• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK: Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Akademik 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK: Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Akademik 2012/2013."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nomor: 070/S/PPB/2013

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung

Tahun Akademik 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

oleh: Nida Khodijah

0806877

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung

Tahun Akademik 2012/2013)

Oleh Nida Khodijah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

© Nida Khodijah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

NIDA KHODIJAH 0806877

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN DAN KONSELING SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL SISWA (studi deskriptif terhadap peserta didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung

Tahun Akademik 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Syamsu yusuf LN, M.Pd. NIP. 19520620 198002 1 001

Pembimbing II

Dra. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. NIP. 19661115 199102 2 001

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i ABSTRAK

Nida Khodijah. (2013). Program Hipotetik Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Perilaku Sosial Peserta Didik (Penelitian Deskriptif Terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Abstrak: Secara umum penelitian bertujuan untuk merumuskan program hipotetik bimbingan dan konseling untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan terhadap seluruh populasi peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dan alat pengungkap data menggunakan teknik non-tes berupa angket yang mengungkap perilaku sosial peserta didik. Hasil penelitian menggambarkan gambaran umum perilaku sosial peserta didik berada pada kualifikasi sedang, baik pada kategori kecenderungan peranan, kecenderungan sosiometrik, dan kecenderungan ekspresif.

Kata kunci: Perilaku Sosial, Program Bimbingan dan Konseling, Peserta Didik

Abstract: Generally, the aim of the research is to formulate guidance and

counseling hypothetic program for increasing social behavior of 7th grade students of SMP Negeri 5 Bandung year 2012/2013. The research was carried to all population of 7th grade students of SMP Negeri 5 Bandung year 2012/2013. The approach applied on this research was quantitative with descriptive research method and the data revealing tool that used was non test technique in the form of

questionnaire which revealed students’ social behavior. The result of the research described that general description of students’ social behavior was on medium

qualification on role disposition, sociometric disposition, and expressive disposition category.

(5)

v Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………. 7

D. Metode Penelitian ……… 7

E. Manfaat Penelitian ………... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 8

BAB II PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK SERTA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ……… 9

A. Bimbingan dan Konseling ………... 9

B. Perilaku Sosial ………. 14

C. Program Hipotetik Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Perilaku Sosial Peserta Didik ……….. 28

D. Penelitian Terdahulu ……… 37

E. Kerangka Penelitian ………. 40

BAB III METODE PENELITIAN ………... 41

A. Populasi dan Sampel Penelitian ………... 41

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 42

(6)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Pengembangan Instrumen ……… 47

E. Uji Coba Alat Ukur ……… 48

F. Program Hipotetik Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Perilaku Sosial Peserta Didik ……….. 51

G. Analisis Data ……… 52

H. Prosedur Penelitian ……….. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 63

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 63

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 84

C. Rancangan Program Hipotetik Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Perilaku Sosial Peserta Didik ………..… 101

BAB V PENUTUP ………. 134

A. Kesimpulan ……….. 134

B. Rekomendasi ………... 136

DAFTAR PUSTAKA ……… 137

(7)

1 Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup diri pribadi tidak dapat

melakukan sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Terdapat

ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya

kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung

dalam kebersamaan. Manusia dituntut mampu bekerja sama, saling

menghormati, serta toleran dalam hidup bermasyarakat.

Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menampilkan

tingkah laku tertentu, akan terjadi peristiwa saling mempengaruhi antara

individu yang satu dengan individu yang lain. Hasil dari peristiwa saling

mempengaruhi menimbulkan perilaku sosial yang mewarnai pola interaksi

tingkah laku setiap individu. Perilaku sosial individu merupakan sifat relatif

untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya

dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan

bersemangat, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas

kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada individu yang

bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Individu yang perilakunya mencerminkan keberhasilan dalam proses

sosialisasi dikatakan sebagai individu yang sosial. Individu yang perilakunya

tidak mencerminkan proses sosialisasi disebut non sosial. Perilaku non sosial

adalah perilaku a-sosial dan anti sosial. Individu yang berperilaku a-sosial

tidak mengetahui apa yang yang dituntut oleh kelompok sosial, sehingga

berperilaku yang tidak memenuhi tuntutan sosial contohnya mengisolasi diri

atau menghabiskan waktunya untuk menyendiri. Individu yang berperilaku

anti sosial mengetahui hal-hal yang dituntut kelompok tetapi karena sikap

(8)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bagi remaja, berinteraksi dengan lingkungannya merupakan tugas

perkembangan yang harus dipenuhi. Menurut Yusuf (2009: 28) “remaja

(siswa SMP dan SMA) adalah peserta didik yang sedang berada dalam proses

perkembangan kearah kematangan”. Pada saat menjalani proses

perkembangan, tidak semua remaja dapat mencapai tugas perkembangan.

Menurut Hurlock “Tugas perkembangan yang berhubungan dengan

penyesuaian sosial merupakan tugas perkembangan yang sulit bagi remaja”

(Istiwidayanti dan Soedjarwo, 1980: 213). Menurut Syamsuddin (2004: 319)

salah satu masalah yang dihadapi oleh remaja adalah masalah yang berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial, seperti keterikatan hidup dalam gang apabila tidak terbimbing menimbulkan kenakalan remaja berbentuk perkelahian, atau bentuk perilaku antisosial.

Menurut Sarimaya (2006: http://jurnal.upi.edu)

pada kalangan siswa sekolah dasar dan menengah, gejala masalah sosial nampak dalam perilaku keseharian. Sikap individualistis, egosentris, acuh tak acuh, kurangnya rasa tanggung jawab, masalah berkomunikasi dan berinteraksi atau rendahnya empati merupakan fenomena yang menunjukkan adanya kehampaan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Pendapat Sarimaya sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulistiana (2010:

http://lib.unnes.ac.id) „siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana kurang terampil

bergaul dengan temannya, kurang dapat menunjukkan komunikasi antar

pribadi yang baik dan masalah perilaku dalam membina hubungan dengan

orang lain.‟

Fenomena yang dipaparkan Sulistiana menunjukkan banyak remaja yang

gagal berhubungan sosial dengan teman sebaya, sehingga remaja kehilangan

kesempatan mempelajari pengalaman yang di dapat dalam keanggotaan

kelompok. Upaya agar peserta didik mampu berhubungan sosial dengan orang

lain diperlukan perilaku sosial yang sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Peserta didik memerlukan dukungan untuk membantu ke arah perilaku sosial

yang sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Salah satu pihak yang dapat membantu peserta didik adalah sekolah.

Sekolah merupakan lembaga yang diharapkan mampu menyelenggarakan

(9)

3

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

karakter peserta didik yang mempunyai ciri-ciri pribadi yang dimaksud dalam

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 (Sisdiknas, 2003) sebagai

berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah menjalankan tiga bidang utama secara sinergi agar mampu

menghasilkan peserta didik yang pintar dan terampil dalam bidang akademik

serta memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian. Tiga

bidang tersebut yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan; bidang

instruksional atau kurikuler; serta bidang bimbingan dan konseling.

Bidang administrasi dan kepemimpinan merupakan bidang kegiatan

yang menyangkut kegiatan pengolahan program secara efisien. Di sekolah

personel yang bertanggung jawab adalah kepala sekolah yakni bertanggung

jawab pada kegiatan perencanaan, organisasi, deskripsi jabatan atau

pembagian tugas, pembiayaan, penyediaan fasilitas, supervisi, dan evaluasi

program.

Bidang instruksional dan kurikuler terkait dengan kegiatan pengajaran

yang bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan dan keterampilan melalui berbagai mata pelajaran yang

diprogramkan. Personel yang bertanggung jawab secara langsung adalah guru

mata pelajaran.

Bidang bimbingan dan konseling terkait dengan program pemberian

layanan bantuan kepada peserta didik dalam upaya mencapai perkembangan

yang optimal, salah satunya adalah aspek sosial. Perkembangan sosial berarti

perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial dengan

berperilaku yang dapat diterima secara sosial, memenuhi tuntutan yang

diberikan oleh kelompok sosial, dan memiliki sikap yang positif terhadap

(10)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhambat dikarenakan peserta didik memiliki masalah hubungan sosial yang

tidak memperoleh bantuan, yakni pemberian bantuan dalam bentuk layanan

bimbingan dan konseling. Apabila peserta didik merasa memiliki masalah

dalam melakukan hubungan sosial, maka hal ini akan menjadi sumber

ketidakproduktifan dalam bekerja atau belajar (Sunarya, 2008:270).

Bimbingan dan konseling sekolah sebagai salah satu layanan

interpersonal, memiliki posisi strategis untuk membantu peserta didik dalam

mengatasi masalah yang dialami. Personel yang bertanggung jawab langsung

dalam pelaksanaan bidang bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan

dan konseling (guru BK).

Guru BK harus memberikan pelayanan yang mampu mengatasi hambatan yang dihadapi para peserta didik dalam menampilkan kecenderungan perilaku sosial, yakni dengan cara memahami siswa secara mendalam, menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan, serta menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang efektif memerlukan rancangan dalam upaya membantu peserta didik SMP meningkatkan perilaku sosial, yang

dituangkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling.

Berdasarkan fenomena yang disebutkan dalam latar belakang,

menunjukkan permasalahan tentang terhambatnya tugas perkembangan yang

berhubungan dengan perilaku sosial. Penelitian dilakukan pada peserta didik

kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Data profil

perilaku sosial peserta didik SMP menjadi rujukan bagi penyusunan program

hipotetik bimbingan dan konseling. Penyusunan program dilakukan sebagai

upaya meningkatkan perilaku sosial peserta didik SMP kearah yang sesuai

dengan tuntutan lingkungan. Mengacu pada latar belakang, penelitian berjudul “Program Hipotetik Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Perilaku Sosial Peserta Didik (penelitian deskriptif terhadap peserta didik Kelas VII

(11)

5

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sebagai makhluk sosial, individu akan menampilkan perilaku tertentu antara lain interaksi individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Menurut Hurlock (Istiwidayanti dan Soedjarwo, 1980: 250) perilaku sosial menunjukkan terdapatnya tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan sosial atau kemampuan untuk menjadi individu yang bermasyarakat.

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962: 103),

Perilaku sosial individu tampak dalam pola respons antar individu yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi individu terhadap orang lain. Perilaku sosial ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Kecenderungan Peranan (role disposition) yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu; Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric

Disposition) yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan,

kepercayaan terhadap individu lain; Ekspressi (Expression Disposition) yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).

Perilaku sosial remaja di sekolah sebagai seorang peserta didik

merupakan salah satu karakteristik yang ditampilkan oleh remaja. Perilaku

sosial yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan merupakan masalah yang

berkaitan dengan hubungan sosial. Menurut Sunarya (2008: 270):

Jika para remaja memiliki masalah yang cukup berat dalam hubungan sosial, maka jiwanya akan menjadi tidak normal lagi untuk belajar atau bekerja, kesehatan mentalnya terganggu, dan batinnya sering menjadi tidak tentram. Jika remaja merasa memiliki masalah dalam melakukan hubungan sosial, maka hal ini akan menjadi sumber ketidakproduktifan dalam bekerja atau belajar, dan juga kemajuannya akan terlambat.

Menurut Syamsudin (Sunarya, 2008: 289) siswa yang mengalami

problema kesulitan penyesuaian sosial perlu bimbingan guru BK. Bimbingan

yang dapat diberikan untuk membantu peserta didik meningkatkan perilaku

sosial adalah bimbingan sosial, karena bimbingan sosial merupakan

bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi

(12)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan teman sebaya, dan penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan

dan masyarakat tempat tinggal (Yusuf&Nurihsan, 2008:11).

Bimbingan sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan

mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah

sosial. Bimbingan sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang

kondusif dan interaksi pendidikan yang akrab (Yusuf&Nurihsan, 2008:11).

Bimbingan sosial yang diberikan agar efektif dirancang dalam bentuk program

bimbingan dan konseling sosial.

Program bimbingan dan konseling merupakan serangkaian aktifitas

layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selanjutnya akan menjadi

pedoman bagi setiap personel dalam melaksanakan dan

mempertanggungjawabkannya (Suherman, 2007: 59). Program bimbingan dan

konseling yaitu sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu

rencana kerja yang berisikan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam kerangka

yang sistematis, terarah dan perpadu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Berdasarkan pemaparan perlu dirancang program bimbingan dalam upaya

membantu peserta didik SMP dalam mengembangkan perilaku sosial.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah

“Bagaimana program hipotetik bimbingan dan konseling untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik?”.

Rumusan masalah dirinci dalam pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada kecenderungan peranan?

3. Bagaimana gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada kecenderungan

sosiometrik?

4. Bagaimana gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada kecenderungan

(13)

7

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk merumuskan program hipotetik

bimbingan dan konseling sosial untuk meningkatkan perilaku sosial peserta

didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

Secara khusus tujuan penelitian yaitu:

1. Memperoleh gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Memperoleh gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada kecenderungan peranan.

3. Memperoleh gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada kecenderungan

sosiometrik.

4. Memperoleh gambaran umum perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada kecenderungan

ekspresif.

D. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif untuk

mengukur perilaku sosial peserta didik SMP. Pengukuran dilakukan untuk

mendeskripsikan profil perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP Negeri 5

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Metode yang digunakan adalah metode

deskriptif untuk mendeskripsikan perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 serta upaya untuk meningkatkan

perilaku sosial dalam bentuk program hipotetik bimbingan dan konseling

sosial untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik.

Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 5

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Pada penelitian teknik pengumpulan data

menggunakan teknik non-tes berupa angket yang mengungkap perilaku sosial

(14)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian sebagai berikut:

1. bagi guru BK sebagai bahan rujukan implementasi program bimbingan dan konseling dalam membantu meningkatkan perilaku sosial peserta didik;

2. bagi peneliti selanjutnya sebagai dasar uji coba program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik;

3. bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan sebagai salah satu contoh program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian mengenai Program Bimbingan dan Konseling untuk

Mengembangkan Perilaku Sosial Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 terdiri dari lima BAB. BAB I Pendahuluan

membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah,

tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

(15)

41 Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Bandung yang beralamat di Jalan Sumatra No. 40 Bandung. Menurut Arikunto (2006: 130) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 248 peserta didik. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu “teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2008:68). Peneliti memilih responden kelas VII didasarkan pada asumsi peserta didik kelas VII berada pada tahapan perkembangan masa remaja awal, yang membutuhkan bantuan agar mampu mengembangan perilaku sosial sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi dan Sampel

Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Jumlah

VII A 27 peserta didik VII B 27 peserta didik VII C 26 peserta didik VII D 29 peserta didik VII E 30 peserta didik VII F 30 peserta didik VII G 27 peserta didik VII H 26 peserta didik VII I 27 peserta didik Jumlah Populasi 248 peserta didik

(16)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 249 peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif untuk mengukur perilaku sosial peserta didik SMP. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui profil perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yakni mendeskripsikan atau menggambarkan perilaku sosial peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 serta upaya untuk menanggulangi masalah perilaku sosial yang kemudian dijadikan dasar pembuatan program hipotetik bimbingan dan konseling sosial untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik. Kondisi perilaku sosial peserta didik di sekolah menjadi data kebutuhan penyusunan program bimbingan dan konseling sosial untuk meningkatkan perilaku sosial.

Program bimbingan dilaksanakan meliputi empat tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap identifikasi. Mengidentifikasi perilaku sosial peserta didik kelas VII melalui penyebaran angket kepada peserta didik, mengidentifikasi layanan bimbingan dan konseling sosial yang dibutuhkan untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik, serta mengkolaborasikan program bimbingan dan konseling sosial yang ada di sekolah;

2. Tahap pengembangan program. Layanan bimbingan dan konseling sosial berdasarkan kajian terhadap data-data hasil identifikasi disertai kajian terhadap konsep perilaku sosial, maka disusun program hipotetik.

3. Tahap diskusi hipotetik. Menguji kelayakan sebuah program diadakan diskusi dengan dosen dan guru BK.

(17)

43

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Definisi Operasional 1. Perilaku Sosial

Sebagai makhluk sosial, individu akan menampilkan perilaku tertentu antara lain interaksi individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Menurut Hurlock (Istiwidayanti dan Soedjarwo, 1980: 250) perilaku sosial menunjukkan terdapatnya tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan sosial atau kemampuan untuk menjadi individu yang bermasyarakat.

Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962: 106) menjelaskan individu menyalurkan perilaku sosial melalui sifat-sifat reaksi interpersonal. Lebih lanjut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962: 106) mengklasifikasikan ciri-ciri perilaku sosial kedalam tiga kategori. Setiap disposisi atau kecenderungan memiliki sejumlah sifat dan setiap sifat memiliki indikator. Ketiga kecenderungan yang dimaksud adalah kecenderungan tindakan melalui peranan, kecenderungan melalui sosiometrik, dan kecenderungan melalui ekspresif.

Menurut Sears, D. et.al (2009: 91) perilaku sosial adalah segala tindakan yang dilakukan atu direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif penolong.

Perilaku sosial pada penelitian yaitu ciri-ciri respon interpersonal peserta didik SMP Negeri 5 Bandung Kelas VII di sekolah meliputi peranan, sosiometris, dan ekspresi. Secara rinci aspek-aspek perilaku sosial dituangkan ke dalam indikator sebagai berikut:

a. Aspek peranan, yaitu menunjukkan kepada cara peserta didik menampilkan perannya di dalam perilaku hubungan dengan teman. Aspek peranan memiliki sub aspek yaitu:

1) Ascendance (menampilkan keyakinan diri dalam pergaulan sosial di

(18)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) Peserta didik dapat mengawali sapaan kepada orang lain.

2) Dominace (kemampuan menguasai orang lain), sehingga indikator

yang digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik memiliki pengaruh yang kuat kepada teman-teman; b) Peserta didik dapat mengarahkan teman-teman;

c) Peserta didik memiliki kemampuan untuk memimpin teman-teman. 3) Social initiative (memiliki inisiatif secara sosial), sehingga indikator

yang digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik memiliki inisiatif untuk mengerjakan tugas kelompok;

b) Peserta didik memiliki inisiatif dalam menyelesaikan masalah kelompok.

4) Independent (tidak mudah terpengaruh orang lain), sehingga indikator

yang digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik mandiri dalam melakukan segala sesuatu; b) Peserta didik tidak mudah terpengaruh orang lain.

b. Aspek sosiometrik, yaitu mengacu kepada hubungan sosial peserta didik dengan individu lain. Aspek sosiometrik memiliki sub aspek yaitu:

1) Accepting of others (menerima orang lain dengan terbuka), sehingga

indikator yang digunakan pada penelitian adalah: a) Peserta didik mau memaafkan kesalahan teman; b) Peserta didik dapat menjaga privasi orang lain;

c) Peserta didik mau menerima kekurangan dan kelebihan teman. 2) Sociability (mampu bersosialisasi), sehingga indikator yang digunakan

pada penelitian adalah:

a) Peserta didik memiliki rasa kebersamaan; b) Peserta didik senang berbagi.

3) Friendliness (menunjukkan sikap yang ramah), sehingga indikator

yang digunakan pada penelitian adalah:

(19)

45

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Sympathetic (mampu menunjukkan simpati), sehingga indikator yang

digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik dapat menghargai perasaan teman; b) Peserta didik dapat menghargai pendapat teman;

c. Aspek ekspresif, yaitu mengacu kepada cara peserta didik mengekspresikan atau menunjukkan kebiasaan-kebiasaan tertentu kepada orang lain. Aspek ekspresi memiliki sub aspek yaitu:

1) Competitiveness (mampu bersaing), sehingga indikator yang

digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik mampu bersaing secara sehat;

b) Peserta didik mampu berlaku jujur dalam berkata maupun tindakan.

2) Aggressiveness (menunjukkan sikap agresif), sehingga indikator yang

digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik mampu mengendalikan agresifitas; b) Peserta didik mampu berperilaku etis.

3) Self consciousness (memiliki kesadaran diri), sehingga indikator yang

digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik memiliki tanggung jawab dalam tugas kelompok; b) Peserta didik mampu menyelesaikan tugas kelompok yang menjadi

bagannya dengan baik.

4) Exhibitionistic (mampu memperlihatkan diri), sehingga indicator yang

digunakan pada penelitian adalah:

a) Peserta didik mampu memperlihatkan kekurangan dan kelebihan diri kepada teman;

b) Peserta didik mampu mengekspresikan perasaan.

2. Program Bimbingan dan Konseling Sosial

(20)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu perkembangan sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukan semata-mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik, dimana individu mampu mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri secara objektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan sistem nilai, serta melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri (Yusuf dan Nurihsan, 2008: 7).

Bimbingan sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah sosial. Bimbingan sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif dan interaksi pendidikan yang akrab (Yusuf dan Nurihsan, 2008:11). Bimbingan sosial tepat untuk membantu peserta didik meningkatkan perilaku sosial yang meliputi (1) yakin akan kemampuannya dalam bergaul secara sosial; (2) memiliki pengaruh yang kuat terhadap teman sebaya; (3) mampu memimpin teman-teman dalam kelompok; dan (4) tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bergaul. Bimbingan sosial yang diberikan dirancang dalam bentuk program bimbingan dan konseling sosial.

(21)

47

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

didik SMP dalam mengembangkan perilaku sosial dengan struktur program (Depdiknas, 2008:221) sebagai berikut:

1) Rasional; 2) Visi dan misi;

3) Deskripsi kebutuhan; 4) Tujuan;

5) Komponen program; 6) Rencana operasional; 7) Pengembangan tema;

8) Pengembangan satuan pelayanan; 9) Evaluasi;

10)Anggaran.

D. Pengembangan Instrumen 1. Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket yang disusun untuk mendapatkan data tentang perilaku sosial peserta didik kelas VII. Instrument angket yang dikembangkan berbentuk kuisioner yang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden (Sugiyono, 2008: 142). Tipe kuisioner yang digunakan dalam penelitian adalah self administrated questioner, yaitu kuisioner yang diisi sendiri oleh responden. Instrument pengumpulan data dikembangkan dalam skala

Guttman yaitu skala untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan

(22)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi dikembangkan berdasarkan definisi operasional penelitian. Kisi-kisi dibuat sebagai acuan dalam penyusunan instrument agar tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Kisi-kisi yang disusun adalah seperti pada table 3.2 terlampir.

E. Uji Coba Alat Ukur

Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:

1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrument bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrument dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Untuk mengetahui kelayakan instrument dilakukan penimbangan oleh tiga dosen ahli dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), yakni kepada Prof.Dr.H.Juntika, M.Pd. selaku dosen ahli program; Dr. Hj. Nani M. Sugandi, M.Pd. selaku dosen ahli sosial; dan Drs. Sudaryat selaku dosen ahli instrument. Masukan dari tiga dosen ahli dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Instrument angket hasil judgement dosen ahli:

Tabel 3.3 Judgement Angket

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 8, 9, 17, 25, 27, 30, 36, 38, 39, 40, 42, 43, 46, 48, 53, 56, 59, 63, 64, 66, 68, 70, 72, 73, 80, 84, 85, 87, 89, 90, 92, 93, 95, 96, 97, 98, 99, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 114, 117, 118, 119, 120, 122, 123, 124, 127

54

Revisi 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 37, 44, 45, 47, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 57, 58, 60, 62, 65, 67, 69, 71, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 81, 82, 83, 86, 88, 91, 100,

(23)

49

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kesimpulan No Item Jumlah

101, 102, 103, 113, 115, 116, 125, 126, 128

Buang 4, 19, 26, 35, 41, 61, 94, 112, 121 9

Tambahan - -

Total 119

2. Uji Keterbacaan Item

Uji keterbacaan dilakukan kepada sampel setara yakni lima peserta didik dengan jenjang pendidikan setara untuk mengukur sejauh mana keterbacaan angket yang diberikan. Pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami pada saat uji keterbacaan dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung selaku sampel dan kemudian dilakukan uji validitas.

Hasil uji keterbacaan didapatkan 23 nomor item yang perlu diperbaiki karena peserta didik tidak memahami pernyataan baik secara bahasa maupun makna. Pernyataan yang harus diperbaiki diantaranya nomor item 4, 14, 15, 16, 17, 26, 36, 38, 39, 42, 43, 45, 46, 55, 62, 84, 93, 96, 101, 105, 114, 120, 128

Berdasarkan hasil pertimbangan, pernyataan yang digunakan sebanyak 77 nomor item. Kisi-kisi setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.4,

terlampir.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Butir Item

(24)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengujian validitas dilakukan terhadap 77 item pernyataan dengan jumlah subjek 248 peserta didik. Pengolahan dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil pengolahan diperoleh 71 item yang valid dan 6 item tidak valid.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas

Kesimpulan Item Jumlah

Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41,42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77.

72

Tidak valid 2, 17, 29, 30, 35 5

Jumlah 72

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah). Tes yang reliable atau dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteska pada situasi dan waktu yang berbeda-beda (Karno To, 2003: 7).

(25)

51

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.6

Hasil Uji reliabilitas Instrumen

Cronbach's

Alpha N of Items

.853 72

Hasil uji reliabilitas adalah 0, 853 artinya tingkat korelasi atau derajat keterandalan sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Keterangan :

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut, terlampir.

F. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Perilaku Sosial Peserta didik

Proses penyusunan program bimbingan dan konseling dalam penelitian terdiri dari tiga langkah, yaitu :

1. Penyusunan Program

(26)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Validasi Program

Setelah penyusunan program dilakukan validasi program yang telah disusun kepada dosen ahli program dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 5 Bandung. Hasil validasi program merupakan pedoman untuk melakukan revisi dan perbaikan untuk menyusun program bimbingan sosial yang tepat untuk mengembangkan perilaku sosial peserta didik. Proses validasi program diawali dengan proses penimbangan kisi-kisi penilaian uji kelayakan program bimbingan sosial untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik. Program sebelum validasi terlampir.

3. Penyusunan Program Hipotetik

Penyusunan rumusan program bimbingan sosial untuk mengembangkan perilaku sosial peserta didik, dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan hasil validasi program pada dosen. Rumusan program hipotetik bimbingan sosial untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik menjadi rekomendasi bagi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

G. Analisis Data 1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk menyeleksi dan memadai data yang terkumpul pada tahap pengumpulan dan kegiatan yang dilakukan dalam verifikasi data adalah:

a. Memeriksa kesesuaian antara pengadministrasian tes dengan petunjuk pelaksanaan;

b. Memeriksa setiap alat pengumpul data yang telah diisi oleh sampel sehingga dapat diketahui sampel yang tidak mengisi angket dengan lengkap;

(27)

53

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Penyekoran

Setelah diketahui item-item pernyataan yang layak dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai data penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan penyekoran. Jawaban “YA” pada item pernyataan positif diberi skor 1, sedangkan jawaban “TIDAK” pada item pernyataan positif diberi skor 0. Sebaliknya, jawaban “YA” pada item pernyataan negative diberi

skor 0, sedangkan jawaban “TIDAK” pada item pernyataan diberi skor 1.

Tabel 3.8

Ketentuan Penyekoran

Pernyataan Skor

Ya Tidak

Positif (+) 1 0

Negatif (-) 0 1

Perhitungan tingkat pencapaian tiap aspek bertujuan untuk mengetahui tingkat capaian skor peserta didik, sehingga dapat ditafsirkan tergolong pada salah satu kecenderungan yakni tergolong pada kecenderungan peranan, kecenderungan sosiometrik, atau kecenderungan ekspresif. Perhitungan dilakukan dengan formula sebagai berikut:

x 100%

Penentuan salah satu kecenderungan dilihat dari kategori tertinggi. Teknik analisis data pada penelitian menggunakan bantuan Microsoft

Office Excel 2007. Langkah pertama yang dilakukan pada tahap analisis

data adalah mengubah skor mentah (row score) menjadi skor baku

(standart score). Langkah yang ditempuh untuk mendapatkan skor baku

adalah:

a. Menghitung rata dengan menggunakan rumus: Ẍ =

(Furqon, 2008: 42) Keterangan:

(28)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= jumlah tiap data = jumlah data

b. Menghitung standar deviasi dengan rumus:

= –

(Furqon, 2008: 63) c. Mengelompokan data menjadi tiga kualifikasi berdasarkan pedoman

yang ditentukan Azwar (2011: 109) sebagai berikut:

Tabel 3. 9

Kualifikasi Data Instrumen Perilaku Sosial Pada Kecenderungan Peranan

Skala Skor Rentang Skor Kualifikasi

X ≥ μ + 1.0 ơ X ≥ 13.08 Tinggi

μ –1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ 10 < X < 13.08 Sedang

X ≤ μ –1.0 ơ X ≤ 10 Rendah

Tabel 3.10

Kualifikasi Data Instrumen Perilaku Sosial Pada Kecenderungan Sosiometrik

Skala Skor Rentang Skor Kualifikasi

X ≥ μ + 1.0 ơ X ≥ 19.98 Tinggi

μ –1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ 14.82 < X < 19.98 Sedang

X ≤ μ –1.0 ơ X ≤ 14.82 Rendah

Tabel 3.11

Kualifikasi Data Instrumen Perilaku Sosial Pada Kecenderungan Ekspresif

Skala Skor Rentang Skor Kualifikasi

X ≥ μ + 1.0 ơ X ≥ 19.39 Tinggi

μ –1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ 15.01 < X < 19.39 Sedang

X ≤ μ –1.0 ơ X ≤ 15.01 Rendah

Tabel 3.12

Interpretasi Skor Kategori Perilaku Sosial Peserta Didik Pada Kecenderungan Peranan

Kualifikasi Skor Interpretasi Tinggi X≥ 13.08 Peserta didik yang termasuk

kategori kecenderungan peranan pada kualifikasi tinggi

(29)

55

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perilaku hubungan dengan teman yang ditunjukkan dengan:

1. mengenal dan bergaul dengan semua teman di kelas;

2. mengenal dan bergaul dengan semua teman lawan jenis; 3. berani berbicara di depan kelas

dengan lancar;

4. berani mengingatkan langsung kepada teman untuk mengembalikan barang yang dipinjam pada saat waktu pengembalian yang disepakati; 5. berani mengingatkan langsung

kepada teman untuk mengembalikan barang yang dipinjam

6. menyapa duluan teman saat berpapasan, baik teman lama maupun teman baru di kelas; 7. teman-teman meminta dan

mempercayai ide yang disampaikan;

8. mengajak teman yang malas untuk mengerjakan tugas sekolah;

9. mampu mengatur pembagian tugas kelompok;

10.mengajak teman-teman segera mengerjakan tugas kelompok; 11.memberikan saran untuk

menyelesaikan masalah kelompok baik diminta ataupu tidak;

12. mandiri dalam melakukan dan menyelesaikan segala hal;

13.berani mengungkapkan pendapat walaupun berbeda dengan teman.

Sedang 10 < X < 13.08

Peserta didik yang termasuk kategori kecenderungan peranan pada kualifikasi sedang, menampilkan perannya di dalam perilaku hubungan dengan teman yang ditunjukkan dengan

(30)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

namun hanya bergaul dengan beberapa teman di kelas;

2. mengenal semua teman lawan jenis namun hanya bergaul dengan beberapa teman lawan jenis;

3. berani berbicara di depan kelas namun sedikit terbata-bata; 4. meminta bantuan teman lain

untuk mengingatkan teman lewat agar mengembalikan barang yang dipinjam;

5. menyapa duluan teman yang sudah lama dikenal saat berpapasan;

6. teman-teman mempercayai ide yang disampaikan;

7. mengajak teman yang malas untuk mengerjakan tugas sekolah karena permintaan; 8. ragu dalam pembagian tugas

kelompok;

9. mengajak teman untuk mengerjakan tugas kelompok karena diingatkan oleh teman kelompok lain;

10.memberikan saran untuk menyelesaikan masalah kelompok setelah diminta; 11.meminta bantuan teman jika

dirasa sulit mengerjakan atau menyelesaikan masalah oleh sendiri;

12.berani mengungkapkan pendapat yang berbeda apabila mendapat dukungan dari teman lain.

Rendah X≤ 10 Peserta didik yang termasuk kategori kecenderungan peranan pada kualifikasi sedang menampilkan perannya di dalam perilaku hubungan dengan teman yang ditunjukkan dengan

(31)

57

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. mengenal semua teman lawan jenis namun gugup untuk bergaul dengan teman lawan jenis;

3. kesulitan menyampaikan pendapat;

4. kesulitan untuk meminta teman mengembalikan barang yang dipinjam;

5. menunggu teman untuk menyapa saat berpapasan; 6. teman-teman mempercayai ide

yang disampaikan setelah berusaha untuk meyakinkan; 7. membiarkan teman yang malas

mengerjakan tugas sekolah; 8. kesulitan mengatur pembagian

tugas kelompok;

9. keberatan membantu menyelesaikan tugas kelompok; 10.menyerahkan permasalahan kelompok untuk diselesaikan teman-teman;

11.sering meminta bantuan teman untuk mengerjakan atau menyelesaikan masalah;

[image:31.595.119.506.101.755.2]

12.kesulita mengungkapkan perbedaan pendapat.

Tabel 3.13

Interpretasi Skor Kategori Perilaku Sosial Peserta Didik Pada Kecenderungan Sosiometrik

Kualifikasi Skor Interpretasi

Tinggi X≥ 19.98 Peserta didik yang termasuk kategori kecenderungan sosiometrik pada kualifikasi tinggi memiliki kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain ditampilkan melalui

1. mau memafkan kesalahan teman;

2. tidak membicarakan rahasia teman;

(32)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ekonomi/kebiasaan/kondisi yang berbeda;

4. bekerja sama membersihkan kelas;

5. meminjamkan catatan pelajaran kepada teman yang

membutuhkan;

6. tersenyum dan menyapa saat perpapasan dengan teman; 7. menjenguk teman yang sakit;

berhati-hati saat berbicara agar teman tidak tersinggung; 8. berhati-hati saat berbicara agar

teman tidak tersinggung; 9. menerima saran dari teman saat

berdiskusi. Sedang 14.82 <

X < 19.98

Peserta didik yang termasuk kategori kecenderungan sosiometrik pada kualifikasi sedang memiliki kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain ditampilkan melalui

1.mau memafkan kesalahan teman setelah diingatkan oleh orang lain;

2.tidak membicarakan rahasia teman setelah diingatkan; 3.mau berteman dari status

ekonomi/kebiasaan/kondisi yang berbeda karena ikut-ikutan dengan teman lain;

4.bekerja sama membersihkan kelas setelah diajak teman; 5.meminjamkan catatan pelajaran

hanya kepada teman tertentu; 6.tersenyum saat perpapasan

dengan teman;

7.menjenguk teman yang sakit jika ditemani;

8.berhati-hati saat berbicara agar teman tidak tersinggung setelah diingatkan oleh teman;

(33)

59

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rendah X≤

14.82

Peserta didik yang termasuk kategori kecenderungan sosiometrik pada kualifikasi rendah memiliki kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain ditampilkan melalui

1.kesulitan memaafkan kesalahan teman;

2.tidak membicarakan rahasia teman namun diberi imbalan; 3. hanya berteman dengan teman

dari kalangan tertentu;

4.membersihkan kelas pada bagia yang diinginkan saja;

5.meminjamkan catatan pelajaran kepada teman yang

membutuhkan untuk mendapatka imbaan;

6.diam saja saat perpapasan dengan teman;

7.hanya menjenguk teman dekat yang sakit;

8.berbicara seenaknya;

[image:33.595.121.507.109.744.2]

9.menerima saran dari teman saat berdiskusi karena terpaksa.

Tabel 3.14

Interpretasi Skor Kategori Perilaku Sosial Peserta Didik Pada Kecenderungan Ekspresif

Kualifikasi Skor Interpretasi

Tinggi X≥ 19.39 Peserta didik yang termasuk kategori kecenderungan ekspresif pada kualifikasi tinggi, memiliki kemampuan untuk menampilkan kebiasaan-kebiasaan khas yang bertautan dengan ekspresi diri yang ditunjukkan

1.tekun belajar dan berlatih agar memperoleh prestasi yang bagus; 2.berlaku jujur walaupun kelak

akan dihukum;

3.menyelesaikan maslah dengan kekeluargaan;

(34)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teman yang telah membantu; 5.selalu mengerjakan tugas

kelompok;

6.sungguh-sungguh mengerjakan tugas kelompok yang menjadi bagiannya;

7.mengungkapkan diri apa adanya; 8.mengekspresikapn perasaan

secara wajar. Sedang 15.01 <

X <19.39

Peserta didik yang termasuk kategori kecenderungan ekspresif pada kualifikasi sedang, memiliki kemampuan untuk menampilkan kebiasaan-kebiasaan khas yang bertautan dengan ekspresi diri yang ditunjukkan

1. tekun belajar dan berlatih agar memperoleh prestasi yang bagus namun mudah terpengaruh orang lain;

2. berlaku jujur walaupun kelak akan dihukum, namun berbohong ketika sudah terdesak;

3. menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan namun bukan atas dasar keinginan sendiri;

4. sering berterima kasih kepada teman yang telah membantu; 5. selalu mengerjakan tugas

kelompok setelah diingatkan; 6. sungguh-sungguh mengerjakan

tugas kelompok yang menjadi bagiannya dengan bantuan teman lain;

7. ragu mengungkapkan diri apa adanya;

8. mengekspresikapn perasaan sedikit berlebihan.

Rendah X≤

15.01

(35)

61

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.ditunjukkan sering berlaku curang;

2.berbohong agar mendapatkan posisi aman;

3.menyelesaikan masalah dengan kekerasan;

4.berterima kasih kepada teman yang telah membantu karena terpaksa;

5.mengerjakan tugas kelompok tidak tepat waktu;

6.mengerjakan tugas kelompok yang menjadi bagiannya namun asal-asalan;

7.ingin tampil sempurna; 8.mengekspresikapn perasaan

secara berlebihan.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah berikut:

1. Studi pendahuluan yakni pada saat pelaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 5 Bandung pada bulan Februari – Mei 2012;

2. Menyusun proposal penelitian dan mengkonslutasikan dengan dosen mata kuliah Metode Riset Bimbingan dan Konseling;

3. Proposal yang telah disahkan oleh dosen mata kuliah diserahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi serta ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan;

4. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas;

5. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat Fakultas dan rektor UPI, kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan disampaikan kepada kepala sekolah SMP Negeri 5 Bandung; 6. Membuat instrumen penelitian berikut penimbangan kepada tiga orang

(36)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket kepada peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013;

8. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket yang telah disebarkan tentang perilaku sosial peserta didik;

9. Pembuatan program hipotetik bimbingan dan koseling untuk meningkatkan perilaku sosial peserta didik;

10.Diskusi dengan dosen dan guru bimbingan dan konseling mengenai kelayakan program bimbingan hipotetik;

(37)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

134 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum perilaku sosial peserta didik kelas kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dari jumlah sampel 248 peserta didik didapatkan 34.54% termasuk pada kecenderungan peranan artinya peserta didik menampilkan perilaku sosial yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki individu; 22.89% termasuk pada kecenderungan sosiometrik artinya peserta didik menampilkan perilaku sosial yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain; dan 42.57% termasuk pada kecenderungan ekspresif artinya peserta didik menampilkan perilaku sosial yang bertautan dengan ekspresi diri dengan menampilkan kebiasaan-kebiasaan khas.

(38)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teman jika dirasa sulit mengerjakan atau menyelesaikan masalah oleh sendiri; berani mengungkapkan pendapat yang berbeda apabila mendapat dukungan dari teman lain.

3. Perilaku sosial peserta didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada kategori kecenderungan sosiometrik berada pada kualifikasi sedang yang berarti peserta didik memiliki perilaku sosial yang sedang dengan kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain ditampilkan melalui mau memafkan kesalahan teman setelah diingatkan oleh orang lain; tidak membicarakan rahasia teman setelah diingatkan; mau berteman dari status ekonomi/kebiasaan/kondisi yang berbeda karena ikut-ikutan dengan teman lain; bekerja sama membersihkan kelas setelah diajak teman; meminjamkan catatan pelajaran hanya kepada teman tertentu; tersenyum saat perpapasan dengan teman; menjenguk teman yang sakit jika ditemani; berhati-hati saat berbicara agar teman tidak tersinggung setelah diingatkan oleh teman; menerima saran dari teman saat berdiskusi karena mengikuti teman lain.

(39)

136

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Program bimbingan sosial yang disusun memuat komponen-komponen seperti rasional program, visi dan misi, dasar dan landasan operasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, komponen program, personel yang dilibatkan, rencana operasional, pengembangan tema, pengembangan satuan layanan, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana, serta evaluasi. Secara keseluruhan setiap sub aspek dan indikator perilaku sosial peserta didik dijadikan landasan pengembangan program yang diberikan melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem, dengan materi relevan yang telah disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

a. Guru BK mempergunakan rancangan program hipotetik bimbingan dan konseling untuk meningkatkan perilaku sosial Kelas VII Tahun Ajaran 2012/2013.

b. Instrumen yang telah dilakukan uji kelayakan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk digunakan mengungkap perilaku sosial peserta didik SMP Negeri 5 Bandung.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Melakukan penelitian mengenai perilaku sosial peserta didik berdasarkan pola asuh keluarga, karena Kemampuan dalam bergaul secara sosial dipengaruhi oleh pengaruh pola asuh keluarga (Ekalestari,

2011: 74).

(40)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 137

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (1999). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Rineka Cipta.

Anggraeni, Dian. (2009). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan

Perilaku Sosial Siswa. Tesis UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi

V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saefuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Budiman, Didin. (2008). Perilaku Sosial. [Online]. Terdapat di: http://file.upi.edu/Direktori/fpok/jur._pend._olahraga/197409072 001121didin_budiman. 15 November 2011.

Depdikbud. (1994). Peraturan Pemerintah No. 29/90. Jakarta

Depdiknas. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

Ekalestari, Hera Widya. (2011). Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan

Profil Keterampilan Sosial Siswa. [Online]. Terdapat di:

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=10319. 10 Januari 2013.

Fauzi, Lutfi Seli. (2010). Konseling Kognitif Perilaku untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial. Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. Alih bahasa oleh Dra. Istiwidayanti dan Drs. Soedjarwo, M.Sc. (1980). Psikologi Perkembangan “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” (Terjemahan Istiwidayanti). Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, Rusli. (2001). Perilaku Sosial. [Online]. Tersedia di: http://www.peutua1h.com. 1 Januari 2012.

(41)

138

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Krech, Crutchfield dan Ballachey. (1962). Individual in Society: A textbook of

Social Psychology. New York: McGraw-Hill.

Kusmiati, Ai. (2008). Karakteristik Perilaku Sosial Peserta Didik SMP. Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Martini, Otin. (2004). Pengembangan Program Bimbingan Perkembangan

Perilaku Sosial anak Usia Dini di Kelompok Bermain. Tesis UPI

Bandung. Tidak Diterbitkan.

Maryana, Erma. (2006). Perilaku Sosial Peserta Didik Sekolah Dasar. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Nissa, Fian Jannatun. (2010). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk

Meningkatkan Kemampuan Menjalin Relasi Pertemanan Siswa Sekolah Dasar. Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Noffiardhy. Fazri. (2012). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk

Meningkatkan Penyesuaian Siswa. Skripsi UPI Bandung. Tidak

Diterbitkan.

Resnawati, Sri. (2008). Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Menengah Atas. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizqi.

Safaria, T. (2005). Interpersonal Inteligence:Metode Pengembangan Kecerdasan

Anak. Yogyakarta: Amura Books.

Santrock, John. W. (2003). Adolesence Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

Sarimaya, Farida. (2006). Peningkatan Keterampilan Sosial SMP dalam

Pembelajaran IPS melalui Pengembangan Model Pembelajaran

Kooperatif. [Online]. Terdapat di

http://jurnal.upi.edu/file/Farida_Sarimaya.pdf. 15 November 2011.

(42)

Nida Khodijah, 2013

Program Hipotetik Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiowati, Arum. (2011). Program BImbingan Pribadi Sosial Melalui Permainan

untuk Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal Siswa SMP. Tesis

UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sisdiknas. (2003). Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3. Jakarta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Madani.

Sukardi. Dewa Ketut. (2004). Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan

konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulistiana, (2010). Meningkatkan Keterampilan Sosial melalui Layanan

Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana. [Online]. Tersedia di: http://lib.unnes.ac.id. 8 Desember

2011.

Sunarya, Yaya. (2008). “Siswa Terisolasi dengan Berbagai Karakternya”, dalam

Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan

Syamsuddin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.

Winkel S.J., W.S. (1982). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

Yuliah, Diah. (2009). Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Perilaku Sosial Siswa SMK. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Yusuf, Syamsu. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: Rosda.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi dan Sampel
Tabel 3.3 Judgement Angket
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.6 Hasil Uji reliabilitas Instrumen
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan, (1) sebagian besar peserta didik memiliki kecenderungan lokus kendali internal, (2) aspek lokus kendali peserta didik dengan

meningkatkan penyesuaian diri peserta didik SMP.. Artinya peserta didik memiliki kemampuan yang baik untuk memahami dan menyadari penyesuaian diri. Namun masih banyak juga

Selanjutnya, hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2012di SMA Negeri 6 Bandung kelas X-8berdasarkan status sosial ekonomi,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil sikap belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013 secara umum maupun tiap aspeknya berada pada

Deskripsi profil umum narsisme remaja di siswa SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016 akan dipaparkan dengan menampilkan jumlah siswa berdasarkan kategori serta

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU ETIS BERBAHASA SANTUN (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ciparay Tahun

Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Perilaku Altruistik Peserta Didik (Studi Deskriptif tentang Perilaku Altruistik di MA Negeri 1 Kota Bandung Tahun

Hasil penelitian setelah pemberian layanan bimbingan kelompok melalui permainan menunjukkan bahwa perilaku sosial peserta didik dominan berada dalam kategori sedang,