PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PROFIL SIKAP
BELAJAR PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif Terhadap Program Bimbingan Belajar di SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Yasfina Ainun Nisa 0608375
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Program Bimbingan Belajar
berdasarkan Profil Sikap Belajar Peserta Didik” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika kelimuan dalam karya ini,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan,
Judul Skripsi
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PROFIL SIKAP
BELAJAR PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif Terhadap Program Bimbingan Belajar di SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013))
Oleh
Yasfina Ainun Nisa NIM. 0608375
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: PEMBIMBING I
Dr. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP. 19600829 198703 1 002
PEMBIMBING II
Dr. Mubiar Agustin, M. Pd. NIP. 19770828 200312 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
ABSTRAK
Yasfina Ainun Nisa. (2013). PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PROFIL SIKAP BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi
Deskriptif Terhadap Program Bimbingan Belajar di SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Terdapat banyak peserta didik pada tingkat SMP yang belum memiliki sikap belajar positif. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa ada tindakan yang tepat, maka peserta didik akan mengalami hambatan/masalah akademik yang semakin rumit, misalnya masalah penyelesaian tugas, penerimaan materi belajar, dan lain-lain yang akan berdampak pada hasil belajar. Bimbingan belajar sangat dibutuhkan oleh peserta didik di Sekolah Menengah Pertama dengan alasan bahwa pada masa ini remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotetis dan abstrak dari realitas. Tujuan akhir penelitian ini yaitu memperoleh program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar yang layak menurut pakar dan praktisi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil sikap belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013 secara umum maupun tiap aspeknya berada pada kategori tinggi dan program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar dinilai layak menurut pakar dan praktisi. Rekomendasi ditujukan bagi Guru Bimbingan dan Konseling, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR ISI
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR ……… 11A. Konsep Sikap Belajar ……….... 11
B. Teori-teori tentang Sikap Belajar ………... 26
C. Konsep Bimbingan Belajar ………... 33
D. Kerangka Teoretik Program Bimbingan Belajar berdasarkan Profil Sikap Belajar Peserta Didik ..………... 37
E. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ………... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 46
A. Metode dan Desain Penelitian ... 46
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
C. Definisi Operasional ... 47
D. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 51
E. Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen ... 56
F. Teknik Analisis Data untuk menjawab Pertanyaan Penelitian ... 60
G. Langkah-langkah Penelitian ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 63
A. Hasil penelitian ………... 63
B. Pembahasan ………... 68
C. Keterbatasan Penelitian ………. 75
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 76
A. Kesimpulan ……… 76
B. Rekomendasi ………. 76
DAFTAR TABEL
2.1 Respon yang digunakan untuk Penyimpulan Sikap Belajar (diadaptasi dari Rossenberg & Hovland 1960 dalam Azwar, 2013:
20) ………...….. 30
2.2 Struktur dan Tahapan Program Bimbingan Belajar berdasarkan Profil Sikap Belajar Peserta Didik ……….. 39
3.1 Sampel Penelitian ... 47
.32 Ketentuan Pemberian Skor Angket Sikap Belajar Peserta Didik ... 52
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar (sebelum validasi) ... 52
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar (setelah validasi) ... 53
3.5 Hasil Uji Validitas Item ... 57
3.6 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen... 59
3.7 Reliability Statistics ... 60
3.8 Kriteria Gambaran Umum Variabel ... 61
3.9 Konversi Skor Profil Kompetensi Komunikasi Interpersonal ... 61 4.1 Profil Umum Sikap Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri
5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013………
63
4.2 Profil Aspek Sikap Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013………
DAFTAR GRAFIK
4.1 Profil Umum Sikap Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013………. 64 4.2 Profil Aspek Sikap Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP
DAFTAR BAGAN
1.1 Kerangka Penelitian tentang Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Profil Sikap Belajar Peserta Didik ………,…... 10
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat-surat Penelitian
2. Olah Data Instrumen (Validitas & Reliabilitas) 3. Profil Sikap Belajar Peserta Didik
4. Instrument Profil Sikap Belajar Peserta Didik
5. Program Hipotetik Bimbingan Belajar berdasarkan Profil Sikap Belajar 6. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
7. Surat Pernyataan Penilaian Dan Format Penilaian Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penting bagi kehidupan individu. Menjadi
individu yang bermutu, maka pendidikan yang bermutu pula sebagai pendukung
utamanya. Pendidikan yang bermutu, merupakan pendidikan yang seimbang, yaitu
mampu menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan
akademis, membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif (Yusuf dan
Nurihsan, 2005: 2). Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu usaha mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah dengan
melakukan pembinaan terhadap peserta didik melalui layanan bimbingan dan
konseling. Kartadinata (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 6) mengartikan bimbingan
sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Surya
(2003: 11) mengemukakan bahwa konseling merupakan suatu proses belajar yang
ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fundamental dalam diri konseli
terutama perubahan dalam sikap dan tindakan.
Berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk mencapai
perkembangan secara optimal yang ditandai dengan perubahan perilaku oleh
individu. Implementasi bimbingan dan konseling di sekolah diorientasikan kepada
2
empat bidang, yaitu (1) bimbingan dan konseling akademik, (2) bimbingan dan
konseling pribadi, (3) bimbingan dan konseling sosial, dan (4) bimbingan dan
konseling karir (Yusuf, 2009: 51).
Salah satu bidang bimbingan dari empat bidang yang diuraikan di atas adalah
bimbingan dan konseling akademik/bimbingan dan konseling belajar. Bimbingan
akademik atau bimbingan belajar merupakan salah satu layanan yang dibutuhkan
guna membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi diri, keterampilan,
sikap, serta mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar. Hal ini
selaras dengan yang dikemukakan oleh L.D. Crow dan A. Crow (Amti, 1991:2)
bimbingan belajar yaitu suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang
telah terdidik pad seseorang lain dengan usia yang tidak ditentukan untuk dapat
menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Bimbingan belajar tidak terpaku pada usia individu. Pelayanan bimbingan
belajar pada setiap individu berbeda satu sama lain. Pernyataan tersebut
ditegaskan oleh Ahmadi dan Supriyono (1991) menjelaskan bahwa kemampuan
belajar pada setiap individu tidak sama artinya ada yang cepat dan ada yang
lambat menangkap isi pelajaran.
Dilihat dari segi usia, peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah
individu-individu dalam masa awal remaja yang berusia kira-kira 13-16 tahun
(Hurlock, 1991: 206). Bimbingan belajar di SMP ditujukan pada seluruh peserta
didik untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah akademiknya seperti
penyelesaian tugas sekolah, motivasi belajar, prestasi belajar rendah, lambat
belajar, kebiasaan buruk dalam belajr dan sikap yang kurang baik terhadap
pelajaran, guru ataupun sekolah (Sukmadinata, 2003: 240).
Terdapat banyak peserta didik pada tingkat SMP yang belum memiliki sikap
belajar positif. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa ada tindakan yang tepat, maka
peserta didik akan mengalami hambatan/masalah akademik yang semakin rumit,
misalnya masalah penyelesaian tugas, penerimaan materi belajar, dan lain-lain
dierhatikan baik oleh peserta didik maupun oleh guru dan orang tua, sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Syamsu Yusuf (Supriatna, 2011: 66) salah satu
point dalam aspek perkembangan kematangan intelektual ialah memiliki sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif. Menurut Brown dan Holtzman sikap belajar dibagi
menjadi dua komponen yaitu Teacher Approval (TA) berhubungan dengan
pandangan peserta didik terhadap guru dan Education Acceptence (EA) terdiri
atas penerimaan dan penolakan peserta didik terhadap tujuan yang akan dicapai,
meteri yang akan disajikan, praktik, tugas dan persyaratan yang telah ditetapkan di
sekolah.
Hasil penelitian yang dilakukan Sularti (2008) terhadap program bimbingan
dan konseling untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar siswa di SMP
Negeri 3 Cikopok Jaya Serang yang menunjukkan hasil sebanyak 39,85% sikap
belajar peserta didik yang ragu-ragu dan 15,04% memiliki sikap belajar yang
negatif. Sehingga siswa yang masih harus dikembangkan sikap belajarnya adalah
54,89%.
Sementara studi yang dilakukan oleh Sabrina (2011) terhadap program
bimbingan kelompok untuk mengembangkan sikap dan kebiaaan belajar siswa di
SMP Taruna Terpadu Bogor, menunjukkan adanya beberapa peserta didik yang
memiliki sikap belajar ragu-ragu atau netral yaitu 63,3%, dan 7,5% yang memiliki
sikap beajar negatif. Sehingga siswa yang harus dikembangkan sikap belajarnya
adalah 70,8%.
Permasalahan tentang sikap belajar dapat diminimalisir dan dihindari jika
peserta didik memiliki pengetahuan mengenai cara-cara belajar yang baik. Oleh
sebab itu, diperlukan adanya bimbingan dari personil sekolah, khususnya guru
pembimbing dalam hal bimbingan akademik/bimbingan belajar, agar peserta didik
memperoleh pengetahuan tentang cara-cara belajar yang baik dan efektif,
sehingga dapat mengembangkan sikap belajar yang positif.
Bimbingan belajar sangat dibutuhkan oleh peserta didik di Sekolah Menengah
4
dengan aspek-aspek yang hipotetis dan abstrak dari realitas (Agustiani, 2006: 31).
Peserta didik sudah dapat berpikir realistis, maksudnya bahwa jika dia tidak
memiliki sikap belajar yang positif, maka akan berpengaruh pada jenjang
pendidikan selanjutnya serta pada masa depannya.
Melihat fenomena dan kebijakan tersebut, maka muncul keterkaitan antara
belajar, perkembangan dan pendidikan. Belajar dilakukan oleh peserta didik,
perkembangan dialami dan dihayati oleh semuluruh peserta didik dan pendidikan
merupakan kegiatan interaksi yang terdiri dari guru berinda sebagai pendidik yang
bertugas mendidik dan membimbing peserta didik (Winkel, 2009:12). Dalam
rangka membantu optimalisasi perkembangan peserta didik terutama dalam
bidang akademik terhadap sikap belajarnya, program bimbingan belajar menjadi
solusi yang mengupayakan perubahan sikap ke arah positif.
Atas dasar hal tersebut dan mengacu pada studi pendahuluan yang telah
dilakukan, diperlukan adanya suatu “program bimbingan belajar berdasarkan
profil sikap belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Salah satu tugas perkembangan peserta didik tingkat SMP adalah
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya
untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karir serta
berperan dalam kehidupan masyarakat. Kenyataannya, masih banyak peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini disebabkan karena kurangnya
sikap belajar yang baik pada peserta didik.
Sikap belajar yang kurang baik dialami oleh peserta didik pada tingkat SMP,
memberikan gambaran bahwa konselor maupun guru mata pelajaran perlu
membimbing peserta didik untuk mengembangkan sikap belajar yang baik.
Apabila hal ini terus dibiarkan akan memberikan dampak yang tidak baik dalam
Penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan profil sikap belajar serta
program layanan bimbingan dan konseling yang berdasarkan pada profil sikap
belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah utama penelitian ini adalah “Bagaimana program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik SMP Negeri 5 Cimahi?”.
1. Seperti apa profil sikap belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 5
Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana rumusan hipotetik program bimbingan belajar berdasarkan
profil sikap belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Cimahi Tahun
Ajaran 2012/2013 yang layak menurut pertimbangan pakar dan praktisi
bimbingan dan konseling?
C. Penjelasan Istilah
Pada rumusan masalah di atas, terdapat dua konsep utama yang harus dibatasi
dan dijelaskan secara operasional, yaitu sikap belajar peserta didik dan program
bimbingan belajar.
1. Sikap Belajar
Menurut Allen, Guy dan Edgley (Saifuddin A., 2011: 3) mengemukakan
bahwa:
Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyiapkan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Struktur sikap terdiri dari tiga komponen (triadik) yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif.
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,
yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang
sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau
6
menjelaskan bahwa sikap merupakan suatu motivasi karena menunjukkan
ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap suatu objek.
Syah (2003: 68) mendefinisikan belajar sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Pengertian
sikap belajar menurut Yusuf (2006: 116) yaitu:
Kecenderungan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan belajar, sebagai dampak dari suasana pemahaman perasaan (feeling) dan keyakinan tentang belajar atau dapat juga dikatakan sebagai kecenderungan seseorang dalam merespon tuntutan pembelajaran.
Sikap belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang tatkala
mempelajari hal-hal yang bersifat akademik (Djaali, 2008). Sikap belajar
adalah perasaan senang atau tidak sennag, perasaan setuju atau tidak setuju,
perasaan suka atau tidak suka, terhadap guru, tujuan, materi dan tugas-tugas
serta lainnya (Nasution, 1978).
Menurut definisi-definisi tersebut di atas, sikap muncul sesuai dengan
objek yang ada di hadapan individu baik berupa benda, seseorang atau metode
yang digunakan seseorang. Sikap diklasifikasikan ke dalam tiga komponen
yaitu kognitif, afektif dan konatif. Dapat disimpulkan bahwa sikap belajar
adalah penialian atau kecendrungan dalam melakukan sesuatu yang
ditampilkan oleh peserta didik sebagai hasil dari pemahaman persepsi,
keyakinan serta perasaan terhadap stimulus berupa objek-objek belajar, atau
dapat disimpulkan juga sebagai perasaan senang atau tidak senang, suka atau
tidak suka terhadap objek-objek sikap pada saat belajar.
2. Program Bimbingan Belajar
Program bimbingan belajar merupakan salah satu bidang layanan
bimbingan yang terdapat dalam program bimbingan dan konseling. Untuk
menjelaskan program bimbingan belajar, terlebih dahulu akan dijelaskan
Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian
rencana aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang
selanjutnya akan menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan
dan pertanggungjawabannya (Suherman, 2007: 59).
Nurihsan (2003: 30) menjelaskan bahwa bimbingan akademik atau
bimbingan belajar adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para
individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.
Yang tergolong masalah-masalah akademik adalah pengenalan kurikulum,
pemilihan jurusan/ konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan
latihan, pencarian dan penggunaan sumber-sumber belajar, perencanaan
pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Menurut Nurihsan (2005: 12), bimbingan belajar merupakan upaya untuk
membantu peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah belajar, misalnya cara belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan
lain-lain. Dalam pelaksanaannya, program bimbingan belajar tersebut
hendaknya memperhatikan banyak aspek, dan hal yang paling pokok adalah
program yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
sekolah dan tidak melenceng dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu,
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling harus
berdasar pada analisis kebutuhan yang valid, sehingga data yang dihasilkan
dapat dijadikan dasar pengembangan program.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
program bimbingan belajar adalah suatu rancangan kegiatan yang terencana,
terorganisir, terkoordinasi dan dapat dipertanggungjawabkan, yang disusun
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah
akademik/ belajar, yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan layanan
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan
belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik di Sekolah Menengah
Pertama yang layak untuk diterapkan menurut pertimbangan ahli dan praktisi
bimbingan dan konseling. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan:
1. Profil sikap belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Cimahi Tahun
Ajaran 2012/2013.
2. Program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik
kelas VII SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 yang layak
untuk diterapkan menurut pertimbangan ahli dan praktisi bimbingan dan
konseling.
E. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dalam
mengembangkan program bimbingan di SMP sebagai dasar dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membantu peserta didik
dalam mengembangkan sikap belajarnya. Selain itu, manfaat praktis dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 5 Cimahi.
Program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik
tingkat SMP dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan
program layanan bimbingan dan konseling, agar layanan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
Data/profil sikap belajar peserta didik SMP yang dihasilkan dapat
menambah data empiris mengenai sikap belajar peserta didik dan program
bimbingan untuk mengembangkan sikap belajar peserta didik di tingkat
SMP.
3. Bagi peneliti selanjutnya.
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian yang lebih tentang
sikap belajar, serta mempermudah dalam merancang program bimbingan
dan konseling terutama layanan bimbingan belajar di SMP.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi terdiri dari 5 bab antara lain: Bab I, mengungkapkan latar
belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan struktur organisasi skripsi. Bab II terdiri dari teori-teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti. Bab III merupakan penjabaran dari metode
penelitian secara garis besar. Prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan
hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam bab ini, serta akan dilaporkan tentang
instrumen yang digunakan. Bab IV akan disajikan hasil-hasil penelitian. Bab V
akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta implikasinya bagi konselor,
sekolah dan peneliti selanjutnya untuk pengembangan lebih lanjut.
Adapun alur penelitian yang akan dilaksanakan, divisualisasikan dalam
10
Gambar 1.1
Kerangka Penelitian tentang Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Profil Sikap Belajar Peserta Didik
Pendahuluan ahli dan praktisi BK 2. Uji keterbacaan 3. Uji validitas dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana data penelitian berupa
angka-angka yang dikumpulkan menggunakan instrumen dan dianalisis melalui
perhitungan statistik tertentu (Sugiyono, 2010: 10).
Tujuan akhir penelitian ini adalah memperoleh profil sikap belajar secara
umum, aspek dan indikatornya pada kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi tahun ajaran
2012/2013. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, pendekatan
penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk
mendeskripsikan sikap belajar peserta didik. Metode deskriptif merupakan metode
yang digunakan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi
pada masa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu
sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan
data hasil penelitian (Arikunto, 2002: 136).
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi
Penelitian dengan judul Program Bimbingan Belajar berdasarkan Profil Sikap
Belajar Peserta Didik dilaksanakan di SMP Negeri 5 Cimahi, berlokasi di Jln.
Cipageran No. 146 Cimahi.
2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1993: 102).
Populasi dalam penelitian ini ditentukan menurut kriteria berikut:
a. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII yakni berada pada
47
b. Peserta didik kelas VIII berada pada rentang usia 14-15 tahun dalam
lingkup psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki masa
remaja madya.
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
1993: 104). Penentuan jumlah sample dilakukan dengan menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh Riduwan (2006: 65) yaitu sebagai berikut.
S = 50% + 1000 – n (50% - 15 %) 1000 - 100
Keterangan :
S = jumlah sample yang diambil n = jumlah anggota populasi
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
C. Definisi Operasional 1. Sikap Belajar
Menurut Allen, Guy dan Edgley (Azwar, 2011: 3) mengemukakan bahwa:
Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, No Kelas Jumlah Populasi Jumla sampel
1. VIII-A 35 orang 17 orang 2. VIII-B 36 orang 17 orang
3. VIII-C 36 orang 17 orang 4. VIII-D 35 orang 17 orang 5. VIII-E 35 orang 17 orang 6. VIII-F 36 orang 17 orang 7. VIII-G 36 orang 17 orang
8. VIII-H 35 orang 17 orang 9. VIII-I 36 orang 17 orang 10. VIII-J 35 orang 17 orang 11. VIII-K 35 orang 17 orang
sikap terdiri dari tiga komponen (triadik) yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif.
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang
membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu,
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan (Dimyati
dan Mudjiono, 2006: 239). Sukmadinata (2003: 64) menjelaskan bahwa sikap
merupakan suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan
seseorang terhadap suatu objek.
Syah (2003: 68) mendefinisikan belajar sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sikap belajar menurut teori Heider merupakan sebuah keseimbangan yang
diperlihatkan oleh seorang peserta didik pada beberapa unsur di sekolahnya yang
saling berkaitan dengan memiliki sifat yang sama (Azwar, 2011: 43).
Teori sikap Osgood mengemukakan bahwa sikap belajar menurut teori ini
yakni adanya perasaan memihak atau tidak memihak antara peserta didik dengan
objek belajarnya seperti mata pelajaran, guru, tempat belajar dan sebagainya
(Azwar, 2011: 43).
Pengertian sikap belajar menurut Yusuf (2006: 116) yaitu:
Kecenderungan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan belajar, sebagai dampak dari suasana pemahaman perasaan (feeling) dan keyakinan tentang belajar atau dapat juga dikatakan sebagai kecenderungan seseorang dalam merespon tuntutan pembelajaran.
Sikap belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang tatkala mempelajari
hal-hal yang bersifat akademik (Djaali, 2008). Sikap belajar adalah perasaan
senang atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju, perasaan suka atau
tidak suka, terhadap guru, tujuan, materi dan tugas-tugas serta lainnya (Nasution,
1978).
Menurut definisi-definisi tersebut di atas, sikap muncul sesuai dengan objek
49
kognitif, afektif dan konatif. Dapat disimpulkan bahwa sikap belajar adalah
penilaian atau kecenderungan dalam melakukan sesuatu yang ditampilkan oleh
seseorang sebagai hasil dari pemahaman persepsi, keyakinan serta perasaan
terhadap stimulus berupa hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Indikator sikap belajar yaitu meliputi hasrat keingintahuannya cukup besar,
bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, panjang akal, keinginan untuk
menemukan dan meneliti, cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit,
cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, memiliki dedikasi
bergairah serta aktif dalam melakukan tugas, berpikir fleksibel, menanggapi
pertanyaan yang ditujukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak,
kemampuan membuat analisis dan sintesis, memiliki semangat bertanya serta
meneliti, memiliki daya abstraksi yang cukup baik, memiliki latar belakang
membaca yang cukup luas.
Secara operasional sikap belajar dalam penelitian ini adalah penilaian atau
kecenderungan dalam melakukan sesuatu yang ditampilkan oleh seseorang
sebagai hasil dari pemahaman persepsi, keyakinan serta perasaan terhadap
stimulus berupa hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Sikap
diklasifikasikan ke dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan konatif. Adapun
indikator dan sub-indikator sikap belajar peserta didik dalam penelitian ini sebagai
berikut:
a. Aspek kognitif:
1) Mengerjakan tugas belajar (PR)
a) Menerima setiap tugas yang diberikan oleh guru.
b) Menerima hasil penilaian guru dengan positif.
c) Mengerjakan PR dengan baik.
d) Mengerjakan semua tugas dengan tekun.
e) Kemauan untuk memperbaiki tugas yang dikembalikan.
2) Menghadapi ulangan/ ujian
d) Mengerjakan soal sendiri (tidak mencontek).
b. Aspek afektif:
1) Penghargaan terhadap guru
a) Menyenangi guru yang demokratis.
b) Menyukai guru yang adil dan bijaksana.
c) Menghormati guru dan ngengikuti petunjuk guru
2) Kegemaran terhadap mata pelajaran
a) Menganggap bahwa semua mata pelajaran penting.
b) Menyenangi pelajaran yang berguna bagi cita-cita.
c) Menyukai pelajaran namun tidak menyukai gurunya.
d) Memiliki rangkuman materi pelajaran.
e) Menyukai metode pembelajaran yang menyenangkan
c. Aspek konatif:
1) Mengikuti pelajaran di kelas
a) Memperhatikan semua penjelasan guru.
b) Menganggap bahwa semua keterangan guru penting.
c) Menyukai tempat duduk di depan.
d) Berdampingan dengan teman yang pandai.
e) Menjawab pertanyaan dengan baik.
f) Bertanya dengan sopan kepada guru.
2. Program Bimbingan Belajar
Program bimbingan belajar merupakan salah satu bidang layanan bimbingan
yang terdapat dalam program bimbingan dan konseling. Untuk menjelaskan
program bimbingan belajar, terlebih dahulu akan dijelaskan konsep mengenai
program bimbingan dan konseling di sekolah.
Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian rencana
aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selanjutnya akan
51
Nurihsan (2003: 30) menjelaskan bahwa bimbingan akademik atau
bimbingan belajar adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para
individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang
tergolong masalah-masalah akademik adalah pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan/ konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian
dan penggunaan sumber-sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan
lain-lain.
Menurut Nurihsan (2005: 12), bimbingan belajar merupakan upaya untuk
membantu peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
belajar, misalnya cara belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya, program bimbingan belajar tersebut hendaknya
memperhatikan banyak aspek, dan hal yang paling pokok adalah program yang
dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sekolah dan tidak
melenceng dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan dan
pengembangan program bimbingan dan konseling harus berdasar pada analisis
kebutuhan yang valid, sehingga data yang dihasilkan dapat dijadikan dasar
pengembangan program.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa program
bimbingan belajar adalah suatu rancangan kegiatan yang terencana, terorganisir,
terkoordinasi dan dapat dipertanggungjawabkan, yang disusun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah
akademik/belajar, yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan layanan bimbingan
belajar.
D. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui profil sikap belajar peserta didik, alat yang digunakan
berupa instrumen. Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat
pilihan Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (R), Tidak Sesuai (TS) dan
Sangat Tidak Sesuai (STS).
Penelitian menggunakan metode deskriptif yang menyajikan profil sikap belajar
peserta didik dan program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta
didik. Kriteria penskoran untuk mendapat skor angket kompetensi sikap belajar peserta
didik dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Ketentuan Pemberian Skor Angket Sikap Belajar Peserta Didik
SS S RR TS STS
4 3 2 1 0
2. Kisi-kisi Instrumen
Adapun kisi-kisi instrument yang dikembangkan berdasarkan definisi
operasional variabel, maka kisi-kisi instrument sikap belajar dapat disajikan pada
Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar (sebelum validasi)
Aspek Indikator Sub-indikator Jumlah Item
a. Menerima setiap tugas yang diberikan oleh guru.
4 1, 2, 3, 4
b. Menerima hasil penilaian guru dengan positif.
3 5, 6, 7
c. Mengerjakan PR dengan baik.
3 8, 9, 10
d. Mengerjakan semua tugas dengan tekun.
b. Belajar ketika akan menghadapi ulangan/
53
d. Mengerjakan soal sendiri (tidak mencontek).
2 27, 28
Afektif
3.Penghargaan terhadap guru
a. Menyenangi guru yang demokratis.
2 29, 30
b. Menyukai guru yang adil dan bijaksana.
2 31, 32
c. Menghormati guru dan mengikuti petunjuk guru.
c. Menyukai tempat duduk di depan. f. Bertanya dengan sopan
kepada guru.
3 60, 61, 62
Jumlah 62
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar (setelah validasi)
Aspek Indikator Sub-indikator Jumlah Item
(PR) b. Menerima hasil penilaian guru dengan positif
3 4, 5, 6
c. Mengerjakan PR dengan baik
3 7, 8, 9
d.Mengerjakan semua tugas dengan tekun
a. Menyiapkan perlengkapan yang dipakai saat ulangan/ ujian
3 16, 17, 18
b. Belajar ketika akan menghadapi ulangan/ ujian
3 19, 20, 21
c. Mengerjakan soal dengan teliti
1 22
d. Mengerjakan soal sendiri (tidak mencontek)
d.Menyukai guru yang adil dan bijaksana
2 27, 28
e. Menghormati guru dan ngengikuti petunjuk guru
55
f. Bertanya dengan sopan kepada guru
3 53, 54, 55
Jumlah 55
3. Uji Coba Instrumen
Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui
beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:
a. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan
instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional).
Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli/dosen dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yaitu Nandang Budiman, S. Pd., M. Si., dan Dr.
Ipah Saripah, M. Pd.
Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai
dengan kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai,
maka butir pernyataan tersebut akan dihilangkan atau hanya direvisi yang
kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Hasil
penilaian dosen penimbang, pada angket penelitian ini mengalami revisi
bahasa dan sejumlah 7 item dibuang karena tidak memenuhi kualifikasi, tanpa
mengurangi jumlah item pada angket yang akan diujicobakan sebanyak 62
item, seperti yang terdapat pada Tabel 3.3 di atas.
b. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilakukan kepada peserta didik SMP yang tidak dijadikan
anggota sampel penelitian sebanyak 10 orang untuk mengukur sejauh mana
keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang
Setelah uji keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak
dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
dimengerti oleh usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan
reliabilitasnya.
c. Uji coba (try out) Instrumen
Instrumen ini diujicobakan pada 34 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 5
Cimahi. Uji coba ini dilakukan sekaligus dengan pengumpulan data
penelitian. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan/kesahihan
(validity) dan keterandalan (reliability) alat ukur yang telah disusun dan akan
digunakan untuk penelitian.
E. Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Item
Validitas item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item
yang lainnya dalam suatu perangkat instrumen. Isi validitas item adalah daya
pembeda item (item discriminating power) (Suryabrata, 2008: 57).
Pengujian daya pembeda item dilakukan untuk memilih item-item pernyataan
terbaik untuk digunakan dalam instrumen. Semakin tinggi skor daya pembeda
suatu item, semakin baiklah kualitas item tersebut. Untuk memperoleh skor daya
pembeda dilakukan komputasi korelasi antara skor item dengan skor keseluruhan
skala yang dioperasionalkan sesuai rumus product-moment Pearson (Azwar,
2011: 153)
Setelah data didapatkan maka pengujian validitas menggunakan rumus
pearson product moment (Riduwan, 2009: 98), yakni:
57
n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
2
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Adapun kriteria validitas suatu instrumen dikatakan valid apabila t-hitung > t-tabel.
Kriteria yang digunakan adalah item yang memiliki thitung > ttabel dinyatakan
sebagai item yang valid dan apabila thitung < ttabel dikatakan invalid. Dengan dk=
n-2 = (34 -2), pada taraf kepercayaan 5% diperoleh harga ttabel sebesar 0,339.
Diantara sejumlah 62 item yang diujicobakan, hanya diperoleh 55 item yang
memenuhi kriteria penerimaan r tersebut.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Item
No
Pernyataan r Hitung r Tabel Kriteria
1 0.67 0.339 Valid
Pernyataan r Hitung r Tabel Kriteria
No
Pernyataan r Hitung r Tabel Kriteria
37 0.39 0.339 Valid
Pernyataan r Hitung r Tabel Kriteria
50 0.75 0.339 Valid
2. Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen bertujuan untuk melihat tingkat keterandalan
atau kemantapan sebuah instrumen (level of consistency) penelitian atau dengan
kata lain sejauh mana instrumen mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten
(Rakhmat, C. dan Solehudin, M., 2006: 70).
Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran
dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas intrumen
ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh
subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.
Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek.
Dalam hal ini, skor perolehan terdiri dari skor murni dan skor kekeliruan galat
pengukuran. Oleh karena itu, reliabilitas instrumen secara operasional dinyatakan
sebagai koefisien korelasi (r) (Suryabrata, 2008: 41).
Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi
dari Riduwan (2006: 98) yang menyebutkan bahwa :
Tabel 3.6
60
0,40 – 0,59 0,20 – 0, 39 0,00 – 0,19
Derajat keterandalan cukup Derajat keterandalan rendah Derajat keterandalan sangat rendah
Penghitungan tingkat reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS for
windows 15.00. adapun hasil perhitungannya adalah :
Tabel 3.7
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,939 55
Mengacu pada kriteria keterandalan pada Tabel 3.7, instrumen sikap belajar
dalam penelitian ini termasuk instrumen yang memiliki derajat keterandalan
sangat tinggi.
F. Teknik Analisis Data untuk menjawab Pertanyaan Penelitian 1. Analisis Profil Sikap Belajar Peserta Didik
Pertanyaan No. 1 tentang profil sikap belajar peserta didik diolah dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan Skor maksimal yang diperoleh sampel:
Skor maksimal = jumlah soal x skor tertinggi
b. Menentukan Skor minimal yang diperoleh sampel:
Skor minimal = jumlah soal x skor terendah
c. Mencari rentang skor yang diperoleh sampel:
Rentang skor = Skor maksimal – skor minimal
d. Mencari interval skor:
Interval skor = Rentang skor / 3
Tabel 3.8
Kriteria Gambaran Umum Variabel
Kriteria Rentang Positif X > Xid+1,5.Sd Netral Xid-1,5.Sd <X< Xid+0,5.Sd Negatif X< Xid-1,5.Sd
(Sudjana, 2004 : 47)
Berdasarkan kriteria profil umum variabel profil sikap belajar peserta didik,
perolehan skor dikonversikan sebagai berikut.
Tabel 3.9
Konversi Skor Profil Kompetensi Komunikasi Interpersonal Kategori Skor Penjelasan
Positif 147-220 Peserta didik mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh, mengingat pekerjaan rumah (PR), menyukai semua mata pelajaran, tidak pernah mencontek, aktif di kelas, menghargai guru, dan percaya pada kemampuan sendiri. Netral 74-146 Peseta didik mengerjakan tugas yang disukainya
saja, memiliki sikap yang berbeda pada setiap mata pelajaran, tidak berusaha menjawab pertanyaan guru, kadang mencontek.
Negatif 0-73 Peserta didik bermalas-malasan saat pelajaran dimulai, tidak hadir di atas 50%, tidak memiliki buku catatan, tidak pernah mengerjakan PR dan selalu mencontek saat ulangan.
G. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap
pelaksanaan; dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar
tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang sikap belajar dan
bimbingan belajar.
b. Menentukan subjek penelitian.
c. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner.
62
a. Observasi terhadap pelaksanaan program bimbingan belajar yang telah
dilakukan di sekolah tempat penelitian dan observasi terhadap sikap
belajar peserta didik melalui wawancara dengan guru yang bersangkutan.
b. Penyebaran instrumen sikap belajar peserta didik.
3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data
a. Mengolah skor profil sikap belajar peserta didik
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Penelitian mengenai program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap
belajar peserta didik dilakukan dengan metode penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan sikap belajar peserta didik. Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 5 Cimahi pada peserta didik kelas VIII.
Kesimpulan penelitian tentang program bimbingan belajar berdasarkan profil
sikap belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi tahun ajaran
2012/2013 yaitu sebagai berikut:
1. Profil sikap belajar peserta didik kelas VIII secara umum berada pada
kategori positif, dengan indikator-indikator yang ditunjukkan seperti peserta
didik mengerjakan soal sungguh-sungguh, mengerjakan pekerjaan rumah
(PR), menyukai semua mata pelajaran, tidak pernah mencontek, aktif di kelas,
menghargai guru, dan percaya pada kemampuan sendiri. Tidak ada sikap
belajar peserta didik yang berada pada kategori negatif.
2. Program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik
lebih bersifat preventif/pencegahan serta pengembangan, karena profil sikap
belajar peserta didik SMP Negeri 5 Cimahi kelas VIII secara umum berada
pada kategori positif. Program bimbingan belajar menurut pakar dan praktisi
bidang Bimbingan dan Konseling layak untuk dilaksanakan di sekolah.
B. REKOMENDASI
Program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik
dalam penelitian ini merupakan tolak ukur untuk penelitian selanjutnya. Beberapa
keterbatasan pada penelitian ini mendasari rekomendasi dalam bab ini, maka
rekomendasi ditujukan untuk beberapa pihak yang terkait dalam penelitian ini.
77
pribadi sosial maupun karir. Guru bimbingan dan konseling wajib untuk
membimbing peserta didik tanpa membedakan dari segi apapun. Hasil dari
penelitian ini adalah program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar
peserta didik, dapat dijadikan pedoman bagi guru bimbingan dan konseling dalam
membimbing peserta didik terutama peserta didik kelas VIII untuk dapat
memahami dan mengembangkan sikap belajar peserta didik sesuai dengan potensi
yang dimilikinya. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, tidak
menutup kemungkinan masih ada peserta didik yang belum mencapai kategori
positif pada sikap belajarnya.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan program bimbingan belajar bagi guru
bimbingan dan konseling diantaranya:
a. Mengadakan analisis kebutuhan tentang sikap belajar peserta didik dengan
menggunakan instrument sikap belajar peserta didik.
b. Melayani peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan sikap belajar.
c. Membagi kelompok peserta didik yang memiliki masalah dalam sikap
belajar menjadi beberapa kelompok kecil, dengan tujuan agar peserta didik
lebih mudah untuk bertanya dan melakukan kerja kelompok untuk
beberapa mata pelajaran yang dianggap sulit.
d. Memperhatikan setiap perubahan dan perkembangan yang ada di setiap
peserta didik juga kelompok yang sudah dibagi sebelumnya.
e. Mengadakan koordinasi bersama dengan wali kelas dan guru bidang studi
berkenaan dengan kebutuhan peserta didik, khususnya pengembangan
sikap belajar pada kelas VIII, dengan cara berbagi informasi mengenai
siapa saja peserta didik yang memiliki masalah kesulitan belajar
khususnya dalam hal sikap belajar.
f. Berkolaborasi dengan wali kelas dalam melaksanakan program bimbingan
belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik, yaitu dengan cara
dalam hal sikap belajar di kelas maupun dari segi nilai-nilai mata pelajaran
setiap peserta didik
g. Mensosialisasikan program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap
belajar peserta didik kepada seluruh peserta didik kelas VIII, dengan cara
melaksanakan program yang telah dibuat oleh guru bimbingan dan
konseling pada kelas yang menjadi tanggungjawabnya masing-masing.
h. Mengevaluasi setiap tahapan layanan sesuai Satuan Kegiatan Layanan
Bimbingan Konseling (SKLBK) sebagai tolak ukur keberhasilan program
dan rekomendasi melakukan tindak lanjut. Apabila indikator keberhasilan
telah dicapai, maka program bimbingan belajar dapat dikatakan berhasil.
Namun jika peserta didik tidak menunjukkan peningkatan, maka akan
diadakan tindak lanjut oleh guru bimbingan dan konseling.
2. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Adapun rekomendasi bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yaitu
sebagai berikut:
a. Instrumen sikap belajar peserta didik dapat dijadikan referensi oleh
mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang akan
melakukan penelitian sejenis.
b. Program bimbingan belajar berdasarkan profil sikap belajar peserta didik
dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan.
c. Jurusan dapat menjadikan instrumen penelitian sikap belajar peserta didik
sebagai alat ungkap bagi kebutuhan-kebutuhan tertentu di Jurusan
terutama berkaitan dengan sikap belajar mahasiswa, dengan terlebih
dahulu menyesuaikan konten instrumen dengan kebutuhan mahasiswa.
3. Penelitian selanjutnya
79
a. Metode penelitian menggunakan studi deskriptif, membuat penelitian ini
hanya menghasilkan profil sikap belajar dan program hipotetik yang layak
menurut pakar dan praktisi. Selanjutnya dapat dikembangkan menggunakan
metode eksperimen atau pengembangan program bimbingan belajar untuk
meningkatkan sikap belajar peserta didik.
b. Pengambilan populasi dan sampel penelitian yang hanya menggunakan satu
kelas saja yaitu kelas VIII. Peneliti selanjutnya dapat memperluas
pengambilan populasi dan sampel penelitian menjadi 1 sekolah yaitu kelas
VII, VIII dan IX.
c. Pengembangan instrumen penelitian yang dibatasi pada tiga aspek sikap
belajar yaitu aspek kognitif, afektif dan konatif. Penelitian selanjutnya dapat
mengembangkan instrument menggunakan aspek yang lebih banyak maupun
aspek yang lain, misalnya aspek sikap belajar menurut Brown dan Holtzman
yang memiliki dua aspek yaitu Teacher Approval (TA) yang berhubungan
dengan pandangan peserta didik terhadap guru dan Education Acceptence
(EA) yang terdiri atas penerimaan dan penolakan peserta didik terhadap
tujuan yang akan dicapai, praktik, materi yang akan disajikan, tugas serta
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (2012). Anak Berkesulitan Belajar, Teori, Diagnosis dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: Refika Aditama.
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Amti. (1991). Teknik Penyususnan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Padang: FIP IKIP Padang.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dachmiati, Sabrina. (2011). Program Bimbingan Kelompok untuk Mengembangkan Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa. Tesis pada SPS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dewi dan Wawan. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, Elizabeth. (1991). Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Nasution. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bina Aksara.
81
Nurihsan, Achmad J. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Nurihsan, Achmad J. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Nurihsan, Achmad J. (2006). Bimbingan dan konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Rakhmat, Cece dan Solehudin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil
Belajar. Bandung: Andira.
Riduwan. (2006). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Saari, Alisuf. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pendoman Ilmu Karya.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sularti. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Sikap
dan Kebiasaan Belajar Siswa. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Supriatna, Mamat. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi
(Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor). Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Yusuf, Syamsu. dan Nurihsan, Achmad J. (2005). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel, W. S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Winkel, W. S. dan Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi