• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil: Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil: Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil:"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB IV

DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI 1. Visi, Misi dan Tupoksi

Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil:

“Terwujudnya tertib administrasi Kependudukan dengan Pelayanan Prima menuju Penduduk berkualitas”.

Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil:

a. Mengembangkan kebijakan dan sistem serta menyelenggarakan pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta keTransmigrasian untuk menghimpun data kependudukan serta menerbitkan identitas dan dokumen penduduk serta pelayanan Transmigrasi dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan.

b. Mengembangkan dan memadukan kebijaksanaan dan sistem informasi serta menjalankan, sehingga mampu menyediakan data dan informasi kependudukan secara lengkap, akurat dan memenuhi kepentingan publik dan pembangunan.

c. Menyusun perencanaan Kependudukan sebagai dasar perencanaan dan

perumusan pembangunan Nasional dan Daerah yang berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan penduduk.

(2)

d. Merumuskan arah kebijakan dinamika kependudukan yang serasi, selaras dan seimbang antara kuantitas / pertumbuhan, kualitas serta persebaran dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.

e. Mengembangkan pranata hukum, kelembagaan serta peran serta masyarakat untuk pelaksanaan dan pendayagunaan manfaat administrasi kependudukan guna perlindungan sosial dan penegakan hak-hak penduduk.

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 15 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipilmempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

c. Pengelolaan data dan statistik;

d. Pengelolaan administrasi kependudukan;

e. Pencatatan dan penerbitan akta-akta kependudukan dan pencatatan sipil;

f. Pengelolaan dan pelayanan dokumen;

g. Penyelenggaraan sosialisasi;

h. Pembinaan jabatan fungsional.

(3)

commit to user 2. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Guna tercapainya visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menetapkan strategi- strategi sebagai berikut:

a. Memaksimalkan sosialisasi dalam rangka tertib administrasi kependudukan.

b. Penambahan sumber daya manusia melalui usulan ke Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta dan mengikutsertakan pegawai untuk mengikuti berbagai pelatihan teknis.

c. Mengusulkan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.

d. Meningkatkan kegiatan sosialisasi kesadaran tertib administrasi kependudukan bagi masyarakat.

e. Memanfaatkan dokumentasi dan informasi yang dapat diakses masyarakat (penyediaan leaflet pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil).

Sasaran yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2010-2015) adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang profesional melalui berbagai pelatihan-pelatihan teknis.

b. Terwujudnya laporan data kependudukan dan akta catatan sipil yang

akurat dan tepat waktu.

(4)

c. Terwujudnya pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil yang cepat, tepat, mudah dan murah.

d. Terwujudnya jaringan online pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil secara berjenjang dari tingkat Kecamatan, Kota, Provinsi sampai ke tingkat Pusat.

e. Terwujudnya data statistik vital dan pembangunan database kependudukan yang benar dan akurat.

f. Terselenggaranya jalinan kerjasama yang baik antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan stakeholder dan unit kerja terkait.

g. Tercapainya sosialisasi kepada masyarakat Kota Surakarta mengenai dokumen kependudukan dan akta catatan sipil.

h. Terwujudnya pengelolaan dan penataan dokumen kependudukan dan akta pencatatan sipil.

i. Tersedianya data yang lengkap dan akurat sebagai bahan pengambilan keputusan Pemerintah.

j. Terealisasinya kontribusi dana yang diberikan ke kas daerah.

k. Meningkatnya pengelolaan dan keamanan dokumen.

l. Meningkatnya penyebarluasan informasi kepada masyarakat dengan buku panduan, spanduk-spanduk.

Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran yang diinginkan tersebut meliputi:

a. Implementasi sistem administrasi kependudukan.

(5)

commit to user

b. Koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan.

c. Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat.

d. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan.

e. Pengembangan database kependudukan.

f. Sosialisasi kebijakan kependudukan.

g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

h. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah.

3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang pedoman uraian tugas jabatan struktural pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dijelaskan bahwa struktur organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terdiri dari:

a. Kepala

b. Sekretariat, membawahkan:

1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

2) Subbagian Keuangan;

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Data dan Statistik, membawahkan:

1) Seksi Pengolahan Data dan Statistik;

2) Seksi Sistem Teknologi Informasi.

d. Bidang Pendaftaran Penduduk, membawahkan:

1) Seksi Identitas Penduduk;

2) Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk.

(6)

e. Bidang Pencatatan Sipil, membawahkan:

1) Seksi Perkawinan dan Perceraian;

2) Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak.

f. Bidang Dokumentasi dan Informasi, membawahkan:

1) Seksi Pengelolaan Dokumentasi;

2) Seksi Penyuluhan dan Pelayanan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Lebih jelasnya mengenai susunan organisasi Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta berikut ini akan disajikan dalam

bentuk bagan struktur organisasi:

(7)

commit to user Gambar IV. 1

Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta (Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012)

Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Keseluruhan bidang yang ada dalam struktur organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta yang telah

KEPALA

SEKRETARIAT KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG DATA DAN STATISTIK

BIDANG PENDAFTARAN

PENDUDUK

BIDANG PENCATATAN

SIPIL

BIDANG DOKUMENTASI

DAN INFORMASI Seksi

Pengolahan Data dan

Statistik

Seksi Sistem Teknologi

Informasi

Seksi Identitas Penduduk

Seksi Perpindahan

dan Pendataan Penduduk

Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan dan

Pengesahan Anak Seksi Perkawinan dan Perceraian

Seksi Penyuluhan dan Pelayanan

Seksi Pengelolaan Dokumentasi Sub Bag

Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Sub Bag Keuangan

Sub Bag Umum dan Kepegawaian

(8)

digambarkan di atas, yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan bintek operator e-KTP adalah Bidang Pendaftaran Penduduk.Sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,dijelaskan bahwa tugas Bidang Pendaftaran Penduduk yaitu melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang identitas penduduk, perpindahan dan pendataan penduduk rentan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dijelaskan di atas, Bidang Pendaftaran Penduduk mempunyai fungsi:

a. melaksanakan rencana kerja Bidang Pendaftaran Penduduk berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas;

b. memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan;

c. mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas;

d. melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

e. menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas;

f. merumuskan kebijakan teknis di bidang identitas penduduk;

g. merumuskan kebijakan teknis di bidang perpindahan dan pendataan

penduduk;

(9)

commit to user

h. melaksanakan pelayanan administrasi kependudukan;

i. melaksanakan pengelolaan data pendaftaran penduduk dan penduduk rentan;

j. melaksanakan pemantauan administrasi pendaftaran penduduk dan penduduk rentan;

k. melaksanakan pendataan administrasi penduduk dan penduduk rentan;

l. melaksanakan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pelayanan pendaftaran penduduk;

m. melaksanakan validasi dokumen pendaftaran penduduk meliputi:

Biodata Penduduk, Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS), Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) dan Surat Keterangan Kependudukan;

n. melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang pendaftaran penduduk;

o. melaksanakan penyiapan bahan sosialisasi di bidang pendaftaran penduduk;

p. memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik;

q. memberikan usul dan saran kepada atasan;

r. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(10)

Bidang Pendaftaran Penduduk, membawahkan:

a. Seksi Identitas Penduduk;

Seksi Identitas Penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapanbahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang identitas penduduk, meliputi: pendaftaran penduduk dan penerbitan identitas penduduk; dengan uraian tugas sebagai berikut:

1) melakukan penyusunan rencana kerja Seksi Identitas Penduduk berdasarkan rencana kerja BidangPendaftaran Penduduk;

2) memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan;

3) mempelajari, menelaah peraturan perundangundangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas;

4) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang identitas penduduk;

5) melakukan pelayanan pendaftaran penduduk;

6) melakukan pengelolaan data pendaftaran penduduk;

7) melakukan penyiapan bahan dan perlengkapanpendaftaran identitas penduduk;

8) melakukan verifikasi data administrasi kependudukan;

9) memproses Nomor Induk Kependudukan (NIK);

(11)

commit to user

10) memproses permohonan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT), Surat Keterangan Tinggal Sementar (SKTS dan Surat Keterangan Kependudukan;

11) melakukan penyiapan bahan sosialisasi penerbitan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT), Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) dan Surat Keterangan Kependudukan;

12) melakukan pelayanan perubahan data identitas penduduk;

13) melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja bidang identitas penduduk;

14) memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik;

15) memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

16) melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

17) melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

b. Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk

Seksi Perpindahan dan Pendataan Pendudukmempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang perpindahan dan pendataan penduduk,

meliputi:pengelolaan data perpindahan penduduk dan penduduk rentan

(12)

serta pelayanan perpindahan dan pendataan penduduk dan penduduk rentan; dengan uraian tugas sebagai berikut:

1) melakukan rencana kerja Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk berdasarkan rencana kerja Bidang Pendaftaran Penduduk;

2) memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan;

3) mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas;

4) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perpindahan dan pendataan penduduk;

5) melakukan pelayanan perpindahan penduduk dan penduduk rentan;

6) melakukan pendataan perpindahan penduduk dan penduduk rentan;

7) melakukan pengelolaan data perpindahan penduduk dan penduduk rentan;

8) melakukan penyiapan bahan dan perlengkapan perpindahan penduduk dan penduduk rentan;

9) melakukan verifikasidata administrasi perpindahan penduduk dan penduduk rentan;

10) melakukan pengawasan dan pengendalian perpindahan penduduk

dan penduduk rentan;

(13)

commit to user

11) melakukan tertib administrasi perpindahan penduduk dan penduduk rentan;

12) melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja bidang perpindahan dan pendataan penduduk rentan;

13) memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik;

14) memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

15) melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

16) melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

B. HASIL PENELITIAN

1. Standar Pelayanan Minimal KTP Elektronik

Pengumpulan data mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) KTP elektronik di lapangan menunjukkan adanya perbedaan keterangan dari masing-masing narasumber. Namun demikian, masing-masing narasumber tidak dapat menunjukkan data penunjang atas keterangannya.

Kemudian pada saat penulis mencoba mencari fakta di lapangan, tidak

terpasang atau tidak ada media yang tersedia memasang keterangan

mengenai SPM.

(14)

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pelayanan KTP Elektronik

Penerapan KTP Elektronik dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari 1 (satu) KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis sistem pelayanan terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Untuk mengatasi duplikasi tersebut, sekaligus menciptakan kartu identitas tunggal, maka diterapkanlah KTP Elektronik berbasis NIK.

Nomor Induk Kependudukan (NIK) dijadikan dasar penerbitan paspor, NPWP, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya. Selanjutnya, setiap penduduk Indonesia Wajib KTP, harus memiliki KTP yang mempunyai spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem pengamanan khusus, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Secara Nasional.

Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009

tersebut, maka Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri memprogram kegiatan Bimbingan teknis dan

PendampinganTeknis agar program penerapan KTP Elektronik dapat

berjalan dengan baik. Bimbingan teknis dimaksudkan untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan kepada petugas pendampingan teknis dan

operator pada tempat-tempat pelayanan KTP Elektronik di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan di Kecamatan.

(15)

commit to user 3. Tujuan dan sasaran Bimbingan Teknis

Tujuan dilaksanakannya bimbingan teknis ini adalah:

a. Meningkatkan kemampuan tenaga operator untuk mengoperasikan perangkat penerbitan KTP Elektronik pada tempat-tempat pelayanan KTP Elektronik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan di Kecamatan;

b. Memberikan pendampingan teknis kepada petugas operator pada tempat-tempat pelayanan KTP Elektronik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan di Kecamatan

Sasaran pelaksanaan bimbingan teknis ini adalah:

a. Proses verifikasi, validasi dan update data penduduk, perekaman pasphoto, tanda tangan dan perekaman sidik jari penduduk serta pengirimannya ke Data Center Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dengan menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi.

b. Proses verifikasi melalui pemadanan sidik jari penduduk 1 : 1

c. Pemberian KTP Elektronik kepada penduduk pada tempat-tempat pelayanan KTP Elektronik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota dan di Kecamatan.

4. Mekanisme Penunjukan Operator e-KTP (Peserta Bimbingan Teknis)

Salah satu langkah persiapan penerapan KTP Elektronik yang

tertuang dalam Prosedur Standar Operasi (SOP) ialah menyiapkan tenaga

teknis pelayanan. Tenaga teknis yang nantinya ditempatkan di tiap tempat

(16)

pelayanan e-KTP ini yaitu operator, petugas pendukung dan supervisor teknis yang ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota. Operator memiliki tugas melakukan proses pelayanan perekaman data penduduk wajib KTP (WK) hingga proses pelayanan pengambilan KTP Elektronik.

Selain itu operator juga bertanggungjawab terhadap beroperasinya perangkat KTP Elektronik dan perangkat jaringan komunikasi data di tempat pelayanan KTP Elektronik, serta terhadap back up data dan pengamanan database kependudukan. Sementara petugas pendukung berfungsi untuk membantu proses pelayanan yang dilakukan operator, seperti mengurusi surat panggilan WK, menertibkan antrean WK dan memberi tahu WK apa yang harus disiapkan sebelum masuk ruang perekaman KTP Elektronik, serta membantu proses distribusi KTP Elektronik yang sudah diverifikasi kepada WK.

Menurut SOP jumlah operator yang ditugaskan di setiap tempat pelayanan KTP Elektronik minimal 4 orang untuk mengoperasikan 2 set perangkat KTP Elektronik. Bila di tempat pelayanan akan ditambah perangkat KTP Elektronik, baik yang statis atau bergerak (mobile enrollment), maka setiap 1 set perangkat diperlukan 2 orang

operator.Sedangkan jumlah petugas pendukung disesuaikan dengan

volume pekerjaan dan jumlah penduduk WK yang akan dilayani.Terkait

kualifikasi operator diutamakan Pegawai Negeri Sipil, yang bisa

mengoperasikan komputer dan telah mengikuti bimbingan teknis operator

penerapan KTP Elektronik.

(17)

commit to user

5. Manajemen Pelaksanaan Bimbingan Teknis menurut SOP

Salah satu materi yang terdapat dalam SOP pelaksanaan e-KTP adalah manajemen pelaksanaan bintek mulai dari persiapan hingga pelaporan yang digambarkan dalam sebuah bagan alir seperti berikut.

Gambar IV. 2

Bagan alir manajemen bimbingan teknis

Sumber: Modul Prosedur Standar Operasi

Tahap persiapan bintek terdiri dari beberapa kegiatan; yakni:

mempersiapkan kebutuhan yang terkait dengan bimbingan teknis,

melakukan konfirmasi jadwal bimbingan teknis, mempersiapkan absensi

bimbingan teknis, mempersiapkan spanduk/banner pelaksanaan bimbingan

teknis. Kemudian tahapan kedua adalah konfirmasi kesiapan pengiriman

perangkat penerbitan KTP elektronik melalui koordinasi progress

distribusi peralatan dengan bagian logistik, konfirmasi untuk memastikan

pengiriman peralatan dan menyiapkan formulir lembar pemeriksaan

(18)

jumlah peralatan (DT-LP-001) dan lembar pemeriksaan fungsi peralatan (DT-LP-002).

Selanjutnya adalah tahap mobilisasi instruktur, yaitu mempersiapkan kebutuhan teknis dan administratif bimbingan teknis, berupa: surat undangan peserta, surat pengantar kemendagri, surat pengantar konsorsium, surat tugas instruktur, dan daftar hadir peserta.

Setelah semua kebutuhan teknis dan administratif di atas dipenuhi, pelaksana bintek segera melakukan koordinasi dengan pihak kabupaten/kota perihal teknis pelaksanaan bintek.Hal ini untuk mengkonfirmasi kesiapan jadwal serta sarana dan prasarana untuk pelaksanaan bintek. Tahapan selanjutnya adalah konfirmasi untuk memastikan jumlah peserta yang akan mengikuti bintek, untuk kemudian pelaksana mempersiapkan layout ruangan agar sesuai dengan jumlah peserta yang akan hadir.

Berikutnya melakukan pengecekan perangkat dengan memeriksa

keberadaan, kelengkapan dan kondisi peralatan penerbitan KTP

elektronik.Jika ada ketidaktersediaan ataupun masalah pada perangkat

tersebut, maka dilakukan pengisian Lembar Pemeriksaan Jumlah Peralatan

(DT-LP-001) dan Lembar Pemeriksaan Fungsi Peralatan (DT-LP-002) dan

diserahkan kepada Pendamping Kabupaten/Kota. Selanjutnya mengatur

layout ruangan yang akan digunakan, merakit peralatan yang akan

digunakan untuk bintek penerapan penerbitan KTP elektronik, dan

(19)

commit to user

menyusun peralatan serta fasilitas lain berdasarkan layout yang sudah dibuat.

Setelah setting ruangan dan peralatan selesai, pelaksana bintek mulai mempersiapkan dokumen-dokumen yang digunakan untuk mendukung materi yang diberikan; seperti: Standardisasi Dokumentasi Foto Pelaksanaan Bimbingan Teknis, Standard Dokumen Pelaporan Pelaksanaan Bimbingan Teknis Operator, Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan Teknis, Formulir Pernyataan Telah Mengikuti Bimbingan Teknis, Berita Acara Pelaksanaan Bimbingan Teknis.Akhirnya setelah semua persiapan teknis dan administratif siap, pelaksanaan bimbingan teknis pun dapat dimulai. Adapun materi-materi yang diberikan dalam bintek, meliputi:

a. Mekanisme Pelaksanaan Penerbitan KTP Elektronik

b. Pemanfaatan dan Akses Biodata Penduduk dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

c. Tata Cara Merakit dan Memelihara Perangkat KTP Elektronik dan Jaringan Komunikasi Data

d. Tata Cara Verifikasi, Validasi, dan Update Data Penduduk

e. Tata Cara Perekaman Pas photo, Tanda Tangank, Sidik Jari dan Iris Penduduk serta Menyimpan ke dalam Database

f. Tata Cara Back Up Database

g. Tata Cara Koneksitas dan Pengiriman Data Melalui Jaringan

Komunikasi Data dari Tempat – tempat Pelayanan KTP Elektronik ke

(20)

Pusat Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri

h. Tata Cara Pelayanan Pengambilan KTP Elektronik.

i. Tata Cara Distribusi & Pengambilan KTP Elektronik.

j. AFIS System (Khusus operator Kabupaten).

k. Pengenalan Prosedur Keamanan Data Kependudukan

Terakhir adalah pelaporan melalui nota dinas dan surat pertanggungjawaban kepada Walikota Surakarta.

C. PEMBAHASAN

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan teorinya pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia perlu mempertimbangkan faktor-faktor, baik yang berasal dari dalam diri organisasi itu sendirimaupun dari luar organisasi yang bersangkutan.Faktor yang berasal dari dalam organisasi (faktor internal) antara lain:

a. Misi dan Tujuan Organisasi

Setiap organisasi mempunyai misi dan tujan yang ingin dicapainya. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perencanaan yang baik, serta implementasi perencanaan tersebut secara tepat.

Pelaksanaan kegiatan atau program organisasi dalam rangka mencapai

tujuan ini diperlukan kemampuan tenaga (sumber daya manusia), dan

(21)

commit to user

ini hanya dapat dicapai dengan pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta memiliki visi yang jelas yakni mewujudkan tertib administrasi kependudukan dengan pelayanan prima.Salah satu bentuk pelayanan prima yang ingin diberikan institusi kepada masyarakat adalah pelayanan e-KTP.Oleh karena itu, program pengembangan sumber daya manusia dirasa perlu dilakukan bagi operator e-KTP.Apalagi secara konkret Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri telah memprogram kegiatan Bimbingan teknis dan Pendampingan Teknis agar program penerapan KTP elektronik dapat berjalan dengan baik.

b. Strategi Pencapaian Tujuan

Misi dan tujuan suatu organisasi mungkin mempunyai persamaan dengan organisasi lain, tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut berbeda. Untuk itu maka diperlukan kemampuan karyawannya dalam memperkirakan dan mengantisipasi keadaan di luar yang dapat mempunyai dampak terhadap organisasinya. Sehingga strategi yang disusunnya sudah memperhitungkan dampak yang akan terjadi dalam organisasinya. Hal ini semua akan mempengaruhi pengembangan sumber daya dalam organisasi itu.

Menyadari pentingnya program pengembangan sumber daya

manusia dalam suatu organisasi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan

(22)

Sipil memiliki strategi pencapaian tujuan salah satunya adalah penambahan sumber daya manusia melalui usulan ke Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta dan mengikutsertakan pegawai untuk mengikuti berbagai pelatihan teknis. Terbatasnya jumlah personil operator e-KTP yang diusulkan oleh Kemendagri yakni 2 orang dari setiap kecamatan dan 2 orang dari Dinas, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus menyesuaikan sendiri jumlah personil sesuai kebutuhan masing-masing tempat pelayanan e- KTP. Sebagai solusinya, Dinas kemudian mengusulkan penambahan tenaga honorer kepada Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta.

c. Sifat dan Jenis Kegiatan

Sifat dan jenis kegiatan organisasi sangat penting pengaruhnya terhadap pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan. Suatu organisasi yang sebagian besar melaksanakan kegiatan teknis, maka pola pengembangan sumber daya manusianya akan berbeda dengan organisasi yang bersifat ilmiah misalnya.

Demikian pula strategi dan program pengembangan sumber daya manusia akan berbeda antara organisasi yang kegiatannya rutin dengan organisasi yang kegiatannya memerlukan inovasi dan kreatif.

Seperti yang kita ketahui melalui tupoksi, hampir semua jenis

kegiatan yang diselenggarakan oleh Dispendukcapil adalah bersifat

pelayanan administratif pada masyarakat.Pelayanannya berkaitan

dengan penerbitan identitas dan dokumen kependudukan, dimana salah

(23)

commit to user

satunya adalah penerbitan KTP elektronik.Dikarenakan pelayanan ini tergolong baru, para operator e-KTP yang telah ditunjukperlu mempelajari mekanisme penerbitan e-KTP dan peralatan yang digunakan.Sehingga program PSDM yang diperlukan oleh operator e- KTP pastinya juga dalam bentuk teknis.Maka dari itu, Dispendukcapil menyambut baik program Bimbingan teknis yang telah diprogramkan oleh Kemendagri tersebut.

d. Jenis Teknologi yang Digunakan

Sudah tidak asing lagi bahwa setiap organisasi dewasa ini telah menggunakan teknologi yang bermacam-macam, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling canggih. Hal ini perlu diperhitungkan dalam program pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Pengembangan sumber daya manusia di sini diperlukan, baik untuk mempersiapkan tenaga guna menangani pengoperasian teknologi itu, atau mungkin untuk menangani terjadinya otomatisasi kegiatan-kegiatan yang semula dilakukan manusia.

Jelas bahwa dalam pelayanan penerbitan KTP Elektronik menggunakan perangkat-perangkat elektronik yang lebih modern, dibandingkan dengan peralatan penerbitan KTP konvensional.

Perangkat-perangkat tersebut antara lain signature pad, fingerprint scanner, iris scanner, smartcard reader/writer, dan lain sebagainya.

Maka pelaksanaan Bimbingan teknis ini bertujuan meningkatkan

(24)

kemampuan tenaga operator untuk mengoperasikan perangkat penerbitan KTP Elektronik.

Organisasi itu berada di dalam lingkungan dan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan di mana organisasi itu berada. Agar organisasi itu dapat melaksanakan misi dan tujuannya, maka ia harus memperhitungkan faktor-faktor eksternal organisasi itu. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:

a. Kebijaksanaan pemerintah

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah, surat-surat keputusan menteri dan pejabat pemerintah, dan sebagainyamerupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi. Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut sudah barang tentu akan mempengaruhi program-program pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan.

Berawal dari amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan bahwa, Pemerintah wajib

memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada setiap

penduduk Indonesia serta mencantumkannya dalam setiap dokumen

kependudukan. Selanjutnya dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 26

Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Secara Nasional,

dimana setiap penduduk Indonesia Wajib KTP, harus memiliki KTP

yang mempunyai spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem

(25)

commit to user

pengamanan khusus. Maka sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2010, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri melakukan kontrak dengan konsorsium. Dimana salah satu isi kontrak tersebut, selain untuk penerbitan e-KTP, juga memprogram kegiatan Bimbingan teknis bagi operator e-KTP. Seperti yang disampaikan oleh Subandi, SH.,MH. selaku Ketua Tim Penyelenggara Bintek berikut ini:

“sejarah bintek tu kan, Kemendagri kontrak dengan konsorsium PNRI. Nah, isi dari kontrak itu salah satunya selain untuk pencetakan e-KTP, adalah melakukan bintek ke operator seluruh Indonesia.” (wawancara dengan Subandi, SH.,MH.

tanggal 17 September 2013)

Sehingga sebagai penyelenggara pelayanan e-KTP di Surakarta, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil wajib melaksanakannya.

b. Sosio-Budaya Masyarakat

Faktor sosio-budaya masyarakat tidak dapat diabaikan oleh suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami karena suatu organisasi apapun didirikan untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar belakang sosio-budaya yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam mengembangkan sumber daya dalam suatu organisasi faktor ini perlu dikembangkan.

Meskipun program Bimbingan teknis ini merupakan amanat

dari Kemendagri, dimana manajemen pelaksanaannya berikut materi-

materi yang diberikan telah diatur pula dalam SOP, namun

(26)

pelaksanaannya tetap harus disesuaikan dengan kondisi sosio-budaya masyarakat setempat. Begitu puladi Dispendukcapil Surakarta, terutama mengenai pelayanan yang bersifat non-teknis. Budaya masyarakat Surakarta yang dikenal selalu berbudi bahasa halus, harus diterapkan pula oleh para petugas pelayanan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Sehingga masyarakat merasa dihargai dan menciptakan suasana kekeluargaan antara petugas pelayanan e- KTP dengan masyarakat sebagai pemohon e-KTP.

c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar organisasi dewasa ini telah sedemikian pesatnya. Sudah barang tentu suatu organisasi yang baik harus mengikuti arus tersebut. Untuk itu maka organisasi harus mampu untuk memilih teknologi yang tepat untuk organisasinya, serta kemampuan karyawan organisasi pun harus diadaptasikan dengan kondisi tersebut.

Penerapan e-KTP baik secara langsung atau tidak memang

mengadopsi kebijakan yang sudah dilakukan di beberapa negara maju

seperti Austria, Belgia, Italia, Spanyol, Uni Emirat Arab, Mesir dan

China. Kebijakan tersebut adalah e-ID, dimana setiap penduduk

memiliki satu e-ID yang berfungsi tidak hanya sebagai kartu identitas

tetapi juga dapat digunakan di berbagai aktivitas pemerintahan yang

lain. Untuk menerbitkan e-KTP yang memiliki konsep sama dengan e-

ID di atas perlu melalui beberapa tahapan, seperti proses verifikasi,

(27)

commit to user

validasi dan update data penduduk, perekaman pasphoto, tanda tangan dan perekaman sidik jari penduduk serta pengirimannya ke Data Center Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dengan menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Tahapan proses di atas tentunya menggunakan perangkat- perangkat elektronik yang tidak sama dengan penerbitan KTP konvensional. Pelayanan penerbitan KTP Elektronik menggunakan perangkat-perangkat elektronik yang lebih modern dan canggih, antara lain signature pad, fingerprint scanner, iris scanner, smartcard reader/writer, dan lain sebagainya. Adanya program Bintek ini

bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga operator untuk mengoperasikan perangkat penerbitan KTP Elektronik pada tempat- tempat pelayanan KTP Elektronik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan di Kecamatan.

2. Metode Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut yang dikemukakan oleh Subandi, SH.,MH. selaku Ketua

Tim Penyelenggara Bintek, materi yang diberikan dalam bintek ini

sebagian besar berupa praktek. Pemberian teori hanyalah sebagai bentuk

pengetahuan saja. Hal ini disesuaikan dengan tujuan dan sasaran program

Bintek yang hampir seluruhnya juga bersifat pelayanan teknis sehingga

pelatihan ini dinamakan Bimbingan Teknis. Di samping itu tugas operator

(28)

e-KTP utamanya adalah sebagai yang menjalankan fungsi tiap-tiap perangkat dalam proses penerbitan e-KTP,

“kita langsung praktek mbak, lebih banyak ke praktek. Jadi teori itu muatannya hanya sekitar 25%. Karena nantinya kan mereka di lapangan akan berhadapan langsung dengan pemohon, jadi mereka langsung uji coba dihadapkan dengan alat supaya mereka benar- benar menguasai peralatan yang dipakai.” (wawancara dengan Subandi, SH.,MH. tanggal 17 September 2013)

Berdasarkan hasil wawancara di atas yang kemudian Penulis juga bandingkan dengan rincian materi yang tertulis dalam setiap nota dinas yang dibuat setelah pelaksanaan bintek. Dalam beberapa kali pelaksanaan bintek, rata-rata memiliki rincian materi yang sama yakni: materi SOP Pelayanan e-KTP; materi umum TI e-KTP; praktek rekam sidik jari, foto e-KTP, dan iris mata; serta simulasi pelayanan e-KTP.

No Materi Nara Sumber

1 Materi I:

SOP Pelayanan e-KTP

Kepala Dispenduk Capil, Drs. MAMIEK M. HADI, M.Si 2 Materi II:

Materi Umum TI e-KTP

Kasi Identitas Penduduk SUBANDI, SH. MH 3 Materi III:

Praktek Rekam Sidik Jari, Foto e-KTP dan Iris Mata

Staf Seksi Identitas Penduduk

AGUS MARTOPO, SE;

4 Materi IV;

Simulasi Pelayanan e-KTP

Kabid Pendaftaran Penduduk

Drs. A. SRI WAHYONO, M.Si

Sumber: Nota Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta

(29)

commit to user

Dari keempat macam materi tersebut, tiga diantaranya lebih bersifat praktik mulai dari penyampaian materi umum TI e-KTP, dimana agar peserta bintek betul-betul paham dengan alat yang digunakan maka mereka harus praktik sesuai dengan instruksi pelatih atau narasumber.

Kemudian mempraktekkan proses rekam sidik jari, foto e-KTP, dan iris mata serta yang terakhir melakukan simulasi pelayanan e-KTP sesuai SOP yang telah dipaparkan sebelumnya.

Selanjutnya Penulis menganalisis metode yang digunakan dalam bintek ini termasuk dalam metode latihan atau training. Lebih spesifik lagi, merupakan perpaduan antara metode vestibule dengan simulation.

Alasannya karena tiap materi dalam Bintek diberikan oleh pelatih khusus yang ahli dalam penggunaan dan perawatan perangkat-perangkat penerbitan e-KTP. Selain itu pelatihan juga dilakukan di ruangan khusus yang ditata semirip mungkin dengan situasi dan kondisi yang akan dihadapi para operator di lapangan nantinya.

3. Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Secara garis besar proses atau tahapan pengembangan SDM (seperti teori yang telah Penulis kemukakan pada bab sebelumnya) sudah tidak perlu lagi dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, terkait dengan kegiatan bintek operator e-KTP.

Pelaksanaan pelayanan e-KTP merupakan program yang berasal dari

pemerintah pusat melalui Kemendagri. Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Surakarta dalam kebijakan ini hanya berperan

(30)

sebagai ketua tim pokja kabupaten/kota. Untuk menyukseskan kebijakan ini, Kemendagri melakukan kontrak dengan konsorsium PNRI.

Salah satu isi dari kontrak tersebut, selain mengenai penerbitan e- KTP, adalah perlunya dilakukan bintek terhadap calon operator e-KTP.Hal ini mengingat teknologi yang digunakan terbilang baru bagi petugas pelayanan KTP yang lama. Berdasarkan hal tersebut, dinas mau tidak mau harus melaksanakan kegiatan bintek bagi calon operator e-KTP sesuai dengan SOP yang telah dibuat.

Tahapan program pelatihan dan pengembangan SDM (secara teoritis) sebagian besar telah diaplikasikan dalam manajemen bimbingan teknis yang diatur dalam SOP. Hanya saja tahapannya lebih fleksibel, menyesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan.Sehingga seluruh tahapan tersebut sudah dilakukan, namun tidak runtut seperti yang tertulis dalam tinjauan teori.

a. Analisis kebutuhan pembinaan teknis

Terdapat 3 jenis analisis pada tahapan ini yakni: analisis

organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis pribadi. Melalui ketiga jenis

analisis tersebut diharapkan akan keluar status kemampuan atau yang

lebih tepat dikatakan kinerja pada karyawan. Selanjutnya hasil analisis

tersebut akandijadikan dasar penyelenggaraan bintek. Seperti dijadikan

pertimbangan dalam penyusunan materi, biaya, alat-alat, dan

perlengkapan teknis maupun administratif.

(31)

commit to user

Apabila disesuaikan dengan bagan alir manajemen bintek dalam SOP, tahapan ini merupakan persiapan bintek, dimana di dalamnya termuat kegiatan mempersiapkan segala kebutuhan terkait dengan bimbingan teknis.Menurut kondisi riil di lapangan, pada tahapan ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mulai menentukan personel-personel, baik PNS maupun non-PNS, yang berkompeten untuk menjadi operator pelayanan e-KTP.

“sesuai dengan yang diamanatkan dalam SOP, kita mengoptimalkan terlebih dulu memberdayakan staf yang ada di dinas. Kemudian dari dinas itu dilihat latar belakang pendidikannya, track record ke belakang, komunikatif atau tidak, serta paling tidak mengerti dasar-dasar IT…”

(wawancara dengan Drs. Ing Ramto pada 4 September 2013) Pernyataan Drs. Ing Ramto di atas menjelaskan mengenai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh para calon operator e-KTP yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil, baik yang ada di dinas ataupun yang ada di kecamatan dan kelurahan. Sementara Subandi, SH., MH.

menyampaikan lebih spesifik bahwa calon operator e-KTP yang ditunjuk yang berasal dari PNS merupakan pejabat struktural yang memiliki tupoksi pemerintahan.

“Para pejabat struktural yang ditunjuk menjadi operator e-KTP di dinas dan kelurahan, kecamatan adalah yang khusus menangani bidang administrasi kependudukan. Jadi kalau di kelurahan ya Kasi Tapem Kelurahan, kalau di kecamatan ya Kasi tapem Kecamatan, kalau di Disdukcapil ya Bidang Pendaftaran Penduduk.” (wawancara dengan Subandi, SH.,MH pada 17 September 2013)

Kedua pernyataan di atas didukung oleh adanya Peraturan Walikota

Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas

(32)

Jabatan Struktural pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Di dalamnya dijelaskan bahwa tugas Bidang Pendaftaran Penduduk adalah melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang identitas penduduk, perpindahan dan pendataan penduduk rentan. Sementara fungsi-fungsinya dapat dilihat pada lampiran.

Sementara untuk operator e-KTP yang bukan PNS, menurut

Subandi, SH.,MH, diadakan dari outsourcing yang bekerjasama

dengan pihak ketiga yakni CV Richa Bhumi Perkasa. Kualifikasinya

antara lain memiliki latar belakang pendidikan di bidang komputer

dengan jenjang pendidikan minimal D3 dan juga lulus dalam uji

kompetensi yang dilakukan pihak Disdukcapil.

(33)

commit to user

“…untuk non-PNS dia harus punya kompetensi bidang komputer yang dibuktikan dengan ijazah. Ketika sebelum dia kita terima, kita ada uji kompetensi dulu. Disini ada SIAK, dia kita suruh mengoperasionalkan SIAK yang kita miliki. Dari situ kita sudah bisa memberikan judgement, o ini mampu o ini tidak. Kemudian selain kompetensi, mereka juga harus punya komitmen terkait dengan pelayanan publik, karena nantinya mereka akan berhubungan sama masyarakat yang udah nunggu antre berjam-jam, jadi kalau pelayanannya gak baik justru bisa menimbulkan problem.” (wawancara dengan Subandi, SH.,MH pada 17 September 2013)

Dokumen dalam bentuk hardfile ataupun softfile yang mampu menunjang pernyataan di atas tidak ditemukan penulis, namun salah satu peserta bintek yang berasal dari non-PNS memberikan pernyataan serupa.

“dulu saya dapet infonya dari temen mbak, karena persyaratannya kayaknya pas sama saya, saya coba masukin lamaran. Trus gak lama saya dapet panggilan wawancara sekaligus uji kompetensi SIAK itu tadi.” (wawancara dengan Retno Anggraeni tanggal 30 Desember 2013)

Setelah didapatkan nama-nama calon operator e-KTP, baik PNS ataupun non-PNS, selanjutnya Dinas membuat undangan pemanggilan untuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis.

b. Perumusan Tujuan

Tujuan pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya ialah

perumusan kemampuan yang diharapkan dari diklat tersebut. Tujuan

pendidikan dan pelatihan ini adalah perubahan perilaku (kemampuan),

maka tujuan diklat dirumuskan dalam bentuk perilaku. Misalnya,

setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat melakukan

pencatatan dan pelaporan secara benar. Dasar untuk menyusun tujuan

(34)

diklat ini adalah hasil dari analisis kebutuhan pelatihan yang telah dilakukan.

Bintek ini diharapkan nantinya ada peningkatan kemampuan dan keterampilan dari operator e-KTP mengenai mekanisme penerbitan e-KTP, terutama dalam mengoperasionalkan perangkat- perangkat penerbitan e-KTP. Kemampuan dan keterampilan tersebut antara lain:

1) Mengerti mekanisme pelaksanaan penerbitan KTP Elektronik;

2) Mampu mengidentifikasi, merakit (setting) dan mengerti cara pemeliharaan perangkat KTP Elektronik dan jaringan komunikasi data;

3) Mampu melakukan proses verifikasi, validasi, dan update biodata penduduk;

4) Mampu melakukan proses perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris penduduk serta menyimpan ke dalam database di tempat pelayanan;

5) Mampu melakukan proses koneksitas dan pengiriman data melalui Jaringan komunikasi data dari tempat-tempat pelayanan KTP elektronik ke Pusat Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri;

6) Mampu melakukan back up database kependudukan di tempat

pelayanan KTP Elektronik.

(35)

commit to user

7) Mampu melakukan verifikasi sidik jari tangan penduduk melalui pemadanan 1 : 1

c. Pengembangan kurikulum

Tujuan-tujuan diklat yang telah dirumuskan tadi kemudian dapat diketahui kemampuan-kemampuan apa yang harus diberikan dalam diklat. Selanjutnya diidentifikasi materi-materi atau bahan- bahan pelajaran yang akan diberikan dalam pendidikan atau pelatihan.

Dengan kata lain materi-materi apa yang dapat mengembangkan atau meningkatkan kemampuan para peserta diklat.Selanjutnya dilakukan identifikasi waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap materi atau topik/subtopik yang lebih terinci. Setelah itu ditentukan metode belajar mengajar yang bagaimana yang akan dipakai, serta alat bantu belajar mengajar yang diperlukan dalam diklat tersebut. Proses ini disebut pengembangan kurikulum.

Setelah diketahui kemampuan dan keterampilan seperti apa yang diharapkan dari pelaksanaan bintek, kemudian Dinas bersama dengan Pihak Penyedia menyusun materi-materi yang mendukung pencapaian tujuan di atas. Materi-materi tersebut antara lain:

1) SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelayanan e-KTP; karena

hanya berupa teori dan penjelasannya maka penyampaian materi

SOP dilakukan dengan presentasi oleh narasumber. Alat bantu

yang digunakan juga hanya seperangkat projector berikut white-

screen, laptop, serta modul bagi peserta.

(36)

2) Materi Umum TI, seperti: penginstalan dan pemasangan perangkat, penatausahaan perangkat, serta bagaimana mengoperasionalkan perangkat penerbitan e-KTP. Perangkat yang dimaksud terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat bergerak. Materi yang disampaikan ini lebih bersifat teknis, maka metode pengajaran yang digunakan dalam penyampaian materi tentunya lebih banyak ke praktek, dengan alat bantu mengajar perangkat- perangkat yang telah dimaksud di atas.

3) Tata Cara Verifikasi, Validasi dan Update Data penduduk; proses verifikasi merupakan proses penyesuaian setiap elemen biodata kepada penduduk yang bersangkutan. Setelah sesuai, kemudian dilakukan perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris penduduk. Jika semua proses perekaman telah dilakukan, kemudian operator meminta penduduk melakukan pengesahan hasil verifikasi data, perekaman pasphoto, tanda tangan, sidik jari dan iris penduduk dengan cara membubuhkan tanda tangan secara elektronik pada alat yang disediakan sebagai bukti persetujuan terhadap kebenaran data penduduk yang bersangkutan.

Penyampaian materi di atas dilakukan dengan presentasi menggunakan media audio visual. Jadi peserta melihat keseluruhan proses pelayanan tadi melalui video untuk kemudian dipraktekkan dalam sesi simulasi pelayanan e-KTP.

4) Simulasi Pelayanan e-KTP

(37)

commit to user d. Persiapan pelaksanaan

Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan, yang pada umumnya mencakup kegiatan- kegiatan administrasi, antara lain:

1) Menyusun silabus dan jadwal diklat (penjabaran kurikulum ke dalam kegiatan pembelajaran)

2) Pemanggilan dan seleksi peserta 3) Menghubungi para pengajar

4) Penyusunan materi diklat serta penyediaan bahan-bahan referensi 5) Penyiapan tempat, akomodasi peserta, dan sebagainya

Apabila disesuaikan dengan alir manajemen bimbingan teknis dalam SOP, mulai dari tahapan konfirmasi kesiapan pengiriman perangkat penerbitan KTP elektronik sampai dengan penyiapan dokumen kelengkapan bintek dapat digolongkan ke dalam tahap persiapan ini. Begitu juga dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.Kegiatan di atas senada dengan yang disampaikan oleh Subandi, SH.,MH. mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan untuk persiapan pelaksanaan Bintek.

“kalau persiapannya mesti ya kita melakukan inventarisasi kebutuhan, kita ngirim surat pada camat dan lurah mengenai permohonan daftar nama peserta untuk bintek dengan kualifikasi tertentu, kemudian kita menyusun jadwal, materi, tempat.” (wawancara pada tanggal 17 September 2013)

Sebelum bintek dilaksanakan, beberapa hal perlu dipersiapkan sebaik-

baiknya oleh penyelenggara, diantaranya: inventarisasi nama-nama

(38)

peserta bintek, membuat undangan bagi peserta dan pelatih, menyusun

jadwal dan materi, mempersiapkan tempat pelaksanaan bintek,

menyetting perangkat peralatan penerbitan e-KTP, dan lain

sebagainya. Surat permohonan daftar nama peserta beserta surat

undangannya dapat dilihat pada lampiran.

(39)

commit to user e. Pelaksanaan

Pelaksanaan bimbingan teknis dipisahkan antara peserta yang berasal dari pejabat struktural (PNS) dengan peserta yang berasal dari outsourcing (non-PNS).

“bintek untuk non-PNSnya lain, yang PNS dulu. Jadi pelaksanaan binteknya terpisah. Karena non PNS kan tidak melayani langsung, yang berhadapan langsung itu kita (PNS).

Non PNS hanya ditempatkan sebagai bantuan IT dan tulis menulis saja.” (wawancara dengan Drs. Ing Ramtotanggal 4 September 2013)

Alasan dipisahkannya bintek dengan peserta PNS dengan peserta non PNS adalah karena porsi tugas yang berbeda nantinya di lapangan.

PNS yang memiliki tugas pokok untuk melakukan pelayanan pada masyarakat, sedangkan non PNS hanya berperan sebagai tenaga pendukung PNS. Namun meskipun begitu, materi yang diberikan tetap sama hanya berbeda dari segi kedalaman penekanan materi.

“di awal, operator yang kita bintek yang pertama para pejabat struktural di dinas dan kelurahan, kecamatan yang khusus menangani bidang administrasi kependudukan.Jadi kalau di kelurahan ya Kasi Tapem Kelurahan, kalau di kecamatan ya Kasi tapem Kecamatan, kalau di Disdukcapil ya Bidang Pendaftaran Penduduk. Bintek yang pertama ini kita dibintek oleh konsorsium PNRI…” (wawancara dengan Subandi, SH.,MH tanggal 17 September 2013)

Penulis menyimpulkan dari hasil wawancara di atas serta Surat

Pertanggungjawaban yang Penulis dapatkan diketahui bahwa kegiatan

bimbingan teknis yang pertama diselenggarakan oleh konsorsium

PNRI, dengan PT. Sucofindo yang ditunjuk sebagai Pelaksana

Pekerjaan Pendampingan dan Bimbingan Teknis (Bintek) Operator e-

(40)

KTP dari Kementerian dalam Negeri Republik Indonesia. Bintek

dilaksanakan selama 2 hari, yakni pada hari Sabtu dan Minggu tanggal

30-31 Juli 2011 di Hotel Indah Palace Solo.

(41)

commit to user Tabel IV. 3

Daftar Nama Peserta Bintek yang Diselenggarakan oleh PT.Sucofindo

Sumber: Nota Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kegiatan ini melibatkan 22 orang peserta, yang terdiri dari 20

utusan dari 5 kecamatan di Surakarta dan 2 orang utusan dari Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Para peserta di atas tentunya

(42)

merupakan pejabat struktural yang memiliki tupoksi di bidang tata pemerintahan khususnya yang menangani bidang administrasi kependudukan.

“…. kemudian setelah itu semua dibintek, kita melakukan bintek lanjutan kepada para operator kelurahan/kecamatan, para PNS itu kita bintek sendiri.” (wawancara dengan Subandi, SH.,MH tanggal 17 September 2013)

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan bintek di atas, kemudian

dilaksanakan bintek tahap I oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil bagi calon operator e-KTP yang belum ikut dalam bintek

sebelumnya. Kegiatan bintek tahap I ini dilaksanakan dalam waktu 2

hari, terhitung tanggal 22-23 Agustus 2011 di Ruang Rapat Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.

(43)

commit to user Tabel IV. 4

Jumlah Peserta Bintek Tahap I yang Diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

No Operator Dinas / Kecamatan Jumlah

1 Kecamatan Laweyan 10 orang

2 Kecamatan Serengan 4 orang

3 Kecamatan Pasarkliwon 8 orang

4 Kecamatan Jebres 14 orang

5 Kecamatan Banjarsari 18 orang

6 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

15 orang

Sumber: Nota Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kegiatan bintek tahap I ini diikuti peserta yang berjumlah 69

orang, dengan rincian jumlah seperti di atas. Bintek dibuka oleh

Walikota Surakarta yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan Sekda

Kota Surakarta, Ponco Wibowo, SH. S.Pn dan dihadiri oleh 5 orang

Pendamping Teknis dari PT. Sucofindo selaku Pelaksana Pekerjaan

Pendampingan dan Bimbingan Teknis (Bintek) Operator e-

KTP.Materinya dimulai dari penjelasan mengenai SOP Pelayanan e-

KTP, materi umum TI, kemudian praktek melakukan rekam sidik jari,

foto e-KTP dan iris mata.Terakhir melakukan simulasi pelayanan e-

KTP.Narasumber yang dipilih merupakan pejabat struktural dari Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.

(44)

Tabel IV. 5

Materi Bintek Tahap I yang Diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

No Materi Nara Sumber

1 Materi I:

SOP Pelayanan e-KTP

Kepala Dispenduk Capil, Drs. MAMIEK M. HADI, M.Si

2 Materi II:

Materi Umum TI e-KTP

Kasi Identitas Penduduk SUBANDI, SH. MH 3 Materi III:

Praktek Rekam Sidik Jari, Foto e-KTP dan Iris Mata

Staf Seksi Identitas Penduduk

AGUS MARTOPO, SE;

4 Materi IV;

Simulasi Pelayanan e-KTP

Kabid Pendaftaran Penduduk Drs. A. SRI WAHYONO, M.Si

Sumber: Nota Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Berdasarkan evaluasi atas kegiatan Bintek Operator e-KTP tahap I di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1) Peserta Bintek / Calon Operator e-KTP dapat memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan e-KTP, teori dan aplikasi alat TI e-KTP dan mampu mengoperasionalkan TI e-KTP.

2) Calon operator e-KTP dinyatakan telah mampu melaksanakan

operator e-KTP pada titik pelayanan e-KTP baik di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta maupun di

(45)

commit to user

Selanjutnya, kegiatan bintek tahap II yang masih diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ditujukan bagi calon operator e-KTP yang berasal dari pihak ketiga atau outsourcing.

“… berikutnya adalah kita membintek operator yang non-PNS, yang 54 orang itu. Itu kita lakukan bintek bagaimana SOP tentang perekaman e-KTP.Perekaman e-KTP itu ada hal yang boleh dilakukan, ada yang tidak boleh dilakukan.Misalkan yang tidak boleh dilakukan operator adalah dia merubah data tanpa dokumen.Misalkan orang dari belum kawin menjadi kawin, dari cerai menjadi kawin.Yang boleh dilakukan operator misalkan terkait dengan alamat, yang RTnya salah misalnya.Kemudian yang kedua bagaimana standar operasional untuk penggunaan alat ITnya, teknik perekaman sidik jari, iris mata dan sebagainya.Sehingga ada yang teknis, ada yang non teknis.”(wawancara dengan Subandi, SH.,MH tanggal 17 September 2013)

Bintek dilaksanakan mulai tanggal 19 hingga 20 September

2011 di Ruang Rapat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Surakarta.Bintek tahap II ini diikuti oleh 54 orang peserta yang

sebelumnya telah dinyatakan lolos kualifikasi dan seleksi sebagai

calon operator e-KTP.

(46)

commit to user Tabel IV. 6

Daftar Nama Peserta Bintek Tahap II yang Diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

No NAMA OPERATOR TEMPAT PENUGASAN

1 Yohanes Iwan Perdana Kec. Laweyan

2 Fery Kurniawan Kec. Laweyan

3 Nur’aini Widiyati Kec. Laweyan

4 Julin Prasika Duri Kec. Laweyan

5 M.Nasrudin Kec. Laweyan

6 Didik Pamungkas Kec. Laweyan

7 Sapta Novitasari Kec. Laweyan

8 Arstity Heratrie Kec. Laweyan

9 KajadPamuji Joko Waskito Kec. Laweyan

10 Santi Permatasari Kec. Laweyan

11 Handrajati Kusumo Wardhani Kec. Serengan

12 Eko Ernawati SE Kec. Serengan

13 Lia Dwi Firmanti Kec. Serengan

14 Danu Pamungkas Kec. Serengan

15 Achmadi Kec. Pasarkliwon

16 Aulia Rahmadiyah Kec. Pasarkliwon

17 Eko Nurhandoyo Kec. Pasarkliwon

18 Iin Fatimah Kec. Pasarkliwon

19 Irawan Noer Wijaya Putra Kec. Pasarkliwon

20 Muchtar Nugroho Kec. Pasarkliwon

21 Topan Okta Setiawan Kec. Pasarkliwon 22 Yosep Andhi Purnomo Kec. Pasarkliwon

23 Andry Purno Wibowo Kec. Jebres

24 FlavianaSri Wahyuni Kec. Jebres

25 Royyan Maherta Suyoto Kec. Jebres

26 Tiara Sari Kec. Jebres

27 Adnan Syamsuddin Kec. Jebres

28 Ririn Ika Puspitasari Kec. Jebres 29 Stefanus Ardi Iantono Kec. Jebres

30 Retno Anggraeni Kec. Jebres

31 Wulan Pramita Sari Kec. Jebres

(47)

commit to user

33 Antonius Triyogo Prasetyo Kec. Jebres

34 Rohmad Hidayat Kec. Jebres

35 Rahmad IsaRianto Kec. Jebres

36 Novi Budiargo Kec. Jebres

37 Ihsan Ismail Rahmawan Kec. Banjarsari 38 Dhika Prabowo Hendrasworo Kec. Banjarsari

39 Rachmadi Kec. Banjarsari

40 Sari Dharmasih Kec. Banjarsari

41 David Witjaksono Kec. Banjarsari

42 Candra Bayu Movianto Kec. Banjarsari 43 Rossalia Kartika Megawati Kec. Banjarsari

44 Yusti Pranasari Kec. Banjarsari

45 Fitri Sunarto Kec. Banjarsari

46 Tri Ratnawati Kec. Banjarsari

47 Nur Widayanti Kec. Banjarsari

48 Okajaya Kusuma Warenda Kec. Banjarsari

49 Eko Nuryanto Kec. Banjarsari

50 Verry Surya Pratama Kec. Banjarsari

51 Mochammad Muchlis Kec. Banjarsari

52 Efendi Yusuf Fajri Kec. Banjarsari

53 Cahyo Budiono Kec. Banjarsari

54 NoermaYoeliana Kec. Banjarsari

Sumber: Nota Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(48)

Tabel IV. 7

Materi Bintek Tahap II yang Diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

No Materi Nara Sumber

1 Materi I:

SOP Pelayanan e-KTP

Kepala Dispenduk Capil, Drs. MAMIEK M. HADI, M.Si 2 Materi II:

Tata Cara Verifikasi, Validasi dan Update Data penduduk

Kasi Identitas Penduduk SUBANDI, SH. MH 3 Materi III:

Tata Cara Verifikasi, Validasi dan Update Data penduduk

Kasi Identitas Penduduk SUBANDI, SH. MH

4 Materi IV:

Tata Cara Verifikasi, Validasi dan Update Data penduduk

Kasi Identitas Penduduk SUBANDI, SH. MH 5 Materi V:

Praktek Rekam Sidik Jari, Foto e-KTP dan Iris Mata

Staf Seksi Identitas Penduduk AGUS MARTOPO, SE;

6 Materi VI;

Simulasi Pelayanan e-KTP

Kabid Pendaftaran Penduduk Drs. A. SRI WAHYONO, M.Si Sumber: Nota Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Berdasarkan evaluasi atas kegiatan Bintek Operator e-KTP tahap II di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1) Peserta Bintek / Calon Operator e-KTP dapat memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan e-KTP, teori dan aplikasi alat TI e-KTP dan mampu mengoperasionalkan TI e-KTP.

2) Calon operator e-KTP dinyatakan telah mampu melaksanakan

operator e-KTP pada titik pelayanan e-KTP baik di Dinas

(49)

commit to user

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta maupun di kecamatan.

f. Evaluasi Hasil Pelaksanaan

Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, seyogyanya dilakukan evaluasiterhadap hasilnya, yang mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat. Lebih jauh lagi apakah ada peningkatan kemampuan atau keterampilan, pengetahuan, dan sikap dari para peserta diklat.

Cara melakukan evaluasi ini dapat secara formal dalam arti dengan kuesioner yang harus diisi oleh para peserta diklat. Dapat juga dilakukan dengan cara informal, yakni melalui diskusi antara peserta dengan panitia.

“pastinya ada, terlihat ada peningkatan pengetahuan dari pegawai setelah dilakukan bintek. Terutama yang di IT.Yang tadinya dia gak ngerti misalnya kalau ada kesalahan begini, o ternyata karena begini.Jadi cepet langsung ketahuan.Tapi kalau sikap memang kita gak bisa menilai langsung. Kalau sikap dan perilaku kan kita menilainya dari tingkat kepuasan masyarakat

….. kalau keterampilan kan gampang kita evaluasinya. Bisa dilihat dari tingkat pelayanannya, produktivitasnya waktu sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan.” (wawancara dengan Drs. Ing Ramto tanggal 4 September 2013)

Hasil wawancara di atas diketahui bahwa telah dilakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan bintek. Namun evaluasi dilakukan secara informal, yakni dengan cara observasi atau pengamatan atasan terhadap bawahannya yang bertindak sebagai operator e-KTP.

Dikarenakan evaluasi hanya dilakukan melalui observasi atau

pengamatan, maka penulis tidak menemukan bukti konkret berupa

(50)

commit to user

hardfile maupun softfile yang mampu menunjang pernyataan narasumber Drs. Ing Ramto di atas. Namun pernyataan serupa muncul dari narasumber yang memiliki sudut pandang sebagai peserta.

“iya memang mbak, gak ada evaluasi kayak test formal gitu.

Karna kan waktu itu waktunya juga mepet sama pelaksanaan lapangan, jadi siap ndak siap kita harus mulai turun lapangan tapi masih dengan pendampingan pelatih. Ya mungkin pas pendampingan di lapangan itu sambil dievaluasi, ada peningkatan atau ndak.” (wawancara dengan Retno Anggraeni tanggal 30 Desember 2013)

Jelas dari pernyataan di atas bahwa pelaksanaan evaluasi tidak dilakukan secara formal melainkan informal menggunakan metode observasi atau pengamatan.

4. Kendala dalam Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kendala-kendala yang mungkin muncul dalam pelaksanaan

pengembangan SDM biasanya berkaitan dengan peserta, pelatih atau

instruktur, fasilitas pengembangan, kurikulum, dan dana pengembangan

(Hasibuan, 2002: 85-86). Keseluruhan pelaksanaan bintek, baik yang

diselenggarakan oleh konsorsium ataupun Dinas, teridentifikasi beberapa

kendala dari berbagai aspek seperti: peralatan, SDM atau peserta bintek,

dan waktu pelaksanaan bintek. Namun kendala utama yang dihadapi

adalah terkait dengan perangkat peralatan penerbitan e-KTP, dimana

perangkat peralatan ini sedianya digunakan sebagai media praktek oleh

peserta bintek.Lebih lanjut Penulis deskripsikan dalam penjelasan di

bawah ini.

(51)

commit to user a. Peserta

Peserta pengembangan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau heterogen, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan usianya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran pelaksanaan latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan daya nalar mereka terhadap pelajaran yang diberikan berbeda.

“terkait SDMnya, mereka kan ketemu alat-alat baru, melakukan mekanisme-mekanisme baru dalam pelayanan. Jadi mereka butuh adaptasi, butuh pemahaman terlebih dulu terhadap alat-alat tersebut.Ya harus sabar, karena setiap SDM butuh penyesuaian masing-masing yang mungkin berbeda- beda.” (wawancara dengan Subandi, SH.,MH tanggal 17 Oktober 2013)

Latar belakang peserta bintek yang beragam berpengaruh dalam penyampaian materi bintek. Kemampuan setiap peserta dalam memahami materi yang disampaikan juga berbeda-beda. Terlebih lagi dalam mengoperasionalkan peralatan yang terbilang baru bagi mereka. Terkait hal tersebut Retno Anggraeni menyampaikan pernyataan berbeda.

“kalau waktu bintek PNS saya ndak tau ya mbak, kalau pas bintek non-PNS yang saya ikuti ya kan kita rata-rata punya latar belakang sama. Wong dalam persyaratan waktu ngelamar kan memang dibutuhkan lulusan minimal D3 jurusan Komputer. Jadi waktu bintek juga sebagian besar sama-sama cepet ngerti sama yang diajarin pelatihnya.” (wawancara dengan Retno Anggraeni tanggal 30 Desember 2013)

Jadi kondisi peserta bintek PNS dengan peserta bintek non-PNS dapat

dikatakan berbeda. Hal ini jelas karena yang dijadikan acuan saat

Gambar

Gambar IV. 2
Tabel IV. 5
Tabel IV. 7

Referensi

Dokumen terkait

Akibat musibah yang dialaminya, Mul harus menjalani hidup dengan tangan kiri saja.. Akan tetapi, Mul tidak berlama-lama terpuruk

Tujuan dari studi ini adalah yaitu untuk menentukan kinerja kelestarian pengelolaan DAS di Sub DAS Konto hulu, dan untuk mengetahui hasil klasifikasi Parameter yang dikaji

ditransmisikan kemodul yang dipanggil sama dengan sistem satuan parameter..  Apakah jumlah atribut dan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH RESIKO KREDIT, RESIKO PASAR, DAN RESIKO LIQUIDITAS TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PERBANKAN

Fungsi reflektor parabola karena sifat geometris dari bentuk paraboloidal: jika sudut datang ke permukaan dalam dari kolektor sama dengan sudut refleksi, maka

Menurut Salt, (2000) menyatakan bahwa beberapa persyaratan tumbuhan sebagai indikator hiperakumulator logam berat antara lain: (1) toleran terhadap logam berat pada

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa kemampuan koordinasi mata tangan dan kaki yang dimiliki oleh mahasiswa PJKR FKIP UMMI angkatan 2016 masih dalam kategori

pemain menggunakan jump header (meloncat ke atas untuk menanduk bola) untuk mengoper ke rekannya,untuk mencetak gol dengan mengarahkan bola ke gawang lawan, atau untuk