• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMAHAMAN KARIR DENGAN PERENCANAAN KARIR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN PEMAHAMAN KARIR DENGAN PERENCANAAN KARIR SISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMAHAMAN KARIR DENGAN PERENCANAAN KARIR SISWA

THE RELATIONSHIP OF CAREER UNDERSTANDING WITH STUDENTS’ CAREER PLANNING

Oleh:

Annas Darman Universitas Halu Oleo Email: annasdarman@gmail.com Kata Kunci:

Pemahaman Karir, Perencanaan Karir

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemahaman karir dengan perencanaan karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional.

Populasinya adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 1 Bonegunu, sampel penelitian berjumlah 36 siswa yang diambil dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan angket minat belajar matematika dan nilai rapor mata pelajaran matematika. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pemahaman karir dan perencanaan karir siswa masing-masing berada pada kategori tinggi dan berdasarkan hasil analisis inferensial diperoleh nilai thitung = 12,55 sedangkan nilai ttabel sebesar = 1,697. Jika nilai thitung ≥ ttabel atau 12,55 ≥ 1,697. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman karir siswa dengan perencanaan karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara.

Keywords:

Carrier

Comprehension, Carrier Plan

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between career understanding and career planning for students of SMA Negeri 1 Bonegunu, North Buton Regency. This type of research is correlational quantitative research. The population is all students of class XII SMA Negeri 1 Bonegunu, the research sample is 36 students taken by random sampling technique. The data collection technique was using a questionnaire of interest in learning mathematics and grades of report cards for mathematics subjects.

Data were analyzed using descriptive statistical analysis techniques and inferential analysis. Based on the results of the descriptive analysis, it shows that the career understanding and career planning of each student are in the high category, and based on the results of the inferential analysis, the tcount = 12.55 while the ttable value = 1.697. If the value of tcount ≥ ttable or 12.55 1.697.

This shows that there is a significant relationship between students' career understanding and career planning of SMA Negeri 1 Bonegunu students, North Buton district.

(2)

Pendahuluan

Mempersiapkan masa depan terutama karir merupakan salah satu tugas remaja dalam tahap perkembangannya. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada kesiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Orientasi masa depan atau karir merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja.

Mendatu (2009) menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan utama remaja adalah membuat suatu perencanaan karir untuk masa depannya. Perencanaan karir itu menjadi sangat krusial pada saat SMA karena akan menentukan mulai dari pemilihan jurusan studi apa yang harus diambil mulai dari tingkat SMA hingga ke Perguruan Tinggi, dan akan terus krusial di Perguruan Tinggi karena sebagai persiapan masuk ke dunia karir sebenarnya. Tugas utama perkembangan remaja ini tentu akan semakin sulit jika tidak diimbangi dengan pengetahuan atau pemahaman yang luas tentang informasi-informasi karir.

Berdasarkan informasi dari guru bimbingan dan konseling (BK) saat wawancara pra penelitian di SMA Negeri 1 Bonegunu, diperoleh informasi bahwa masih terdapat siswa yang mengalami masalah dalam bidang karir dan pekerjaan, masalah ini diperoleh guru BK dari analisis terhadap daftar cek masalah yang diberikan pada siswa setiap tahunnya pada siswa. Masalah siswa di bidang karir dan pekerjaan tersebut seperti: siswa merasa kurang memiliki pengetahuan tentang lapangan pekerjaan, pendidikan lanjut, jenis-jenis jurusan pada perguruan tinggi, persyaratan-persyaratan memasuki pekerjaan, dan jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat dan juga siswa merasa cemas jika menjadi pengangguran setamat SMA nanti. Hasil ini mengindikasikan bahwa siswa kurang memahami tentang informasi-informasi karir.

Kurangnya pemahaman karir siswa memiliki dampak pada ketidakmampuan siswa dalam membuat perencanaan karir yang kurang tepat. Hal ini senada dengan pendapat Rianto (Khoiriyah dan Nursalim (2013) yang mengemukakan bahwa kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang karir ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengenalan bimbingan atau layanan karir dan penilaian karir. Akibat paling awal yang dirasakan adalah siswa akan kebingungan dalam menentukan pilihan studi lanjut ke perguruan tinggi. Begitu juga halnya dengan siswa yang memutuskan untuk bekerja setamat SMA, ia akan kebingungan memilih pekerjaan mana yang sesuai dengan keadaan dirinya.

Siswa yang tidak memiliki pemahaman karir yang memadai berdampak pada ketidakmampuan siswa dalam membuat perencanaan karir yang baik.

Menurut Corey and Corey (Putra: 2006) menjelaskan perencanaan karir adalah suatu proses yang mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk sebuah karir. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan karir siswa. Kecakapan dalam mengambil keputusan, merupakan tujuan utama dari perencanaan karir yang harus ditempuh oleh setiap siswa. Sedangkan keputusan yang diambil mengenai aspek-aspek karir yang akan ditempuh itu tidak lepas dari pertimbangannya terhadap berbagai faktor yang ada dalam tatanan kehidupan masyarakat yang merupakan sumber nilai dan tempat tersedianya berbagai hal yang dapat dimanfaatkan oleh siswa.

Ada berbagai keresahan menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam mempersiapkan karirnya masih rendah, hal tersebut tampak dalam berbagai masalah baik yang berkaitan dengan pemilihan jenis studi lanjutan, pemilihan rencana pekerjaan, maupun yang berkaitan dengan ketidaksiapan para lulusan SMA dalam memasuki pendidikan lanjutan atau dunia kerja. Keresahan ini memberikan isyarat bagi dunia pendidikan, untuk mengembangkan siswa dalam merencanakan karirnya, baik melalui kegiatan-kegiatan intruksional maupun bimbingan dan konseling. Banyak di antara lulusan SMA yang mengalami kegagalan dalam hal mempersiakan mental dan kepribadian ketika memasuki dunia kerja. Hal ini menujukkan bahwa, pada kenyataan siswa SMA seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena ketidakmampuannya untuk bekerja setelah mereka lulus.

Ketidakmampuan siswa dalam bekerja disebabkan karena pada umumnya siswa SMA tidak memiliki keterampilan khusus seperti siswa SMK.

Fenomena ketidaksiapan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja juga terjadi pada siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara. Ketika peneliti

(3)

melakukan wawancara dengan salah seorang guru menyatakan bahwa pada umumnya siswa bingung mau lanjut kuliah atau bekerja. Jika lanjut kuliah akan masuk ke perguruan tinggi apa dan jika ingin bekerja juga masih bingung akan kerja di mana. Penjelasan ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah seorang siswa yang menunjukkan bahwa siswa tersebut bingung mau ke mana kelak setelah menamatkan pendidikan SMA.

Penjelasan-penjelasan di atas mengindikasikan jika pemahaman karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara masih rendah, hal ini berdampak pada ketidakmampuan siswa dalam melakukan perencanaan karir. Dampak lebih lanjut dari ketidakmampuan siswa dalam perencanaan karir adalah siswa tidak dapat memfokuskan diri dalam belajar karena siswa belum memiliki arah karir, kesulitan menentukan pilihan karir yang tepat dan salah dalam mengambil keputusan karir. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat dihindari manakala peserta didik memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya.

Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman karir yang memadai maka siswa dapat secara lebih dini dapat membuat perencanaan karir yang tepat yaitu perencanaan karir yang sesuai dengan minat, bakat, cita-cita, dan sesuai dengan dunia karir yang tersedia. Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara pemahaman karir terhadap perencanaan karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu, maka peneliti berkeinginan melakukan suatu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman karir terhadap perencanaan karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara.

Perencanaan Karir

Simamora (2001) mengemukakan perencanaan adalah proses untuk memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama periode waktu mendatang dan apa yang akan dilakukan agar mencapai tujuan-tujuan tersebut. Selanjutnya, Hornby (Walgito, 2010) menjelaskan definisi karir adalah pekerjaan atau profesi. Gibson dan Mitchell (2011) berpendapat bahwa karir adalah jumlah total pengalaman kerja seseorang di dalam kategori pekerjaan umum seperti mengajar, akuntansi, pengobatan atau penjualan. kemudian Bruce (Sukardi, 1997) mengemukakan bahwa karir diartikan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan, yang dipegang oleh seseorang seumur hidupnya. Dari pengertian tentang karir tersebut dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian dari seluruh aktivitas pekerjaan, jabatan dan kedudukan seseorang yang berlangsung sepanjang hidup seseorang.

Winkel (2004: 682) menyatakan bahwa “perencanaan yang baik disebut juga perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long-range goals) dan dalam jangka waktu pendek (short-range goals)”. Parsons (Winkel & Hastuti, 2004) merumuskan perencanaan karir sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karir. Proses ini mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja.

Pemahaman Karir

Badudu (Khoiryiah dan Nursalim, 2013) menjelaskan kata paham berarti mengerti, sedangkan arti pemahaman adalah hal, cara, hasil kerja memahami. Pemahaman (comprehension) merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Lebih lanjut, Santrock (Khoiriyah dan Nursalim, 2013) menjelaskan bahwa Bloom memasukkan ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau berfikir/ nalar. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan sesorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, pemahaman karir dapat diartikan mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila dia dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih rinci tentang hal yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri.

Handoko (2000: 121) mengemukakan karir adalah seluruh pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman

(4)

atau suatu rangkaian kerja yang dipegang selama kehidupan seseorang yang memberikan kesinambungan dan ketentraman sehingga menciptakan sikap dan perilaku. Mathis & Jackson (2006:

342) mengemukakan bahwa karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya.

Definisi pemahaman karir secara utuh dijelaskan oleh Hartono (2010: 34) bahwa pemahaman karir (occupational knowledge) adalah derajat penguasaan siswa tentang dunia karir yang ditandai dengan pengenalan mendalam mengenai berbagai informasi karir. Artinya, tingkat pemahaman karir seorang siswa ditunjukkan oleh tingkat penguasannya terhadap berbagai informasi karir tersebut.

Selanjutnya, Menurut Super (Wardani dan Trisnani, 2017) pemahaman karir adalah pribadi untuk mengembangan kesatuan dan gambaran diri serta perannya dalam dunia kerja. Tolbert (Wicaksono, 2005) menambahkan pemahaman karir adalah suatu program yang disusun untuk menolong perkembangan anak agar mengerti akan dirinya, mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang akan membantu dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan.

Pemahaman karir adalah suatu usaha layanan bimbingan yang ditujukan baik secara individu maupun secara kelompok yang sedang berusaha untuk meningkatkan taraf hidupnya ataupun keahlian dalam lapangan kerja tertentu.

Tujuan Pemahaman Karir

Tujuan pemahaman karir menurut Sukardi (2006: 34) ialah membantu siswa agar memperoleh pemahaman diri dan pengarahan dalam mempersiapkan diri dan pengarahan dalam proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna kelak dalam masyarakat. Tujuan ini dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Tujuan khusus pemahaman karir siswa di sekolah di antaranya:

a. Pemahaman karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri.

b. Pemahaman, karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dunia kerja.

c. Pemahaman karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan pekerjaan dan persiapan memasukinya.

d. Pemahaman karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan keterampilan berfikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan sesuai dalam dunia kerja.

e. Pemahaman karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaanya.

2. Tujuan umum pemahaman karir di sekolah di antaranya:

a. Siswa dapat memahami dan menilai dirinya terutama mengenai potensi dasar seperti minat, sikap, kecakapan dan cita-citanya.

b. Siswa akan sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan masyarakat.

c. Siswa dapat mengemukakan hambatan-hambatan yang ada pada dirinya dan lingkungan dan dapat mengatasi hambatan tersebut.

d. Siswa sadar akan kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang.

e. Siswa dapat merencanakan masa depannya sehingga ia dapat menemukan karir dan kehidupannya yang serasi.

f. Siswa akan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan bakatnya, memiliki sikap yang positif terhadap dunia kerja dan mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan tertentu.

(5)

Menurut Bloom (Kuswana, 2012: 44), kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan yaitu:

1. Menerjemahkan (Translation)

Menerjemahkan diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain sesuai dengan pemahaman yang diperoleh dari konsep tersebut. Dapat juga diartikan dari konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Dengan kata lain, menerjemahkan berarti sanggup memahami makna yang terkandung di dalam suatu konsep.

Contohnya yaitu menerjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan arti Bhineka Tunggal Ika, mengartikan suatu istilah, dan lain-lain.

2. Menafsirkan (Interpretation)

Kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan, kemampuan ini untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan lain yang diperoleh berikutnya. Contohnya: menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.

3. Mengeksplorasi (Extrapolation)

Eksplorasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seseorang harus bisa melihat arti lain dari apa yang tertulis. Membuat perkiraan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.

Ketiga tingkatan pemahaman terkadang sulit dibedakan, hal ini tergantung dari isi dalam pelajaran yang dipelajari. Dalam proses pemahaman, seseorang akan melalui ketiga tingkatan secara berurutan. Pengukuran terhadap pemahaman seseorang dapat dilakukan pada tiga ranah sebagai berikut:

1. Ranah afektif (affective domain), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, nilai-nilai, apersepsi, dan cara penyesuaian diri.

2. Ranah kognitif (cognitive domain), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan keterampilan intelektual. Menurut Taksonomi Bloom penggolongan ranah kognitif ada enam tingkatan, yaitu: pengetahuan (knowladge), pemahaman (comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation).

3. Ranah psikomotor (psychomotor domain), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman karir dengan perencanaan karir siswa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 186 siswa, terdiri dari 3 kelas IPA dan 3 kelas IPS. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang siswa, pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 85). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada 20%

responden.

Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu pemahaman karir sebagai variabel bebas (X) dan perencanaan karir (Y) siswa sebagai variabel terikat. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan 2 metode yaitu metode wawancara dan metode angket.

1. Wawancara dilakukan di awal penelitian untuk mendapatkan data tentang masalah pemahaman karir dan perencanaan karir siswa di SMA Negeri 1 Bonegunu.

2. Angket terdiri dari dua yaitu angket tentang pemahaman karir dan perencanaan karir siswa. Angket dibuat dalam bentuk skala likert yang dimodifikasi menjadi 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor alternatif jawaban masing-

(6)

masing adalah 4, 3, 2, dan 1 untuk pernyataan positif dan sedangkan pernyataan negatif adalah 1, 2, 3, dan 4. Sebelum digunakan sebagai salah satu instrumen penelitian, angket pemahaman karir dan perencanaan karir siswa, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas item angket untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen yang digunakan. Untuk mengetahui validitas butir angket digunakan uji validitas dan reliabilitas angket dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 18.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yakni dengan menggunakan uji-t.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian

Deskripsi Data Pemahaman Karir Siswa

Data pemahaman karir siswa diukur menggunakan angket yang terdiri dari 43 butir pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 4. Adapun distribusi frekuensi data pemahaman karir siswa dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Pemahaman Karir Siswa Kategori Interval Frekuensi % Sangat Tinggi 117 – 144 8 22,22

Tinggi 90 – 116 22 61,11

Rendah 63 – 89 6 16,67

Sangat Rendah 36 – 62 0 0

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa frekuensi data pemahaman karir siswa terdapat pada interval 36 – 62 sebanyak 0 (0%) siswa berkategori sangat rendah, interval 63 – 89 sebanyak 6 (16,67%) siswa berkategori rendah, interval 90 – 116 sebanyak 22 (61,11%) siswa berkategori tinggi dan interval 117 – 144 sebanyak 8 (22,22%) yang berkategori sangat tinggi.

Jika dilihat dari setiap indikator skor pemahaman karir siswa adalah sebagai berikut: 1) indikator kepribadian dengan skor rata-rata 93 (kategori tinggi), 2) indikator minat dengan skor rata- rata 124 (kategori sangat tinggi), 3) indikator bakat 79,13 ((kategori rendah), 4) indikator kemampuan dengan skor rata-rata 79,33 (kategori tinggi), 5) indikator keterampilan dengan skor rata-rata 85,86 (kategori rendah), 6) indikator pengetahuan kelemahan diri dengan skor rata-rata 81 (kategori rendah) dan 7) indikator pengetahuan pendidikan lanjut dan dunia kerja dengan skor rata-rata 78,17 (kategori rendah). Sedangkan rata-rata nilai pemahaman karir siswa secara umum adalah 101,25 (44,41%) atau berada pada kategori tinggi.

Deskripsi Data Perencanaan Karir Siswa

Data perencanaan karir siswa diukur menggunakan angket yang terdiri dari 57 butir pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 4. Adapun distribusi frekuensi data perencanaan karir siswa dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Data Perencanaan Karir Siswa Kategori Interval Frekuensi % Sangat Tinggi 186 - 229 0 0,00

Tinggi 143 – 185 20 55,56

Rendah 100 – 142 15 41,66

Sangat Rendah 57 – 99 1 2,78

Jumlah 36 100

(7)

Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa frekuensi data perencanaan karir siswa yang terdapat pada interval 57 – 99 sebanyak 1 (2,78%) siswa berkategori sangat rendah, interval 100 – 142 sebanyak 15 (41,66%) siswa berkategori rendah, interval 143 – 185 sebanyak 20 (55,56%) siswa berkategori tinggi dan interval 186 - 229 sebanyak 0 (0%) yang berkategori sangat tinggi. Jika dilihat dari setiap indikator skor perencanaan karir siswa adalah sebagai berikut: 1) indikator pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan skor rata-rata 89,21 (kategori rendah), 2) indikator pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan lanjut dan dunia kerja dengan skor rata-rata 96,83 (kategori tinggi), dan 3) indikator penalaran realistis hubungan pengetahuan dan pemahaman diri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja/ pendidikan lanjut 91,62 (kategori tinggi). Sedangkan persentase rata-rata nilai perencanaan karir siswa adalah 143,3 (52,69) atau berada pada kategori sangat tinggi.

Analisis Statistik Inferensial

Uji signifikansi pemahaman karir siswa dan perencanaan karir siswa diperoleh thitung = 12,55, jika dibandingkan dengan ttabel pada α = 0,05 dan db = n – 2 = 36 – 2 = 34 (yang mendekati 30). Sehingga diperoleh ttabel = 1,697, yang berarti ada hubungan yang signifikan pemahaman karir siswa dan perencanaan karir siswa pada siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara pemahaman karir siswa dan perencanaan karir siswa pada siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara. Pemahaman karir siswa berada pada kategori tinggi begitu pula perencanaan karir siswa kategori tinggi. Hal ini menunjukkan jika siswa di SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara memiliki pemahaman yang baik mengenai potensi diri, minat dan bakat dan kekurangan yang ada padanya, memahami dunia kerja dan pendidikan lanjutan setelah menamatkan SMA dan siswa mampu secara rasional dalam menghubungkan potensi diri, minat dan bakat dan kekurangan yang ada padanya dengan pilihan kerja dalam dunia kerja dan juga pilihan-pilihan dalam melanjutkan pendidikan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan studi awal yang peneliti lakukan, berdasarkan studi awal ditemukan data siswa yang memiliki pemahaman dan perencanaan karir yang rendah hanya berdasarkan data hasil wawancara dengan informannya yaitu siswa yang direkomendasikan oleh guru bimbingan dan konseling. Namun, setelah diteliti ditemukan data pemahaman karir siswa dan perencanaan karir siswa berada pada kategori tinggi. Pemahaman karir yang baik pada siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara akan membuat siswa mampu memahami berbagai hal yang dibutuhkan dalam melakukan perencanaan karir. Pemahaman pada diri yang terdiri dari pemahaman tentang potensi diri, minat dan bakat dapat membuat siswa mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Pemahaman mengenai dunia kerja dan pemahaman terhadap pendidikan lanjut membuat siswa dapat mengarahkan diri dan membuat pilihan karir yang tepat. Bukan hanya itu saja, kemampuan siswa dalam menghubungkan potensi diri, minat dan bakat terhadap pilihan-pilihan karir dan pendidikan lanjut yang tersedia akan membuat siswa mampu memutuskan pilihan karir dan melakukan perencanaan karir dengan tepat sehingga kelak saat memasuki pendidikan lanjut ataupun telah memasuki dunia kerja, siswa akan merasa nyaman dan sesuai dengan pilihannya.

Perencanaan karir adalah proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karir. Proses ini mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja. Perencanaan karir siswa meliputi kecakapan atau kesanggupan siswa dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam karir untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang meliputi pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja.

Menurut Pearsons (Gibson dan Mitchell, 2011) tiga indikator sekaligus langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu: 1) pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu hendaknya seseorang yang akan membuat perencanaan karir memiliki pengetahuan dan pemahaman akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik, keterbatasan-keterbatasan,

(8)

dan kelebihan yang dimilikinya, 2) hendaknya seseorang yang akan membuat perencanaan karir hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan syarat- syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan, dan prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja, dan 3) hendaknya seseorang yang akan membuat perencanaan karir hendaknya memiliki penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan/ atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia.

Salah satu indikator perencanaan karir karir adalah pemahaman karir yaitu memahami diri dan memahami dunia karir. Hal ini seperti penjelasan Parsons dan Williamson (Anggraeni, 2012) bahwa aspek-aspek dalam perencanaan karir meliputi: 1) pemahaman diri yang terdiri dari pemahaman ideal (nilai-nilai hidup), cita-cita dalam kehidupan, minat-minat, kemampuan otak, bakat khusus dan sifat- sifat kepribadian; 2) pemahaman dan pengenalan lingkungan keluarga yang meliputi kemampuan di bidang ekonomi, keadaan di bidang taraf pendidikan dan harapan orang tua dan saudara; serta 3) pemahaman tentang dunia karir melalui pemerolehan informasi tentang kenyataan lingkungan (program studi dan bidang pekerjaan), yang memiliki cita-cita hidup, mengenal jenis sekolah lanjutan, mampu memilih sekolah lanjutan, mengikuti pengembangan diri dengan bakat, mengetahui gambaran tentang jenis pekerjaan, mengetahui tentang informasi kursus dan keterampilan, mengetahui dalam hal melamar pekerjaan dan bidang pekerjaan yang dibutuhkan di daerah tertentu.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rizqi (2014) dengan judul upaya meningkatkan perencanaan karir siswa melalui layanan informasi karir pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran (AP) 1 SMK Negeri 1 Tegal. Hasil penelitiannya adalah layanan informasi karir memiliki persentase rata-rata kemampuan perencanaan karir 58,4% (kategori rendah). Setelah memperoleh layanan informasi karir meningkat menjadi 76,1% (kategori tinggi). Sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan informasi karir dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa kelas XI Administrasi Perkantoran (AP) 1 SMK Negeri 2 Tegal. Layanan informasi karir yang diberikan akan meningkatkan pemahaman karir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat membuat perencanaan karir secara lebih tepat dan optimal.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pemahaman karir siswa berada pada kategori tinggi yang ditunjukkan dengan skor sebesar 101,25, begitu pula perencanaan karir siswa berada pada kategori tinggi yaitu dengan skor 143,2. Hasil analisis inferensial menunjukkan ada hubungan signifikan antara pemahaman karir siswa dengan perencanaan karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara dengan thitung = 12,55 sedangkan nilai ttabel sebesar= 1,697. Jika nilai thitung

ttabel atau 12,55 ≥ 1,697, hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman

karir siswa dengan perencanaan karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara.

Dengan demikian hipotesis H1 diterima atau ada hubungan antara pemahaman karir siswa dengan perencanaan karir siswa SMA Negeri 1 Bonegunu Kabupaten Buton Utara.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi orang tua, agar sering berkomunikasi dengan anak salah satunya dalam memberikan pemahaman karir sehingga anak semakin memahami karir dan dapat membuat perencanaan karir dengan lebih baik.

2. Bagi guru, agar selalu memberikan informasi karir yang meliputi informasi mengenai pemahaman diri, pemahaman dunia kerja dan pendidikan lanjut, serta memberikan pemahaman secara rasional dalam menghubungkan antara potensi diri dan peluang karir yang tersedia. Sehingga siswa

(9)

memiliki perencanaan karir yang baik dan tidak mengalami kebingungan dalam memutuskan karirnya.

3. Bagi sekolah, hendaknya dapat memberikan informasi karir maupun melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman karir siswa di antaranya dengan mendatangkan narasumber yang dapat memberikan informasi bagi siswa dalam memahami karir.

Daftar Pustaka

Anggraeni, Fransisca D. N. (2012). Peningkatan Prerencanaan Karir Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X-BB SMK Sudirman 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi.

Universitas Kristen Satya Wacana.

Gibson, Robert L dan Marianne H. Mitchell. (2011). Bimbingan dan Konseling.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi ke-2.

Yogyakarta: BPEE.

Hartono. (2010). Bimbingan Karir Berbantuan Komputer untuk Siswa SMA. Surabaya: University Press UNIPA Surabaya.

Hartono. (2010). Bimbingan Karir Berbantuan Komputer untuk Siswa SMA. Surabaya: University Press UNIPA Surabaya.

Khoiriyah, Yeni Muslihatul dan Mochammad Nursalim. (2013). Meningkat Pemahaman Karir Siswa dengan Pemberian Informasi Karir di Kelas XI IS-4 SMA Negeri 13 Surabaya (Suatu Penelitian Tindakan Dalam Bimbingan dan Konseling). Jurnal Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, Hal. 201-216.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Mathis, Robert L dan Jackson John H. (2006). Human Resources Management. Jakarta: Salemba Empat.

Mendatu, Achmanto. (2009). Mendesain Karir di Masa Depan; Mengapa Diperlukan?. Online. http://

http://psikologionline.com/mendesain-karir-masa-depanmengapa-diperlukan. diakses tanggal 28 Januari 2018.

Putra, Andika Karisma. (2018). Keterlibatan Orang Tua dalam Perencanaan Karir Anak Usia SMP di Dusun Jamburejo. Jurnal Riset Mahasiswa BK, Vol. 4, No. 9, Hal. 501-511.

Rizqi, Priska Rieftiana. (2014). Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui Layanan Informasi Karir Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran (AP) 1 SMK Negeri 1 Tegal.

Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Simamora. (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Edisi Pertama.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sukardi, Dewa Ketut. (1997). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.

(10)

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikolog Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Wardani, Silvia Yula dan Trisnani, Rischa Pramudia. (2017). Efektifitas Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Karir Siswa. Jurnal Konseling GUSJIGANG. Vol. 3, No. 2, Hal.

207-212.

Wicaksono, L. (2005). Pengaruh Informasi Karirterhadap Pengambilan Putusan Karir Siswa SMA.

Universitas Tanjungpura Pontianak.

Winkel, W. S, (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Winkel, W. S. dan Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:

Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran umum indikator pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki hasil: (1) pemahaman diri terhadap kekuatan dan

Penelitian mencoba meningkatkan kematangan karir siswa melalui pelatihan perencanaan karir dengan menggunakan pendekatan teori Cognitive Information Processing (CIP)

Tujuan umum penelitian untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perencanaan karir siswa kelas VIII-a SMP Katolik Adi Sucipto Penfui Kupang tahun pelajaran

Berdasarkan penjelasan diatas namapak bahwa layanan informasi karir diberikan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna

Integrasi antara pengenalan dan pemahaman diri serta pengumpulan informasi tentang karir akan membuat karir siswa semakin matang terencana, sistematis dan sesuai

Dari hasil pemaparan diatas mengenai eksplorasi karir dapat disimpulkan bahwa eksplorasi karir merupakan pemberian informasi dan pemahaman yang membekali siswa tentang minat,

Berdasarkan penjelasan diatas namapak bahwa layanan informasi karir diberikan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna

Kondisi sosio-ekonomi keluarga siswa ada tiga tingkatan yaitu : ada yang kondisi sosio-ekonominya rendah, sedang dan tinggi; 2 perencanaan karir siswa disesuaikan dengan bakat, minat