• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA: Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA: Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Eksperimen SemuTerhadap Peserta Didik Kelas IX

SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

LARAS BETHARI RAGASUKMASUCI 0806879

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan

Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik

Sekolah Menengah Pertama

(Penelitian Eksperimen SemuTerhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Laras Bethari Ragasukmasuci 0806879

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Laras Bethari Ragasukmasuci 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA

(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP. 19600829 198703 1 002

Pembimbing II,

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828 200312 1 002

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

ABSTRAK

Laras Bethari Ragasukmasuci. (2013). Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Tujuan umum dari penelitian ini untuk menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu dengan desain penelitian non equivalent control group design. Teknik sampling yang digunakan yaitu Simple Random Sampling. Metode dan desain penelitian ini digunakan untuk menguji keefektifan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir dengan jumlah masing-masing kelas 39 orang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan membandingkan hasil pretest dan posttest. Instrumen yang digunakan yaitu angket kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik SMP.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) tingkat kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik secara umum berada kategori tinggi dengan presentase 68,50% berada pada kategori tinggi, 31,50% berada pada kategori sedang dan 0,0% berada pada kategori rendah; (2) rumusan program bimbingan karir yang dinyatakan layak oleh para pakar dan praktisi meliputi: Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Program, Tahapan Kegiatan, Pengembangan Topik, Evaluasi dan Tindak Lanjut dan Indikator Keberhasilan serta Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan (SKLBK); (3) program bimbingan karir untuk meingkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir terbukti efektif dengan adanya peningkatan yang signifikan pada kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik.

Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian, yaitu (1) bagi guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan program bimbingan karir ini untuk diterapkan di seluruh peserta didik kelas IX berdasarkan analisis kebutuhan; dan (2) bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan program bimbingan karir pada jenjang pendidikan, jenis sekolah (MTs dan MA) dan desain penelitian yang berbeda.

(6)

ABSTRAC

Laras Bethari Ragasukmasuci. (2013). Career Guidance Program To Improve Skills Career Decision Making Junior High School Students (Quasi-Experimental Research of 9th grade Students of SMPN 9 Bandung Academic Year 2012/2013)

The general objective of this research is to produce an effective career guidance program to enhance the ability of making career decisions learners. The method of research used quasi-experimental methods are by design research on non-equivalent control group design. The sampling techniques used are simple random sampling. The method and design of the study was used to test the effectiveness of career guidance programs to enhance the ability of making career decisions with the number of each class of 39 students and grade control experiment by comparing the results of pretest and posttest. The instrument used are the now the career decision making ability junior high school students.

The research results obtained are: (1) the career decision making ability level of students in general are high percentage 68,50% is high category, 31,50% are on the category and the category is at 0,0% low; (2) formulation of career guidance program that us declared feasible by experts and practitioners include: rational, objective needs, program description, event stage, development topics, evaluation and follow-up and indicators of success as well as the activities of the counselling unit; (3) career guidance program to raise the ability of making career decisions proved effective in the presence of a significant increase in career decesion making ability learners.

Recommendations based on the results of research, namely (1) the guidance and counselling for teachers can use this for career guidance program applied throughout students class IX based on need analysis; and (2) for the next reseacher is expected to develop a program of career guidance at the level education, type of school (MTs and MA) and different research design.

Keywords: Career Guidance Program, Career Decision Making, Junior High

(7)

Laras Bethari Raga Laras Bethari Raga Sukmasuci, 2013

Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembatuan Keputusan Karir Peserta DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GRAFIK viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 7

C. Penjelasan Istilah 8

D. Tujuan Penelitian 13

E. Manfaat Penelitian 13

F. Kerangka Penelitian 15

BAB II KONSEP KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR

16

A. Konsep Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir 16

B Konsep Program Bimbingan Karir 30

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 47

BAB III: METODE PENELITIAN 51

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 51

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 54

C. Definisi Operasional Variabel 55

(8)

Laras Bethari Raga Laras Bethari Raga Sukmasuci, 2013

Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembatuan Keputusan Karir Peserta

E. Teknik Pengumpulan Data 64

F. Analisis Data 65

G. Prosedur dan Tahap Penelitian 71

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74

A. Hasil Penelitian 74

B. Pembahasan Hasil Penelitian 102

C. Keterbatasan Penelitian 126

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 128

A. Kesimpulan 128

B. Rekomendasi 129

DAFTAR PUSTAKA 131

(9)

Laras Bethari Raga Sukmasuci, 2013

Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembatuan Keputusan Karir Peserta BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cita-cita bangsa Indonesia yang disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang dilaksanakan melalui pendidikan. Hal tersebut senada dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 yang berisi sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”

Fungsi tersebut bermakna bahwa pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Melalui pendidikan, potensi individu berkembang menjadi individu yang berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi seorang yang bertanggung jawab. Tujuan tersebut dicapai dengan kegiatan pembelajaran secara formal maupun informal pada setiap jenjang pendidikan.

(10)

yang akan dimasuki dan memilih jurusan- jurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masalah yang penting di SMP.”

Pada fase perkembangan, peserta didik SMP berada pada rentang usia 12-14 tahun digolongkan pada fase awal pubertas. Hal tersebut senada dengan pendapat Kartono (2007:149), bahwa:

Masa remaja terbagi ke dalam empat fase, yaitu (1) fase awal pubertas, disebut pula masa pueral atau pra-pubertas yang terjadi pada umur 12-14 tahun; (2) fase menentang-kedua, fase negatif, Trotzalter kedua, periode Verneinung; (3) fase pubertas sebenarnya, mulai umur 14 tahun; dan (4) fase adolensi, mulai usia 17 tahun sampai sekitar 21 tahun.

Kartono (2007: 148), menambahkan, “...yang sangat menonjol pada periode pueral ialah kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, dengan mana anak muda mulai meyakini kemauan, potensi dan cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut ia berusaha menemukan jalan hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti kebaikan, keluruhan, kebijaksanaan, keindahan dan sebagainya.”

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget (Syahbana, 2012:47):

„..anak seusia SMP (12-15 tahun) belum sepenuhnya dapat berpikir abstrak, dalam pembelajarannya kehadiran benda-benda konkrit masih diperlukan. Meski begitu harus pula mulai dikenalkan benda-benda semi konkrit. Namun pada level SMP ini, peserta didik sudah mulai dapat menerapkan pola berpikir yang dapat mengiringnya untuk memahami dan memecahkan permasalahan.‟

(11)

biasanya membuat karir pertama mereka terkait dengan keputusan selama masa remaja. Keputusan tersebut mungkin memiliki konsekuensi seumur hidup untuk masa depan kejuruan individu, kesejahteraan psikologis, kesehatan dan

penerimaan sosial.”

Kemampuan membuat suatu keputusan mutlak adanya bagi setiap individu. Ragam kehidupan dengan segala dinamika dan permasalahannya bermuara kepada keharusan seseorang membuat keputusan yang tepat, cerdas dan dilakukan secara bertanggung jawab. Suatu keputusan yang dibuat dianggap tepat jika keputusan tersebut didasarkan pada sejumlah pertimbangan yang memperhatikan segala faktor. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Santrock (2007: 362), bahwa “...membuat keputusan adalah sebuah pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan.”

Dalam lembaga pendidikan, peserta didik dengan rentang usia 12-14 tahun termasuk kepada tingkat ketiga atau SMP kelas sembilan. Supriatna (2010: 22), menjelaskan bahwa:

Posisi peserta didik sekolah menengah sedang berada pada tahap eksplorasi dalam perkembangan karirnya, salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik adalah mengenal keterampilan membuat keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir.

Manrihu (1992:139), mengemukakan bahwa:

Peserta didik sekolah menengah, khususnya kelas sembilan sekolah menengah pertama dan kelas sepuluh sekolah menengah atas, merupakan saat-saat pilihan formal khas dalam kehidupan peserta didik, saat-saat-saat-saat di mana individu dihadapkan pada tekanan-tekanan luar untuk mengambil suatu keputusan publik dan secara potensial merupakan jangka panjang antara alternatif-alternatif yang diperlombakan. Keputusan itu tercermin dalam ekspektasi-ekspektasi pilihan mata pelajaran khusus, sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan yang akan dimasuki atau akan langsung bekerja.

(12)

merupakan hal yang mudah bagi peserta didik. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Santrock (2007:485), bahwa “..banyak remaja yang berada dalam kebimbangan, ketidakpastian dan stress dalam membuat keputusan.”

Pendapat tersebut diyakinkan oleh Friedeman (Gati, 2001:331), yang melakukan penelitian pada tahun 1991 kepada 1843 remaja di Israel tentang keputusan yang harus dipilih oleh remaja kelas IX, X dan XI. Pembuatan keputusan tersebut terkait dengan memilih sekolah menengah lanjutan bagi kelas IX, memilih jurusan bagi kelas X, dan menentukan pilihan pekerjaan dalam dunia militer bagi kelas XI. Hasil dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa masalah yang banyak dihadapi oleh peserta didik adalah masalah kependidikan (43% dari masalah berkisar tentang pendidikan dan karir). Masalah yang paling serius dihadapi oleh peserta didik dari 43% yang berada dalam masalah pendidikan adalah dalam memilih jurusan yakni sebesar 46% dan memilih sekolah menengah sebanyak 26%.‟

Creed, Patton, dan Prideaux (Udoro, 2010), di dalam jurnal penelitiannya pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa:

Sebanyak 50% peserta didik mengalami kebingungan dalam pengambilan keputusan. Salah satu faktornya adalah begitu banyak pilihan jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan yang tersedia, dan kebutuhan untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan serta tujuan apa yang dibutuhkan dalam pilihan karir tersebut. Selain itu, terbatasnya eksplorasi dan pengalaman pada role model karir maka minat dan aspirasi siswa berkaitan dengan bidang karir tertentu sering kali menjadi stereotipe, terbatas, dan berubah-ubah. Terbatasnya informasi berbagai pekerjaan yang ada dalam masyarakat tentunya membuat peserta didik menjadi berpikir untuk memilih sesuai apa yang ia ketahui.

(13)

dihadapi ketika memilih sekolah lanjutan dan 72% peserta didik belum berani mengungkapkan ide atau gagasan tentang sekolah lanjutan yang diinginkan.

Hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan karir. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah tidak hanya menyediakan program akademik saja, tetapi juga harus dilengkapi dengan program layanan bimbingan dan konseling. Pada konteks pendidikan jalur formal, bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program pendidikan yang membantu peserta didik agar dapat menyelesaikan tugas perkembangannya secara optimal, berikut menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dirasakan peserta didik, baik yang berkaitan dengan permasalahan belajar, pribadi, sosial maupun karir.

Bimbingan karir merupakan salah satu bidang layanan dari bimbingan dan konseling. Gani (1987:10) mengemukakan bahwa:

Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap peserta didik, agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya, dan mengambil sebuah keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat; sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan karir yang dipilihnya.

Yusuf (2009:56) mengemukakan bahwa:

Bimbingan karir bertujuan membantu peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal pendidikan lanjutan dan dunia kerja, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Melalui bimbingan karir peserta didik mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab atas yang diambilnya sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Bimbingan karir di sekolah sangatlah penting dalam membantu peserta didik agar dapat melakukan pilihan dan membuat keputusan karir berdasarkan informasi dan saran yang diberikan oleh konselor. Hal tersebut sesuai dengan prinsip bimbingan karir yang dikemukakan oleh Supriatna (2010: 15) bahwa

(14)

menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan karir melalui pembuatan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan itu.”

The National Vocational Guidance Association, 1982 (Manrihu, 1992: 19) bimbingan karir didefinisikan sebagai:

Aktivitas-aktivitas dan program-program yang membantu individu-individu mengasimilasikan dan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan apresiasi-apresiasi yang berkaitan dengan; (1) pengenalan diri, yang meliputi hubungan seseorang dengan ciri-ciri dan persepsi-persepsinya sendiri, serta hubungannya dengan orang lain dan lingkungan; (2) pemahaman/pengenalan terhadap karir masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya; (3) kesadaran akan waktu yang bisa berperan dalam kehidupan seseorang; (4) pemahaman akan perlunya dan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan karir; (5) pemahaman terhadap informasi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencapai pemenuhan diri dalam pekerjaan dan waktu luang; dan (6) mempelajari dan menerapkan proses pengambilan keputusan karir.

Salah satu upaya untuk membantu peserta didik menghadapi masalah karir tersebut yaitu dengan menyusun sebuah program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membuat keputusan karir peserta didik.

Program bimbingan merupakan rencana kegiatan yang disusun secara operasional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Faktor itu berupa masukan yang terdiri dari aspek tujuan, jenis kegiatan, personil, waktu, teknik atau strategi, pelaksanaan dan fasilitas lainnya (Suherman dan Sudrajat, 1998: 1).

Munandir (1996:249) menyebutkan bahwa:

Ada dua pengertian dasar yang melandasi penyusunan program bimbingan karir, yaitu program harus bertolak dari kebutuhan dan program merupakan alat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kebutuhan yang melandasi penyusunan program bimbingan karir terutama yang menyangkut pekerjaan, artinya kebutuhan untuk perencanaan karir dan pemecahan masalah pemilihan karir.

(15)
(16)

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan pada pembahasan sebelumnya, peserta didik SMP khususnya kelas sembilan diharapkan mampu membuat keputusan karir dalam memilih kelanjutan karirnya sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya. Namun pada kenyataannnya, membuat keputusan karir bukan merupakan hal yang mudah bagi peserta didik. Kesulitan yang dihadapi dalam membuat keputusan, membuat mereka menyerahkan pilihan jenjang sekolah lanjutan pada orangtua daripada pilihannya sendiri. Peserta didik juga terpengaruh oleh pilihan teman tanpa memperhatikan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Santrock (2008:485), bahwa “banyak remaja yang kebimbangan, ketidakpastian dan stress dalam pembuatan keputusan.”

Pembuatan keputusan merupakan salah satu layanan yang terpenting dalam bimbingan karir, karena kemampuan membuat keputusan merupakan tahap perkembangan karir yang harus dilewati oleh setiap peserta didik yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bimbingan karir diarahkan untuk membantu peserta didik agar dapat melakukan pilihan dan membuat keputusan karir. Bimbingan karir juga berperan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada peserta didik. Oleh karena itu, bimbingan karir tidak hanya sekedar memperhatikan hak peserta didik untuk membuat pilihan atau keputusan sendiri, tetapi juga membantu individu agar memperoleh keterampilan dalam mengembangkan cara-cara pemenuhan putusan itu secara bertanggungjawab (Supriatna, 2010:15).

Bimbingan karir sebagai salah satu bidang dari bimbingan dan konseling mampu menjadi solusi untuk mengentaskan permasalahan karir yang dialami oleh peserta didik SMP. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir (Depdiknas, 2008: 199-200) diantaranya:

(1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan pekerjaan) yang terkait dengan pekerjaan, (2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir, (3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, (4) memahami relevansi kompetensi belajar, (4) Membentuk identitas karir, (5) memiliki kemampuan merencanakan masa depan, (6) Dapat membentuk pola-pola karir, (7) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat, dan (8) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan karir.

(17)

memahami dirinya, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkan, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab atas keputusannya itu. Sehingga upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah penelitian yang dapat menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membuat keputusan karir peserta didik.

Masalah utama yang harus segera dijawab melalui penelitian ini adalah program bimbingan karir seperti apa yang dapat meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik? Masalah pokok tersebut secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir yang layak menurut pakar dan praktisi?

3. Bagaimana gambaran efektivitas program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Penjelasan Istilah

Rumusan masalah di atas memiliki dua istilah yang harus dijelaskan, yaitu kemampuan membuat keputusan karir dan program bimbingan. Kedua istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Kemampuan Membuat Keputusan Karir

Para ahli seperti Tolbert, Gati, Sharf, Krumboltz, Dillard, Amundson dan Supriatna mengungkapkan pengertian kemampuan membuat keputusan karir sebagai berikut.

Tolbert (Manrihu, 1992:33-34), menyebutkan istilah pengambilan keputusan karir untuk pembuatan keputusan karir. Ia menjelaskan bahwa

(18)

yang digunakan dan dianalisis atas dasar prosedur-prosedur yang eksplisit dan hasilnya dievaluasi sesuai dengan yang diinginkan.‟

Menurut Gati (2001:331), “pembuatan keputusan karir merupakan proses yang dilakukan oleh inividu untuk mencari alternatif-alternatif karir, membandingkan serta menetapkan karir.”

Supriatna (2010:54), menjelaskan bahwa “pembuatan keputusan karir berarti proses penentuan pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung atau relevan dengan karir masa depan peserta didik.”

Dillard (1985:56), menjelaskan bahwa “pembuatan keputusan merupakan hal penting dalam perencanaan karir.”

Dalam proses tersebut akan diketahui seberapa tepat individu membuat keputusan akan menentukan seberapa efektif ia berada dalam mencapai tujuan karir. Lebih lanjut Dillard menambahkan bahwa pembuatan keputusan karir membutuhkan seperangkan keterampilan, diantaranya individu mempelajari perilaku, menggambarkan cara untuk memecahkan masalah dan kemudian membuat keputusan.

Amundson (1995:11), menjelaskan bahwa “pembuatan keputusan karir adalah proses yang terjadi sepanjang hidup sebagai usaha yang dilakukan individu untuk perubahan melalui keterampilan dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan pengalaman hidup lainnya.” Amundson menambahkan bahwa, untuk memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir, individu membutuhkan kesadaran tidak hanya dalam teknik pembuatan keputusan tetapi juga adanya keinginan untuk membentuk persepsi, mengetahui apa yang menentukan dalam sebuah keputusan, memahami bahaimana keputusan itu dibuat dan memahami bagaimana hasil keputusan itu dilaksanakan.

Sharf (1992: 157-158), mengungkapkan bahwa:

(19)

suatu karir dengan kemampuan bakat, minat, serta pengetahuan tentang pentingnya pembuatan keputusan karir secara mandiri, (b) aspek sikap terhadap penilaian keterlibatan, keinginan mempelajari informasi serta aktivitas penunjang, dan (c) aspek keterampilan pembuatan keputusan karir mengacu kepada penggunaan pengetahuan dan penggunaan pikiran dalam pembuatan keputusan karir.

Sejalan dengan pendapat di atas, Supriatna (2010: 55), mengungkapkan bahwa:

Kemampuan membuat keputusan karir didasarkan oleh tiga hal yaitu pengetahuan, kesiapan dan keterampilan sebagai berikut: (a) pengetahuan ditandai dengan indikator-indikator yang meliputi: pemahaman diri, tujuan hidup, lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja. (b) kesiapan ditunjukkan dengan indikator keyakinan dan keinginan. (c) keterampilan membuat keputusan merupakan tindakan nyata atau in action.

Krumboltz, 1979 (Gladding, 2012: 416) menyatakan bahwa:

Ada empat faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan karir seseorang yaitu: (a) faktor genetik merupakan faktor bawaan yang telah dimiliki oleh individu seperti jenis kelamin, penampilan fisik, dan bakat yang dimilikinya; (b) kondisi lingkungan merupakan pengaruh-pengaruh yang berada diluar kontrol sesorang tetapi menunjang individu seperti dimana individu tersebut tinggal dan keadaan sosial masyarakatnya; (c) pengalaman belajar merupakan pengalaman individu dalam membuat sebuah keputusan, dari pengalaman yang telah didapat individu dapat mempelajarinya dan selanjutnya mampu membuat keputusan yang tepat; dan (d) keterampilan pendekatan tugas merupakan pemahaman individu untuk menentukan pilihan dalam membuat keputusan karir dengan memahami tujuan membuat keputusan karir, memahami nilai-nilai, menganalisis alternatif yang ada dan mencari informasi yang menunjang dalam pemilihan karir. Keempat faktor tersebut saling berinteraksi dan menghasilkan tiga konsekuensi, yaitu: (a) generalisasi observasi diri adalah kesimpulan yang didapat setelah individu memahami dirinya dengan seksama mengenai sikap dan keterampilan yang menonjol pada dirinya; (b) generalisasi pandangan dunia timbul dari hasil belajar dari pengalaman ketika berhubungan dengan lingkungan sekitar; dan (c) tindakan adalah penerapan dari hasil belajar yang telah diperoleh seperti membuat daftar sekolah favorit yang akan dituju.

(20)

pertimbangan lingkungan, pembuatan keputusan karir secara mandiri dam pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karir. Aspek sikap ditandai dengan keyakinan diri, keinginan diri, dan keterlibatan diri. Aspek keterampilan ditandai dengan kemandirian, keluwesan dan bertanggungjawab dalam pembuatan keputusan karir.

Secara operasional, yang dimaksud dengan kemampuan pembuatan keputusan karir dalam penelitian ini adalah respon peserta didik SMP kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 terhadap pernyataan tertulis tentang proses penentuan pilihan kelanjutan studi yang dibatasi pada aspek pengetahuan dan sikap.

a. Aspek pengetahuan ditunjukkan dengan indikator; (1) kesadaran diri; (2) pengidentifikasian nilai; (3) pertimbangan lingkungan; (4) pembuatan keputusan karir secara mandiri; dan (5) pemahaman langkah-langkah pmbuatan keputusan karir.

b. Aspek sikap ditunjukkan dengan indikator; (1) keyakinan diri; (2) keinginan diri; dan (3) keterlibatan diri

2. Program Bimbingan Karir

Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan formal terlaksana dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan tersebut terselenggara dalam suatu program bimbingan.

Suherman dan Sudrajat (1998: 1), mengemukakan, “program bimbingan merupakan rencana kegiatan yang disusun secara operasional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Faktor itu berupa masukan yang terdiri dari aspek tujuan, jenis kegiatan, personil, waktu, teknik atau strategi, pelaksanaan dan fasilitas lainnya.”

(21)

Layanan bimbingan sebagai bagian integral dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah tidak akan mencapai sasarannya apabila tidak dilandasi pada program yang bermutu. Artinya, program bimbingan dan konseling merupakan aspek penting yang harus ada dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Program bimbingan dan konseling di sekolah terdiri dari program bimbingan pribadi – sosial, program bimbingan akademik dan program bimbingan karir.

Munandir (1996:249), menyebutkan bahwa:

Ada dua pengertian dasar yang melandasi penyusunan program bimbingan karir, yaitu program harus bertolak dari kebutuhan dan program merupakan alat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kebutuhan yang melandasi penyusunan program bimbingan karir terutama yang menyangkut pekerjaan, artinya kebutuhan untuk perencanaan karir dan pemecahan masalah pemilihan karir.”

Herr (Manrihu, 1988: 18), menyatakan bahwa:

Bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan dan waktu luang, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya.

Winkel (1991: 613-614) menjelaskan mengenai program bimbingan karir bahwa:

Program bimbingan karir bercirikan aspek-aspek berikut: (a) terpusat pada peserta didik, yang mengandung tuntutan bahwa program bimbingan harus memberikan serangkaian pengalaman yang dibutuhkan oleh para peserta didik untuk meningkatkan perkembangan karir; (b) berorientasi pada lingkungan sosial, ekonomi dan budaya yang mengelilingi siswa; (c) terarah pada kemampuan peserta didik yang dibutuhkan untuk dapat merencanakan masa depannnya dan mengimplementasikan masa depannya itu dalam tindakan nyata.

(22)

yang telah diberikan. Struktur program bimbingan yang dibuat berisi rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, komponen program, tahapan kegiatan, pengembangan tema, pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, evaluasi program, tindak lanjut dan indikator keberhasilan.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX di SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data empirik mengenai:

1. Profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013;

2. Rumusan program bimbingan karir yang layak menurut pakar dan praktisi.

3. Efektivitas program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat dalam rangka pengembangan konsep program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan kekputusan karir peserta didik kelas IX Sekolah Menegah Pertama.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi Guru Bimbingan dan Konseling dan penelitian selanjutnya.

(23)

Bagi penelitian selanjutnya, dapat mengembangkan pengungkapan profil kemampuan pembuatan keputusan karir yang masih terbatas pada dua aspek yaitu pengetahuan dan sikap, menjadi tiga aspek utuh kemampuan pembuatan keputusan karir dengan ditambah aspek keterampilan; dapat mengembangkan penelitian dengan tema yang sama, namun pada populasi dan sampel yang berbeda. Diantaranya pada peserta didik SD, MTs, SMA, SMK, MA dan mahasiswa di perguruan tinggi. Sehingga dapat menghasilkan profil kemampuan pembuatan keputusan karir pada jenjang yang lebih luas; dan dapat mengembangkan metode penelitian dengan menggunakan metode lain, seperti eksperimen murni dengan memberikan perlakuan tidak hanya kepada kelas eksperimen namun juga kepada kelas kontrol, sehingga dapat diketahui perubahan kemampuan pembuatan keputusan karir pada peserta didik pada kedua kelompok sampel.

F. Kerangka Penelitian

(24)

Gamb

PENDAHULUAN Identifikasi Masalah

Studi Lapangan

Instrumen Terstandar Penyusunan

Instrumen

Judgement ke Pakar

Studi Pustaka

Uji Keterbacaan

Uji Validitas dan Realibillitas

Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan

Karir Peserta Didik Kelas IX SMP Program Bimbingan Karir

untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan

Keputusan Karir Pre-test

Treatment

Post-test

Program Bimbingan Karir yang Efektif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik PELAKSANAAN

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, populasi penelitian dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya adalah sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung yang berlokasi di Jalan Semar Nomor 5 Bandung. Sekolah ini memiliki motto “BISA”, yaitu Berprestasi, Inovatif, Sukses dan Antusias. Motto tersebut didukung dengan salah satu tujuan sekolah yaitu terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non akademik pada tingkat nasional dan internasional. Maka untuk memenuhi salah satu tujuan sekolah tersebut, peserta didik perlu untuk mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan karir agar kelak mampu memilih kelanjutan karir sesuai dengan kualitas akademiknya.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Populasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut.

a. Sharf (1992:123), mengemukakan bahwa “peserta didik sekolah menengah berada pada tahapan eksplorasi karir dalam perkembangan karirnya.” Salah satu tugas pada tahap eksplorasi karir adalah mengenal keterampilan membuat keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir.

b. Dilihat dari jenjang pendidikan, peserta didik SMP kelas IX berada pada situasi pemilihan karir dan harus membuat keputusan mengenai pilihan karirnya.

(26)

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah

1 IX – 1 39

2 IX – 2 42

3 IX – 3 38

4 IX – 4 39

5 IX – 5 41

6 IX – 6 40

7 IX – 7 42

8 IX – 8 39

9 IX – 9 39

10 IX – 10 39 11 IX – 11 40

Jumlah Total 438

3. Sampel Penelitian

Sugiyono (2012:118), menjelaskan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Pengambilan sampel untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Arikunto (2010:177), menjelaskan bahwa “penggunaan teknik Simple Random Sampling

dilakukan karena peneliti ingin memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel dengan cara setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, lalu diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek.”

(27)

Tabel 3.2

Tingkat Ketercapaian Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Rata-Rata Kesimpulan

IX-1 32 82,05% 7 17,9% 0 0% 39 199 Tinggi IX-2 30 71,43% 12 28,6% 0 0% 42 194 Tinggi IX-3 27 71,05% 11 28,9% 0 0% 38 193 Tinggi IX-4 24 61,54% 15 38,5% 0 0% 39 193 Tinggi IX-5 27 65,85% 14 34,1% 0 0% 41 192 Tinggi IX-6 29 72,50% 11 27,5% 0 0% 40 193 Tinggi IX-7 33 78,57% 9 21,4% 0 0% 42 192 Tinggi IX-8 22 56,41% 17 43,6% 0 0% 39 189 Tinggi IX-9 21 53,85% 18 46,2% 0 0% 39 189 Tinggi IX-10 26 66,67% 13 33,3% 0 0% 39 193 Tinggi IX-11 29 72,50% 11 27,5% 0 0% 40 192 Tinggi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan program bimbingan yang telah dibuat dalam meningkatkan kemampuan membuat keputusan karir peserta didik, sehingga sampel yang dibutuhkan adalah peserta didik yang berada di kelas yang memiliki rata-rata skor terendah pada pada profil kemampuan pembuatan keputusan karir yang diidentifikasi menggunakan instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir. Berdasarkan profil tingkat ketercapaian kemampuan pembuatan keputusan karir kelas IX pada tabel 3.2, maka kelas yang memiliki rata-rata skor terendah adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Kategori Sampel Kelas Jumlah Peserta Didik

Kelas Eksperimen IX-9 39 orang

Kelas Kontrol IX-8 39 orang

(28)

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang program bimbingan untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik adalah pendekatan kuantitatif. Sugiyono ( 2012 : 14) mengartikan pendekatan kuantitatif sebagai:

Pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini merupakan pengkajian secara rinci terhadap kemampuan peserta didik dalam pembuatan keputusan karir dengan menggunakan instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik sehingga dihasilkan suatu data ilmiah.

Data yang dihasilkan merupakan profil kemampuan peserta didik dalam pembuatan keputusan karir. Profil kemampuan peserta didik dalam pembuatan keputusan karir kemudian dianalisis dan dijadikan landasan untuk membuat program bimbingan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik.

2. Metode Penelitian

(29)

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental (eksperimen semu). Penelitian eksperimen semu memiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini mempunyai dua kelompok yang tidak dipilih secara acak, kemudian diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui keadaan apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengaruh perlakuan adalah ( - ) – ( - (Sugiyono, 2012:116).

Skema Nonequivalent Control Group Design digambarkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.4

Skema Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

P : Kelompok eksperimen dan kontrol peserta didik SMP kelas IX yang dipilih dengan tujuan tertentu

O1 & O3 : Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pre-test untuk

mengetahui kemampuan awalnya

O2 : Kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan

O4 : Kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan

X : Perlakuan

(Sugiyono, 2012:116) C. Definisi Operasional Variabel

Secara operasional terdapat dua konsep pokok dalam penelitian ini, yaitu kemampuan membuat keputusan karir dan program bimbingan karir.

1. Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik

Secara operasional, yang dimaksud dengan kemampuan pembuatan keputusan karir dalam penelitian ini adalah respon konseli yaitu peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 terhadap pernyataan tertulis

(30)

tentang proses penentuan pilihan kelanjutan studi yang dibatasi pada aspek pengetahuan dan sikap sebagai berikut:

a. Aspek pengetahuan ditunjukkan dengan indikator; (1) kesadaran diri; (2) pengidentifikasian nilai; (3) pertimbangan lingkungan; (4) pemahaman dalam pembuatan keputusan karir; dan (5) pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karir.

b. Aspek sikap ditunjukkan dengan indikator; (1) keyakinan diri; (2) keinginan diri; dan (3) keterlibatan diri.

2. Program Bimbingan Karir

Dalam penelitian ini, program bimbingan karir adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang disusun berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang dilaksanakan dalam bentuk Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling. Secara umum program bimbingan karir ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung.

Program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik terdiri dari tujuh komponen dasar, yaitu: (a) kesadaran diri; (b) pengidentifikasian nilai dengan mengenal macam-macam nilai yang berkembang serta kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari; (c) pertimbangan lingkungan dalam memilih kelanjutan pendidikan; (d) pembuatan keputusan karir secara mandiri; (e) pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karir; (f) keyakinan diri dalam melanjutkan studi; (g) keinginan diri untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi; dan (h) keterlibatan diri dalam aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studi.

(31)

keputusan karir peserta didik kelas IX SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen diberikan pada pada peserta didik, terlebih dahulu melalui proses pengembangan instrumen yang dilakukan dengan langkah-langkah ,antara lain sebagai berikut.

1. Jenis Instrumen Penelitian

Arikunto (2010:133), menjelaskan bahwa “instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dalam mengumpulkan data.” Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Sugiyono (2012: 194) menjelaskan bahwa “angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.”

Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan (Riduwan, 2002:26).

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Riduwan (2002:27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Skala yang digunakan sebagai pedoman pemberian skor pada angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale. Riduwan (2012:28), mengemukakan “...dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari dari data kualititatif yang sudah tersedia tersebut, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dengan demikian bentuk rating scale

(32)

Alternatif respon pernyataan yang digunakan ialah skala empat. Keempat alternatif respon tersebut yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS). Alasan menggunakan skala empat didasari oleh pendapat Arikunto (2010: 284) bahwa “...ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir), maka disarankan agar alternatif pilihannya hanya empat saja”.

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang disusun ditujukan untuk mengungkap kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik. Kisi-kisi instrumen dibuat berdasarkan definisi operasional yang kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Adapun pengembangan kisi-kisi instrumen untuk mengungkapkan profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMP Negeri 9 Bandung sebelum dan sesudah uji coba dijabarkan dalam Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Karir untuk

Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik SMP (Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator Ruang Lingkup Item

Positif Negatif

Pengetahuan Kesadaran Diri Memahami potensi, kekurangan dan kelebihan yang ada dalam

Mengenal macam-macam nilai yang berkembang serta kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari. kelanjutan pendidikan dengan kondisi lingkungan keluarga dan

(33)

Aspek Indikator Ruang Lingkup Item

Positif Negatif

Sikap Keyakinan Diri Kepercayaan diri untuk membuat keputusan secara tepat serta optimis dalam melanjutkan studi.

Keinginan Diri Dorongan untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi yang telah ditetapkan

Keterlibatan Diri Kesadaran untuk melibatkan diri pada aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studinya.

Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir yang dibuat sebelum uji coba dilakukan. Setelah uji coba, maka hasil kisi-kisi instrumen setelah uji coba adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik SMP

(Setelah Uji Coba)

Aspek Indikator Ruang Lingkup Item

Positif Negatif

Pengetahuan Kesadaran Diri Memahami potensi, kekurangan dan kelebihan yang ada dalam

Mengenal macam-macam nilai yang berkembang serta kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari. kelanjutan pendidikan dengan kondisi lingkungan keluarga dan sosial masyarakat di sekitarnya.

Kesadaran diri untuk membuat keputusan karir secara mandiri. dalam pembuatan keputusan karir.

Sikap Keyakinan Diri Kepercayaan diri untuk membuat keputusan secara tepat

(34)

Aspek Indikator Ruang Lingkup Item

Positif Negatif

serta optimis dalam melanjutkan studi.

40, 41, 42,

45

Keinginan Diri Dorongan untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi yang telah ditetapkan

Keterlibatan Diri Kesadaran untuk melibatkan diri pada aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studinya.

3. Perumusan Butir Pernyataan Instrumen

Pernyataan instrumen mengacu pada kisi-kisi instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir. Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir ditujukan untuk mengukur pengetahuan, persepsi dan sikap peserta didik tentang kesadaran diri, pengidentifikasian nilai, pertimbangan lingkungan, pemahaman dalam pembuatan keputusan karir, dan keyakinan diri dalam melanjutkan studi, serta keinginan dan keterlibatan diri dalam aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studinya. Pernyataan disesuaikan dengan tingkat berfikir responden, yaitu peserta didik kelas IX SMP.

Setiap pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun menggunakan rating scale. Empat alternatif respon instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS).

Adapun kriteria alternatif respon instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kriteria Alternatif Respon Instrumen

Alternatif Respon Deskripsi

SS Peserta didik merasa bahwa pernyataan sangat sesuai dengan gambaran dirinya.

S Peserta didik merasa bahwa pernyataan sesuai dengan gambaran dirinya.

(35)

gambaran dirinya.

TS Peserta didik merasa bahwa pernyataan tidak sesuai dengan gambaran dirinya.

4. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir disusun melalui beberapa tahap uji kelayakan, yaitu penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi, uji keterbacaan, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.

a. Penimbangan Instrumen oleh Pakar dan Praktisi

Instrumen yang telah dibuat, terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh para pakar. Uji kelayakan tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari sisi bahasa, konstruk dan isi. Pertimbangan dilakukan oleh tiga ahli dan dua praktisi. Tiga dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu SA. Lily Nurillah dan Amin Budiamin sebagai ahli bidang kemampuan pembuatan keputusan karir serta SW. Indrawati sebagai ahli instrumen. Dua praktisi Bimbingan dan Konseling di SMPN 9 Bandung yaitu Rosmawarni dan Susan Amelia.

Pertimbangan dilakukan untuk mendapatkan angket yang sesuai dengan penelitian dan untuk mengetahui memadai atau tidaknya pernyataan dalam instrumen dengan menilai dari sisi bahasa, konstruk dan isi. Pernyataan yang dinilai M (memadai) bisa langsung digunakan namun pada pernyataan yang TM (tidak memadai) perlu diubah dari segi bahasa, konstruk maupun isi atau dibuang sesuai dengan pertimbangan para ahli.

Berdasarkan hasil uji kelayakan instrumen, dari total keseluruhan butir pernyataan yang berjumlah 80, setelah divalidasi oleh para ahli maka ada beberapa butir pernyataan yang harus diubah sisi bahasanya dan ada 16 butir pernyataan yang harus dibuang karena mengulang pernyataan yang telah ada. b. Uji Keterbacaan Instrumen

(36)

mengukur sejauh mana peserta didik memahami isi dari instrumen yang digunakan. Setelah melakukan uji keterbacaan, kemudian pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami oleh peserta didik direvisi tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut agar dapat dimengerti oleh peserta didik.

c. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Reksoatmodjo (2007:187), mengemukakan bahwa “suatu pengukuran yang sempurna dan dapat dipercaya adalah pengukuran yang sangat teliti dan bebas dari kekeliruan, namun hasil pengukuran yang teliti sangat tergantung pada ketelitian instrumen atau alat ukur yang digunakan.”

Berdasarkan pendapat di atas, maka sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

(1) Uji Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Instrumen yang valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:173).

Anastasi (Reksoatmodjo, 2007:187), mengemukakan; “Before the test is

ready to use, it’s validity must be established on representative sample of persons... If the test proves valid by this method, it can be used on other samples in the absence of criterion measures.” (Sebelum tes digunakan, validitasnya perlu ditetapkan dengan jalan mengadakan uji coba terhadap sejumlah sampel. Jika ujicoba itu membuktikan materi tes valid, maka tes itu dapat digunakan pada sampel lain).

Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown.

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0

for Windows. Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari 64 butir pernyataam dari angket kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik 62 butir pernyataan dinyatakan valid. Indeks validitas instrumen bergerak diantara 0,099 – 0,507 pada p < 0.05. (hasil penghitungan validitas pada lampiran B).

(37)

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas

Kesimpulan Nomor item Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

Arikunto (2010:221), mengemukakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”

Sugiyono (2012:173), menjelaskan “instrumen yang reliabel adalah intrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.”

Penelitian ini menggunakan skala penilaian dengan empat pilihan respon, oleh karena itu untuk menguji reliabel atau tidaknya instrumen maka digunakan rumus Alpha. Hal tersebut didasarkan pada pendapat Arikunto (2010: 239) bahwa “..instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka digunakanlah rumus Alpha untuk mencari reliabilitas instrumennya”. Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut.

= (1 )

Dalam menentukan koefisian reliabilitas instrumen, digunakan kriteria intrepetasi nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.9

Intrepetasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0, 199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

(38)

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono, (2012: 257)

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows

diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Realibilitas Instrumen

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

0,841126 62

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, diperoleh gambaran nilai koefisien realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha adalah 0,841126. Maka dapat disimpulkan instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir dalam penelitian ini reliabel dengan tingkat keterandalan sangat kuat. Tingkat keterandalan sangat kuat artinya instrumen yang digunakan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMP.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipilih untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Arikunto (2010:194), menjelaskan “angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.”

(39)

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Riduwan (2002:27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Dalam mengumpulkan data, angket yang disebarkan kepada responden berbentuk pernyataan-pernyataan mengenai kemampuan pembuatan keputusan karir yang terdiri dari kesadaran diri, pengidentifikasian nilai, pertimbangan lingkungan, pembuatan keputusan karir secara mandiri, pemahaman langkah-langah pembuatan keputusan karir, keyakinan diri, keinginan diri dan keterlibatan diri. Angket yang berisi 64 pernyataan (sebelum uji coba) disebarkan untuk mencari tingkat validitas dan reliabilitas. Setelah didapatkan hasil validitas dan reliabilitas, angket yang berisi 62 pernyataan (setelah uji coba) disebarkan dalam tahap penelitian pretest dan posttest.

F. Analisis Data

Data yang diungkap melalui instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir yang telah disebarkan adalah profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMP dan data tentang keefektifan program bimbingan karir. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Verifikasi Data

Verifikasi data yang dimaksud adalah pemeriksaan kelengkapan jumlah instrumen yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah instrumen yang telah disebarkan. Setelah itu, dialkukan pemeriksaan identitas peserta didik yang dijadikan subjek penelitian, yaitu nama lengkap, nomor absen, dan kelas.

2. Skoring

(40)

Alasan menggunakan skala empat didasari oleh pendapat Arikunto (2010: 284) bahwa “...ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir), maka disarankan agar alternatif pilihannya hanya empat saja”. Penskoran dilakukan dengan mengacu pada pedoman penyekoran sebagai berikut.

Tabel 3.11

Pola Skor Pilihan Alternatif Respon

Pernyataan Skor Pilihan Alternatif Respon

SS S KS TS

Positif (+) 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4

3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik SMP kelas IX. Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui makna skor yang dicapai peserta didik dalam pendistribusian responnya terhadap instrumen.

Penskoran dimaksudkan untuk memudahkan dilakukannya analisis dengan menggunakan teknik statistik. Untuk menetapkan batas lulus aktual tersebut perlu dicari X (rata-rata) dan S (simpangan baku atau standar deviasi). Adapun langkah-langkah untuk menentukan kriteria skor kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMP adalah sebagai berikut.

a. Menentukan kategorisasi jenjang (data ordinal) dengan cara masing-masing item diberi skor yang berkisar dari 1,2,3, sampai 4. Dengan demikian skor minimal yang mungkin diperoleh subjek pada skala tersebut adalah x = 62 (1x62) dan skor maksimal adalah x = 248 (4x62).

b. Menghitung rentang ( r ) = skor maksimal – skor minimal ( r = 248-62 = 186) c. Menentukan standar deviasi dengan cara membagi rentang ( r = 186:6, maka

(41)

d. Menentukan mean teoritik. Skala yang digunakan adalah skala 4, maka mean/ mediannya adalah 2,5. Mean teoritik didapatkan dengan cara mengalikan skor maksimal dengan mean data ( μ = 64x2,5 = 160)

e. Mencari batas lulus = X+1,0.Sd

f. Mengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai berikut. Tabel 3.12

Interpretasi Skor Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir

No Kriteria Skor Matang Kategori

1 X>X+1,0.Sd Tinggi

2 X-1,0.Sd <X<X+1,0. Sd Sedang

3 X<X-1,0.Sd Rendah

Sumber : Azwar (1999:109)

Pengelompokkan ini bertujuan untuk memperoleh profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun penjelasan dalam setiap kriteria skor kemampuan pembuatan keputusan karir adalah sebagai berikut.

Tabel 3.13

Deskripsi Setiap Kriteria Skor Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir

No Kriteria Deskripsi

1 Tinggi

( ≥ 186)

(42)

kemampuan pembuatan keputusan karir yang tinggi.

2 Sedang

(124-186)

Artinya, peserta didik dapat menyebutkan cita-cita yang ia inginkan tetapi belum mampu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang ada dalam diri; mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak dan bersikap dikehidupan sehari-hari; memilih kelanjutan studi yang banyak dipilih oleh teman; mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena banyak teman; mengikuti kegiatan keahlian di luar sekolah karena perintah orangtua; berdiskusi mengenai informasi kelanjutan studi karena adanya ajakan teman; tidak bisa menyebutkan langkah-langkah pembuatan keputusan secara berurutan; dan membuat sebuah keputusan dengan terburu-buru. Dengan kata lain, peserta didik pada kategori ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir dalam kategori sedang.

3 Rendah

( < 124 )

Artinya peserta didik tidak bisa menyebutkan kelebihan dan kelemahan diri; kebingungan saat menyebutkan cita-cita, bakat dan minat yang dimiliki; memilih sekolah lanjutan dilakukan tanpa mempertimbangkan keadaan keluarga dan masyarakat disekitarnya; bertindak tanpa memikirkan sisi baik-buruk, benar-salah dan penting-tidak penting; menyerahkan pilihan kelanjutan studi kepada orangtua; merasa tidak yakin akan mampu melanjutkan studi; tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan lain di luar kegiatan sekolah; tidak tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler; hanya mengandalkan informasi dari pihak sekolah mengenai pilihan kelanjutan studi; tidak dapat menyebutkan langkah-langkah pembuatan keputusan karir; dan merasa bimbang saat membuat keputusan secara mandiri sehingga harus dibantu orang lain. Dengan kata lain, peserta didik pada kategori ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir dalam kategori rendah.

4. Proses dan Hasil Uji Kelayakan Program Bimbingan Karir

Langkah selanjutnya setelah hasil dari profil kemampuan pembuatan keputusan karir didapatkan adalah merancang program bimbingan karir yang digunakan sebagai treatment pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 9 Bandung untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karirnya.

(43)

Adapun struktur program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang diuji kelayakannya adalah sebagai berikut.

a. Rasional

Rasional yang dinyatakan layak adalah rasional yang menjelaskan dasar pemikiran mengenai urgensi bimbingan dan konseling di dalam keseluruhan program khususnya bimbingan karir, gambaran kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik SMP, fenomena kemampuan pembuatan keputusan karir peserat didik kelas IX SMP Negeri 9 Bandung serta pentingnya bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir.

b. Deskripsi Kebutuhan

Deskripsi kebutuhan yang dinyatakan layak adalah yang menjelaskan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karir yang didapatkan dari hasil analisis Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik SMP.

c. Tujuan Program

Tujuan program yang dinyatakan layak adalah tujuan yang mendeskripsikan mengenai tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik. d. Sasaran Program

Sasaran program yang dinyatakan layak adalah sasaran yang menjelaskan mengenai peserta didik yang paling membutuhkan layanan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir.

e. Tahapan Kegiatan

(44)

f. Pengembangan Topik

Pengembangan Topik yang dinyatakan layak adalah topik yang menggambarkan berbagai materi yang akan digunakan dalam pelaksanaan layanan dalam program bimbingan karir. Topik kemudian dioperasionalkan dalam bentuk Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling.

g. Evaluasi dan Tindak Lanjut Program

Evaluasi yang dinyatakan layak didasarkan pada dua aspek, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses merupakan evaluasi apakah layanan bimbingan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah dibuat. Evaluasi hasil merupakan evaluasi terhadap perubahan yang sikap pada peserta didik. Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil yang telah dievaluasi sebagai langkah perbaikan dan pengembangan, sehingga program untuk selanjutnya dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

h. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan program bimbingan karir diketahui dari adanya peningkatan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik dari sebelum dan sesudah kegiatan layanan diberikan.

5. Teknik Pengujian Keefektifan Program Bimbingan Karir

Analisis data untuk mengetahui efektivitas program bimbingan karir menggunakan statistik nonparametrik. Pengujian efektifitas menggunakan statistika nonparametrik karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal dan menggunakan pengujian hipotesis komparatif. Sugiyono (2004:4) menjelaskan bahwa “data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat. Data ini bila dinyatakan dalam skala maka jarak satu data dengan data yang lainnya tidak sama”.

Berdasarkan syarat-syarat di atas, maka pengujian efektifitas dilakuakn dengan uji statistika nonparametrik dengan Uji Mann-Whitney atau U-Test. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.

(45)

Keterangan:

= jumlah rangking dengan ukuran sampel = jumlah rangking dengan ukuran sampel s = simpangan baku

N = jumlah responden (Reksoatmodjo, 2007:154-155)

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam peneleitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal dan mengkonsultasikannya dengan tim dosen mata kuliah Metode Riset.

b. Mempresentasikan hasil konsultasi proposal di kegiatan seminar proposal pada mata kuliah Metode Riset.

c. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dari tim dosen pada saat penyelenggaraan kegiatan seminar proposal.

d. Mendapatkan nama-nama dosen pembimbing skripsi melalui pertimbangan tim dosen mata kuliah Metode Riset.

e. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dosen pembimbing.

f. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.

g. Bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing untuk penyusunan BAB I,II, dan III.

h. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan BAAK. Surat rekomendasi dari UPI kemudian doilanjutkan ke Kesatuan Bangsa (KESBANG) dan Dinas Pendidikan Kota Bandung, kemudian surat izin yang telah disahkan kemudian diberikan kepada kepala sekolah SMPN 9 Bandung sehingga dikeluarkan surat disposisi dari pihak sekolah.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.3  Sampel Penelitian
Tabel 3.4 Nonequivalent Control Group Design
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ wanita pekerja seks adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada pihak yang terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan fisik motorik kasar anak kelompok B melalui metode gerak dan lagu di Taman Kanak-kanak 03 Sepanjang Tawangmangu

Pada penelitian budidaya pascapanen dengan perlakuan gelap dan salinitas 20 ppt, 8HN3HG (pengkayaan N+P+Fe) dapat meningkatkan kadar agar dan produksi agar lebih tinggi

mereka inginkan, dan dari keluarga juga membiarkan Lanjut Usia. hidup sendiri tanpa ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian perkawinan serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam penyesuaian perkawinan pada istri yang menjalani

Agung Cemerlang Lestari telah memiliki loyalitas yang tinggi untuk selalu menggunakan produk bahan kimia tekstil PT.. Agung Cemerlang

Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University