PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN
PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA
(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Ananda Karina Prameswari 0608892
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN
PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA
(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012) Oleh
Ananda Karina Prameswari NIM. 0608892
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. H. Mamat Supriatna, M. Pd. NIP. 19600829 198703 1 002
Pembimbing II
Dadang Sudrajat, M. Pd. NIP. 19680828 199802 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh
Ananda Karina Prameswari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ananda Karina Prameswari 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ananda Karina Prameswari, 2013
Oleh:
Ananda Karina Prameswari (0608892)
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X, serta tersusunnya rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil pembuatan keputusan karir siswa yang layak menurut pakar dan praktisi. Masalah utama penelitian ini adalah rumusan program bimbingan karir seperti apa yang efektif berdasarkan profil pembuatan keputusan karir siswa menurut pakar dan praktisi?. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Sampel penelitian menggunakan semua siswa kelas X yang berjumlah 269 siswa. Penelitian menghasilkan : (1) profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X (2) rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil pembuatan keputusan karir siswa yang layak menurut pakar dan praktisi
Kata kunci : Pembuatan Keputusan Karir, Program Bimbingan Karir
Career Guidance Program by Profiles Career Decision Making
(Descriptive Research on Class X student SMAN 2 Cimahi in Academic Year 2011/2012)
By:
Ananda Karina Prameswari (0608892)
ABSTRAC: This study aims to determine the profile of career decision making class X, as well as the completion of a career guidance program formulation based on career decision-making profile of students eligible according to experts and practitioners. The main problem of this research is the formulation of career guidance programs like what is effective based on the profile of students making career decisions by experts and practitioners?. The research approach used is quantitative. The research method used is descriptive. The research sample using all students of class X which amounts to 269 students. The study produced: (1) profile career decision making class X (2) formulation of career guidance program based on career decision-making profile of students eligible according to experts and practitioners.
Ananda Karina Prameswari, 2013
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN... i
ABSTRAK ……… ii
KATA PENGANTAR……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah……….. 6
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian..………...………… 6
E. Kegunaan Penelitian... 6
BAB II KEPUTUSAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR………... 7 A. Konsep Keputusan Karir … …... 7
B. Konsep Bimbingan Karir…... 19
C. Program Bimbingan Karir………... D. Hasil Penelitian Terdahulu……… 23
28 BAB III METODE PENELITIAN ... 32
Ananda Karina Prameswari, 2013
vii
B. Subjek Penelitian …... 32
C. Definisi Opeasional ... 33
D. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data ... 36
E. Prosedur dan Pengolahan Data... 41
F. Teknik Analisis Data ... 42
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 49
A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 60
C. Rumusan Program Bimbingan Karir berdasarkan Pembuatan Keputusan Karir Siswa ... 67
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi... 75
A. Kesimpulan... 75
B. Rekomendasi... 76
DAFTAR PUSTAKA... 79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa. Sekolah juga sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan pembentukan manusia seutuhnya.
Di Indonesia upaya-upaya dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif dapat kita lihat dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu tahap perkembangan individu yang sering menjadi sorotan adalah tahap perkembangan individu ketika memasuki masa remaja. Apabila dilihat dari faktor usia yaitu 13-21 tahun, remaja berada pada masa transisi antara masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada masa ini, remaja dituntut untuk mampu melalui setiap tugas perkembangan dengan lancar. Tugas perkembangan dimaknai sebagai seperangkat aktivitas baik mental maupun fisik yang harus dipelajari dan dituntaskan oleh remaja sehingga mampu menghadapi tantangan di masa depan dengan relatif mudah.
Mamat Supriatna (2009:17) ”secara psikologis siswa sekolah menengah sedang memasuki tahapan perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa”. Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada satu sisi individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa; pada sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri.
Abin Syamsudin (1981:118) ”Pada sisi lain, tidak sedikit remaja yang dengan mudah dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karirnya”. Secara singkat, masalah-masalah yang sering muncul sehubungan dengan perkembangan remaja pada aspek kognitif adalah bersikap negatif terhadap guru mata pelajaran, merasa rendah diri, dan merasa kesulitan dalam memilih bidang pendidikan (jurusan, program studi, atau jenis sekolah) yang cocok dengan dirinya, artinya dalam bidang karir permasalahan yang dihadapi remaja adalah kesulitan dalam mengambil keputusan dari berbagai alternatif pilihan karir yang ada.
Dari pendapat ahli di atas menunjukkan pentingnya peran remaja karena masa remaja merupakan masa yang menentukan masa depan suatu bangsa. Jika remaja dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya dengan baik, maka remaja tersebut akan memberikan kontribusi dalam membangun bangsanya menjadi lebih maju, baik untuk saat ini ataupun masa depan saat remaja tersebut beranjak dewasa. Pernyataan ini sejalan dengan salah satu tugas perkembangan karir remaja yang diungkapkan oleh Donald Super dalam Osipow (1983:157) ’dalam tugas perkembangan karir remaja berada pada tahap eksplorasi, tahap ini remaja mulai memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pencarian peran dan jati diri di sekolah’. Pendapat tersebut menggambarkan bahwa remaja pada tahap perkembangan karir, mulai mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan serta potensi yang dimilikinya.
menengah Atas (SMA) sedang berada pada tahap eksplorasi perkembangan karirnya”.
Hasil penelitian Amin Budiamin (2002:260) melaporkan bahwa 90 % siswa SMA di Kabupaten Bandung menyatakan bingung dalam memilih karir di masa depan. Pada kenyataannya, siswa SMA juga belum sepenuhnya mencapai tugas perkembangan karir. Maksudnya, siswa SMA masih ragu dan tidak memiliki kesiapan membuat keputusan karir yang tepat bagi masa depannya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Santrock (2003:485) bahwa ”banyak remaja mengalami kebimbangan, ketidakpastian dan stres dalam pembuatan keputusan”.
Friedman dalam Gati (2001:331) pada tahun 1991 melakukan studi terhadap 1843 remaja Israel, tentang jenis keputusan yang dihadapi remaja kelaas IX, X dan XI. Pengambilan keputusan tersebut berkaitan dengan memilih sekolah menengah lanjutan (bagi siswa kelasIX), memilih jurusan (siswa kelas X ), dan menentukan pilihan pekerjaan dalam dunia militer (siswa kelas XI). Hasil penelitiannya antara lain menyimpulkan bahwa masalah yang banyak dihadapi siswa adalah masalah kependidikan (43% seputar pendidikan dan karir). Masalah yang paling serius yang dihadapi oleh siswa dari 43% masalh kependidikan dan karir adalah permasalahan dalam memilih jurusan sebesar 46% dan memilih sekolah menengah 26%.
”Pembuatan keputusan karir merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif karir, membandingkannya serta menetapkan pilihan” (Gati & Asher, 2001:331). Permasalahan di atas menggambarkan bahwa masih banyak siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karir.
pembuatan keputusan karir dalam kehidupan sehari-hari. Bagi para remaja, kemampuan pembuatan keputusan karir sangat penting.
Masih sejalan dengan penelitian di atas Taveira, et al. dalam Gati (2001:331) menyimpulkan bahwa ’stres tingkat tinggi pada remaja diasosiasikan dengan kegiatan eksplorasi dan pembuatan keputusan karir’. Di sisi lain, sejumlah kesulitan dalam pembuatan keputusan pada remaja bisa juga bersifat adaptif karena dapat meningkatkan motivasi untuk meminta bantuan kepada orang lain.
Hasil penelitian di atas menggambarkan, siswa SMA mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karirnya. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka siswa akan membuat keputusan karir tanpa alasan yang tepat sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan karirnya di masa depan.
Siswa SMA perlu diberikan bimbingan karir agar dapat menguasai keterampilan pengambilan keputusan karir secara tepat. Siswa harus belajar dan berlatih membuat rencana, memilih alternatif keputusan, bertindak sesuai dengan hasil keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Siswa yang memiliki keterampilan pengambilan keputusan, pasti tidak akan bingung menghadapi karir masa depannya.
Fokus permasalahan karir yang dibahas dalam penelitian ini adalah kelanjutan pendidikan dan pekerjaan. Dengan diketahuinya tingkat kemampuan siswa dalam membuat keputusan tentang kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, dijadikan landasan dalam merumuskan program bimbingan karir.
B. Identifikasi Masalah
Super dalam Osipow (1983:157) ’tahap perkembangan karir remaja berada pada tahap eksplorasi’. Salah satu tugas perkembangan karir pada masa eksplorasi adalah memperoleh informasi dan keterampilan dalam membuat keputusan karir. Artinya remaja harus memperoleh informasi yang relevan yang berhubungan dengan karirnya, sehingga diharapkan remaja tidak salah dalam membuat keputusan karir.
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada usia remaja akhir. Pada usia ini salah satu tugas perkembangannya, yaitu mempersiapkan diri memilih suatu pekerjaan. Pada kenyataannya, siswa SMA yang berada pada masa remaja pemikirannya masih labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga ketika mengambil keputusan karir tidak sedikit siswa yang terpengaruh oleh pilihan teman, tanpa memperhatikan kemampuan yang dimilikinya.
Penelitian ini dibatasi pada profil keputusan karir siswa yang merupakan hasil dari pengetahuan dan sikap. Secara lebih khusus penelitian ini pada dasarnya untuk merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil keputusan karir siswa.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan utama penelitian ini adalah seperti apa program bimbingan karir berdasarkan profil keputusan karir siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ?
Masalah pokok tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seperti apa profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi tahun ajaran 2010/2011. Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Memperoleh profil keputusan karir siswa kelas X SMAN 2 Cimahi tahun ajaran 2011/2012.
2. Memperoleh rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil keputusan karir siswa kelas X SMAN 2 Cimahi tahun ajaran 2011/2012 yang layak menurut pakar dan praktisi.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti secara teoritis dan praktis. Secara teoritis bagi penulis penelitian ini diharapkan bisa menunjukkan data empiris tentang profil keputusan karir pada tingkat SMA. Adapun bagi guru pembimbing, program dapat digunakan sebagai tambahan alternatif bantuan untuk pembuatan keputusan karir siswa sehingga dapat mengoptimalkan peran Bimbingan dan Konseling (BK) dalam membantu siswa untuk mencapai kompetensi-kompetensi standar yang harus dimiliki pada setiap jenjangnya, terutama terkait dengan keputusan karir siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat keputusan karir. Metode deskriptif merupakan “metode yang digunakan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian” (Arikunto, 2006: 136). Metode deskriptif dalam penelitian ditujukan untuk memperoleh profil pembuatan keputusan karir siswa, sehingga diharapkan mampu membuat program bimbingan dan konseling sebagai bahan rujukan guru BK/Konselor menangani siswa di kelas X SMA Negeri 2 Cimahi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik). Pendekatan kuantitatif dipilih untuk mendapatkan gambaran profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi.
B. Subjek Penelitian
Tabel 3.1 ’pembuatan keputusan adalah upaya untuk membantu individu menyadari semua
faktor yang melekat pada setiap mengambil keputusan, sehingga mampu membuat pilihan yang tepat didasari oleh pengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang sesuai’.
Menurut Blau dalam Dewa Ketut Sukardi (1987:86), ’arah pilihan karir seseorang merupakan proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang dan faktor penghambat bagi seseorang dalam membuat keputusan karirnya’. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pembuatan keputusan karirn diantaranya sebagai berikut: (a) pengalaman sosial, (b) keterlibatan dengan orang lain, (c) potensi-potensi yang dimiliki oleh individu, (d) aspirasi orang tua, (e) minat, (f) pengetahuan tentang pertimbangan pilihan karir, serta (h) keterampilan dalam membuat keputusan karir.
(a) pengetahuan yang mendasari kemampuan dalam pembuatan keputusan karir adalah pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan karir, kesesuaian suatu karir dengan kemampuan bakat, minat, serta pengetahuan tentang pentingnya pembuatan keputusan secara mandiri, (b) sikap individu terhadap karirnya dapat dianalisa dari dua aktivitas, yang selanjutnya di sebut subdimensi sikap terhadap karir, yaitu perencanaan karir dan eksplorasi karir. Indikator sikap tersebut meliputi mempelajari informasi karir, membicarakan perencanaan karir dengan orang dewasa, mengikuti kursus sesuai dengan karir yang diharapkan, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan karir yang diharapkan, mengikuti pendidikan atau pelatihan yang mengarah kepada karir masa depan, (c) keterampilan pembuatan keputusan karir mengacu pada penggunaan pengetahuan, pengunaan pemikiran dalam membuat keputusan karir.
2. Definisi Operasional
Secara operasional, pembuatan keputusan karir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembuatan keputusan karir usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2 Cimahi siswa kelas X tahun ajaran 2011/2012 yang menyangkut aspek pengetahuan tentang diri dan sikap tentang karir, meliputi aspek:
a. Aspek pengetahuan tentang diri ditunjukkan dengan indikator-indikator berikut; pemahaman diri, pertimbangan kemandirian, pemahaman lingkungan efektif.
Tabel 3.2
Aspek, Indikator dan Sub Indikator Penelitian
ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR
Pengetahuan tentang diri
1. Pemahaman diri a. Pemahaman siswa tentang kekuatan diri
b. Pemahaman siswa tentang kelemahan diri
c. Nilai ekonomi yang melekat pada dirinya
2. Pertimbangan kemandirian
a. Pemahaman siswa terhadap dampak baik dan buruk jika
menggantungkan pilihan
kelanjutan pendidikan kepada orang tua, teman sebaya, guru BK
b. Pemahaman siswa terhadap dampak baik dan buruk jika
menggantungkan pilihan kelanjutan pekerjaan kepada orang tua, teman sebaya, guru BK
b. Pemahaman siswa terhadap jurusan di perguruan tinggi
Sikap 1. Kesiapan
pembuatan keputusan
ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR
Sikap 2. Penilaian
keterlibatan
a. Mendiskusikan tentang kelanjutan pendidikan dengan orang tua, guru BK, wali kelas, saudara (kakak, sepupu), teman sebaya
b. Mendiskusikan tentang kelanjutan pekerjaan dengan orang tua pelajaran, seminar sebagai penunjang kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi
d. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kursus, les mata pelajaran, seminar sebagai penunjang kelanjutan pekerjaan
D. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data
1. Jenis instrumen penelitian
Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian. Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup (angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban dengan cara memberikan checklist (√), pada alternatif pilihan yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
Secara sederhana, setiap pilihan alternatif respon memiliki pola skor seperti tertera pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Pola Skor Pilihan Respon Angket Pembuatan Keputusan Karir
Item Sangat
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kecerdasan interpersonal siswa dikembangkan berdasarkan definisi operasional yang di dalamnya terkandung aspek dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Berikut kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kemampuan pembuatan keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi dapat dilihat lampiran B.
3. Uji Coba instrumen
Intrumen sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.
a. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional). Instrumen yang di susun, Sebelum digunakan pada sampel yang telah ditetapkan, terlebih dahulu instrumen dijudge oleh 3 orang dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
pembimbing, pada angket penelitian ini mengalami revisi bahasa dan sejumlah 10 item dibuang karena tidak memenuhi kualifikasi, sehingga jumlah item pada angket yang akan diujicobakan sebanyak 33 item, seperti yang terdapat pada Tabel 3.5
b. Uji keterbacaan instrumen
Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa SMA yang tidak dijadikan anggota sampel penelitian sebanyak 8 orang untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut.
Setelah uji coba keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.
c. Uji Coba (try out) Instrumen
Instrumen ini diujicobakan pada 76 orang siswa SMA Negeri 13 Bandung Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan/kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability) alat ukur yang telah disusun dan akan digunakan penelitian.
4. Hasil uji validitas dan reliabilitas
a. Uji validitas item
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Arikunto dalam Riduan (2006:97) menjelaskan yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Apabila instrumen dikatakan valid, berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
menghitung validitas setiap item pernyataan adalah rank difference correlation yang dikenal dengan Spearman’s rho
=
= koefisien korelasi tata jenjang
D = Difference, sering dgunakan juga B singkatan dari Beda, Beda Skor antara subjek
N = Banyaknya subjek
Perangkat instrumen pengungkap pembuatan keputusan karir siswa diuji cobakan kepada 76 responden.uji coba dilakukan untuk menguji validitas setiap butir pernyataan dan menghitung koefisien reliabilitas instrumen.
Hasil perhitungan terhadap 43 item instrumen pembuatan keputusan karir siswa SMA Negeri 2 Cimahi , diperoleh sebanyak 10 item yang tidak valid yaitu item 1, 4, 8, 12, 14, 15, 22, 30, 31, 35 karena item tersebut memiliki kriteria validitas kurang dari 0,3 maka diperoleh 33 item yang valid.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Pembuatan Keputusan Karir
KESIMPULAN ITEM JUMLAH
Valid 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43
33
Tidak Valid 1, 4, 8, 12,14, 15, 22, 30, 31, 35 10
Jumlah 43
b. Uji reliabilitas item
“Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” Arikunto (2006:154). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan mampu memberikan data yang konsisten. Pengujian reliabilitas dalam penelitian, menggunakan rumus Alpha yang dikembangkan oleh Cronbach menggunakan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan :
= reliabilitas instrument K = banyaknya butir pernyataan
Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Reliabilitas Instrumen Suharsimi Arikunto (2004:247)
0,91 – 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0,71 – 0,90 Derajat keterandalan tinggi 0,41 – 0,70 Derajat keterandalan sedang 0,21 – 0,40 Derajat keterandalan rendah
< 20 Derajat keterandalan sangat rendah
Item yang digunakan sebagai instrumen pengungkap pembuatan keputusan karir siswa yakni indeks minimal 0.3 yaitu dengan 33 item yang valid dengan indeks reliabilitas 0.840 yang menunjukan derajat keterandalan tinggi, artinya instrumen memiliki tingkat keterandalan tinggi untuk dijadikan sebagai alat pengungkap data.
Tabel 3.6
E. Prosedur pengolahan data
Instrumen yang digunakan berupa angket. Angket yang digunakan merupakan angket untuk memperoleh profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
a. Menguraikan masing-masing komponen yang terdiri dari beberapa aspek dan indikator yang disusun dalam sebuah kisi-kisi.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
b. Menyusun sejumlah butir-butir item pernyataan positif atau negatif berdasarkan indikator pada kisi-kisi.
c. Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk memperoleh validitas instrumen penelitian. Berdasarkan hasil judgement dari ahli, masing-masing pernyataan dikelompokkan dalam kualifikasi memadai (dapat dipakai), kurang memadai (direvisi), atau tidak memadai (dibuang).
d. Menyebarkan instrumen kepada responden siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi untuk mengetahui gambaran profil kemampuan pembuatan keputusan karir siswa.
e. Menetapkan pola penyekoran instrumen dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Masing-masing pernyataan menyediakan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), kurang sesuai (KS),Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor setiap pernyataan berkisar antara 1 sampai dengan 5, sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh subjek.
F. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul, dan diolah adalah menganalisis data. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran Instrumen kemudian diolah dengan menetapkan tingkatan kemampuan pembuatan keputusan karir siswa, apakah berada dalam tingkatan, tinggi, sedang, atau rendah.
Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan siswa ke dalam tiga kriteria menurut Arikunto (2006:263-264) adalah sebagai berikut.
Ket:
X ideal : Rata-rata ideal X min : Skor minimal item X max : Skor maksimal item
Dalam penelitian ini skor max dan skor min dikalikan dengan jumlah item(n).
2. Menentukan nilai simpangan baku ideal (S ideal). Dengan menggunakan rumus: S ideal = 1/3 (X ideal)
Ket:
S ideal : Simpangan baku ideal X ideal : Rata-rata ideal
3. Menentukan batas kelompok
Dengan menggunakan rumus skor ideal, data dapat dikelompokkan dalam tiga ketegori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
a. Kelompok Atas
Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata +1 standar deviasi keatas;
b. Kelompok Sedang
Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan +1 standar deviasi;
c. Kelompok Bawah
Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan yang kurang dari itu.
Skor ideal = jumlah soal valid X skor terbesar = 33 X 5
= 165
Skor terendah = jumlah soal valid X skor terkecil = 33 X 1
= 33
Tinggi = X + Sd
= 99+33 = 132
Sedang = 67- 131
Rendah = X – Sd
= 99-33 = 66
Tabel 3.7
Kategori Kemampuan Keputusan Karir Siswa
Rentang Skor Kategori
132 Tinggi
67-131 Sedang
Setiap kategori mengandung pengertian, tersaji pada table 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.8
Makna kategori kecerdasan interpersonal siswa
Kategori Makna
Tinggi Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang tinggi (67-100%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, guna untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.
Sedang Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang sedang (34-66%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, artinya siswa cukup untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan. Rendah Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir
yang rendah (0-33%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, artinya siswa kurang mampu untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.
Tabel 3.9
Profil kemampuan pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi
Kategori
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut.
1. Persiapan
a. Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah Metode Riset.
b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.
c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cimahi. 2. Pelaksanaan
a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi penyusunan kisi-kisi, penimbangan instrumen, uji keterbacaan serta merevisi instrumen sesuai hasil penimbangan para ahli dan hasil keterbacaan siswa).
b. Melakukan uji coba angket pada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012
c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan. d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.
Implikasi layanan bimbingan untuk mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan karir siswa, diperoleh dengan menafsirkan kegiatan sebagai berikut.
2) Tahap uji rasional layanan bimbingan kepada pakar dan praktisi lapangan. Hal ini bertujuan untuk menilai kelayakan layanan bimbingan sebagai sebuah layanan bimbingan karir yang ideal namun tetap realistis.
3) Tahap penyempurnaan layanan bimbingan Berdasarkan hasil uji kelayakan layanan bimbingan yang telah dilakukan, selanjutnya layanan bimbingan disempurnakan dan dinyatakan sebagai layanan bimbingan yang memiliki kelayakan untuk diujicobakan.
3. Pelaporan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki tingkat pembuatan keputusan karir pada kategori sedang. Artinya, secara rata-rata siswa telah mencapai tingkat pembuatan keputusan karir yang belum maksimal pada setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan karirnya. Gambaran umum indikator pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki hasil: (1) pemahaman diri terhadap kekuatan dan kelemahan terhadap dirinya mencapai kategori sedang; (2) pertimbangan kemandirian terhadap dampak baik dan buruk jika menggantungkan pilihan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan pada oran lain, dan kebebasan dalam menentukan pilihan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan mencapai kategori sedang; (3) peluang lingkungan yang efektif terhadap pemahaman jurusan di perguruan tinggi dan pekerjaan mencapai kategori tinggi; (4) kesiapan pembuatan keputusan mencapai kategori sedang; (5) penilaian keterlibatan terhadap lanjutan pendidikan dan pekerjaan mencapai kategori tinggi; (6) pilihan aktivitas penunjang terhadap kelanjutan pendidikan dan pekerjaan mencapai kategori sedang. Secara umum pembuatan keputusan karir Siswa SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 berdasarkan indikator berada pada tingkat pencapaian yang relatif merata, yaitu berada pada kategori sedang.
kebutuhan penyusunan program.Program bimbingan dan konseling yang disusun memuat komponen-komponen seperti rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran program, komponen program, rencana operasional, rencana operasional, pengembangan tema/topik, pelaksana program dan evaluasi program. Secara keseluruhan setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan karir dijadikan landasan pengembangan program, namun yang menjadi prioritas adalah indikator-indikator pencapaian sedang pada setiap aspek, yaitu pada aspek pengetahuan tentang diri, seperti: a) pemahaman diri , b) pertimbangan kemandirian; sedangkan pada aspek sikap a) kesiapan pembuatan keputusan, b) pilihan aktivitas penunjang tentang kelanjutan pendidikan dan pekerjaan. Penyusunan program disesuaikan berdasarkan input ketiga penimbang yang menghasilkan perbaikan-perbaikan konten
program, seperti penulisan judul, penggunaan huruf kapital (seperti pada: Layanan dasar, seharusnya: Layanan Dasar, dst), penggunaan strategi bimbingan pada Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) yang belum sesuai dengan pengembangan materi layanan, kesesuaian dasar pemikiran dengan isi program, waktu pemberian bimbingan, manfaat format evaluasi dalam menilai pelaksanaan program, serta menyediakan daftar lampiran.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan mengenai pembuatan keputusan karir, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasinya:
1. Bagi Guru Bimbingan Konseling/Konselor SMA Negeri 2 Cimahi
siswa untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir Rekomendasi tersebut antara lain:
a. Guru bimbingan konseling hendaknya memverifikasi secara menyeluruh profil pembuatan keputusan karir siswa yang dihasilkan penelitian ini, melakukan pengukuran tingkat pembuatan keputusan kair pada setiap jenjang tahun akademik sebagai analisis kebutuhan penunjang, memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap siswa yang memiliki pembuatan keputusan karir yang rendah dengan memperhatikan aspek pemahaman terhadap dirinya dan sikap yang mana merupakan kesatuan utuh dalam pembentukan keputusan karir siswa.
b. Guru bimbingan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program khusus yang bekaitan dengan upaya peningkatan pembuatan keputusan karir siswa dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Program bimbingan karir yang berhubungan dengan pembuatan keputusan karir yang dipandang relevan dapat diaplikasikan oleh guru bimbingan konseling tersebut serta melakukan sosialisasi hasil perumusan program bimbingan karir untuk meningkatkan pembuatan keputusan karir siswa.
c. Sebelum memberikan treatment baik itu treatment yang berupa konseling individual ataupun kelompok, guru bimbingan konseling dapat berkoordinasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas untuk memperoleh data mengenai kondisi belajar dan keseharian siswa yang berkaitan dengan tingkat pembuatan keputusan karir siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi di antaranya, yaitu:
a. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program bimbingan karir untuk meningkatkan pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi atau terhadap siswa-siswi di sekolah pada semua jenjang pendidikan lainnya.
b. Melaksanakan uji coba dengan sampel seluruh tingkatan kelas X, XI, XII SMA, menggunakan metode eksperimen.
Ananda Karina Prameswari, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiamin, Amin. ( 2002). Manajemen Layanan Bimbingan Karir pada SMU Negeri di Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Psikopedagogika Vol.2 November 2002, 259-266.
Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Dillard, John Milton. (1985). Life Long Career Planning. Columbus Ohio: A Bell & Howell Company.
Gati, Itamar. (2001). ”High School Students’ Career – Related Decision Making
Difficults”. Dalam Jurnal Of Counseling and Development Vol. 79,331-341.
Hayadin. (2007). Pengambilan Keputusan Profesi pada Siswa. [Online]. Tersedia: http://www.masadepanku..net [10 Februari 2010]
Healy, C. C. (1982). Career Development Counseling Through the Life Stage. Boston: Allyn & Baconv.
Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
Munandir. (1996). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Muro, James J & Kottman, Terry. (1995). Guidence and Counseling In Elemetary and Middle School. A Practical Approach. Wisconsin: Wm. C. Brown Communication. Inc.
Natawidjaja, Rochman. (1985). Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung : Depdikbud.
Ananda Karina Prameswari, 2013
Nurihsan, Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagi Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Osipow, John Crites. (1983). Career Counseling Models, Methode and Materials. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.
Riduan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Santrock, J. W. (2003). Adolesence. Alih Bahasa. (2003). Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sharf, Richard S. (1992). Applying Career Development Theory f Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Sutarno. (2009). Teori Kognisi Jean Piaget. [Online]. Tersedia: http//www.psysicsmaster.orgfree.com (4 Januari 2011)
Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Madani Production.
Sukardi, Dewa Ketut. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Supriatna, Mamat. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia & PT. Remaja Rosdakarya.
Ananda Karina Prameswari, 2013
Yusuf, S., dkk. (2004). Pengembangan Diri : Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa. Bandung: UPT LBK UPI .