• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF

EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

Oleh :

ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO

NIM : S 300 110 001

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF

EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

Andreas Agam Broto Windriyanto; Dr.Nanik Prihartanti, M.Si

Abstract. This study aims to determine the relationship between career guidance service and self efficacy with the students' career decision. Subjects were high school students of class XII SMA N 1 Jogonalan totaling 237 students. Measuring instrument is a questionnaire. Used method of data analysis using multiple regression analysis with SPSS version 16.0. The results showed significant relationship between career guidance service and self efficacy with the students' career decision, also there is a significant positive relationship between career guidance service with the students' career decision, and there is a significant positive relationship between self efficacy with the students' career decision. Effective contribution of career guidance service variables and self-efficacy to the the students' career decision is 53,9%. This means there is 46,1% of other variables that affect the students' career decision

Key words: career decision, career guidance service, and self efficacy

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara layanan bimbingan karir dan self-efficacy dengan keputusan karir siswa. Subjeknya adalah siswa SMA N 1 Jogonalan kelas XII yang berjumlah 237 siswa. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan program SPSS 16. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan karir dan self-efficacy dengan keputusan karir siswa dan ada hubungan positif yang signifikan antara layanan bimbingan karir dengan keputusan karir siswa, juga ada hubungan positif yang signifikan antara self-efficacy dengan keputusan karir siswa. Sumbangan efektif variabel layanan bimbingan karir dan self-efficacy terhadap keputusan karir siswa sebesar 53,9%. Berarti masih ada 46,1% variabel lain yang berpengaruh terhadap keputusan karir siswa.

(4)

Pendahuluan

Salah satu tujuan pendidikan nasional bagi generasi muda adalah mewujudkan generasi muda yang mempunyai ketrampilan, kepribadian yang mantab, serta tanggung jawab. Kenyataan yanag ada sebagai generasi muda siswa SMA Negeri 1 Jogonalan terutama siswa yang duduk di kelas XII atau kelas III yang seharusnya sudah mempunyai cita-cita atau pandangan-pandangan yang bisa dilakukan setelah lulus sekolah, setiap harinya masih terdapat minimal 2 siswa kelas XII baik jurusan IPA maupun IPS yang mendatangi guru BK di siswa SMA N 1 Jogonalan yang meminta arahan / saran / informasi dari guru BK untuk ke depannya setelah siswa lulus kuliah.

Permasalahan karir yang sering dihadapi oleh siswa Kelas XII SMA N 1 Jogonalan adalah pemilihan jurusan perguruan tinggi, biaya kuliah, pemilihan perguruan tinggi, tuntutan orang tua untuk kuliah di jurusan tertentu, prospek ke depan jurusan perguruan tinggi, dan biaya kuliah.

Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan artinya kegiatan ini harus mampu memberikan hal-hal positif kepada peserta didik, membantu meringankan beban, menemukan alternatif pemecahan masalah, mendorong semangat dan memberikan penguatan serta ketenangan kepada peserta didik secara tepat. Pelayanan tersebut dapat dilakukan secara individu maupun kelompok .

Menurut Winkel & Hastuti, (2005): Bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai sub bidang dari bidang pembinaan siswa yang mempunyai fungsi dan tujuan yang khas, meskipun semua sub bidang dari bimbingan konseling merupakan pelayanan kepada siswa. Fungsi dari bimbingan dan konseling yang khas bersumber pada corak pelayanan bimbingan sebagai bantuan yang bersifat psikis atau psikologisyang terletak dalam tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.

(5)

sendiri seoptimal mungkin, memikul langsung tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan (Winkel & Hastuti, 2005 ).

Bimbingan karir adalah salah satu fungsi layanan bimbingan dan konseling. Prayitno dan Atmi, (2004) merumuskan bimbingan karir atau jabatan sebagai “usaha bimbingan kepada peserta didik dalam usaha pertimbangan untuk bekerja atau tidak, dan jika perlu bekerja memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri–ciri pribadi, menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik.”

Berdasarkan rumusan ini, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu

merencanakann karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor–faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor–faktor yang mendukung perkembangan diri individu ini antara lain adalah status sosial dan ekonomi keluarga, layanan informasi dan konseling karir.

Layanan informasi karir pada dasarnya merupakan layanan yang memberikan data atau fakta kepada siswa tentang dunia pekerjaan/jabatan/karir. Informasi karir ini menurut Winkel & Hastuti, (2005) mencakup semua data mengenai jenis–jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (field of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu.”

(6)

berkaitan dengan keputusan karir salah satu faktornya adalah dikarenakan keterbatasan siswa dalam hal informasi tentang keputusan karir. Keraguan tersebut menjadikan siswa mengalami kesulitan-kesulitan dalam menentukan karir. Kesulitan-kesulitan tersebut membuat siswa dapat melemparkan tanggung jawab pengambilan keputusan karir kepada orang lain, atau menunda dan bahkan menghindar dari tugas pengambilan keputusan, hal tersebut dapat membuat pengambilan keputusan karinya tidak optimal.

Salah satu faktor yang membuat siswa mempunyai keraguan pandangan setelah lulus sekolah adalah self efficacy. Siswa mempunyai keraguan dalam pilihan-pilihan yang diambilnya, dan selain itu tuntutan dari orang tua dan teman sebaya pun sangatlah mempengaruhi dalam pengambilan keputusan siswa.

Ciri kepribadian ini dipandang sebagai mekanisme pengaktifan yang memungkinkan kognitif, behavioral dan sosialnya pada kinerja suatu tugas. Sehingga

menimbulkan keyakinan seseorang bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil dengan perasaan puas.

Robbins (2001), mengemukakan individu–individu yang tinggi self-efficacynya meyakini bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih daripada yang diperlukan agar berhasil dalam sekolahnya. Sehingga tidaklah mengherankan bahwa sejumlah studi membenarkan orang dengan self-efficacy tinggi lebih merasa puas dengan hasil pekerjaannya daripada mereka yang memiliki self-efficacy rendah.

(7)

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, dimana siswa belum bisa menemukan gambaran - gambaran setelah siswa lulus sekolah, maka perlu diadakannya layanan bimbingan karir oleh guru BK, dimana bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan pandangan/cita-citanya setelah lulus sekolah.

The National Career Development Association (Sharf, dalam Hartono ,2012) mendefinisikan karir sebagai the individual’s work and leisure that take place over her or his life span

yang berarti karir sebagai pekerjaan individu yang berlangsung dalam rentang kehidupannya. Dengan kata lain, karir merupakan kemajuan hidup yang terkait dengan pekerjaan yang dilalui seseorang dalam kehidupannya, dan pada umumnya memerlukan pendidikan formal secara khusus. Dalam kajian ini, karir diartikan sebagai suatu profesi yang dijalankan individu selama kehidupannya. Pembutan keputusan karir merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif karir,

membandingkannya serta menetapkan pilihan.

Keputusan karir menurut Super (dalam Winkel & Sri Hastuti,2005) adalah kesiapan individu untuk membuat kesiapan-kesiapan karir (readiness of individuals to make good career choices). Keputusan karir yang tepat terorientasi pada karir secara utuh. Keputusan karir yang dimaksud terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1) sikap terhadap karir (career development attitudes) yang terdiri dari (a) perencanaan karir, (b) eksplorasi karir; (2) ketrampilan membuat keputusan karir (skills of career development decision making), yang terdiri dari: (a) kemampuan menggunakan pengetahuan, (b) pemikiran dalam membuat keputusan karir; (3) informasi dunia kerja (world of work information), yang terdiri dari (a) memiliki informasi tentang pekerjaan tertentu, (b) memiliki informasi tentang orang lain dalam dunia kerjanya.

(8)

Hastuti, 2005) adalah sebagai berikut:

a. Tahapan Pengembangan (Growth) mulai dari saat lahir sampai umur kurang dari 15 tahun, dalam fase ini anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure)

b. Tahap Eksplorasi (Exploration) dari umur 15 sampai 24 tahun, dalam fase ini orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.

c. Tahap Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun, dalam fase ini bercirikan usaha yang tekun memantapkan diri dalam penghayatan jabatannya. d. Tahap Pembinaan

(maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun, dalam fase ini orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.

e. Tahap Kemunduran (decline), dalam fase ini orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.

Supriatna (2009), menjelaskan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membuat keputusan karir, yaitu:

a. Pengetahuan yang mendasari kemampuan seseorang dalam memuat keputusan karir, ditandai dengan indicator-indikator yang meliputi : pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri sendiri, lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja dan pengetahuan tentang keputusan karir.

b. Kesiapan membuat keputusan karir, merupakan kesanggupan untuk menentukan pilihan karir yang didasari oleh keyakinan dan keinginan.

(9)

tentang keputusan karir dan kesiapan sebagai alam afeksi membentuk dorongan-dorongan positif ke arah keputusan karir, ketrampilan membuat keputusan karir merupakan alam tindak nyara dalam membuat keputusan karir. Seseorag memiliki ketrampilan dalam membuat keputusan karir jika menunjukkan perilaku yaitu: mandiri, luwes, kreatif, dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan karir. Aspek-aspek yang mempengaruhi keputusan karir adalah memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pilihan karir, mampu melihat faktor yang akan mendukung atau menghambat karir, mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan dari berbagai ragam pekerjaan, mengembangkan kebiasaan belajar dan bekerja secara efektif.

Winkel dan Sri Hastuti (2005) berpendapat bahwa bimbingan karir ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi

dunia pekerjaan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan tertentu, dan menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan kerja yang akan dating. Lebih lanjut Winkel dan Sri Hastuti (2005) mengungkapkan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses membentuk seseorang supaya mampu memahami dan menerima gambaran diri dan dunia kerja, sehingga pada akhirnya individu dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membnina karir tersbut.

Juntika (2006) menjelaskan bahwa bimbingan karir merupakan bimbingan untuk membantu individu dala perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir. Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.

(10)

pengetahuan, melakukan perencanaan karir, supaya siswa/konseli mampu mengambil keputusan karirnya secara tepat dan bertnggung jawab atas keputusan karir yang diambilnya, serta membantu siswa/konseli dalam memecahkan permasalahan-permasalahan karir yang dihadapinya, dan dapat juga dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu bantuan yang diberikan pada siswa melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar siswa mampu merencanakann karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor – faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor – faktor yang mendukung perkembangan diri individu ini antara lain adalah status sosial dan ekonomi keluarga, layanan informasi dan konseling karir.

Menurut Prayitno dan Amti (2004) secara umum, tujuan bimbingan dan konseling karir di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan

kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.

c. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita – cita karirnya di masa depan.

d. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri – ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

(11)

f. Mengenal keterampilan, minat dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap orang harus memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berniat terhadap pekerjaan tersebut.

g. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir. h. Memiliki kemampuan untuk

menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat. Jadi tujuan layanan bimbingan karir adalah membantu siswa dalam membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderugan arah karir, dengan bertanggung jawab atas pilihan karir yang diambilnya dan mengusahakan dengan maksimal untuk memenuhi persyaratan-persyaratan sesuai dengan pilihan karir yang diambilnya.

Konsep tentang self efficacy

pada dasarnya melibatkan berbagai aspek yaitu : aspek kognitif, sosial, serta kemampuan berperilaku. Self efficacy dipandang sebagai mekanisme pengaktifan yang memungkinkan individu menggabungkan serta menerapkan kemampuan kognitif, sosial, serta behavioralnya dalam melakukan suatu tugas. Ketiga kemampuan tersebut harus diorganisasikan menuju tindakan terpadu untuk mencapai tujuan tertentu, Bandura dan Locke (2003).

Menurut Bandura (1997),

self efficacy pada dasarnya merupakan hasil dari proses kognitif yang berbentuk keputusan, atau keyakinan atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Berkaitan dengan adanya unsur pengharapan dalam

self-eficacy. Stephan (2001) berpendapat bahwa self-efficacy

(12)

mempunyai kemampuan melakukan perilaku tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self efficacy adalah suatu keyakinan atau kemantapan atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan yang ada pada dirinya untuk melaksanakan tugas tertentu serta menetapkan target yang akan mereka peroleh dalam mendapat keberhasilan. Selain itu self-efficacy juga merupakan pola keyakinan diri yang tumbuh dari rasa mampu membawa dan menempatkan diri yang tumbuh dari rasa mampu membawa dan menempatkan diri untuk keluar dari masalah-masalah guna mencapai tujuan tertentu.

Keyakinan akan kemampuan diri tiap individu berbeda-beda, sesuai dengan beberapa dimensi efikasi diri yang mempunyai implikasi penting pada perilaku. Dimensi-dimensi tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengukur

Self-Efficacy pada individu. Sehingga apabila individu mempunyai keyakinan yang didalamnya terdapat dimensi – dimensi tersebut dapat

dikatakan mempunyai Self-Efficacy

tinggi. Bandura (1997) menunjukkan ada tiga dimensi utama Self-Efficacy, yaitu:

a. Magnitude, berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas. Bila tugas-tugas yang diberikan kepada individu disusun menurut tingkat kesulitannya, yaitu rendah, menengah dan tinggi, maka individu akan melakukan tindakan yang dirasa mampu untuk dilaksanakan. Selain itu individu cenderung untuk menghindari tugas-tugas yang diberikan apabila diperkirakan di luar batas kemampuan yang dimiliki. b. Generality, berkaitan dengan

luas bidang tuags atau pengalaman atau tingkah laku yang menimbulkan penguasaan bidang tertentu. Pengalaman ini akan mampu membangkitkan keyakinan individu yang menyebar meliputi berbagai bidang tingkah laku.

(13)

individu terhadap keyakinan pada dirinya. Keyakinan yang kuat dan mantap mendorong individu bertahan dalam usahanya tetapi jika keyakinan goyah dan lemah maka akan dengan mudah digoyangkan oleh pengalaman – pengalaman yang tidak mendukung. Siswa dalam menentukan keputusan karir ke depannya mempunyai berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut antara lain: teman, hanya tahu jurusan tertentu, pertimbangan finansial, pertimbangan kemudahan, pertimbangan karir dan prospek ekonomi di masa depan, pertimbangan cinta, pertimbangan orang tua, perlawanan atau kemandirian, ketertarika sesaat, dan pertimbangan kecocokan.

Pertimbangan- pertimbangan tersebut bisa mengakibatkan permasalahan yang dihadapi siswa, dan siswa bisa melemparkan tanggung jawab keputusan karir kepada orang lain, sehingga keputusan karir tidak optimal. Maka dari itu perlu adanya Pelayanan

Bimbingan Karir dan Self efficacy

siswa.

Dalam penelitian Yusron (2012) tentang Pengaruh Bimbingan Karir dan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih Karir pada Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Sedayu ditemukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara bimbingan karir terhadap kemandirian siswa dalam memilih karir kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu. (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian siswa dalam memilih karir kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara bimbingan karir dan pola asuh orang tua secara bersama kemandirian siswa dalam memilih karir kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu

(14)

Karir ditinjau dari Efikasi Diri dan Ketetpatan Pilihan Karir pada Remaja SMA Negeri Kodya Semarang diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh efikasi diri dan ketepatan pilihan karir terhadap pengambilan keputusan karir.

Berdasarkan hasil penelitian di atas mengenai Bimbingan Karir dan Self efficacy dapat ditarik kesimpulan bahwa Bimbingan Karir dan Self-efficacy berhubungan positif yang tinggi dengan keputusan karir siswa. Jadi bimbingan karir dan self-effcacy akan mempengaruhi keputusan karir siswa.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Layanan bimbingan karir mempunyai hubungan dengan keputusan karir; Self efficacy siswa mempunyai hubungan dengan keputusan karir; Layanan bimbingan karir dan self efficacy mempuyai hubungan dengan keputusan karir siswa

Metode

Penelitian ini menggunakan populasi yaitu kelas XII SMA N 1 Jogonalan dengan jumlah siswa 237 siswa, hal tersebut dikarenakan

keputusan karir sesuai dengan kondisi siswa kelas XII SMA N 1 Jogonalan dimana siswa kelas XII sudah mempunyai keputusan tentang karir, sedangkan siswa kelas X dan XI bimbingan karir lebih kepada pengenalan-pengenalan tentang dunia pekerjaan. Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel, karena penelitian populasi. Oleh karena itu penelitian ini disebut penelitian populasi.

Dalam tryout didapatkan hasil uji validitas angket keputusan karir menunjukkan dari 30 aitem terdapat 4 aitem yang gugur dikarenakan r-hasil kurang dari 0,30, sehingga tersisa 26 aitem dan didapatkan r-alpha 0,944, sedangkan angket layanan bimbigan karir menunjukkan dari 32 aitem terdapat 4 aitem yang gugur, sehingga tersisa 28 aitem yang valid dan mempunyai r-alpha 0,936 dan sedangkan angket self efficacy menunjukkan dari 30 aitem terdapat 3 aitem yang gugur, sehingga tersisa 27 aitem dan r-alpha 0,955.

(15)

Sedangkan dalam hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Z seperti terlampir diketahui bahwa koefisien Kolmogorov-Smirnov Z untuk data Keputusan Karir adalah 1,768 dengan nilai propabilitas (p) sebesar 0,004. Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z data Layanan Bimbingan Karir adalah 2,096 dengan nilai propabilitas (p) sebesar 0,000. Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z data Self Efficay adalah 1,939 dengan nilai propabilitas (p) sebesar 0,001. Karena ketiga nilai propabilitas (p) < 0,05 (taraf kesalahan 5%) maka ketiga data tersebut memenuhi asumsi normalitas data.

Sedangkan berdasarkan uji

colllinierity seperti terlampir didapatkan koefisien antara Layanan Bimbingan Karir dengan Keputusan Karir sebesar 0,557 (tolerance) dan 1,797 (VIF). Sedangkan koefisien

colllinierity antara Self Efficacy

dengan Keputusan Karir sebesar 0,557 (tolerance) dan 1,797 (VIF). Karena nilai kedua tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, maka data memenuhi asumsi linieritas (Santoso, 2000).

Total sumbangan efektif tiap aspek untuk variable layanan bimbingan karir dengan keputusan karir sebesar 45,6% dan self efficacy

dengan keputusan karir sebesar 44,8%. Sehingga besarnya koefisien determinansi antara Layanan Bimbingan Karir dan Self Efficacy

dengan Keputusan Karir adalah 0,539 (Adjusted R square). Oleh karena itu, besarnya pengaruh Layanan Bimbingan Karir dan Self Efficacy secara bersama-sama terhadap Keputusan Karir adalah sebesar 0,539 x 100% = 53,9%, dan sisanya sebesar 100% - 53,9% = 46,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti yaitu selain variabel Layanan Bimbingan Karir dan Self Efficacy.

Bahasan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa antara Layanan Bimbingan Karir dan Self Efficacy

(16)

oleh guru BK/konselor dan kemampuan dirinya untuk dapat meraih karir yang dipilihnya. Dengan demikian, salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keputusan karis siswa adalah layanan bimbingan karir, sedangkan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi keputusan karir siswa adalah self efficacy.

Adanya hubungan yang erat dan pengaruh positif Layanan Bimbingan Karir dan Self efficacy

Keputusan Karir siswa, maka keberhasilan guru BK/konselor dalam memberikan bimbingan karir kepada siswa dapat mempengaruhi ketepatan siswa dalam menentukan karir di masa depannya. Selain itu, ketetapan siswa dalam menentukan karir di masa depan juga ditentukan oleh kemampuan siswa untuk dapat mengenali dengan sebaik-baiknya kelebihan dan kelemahan yang ada dalam dirinya.

Selain diberikan bimbingan karir, siswa perlu memiliki Self efficacy yaitu suatu keyakinan atau kemantapan atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan yang

ada pada dirinya untuk melaksanakan tugas tertentu serta menetapkan target yang akan mereka peroleh dalam mendapat keberhasilan. Selain itu self-efficacy juga merupakan pola keyakinan diri yang tumbuh dari rasa mampu membawa dan menempatkan diri yang tumbuh dari rasa mampu membawa dan menempatkan diri untuk keluar dari masalah-masalah guna mencapai tujuan tertentu.

Simpulan dan Saran

Terdapat hubungan yang kuat dan positif antara Layanan Bimbingan Karir dan Self Efficacy

dengan Keputusan Karir, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi ganda sebesar 0,737. Artinya, ada kecenderungan bahwa semakin besar atau intensif Layanan Bimbingan Karir dan semakin tinggi

(17)

selain variabel Layanan Bimbingan Karir dan Self Efficacy.

Mengingat layanan bimbingan karir dan self efficacy

memiliki hubungan yang erat dengan keputusan karir siswa, maka kepala sekolah, guru dan terutama guru BK perlu secara intensif memberikan layanan bimbingan karir kepada siswa agar para siswa dapat mempertimbangkan dan membuat keputusan yang tepat tentang karir yang dipilihnya di masa depan.

Sedangkan para siswa perlu memahami diri sendiri dengan cara melakukan evaluasi diri untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya, agar dalam menetukan pilihan karir dapat sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 2005. Manajemen Bimbingan dan

Konseling di SMP, Jakarta: Grasindo

Anyadubalu, C. 2010. Self-Efficacy, Anxiety,

and Performance in the English Language among Middle-School Students in English Language Program in Satri Si

Suriyothai School, Bangkok. International Journal of Human and Social Sciences, Vol 5 No.3

Argyle M., 2001. The Psychology of Happiness. 2nd edition. New York: Routledge.

As’ad, M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia; Psikologi Industri, Jogjakarta: penerbit Liberty.

Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan Validitas,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bahri, S. 2000, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Bandura, A.1997. Self-Efficacy The Exercise of Control New York : W.H. Freemia and Company.

Bandura, A dan Locke, E. A. 2003. Negative Self-Efficacy and Goal Effects Revisited.Journal of Applied Psychology. Vol. 88, No.1, 87-99. [Online]. http://www.emory.edu/educatio n/. Tanggal akses: 20 Februari 2013.

Betz, N.E dan Gail, H.2006.Career Self-Efficacy Theory: Back to the Future. Journal of Career Assessment.Vol14 No 3

(18)

Jendral

Budiningsih T.E.2012. Pengambilan Keputusan terhadap Perencanaan Karir

ditinjau dari Efikasi Diri dan Ketetpatan Pilihan Karir pada Remaja SMA Negeri Kodya Semarang, Magister Psikologi UGM: Thesis 2012

Carell, R.M., Jennings, F.D. & Heavring, C. 1997.

Fundamentals of

Organizational Behavior. Prentice Hall International, Inc.

Chan, S.M., 2002. Pendidikan Liberal Berbasis Sekolah. Yogyakarta: Krasi wacana.

Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur

Balitbang, Depdiknas.

Dewi, D.N dan Wimbarti, S. 2011. Communication Skill in Selling and Salespersons’Self-Efficacy in Insurance Bussines. Anima, Indonesian Psychologist Journal. Vol. 26 No.2, Hal.81-90

Dimyati dan Mudjiono, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Escartí, A., Gutierrez, M., Pascual,C., dan

Llopism, R .2010. Implementation of the Personal and Social Responsibility Model to Improve Self-Efficacy during Physical Education Classes for Primary School Children.

International Journal of

Psychology and

Psychological Therapy. Vol.10 No. 3,Hal: 387-402

Gati, I., & Saka, N. 2001. High school development, career students career-related decision-making development, and difficulties. Journal of Counseling and psychological separation Development, 79(3), 331-340

Guay, F., Senecal,C., Gauthier, L., & Fernet,C.

2003, Predicting Career Indescision: A self-determination theory perspective. Journal of

Counseling Psychology, 50(2), 166-177.

Gysbers, N., C. and Henderson, P. 2006, Developing & Managing: Your School Guidance and Counseling Program Fourth Edition. Alexandria: American Counseling Association

Hadi S. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi

Hall, S.C., Lindzey, G., Supratiknya (editor). 1995. Psikologi Kepribadian 1. Yogyakarta : Kanisius.

Hartono.2012. Pilihan Karier dalam Perspektif Budaya dan Implikasinya Pada Bimbingan Karier di Sekolah.

Jurnal UNIPA. Surabaya. Diunduh Oktober

(19)

Juntika, A. 2006 . Bimbingan dan Konseling

dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Aditama Kartini, K. 2002. Psikologi Sosial,

Perusahaan dan Industri. Jakarta. Penerbit: Rajawali Press.

Lunenburg,FC. 2011. Self-Efficacy in the

Workplace: Implications for Motivation and Performance.International Journal Of Management Business,and Administration. Vol 14 No 1

Luszczynska, A dan Dona, B.G. 2005. General

self-efficacy in various domains of human functioning: Evidence from five countries. International Journal of Psychology Vol. 40 No. 2, Hal :80–89

Mathisen., Ellen,G dan Bronnick, K.S. 2009.

Creative Self-Efficacy: An Intervention Study. International Journal of Educational Research Vol.48 hal : 21–29

McMahon, M. 2005. Career Counseling: Applying The Systems Theory Framework of Career Development. Journal of Employment Counseling; 42, 1; ProQuest Research Library pg. 29

Mueller,S.L., Dato-on, M.C. 2008. Gender-

role Orientation As A Determinant Of Entrepreneurial Self-Efficacy. Journal of Developmental

EntrepreneurshipVol. 13, No. 1Hal: 3–20

Muryantinah, 2000. Psikologi Pendidikan.

Jakarta. Rineka Cipta.

Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nuzulia S, 2003. Peran Self-Efficacy dan Strategi coping terhadap Hubungan Antara Stresor Kerja dan stress kerja. Tesis (tidak diterbitkan) Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM.

Nyoman & Wimbarti, S.2011. Communication Skill in Selling and Sales Persons’Self-Efficacy in InsuranceBusiness. Anima, Indonesian Psychologist Journal . Vol 26 No 2 Hal 81-90

O’Neill, S. B, & Mone, A. mark, 1998. Investigating Equity Sensitivity as a moderator of Relationship between self. Efficacy and workplace attitude. Journal of Applied Psychology. Vol. 83. No. 5. 805 – 816.

(20)

Of Rsychological Well-Being. Journal Of Personality and Social psyChology. 57.6. 169 – 181.

Pajares,F., Dale H. Schunk. 2001. The Development of Academic Self-Efficacy. Emory University and Purdue University

Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Robbins, S.P .2001, Perilaku Manusia, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi, Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta. Penerbit : PT. Prehalindo.

Robinson, J.D. & Shafer, P.R. 1994. Measures

of Social Psychological Attitudes. Michigan : Survey Research Center Institute for Social Research.

Rumiyati.2008. Korelasi antara Self-Efficacy

dengan Motivasi Berprestasi Siswa SMK Petrus Kanisius Klaten.Fakultas Psikologi: Skripsi

Santrock, J. W. 2008. Adolesence Perkembangan Remaja. Edisi ke-enam. Alih Bahasa: Drs. Shinto B. Adelar, M. Sc dan Sherly Saragih, S. Psi. Jakarta: Elangga

Sawitri.2009. Pengaruh Status Identitas dan

Efikasi Diri Keputusan Karir terhadap Keraguan Mengambil Keputusan Karir Pada Mahasiswa Tahun Pertama Di Universitaas Diponegoro. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 5, No. 2, Desember 2009.

Schaubroeck., Xie, J.L., dan Lam, KS.2000. Collective Effecacy Versus Self-Efficacy in coping responses to stressors and control : A. Cross – cultural study. journal of applied Psychology vol. 85 No. 4. 512 – 525.

Schwarzer, R dan Hallum,S.2008. Perceived

Teacher Self-Efficacy as a Predictor of Job Stress and Burnout: Mediation Analyses. Applied Psychology:An International Review.Vol.57 Hal 152-17.

(21)

Santoso, S.2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Gramedia

Siswanto, E.A dan Yuniawan,A. 2012.

Analisis Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Karir: Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening.

DIPONEGORO BUSINESS REVIEW Volume 1, Nomor 2, , Halaman 332-342

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soresi, S., Nota, L., dan Robert,W. 2004. Relation of Type and Amount of Training to Career Counseling Self-Efficacy in Italy. The Career Development Quarterly;Vol. 52,No 3; ProQuest Research Library pg. 194

Sukardi, D.K& Kusmawati, D.P.E. Nila.,

Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Sukmadinata, N.S., 2007. Bimbingan & Konseling Dalam Praktek. Mengembangkan Potensi Dan Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro, 2007.

Sunarto dan Hartono,A. 2008. Perkembangan

Peserta Didik. Jakarta : PT. Rineka cipta. 2008.

Supriatna, M. 2009. Layanan

Bimbingan

Karir di Sekolah Menengah.

Bandung:Depdiknas dan UPI

Turingan. 2009. A Cross-Cultural Comparison

of Self-Regulated Learning Skills between Korean and Filipino College Students. Asian Social Science

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UNESCO .2002. A Practical Manual for Developing, Implementing and Assessing Career Counselling Services in Higher Education Settings. Handbook on Career Counselling.

Will, E., Brouwers, A and Tomic,W.2002.

Burnout and self-efficacy: A study on teachers’beliefs when implementing an innovative educational system in the Netherlands. British Journal of Educational Psychology. Vol 72, Hal :227–243

(22)

Winkel, W.S, 2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

Wulandari, R.E.2012. Hubungan Antara Wok-Family Conflict dan Big Five Personality dengan Career Self-Efficacy.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.Vol 1.No 1

Yusron, A.I .2012. Pengaruh Bimbingan

Karir dan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih Karir pada Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Sedayu.Fakultas Teknik UNY: Jurnal Penelitian Yusuf, A.M. 2002. Kiat Sukses Dalam Karir.

Referensi

Dokumen terkait

Kepada Penyedia Barang/Jasa segera menyiapkan kebutuhan yang diperlukan sehubungan dengan penandatanganan kontrak sebagaimana yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan,

Komposit membran-elektrolit keramik-fatty imidazolinium yang akan dikembangkan pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi komposit membran- elektrolit lokal yang ekonomis,

Hukum Kelembagaan Negara (HKN) sebagai salah satu Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan Hukum (MKKKH) memiliki posisi untuk mendukung pengetahuan dan keterampilan mahasiswa

Berdasarkan hasil Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 09/PPBJ-KONS/B/DIKBUD- BU/IX/2013 Tanggal 19 September 2013, Serta memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perpres

Setelah melakukan idetifikasi dan mendapatkan gambaran umum layanan PPTI, selanjutnya masuk pada proses dimana menentukan hasil bisnis, peluang, serta kebutuhan utility

Namun untuk mengirim perintah AT-command dari wavecome ke ponsel atau membaca pesan yang dikiramkan ke Modul GSM harus menggunakan kode ASCII karena komunikasi yang

Kromatogram lapisan tipis ekstrak pekat lapisan kloroform daun tumbuhan Jambu Air (Syzygium quea (Burm.f.) Alston.) sebelum Kromatografi Kolom..

Dengan adanya Aplikasi Penjualan Pakaian Toko Flashy yang dibuat dengan menggunakan Borland Delphi 6.0 diharapkan dapat mempermudah dalam proses pencarian data dan pembuatan