• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadi Aparatur Sipil Negara Profesional Yang Berpikir Kreatif dan Inovatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menjadi Aparatur Sipil Negara Profesional Yang Berpikir Kreatif dan Inovatif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

19

Menjadi Aparatur Sipil Negara Profesional Yang Berpikir Kreatif dan Inovatif

*Asep Supriatna1

1 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Banten, Jalan Lintas Timur Km 4 Karangtanjung Pandeglang Banten, Indonesia

(Diterima 01 September 2021; Direvisi 7 September 2021; Disetujui 10 Septmber 2021; Diterbitkan 11 September 2021)

Abstract: Creative thinking and innovation in the digital era is a necessity. In-service training carried out by state civil servants (ASN) also requires graduates to have superior innovations whose benefits can be felt by the community. Innovation is no less important in today's government arena. In the company, innovation is a necessity. In the government itself, this innovation can be said to be slow to adopt. However, late is not a problem, the important thing is that the government is starting to reform itself through the implementation of innovation. In fact, in supervisory leadership training (PKP), administrator leadership training (PKA) and national leadership training (PKN) are required to report innovations in change projects. The desire to change for the better must be instilled from an early age, because the current changes are followed by very fast technological changes. If we don't maximize our abilities by thinking creatively and innovatively, we will be left behind in everything, and we will lose in the competition, so ASN in the future should be able and have the capacity to think creatively and innovate. Thus, an ASN is required to have creative and innovative thinking

Keywords: creative thinking, innovation, public service, ASN

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Corresponding author: Asep Supriatna, E-mail: asupri5673@yahoo.co.id, Tel. +62 857-8089-3449

Pendahuluan

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan wadah dua abdi negara yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Keduanya memiliki kesamaan dalam dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Salah satu tuntutan terhadap ASN dalam reformasi birokrasi adalah tuntutan untuk menjadi kreatif dan inovatif. Kemampuan berkreasi ini sejalan dengan perubahan yang terus terjadi dalam intra organisasi maupun ekstra organisasi. Perbaikan terus

(2)

20 menerus dalam bidang pelayanan public dituntut kreativitas dan invoasi. Digitalisasi pelayanan adalah salah satunya.

Inovasi tidak kalah pentingnya dalam kancah pemerintahan saat ini. Di perusahaan, inovasi menjadi keniscayaan. Di pemerintahan sendiri, inovasi ini dapat dikatakan lambat diadopsi. Namun, terlambat tidak masalah, yang penting saat ini pemerintah mulai mereformasi diri melalui penerapan inovasi. Bahkan, dalam diklat kepemimpinan pengawas (PKP), pelatihan kepemimpinan administrator (PKA) maupun pelatihan kepemimpinan nasional (PKN) diwajibkan melaporkan inovasi dalam proyek perubahannya. Dengan demikian, seorang ASN dituntut untuk memiliki pemikiran kreatif dan inovatif.

Menurut (Coughlan, 2007) dalam (Amtiningsih et al, 2016) kemampuan berpikir kreatif dapat berupa imajinasi individu dalam memecahkan masalah. Kemampuan imaginative inilah memacu seorang PNS menciptakan cara baru, prosedur baru, alat baru yang dapat digunakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat, tepat, akurat dan aman. Kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam pembelajaran menurut Munandar (2009) dalam (Amtiningsih et al, 2016) meliputi aspek fluency (kemampuan berpikir lancar), flexibility (kemampuan berpikir luwes), originality (kemampuan berpikir orisinil), dan elaboration (kemampuan berpikir memerinci).

Menurut Peter Drucker dalam (DJKN, 2020), dalam memimpin suatu organisasi, seorang manajer tidak hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan administratif atau pengambilan keputusan (decision making) saja, tetapi ia arus melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih kreatif. Jadi pimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam inovasi, yaitu:

1. Memberi dukungan, otorisasi, dan bimbingan kepada staf untuk melakukan inovasi.

2. Menciptakan iklim yang kondusif untuk berkembangnya inovasi dalam organisasi.

3. Bersama-sama terus mengembangkan kapasitas diri dan pegawai untuk berinovasi.

Dukungan dan otorisasi jelas sangat diperlukan dalam mengarahkan staf menjadi inovatif karena inovasi yang dilakukan tanpa dukungan dan otorisasi pimpinan akan kesulitan dalam melaksanakan keseluruhan tahapan inovasi. Demikian juga iklim yang kondusif dalam organisasi akan tercipta jika kepemimpinan yang ditampilkan oleh pimpinan memberikan iklim yang nyaman bagi para staf dan stakeholder.

Analisa

Bagaimana seorang ASN dapat menjadi professional yang berfikir kreatif dan inovatif tentu dipengaruhi cara-cara berfikir kreatif dan inovasi. Menurut Friedman dalam (LinovHR, 2020) ada 4 cara meningkatkan berfikir kreatif, yaitu: 1) selalu bersyukur di pagi hari. Dikatakan oleh Friedman bahwa

(3)

21 mood yang jelek akan menghambat otak dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran kreatif. Untuk itu, Anda harus benar-benar membasmi apa saja yang menjadi dalang pemikiran jelek dalam otak anda. 2) menja kerja berantakan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota menyebutkan bahwa orang yang bekerja di ruang kerja yang berantakan cenderung menghasilkan pemikiran yang kreatif. Meja kerja yang berantakan juga memiliki efek yang sama bagi mereka., 3) kunjungi kedai kopi terdekat. 4) Miliki banyak teman. 4 hal yang disampaikan oleh Friedman adalah hal sederhana. Namun, pada kenyataannya kreatifitas memerlukan mood yang baik sehingga suasana pagi ketika pikiran sedang segar akan tercipta kreasi-kreasi luarbiasa. Demikian pula dengan ketidakrapihan tempat kerja akan menimbulkan kreativitas ketimbangan tempat kerja yang serba rapi. Berpikir kreatif adalah proses dan kemampuan untuk melihat, memandang, dan berpikir diluar kebiasaan atau norma yang umum dalam setiap konteks (Dahlan, 2021).

Bagaimana dengan inovasi? Bagaiman sebuah inovasi dapat tercipta? Inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan menawarkan jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih murah dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya (Rianandita et al, 2021:71). Inovasi ialah semua hal baru yang berangkat dari ilmu pengetahuan, serta dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam pengembangan inovasi (Fa'ziah, 2021).

Lebih lanjut Stephen Robbins dalam (Fa'ziah, 2021) membatasi inovasi sebagai sebuah gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbarui suatu produk atau proses dan jasa. Sedangkan Everett M. Rogers masih dalam (Fa'ziah, 2021) menyatakan bahwa inovasi ialah sebuah ide, gagasan, ojek, dan praktik yang dilandasi dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau pun kelompok tertentu untuk diaplikasikan atau pun diadopsi.

Melalui definisi di atas dapat penulis simpulkan bawha yang dimaksud inovasi adalah kebaruan suatu produk yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Jadi, hal baru atau penemuan yang tidak memberikan manfaatkan bagi kemaslahatan manusia bukanlah invoasi melainkan hanya gagasan kreatif saja.

Inovasi merupakan cara baru untuk menggantikan cara lama dalam mengerjakan atau memproduksi sesuatu. Namun demikian, inovasi mempunyai dimensi geofisik yang menempatkannya baru pada satu tempat, namun boleh jadi merupakan sesuatu yang lama dan biasa terjadi di tempat lain. Dengan kata lain, inovasi dapat direplikasi dan diterapkan di tempat lain selain tempat asalnya.

(4)

22 Agar dalam melakukan inovasi dan tidak menemui kendala, maka kunci sukses inovasi yaitu adalah sebagai berikut :

1. Adanya tuntutan perubahan yang didukung oleh pemerintah dan pimpinan aparatur;

2. Sikap dan budaya para pemimpin yang mendorong kreativitas dan inovasi;

3. Kelembagaan pemerintahan mendorong, mengakui, dan menghargai inovasi;

4. Proses inovasi perlu dikembangkan dalam suatu “siklus” sistem tertentu;

5. Inovasi mengandung resiko dan membutuhkan pemimpin dan aparatur yang berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan, bukan mereka yang takut resiko atau sekedar mempertahankan status quo;

6. Pilot proyek dan pengujicobaan dapat memperkecil resiko dampak inovasi;

7. Jaringan kerjasama domestik dan internasional akan mendorong sukses inovasi;

8. Kapasitas dan kapabilitas SDM dan organisasi pemerintahan adalah prakondisi keberhasilan Inovasi;

9. Isu strategis harus dirumuskan untuk mengantisipasi tingkat kesulitan, tekanan pekerjaan, kecepatan kerja, dan waktu yang terbatas dalam mengembangkan inovasi;

10. Tantangan yang harus diantisipasi dalam inovasi adalah sikap legislatif, sistem pelaporan kinerja dan jaringannya; sikap penolakan terhadap resiko, dan sikap kelompok orang yang memandang rendah inovasi;

11. Penerapan teknologi canggih akan memperkuat dorongan dan kreativitas inovasi;

12. Inovasi di sektor publik biasanya mendorong berkembangnya inovasi dalam masyarakat maupun swasta;

13. Keberhasilan Inovasi menuntut ketersediaan sumber daya (Man, Money, Materials, Methods, Times, Environment), harus dijamin ketersediaannya (Ingat: No-one wants to pay – Risk aversion behavior));

14. Aparatur sektor publik sesungguhnya memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan, sangat termotivasi untuk bekerja, berorientasi hasil dan mendahulukan kepentingan masyarakat (Di samping para oknum aparatur yang merusak sistem untuk kepentingan pribadi atau golongannya);

15. Pemerintah harus mendorong inovasi, namun juga harus memiliki reservasi bahwa capaian kinerja akan bervariasi, dan harus memberi ruang untuk perbaikan (TimFasilitator, 2014).

Kesimpulan

Konsep berpikir Kreatif dan Inovatif tentunya harus menjadi budaya bagai para ASN, karena baik langsung maupun tidak langsung akan menjadi harapan bukan saja bagi pemerintah juga masyarakat. Keinginan merubah menjadi lebih baik sudah harus ditanamkan sejak dini, karena perubahan yang sekarang ini diikuti dengan perubahan teknologi yang sangat cepat. Jika kita tidak memaksimalkan kemampuan dengan berpikir kreatif dan inovatif maka kita akan tertinggal dalam segala hal, dan kita akan kalah dalam berkompetisi, maka sudah seharusnya ASN ke depan mampu dan memiliki kapasitas untuk berpikir kreatif dan inovatif.

(5)

23

Ucapan terimakasih

Penulis secara tulus mengucapkan terima kasih kepada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Banten dan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia Provinsi Banten yang menyediakan wahana berupa jurnal ilmiah online yang dapat menampung karya widyaiswara Provinsi Banten,dan tidak lupa kepada redaktur Jurnal Lingkar Widyaiswara (Juliwi.com).

Daftar Pustaka

Amtiningsih, S. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Penerapan Guided Inquiry dipadu Brainstorming pada Materi Pencemaran Air. Proceeding Biology Education

Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1), 868-872.

Dahlan, D. (2021, April 23). Teknik Berpikir Kreatif dan Meningkatkan Kreatifitas dengan Sederhana!

Diambil kembali dari https://www.kompasiana.com/:

https://www.kompasiana.com/dedydahlan/60818548d541df1b8800fe33/teknik-berpikir- kreatif-dan-meningkatkan-kreatifitas-dengan-sederhana

DJKN. (2020, April 19). Berfikir Kreatif Dan Inovatif Dalam Pelayanan Publik. Diambil kembali dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-palu/baca- artikel/13041/Berfikir-Kreatif-Dan-Inovatif-Dalam-Pelayanan-Publik.html

Fardah, D. K. (2012). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended. JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Volume 3 Nomor 2 Desember 2012, -.

Fa'ziah, A. Z. (2021, Maret 24). Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli, Ketahui Ciri-Ciri Beserta Manfaatnya. Diambil kembali dari https://www.merdeka.com/:

https://www.merdeka.com/trending/pengertian-inovasi-menurut-para-ahli-ketahui-ciri-ciri- beserta-manfaatnya-kln.html

Hari Susanto. (2013). Peran Kepemimpinan Chief Information Officer (CIO) dalam Penyelerasan Strategi TI dan Bisnis. URNAL INFORMATIKA Vol 7, No. 1, Januari 2013, 740-752.

LinovHR. (2020, Januari 30). 4 Cara Meningkatkan Berfikir Kreatif. Diambil kembali dari

https://www.linovhr.com/berpikir-kreatif/: https://www.linovhr.com/berpikir-kreatif/

Parijah, M. (2011, Januari 9). APAKAH KREATIFITAS ITU DAN BAGAIMANA ORANG YANG KREATIF . Diambil kembali dari www.kompasiana.com:

https://www.kompasiana.com/t4len_ti4n/550066678133116619fa76ff/apakah-kreatifitas- itu-dan-bagaimana-orang-yang-kreatif

Riche. (2019). Implementasi Kepemimpinan Dalam Teknologi Informasi . Seminar Nasional Sains &

Teknologi Informasi (SENSASI)Juli 2019 , Hal: 143 – 146 .

Suprapti, Wahyu. 2019. Modul berpikir kreatif dalam pelayanan. Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

(6)

24 Syauqy, K. (2016). KEPEMIMPINAN DALAM PERUBAHAN ORGANISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN

TINGGI . Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 01, Januari 2016, 115-124.

text-id.123dok.com. (2021). KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BERWIRA USAHA. Diambil kembali dari https://text-id.123dok.com/: https://text-id.123dok.com/document/yrk55ovz-

kreativitas-dan-inovasi-dalam-berwira-us.html

TimFasilitator. (2014). Inovasi Di Sektor Publik. Jakarta: Lembaga Adminisitrasi Negara Republik Indonesia.

(7)

25 Abstrak: Berfikir kreatif dan inovasi di era digital adalah sebuah keniscayaan. Pelatihan dalam jabatan yang dilaksanakan aparatur sipil negara (ASN) juga menuntut lulusannya memiliki inovasi yang dapat diunggulkan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Inovasi tidak kalah pentingnya dalam kancah pemerintahan saat ini. Di perusahaan, inovasi menjadi keniscayaan. Di pemerintahan sendiri, inovasi ini dapat dikatakan lambat diadopsi. Namun, terlambat tidak masalah, yang penting saat ini pemerintah mulai mereformasi diri melalui penerapan inovasi. Bahkan, dalam diklat kepemimpinan pengawas (PKP), pelatihan kepemimpinan administrator (PKA) maupun pelatihan kepemimpinan nasional (PKN) diwajibkan melaporkan inovasi dalam proyek perubahannya. Keinginan merubah menjadi lebih baik sudah harus ditanamkan sejak dini, karena perubahan yang sekarang ini diikuti dengan perubahan teknologi yang sangat cepat.

Jika kita tidak memaksimalkan kemampuan dengan berpikir kreatif dan inovatif maka kita akan tertinggal dalam segala hal, dan kita akan kalah dalam berkompetisi, maka sudah seharusnya ASN ke depan mampu dan memiliki kapasitas untuk berpikir kreatif dan inovasi.

Dengan demikian, seorang ASN dituntut untuk memiliki pemikiran kreatif dan inovatif Kata kunci: berfikir kreatif, inovasi, pelayanan public, ASN

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Referensi

Dokumen terkait

Kesiapan Peningkatan Perkembangan Bumil Kesiapan Peningkatan Perkembangan Bayi Kesiapan Peningkatan Perkembangan Todler Kesiapan Peningkatan Perkembangan Prasekolah

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai variabel independen yaitu gaji, kepemimpinan,

Komplikasi sepsis neonatorum antara lain ialah meningitis, neonatus dengan meningitis dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus dan/atau leukomalasia periventrikular,

Hasil identifikasi fauna ikan di Kawasan Mangrove Teluk Pangpang ditemukan kelimpahan dan biomassa yang tinggi pada jenis ikan bedul ( A. caninus ) sebanyak 975 ind sebesar 18.299,56

karya Ustad Felix Siauw menggunakan pernyataan tentang hubungan yang terdapat diantara dua term atau suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh

Rp.198.728.000 (Sel"atus Sembilsn Puluh Delapsn jut» Tuiuh Rstus Dua Puluh Delspsn Ribu Rupiah) sudah terrnasuk biaya over head, pajak dan keuntungan,. Rp.198.728.000

• Perusahaan ini memiliki peluang yang besar dalam bisnis produk kertas. • Perusahaan memiliki beberapa ancaman seperti adanya pendatang baru. Tetapi ini bisa diatasi

Manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses bisnis yang berjalan pada UD Karya Bahari, dan untuk membantu karyawan UD Karya Bahari