• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GROSS DOMESTIC PRODUCT, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA PERIODE 2003.Q

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH GROSS DOMESTIC PRODUCT, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA PERIODE 2003.Q"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GROSS DOMESTIC PRODUCT, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN

MODAL ASING DI INDONESIA PERIODE 2003.Q1 – 2012.Q2

Jonny Abdune

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

ABSTRACT

Investment is an important factor in the process of economic development in a country.

Private investment from domestic and foreign sources is an alternative source of funds for economic development. PMA is an alternative financing coming from abroad that could be used as additional capital financing in the implementation of economic development. This study aims to determine the influence of gross domestic product, exchange rates, interest rates and inflation on foreign capital in Indonesia peenanaman period 2003.Q1 - 2012.Q2.

Models of analysis in this study using the estimated VECM test to see the effect of these variables on the inflow of foreign direct investment in Indonesia in panajnga term and short- term in that period. Results showed gross domestic product and interest rates have a significant positive effect, while the exchange rate and inflation variables have no effect on foreign investment in the short term while the only variable affecting the exchange rate of foreign investment.

Key words: foreign direct investmen, gross domestic product, exchange rate, interrest rate,inflation

1. PENDAHULUAN

Investasi atau penanaman modal merupakan salah satu variabel yang penting dalam sebuah perekonomian. Pertama, investasi mendorong pertambahan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi) secara berlipat ganda lewat proses Multiplier, jika ada investasi Rp.

1000 milyar – misalnya- maka pertambahan pendapatan nasional akan lebih besar dari Rp.

100 milyar. Kedua, investasi juga akan mendorong penciptaan lapangan kerja. Penciptaan lapangan kerja ini akan mengurangi pengangguran. Ketiga, investasi juga bisa dipakai sebagai alat untuk pemerataan baik pemerataan antar daerah, antar sektor dan antar perorangan.

Terdapat dua jenis penanaman modal yang pertama adalah penanaman modal dalam negeri (PMDN). PMDN dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam modalatau perusahaan untuk membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dariinvestasi dalam negeri. Sedangkan PMA adalah pembelanjaan barang-barang modal untuk menambah

(2)

kemampuan produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh penanam modal asing dengan menggunakan modal asing (Setyowati dan Fatimah, 2007:18).

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi investasi, baik dilihat dari sisi penawaran maupun sisi permintaan (Nafisatul, 2007). Dari sisi penawaran harus dibedakan antara potensi jangka pendek dan potensi jangka panjang. Potensi jangka pendek yang masih dapat diandalkan oleh Indonesia tentunya adalah masih tersedianya banyak sumberdaya alam, termasuk komoditas-komoditas pertambangan dan pertanian. Sedangkan potensi jangka panjang adalah pengembangan teknologi dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

2. KERANGKA TEORITIS Teori ekonomi

investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk menggantikan dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Dengan kata lain, dalam teori ekonomi investasi berarti kegiatan pembelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam suatu perekonomian.

Pengeluaran untuk mengembangkan pabrik pembuatan benang, atau pengeluaran untuk mendirikan perkebunan tebu merupakan penggunaan dana yang dalam teori ekonomi diartikan sebagai investasi (Sadono, 2005:121).

Menurut pandangan teori Keynesian suku bunga bukan satu-satunya faktor yang menentukan investasi, terdapat faktor lain yang menentukan investasi yaitu situasi perekonomian.

Keterangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, seorang pengusaha memiliki dana yang cukup banyak yang berasal dari sakunya sendiri ataupun dari meminjam modal dengan bunga yang rendah, tidak akan langsung menanamkan modal. Jika pengusaha tersebut seorang investor asing maka ia akan melihat ramalan masa depan negara yang akan ditujunya sebagai tempat penanaman modal. Apakah keadaan di masa depan akan menjamin keuntungan dan juga kelangsungan dari modal yang ditanamnya, untuk itu investor melihat dari tingkat kestabilan ekonomi negara tersebut yang antara lain dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan pendapatan nasional negara yang dituju.

Teori paritas balas jasa

menyatakan bahwa balas jasa investasi asing di dalam negeri bersumber pada 2 hal yang pertama yaitu, perbedaan suku bunga dalam negeri dan luar negeri. Dan yang kedua yaitu perbedaan nilai tukar maata uang pada saat investasi ditanamkan. Menurut (Abu Bakar, 2002), kedua hal tersebut dapat dinotasikan secara matematis sebagai berikut :

DI = [F(1-rl)/e] – (1+rd)...(2.5) DI = selisih balas jasa investasi di dalam dan luar negeri

F = kurs devisa yang berlaku saat investasi akan jatuh tempo di masa datang e = kurs devisa yang belaku pada saat investasi mulai ditanamkan

rl = suku bunga di luar negeri rd = suku bunga di dalam negeri

(3)

3. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif melakukan uji hipotesis yang menggunakan model ekonometrika berupa gabungan antara analisa matematis, statistik, dan teori ekonomi guna mengetahui dampak perubahan dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan hubungan antar variabel dengan menggunakan analisis VECM. dengan periode bulanan dari tahun 2003 1 sampai 2012 kuartal II. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perangkat lunak Eviews 6.1 untuk menganalisis data yang telah dihimpun.

Pada model penelitian ini,variabel independent adalah Gross Domestic Product (GDP), nilai tukar terhadap dollar, suku bunga, dan inflasi. Sedangkan variabel dependent adalah Penanaman Modal Asing. Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa data runtut waktu atau time series. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, seperti publikasi Buletin Statistik Bulanan Indikator Ekonomi Indonesia berbagai edisi terbitan dari Badan Pusat Statistik (BPS), laporan bulanan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI). Dengan menggunakan Periode observasi dalam penlitian ini menggunakan data triwulanan periode 2003;1 sampai dengan 2011;2

Jurnal ini menggunakan teknik analisis uji estimasi VECM. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun data yang dikumpulkan adalah data-data yang secara umum dianggap relevan dan mempunyai hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Langkah kedua adalah pengujian akar unit dari seluruh data yang sudah terkumpul. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pengujian akar unit ini biasannya dilakukan dengan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Adapun tujuan dari pengujian akar unit ini adalah untuk menguji stasioneritas dan derajat integritas dari variabel tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan lag optimal. Jika sudah diketahui tingkat lag optimal maka selanjutnya dilakukan uji kointegrasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan jangka panjang antara variabel tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan uji estimasi VECM untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel tersebut. Berikut penjelasan urutan pengujian sebelum hipotesis.

4. ANALISIS HASIL PENELITIAN Hasil Uji Stasioneritas

Langkah pertama dalam menguji data time series adalah melakukan uji stasioneritas data dengan menggunakan augmented dickey fuller (ADF) dan Philip peron (PP). Dalam uji stationeritas data menggunakan H0 yaitu terdapat unit root dan H1 yaitu tidak terdapat unit root. Pertama-tama, uji ADF dilakukan pada tingkat level-trend and intercept. Dari hasil uji stationeritas di atas dapat diketahui bahawa variabel PMA dan Inflasi telah stasioner pada tingkat level-trend and intercept. Hal ini dapat diketahui dari nilai ADF t-statistik. Nilai variabel-variabel tersebut lebih besar dari nilai MacKinnon critical value baik pada derajat kesalahan 10% dan 5%,. Sedangkan untuk variabel Interest Rate, Exchange rate, dan GDP tidak stasioner pada derajat 1%, 5%, dan 10%. Ini dilihat dari variabel tersebut mempunyai nilai ADF t-statistik yang lebih kecil dari MacKinnon Oleh karena itu perlu dilakukan uji unit root kembali pada tingkat selanjutnya yaitu first difference-trend and intercept. hasil

(4)

pengujian unit root pada tingkat first difference-trend and intercept dari seluruh variabel endogen adalah sebagai berikut.

Dari hasil uji stationeritas pada tingkat first difference intercept dan trend di atas terlihat bahwa semua variabel signifikan di tingkat signifikasi yang berbeda-beda. untuk variabel PMA, Interst Rate, Exchange Rate dan Inflasi telah stasioner pada tingkat level-trend and intercept pada derajat kesalahn 1%. Sedangkan untuk GDP berada pada tingkat kesalahan 10%.Karena semua variabel sudah stationer maka dapat dilanjutkan dengan penentuan tingkat Lag Optimal. Pada uji stasioneritas yang kedua dengan menggunakan Philip-perron (PP). Pada tingkat level-trend maupun level-trend dan intercept hanya variabel government expenditure (g) yang significant pada tingkat α = 1%, 5%, 10%. Dengan ditunjukkan bahwa nilai ADF t-statistic lebih kecil daripada Mackinnon critical value. Pada pengujian pada tingkat 1 st different trend maupun 1st different trend intercept semua variabel diterima pada tingkat α = 1%, 5%, 10% sesuai dengan nilai ADF t-statistic.

Penentuan Lag Optimal

Dalam menentukan lag yang optimal yang akan digunakan, diperlukan pengujian melalui Eviews 6.1. Terdapat beberapa kriteria dalam penentuan lag optimal yaitu, Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SIC), dan Hannan-Quinn Information Criterion (HQ). menunjukkan hasil pengujian lag length optimal yang menggunakan metode Final Prediction Error (FPE), Aike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-Quinn (HQ),

Hasil Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan jangka panjang antar variabel. Uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan metode Johansen. Namun, sebelum dilakukan uji kointegrasi Johansen, perlu dilakukan pengujian data trend yang direkomendasikan oleh Akaike Information Criteria (AIC) dan Schwarz Criteria (SC).

Pengujian data trend diperlukan untuk menentukan spesifikasi deterministiknya. Pengujian data trend yang direkomendasikan oleh Akaike InformationCriteria (AIC) dan Schwarz Criteria (SC). Berdasarkan hasil uji kointegrasi tabel 4.4 data trend empat Linear – Intercept and Trend menunjukkan ada 2 hubungan kointegrasi . nilai max eigen statistic (λ max) dan nilai trace statistic (λ trace) lebih besar daripada nilai kritisnya pada tingkat signifikansi α = 10%, sehingga H0 yang menyatakan r = 0 atau tidak terjadi kointegrasi ditolak. Maka Ha yang menyatakan r= 1 atau terjadi kointegrasi diterima.

Estimasi VECM

Dalam menganilisi hasil VECM yang diintepretasikan persamaan pada jangka panjang dan jangka pendek. Hasil estimasi VECM jangka panjang menunjukkan pengaruh pertumbuhan Penanaman Modal Asing (DLPMA) terhadap variabel Gross Domestic Product (DLGDP), nilai tukar (DLER), suku bunga (DIR), dan inflasi (DINFL). Berdasarkan hasil estimasi VECM pada tabel, variabel gross domestic product (DLGDP) dan suku bunga (DIR) signifikan pada α = 10%, sedangkan inflasi (INFL) dan nilai tukar tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Setelah mengetahui tingkat signifikasi dari variabel-variabel tersebut, selanjutnya dilihat dari koefisien dari variabel-variabel tersebut. Koefisien dari variabel gross domesric product (DLGDP), menunjukkan hubungan positif, variabel suku bunga (DIR) juga

(5)

menunjukkan hubungan yang positif. Beradasarkan hasil estimasi VECM dalam jangka pendek menunjukkan hanya variabel nilai tukar yang menunjukkan hasil yang signifikan ini dilihat dari nilai t-statistik 1,87 yang lebih besar dari nilai t-tabel

Impulse Response

Dalam penelitian ini, analisis impulse response pada model ini difokuskan pada shock variabel Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap shock variabel Gross Domestic Product (GDP), Nilai Tukar (ER), Suku Bunga (IR), dan Inflasi (INFL). Pada sumbu horizontal menunjukkan periode waktu, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan perubahan PMA terhadap shock variabel tertentu, dimana perubahan ini dinyatakan dalam satuan standard deviasi (SD).

-.2 .0 .2 .4 .6 .8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLPMA to DINFL

-.2 .0 .2 .4 .6 .8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLPMA to DIR

-.2 .0 .2 .4 .6 .8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLPMA to DLER

-.2 .0 .2 .4 .6 .8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLPMA to DLGDP

Response to Cholesky One S.D. Innovations

5. Pembahasan

Hasil regresi alat uji estimasi VECM menunjukkan bahwa Gross Domestic Product (GDP) berpengaruh secara positif signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia dalam jangka panjang sedangkan dalam jangka pendek menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal dan teori bahwa semakin besar GDP maka tingkat investasi akan semakin bertambah. Ini menunjukkan dalam periode tersebut tingkat pertumbuhan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya angka investasi asing yang masuk di Indonesia. Sedangkan dalam jangka pendek tentu saja tidak signifikan karena untuk dapat memperoleh hasil yang menguntungkan penanaman modal asing tidak bisa dilakukan dengan cara yang singkat.

Untuk implikasi respon penanaman modal asing terhadap shock GDP menunjukkan hasil yang fluktuatif. Naik turunnya pma tersebut dikarenakan tingkat infrastruktur di Indonesia yang buruk, birokrasi yang tidak efisien dankebijakan yang tidak stabil ini yang dapat memperlambat tingkat arus investasi yang masuk di Indonesia.

Besarnya tingkat nilai tukar juga tidak memiliki pengaruh besar dalam masuknya arus penanaman modal asing di Indonesia seperti yang ditunjukkan oleh hasil estimasi VECM. Ini mengindikasikan investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia tidak melihat nilai tukar sebagai faktor yang penting dalam keputusan investasi. Selain itu perubahan nilai tukar mata uang yang tidak linear akan membuat para investor sulit dalam memprediksi dari suatu proyek dan tidak akan membantu dalam analisis rencana penanaman investasi. Tetapi dalam jangka pendek nilai tukar memiliki pengaruh yang negatif jadi pada saat rupiah terapresiasi maka arus pma menurun dan pada saat depresiasi maka arus pma akan semakin besar.

(6)

Untuk implikasi respon penanaman modal asing terhadap shock nilai tukar menunjukkan hasil yang positif, untuk selanjutnya pma tidak direpon oleh nilai tukar Jadi besarnya tingkat nilai tukar tidak begitu direpon oleh besarnya arus pma yang masuk di Indonesia. Ini dikarenakan investor lebih cenderung melihat kepada kondisi infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, besaran nilai tukar kurang begitu diperhitungkan oleh investor asing.

Tingkat suku bunga memiliki pengaruh terhadap arus masuk penanaman modal asing di Indonesia, jika dilihat dari hasil estimasi VECM. Hal ini menunjukkan bahwa para investor melihat suku bunga di domestik maupun internasional yang ada di Indonesia. Pada saat suku bunga mengalami kenaikan maka investor asing akan semakin banyak menanamkan modalnya di Indonesia dikarenakan barang dari negara mereka akan memiliki nilai yang lebih banyak di banding barang domestik di Indonesia, karena harga barang domestik akan menjadi mahal.karena jika suku naik maka di negara indonesia terjadi inflasi yang menyebabkan harga barang domestik menjadi naik sehingga konsumen akan lebih tertarik pada barang asing. Sedangkan dalam jangka pendek tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap arus masuk pma, karena dalam menanamkam modalnya investor asing pasti lebih melihat ke arah jangka panjang.

Untuk implikasi respon penanaman modal asing terhadap shock suku bunga menunjukkan hasil yang positif. Jadi ketika tingkat suku bunga naik maka penanaman modal asing juga mengalami kenaikan, karena pada saat suku bunga naik maka harga barang domestik juga akan naik, maka konsumen akan lebih memilih untuk mengkonsumsi barang impor.

Tingkat inflasi tidak memiliki dampak yang besar terhadap arus modal asing yang masuk di Indonesia. Ini mengindikasikan bahwa para investor asing sudah kurang begitu berpengaruh dengan ekspektasi yang dilakukan atas dasar inflasi sehingga ada tidaknya inflasi menjadi kondisi yang dianggap biasa. Para investor juga melihat inflasi tidak hanya terjadi di Indonesia investor juga menghitung inflasi di negara mereka dan inflasi di dunia juga (Ratih, 2011).

\

Untuk shock inflasi mempunyai kecenderungan direspon fluktuatif, namun lebih banyak direspon positif. Hah ini menunjukkan bahwa variabel penanaman modal asing mempunyai pengaruh yang kecil terhadap aliran investasi asing. Para investor tidak melihat besar kecilnya tingkat investasi yang terjadi di Indonesia selama kegiatan investasi masih menguntungkan dan besarnya keuntungan masih lebih tinggi dari tinggi tingkat bunga maka kegiatan investasi akan terus dilakukan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil estimasi maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Gross Domestic Product berpengaruh signifikan positif dalam jangka panjang sedangkan dalam jangka pendek tidak berpengaruh. Untuk hasil impulse response respon yang ditunjukkan fluktuatif.

2. Variabel nilai tukar tidak memiliki pengaruh dalam jangka panjang sedangkan dalam jangka pendek nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan. Untuk hasil impulse

(7)

response shock yang ditimbulkan pada periode awal menunjukkan hasil yang positif tapi untuk selanjutnya variabel penanaman modal asing tidal di respon.

3. Variabel suku bunga memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap penanaman modal asing dalam jangka panjang sedangkan untuk jangka pendek tidak memiliki pengaruh. Untuk hasil impulse response penanaman modal asing direspon secara positif oleh suku bunga.

4. Variabel inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dalam jangka panjang dan jangka pendek. Untuk hasil impulse response cenderung direspon fluktuatif positif oleh tingkat inflasi.

Saran

Kesimpulan hasil penelitian diatas memberi implikasi sebagai berikut:

1. PDB berpengaruh positip signifikan terhadap Laju Penanaman Modal Asing di Indonesia. Sebagai indikator tingkat pertumbuhan ekonomi PDB tetap perlu ditingkatkan untuk meningkatkan penanaman Modal Asing dalam tingkat yang wajar karena dengan laju Penanaman Modal Asing yang wajar, sektor riil akan tetap bergairah dan memberikan peluang-peluang peningkatan mutu kesejartaan masyarakat.

2. FDI sebagai sumber tambahan modal dalam menggerakkan roda perekonomian di Indonesia sampai saat ini masih sangat dibutuhkan oleh Indonesia, karena kapasitas negara Indonesia masih sebagai negara berkembang yang masih banyak kekurangan modal. Akan tetapi Indonesia tidak boleh terlena dengan keberadaan PMA dari masa ke masa karena di masa yang akan datang jika terus bergantung pada PMA maka akan mematikan investor dalam negeri, serta hilangnya asset-asset kekayaan Indonesia.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Bakar, Abu 2002. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Tingkat Suku Bunga, Angkatan Kerja, dan Nilai Tukar terhadap Penanaman Modal Asing di Jawa Tenga., Yogyakarta.

(tidak dipublikasikan). Tesis S-2 Magister Ekonomi Pembangunan UGM.

Kusumastuti, Ratih. Analisi Komparatif “foreign Direct Investment” di Indonesia dan Malaysia 1981 – 2009,Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan , Semarang,Vol 2,No. 1, Th, 2011:Universitas Diponegoro,

Muflihah, Nafisatul. 2007. “Analisis Suku Bunga, PDB, dan Nilai Tukar Sebagai Determinan Investasi di Indonesia (Studi Kasus : 1999:1 – 2006:3).”Skripsi Tidak Dipublikasikan,Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Setyowati, Eni & Siti Fatimah NH. 2007. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Investasi dalam Negeri di Jawa Tengah Tahun 1980- 2002, 8(1), 87-143.

Sukirno, Sadono. 2005. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

(4) Bagan Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana sebagaimana tercantum dalam Lampiran IVB yang

(1) 74 penciutan (peristiwa, tokoh, latar) (2) 70 penambahan (peristiwa, tokoh, latar) (3) 14 perubahan variasi (peristiwa, tokoh, latar) Penciutan peristiwa pada saat tokoh

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan membangun sistem peramalan tingkat kemiskinan dengan menggunakan metode

Fakta tersebut menjadi problema yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu bagaimana upaya hukum yang dilakukan oleh Penerbit Erlangga Kota Banda Aceh terhadap

Sebahagian besar dari pen- duduk tersebut berada di Desa Tenggayunyakni 2023 jiwa (Monografi Kecamatan Bukitbatu tahun 2015). Se- lanjutnya dari tersebut2548 jiwa yang bekerja

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta , didapatkan data 7 dari 10 orang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, pada

a. The proportion of institutions share ownership by external, the proportion of managerial ownership of shares by internal have effects on corporate

Hasil Penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain : Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara tindak pidana Pemerkosaan anak difabel dan nondifabel