• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SISTEM SOSIAL-EKOLOGI UNTUK PENGELOLAAN TELUK BERKELANJUTAN (STUDI KASUS: TELUK BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT) MUNAWAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN SISTEM SOSIAL-EKOLOGI UNTUK PENGELOLAAN TELUK BERKELANJUTAN (STUDI KASUS: TELUK BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT) MUNAWAR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN SISTEM SOSIAL-EKOLOGI

UNTUK PENGELOLAAN TELUK BERKELANJUTAN

(STUDI KASUS: TELUK BIMA,

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT)

MUNAWAR

PROGRAM STUDI

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudulKajian Sistem Sosial-Ekologi Untuk Pengelolaan Teluk Berkelanjutan (Studi Kasus: Teluk Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2021

Munawar NIM C262170091

(4)
(5)

RINGKASAN

MUNAWAR. Kajian Sistem Sosial-Ekologi Untuk Pengelolaan Berkelanjutan (Studi Kasus: Teluk Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat). Dibimbing oleh LUKY ADRIANTO, MENNOFATRIA BOER dan ZULHAMSYAH IMRAN.

Teluk Bima merupakan perairan semi tertutup yang berhubungan langsung dengan Laut Flores. Luas perairan Teluk Bima adalah 169,05 km2 dan panjang garis pantai 78 km2. Konsep pengembangan Kota Bima sebagai “Waterfront City” diikuti oleh penetapan Teluk Bima sebagai zona pariwisata dan zona pelabuhan dalam Perda nomor 12 Tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini ditindaklanjuti dengan penetapan desa wisata melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur NTB Nomor: 050.13-366 Tahun 2019 tentang Penetapan 99 Lokasi Desa Wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kebijakan tersebut tentunya akan berdampak pada mata pencaharian sekitar 5127 jiwa penduduk di wilayah pesisir berprofesi sebagai pembudidaya perikanan dan nelayan kecil. Hal ini berimplikasi kepada semakin meningkatnya pemanfaatan wilayah pesisir untuk meningkatkan ekonomi di kawasan Teluk Bima.

Orientasi pembangunan ekonomi ini berdampak terhadap rusaknya lingkungan dan ekosistem pesisir. Meningkatnya populasi penduduk, sedimentasi, reklamasi pantai, limbah, alih fungsi ruang produktif teluk, rusaknya ekosistem mangrove dan terumbu karang merupakan kondisi yang sedang terjadi di Teluk Bima. Masalah yang terjadi saat ini menggambarkan belum adanya sinkronisasi arah pengembangan kawasan Teluk Bima secara sosial, ekonomi, dan ekologi. Kondisi ini akan, berdampak terhadap meningkatnya perubahan penggunaan lahan dan konversi lahan untuk area terbangun serta overlapping deliniasi batasan kewenangan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan RZWP3K terkait dengan batasan wilayah pesisir.

Tujuan penelitian ini: 1) memetakan Sistem Sosial-Ekologi (SSE) dan jasa ekosistem Teluk Bima; 2) menentukan alokasi ruang multi-use pesisir Teluk Bima dengan pendekatan spasial; 3) mengestimasi daya dukung pemanfaatan ruang pesisir Teluk Bima; 4) merumuskan kebijakan pengelolaan Teluk Bima secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) analisis keterkaitan (R-SNA) dan Burkhard Model; 2) analisis GIS; 3) analisis ecological footprint dan biokapasitas; dan 4) analisis sistem dinamik.

Hasil analisis keterkaitan dan Burkhard Model menunjukkan bahwa nodes yang memiliki peranan penting dalam jaringan berdasarkan nilai degree adalah usaha perikanan (Up), ikan (I), pasar (P), hasil perikanan (Hp), jumlah kunjungan (Jv) dan aturan daerah (Ad). Hubungan node yang paling tinggi atau nilai betweenness adalah hubungan antara node aturan daerah (Ad) dengan node jumlah kunjungan (Jv) memiliki nilai tertinggi sebesar 41.98. Terdapat 6 pengelompokan hubungan dalam jaringan Teluk Bima yang diukur dengan melihat matriks kesamaan seperti kesamaan vertex dan edge betweenness. Berdasarkan loop analysis dengan model simulasi menunjukkan bahwa simulasi gabungan terhadap node penting dengan proporsi 100% memberikan dampak positif adalah nodes wilayah administrasi (Wl), harga (p) dan komoditas (K), sedangkan node yang berpengaruh negatif dengan proporsi 100% yaitu pondok wisata (Ts), PPI/TPI (Ti),

(6)

pembangunan sarana publik (Sp), income palele (Il), income wisata (Ic), dan tujuan wisata (Dw). Penilaian jasa ekosistem berdasarkan indeks budget bersih adalah negatif atau defisit jasa ekosistem menunjukkan bahwa sumberdaya tidak mampu memenuhi permintaan manusia akan barang dan jasa ekosistem.

Hasil kesesuaian spasial berdasarkan kelas kesesuaian atau peruntukan Teluk Bima untuk kelas kesesuaian budidaya laut dengan alokasi ruang sekitar 5370 ha atau 36,2% dari total area sebesar 14.814,9 ha. Area peruntukan untuk aktivitas perikanan tangkap adalah 79,5% dari total area teluk dan sisanya untuk pariwisata khususnya wisata pantai.

Daya dukung kawasan perairan Teluk Bima untuk sistem perikanan secara spasial pada kondisi yang undershoot, akan tetapi secara biokapasitas menunjukkan overshoot, karena nilai ketersediaan ruang untuk perikanan tangkap lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan ruang ekologis. Untuk wisata pantai kawasan Teluk Bima dihitung dengan membandingkan jumlah rata-rata komponen limbah (limbah dapur, kertas dan tekstil serta transportasi yang dihasilkan wisatawan dengan ketersediaan ruang untuk wisata pantai pada 3 lokasi pengamatan menunjukkan kondisi yang undershoot secara spasial, akan tetapi overshoot secara biokapasitas. Kebijakan pengelolaan Teluk Bima menunjukkan bahwa skenario terbaik adalah skenario 2 karena memberikan kontribusi peningkatan nilai pendapatan daerah yang lebih besar dibandingkan dengan skenario lainnya.

Kata kunci: pengelolaan pesisir teluk, jasa ekosisitem, sistem sosial-ekologi, kawasan Teluk Bima

SUMMARY

MUNAWAR. Study on Sistem Sosial-Ekologi Approach for Sustainable Bay Management (The Case of Bima Bay, West Nusa Tenggara Province). Supervised by LUKY ADRIANTO, MENNOFATRIA BOER and ZULHAMSYAH IMRAN.

Bima Bay is a semi-enclosed aquatic that is directly connected to the Flores Sea. The aquatic area of Bima Bay is 169,05 km2 and the coastline is 78 km2. The concept of developing the City of Bima as a “Waterfront City” was followed by the establishment of Bima Bay as a tourism zone and a port zone in Perda number 12 of 2017 concerning the Zoning Plan for Coastal Areas and Small Islands (RZWP3K) of NTB Province. This was followed up with the establishment of a tourist village through the Decree of the Governor of NTB Number: 050.13-366 of 2019 concerning the determination of 99 Tourism Village locations in West Nusa Tenggara Province. This policy will have an impact on the livelihoods of around 5127 coastal communities who work as small aquatic farmers and fishermen. This has implications for the increasing use of coastal areas to improve the economy in the Bima Bay area.

This economic development orientation has an impact on the destruction of the environment and coastal ecosystems. The increasing population, sedimentation, beach reclamation, waste, conversion of the bay's productive space, destruction of

(7)

iii

mangrove ecosystems and coral reefs are conditions that are currently taking place in Bima Bay. The current problem illustrates that there is no synchronization on the direction of development of Bima Bay area socially, economically, and ecologically. This condition will have an impact on increasing land use change and land conversion for built-up areas as well as overlapping delineation of authority limits regulated in the RTRW and RZWP3K related to coastal area boundaries.

The objectives of this research are: 1) ) to map the sistem sosial-ekologi (SSE) and ecosystem services of Bima Bay; 2) determine the allocation of multi-use space on the coast of Bima Bay with a spatial approach; 3) estimate the carrying capacity of the coastal space utilization of Bima Bay; 4) formulate policies for sustainable management of Bima Bay. The methods used in this study, namely: 1) network analysis (R-SNA) and the Burkhard Model; 2) GIS analysis; 3) ecological footprint and biocapacity analysis; and 4) dynamic system analysis.

The results of the network analysis and the Burkhard Model showed that nodes that have an important role in the network based on the degree value are fishery business (Up), fish (I), market (P), fishery products (Hp), number of visits (Jv), and local regulations ( ad). The highest node relationship or the betweenness value is the relationship between the regional rule node (Ad) and the number of visits node (Jv) with the highest value of 4198. There were 6 groupings of relationships in the Bima Bay network which were measured by looking at the similarity matrix such as vertex similarity and edge betweenness. Based on the loop analysis with the simulation model, it showed that the combined simulation of the important nodes with a proportion of 100% giving a positive impact were the administrative area nodes (Wl), prices (p), and commodities (K), while the nodes with a negative effect with a proportion of 100%, namely: cottage (Ts), PPI/TPI (Ti), public facilities infrastructure (Sp), collecting income (Il), tourism income (Ic), and tourist destinations (Dw).

The assessment of ecosystem services based on the net budget index is negative or the deficit of ecosystem services indicates that the resource is not able to meet human demand for ecosystem goods and services. The results of the spatial suitability based on the suitability class or designation of Bima Bay for the suitability class for marine cultivation with a space allocation of about 5370 ha and the area allocated for capture fisheries activities is 11.857 ha, while the area for coastal tourism activities.

The carrying capacity of the Bima Bay aquatic for the fishery system is spatially undershoot, but the biocapacity showed an overshoot, because the value of the availability of space for capture fisheries is greater than the need for ecological space. For coastal tourism in the Bima Bay area, it is calculated by comparing the average number of components of waste (kitchen waste, paper and textiles as well as transportation produced by tourists with the availability of space for beach tourism at 3 observation locations showed spatial undershoot conditions, but biocapacity overshoots. Bima Bay management policy shows that the best scenario is scenario 2 because it contributes to an increased in the value of regional income which is greater than the other scenarios.

Keywords: Management of the coastal Bay, ecosystem services, social-ecological system, Bima Bay area

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2021

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

(9)

v

KAJIAN SISTEM SOSIAL-EKOLOGI

UNTUK PENGELOLAAN TELUK BERKELANJUTAN

(STUDI KASUS: TELUK BIMA,

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT)

MUNAWAR

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Doktor pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

PROGRAM STUDI

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(10)

Penguji Luar Komisi Pembimbing pada Ujian Tertutup Disertasi: 1 Dr. Fery Kurniawan, S.Kel.,M.Si

2 Hendra Yusran Siry, S.Pi.,M.Sc.,P.hD

Promotor Luar Komisi Pembimbing pada Sidang Pormosi Terbuka Disertasi: 1 Dr. Fery Kurniawan, S.Kel.,M.Si

(11)

,.

Judul Disertasi : Kajian Sistem Sosial-Ekologi Untuk Pengelolaan Teluk Berkelanjutan (Studi Kasus: Teluk Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat) Nama NIM Pembimbing l: : Munawar : C262 l 7009l

Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc Pembimbing 2:

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA

Pembimbing 3:

Dr. Zulhamsyah Imran, S.Pi.,M.Si

Diketahui oleh Ketua Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Dr. Ir. Ario Damar, M.Si

NIP: l 9660428 199002 1 001

Dekan Sekolah Pascasaijana

Prof. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng NIP: 19600419 198503 1 002

Tanggal Ujian: 29 Juni 2021

l)t':,ilcrl

ly�i91ux!b)•:

Ario Damar ]3787-1D6-HOE8005Al

0.ate: 10 Sep 2CQi 12.02.09 WH

Verify ;,l di9gn,ipb,i,c,id

Uigih,lly signed by:

Anas Miftah Fauzi

[JH49AA995DDOC4rJ

Ua!e: 1b5ep l021 HO!.l.2� \,VI� Verify at <li�ign.iph.a.cid

(12)
(13)

ix

PRAKATA

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Syukur alhamdulillah atas ijin dan kehendak-Nya lah sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari kiamat.

Disertasi yang berjudul Kajian Sistem Sosial-Ekologi Untuk Pengelolaan Teluk Berkelanjutan (Studi Kasus: Teluk Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat) ini tidaklah dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, ataupun perorangan maupun lembaga. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada: 1. Ketua komisi pembimbing Bapak Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc. dan anggota

komisi pembimbing Bapak Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA., dan Bapak Dr. Zulhamsyah Imran, S.Pi.,M.Si atas kepakaran, pengalaman, pengetahuan, ketelitian dan kesabarannya dalam membimbing penulis mulai dari persiapan proposal hingga selesainya penulisan disertasi.

2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Ketua Program Studi Doktor Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL) beserta jajarannya yang telah memfasilitasi dan memberikan kemudahan dalam administrasi dan proses selama perkuliahan, termasuk seluruh dosen SPL atas ilmu dan pengembangan pola pikir yang berkontribusi dalam penyelesaian disertasi ini.

3. Dr. Fery Kurniawan, S.Kel., M.Si dan Hendra Yusran Siry, S.Pi., M.Sc.,P.hD sebagai penguji luar komisi pada saat ujian tertutup dan terbuka, yang telah menyampaikan berbagai kritik yang tajam, serta arahan dan masukan yang berharga untuk membangun dan memperkaya disertasi ini.

4. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beserta jajarannya atas dorongan, semangat dan fasilitasi kepada penulis, sehingga memotivasi penulis untuk melanjutkan studi ke jenjang doktoral.

5. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) atas Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri yang diberikan kepada penulis.

6. Keluarga besar Social-Ecologi System Of The Ocean (SESO) Lab. yang telah menjadi teman diskusi dan saling mendukung dalam menyelesaikan disertasi ini, terkhusus Dr. Andi Zulfikar dan Dr. Suryo Kusuma yang secara intens menjadi patner diskusi dalam memberikan masukan kepada penulis.

7. Keluarga besar SPL, khususnya sahabat dan saudara mahasiswa SPL 2017 (Medi Nopiana, Diding Sudira Efendi, Indra Cahyadinata, Muis, M. Rifqi, Rahman dan Setyo Handayani) atas segala upaya untuk saling menyemangati dan mendukung serta berdiskusi dalam memberikan masukan dan kritik, kerja sama, serta senda gurau selama menempuh studi program doktor ini.

8. Paling khusus kepada kedua orang tua (ayahanda H. Yasin Abdullah dan Ibunda Hj. Jubaidah) dan mertua (Bapak H. Mustamin H. Mustafa dan Ibu Hj. Suryani

(14)

H. Muhammad), Om Pipit, bapak Tajudin Umar, serta abang (Indrajaya, Kasman, M. Aris dan Akbar) dan adik-adik tercinta (Siti Nurbaya, Irfan dan Kulsum) atas perhatian, dukungan dan doa yang tulus.

9. Paling istimewa kepada istri tercinta Sri Suharti dan anak-anak tersayang (M. Raihan Amajida dan Nuurin Hymma Ibrohim) atas kesabaran, keihklasan, dukungan dan motivasi kepada penulis untuk meyelesaikan studi ini.

10. Semua pihak yang belum sempat disampaikan satu per satu atas segala bantuan dan dukungannya selama ini.

Bogor, Juli 2021

(15)

xi

DAFTAR ISI

III MEMETAKAN SISTEM SOSIAL-EKOLOGI DAN JASA EKOSISTEM TELUK BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA

BARAT 17

3.1 Abstrak 17

3.2 Pendahuluan 17

3.3 Metode 18

3.3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 18

3.3.2 Data 18

3.3.3 Analisis Data 19

3.4 Hasil dan Pembahasan 22

3.4.1 Pemetaan Model Konseptual Sistem Sosial-Ekologi 22 3.4.2 Hubungan Sosial-Ekologi Pesisir Teluk Bima 23 3.4.3 Loop Hubungan Sosial-Ekologi Pesisir Teluk Bima 26 3.4.4 Pemetaan Jasa Ekosistem Pesisir Teluk Bima 31

3.5 Simpulan 35

IV KESESUAIAN SPASIAL BERBASIS KERENTANAN PESISIR DI

TELUK BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 36

4.1 Abstrak 36

4.2 Pendahuluan 36

4.3 Metode 37

4.3.1 Data 37

4.3.2 Analisis Data 37

4.4 Hasil dan Pembahasan 42

4.4.1 Pemetaan Kerentanan Pantai 42

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.4 Manfaat Penelitian 6

1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian 6

1.6 Kebaruan (Novelty) Penelitian 8

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR ISTILAH xvi

I PENDAHULUAN 1

II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Sistem Sosial-Ekologi dan Jasa Ekosistem 9 2.2 Kesesuaian Spasial Berbasis Kerentanan 12

2.3 Daya Dukung 13

(16)

4.4.2 Pemetaan Kesesuaian Pemanfaatan 47 4.4.3 Kesesuaian Spasial Berbasis Kerentanan 54

4.5 Simpulan 55

V DAYA DUKUNG SPASIAL TELUK BIMA, PROVINSI NUSA

TENGGARA BARAT 56 5.1 Abstrak 56 5.2 Pendahuluan 56 5.3 Metode 57 5.3.1 Data 57 5.3.2 Analisis Data 58

5.4 Hasil dan Pembahasan 61

5.4.1 Daya Dukung Perikanan 61

5.4.2 Daya Dukung Wisata 64

5.5 Simpulan 66

VI SKENARIO PENGELOLAAN BERKELANJUTAN BERBASIS SPASIAL DI TELUK BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA

BARAT 67 6.1 Abstrak 67 6.2 Pendahuluan 67 6.3 Metode 68 6.3.1 Data 68 6.3.2 Analisis Data 68

6.4 Hasil dan Pembahasan 71

6.4.1 Model Stock-Flow Diagram Teluk Bima 71

6.4.2 Validasi Model 75

6.4.3 Model Simulasi Penggunaan Lahan 75

6.4.4 Model Simulasi Nilai Ekonomi 78

6.4.5 Strategi Kebijakan Pengelolaan 84

6.5 Simpulan 86

VII PEMBAHASAN UMUM 87

VIII SIMPULAN UMUM DAN SARAN 89

DAFTAR PUSTAKA 90

LAMPIRAN 92

(17)

xiii

DAFTAR TABEL

1 Jumlah alat tangkap dan armada penangkapan di Teluk Bima

Tahun 2019 3

2 Komponen jasa ekosistem dari berbagai sumber 11

3 Rincian jenis data primer dan sekunder 18

4 Komponen pemanfaat sumberdaya (Resources Users) 22

5 Goodness-of-fit for model statistics 26

6 Simulasi skenario dalam analisis loop 27

7 Kriteria parameter kerentanan pantai 38

8 Matriks kesesuaian perikanan tangkap 39

9 Matriks kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi 40 10 Matriks kesesuaian budidaya perikanan laut 41 11 Rincian penggunaan lahan pesisir teluk bima 46

12 Jenis dan sumber data daya dukung teluk 58

13 Tropik level berbagai spesies ikan untuk Teluk Bima 59 14 Faktor pembobotan areal menurut tipe land use 61 15 Kebutuhan ruang ekologis sistem perikanan lokal dan regional 62 Perbandingan kebutuhan ruang ekologis (EF) perikanan daerah lain 63

17 Hasil perhitungan TEFw Teluk Bima 64

18 Nilai ketersediaan ruang wisata (BCw) pantai tahun 2018 sampai 2019

pesisir Teluk Bima 65

19 Jenis dan sumber data kebijakan pengelolaan Teluk Bima 68

20 Model skenario pengelolaan Teluk Bima 71

21 Luas area untuk pemanfaatan budidaya perikanan laut 76 22 Luas area untuk pemanfaatan perikanan tangkap 77

23 Luas area untuk pemanfaatan ekowisata 78

24 Kontribusi nilai ekonomi budidaya perikanan laut 79 25 Kontribusi nilai ekonomi perikanan tangkap 80

26 Kontribusi nilai ekonomi ekowisata 82

27 Kontribusi nilai ekonomi dalam berbagai skenario 83 DAFTAR GAMBAR

1 Jumlah penduduk pesisir Teluk Bima tahun 2016 sampai 2019 2 2 Sebaran kategori nelayan Teluk Bima tahun 2015 sampai 2019 2 3 Kerangka driver-pressure-state-impact-respons (DPSIR) untuk

penelitian pengelolaan pesisir Teluk Bima 6

4 Kerangka pemikiran penelitian 8

5 Model konseptual sistem sosial-ekologi (Anderies et al. 2004) 9 6 Model konseptual sistem sosial-ekologi (Ostrom 2007) 10

7 Ukuran node berdasarkan nilai degree 24

8 Ukuran node dan edge berdasarkan besaran nilai betweenness 24 9 Pengelompokan hubungan node berdasarkan cluster jaringan sosial

Teluk Bima 25

10 Pengelompokan hubungan node berdasarkan deteksi komunitas

jaringan sosial Teluk Bima 25

11 Kesesuaian model simulasi dengan data (edge jaringan dasar) 26 16

(18)

12 Simulasi skenario dengan tidak adanya usaha perikanan 28 13 Simulasi skenario dengan tidak adanya aturan daerah 28 14 Simulasi skenario dengan tidak adanya sumberdaya ikan 29 15 Simulasi skenario dengan tidak adanya hasil perikanan 29

16 Simulasi skenario dengan tidak adanya pasar 30

17 Simulasi skenario dengan tidak adanya jumlah kunjungan 30 18 Simulasi skenario dengan tidak adanya usaha perikanan, aturan daerah,

ikan, hasil perikanan, pasar dan jumlah kunjungan 31 19 Skor jasa ekosistem menurut jenis dan Kecamatan pesisir di Teluk

Bima 32

20 Nilai indeks jasa ekosistem menurut jenis dan Kecamatan pesisir

di Teluk Bima 34

21 Nilai budget jasa ekosistem Teluk Bima 35

22 Peta stasiun pengamatan di lokasi penelitian 37

23 Diagram alir penelitian 42

24 Peta tipologi pantai pesisir Teluk Bima 43

25 Peta vegetasi mangrove pesisir Teluk Bima 44

26 Peta kemiringan pantai pesisir Teluk Bima 45

27 Peta penggunaan lahan pesisir Teluk Bima 46

28 Peta kerentanan pantai Teluk Bima 47

29 Peta material dasar perairan Teluk Bima 48

30 Peta kesesuaian wisata pantai 49

31 Peta sebaran suhu permukaan perairan Teluk Bima 49

32 Peta sebaran klorofil-α perairan Teluk Bima 50

33 Peta profil kedalaman perairan Teluk Bima 50

34 Peta sebaran terumbu karang perairan Teluk Bima 51 35 Peta kesesuaian perikanan tangkap perairan Teluk Bima 52 36 Peta kesesuaian budidaya laut perairan Teluk Bima 54 37 Peta komposit kerentanan kawasan perairan Teluk Bima 55 38 Peta skenario pemanfaatan ruang a) budidaya perikanan laut;

b) perikanan tangkap; dan c) ekowisata pesisir Teluk Bima 69

39 Model causal loop diagram (CLD) Teluk Bima 70

40 Sub-model penggunaan lahan Teluk Bima 71

41 Sub-model nilai ekonomi Teluk Bima 74

42 Sub-model potensi nilai ekonomi Teluk Bima 75

43 Pembangunan area budidaya perikanan laut Teluk Bima 76 44 Pembangunan area perikanan tangkap Teluk Bima 77

45 Pembangunan area ekowisata Teluk Bima 78

46 Nilai ekonomi budidaya perikanan laut Teluk Bima 80

47 Nilai ekonomi perikanan tangkap Teluk Bima 81

48 Nilai ekonomi ekowisata Teluk Bima 83

49 Perbandingan nilai ekonomi skenario 2 dengan skenario lainnya 84 DAFTAR LAMPIRAN

1 Nilai konektivitas sistem sosial-ekologi (SSE) Teluk Bima 98 2 Matriks loop analysis sistem sosial-ekologi (SSE) Teluk Bima 99

(19)

xv

3 Peta jasa ekosistem Teluk Bima 100

4 Matriks hasil perhitungan jasa ekosistem pesisir Kecamatan Asakota 101 5 Matriks hasil perhitungan jasa ekosistem pesisir Kecamatan Rasanae

Barat 102

6 Matriks hasil perhitungan jasa ekosistem pesisir Kecamatan Palibelo 103 7 Matriks hasil perhitungan jasa ekosistem pesisir Kecamatan Woha 104 8 Matriks hasil perhitungan jasa ekosistem pesisir Kecamatan Bolo 105 9 Matriks hasil perhitungan jasa ekosistem pesisir Kecamatan Soromandi 106 10 Produksi perikanan tangkap Teluk Bima Tahun 2018 sampai 2019 107 11 Persamaan model dinamik pengelolaan berkelanjutan Teluk Bima 109 12 Hasil simulasi skenario penggunaan lahan budidaya perikanan laut

di Teluk Bima 115

13 Hasil simulasi skenario penggunaan lahan perikanan tangkap di

Teluk Bima 116

14 Hasil simulasi skenario penggunaan lahan ekowisata di Teluk Bima 117 15 Hasil simulasi skenario kontribusi nilai ekonomi budidaya perikanan

laut di Teluk Bima 118

16 Hasil simulasi skenario kontribusi nilai ekonomi perikanan tangkap

di Teluk Bima 119

17 Hasil simulasi skenario kontribusi nilai ekonomi ekowisata di Teluk Bima 120 18 Hasil perbandingan total nilai ekonomi teluk bima berbagai skenario 121 19 Pengukuran parameter kualitas perairan Teluk Bima

20 Pemanfaatan ruang pesisir Teluk Bima 21 Peta 4 skenario pesisir Teluk Bima

22 Pengambilan data penelitian di pesisir Teluk Bima

122 123 124 126

(20)

BPS : Badan Pusat Statistik CLD : Causal Loop Diagram CPUE : Catch Per Unit Effort

DPSIR : Driver-pressure-state-impact-respons ES : Ecosystem Services

GIS : Geographic Information System

ha : Hektar

ICZM : Integrated Coastal Zone Management KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLH : Kementerian Lingkungan Hidup

KM : Kilometer

MEA : Millenium Ecosystem Assessment MSY : Maximum Sustainable Yield PERDA : Peraturan Daerah

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RZWP3K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil SD : Sistem Dinamik

SSE : Sistem Sosial-Ekologi SFD : Stock-Flow Diagram SNA : Social Network Analysis

Referensi

Dokumen terkait

Biro menyampaikan Rancangan Peraturan Menteri yang telah. disepakati dalam rapat harmonisasi dan sinkronisasi

Sebagai proses terakhir di hari kedua pertemuan, peserta yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil evaluasi kegiatan yang

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul sebagaimana telah

Aturan yang berupa larangan dan sanksi yang diberlakukan dalam Hukum Adat Sasi di Desa Ohoider Tawun sudah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat desa tersebut

Peneliian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan translasi representasi matematis siswa materi himpunan kelas VIII SMPI Husnul Yaqin Siantan, dan secara khusus

Dalam proses komersialisasi di Jepang, kelas atas pemilik tanah (may) menjaga keutuhan sebelumnya pada masyarakat petani, dan memperkenalkan perubahan pada

Penggunaan senjata api diizinkan dalam mempertahankan diri atau melindungi orang lain dari ancaman kematian yang nyata atau cedera serius, atau untuk menangkap

dealing with technical term  Bentuk: Kuliah  Metode: ceramah, problem based learning TM: 1x(2x50”) Memahami seputar engineering materials dan mechanisms Kriteria: