-pihak yang terlibat ... 15

3.3. Partisipasi Mitra ... 15

3.4. Rangcangan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program ... 15

BAB 4. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN ... 17

4.1. Jenis Kepakaran yang perlukan ... 17

4.2. Tim Pengusul dan Tugas Masing-masing ... 17

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

BAB 6. KESIMPULAN ... 20

REFERENSI ... 21

Lampiran I. Biodata Mahasiswa Tim Pengabdian ... 22

Lampiran II. Materi Pengabdian ... 23

Lampiran III. Dokumentasi Kegiatan ... 28

(4)

4

ABSTRAK

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan penjualan bubuk lokal yang manjadi komoditas utama masyarakat di Desa Sukaraja Kecamatan Gunung Alip. Dalam pelatihan ini, tim akan menerapkan model E-Marketspace kepada peserta. Model ini memanfaatkan konsumsi media online yang tinggi dari masyarakat sehingga menjadikannya sebagai alat marketing para pebisnis.

Penerapan keilmuan bisnis dibidang teknologi ini yang masih kurang dapat diterapkan oleh masyarakat desa. Maka dari itu, pelatihan ini akan membuat peserta pelatihan untuk membuat dan mendesain web online ataupun media bisnis online. Setelah peserta memiliki media online, barulah tim akan memberikan treatment tentang keilmuan bisnis kepada peserta.

Hasil pelatihan ini diharapkan akan memberikan saluran distribusi baru bagi bubuk lokal yang sudah diproduksi oleh masyarakat dan menjadi arahan bagi pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk memfasilitasi penjualan secara online di level nasional dan internasional. Pelatihan ini terdiri dari 5 tahapan, 1) Peserta diberikan wawasan tentang dunia bisnis secara global; 2) Peserta diberikan pelatihan tentang segmentasi pasar online dan memilih target pasar; 3) Peserta diberikan pelatihan tentang pembuatan konten web dan media sosial 4) Peserta diberikan pelatihan tentang marketing online dan 5) diberikan pelatihan tentang model e-marketspace untuk diterapkan kepada konsumen dan distributor.

(5)

5

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam pegunungan yang asri, bidang pariwisata juga menjadi salah satu sektor ekonomi potensial yang dimiliki Kabupaten Tanggamus. Keberadaan potensi itu dikembangkan sebagai sumber penghasilan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Beberapa lokasi wisata alam dimiliki Kabupaten Tanggamus sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan baik lokal maupun nasional. Dengan membaiknya kondisi perekonomian serta jaminan keamanan akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan wisatawan di wilayah Kabupaten Tanggamus.

Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan di Kabupaten Tanggamus

Sumber : BPS Tanggamus, 2019

Berdasarkan data kunjungan wisata dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanggamus, terjadi kenaikan jumlah wisata dari tahun 2017 hingga 2019.

Meskipun kenaikan itu terjadi pada wisatawan domestic saja. Sedangkan wisatawan mancanegara sempat naik pada tahun 2018 namun terjadi penurunan pada tahun 2019. Data tersebut berdampak terhadap tumbuhnya bisnis pariwisata.

430.581

5.878

436.459 451.068

6.349

457.417 597.786

2.105

599.891

Domestik Mancanegara Jumlah

2017 2018 2019

(6)

6

Bisnis Pariwisata dapat dijadikan sebuah cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga berdampak pada tingkat PDRB Kabupaten Tanggamus yang berdasarkan penelusuran mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2020.

Gambar 1.1 Tingkat PDRB Kabuapten Tanggamus 2017 - 2020 (Sumber BPS Lampung, 2021)

Berdasarkan gambar 1.1, tingkat PDRB Kabupaten Tanggamus di sandingkan dengan tingkat PDRB Provinsi Lampung. Dengan menggunakan analisis LQ, dapat diketahui bahwa pada tahun 2017 pertumbuhan PDRB Kabupaten Tanggamus berada lebih rendah dibandingkan Provinsi Lampung. Namun jika melihat data tahun 2018 - 2019 tingkat PDRB Kabupaten tanggamus semakin lebih rendah dibandingkan Provinsi Lampung. Bahkan pada tahun 2020, PDRB Kabupaten Tanggamus memiliki penurunan lebih rendah dibandingkan Provinsi Lampung. Hal ini lah yang melandasi perlunya ada penerapan model bisnis pada UMKM dan Kooperasi di bidang pariwisata agar mampu meningkatkan pasar tidak hanya pada tingkat lokal, namun juga dapat menjaring pasar nasional. Satu sisi, UMKM dan Kooperasi menjadi moda perekonomian yang dapat terakses oleh masyarakat desa, namun juga dilain sisi keberadaanya masih tidak terlihat karena model bisnis yang dimiliki tidak memiliki perbedaan atau konsep diferensiasi sehingga terlihat daya saingnya di benak konsumen. Berikut adalah pertumbuhan UMKM di Kabupaten Tanggamus :

(7)

7 Gambar 1.2 Pertumbuhan UMKM di Kabupaten Tanggamus Tahun 2017 - 2019

Sumber : BPS Lampung, 2021

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan UMKM di Provinsi Lampung, pertumbukan di Kabupaten Tanggamus tidak jauh berbeda taraf pertumbuhannya meskipun masih berada di bawah tingkat pertumbuhan provinsi. Pada gambar 1.2, UMKM di Kabupaten Tanggamus mengalami penurunan dari 0,959 pada tahun 2017, menjadi 0,842. Namun pada tahun 2019 pertumbuhan UMKM di Kabupaten Tanggamus mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pertumbuhannya berada di atas pertumbuhan provinsi. Peningkatan tersebut juga seiring dengan pertumbuhan koperasi di Kabupaten Tanggamus.

Masyarakat atau pelaku UMKM harus ikut andil dalam pemasaran produk lokal sehingga memberikan dampak pada pariwisata di Tanggamus. Hal tersebut mengindikasikan perlunya kemampuan masyarakat dalam mengenal pasar sehingga mereka dapat memaksimalkan produknya agar wisatawan tertarik terhadap produk lokal. Seseorang akan mendapatkan keuntungan produksi jika ia dapat mengenal konsumen sehingga dapat menyesuaikan produksi dengan permintaan konsumen (Kotler P. &., 2009). Konsep pemasaran modern adalah

(8)

8

konsep yang menganut paham bahwa kegiatan pemasaran secara keseluruhan dijalankan berdasarkan orientasi pada nilai pelanggan, sering juga dikenal dengan konsep orientasi konsumen (Hasan, 2013, p. 12). Dari pengertian diatas, pelaku bisnis seharusnya bisa memaksimalkan penghasilan mereka dari penjualan produk lokal jika mereka dapat menambah nilai produk dari hanya memberikan manfaat utama, berubah menambah manfaat produk

.

Dalam konteksnya di dunia teknologi, pemasaran sendiri dapat dilakukan lebih luas karena jangkauan media online lebih luas dan tidak mengenal batas. Pelaku bisnis dapat menerapkan pemasaran online dalam menjual produk lokal sehingga akan memberikan variasi harga yang selama ini dimonopoli oleh perusahaan – perusahaan besar. Khususnya di Tanggamus, Desa Sukaraja di Kecamatan Gisting memiliki potensi wisata yang sudah lama beroperasi yang dikenal sebagai Pariwisata Way Bekhak. Way Bekhak merupakan objek wisata air terjun mini yang unik dan sangat menarik perhatian masyarakat luas. Air yang keluar dari Way Bekhak segar dan sangat jernih seperti kaca bahkan airnya pun langsung dapat di minum. Tempat permandian ini tidak hanya digunakan untuk wisata saja, namun Way Bekhak juga berfungsi sebagai sarana irigasi sawah disekitar Way Bekhak dikarenakan Way Bekhak berada ditengah-tengah sawah masyarakat yang ditanami Selada.

Keberadaan wisata Way Bekhak ini telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di Desa Sukaraja khususnya dari aspek perekonomian seperti; adanya pemasukan dari parkir, tiket masuk wisata,masyarakat yang berdagang di kantin Way Bekhak, menyewakan saung-saung, kamar mandi, dll. Way Bekhak sendiri memang di kelola oleh masyarakat desa Sukaraja tetapi tidak sepenuhnya menjadi milik masyarakat desa Sukaraja dikeranakan sudah terdapat surat edaran dan wewenang dari pemerintah.

1.2. Permasalah mitra

Permasalahan yang terdapat di Pariwisata Way Bekhak adalah belum terdistribusinya manfaat ekonomi kepada seluruh masyarakat. Keberadaan

(9)

9

pariwisata tersebut hanya dirasakan oleh pemilik lahan yang menjadi lokasi wisata. Masyarakat yang terdampak pun hanya sebatas mereka yang memiliki akses perdagangan di dalam lokasi wisata. Sedangkan akses menuju wisata tidak banyak terlihat adanya industri atau kelompok masyarakat yang memanfaatkan keberadaan wisatawan disana. Hal tersebut dikarenakan lemahnya intervensi pemerintah desa dalam menghubungkan keberadaan pariwisata dengan inovasi produk yang bisa diproduksi masyarakat sekitar lokasi wisata. Sehingga diperlukan sebuah pelatihan kepada masyarakat Desa Sukaraja dalam mengembangkan konsep bisnis berbasis lokalitas.

1.3. Tujuan kegiatan

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih para pemuda untuk membuat serta mengelola web dan media online seghingga mereka dapat menggunakannya sebagai alat pemasaran. e-marketplace akan membantu pendistribusian produk lokal secara lebih luas. Setelah pelatihan ini, para peserta akan memiliki kemampuan bisnis online yang bisa diterapkan di Desa.

1.4. Manfaat kegiatan

1. Secara praktis, pelatihan ini diharapkan memberikan peserta pelatihan untuk memiliki kemampuan bisnis baik secara produksi maupun dalam hal memasarkan produk. Dengan bantuan keberadaan teknologi informasi, kemampuan bisnis tersebut dapat diaplikasikan secara online untuk menggaet pasar yang lebih luas. Peserta juga setelah pelatihan akan mampu menggunakan media promosi online sehingga memberikan penguatan terhadap daya saing produk lokal. Juga sebagai pemuda, generasi petani lokal ini diharapkan mampu menciptakan eksitensi yang lebih lama dalam pelestarian produk lokal di Kabupaten Tanggamus.

2. Secara Teoritis, pelatihan ini diharapkan mampu menjadi sumbangsih terhadap kajian keilmuan Ilmu Admiinistrasi Bisnis. Selain itu, pelatihan ini diharapkan terciptanya model promosi berbasis digitalisasi dengan tingkat kesiapterapan

(10)

10

teknologi level 2 yaitu formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi.

Selanjutnya, hasil pelatihan ini akan dipublikasikan pada jurnal Pengabdian kepada masyarakat yang terindeks SINTA.

(11)

11

BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1. Solusi yang diwarkan

Peserta akan diberikan pelatihan tentang bisnis secara online dan kemampuan untuk mengelola pelanggan secara efektif. Peserta juga akan dikenalkan tentang saluran-saluran promosi digital dalam konsep e-marketspace untuk mempromosikan lokal yang selama ini tidak diketahui.

2.2. Luaran yang diharapkan

Setelah pelatihan penyusunan konsep e-marketplace, peserta akan mampu mengelola bauran pemasaran (4P) dari produk lokal yaitu Kemampuan menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, Kemampuan mengelola harga yang kompetitif sehingga akan menghasilkan keuntungan yang maksimal, kemampuan mendistribusikan produk lewat saluran-saluran distribusi online dan offline, dan kemampuan mempromosikan produk secara online melalui web dan media sosial.

Berikut Luaran yang didapatkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan online marketing di Desa Sukaraja :

Tabel 2.1 Rencana Target Capaian Luaran

No. Jenis Luaran Indikator Capaian

Luaran Wajib

1 Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/Prosiding ber ISBN 1)

Draft 2 Publikasi pada media cetak/online /repository PT 2) Draft 3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas,

kuantitas, serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau sumber daya lainnya) 3)

Penerapan

4 Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisasi, IT, dan manajemen) 3)

Penerapan 5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial,

politik, keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan) 4)

Penerapan

Luaran Tambahan

(12)

12

1 Publikasi di Jurnal Internasional 1) Belum ada 2 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang

5)

Penerapan

3 Inovasi baru/TTG 5) Produk

4 Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak Cipta, Merek Dagang, Desain Produk Industri,

Perlindungan varietas tanaman, Perlindungan desain topografi sirkuit terpadu) 6)

Belum ada

5 Buku ber ISBN2) Belum ada

2.3. Kajian Pustaka

Pelatihan ini merupakan aplikasi dari model online marketing atau pemasaran digital yang merupakan perkembangan teori pemasaran di era teknologi.

Pemasaran Online adalah pemasaran yang dilakukan melalui system computer online interaktif yang menghubungkan konsumen dan penjual secara elektronik (Kotler, 2009). Pemasaran online merujuk pada proses pemasaran barang maupun layanan kepada para pelanggan memakai media seperti website, promosi di iklan, dan transaksi/jual-beli secara virtual (Usmara, 2003). Online marketing adalah filosofi teranyar dan praktik modern yang terlibat dalam pemasaran barang dan jasa, informasi, serta gagasan lewat internet maupun perangkat elektronik lainnya (Gohary, 2012). Dari definisi diatas, pemasaran online lebih menekankan pada aspek komunikasi antara penjual dan pembeli. Saat saluran bisnis terhubung oleh internet, komunikasi pemasaranpun menjadi dua arah dimana konsumen dapat langsung bertanya tentang produk kepada produsen.

Komunikasi dua arah tersebut mengharuskan pebisnis memiliki kemampuan komunikasi yang baik guna menciptakan hubungan dengan pelanggan yang baik pula. Hubungan tersebut dalam era digilal dapat dilaksanakan dengan baik karena secara faktual, sekarang konsumen dapat langsung berkomunikasi dengan produsen tanpa melihat jarak dan lokasi. Fenomena tersebutlah yang melahirkan konsep e-marketspace. Marketer perlu mempertimbangkan bahwa konsumen online secara psikologis akan melakukan transaksi online sangat berkaitan dengan keperceayaan “persetujuan” dan pengakuan social (Hasan, 2013).

Pemasaran online menghasilkan parameter pengukuran sehingga teori tersebut

(13)

13

dapat diterapkan secara mudah. Pendekatan tersebut didefinisikan sebagai bauran pemasaran online yang terdiri dari Product, Price, Place, dan Promotion (Kotler P. , 2009). Penjelasan dari 4P tersebut adalah sebagai berikut :

a. Produk

Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

b. Price

Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang bersangkutan.

c. Place

Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengirim dan perniagaan produk secara fisik

d. Promotion

Promosi (promotion), adalah suatu yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.

(14)

14

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode, Tahapan Pelaksanaan, dan Prosedur Kerja

Metode Pelatihan secara umum digunakan untuk memberikan pengetahuan peserta kegiatan tentang konsep bisnis dan konsep pemasaran online . Peserta merupakan pemuda yang berada di Desa Sukaraja. Pelatihan ini akan dimulai dengan beberapa tahapan yaitu :

Tabel 3.1 Tahapan Pelatihan

Tahapan Kegiatan Metode Prosedur Kerja

1 Pemaparan Materi tentang Perkambangan Bisnis dan

Kewirausahaan

Ceramah dan Studi Kasus melalui presentasi

Peserta akan dibekali hardcopy tentang materi yang akan diberikan.

Peserta akan diberikan pre test setelah materi diberikan

2 Penyusunan Kerangka Bisnis dan Penciptaan Nilai Produk

Praktek menggunakan modul bisnis

Peserta akan

dikelompokan menjadi beberap grup, dan akan melakukan simulasi untuk membuat

kerangka bisnis. Peserta disimulasikan untuk menerapkan ide-ide dan gagasan mereka tentang produk lokal

3 Pengenalan tentang online marketing serta bauran pemasarannya

Ceramah dan Focus Group Discussion

Peserta diberikan materi tentang perkembangan bisnis di era digitalisasi.

Perserta dibekali Hardcopy dan Softcopy materi untuk dipelajari.

Setelah pembekalan materi, peserta akan melakukan FGD terkait Isu-isu di Industri Lokal 4 Pembuatan web dan

media sosial untuk bisnis Praktek dengan menggunakan laptop yang disediakan oleh tim

Peserta kembali

dikelompokan dan akan melakukan simulasi tentang pembuatan web dan media sosial khusus bisnis lokal. Peserta juga akan launchingweb dan media sosial

(15)

15

5 Penyusunan Konten web Bisnis untuk produk Lokal

Praktek Peserta memfinalisasi web dan memasukan data-data update tentang produk lokal yang akan dipasarkan.

3.2. Pihak-pihak yang terlibat

Pelatihan ini akan bekerja sama dengan BUMD Kabupaten Tanggamus. BUMD akan memfasilitas lokasi kegiatan di Sukaraja dan akan memberikan arahan tentang bagaimana konsep distribusi dapat diterapkan oleh peserta. Pelatihan ini juga berupaya untuk menjalin sebuah draft kerjasama antara Petani dan BUMD terkait pemasaran produk lokal. Selain BUMD, pelatihan ini akan melibatkan pemerintah Desa Sukaraja untuk mendampingi peserta selama pelatihan.

3.3. Partisipasi Mitra

Partisipasi mitra dalam kegiatan ini disesuaikan dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya selama pelaksanaan kegiatan. Adapun bentuknya sebagai berikut :

a. Peserta Kegiatan. Peserta merupakan pemuda yang merupakan petani lokal di desa Sukaraja. Pemuda dijadikan objek pengabdian karena potensi intensitas mereka terhadap teknologi dan kemampuan untuk menjalankan program hasil pelatihan.

b. BUMD Tanggamus. Dalam pelatihan, BUMD akan mendampingi peserta dalam pengelolahan komoditas lokal pertanian.

c. Pemerintah Desa Sukaraja. Pemerintah Desa dilibatkan pada pelatihan ini untuk memberikan motivasi terhadap peserta dan menjalin draf kerjasama dengan BUMD terkait pemasaran lokal secara online .

3.4. Rangcangan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program

Ada dua rancangan evaluasi yang akan digunakan untuk kegiatan ini, yaitu:

a. Evaluasi kuantitatif melalui pre test dan post test. Rancangan tersebut digunakan untuk mengukur perubahan pengetahuan dan kemampuan konsep seluruh tahapan kegiatan.

(16)

16 b. Refleksi atau evaluasi kualitatif dilakukan melalui diskusi/ tanya jawab dengan pemantauan selama proses pemaparan materi dan praktek yang disajikan berlangsung antara penyaji materi dengan peserta pelatihan, khususnya yang terkait dengan pemasaran online produk lokal.

(17)

17

BAB 4. PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN

4.1. Jenis Kepakaran yang perlukan

Untuk menyelesaikan permasalahan mitra dibutuhkan bidang kepakaran sebagai berikut:

No Masalah Kepakaran

1 Masyarakat yang didominiasi oleh petani tidak memiliki pengetahuan dalam menciptakan produk berbahan dasar komoditas lokal.

Kewirausahaan, Kreatifitas dan Inovasi Produk, Manajemen SDM, Pemasaran,

Manajemen Strategik 2 Petani tidak beradpatasi dengan perkembangan

teknologi sehingga tidak memiliki aplikasi online yang dapat menjangkau pasar lebih luas. Pemuda yang memiliki kemampuan untuk menyerap teknologi hanya menggunakannya untuk proses interaksi dan tidak digunakan untuk bisnis lokal.

Pemasaran Online , Sistem Informas Teknologi

4.2. Tim Pengusul dan Tugas Masing-masing No Nama Jabatan Bidang

Keahlian Tugas 1. Prasetya

Nugeraha, S.A.B, M.Si

Ketua Kewirausahaan,

Kreatifitas dan Inovasi Produk, Manajemen SDM, Pemasaran, Manajemen Strategik

Bertanggung jawab pada seluruh kegiatan

pengabdian,

memberikan pemahaman tentang apa itu bisnis dan pemasaran serta bauran pemasaran produk lokal 2. Hartono,

S.Sos.,M.A Anggota 1 Pemasaran Online , Sistem Informasi Teknologi

Sebagai anggota tim;

bertugas dalam pelaksanaan evaluasi dan analisis hasil pengabdian;

3 Junaidi, M.Sos

Anggota 2 Sosiologi Pedesaan

Sebagai anggota tim bertugas dalam pemetaaan potensi sumber daya alam (komoditas)

(18)

18

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Guna menjamin efektifitas kegiatan pengabdian ini maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode pre-test dan post-test. Pre-Test (evaluasi awal) dilakukan untuk mengukur dan mengatahui tingkat pengetahan para peserta sebelum mendapatkan informasi dari kegiatan pengabdian ini. Evaluasi ini dilakukan dengan mengukur 14 variabel konten yang akan disampaikan yang terdistribusi dalam 53 indikator pertanyaan yang terdistribusi kedalam 12 variabel dan disusun dalam model angket Pre-Test. hail evaluasi pre-test ini dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:

Sumber: Diolah dari hasil pre-test dan post-test, 2021)

Berdasarkan hasil data secara kuantitatif pada tabel 5.1 dapat dilihat terdapat peningkatan pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan pada proses pelatihan pembuatan toko online di pekon sukaraja tanggamus yang pesertanya terdiri dari muli-mekhanai. terjadi peningkatan pemahaman terhadap materi yang disampaikan sebesar 17%. Peningkatan pemahaman terendah ada pada peserta

No Kode Peserta Pre-Test Post-test Peningkatan Pemahaman

1 P1 62,19 77,74 20%

2 P2 72,17 84,91 15%

3 P3 53,77 71,70 25%

4 P4 70,24 85,66 18%

5 P5 59,30 73,21 19%

6 P6 64,60 80,75 20%

7 P7 74,28 91,70 19%

8 P8 83,89 93,21 10%

9 P9 65,64 84,15 22%

10 P10 81,62 94,91 14%

11 P11 64,52 77,74 17%

12 P12 75,57 84,91 11%

13 P13 63,09 71,70 12%

14 P14 61,49 73,21 16%

15 P15 66,22 80,75 18%

Nilai Rata-Rata 67,91 81,75 17%

(19)

19

nomor 10 dengan peningkatan hanya 10%. Diasumsikan hal ini terjadi dikarenakan pada tingkat pemahaman pada saat sebelum mengikuti pelatihan ada pada angka 83,89% atau telah memiliki tingkat pemahaman yang cukup tinggi.

Akan tepati, dengan terlibatnya dalam pelatihan ini, tetap meningkatkan pemahaman peserta.

Disisi lain, peningkatan presentase pemahaman tertinggi ada pada peserta nomor 3 dengan angka peningkatan sebesar 25% dari total materi yang diterima, artinya pada level pemahaman yang cukup rendah pelatihan ini dapat memberikan tingkat pemahaman yang cukup signifikan bagi pesertanya. Secara rata-rata nilai pre-test yang diperoleh ada pada angka 67,91% sedangkan nilai rata-rata post-test ada pada angka 81,75% sehingga dapat dikatakan pelatihan ini cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta terkait dengan konten yang disampaikan.

Secara kuantitatif hasil evaluasi ini memperlihatkan gambaran secara umum dari hasil evaluasi kegiatan. Adapun instrumen yang digunakan untuk pengukuran ini terlampir pada bagain lapiran di dokumen laporan ini.

Secara kualitatif, pasca dilakukannya kegiatan pengabdian ini, Pemerintah Desa dan organisasi muli-mekhanai Desa Sukaraja memiliki rencana untuk mengmbangkan keripik selada air. Selada Air merupakan salah satu produk khas pertanian di lokasi pengabdian ini dilakukan. pengembangan produk pertanian ini direncanakan akan dijadikan makanan olahan yang diberi nama Keripik Selada Air Way Bekhak. nantinya produk ini akan di pasarkan melalui e-commers Shopee dan Tokopedia sebagai representasi dan implementasi dari hasi pelatihan toko online yang telah diikuti.

(20)

20

BAB 6. KESIMPULAN

Berangkat dari hasil evaluasi yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan pembuatan toko online pada produk pertanian di pekon sukaraja kecamatan kabupaten tanggamus, telah berhasil memberikan peningkatan pemahaman terhadap mekanisme dan tata cara meningkatkan nilai produk pertanian serta membuat toko online. peningkatan ini terlihat secara kuantitatif dengan melihat meningkatnya persentase pemahaman dari peserta melalui post-test dan pre-test yang telah dilakukan

Secara kualitatif, hadirnya inisiatif untuk pengembangan produk unggulan yang dimiliki desa oleh pemerintah desa dan organisasi dibawah karang taruna yang dikenal pada lokasi ini dengan sebutan Muli-Mekhanai merupakan bukti kongkrit dari hasil pengabdian ini. munculnya ide tentang bagaimana mempromosikan produk unggulannya (Selada Air) dikolerasikan dengan lokasi wisata way Bekhak sebagai branding dan labeling produk menjadi suatu inisiatif yang baik yang diperoleh oleh peserta pelatihan. Disisi lain, Pemerintah Desa (dalam hal ini Sekeretaris Desa, Bagian Keuangan Desa, dan Bagian Pemerintahan Desa) memiliki ide untuk mengintegrasikan produk lokal desa dengan BUM Desa pekon sukaraja. integrasi ini akan diawali dengan membangun rencana bisnis desa yang akan menjadi dasar bagi Pengelola Oprasional BUM Desa dalam mengembangkan dan menjalankan bisnisnya merupakan langkah kongkrit yang perlu diapresiasi.

Mencermati manfaat dan efektifitas dari implementasi kegiatan ini maka disanrankan untuk dilakukan secara berkelanjutan dengan pengembangan konten dan tema. untuk kegiatan serupa perlu dilakukan pada lokasi lain secara berkelanjutan dan bergulir pada masyarakat yang berada di lokasi-lokasi lainnya.

Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan tersosialisasinya manfaat dari pemenfaatan ekonomi digital untuk meningkatkan nilai tambah pada produk pertanian. Dengan demikian, informasi dan metode ini dapat tersebar luas dan menberikan manfaat pada masyarakat dalam sekala yang lebih luas pula.

(21)

21

REFERENSI

Gohary, H. E. (2012). e-marketing- a literature review form a small business persepective. International Journal of Business and Social Science, 214- 244.

Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus-kasus pilihan. Yogyakarta: CAPS.

Kotler, P. &. (2009). Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler, P. (2009). Dasar-dasar Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.

Usmara, U. (2003). Strategi Baru Manajemen Pemsasaran. Yogyakarta: Amara Books.

(22)

22

Lampiran I. Biodata Mahasiswa Tim Pengabdian

1. Mahasiswa I

A. Identitas Diri

Nama : I Made Dwiki Atmaja

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Sumber Deras, 1 Juli 2000

Agama : Hindu

Alamat lengkap : Dusun 1, Kampung Rama Oetama, Kec. Seputih Raman

Kab. Lampung Tengah Telepon, HP : 087748151213

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

2006-2012 : SD NEGERI 1 RAMA GUNAWAN

2012-2015 : SMPN 1 SEPUTIH RAMAN

2015-2018 : SMAN 1 SEPUTIH RAMAN

2018-Sekarang : Jurusan Ilmu Administrasi Binsis FISIP Universitas

Lampung C. Riwayat Organisasi

 2016 – 2017 : Ketua Ekskul Rohin ( Rohani Hindu) SMA Negeri 1 Seputih Raman

 2017 – 2019 : Ketua Pemuda/Karang Taruna Hindu Desa Rama Oetama 1

 2017-2019 : Sekretaris PERADAH (Perhimpunan Pemudah Hindu) Komisariat Seputih Raman

 2016 – 2017 : Sekretaris OSIS SMA Negeri 1 Seputih Raman

 2017 – Sekarang : Anggota Bidang Olahraga Dan Seni DPK Peradah (Perhimpunan Pemuda Hindu ) Kabupaten

Lampung Tengah

 2018 – Sekarang : Anggota bidang seni dan olahraga UKM Hindu Unila

 2018 – 2019 : Anggota bidang Kestari HMJ Ilmu Administrasi Bisnis Unila

 2020 – Sekarang : Sekretaris Umum HMJ Ilmu Administrasi Bisnis periode 2020

(23)

23

Lampiran II. Materi Pengabdian

(24)

24

(25)

25

(26)

26

(27)

27

(28)

28

Lampiran III. Dokumentasi Kegiatan

(29)

29

(30)

30

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan di Kabupaten Tanggamus
Gambar 1.1 Tingkat PDRB Kabuapten Tanggamus 2017 - 2020  (Sumber BPS Lampung, 2021)
Tabel 2.1 Rencana Target Capaian Luaran
Tabel 3.1 Tahapan Pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal terjadi kerugian dan atau kerusakan atas Kendaraan Bermotor dan atau kepentingan yang dipertanggungkan, apabila Kendaraan Bermotor dan atau kepentingan tersebut

Demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini diperlukan partisipasi mitra. Partisipasi yang dimaksud adalah kehadiran mereka dalam kegiratan, keaktifan mereka untuk

Kegiatan pendampingan dan pemberdayaan terkait pembuatan ruang publik yang bersifat inklusi sosial, berdasarkan Pre test yang telah di jawab oleh 21 (dua puluh

Dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar mengelola keuangan rumah tangga serta meningkatkan pengetahuan berinvestasi serta

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui 5 tahapan proses pelaksanaan, pada tahap pertama mengenai koordinasi kegiatan dengan kader Posyandu Melati II, tahapan

Keahlian yang diperlukan dalam kegiatan pelatihan ini adalah keahlian dalam analisis data statistik dalam hal ini statistika deskriptif, keahlian dalam

Oleh karena itu Tim Pengabdian Masyarakat dari PRODI PJKR STKIP Banten akan mengadakan pelatihan sport massage dengan sasaran Masyarakat di Kecamatan Walantaka,

Pengertian elemen ketiga yaitu active learning together menurut Brame (2016) yaitu menyediakan alat-alat untuk membantu siswa memproses informasi dan