JCEBT, Vol 7 (No 1) Maret 2023 ISSN 2549-6379 (Print) ISSN 2549-6387 (Online)
JCEBT
(Journal of Civil Engineering, Building and Transportation)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jcebt
Predicting Stiffness Asphalt Natural Rubber Latex Modulus Value Using Multiple Linear Regression Analysis
Yudian Budi Krishna1), Ramadhani2)* & Hendrik Jimmyanto3)
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan1
Mahasiswa Ilmu Teknik, Program Doktor, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya1,2,3 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang2
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti, Palembang3 Koresponden*, Email: [email protected]
Abstract
Every year, population growth increases, which causes a rise in the number of drivers. The road may become damaged as a result of this condition, necessitating repairs. Deformation and cracks in the pavement structure are the main contributors to damaged road conditions. Using natural rubber materials, such as natural rubber latex, is one of the modified asphalt methods that can solve this issue.
The stiffness modulus is the asphalt's reaction to a load applied to it; this reaction can be used to evaluate the asphalt's rheological characteristics. While there was only an equation describing the stiffness modulus of oil asphalt up until now, and no research on the stiffness modulus model of rubber asphalt, the suggested study examines the prediction of the stiffness modulus model of latex natural rubber asphalt.
The factors taken into consideration are natural rubber latex content, penetration, and softening point.
Multiple linear regression analysis has been performed on the data, and the model validation results show an average error of 3.28% with a data distribution that is similar to the linear line with an R2 value of 0.9917.
Keywords: rubber asphalt; asphalt stiffness modulus; multiple linear regression.
Abstrak
Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya meningkat sehingga jumlah pengendara juga semakin meningkat. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada jalan yang berakibat pada perbaikan jalan. Kondisi jalan yang rusak diakibatkan oleh adanya deformasi dan retak pada struktur perkerasan jalan. Teknologi penggunaan aspal modifikasi yang mampu mengatasi hal tersebut salah satunya memanfaatkan produk karet alam jenis karet alam lateks. Modulus kekakuan merupakan respon aspal terhadap beban yang diberikan kepadanya, respon ini yang dapat mengukur sifat reologi aspal. Penelitian yang diusulkan membahas mengenai prediksi model modulus kekakuan aspal karet alam lateks yang sebelumnya hanya terdapat persamaan modulus kekakuan aspal minyak, namun belum terdapat penelitian yang membahas mengenai model modulus kekakuan aspal karet. Adapun variabel yang digunakan yaitu penetrasi, titik melembek dan kadar karet alam lateks yang digunakan.
Data-data yang diperoleh telah dilakukan analisis regresi linier berganda dengan Hasil validasi model menunjukkan rata-rata galat sebesar 3,28% dengan sebaran data mendekat garis linier dengan nilai R2 sebesar 0,9917.
Kata Kunci: Aspal karet; modulus kekakuan aspal; regresi linier berganda.
PENDAHULUAN kendaraan yang dilalui mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan yaitu berupa
294 merupakan lapisan penting yang mampu menahan dan menyebarkan beban kendaraan menuju lapiran tanah. Adanya lapiran perkerasan ini mampu mengurangi tegangan yang dialami oleh tanah (Pataras, et al 2017; Firda, et al 2022). Pembangunan infrastruktur di negara lain semakin meningkat, dengan sarana dan prasarana transportasi semakin berperan penting dalam berbagai aspek sosial dan ekonomi (Erfan,et al 2021). Kebutuhan material pengaspalan jalan meningkat secara signifikan untuk mendukung transportasi orang dan barang, serta koneksi jaringan ke moda transportasi lainnya. Jenis perkerasan yang paling umum di dunia adalah perkerasan jalan lentur dengan permukaan aspal. (Jitsangiam, et al 2021).
Aspal konvensional dapat bekerja secara efektif, tetapi ketika volume lalu lintas naik dan konfigurasi gardan kendaraan berubah, serta kondisi iklim yang buruk maka kerusakan permukaan perkerasan dapat terjadi. Akibatnya, diharuskan menggunakan aspal modifikasi yang menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi masalah ini, karena diketahui bahwa aspal yang dimodifikasi dapat meningkatkan kinerja perkerasan karena memiliki kualitas reologi yang lebih baik (Poovaneshvaran, et al 2020). Reologi dapat diartikan sebagai respon aspal terhadap perubahan temperatur dan waktu pembebanan yang dapat dilihat dari nilai modulus kekakuan aspal (Sbit). Aspal modifikasi memiliki reologi yang baik karena bahan modifikasi ini mampu memperbaiki karakteristik aspal. Model modulus kekakuan aspal yang banyak digunakan yaitu Nomogram Van der Poel yang dilengkapi dengan Persamaan Ullidtz. Model ini memiliki batasan yaitu hanya dapat memperkirakan nilai modulus kekakuan jenis aspal minyak (Rahman, et al 2018). Penggunaan aspal minyak secara murni belum cukup mampu menahan beban kendaraan maka dari itu diperlukan bahan tambahan ataupun
subsitusi untuk memodifikasi aspal yaitu salah satunya menggunakan bahan elastromer ataupun plastomer. Bahan elastromer dapat berupa karet yang memiliki sifat elastisitas tinggi sehingga mampu meningkatkan nilai stabilitas dan modulus kekakuan aspal (Prastanto, et al 2019; Al FaritzieHijriah, et al 2021). Bahan plastomer yang telah digunakan sebagai bahan modifikasi aspal yaitu berbahan jenis plastik. Adanya penambahan plastik pada campuran aspal juga mampu meningkatkan nilai Parameter Marshall (Firda, et al 2022; Bali, et al 2020).
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan penggunaan karet alam dalam konstruksi jalan lentur dengan tujuan untuk meningkatkan daya serap karet dalam negeri yang nantinya akan berdampak pada pendapatan petani (Prastanto, et al 2019). Penelitian yang diusulkan membahas mengenai model prediksi modulus kekakuan aspal yang menggunakan karet alam lateks dengan mengumpulkan data-data dari studi terdahulu yang selanjutnya dilakukan analisis matematis mengunakan regresi linier berganda.
METODE
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian peneliti terdahulu mengenai aspal dengan bahan karet alam lateks. Pencarian penelitian terdahulu menggunakan kata kunci aspal dan karet alam lateks dalam rentang tahun 2018 sampai 2021. Data sekunder yang telah disadur, dilakukan perekapan dalam bentuk grafik, kemudian dilakukan pengolahan data berupa nilai rata-rata dari masing-masing komponen data yaitu persentase penggunaan karet alam lateks dalam aspal (%NRL), nilai penterasi aspal karet (Pen) dan nilai titik lembek aspal karet (TL). Selanjutnya ketiga komponen tersebut digunakan untuk menentukan nilai Modulus
Kekakuan Aspal (Sbit) dengan bantuan Persamaan dari Ullidtz (Nottingham, 1978) dirumuskan sebagai berikut:
Rumus di atas berlaku apabila:
SPr – T = 20oC sampai dengan 60oC t = 0,01 detik sampai dengan 0,1 detik PIr = -1 sampai dengan 1
Dengan:
PIr= recovered petetration index dari aspal yang dapat dicari dengan:
SPr= recovered softening point dari aspal yang ditentukan oleh:
Pr = covered penetration pada suhu 25oC = 0,65 x Pi
Pi = penetrasi awal aspal PI = indeks penetrasi dari aspal t = lama pembebanan (detik) A = kemiringan kurva log pen terhadap suhu
Setelah memperoleh nilai Modulus Kekakuan Aspal (Sbit), selanjutnya membuat model matematika yang dapat menghubungkan antara nilai Sbit dengan nilai penetrasi, titik melembek dan kadar persentase karet. Variabel independen dalam model ini yaitu nilai penetrasi (X1), titik melembek (X2) dan kadar persentase karet (X3) sedangkan variabel dependen adalah nilai Sbit (Y) yang dirumuskan sebagai berikut:
Dengan:
y = variabel dependen
X1, X2, dan X3 = variabel independen a, b, c, d, e, f, g, h, i, j = konstanta variabel Nilai konstanta a, b, c, d, e, f, g, h, i, j dapat diperoleh dari perhitungan dari nilai matriks sebagai berikut:
Dengan:
X = matriks variabel X
X’ = matriks transpose dari variabel X Y = matriks variabel Y
HASIL DAN PEMBAHASAN
Trend Hasil Pengujian Penetrasi dan Titik Melembek Aspal dengan Lateks
Pembuatan aspal modifikasi yang menggunakan karet alam cair atau disebut dengan lateks merupakan salah satu contoh aspal modifikasi menggunakan bahan polimer alami. Jumlah penambahan karet alam tersebut pada campuran aspal sangat memiliki beragam kadar.
Berdasarkan hasil review jurnal diperoleh bahwa rentang kadar yang telah dilakukan berkisar antara 2% sampai dengan 20%
terhadap berat aspal. Tentunya dengan persentase karet alam lateks yang berbeda berpotensi memberikan efek terhadap karakteristik aspal. Gambar 1 menunjukkan hasil pengujian penetrasi aspal yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dimana dapat terlihat nilai penetrasi tertinggi berkisar antara 103 sampai 110 dari hasil penelitian Mohd Izzat Asyraf Mohamad Kamal, et al (2019).
Sedangkan untuk nilai penetrasi tinggi kedua yaitu berkisar antara 75.4 sampai 80.2 dari hasil penelitian Siti Khatijah Abu Bakar, et al (2018). Kedua penelitian tersebut menggunakan aspal dengan penetrasi yang lebih dari 70 sehingga hasil pengujian penetrasi sangat berbeda dengan penelitian lainnya yaitu menggunakan aspal dengan penetrasi 60- 70. Dari Gambar 1 menunjukkan bahwa untuk kadar karet dengan rentang 2- 10%
sudah banyak dilakukan oleh peneliti lainnya dari tahun 2018 sampai 2021 yang menghasilkan penetrasi antara 30 sampai 70. Semakin besar kadar karet alam lateks yang digunakan dalam aspal maka nilai penetrasi menjadi menurun, hal ini terjadi karena saat karet dicampurkan pada aspal dengan metode pencampuran tertentu,
296 mereka memiliki rantai hidrokarbon yang identik. Akibat menyatunya ikatan antara karet dan aspal maka membuat sturktur aspal menjadi kuat dan dampaknya aspal menjadi semakin keras sehingga nilai penetrasinya semakin kecil. Selain parameter penetrasi, juga diuji besarnya
titik lembek aspal. Titik lembek aspal ini merupakan suhu tertinggi yang dapat membuat sifat aspal dari bentuk padat menjadi bentuk semipadat sehingga mempengaruhi durabilitas dari campuran aspal.
Gambar 1. Hasil pengujian penetrasi aspal untuk berbagai variasi karet alam lateks
Hasil pengujian titik lembek aspal yang sudah dicampur dengan karet alam lateks dapat dilihat pada Gambar 2 dimana terdapat variasi hasil pengujian titik lembek pada aspal yang dicampur dengan karet alam lateks. Terdapat 1 peneliti yaitu Mohd Izzat Asyraf Mohamad Kamal, et al (2019) memiliki hasil pengujian dengan titik lembek tertinggi, hal ini disebabkan karena perbedaan penggunaan jenis aspal yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk peneliti lainnya, memiliki hasil pengujian titik lembek hampir mendekati untuk kadar karet alam lateks antara 2-10%
sama seperti hasil pada pengujian
penetrasi. Semakin besar kadar karet alam lateks yang ditambahkan dalam aspal cenderung meningkatkan suhu titik lembek aspal itu sendiri, hal ini diakibatkan karet alam lateks mampu memperkuat struktur ikatan aspal sehingga bentuk aspal tidak mudah menjadi bentuk semipadat. Struktur ikatan yang kuat sangat berbanding lurus dengan suhu yang diberikan dikarenakan untuk memutuskan strukur ikatan menjadi bentuk lain diperlukan suhu yang tinggi.
Gambar 2. Hasil pengujian titik melembek aspal untuk berbagai variasi karet alam lateks
Hasil Perhitungan Nilai Modulus Kekakuan Aspal Karet Alam Lateks
Formula nilai modulus kekakuan aspal yang telah ada berasal dari Persamaan
dari Ullidtz dari Nottingham tahun 1978 yang dipengaruhi oleh waktu pembebanan (t), penetrasi (Pr) dan suhu (T). Pada perhitungan ini menggunakan batas waktu pembebanan (t) selama 0,1 detik dan suhu (T) sebesar 25oC yang merupakan suhu normal aspal. Untuk penetrasi berasal dari data sekunder pengujian studi terdahulu. Berikut contoh perhitungan nilai modulus kekakuan aspal untuk kadar karet 0.03 dengan nilai penetrasi 55:
Maka nilai Sbit:
Gambar 3 di atas merupakan hasil perhitungan nilai modulus kekakuan aspal dengan bahan karet alam lateks dimana nilai terbesar modulus kekakuan yang diperoleh sebesar 25,27 MPa dengan kadar karet alam lateks sebesar 6% atau 0,06, sedangkan untuk nilai modulus kekakuan terkecil yaitu sebesar 3,71 MPa dengan kabar karet alam lateks sebesar 3% atau 0,03. Rata-rata nilai modulus kekakuan aspal dengan karet alam lateks sebesar 13,11 MPa. Adanya perbedaan yang disignifikan antara kadar karet dengan nilai modulus kekakuan aspal disebabkan oleh adanya perbedaan antara bahan aspal dengan bahan karet alam lateks yang digunakan serta metode pencampuran yang dapat mempengaruhi, namun hal ini dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
Gambar 3. Hasil perhitungan nilai Sbit aspal karet alam lateks
Model Prediksi Nilai Modulus Kekakuan Aspal Karet Alam Lateks
Model untuk memprediksikan nilai modulus kekakuan aspal karet alam lateks dapat ditentukan dengan model regresi linier berganda tingkat dua dimana terdapat fungsi kuadratik di dalamnya.
Adapun rancangan variabel depend berupa modulus kekakuan aspal (Sbit), variabel independen berupa kadar karet, penetrasi dan titik melembek. Pemilihan variabel independen berupa penetrasi dan titik melembek didasarkan pada pengujian
kekakuan aspal dapat diprediksi dahulu sebelum dilakukan pengujian mengenai reologi aspal. Tabel 1 merupakan variabel yang diperoleh dalam menentukan model prediksi modulus kekakuan aspal yang nantinya digunakan untuk mencari konstanta variabel model. Konstanta variabel tersebut dapat dicari dengan bantuan persamaan sebelumnya maka diperoleh model:
298
Tabel 1. Variabel dan Hasil Model Prediksi Modulus Kekakuan Aspal Karet Alam Lateks No. Kadar Karet
Alam Lateks Penetrasi Aspal
(0,1 mm) Titik
Melembek (oC) Sbit (MPa) Sbit Model
(MPa) Galat (%)
X1 X2 X3 Y Ŷ ε
1 0.03 55 49.8 12.56 12.69 1.02
2 0.05 53 50.9 13.30 13.47 1.27
3 0.07 51 52 14.11 14.29 1.27
4 0.09 47 53.8 15.96 16.07 0.73
5 0.15 41 62.4 19.47 19.38 0.49
6 0.17 39 67 20.90 20.91 0.01
7 0.19 35 72.9 24.29 24.14 0.64
8 0.02 55.5 53.4 12.38 12.46 0.61
9 0.04 53.3 53.9 13.19 13.36 1.29
10 0.06 53.3 54 13.19 13.33 1.11
11 0.08 53 54.5 13.30 13.43 1.00
12 0.1 52.2 55 13.62 13.74 0.94
13 0.12 49.8 57.4 14.63 14.80 1.16
14 0.02 55.5 53.4 12.38 12.46 0.61
15 0.04 53.3 53.9 13.19 13.36 1.29
16 0.06 53.3 54 13.19 13.33 1.11
17 0.08 53 54.5 13.30 13.43 1.00
18 0.1 52.2 55 13.62 13.74 0.94
19 0.12 49.8 57.4 14.63 14.80 1.16
20 0.05 76.3 47.5 7.33 6.92 5.60
21 0.1 80.2 52.4 6.71 6.08 9.43
22 0.15 75.4 48.8 7.48 7.55 0.93
23 0.04 62 57 10.38 10.03 3.40
24 0.06 51 59 14.11 14.51 2.86
25 0.08 44 60 17.58 17.96 2.12
26 0.025 62 42 10.38 10.78 3.83
27 0.05 55 45 12.56 12.92 2.90
28 0.075 48 47 15.46 15.68 1.38
29 0.1 43 49 18.18 17.93 1.40
30 0.03 110 58 3.71 4.44 19.67
31 0.06 105 61 4.07 3.92 3.75
32 0.09 103 69 4.22 3.41 19.29
33 0.12 109 66 3.78 4.37 15.74
34 0.05 45 60 17.02 17.59 3.36
35 0.03 44 51 17.58 17.66 0.42
36 0.05 40 54 20.17 19.83 1.67
37 0.06 34 56 25.27 23.45 7.23
38 0.05 60 50 10.94 10.86 0.78
39 0.1 58 53 11.55 11.50 0.47
40 0.07 57 56 11.87 11.85 0.20
41 0.04 70 50 8.49 7.91 6.89
42 0.06 65 53 9.61 9.15 4.79
43 0.08 62 55 10.38 10.06 3.05
44 0.025 68 56 8.91 8.10 9.18
45 0.05 47 59 15.96 16.48 3.26
46 0.075 51 60 14.11 14.52 2.94
47 0.06 44 54.5 17.58 17.68 0.54
48 0.1 55 63 12.56 12.87 2.51
Model modulus kekakuan aspal yang dibentuk merupakan hubungan antara kadar karet alam lateks (X1), nilai
penetrasi aspal (X2) dan nilai titik melembek aspal (X3). Untuk mengetahui kesesuaian model dilakukan perhitungan
mengenai galat (ε) yang ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil perhitungan galat diperoleh rentang nilai 0,01% sampai 19,67%
dengan rata-rata galat sebesar 3,28%.
Gambar 4 menunjukkan validasi model antara nilai Sbit (Sumbu x) dan Sbit Model (Sumbu y) dimana sebaran datanya berbentuk alur linier. Dari sebaran
tersebut dibuat alur garis linier yang menghasilkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,9917 artinya model prediksi modulus kekakuan yang dibuat hampir mendekati Persamaan Ullidtz dari Nottingham tahun 1978.
Gambar 4. Hasil Validasi Model
KESIMPULAN
Hasil penelitian mengenai permodelan modulus kekakuan aspal karet alam lateks pravulkanisasi telah selesai dilakukan dengan menggunakan analisis statistik berupa regresi linier berganda. Adapaun beberapa kesimpulan yang diperoleh:
1. Penggunaan karet alam lateks mampu meningkatkan karakteristik aspal yaitu berupa penurunan penetrasi dan peningkatan titik melembek. Artinya aspal tersebut dapat menahan kinerja pada suhu tinggi
2. Diperoleh bahwa model prediksi modulus kekakuan aspal dengan karet alam lateks berupa persamaan regresi berganda dengan variabel independen berupa kadar karet alam lateks dalam aspal (X1), nilai penetrasi (X2) dan nilai titik melembek (X3). Hasil validasi model menunjukkan rata-rata galat sebesar 3,28% dengan sebaran data mendekat garis linier dengan nilai R2 sebesar 0,9917.
DAFTAR PUSTAKA
Rheological Properties Of Latex And Crumb Rubber Modified Bitumen Using Dynamic Shear Rheometer. Journal Of Engineering &
Technological Sciences, 52(3). .
Usman, A., Izzaty, N., Ibrahim, R., Sutanto, M. H., &
Sunarjono, S. (2019). Storage Stability And Morphology Of Latex Modified Bitumen.
International Journal Of Innovative And Exploring Engineering (Ijitee), Issn, 2278- 3075.
Firda, A., Djohan, B., Jimmyanto, H., & Febrianty, D.
(2022). Pengaruh Penambahan Plastik (Polyethylene Terephthalate) Pada Campuran Ac-Wc (Asphalt Concrete–
Wearing Course) Terhadap Karakteristik Marshall. Jurnal Deformasi, 7(2), 127-144.
Bali, D. R. P. (2020). Pengaruh Penggunaan Plastik Low Linear Density Poly Ethylene Sebagai Pengganti Sebagian Aspal Pengikat Terhadap Campuran Aspal Beton (Ac-Wc).
Journal Of Civil Engineering Building And Transportation, 4(1), 1-10.
Putra, A. V. N., Agustien, M., & Kadarsa, (2020). E.
Use Of Latex As A Renewable And Sustainable Asphalt Mixture Material.
International Journal Of Innovative Science And Research Technology, 5(4), 1022-1028.
Sani, A., Shariff, K. A., Hasan, M. R. M., Ando, T., &
Imai, H. (2021). Behavioural Interface-
300 Modified Asphalt Binders. International Journal Of Adhesion And Adhesives, 106, 102822.
Daniel, N. H., Hassan, N. A., Idham, M. K., Jaya, R. P., Hainin, M. R., Ismail, C. R., ... & Azahar, N. M.
(2019, May). Properties Of Bitumen Modified With Latex. In Iop Conference Series: Materials Science And Engineering (Vol. 527, No. 1, P. 012063). Iop Publishing. \ Shaffie, E., Arshad, A. K., Alisibramulisi, A., Ahmad, J., Hashim, W., Abd Rahman, Z., & Jaya, R. P.
(2018). Effect Of Mixing Variables On Physical Properties Of Modified Bitumen Using Natural Rubber Latex. International Journal Of Civil Engineering And Technology, 9(7), 1812-1821.
Jamaris, U., Hassan, N. A., Mahmud, M. Z. H., Ismail, C. R., Yaacob, H., & Hassan, S. A. (2021, May).
Properties Of Bitumen Modified With Latex Under Short-Term Ageing. In Iop Conference Series: Materials Science And Engineering (Vol. 1144, No. 1, P. 012084). Iop Publishing.
Kamal, M. M., Hadithon, K. A., & Bakar, R. A. (2020, May). Natural Rubber Modified Asphalt. In Iop Conference Series: Earth And Environmental Science (Vol. 498, No. 1, P.
012001). Iop Publishing.
Pataras, M., Dewi, R., Prasetya, A. D., & Bazidno, F.
D. (2017). Pemanfaatan Karet Mentah Pada Flexible Pavement Laston Ac-Wc Dan Lataston Hrs-Wc. Cantilever: Jurnal Penelitian Dan Kajian Bidang Teknik Sipil, 6(1).
Kamal, Mohd & Arshad, Ahmad Kamil & Ahmad, Juraidah. (2019). Performance Of Cold In- Place Recycling Mix Using 50% Reclaimed Asphalt Pavement. Malaysian Construction Research Journal. 29. 11 - 18.
Erfan, M., & Vega, A. (2021). The Effect Of Natural Rubber (Latex) Addition On Hrs-Wc Asphalt Mixing With Fly Ash As Filler. The Effect Of Natural Rubber (Latex) Addition On Hrs-Wc Asphalt Mixing With Fly Ash As Filler, 10(5), 1-6.
Sutanto, M., Bala, N., Al Zaro, K., & Sunarjono, S.
(2018). Properties Of Crumb Rubber And Latex Modified Asphalt Binders Using Superpave Tests. In Matec Web Of Conferences (Vol. 203, P. 05007). Edp Sciences.
Jitsangiam, P., Nusit, K., Phenrat, T., Kumlai, S., &
Pra-Ai, S. (2021). An Examination Of Natural Rubber Modified Asphalt: Effects Of Rubber Latex Contents Based On Macro-And Micro- Observation Analyses. Construction And Building Materials, 289, 123158.
Rahman, H., & Zega, R. T. (2018). Analisis Kesesuaian Model Modulus Aspal Dan Campuran Laston Lapis Aus Untuk Aspal Modifikasi Asbuton Murni. J. Tek. Sipil Itb, 25(1), 71-80.
Poovaneshvaran, S., Hasan, M. R. M., & Jaya, R. P.
(2020). Impacts Of Recycled Crumb Rubber Powder And Natural Rubber Latex On The Modified Asphalt Rheological Behaviour, Bonding, And Resistance To Shear.
Construction And Building Materials, 234, 117357.
Bakar, S. K. A., Abdulah, M. E., Kamal, M. M., Abd Rahman, R., Hadithon, K. A., Buhari, R., &
Tajudin, S. A. A. (2018). Evaluating The Rheological Properties Of Waste Natural Rubber Latex Modified Binder. In E3s Web Of Conferences (Vol. 34, P. 01037). Edp Sciences.
Marswanto, T. S., Setyawan, A., & Yulianto, B.
(2018, September). The Effect Of Adding Concentrated Natural Latex On Asphalt Penetration 60/70 As Crack Filler (Hot Applied) For Asphalt Concrete Pavement. In Aip Conference Proceedings (Vol. 2014, No.
1, P. 020145). Aip Publishing Llc.
Fahmi, A. M., Irwan, I., & Amsuardiman, A. (2021).
Analisis Pengaruh Aspal Modifikasi Dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit Terhadap Kinerja Perkerasan Aspal. Journal Of Civil Engineering Building And Transportation, 5(2), 64-68.
Al Faritziehijriah, H., Umari, Z. F., & Panjaitan, R.
(2021). Analisis Kadar Optimum Serbuk Karet Ban Dalam Bekas Pada Campuran Aspal. Tapak (Teknologi Aplikasi Konstruksi): Jurnal Program Studi Teknik Sipil, 11(1), 29-35.
Prastanto, H., Firdaus, Y., Puspitasari, S., Ramadhan, A., & Falaah, A. F. (2019, April). Study Of Physical Characteristic Of Rubberized Hot Mix Asphalt Based On Various Dosage Of Natural Rubber Latex And Solid Rubber. In Iop Conference Series: Materials Science And Engineering (Vol. 509, No. 1, P. 012049). Iop Publishing.