• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PAJAK BAHAN MINERAL BUKAN LOGAM & BATUAN DAN RETRIBUSI BAHAN GALIAN C TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PAJAK BAHAN MINERAL BUKAN LOGAM & BATUAN DAN RETRIBUSI BAHAN GALIAN C TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PAJAK BAHAN MINERAL BUKAN LOGAM & BATUAN DAN RETRIBUSI BAHAN GALIAN C TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH Aprilia Riska, Junaedy Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Pada umumnya suatu Negara membutuhkan pendapatan yang besar untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Maka Pemerintah perlu mendapatkan dana tersebut dengan melakukan suatu pungutan kepada masyarakat yang lebih dikenal dengan kata pajak. Pajak merupakan salah satu sektor pendukung bagi Pemerintah dalam mensejahterakan kehidupan rakyatnya demi tercapainya apa yang direncanakan maka pemerintah membentuk suatu badan yang bertugas untuk memunggut pajak dari masyarakat. Pemungutan pajak adalah suatu fungsi yang harus dilaksanakan oleh negara sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pendapatan. Dalam pemungutan pajak dari masyarakat masih kurang efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Instansi pemerintah dalam pemungutan pajak pada masyarakat adalah Kantor Dinas Pendapatan Daerah.

Tujuan untuk mengetahui pengaruh pajak bahan mineral bukan logam & batuan dan retribusi bahan galian c terhadap pendapatan asli daerah kota jayapura periode 2009-2013. Metode Penelitian penelitian ini bersifat Kuantitatif, dengan rancangan Korelasional, menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yaitu pajak bahan mineral bukan logam & batuan dan retribusi bahan galian c terhadap variabel dependen yaitu pendapatan asli daerah.

Hasil Penelitian Secara Parsial Pajak bahan mineral bukan logam & batuan tidak signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota jayapura dan retribusi bahan galian c tidak signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota jayapura, Secara Simultan Pajak bahan mineral bukan logam & batuan dan retribusi bahan galian c tidak signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota jayapura.

Kata Kunci : Pajak bahan mineral bukan logam dan batuan, Retribusi bahan galian c, PAD.

(2)

PENDAHULUAN

Pengelolaan Pemerintah Daerah, baik di tingkat provinsi maupun tingkat Kabupaten dan Kota memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Otonomi daerah adalah pemberian kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional dan diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, pemanfaatan sumber daya nasional yang berimbang dan berkeadilan serta perimbangan pusat dan daerah. Pelaksanaan otonomi daerah dengan azas desentralisasi diharapkan membawa implikasi luas pada masyarakat daerah ke arah yang lebih baik. Implementasi otonomi seharusnya dapat mewujudkan kemandirian daerah, Munculnya prakarsa daerah menghargai keanekaragaman dan potensi daerah. Sedangkan Implementasi Desentralisasi adalah tumbuhnya partisipasi masyarakat, adanya transparansi dan akuntabilitas kebijakan publik, dan penyelenggaraan pemerintah daerah dilaksanakan secara demokratis (Suhendro:2014). Kewenangan Daerah untuk memungut Pajak dan Retribusi diatur dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan dari UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 dan ditindaklanjuti peraturan pelaksanaannya, yaitu Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Salah satu upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan Daerah dan membiayai kebutuhan rumah tangga Daerahnya, yaitu dengan meningkatkan penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Riani (2013) yang meneliti Dari keterbatasan penelitian sebelumnya ini peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan objek penelitian yang berbeda yaitu menambah variabel retribusi bahan galian c guna memperoleh hasil yang berbeda juga.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul Analisis pengaruh pajak bahan mineral bukan logam & batuan dan retribusi bahan galian c terhadap prendapatan asli daerah kota Jayapura.

TINJAUAN PUSTAKA

Pajak bahan mineral bukan logam dan batuan

Pajak bahan mineral bukan logam dan batuan adalah pungutan daerah atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Retribusi bahan galian c

Retribusi bahan galian c adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

(3)

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Pendapatan asli daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber dari Pajak Daerah; hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan lain-lain PAD yang sah.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat Kuantitatif, dengan rancangan Korelasional, menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yaitu pajak bahan mineral bukan logam & batuan dan retribusi bahan galian c terhadap variabel dependen yaitu pendapatan asli daerah.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data pada Dispenda Kota Jayapura periode tahun 2009 – 2013. Sedangkan waktu penelitian adalah dimulai dari bulan September 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan realisasi pendapatan asli daerah kota jayapura periode 2009 – 2013.

Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Sampling Purposive (sampel tujuan). Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu objek penelitian yang meliputi ; Pajak bahan mineral bukan logam & batuan dan Retribusi bahan galian C dari tahun 2009 - 2013.

Identifikasi dan Definisi Variabel Penelitian

1. Variabel Operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :Variabel Independen a. Pajak bahan mineral bukan

logam & batuan

Pajak pengambilan Mineral Bukan Logam Dan Batuan yang disebut Pajak adalah pungutan Daerah atas kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. b. Retribusi bahan galian c

Retribusi bahan galian c adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

2. Variabel Dependen

a. Pendapatan asli daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan Analisis regresi linier berganda, digunakan untuk menganalisa data lebih dari dua

(4)

variabel penelitian. Model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 model regresi yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Pendapatan asli daerah.

a = Konstanta.

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan Y apabila X1 berubah

sebesar 1 satuan.

X1 = Pajak bahan mineral

bukan logam dan batuan.

X2 = Retribusi bahan galian c.

e = error.

Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian secara parsial dan simultan. Pengujian secara parsial digunakan uji statistik t (t–test). Pengujian secara simultan digunakan uji signifikansi simultan (F-test). Dan masing- masing uji t dan uji F menggunakan tingat signifikansi < 0,05.

Deskripsi Objek Penelitian

1. Penerimaan Pajak bahan mineral bukan logam & batuan kota Jayapura

Pendapatan pajak mineral bukan logam dan batuan adalah penerimaan atas kegiatan eksplorasi, eksperimen, pengolahan / pemurnian, pengangkutan dan penjualan Mineral Bukan Logam dan Batuan. Berikut ini target dan realisasi pendapatan pajak bahan mineral bukan logam dan batuan Tahun anggaran 2009 sampai dengan 2013:

Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp)

2009 140.000.000 203.436.184

2010 225.000.000 467.637.798

2011 250.000.000 136.728.608

Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp)

(5)

2013 250.000.000 111.350.012

2. Penerimaan Retribusi bahan galian c

Pendapatan Retribusi Bahan Galian C adalah penerimaan atas pembayaran atas jasa atau pemberian izin Pengambilan Bahan Galian C yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berikut ini target dan realisasi pendapatan Retribusi Bahan Galian C Tahun anggaran 2009 sampai dengan 2013:

Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp)

2009 - 140.000.000

2010 - 13.276.700

2011 - 11.200.000

2012 - 24.645.000

2013 - 250.000.000

3. Penerimaan Pendapatan asli daerah kota jayapura

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang bersumber dari Pajak Daerah; hasil pengelolaan kekayaan

Daerah yang dipisahkan; dan lain-lain PAD yang sah. Berikut ini target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura Tahun anggaran 2009 sampai dengan 2013:

Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp) 2009 35.435.500.000 42.991.033.113 2010 44.000.000.000 50.575.675.159 2011 56.500.000.000 61.780.104.012 2012 64.240.000.000 76.887.003.661 2013 73.500.000.000 100.225.833.150

(6)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan nilai R sebesar 0,496 maka Pajak Bahan Mineral Bukan Logam & Batuan Dan Retribusi Bahan Galian C berpengaruh simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Jayapura sebesar 49,6 %. dan Melalui Uji F dilihat bahwa Pajak Bahan Mineral Bukan Logam & Batuan Dan Retribusi Bahan Galian C tidak memiliki pengaruh secara bersama-sama dan tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Jayapura, pembuktikan dari nilai signifikan Uji F = 0,983 > 0,05.

Semua variabel independen dalam penelitian ini yaitu Pajak Bahan Mineral Bukan Logam & Batuan Dan Retribusi Bahan Galian C memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen Pendapatan Asli Daerah. Variabel Pajak Pajak Bahan Mineral Bukan Logam & Batuan mendapatkan statistik Uji t sebesar 0,328 dengan tingkat signfikansi 0,05. Hasil Uji t tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,328 > 0,05. Dari hasil Variabel Retribusi Bahan Galian C mendapatkan statistik Uji t sebesar sebesar 0,874 dengan tingkat signfikansi 0,05. Hasil Uji t tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,874 > 0,05.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan:

1. Pendapatan Pajak Bahan Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kota Jayapura periode 2009 sampai dengan 2013 pada umumnya banyak mengalami peningkatan dan penurunan. Terjadinya kenaikan dan penurunan pendapatan pajak mineral bukan logam dan batuan tergantung jumlah produksi dari kegiatan eksplorasi, eksperimen, pengolahan/pemurnian,

pengangkutan dan penjualan bahan mineral bukan logam dan batuan.

2. Pendapatan Retribusi Bahan Galian C di Kota Jayapura periode 2009 sampai dengan 2013 pada umumnya realisasinya “belum efektif”. Retribusi Bahan Galian C tergantung perijinan usaha pertambangan yang ada di Kota Jayapura.

3. Pajak Bahan Mineral Bukan Logam & batuan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura. Kecilnya pengaruh Pajak Bahan Mineral Bukan Logam & Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah ini disebabkan oleh daerah penyebaran serta ketersediaan bahan galian di Kota Jayapura lebih sedikit dibandingakan luas wilayah Kota Jayapura itu sendiri.

Saran

Disarankan agar dapat lebih memaksimalkan pemungutan Pajak

(7)

Daerah untuk kemakmuran seluruh masyarakat di Kota Jayapura.

1. Disarankan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga lebih sering mengadakan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak untuk kesejahteraan bersama.

2. Disarankan agar dapat bertindak tegas kepada wajib pajak yang tidak membayar pajak dengan cara memberikan sanksi berupa denda.

3. Disarankan agar mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengambil wilayah penelitian yang lebih luas, sampel yang lebih banyak, dan menggunakan rancangan penelitian yang lebih kompleks.

DAFTAR PUSTAKA http://portal-statistik.blogspot.com https://iman2ndblog.wordpress.com/20 13/02/05/pengujian-hipotesis-regresi- linier-berganda-uji-t-uji-f- dan-uji-r-square-penjelasan-lengkap/

Iktama, 2011, Analisis Potensi Dan

Efektifitas Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan

Mardiasmo. 2004. Perpajakan.

Yogjakarta: ANDI.

Marihot P.Siahaan. 2008. Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ed. I.-.2014. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian Menggunakkan SPSS. Yogyakarta: ANDI;Semarang: WAHANA KOMPUTER

Peraturan Daerah Kota Jayapura No 1 tahun 2012 Tentang Pajak Daerah. Pranadipa Adi, 2014,Pengaruh Pajak

Jalan,Pajak Hotel, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Terhadap Pajak Daerah Kabupaten Karimun.

Purnama Erfira, 2012, Kontribusi

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Rahmawati, 2014, Analisis Potensi

Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah.

Riani Dewi Hilma, 2013, Pengaruh

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten

Tasikmalaya.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

Undang-undang No. 18 tahun 1997 mengatur bahwa Retribusi Bahan Galian Golongan C Dan Air Bawah Tanah ditetapkan Sebagai Pajak.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang pajak.

(8)
(9)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP OPINI GOING CONCERN (STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Mei Uli Angrijani, Zakaria

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Perusahaan yang didirikan memiliki tujuan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Peran auditor dibutuhkan sebagai pihak independen untuk memberikan opini sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan kepada perusahaan yang oleh auditor diragukan mengenai kemampuan untuk melanjutkan usahanya sebagai usaha yang berkesinambungan (ISA 570.10).

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap opini going concern. Penelitian ini dilakukan terhadap 6 perusahaan bank syariah yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diproksikan current ratio berpengaruh Negatif dan tidak signifikan terhadap Opini Going concern. Rasio Profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap opini going concern. Rasio Solvabilitas yang diproksikan dengan Rasio hutang modal/Debt to Equity Ratio berpengaruh Positif dan tidak signifikan terhadap opini going concern. Rasio Likuiditas yang diproksikan current ratio, rasio profitabilitas yang diproksikan net profit margin dan rasio solvabilitas yang diproksikan debt to equity ratio Menunjukan bahwa model yang kurang baik dan tidak mampu mempengaruhi Opini Going Concern. maka secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern.

Kata Kunci : Opini audit going concern, likuiditas, current ratio, profitabilitas, net profit margin, solvabilitas, debt to equity ratio.

PENDAHULUAN

Perusahaan yang didirikan memiliki tujuan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Menurut ilmu akuntansi, perusahaan merupakan entitas ekonomi yang terpisah dari pemiliknya. Entitas ini akan terus

beroperasi secara berkesinambungan melebihi suatu periode akuntansi (going concern) (Purba, 2010). Going

concern merupakan kelangsungan

hidup suatu badan usaha. Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk

(10)

mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain melakukannya (Standar Akuntansi Keuangan, 2015). Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari perusahaan, karena laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak yang berkepentingan. Salah satu pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah investor (Arsianto et al. 2013). Sebagai media komunikasi, laporan keuangan digunakan pihak yang berkepentingan sebagai cerminan untuk melihat kondisi perusahaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya pihak independen yaitu auditor yang bertindak untuk menilai kewajaran dari laporan keuangan perusahaan. Penilaian ini dilakukan untuk membuktikan apakah laporan keuangan telah mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya, sehingga keputusan yang tepat dapat diambil oleh pihak yang berkepentingan.

Auditor akan memberikan opini atas

hasil penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan. Auditor yang independen akan memberikan opini sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya (Susanti, 2013).

Going concern merupakan salah

satu asumsi dasar yang dipakai dalam menyususun laporan keuangan suatu

entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha. Sistem keuangan syariah banyak dipraktikkan di dunia Islam selama abad pertengahan, mendorong perdagangan dan kegiatan usaha dengan perkembangan pinjaman. Konteks pengembangan kinerja dunia perbankkan Syariah, analysis Ernst & Young LLP (2012) menyatakan bahwa pasca krisis global profitabilitas bank syariah masih dibawah bank konvesional, namun ROE industri terus membaik walaupun tetap tertinggal, margin pembiyaan lebih baik, tingginya pertumbuhan deposito dan meningkatnya proporsi dari free

deposits, model operasi masih

dipertanyakan untuk mengambil langkah perbaikan, kesalahan dalam membangun kerjasama antara people,

procses dan systim membawa bank

syariah pada kondisi tingginya rasio

cost dan income.

Opini audit sangat berguna dalam menunjang atau memberikan kontribusi pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan auditor independen yang memuat opini atas laporan keuangan perusahaan akan digunakan sebagai pertimbangan bagi investor untuk menentukan investasi yang akan ditanam. Oleh karena itu maka auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi yang relevan bagi investor. Auditor dalam melaksanakan proses audit tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampilkan dalam laporan keuangan saja, selain itu harus memperhatikan hal-hal lain, misalnya

(11)

masalah eksistensi dan kontinuitas, hal ini di karenakan semua transaksi implisit terkandung di dalam laporan keuangan. Oleh sebab itu maka

auditor harus mempertimbangkan

secara cermat adanya gangguan atas kelangsungan hidup suatu periode, sehingga opini yang dihasilakan menjadi lebih berkualitas (solikah 2012).

Kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Namun dalam penelitian ini ada beberapa rasio yang tidak dipakai oleh peneliti. Yaitu rasio likuiditas yang tidak di pakai adalah

quick ratio (rasio cepat), cash ratio

(rasio kas) sedangkan yang dipakai adalah current ratio. Rasio profitabilitas yang tidaak dipakai adalah gross profit margin (Margin laba kotor), return on investment, rentabilitas ekonomi/ daya laba besar/

basic earning power, return on equity, earning per share (EPS) sedangkan

yang dipakai adalah net profit margin. Rasio solvabilitas yang tidak dipakai adalah total aset to total debt ratio/

debt ratio, times Interest earned

sedangkan yang dipakai adalah debt to

equity ratio.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kajian terdahulu diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah rasio likuiditas yang diproksikan current ratio berpengaruh terhadap opini going

concern pada Bank Umum

Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah rasio profitabilitas yang diproksikan net profit margin berpengaruh terhadap opini going

concern pada Bank Umum

Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah rasio solvabilitas yang diproksikan debt to equity ratio berpengaruh terhadap going

concern pada Bank Umum

Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

4. Apakah rasio likuiditas yang diproksikan current ratio, rasio profitabilitas yang diproksikan net profit margin, dan rasio solvabilitas yang diproksikan debt to equity ratio berpengaruh simultan terhadap opini going concern ?

TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (Siti Maryati 2015) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern, dan tidak ada pengaruh signifikan antara kualitas auditor, pertumbuhan perusahaan. Faktor-faktor Determinan Opini audit going Concern (Rafrini Amyulianthy 2014) Prediksi kebangkrutan, leverrage, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap penerimaan

(12)

opini audit dengan paragraf going concern. Sementara, pertumbuhan perusahaan, quick ratio dan retrun on asset tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Analisis Perbandingan Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas, Solvabilitas, Prifitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern (Ismawati Haribowo 2013)

Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Likuiditas yang diproksikan dengan quick ratio dan banking ratio tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Solvabilitas yang diproksikan dengan prymarry ratio, risk assets ratio, secondaary risk ratio tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Profitabilitas yang diproksikan dengan gross profit margin, net profit margin, ROE, ROA tidak berpengaruh terhdap opini audit going concern. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur kepemilikan, faktor komite, audit, rasio, profitabilitas, dan rasio aktivitas terhadap penerimaan opini audit going concern (Vidya Nurpratiwi, Siddiq Nur Rahaedjo 2014). Tujuh variabel yang digunakan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu terdapat 2 variabel yang signifikan secara statistik yaitu variabel ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional. Hal ini berarti terdapat pengaruh terhadap antara ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern, sedangkan hasil pengujian terhadap

varibel lain yang digunakan dalaam penelitian ini yaitu rasio aktivitas menunjukan hasil yang tidak signifikan.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis diartikan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitiaan, belum jawaban yang empirik (Sugiyono,2010).

Dengan demikian, adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Rasio likuiditas berpengaruh terhadap opini going concern.

H2 : Rasio Solvabilitas berpangaruh terhadap opini going concern.

H3 : Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap opini going

concern.

H4 : Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, dan Rasio profitabilitas berpengaruh simultan terhadap opini going

concern.

METODE PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan adalah pada rasio keuangan yaitu rasio Likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio Solvibilitas yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan 6 perusahaan

(13)

perbankan syariah yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Jenis riset dalam penilitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif (data sekunder).

Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu selama 5 tahun yaitu sejak tahun 2010-2014 . Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dalam kurun waktu pengambilan sample tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan ini, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan data sekunder dengan menggunakan metode Purposive Sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel yang didasari dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian kepustakaan, dimana dalam penelitian kepustakaan penulis mengumpulkan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan (audited) malalui data pada Bursa Efek Indonesia.Waktu penelitian ini dilakukan selama satu bulan dari akhir tahun dengan menganalisis 6 bank syariah yang di publikasikan oleh bursa efek indonesia dari 12 bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple

regression analysis). Model regresi

yang dikembangkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Y= a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Opinit Going Concer

α = Konstanta β1,2,3 = Koefisien regresi X1 = Rasio Likuiditas X2 = Rasio Profitabilitas X3 = Rasio Solvabilitas e = Koefisien eror HASIL PENELITIAN

Penelitian ini di dukung oleh penelitian Ismawati (2013) dimana variabel skala auditor kualitas audit tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, Likuiditasnya yang diproksikan dengan quick ratio dan banking ratio tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, solvabilitas yang di proksikan dengan

primary ratio, risk assets ratio,

secondaary risk ratio tidak

berpengaruh terhadap opini going concern, profitabilitas yang diproksikan dengan gross profit margin, net profit margin ROE, ROA

tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

1. Pengaruh Rasio Likuiditas yang diproksikan current ratio terhadap opini going concern. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara likuiditas terhadap opini going concern, digunakan uji regresi linier sederhana. analisis data dapat diketahui bahwa ternyata terdapat pengaruh antara likuiditas terhadap opini going concern, yang ditunjukkan dengan nilai

(14)

bahwa likuiditas menjelaskan 11,6% variabilitas opini going

concern. Nilai t hitung variabel

likuiditas sebesar -0,210 dengan signifikansi sebesar 0,836 yang lebih besar dari α = 0,05. Adanya pengaruh negatif antara likuiditas terhadap opini going concern menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antar variabel likuiditas terhadap opini going concern. Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian Haribowo (2013) dimana rasio likuiditas

diproksikan dengan Current ratio

memberikan pengaruh terhadap pemberian opini going concern.

2. Pengaruh Rasio Profitabilitas yang diproksikan net profit margin terhadap opini going concern.

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara profitabilitas terhadap opini going concern, digunakan uji regresi linier sederhana. analisis data dapat diketahui bahwa ternyata terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap opini going concern, yang ditunjukkan dengan nilai

adjusted R2 = 0,116 yang berarti

bahwa likuiditas menjelaskan 11,6% variabilitas opini going

concern. Nilai t hitung variabel

profitabilitas sebesar -2,182 dengan signifikansi sebesar 0,038 yang lebih besar dari α = 0,05.Rasio profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap opini going

concern. Hasil penelitian ini

diproksikan dengan Net Profit

Margin (Margin Laba Bersih).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Vidya (2014).

3. Pengaruh Rasio Solvabilitas yang diproksikan debt to equity ratio terhadap opini going concern.

Rasio solvabilitas yang diproksikan dengan Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio (DER). Hal ini menunjukan bahwa rasio solvabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap opini going

concern. Hasil penelitian di dukung oleh penelitian Ismawati (2013) dimana penelitian yang dilakukan tidak ditemukan adanya pengaruh solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to

Equity terhadap opini going

concern.

4. Pengaruh rasio likuiditas yang diproksikan current rasio, rasio profitabilitas yang diproksikan net profit margin, rasio solvabilitas yang diproksikan debt to equity ratio berpengaruh simultan terhadap opini going concern

Rasio Likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas Menunjukan bahwa model yang kurang baik dan tidak mampu mempengaruhi Opini Going Concern. dari hasil perhitungan diperoleh F Hitung sebesar 2,272

(15)

0,104 lebih besar dari 0,05, maka secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh kinerja keuangan terhadap opini going concern maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Rasio likuiditas yang diproksikan current ratio. Dari hasil penelitian sebesar -0,210 dengan tingkat signifikan sebesar 0,836 lebih besar dari 0,05.maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh Negatif dan tidak signifikan terhadap Opini Going concern.

2. Rasio Profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit

Margin (Margin Laba Bersih).

Dari hasil thitung sebesar -2,182

dengan tingkat signifikan sebesar 0,038 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap opini going concern.

3. Rasio Solvabilitas yang diproksikan dengan Rasio hutang modal/Debt to Equity Ratio

menunjukan bahwa 0,248 dengan tingkat signifikan sebesar 0,806 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Rasio Solvabilitas berpengaruh Positif dan tidak signifikan terhadap opini going concern.

4. Rasio Likuiditas yang diproksikan current ratio, rasio profitabilitas yang diproksikan net profit margin dan rasio solvabilitas yang diproksikan debt to equity ratio Menunjukan bahwa model yang kurang baik dan tidak mampu mempengaruhi Opini Going Concern. dari hasil perhitungan diperoleh F Hitung sebesar 2,272

dengan nilai signifikan sebesar 0,104 lebih besar dari 0,05, maka secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern

Saran

Adapun saran yang diberikan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai opini audit going concern yaitu menambah faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi opini audit

going concern, faktor komite audit

dapat ditambahkan variabel lain

seperti karakteristik komite audit (jenis kelamin, usia, dan lain-lain), kepemilikan perusahaan tidak hanya menggunakan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional melainkan juga kepemilikan asing sehingga dapat diuji pengaruh kepemilikan asing terhadap penerimaan opini audit going concern, menambah periode pengamatan sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian dapat diperbanyak, menggunakan jumlah sampel yang seimbang antara perusahaan yang menerima opini

(16)

Amyulianthy Rafrini. 2014. faktor

determinan opini audit going concern

Adityaningrum, Endah. 2012. “ analisis hubungan kondisi keuangan perusahaan dengan penerimaan Opini going concern” skripsi S1 Universitas Diponegoro.

Amin, Muztahid. 2011. “ Pengaruh Debt Default, Opini Audit tahun sebelumnya, keberadaan komite audit, dan kepemilikan manajerial terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern.” skripsi S1, universitas islam negeri syarif hidayatullah, jakaarta.

Ardiyaningsih, Arum dan Komala Ardiyani. 2010. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan”.

Jurnal Pena, Vol. 19, No. 2

Febrianto, Dwi Fajar. 2013. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, LDR, NPL, CAR,ROA, dan BOPO terhadap Jumlah Penyaluran Kredit”. Skripsi S1, Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan

Program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Haribowo Ismawati. 2013. analisis

perbandingan kualitas audit,

likuiditas, solvabilitas,

profitabilitas terhadap opini audit going concern (studi perbankan syariah di asia)

Januarti, Indira, 2010, “Analisis Pengaruh Faktor perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern (Perusahaan

ManufakturYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”,

Simposium Nasional Akuntansi 12, Palembang.

Maryati Siti. 2015. Faktor-faktor yang

memperngaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going

concern pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2010-2013.

Mulyadi, 2005,Auditing. Edisi 6, Salemba Empat, . Jakarta

Nurpratiwi Vidya, Shiddiq Nur Rahardjo. 2014. Diponegoro Journal Of Accounting analisis

pengaruh ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, faktor komite audit, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap penerimaan opini audit going concern.

Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2011. “Faktor-Faktor yan Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going

Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Toto Prihadi. 2011. Analisis laporan

keuangan Teori dan Aplikasi.

Cetakan kedua PPM

manajemen.

(17)

Sampel perbankkan Umum Syariah yang dipilih adalah :

No Kode Nama

1 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia (syariah) 2 BBCA PT. Bank Central Asia (syariah)

3 BBJR PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (syariah )

4 BMRI PT. Bank Mandiri (syariah) 5 BVIC PT. Bank Victoria Internasional (syariah) 6 BBNI PT. Bank Negara Indonesia (syariah)

(sumber : Bursa Efek Indonesia) Hasil Uji Normalitas

(18)

Hasil Uji Multikolenaritas Colinearity Statustic Tolerance VIF Likuiditas ,796 1,257 Profitabilitas ,700 1,429 Solvabilitas ,767 1,303 Sumber: Hasil Output hasil SPSS 2016

Hasil Uji Heterokosedasitas

(Sumber : Hasil Output SPSS,2016)

Nilai Durbin Watson Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,10 Ada korelasi 1,10 – 1,154 Tanpa kesimpulan 1,55 – 2,45 Tidak ada autokorelasi 2,46 -2,90 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,91 Ada korelasi Sumber : Asrinigati, 2010

Hasil Uji Autokorelasi Durbin

Watson

Nilai Durbin Watson 1,55 – 2,45 2,119

Sumber : Hasil Output SPSS,2016

(19)

Analisis Regresi Model Unstandard ized Coefficient s t sig B (constant ) 4,309 2,9 96 ,0 06 Rasio Likuidita s -,003 -,21 0 ,8 36 Rasio Profitabil itas -,774 -2,1 82 ,0 38 Rasio Solvabilit as ,014 ,24 8 ,8 06 Sumber : Hasil Output SPSS, 2016

Hasil Uji t (Parsial)

Model’ Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficient s T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,309 1,438 2,996 ,006 LN_X1_LIKUIDITA S -,003 ,014 -,041 -,210 ,836 LN_X2_PROFITABI LITAS -,774 ,355 -,455 -2,182 ,038 LN_X3_SOLVABIL ITAS ,014 ,055 ,049 ,248 ,806

Sumber : Data Diolah SPSS, 2016

Hasil Uji F (Simultan) ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,201 3 ,067 Residual ,766 26 ,029 Total ,967 29

Sumber : Data Diolah SPSS, 2016

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data Diolah SPSS, 2016 Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,456a ,208 ,116 ,17163

Referensi

Dokumen terkait

Penampilan Bintang iklan ketika membintangi iklan sesuai dengan pesan iklan yang disampaikan.. Bintang iklan memiliki kesamaan karakter dengan para konsumen dalam

Dalam penelitian ini portofolio yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran P3 BIO yang dirancang dengan memberikan tugas secara bertahap kepada mahasiswa,

Hal ini dimungkinkan bahwa pengolahan tanah dapat mempercepat kumulatif laju infiltrasi tanah pada sistem olah tanah intensif dengan aplikasi mulsa bagas 80 t ha -1 dibandingkan

tingkat signifikan pada derajat kesalahan 5% ( a 0,05) didapatkan nilai r = 0,411 dan r = 0,016 maka r -value lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna,

Pada siklus II meningkat lagi menjadi 90% yakni yang tuntas adalah sebanyak 18 orang.Peningkatan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Ketiga hasil analisis keberadaan pengaruh hari terhadap kadar etanol pada ketiga perasan buah memberikan hasil yang sama sehingga diperoleh kesimpulan yang sama.. Kesimpulan

Berkas cahaya monokhromatik dengan panjang gelombang 620 nm datang pada susunan dua celah yang terpisah sejauh 0,04 mm. Interferensi diamati pada layar yang berjarak 1,2 m

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) size berpengaruh positif terhadap CSR, dengan demikian perusahaan besar akan mengungkapkan