• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL LOKUS KENDALI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING :Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL LOKUS KENDALI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING :Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL LOKUS KENDALI PESERTA DIDIK DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh :

Siti Nuraisah

0908934

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Bimbingan dan Konseling

Oleh Siti Nuraisah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Nuraisah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SITI NURAISAH 0908934

PROFIL LOKUS KENDALI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Dr. Anne Hafina, M.Pd. NIP. 19600704 198601 2 001

PEMBIMBING II

Dra. Aas Saomah, M.Si. NIP. 19610317 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

SITI NURAISAH (0908934). Profil Lokus Kendali Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum lokus kendali peserta didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan lokus kendali peserta didik SMP Negeri 9 Bandung. Populasi adalah seluruh peserta didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan menggunakan random sampling yakni sebanyak 284 peserta didik. Analisis data menggunakan statistika deskriptif untuk mengetahui gambaran umum lokus kendali dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan, (1) sebagian besar peserta didik memiliki kecenderungan lokus kendali internal, (2) aspek lokus kendali peserta didik dengan kategori paling tinggi sebanyak 56.34% yaitu aspek keyakinan akan kesuksesan, 49.30% yaitu aspek kerja keras, (3) lokus kendali peserta didik berdasarkan jenis kelamin, tingkatan kelas, usia, keikutsertaan dalam organisasi serta keadaan orang tua memperoleh hasil yang beragam (4) rumusan rancangan program bimbingan dan konseling dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, komponen program, rencana operasional, pengembangan satuan layanan, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana dan evaluasi. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya pada upaya mengembangkan kemandirian perilaku siswa di sekolah, Guru BK diharapkan mampu mengaplikasikan program dan bimbingan konseling untuk mengembangkan lokus kendali peserta didik yang telah dirancang peneliti terhadap peserta didik tahun ajaran 2013/2014, dan instrumen yang telah mendapatkan izin kelayakan dapat dijadikan bahan pertimbangkan untuk mengungkap kecenderungan lokus kendali peserta didik SMP Negeri 9 Bandung.

(5)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

SITI NURAISAH (0908934). Locus Of Control Profile of Student's and the Implication towards Guidance and Counseling Service (Descriptive Study of Students in SMP N 9 Bandung Year 2013/2014).

This research purpose is to know general overview of students’ locus of cotrol at SMP N 9 Bandung in 2013/2014 school year. The research approach which was used in this research was quantitative with questionnaire as a data collection tool. The research method used descriptive method to describe students’ locus of control at SMP N 9 Bandung. The population was all of SMP N 9 Bandung students in 2013/2014 school year, sampling technique with random sampling. The participants were 284 students. Data analysis used descriptive statistics to know general overview of locus of control by using percentage. The result showed, (1st) most of students had a tendency on internal locus of control, (2nd) students’ locus of control aspect with highest category was confidence and success aspect (56.34%), hard work aspect (49.30%), (3rd) students’ locus of control based on gender, grade level, age, participation in a organization, and parents condition got various results, (4th) draft of guidance and counseling program was declared eligible by experts and practitioners, including rational, vision and mission, a description of program purpose requirement, component of program, operational plan, service unit development, implementation time, personnel involved, and evaluation infrastructure. Reccomendation: On developing students’ independence at school, guidance and counseling teachers are expected to apply counseling and guidance program to develop students’ locus of control which had been designed by researcher for students in 2013/2014 school year, and also the instrument which had approved eligibility can be considered to uncover students’ locus of control tendency at SMP N 9 Bandung.

(6)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian Skripsi ... 7

BAB II LOKUS KENDALI………...……8

A. Konsep Dasar Lokus Kendali... 8

B. Asumsi Dasar Teori Pembelajaran Julian B. Rotter ... 10

C. Lokus Kendali dalam Teori Pembelajaran Sosial ... 11

D. Perkembangan Lokus Kendali Individu ... 17

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Lokus Kendali ... 18

F. Karakteristik Individu Berdasarkan Lokus Kendali ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

(7)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional Variabel ... 26

D. Instrumen Penelitian... 28

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 38

H. Prosedur Penelitian... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

C. Rancangan Layanan ... 76

D. Keterbatasan Penelitian ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Rekomendasi ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Hal

2.1. Orientasi Lokus Kendali Eksternal-Internal... 21

3.1. Penentuan Jumlah Sampel... 25

3.2. Kisi-kisi Instrumen Lokus Kendali Peserta Didik (Sebelum Uji Coba)... 29

3.3. Hasil Judgement Instrument ... 32

3.4. Kisi-kisi Instrumen Lokus Kendali Peserta Didik (Setelah Uji Coba) ... 32

3.5. Hasil Uji Validitas Angket Lokus Kendali ... 36

3.6. Kriteria Reliabilitas ... 37

3.7. Pedoman Pemberian Skor ... 39

3.8. Interpretasi Kategori Nilai... 40

4.1 Gambaran Umum Lokus Kendali ... 79

4.2 Gambaran Karakteristik Kecenderungan Lokus Kendali ... 80

4.3 Gambaran Umum Aspek Lokus Kendali ... 82

(9)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Hal

4.1. Gambaran Umum Lokus Kendali ... 43

4.2. Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Internal ... 45

4.3 Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Eksternal ... 47

4.4. Gambaran Lokus Kendali Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.5. Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Laki-laki ... 50

4.6. Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Perempuan... 51

4.7. Gambaran Lokus Kendali Berdasarkan Tingkatan Kelas ... 52

4.8. Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Kelas 9 ... 53

4.9 Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Kelas 8 ... 53

4.10Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Kelas 7 ... 54

4.11Gambaran Lokus Kendali Berdasarkan Umur ... 55

4.12Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Usia 15 ... 56

4.13Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Usia 14 ... 57

4.14Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Usia 13 ... 57

4.15Gambaran Aspek Lokus Kendali Peserta Didik Usia 12 ... 58

4.16Gambaran Lokus Kendali Berdasarkan Kegiatan Organisasi ... 59

4.17Gambaran Aspek Lokus Kendali Yang Ikut Organisasi ... 60

4.18Gambaran Aspek Lokus Kendali Yang Tidak Ikut Organisasi ... 61

4.19 Gambaran Lokus Kendali Berdasarkan Keadaan Orang Tua ... 62

4.20Gambaran Aspek Lokus Kendali Yang Orang Tua Lengkap ... 63

4.21Gambaran Aspek Lokus Kendali Yang Orang Tua Tidak Lengkap ... 64

(10)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ADMINISTRASI

A. SK Pembimbing

B. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN

A. Rekap Judgement Instrumen dan Judgement Program B. Instrumen Lokus Kendali (Sebelum Uji Coba)

C. Instrumen Lokus Kendali (Setelah Uji Coba) D. Rancangan Program (Sebelum Uji Coba)

LAMPIRAN 3 HASIL PENGOLAHAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

LAMPIRAN 4 DATA PENELITIAN

LAMPIRAN 5 RANCANGAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING (Setelah Validasi)

LAMPIRAN 6 SKLBK UNTUK MENGEMBANGKAN LOKUS KENDALI

(11)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu komponen yang dapat membantu perkembangan diri individu adalah pendidikan. Melalui pendidikan individu diharapkan bisa mengarahkan dirinya dalam menyelesaikan segala tugas dan tuntutan yang harus dipenuhi serta mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal yang diharapkan dapat mensukseskan tujuan dari pendidikan. Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu layanan yang terintegrasi dalam dunia pendidikan yang berfungsi dalam upaya memfasilitasi peserta didik / konseli agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (ABKIN, 2008 : 192).

Menurut Havighurst (1961 dalam yusuf, 2009), tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, jika tugas itu dapat tertuntaskan maka akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya, sementara jika gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangakutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tidak semua individu bisa mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini senada dengan Lusiawati (2003) bahwa keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas perkembangannya tidak hanya ditunjang oleh kecerdasan yang tinggi, faktor yang paling penting adalah bagaimana individu bisa mengaktualisasikan kemampuannya.

(12)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyelesaian segala tugasnya termasuk tugas perkembangannya, salah satunya adalah kepribadian individu yang berperan dalam menentukan sikap individu dalam belajar dan bertingkah laku, termasuk di dalamnya kemampuan mengendalikan diri. Kemampuan peserta didik mengendalikan dirinya tergantung dari keyakinan peserta didik itu sendiri. Rotter (1972) dalam teorinya menyebutkan bahwa keyakinan mengenai faktor yang mengendalikan kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari disebut lokus kendali (Locus of Control).

Rotter merupakan salah satu tokoh pembelajaran sosial yang dalam teorinya berpendapat bahwa perilaku individu merupakan hasil dari pengalaman masa lalu dan situasi saat ini. Dalam teorinya, pembelajaran sosial menitikberatkan bahwa pengalaman masa lalu akan berdampak pada perilaku individu saat ini dan pada nantinya akan berdampak pula pada harapan di masa depan. Menurut Rotter untuk memahami perilaku seseorang, kita tidak hanya menilai individu yang terlepas dari lingkungan, ataupun kita hanya melihat lingkungan saja tanpa menilai individu itu sendiri. Sebaliknya, kita harus melihat interaksi dari keduanya yaitu individu (pengalaman masa lalu, proses belajar dan pengalamannya) dan lingkungan (rangsangan yang diterima individu dari luar, saat ini).

Perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu tentunya akan menimbulkan harapan dan tantangan yang berbeda pada setiap individu, begitu juga bagi peserta didik di sekolah. Faktor-faktor seperti pengalaman traumatik di masa lalu, pola asuh dan hubungan dengan orang tua, usia, serta situasi yang sedang dihadapi oleh peserta didik saat ini akan sangat berpengaruh pada kecenderungan lokus kendali yang mereka miliki pada saat ini, yang pada akhirnya menyebabkan perilaku peserta didik yang berbeda-beda.

(13)

3

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kematangan dalam segala aspek tidak hanya pada aspek akademik, ternasuk di dalamnya dalam membentuk kepribadian, sehingga seluruh potensi peserta didik bisa berkembang secara optimal. Usia peserta didik SMP yang tergolong dalam fase perkembangan remaja awal tentunya masih sangat membutuhkan bimbingan dari orang dewasa untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, salah satunya dalam proses menyelesaikan tugas perkembangannya. Salah satu tugas perkembangan remaja menurut William Kay (Yusuf, 2009 : 72) adalah memperkuat self control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar nilai-nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. Tugas perkembangan ini sangat penting untuk dilakukan oleh remaja agar dapat mengambil keputusan yang tepat untuk arah hidupnya.

Penelitian Ika Alinda (2006) menyatakan bahwa lokus kendali berkontribusi sebesar 13,6 % dalam perilaku nakal peserta didik. Ini menunjukkan bahwa kenakalan yang dilakukan peserta didik disebabkan oleh ketidakmampuan peserta didik dalam meyakini bahwa pengaruh negatif dari luar dapat dikendalikan dirinya. Begitu juga dengan fenomena yang ditemukan selama peneliti melaksanakan program pengalaman lapangan baik itu melalui observasi langsung dan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 9 Bandung adalah banyaknya peserta didik yang mempunyai permasalahan berawal dari kurangnya keyakinan peserta didik bahwa mereka bisa mengendalikan kejadian yang terjadi pada dirinya. Seperti adanya geng sekolah, perilaku membolos, merokok, pornografi, dan perkelahian. Seharusnya hal-hal tersebut tidak akan terjadi jika peserta didik mempunyai keyakinan sendiri bahwa segala yang terjadi pada dirinya sebenarnya bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri.

(14)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perilaku individu yang memiliki kecenderungan lokus kendali internal tentunya akan berbeda dengan individu yang memiliki kecenderungan lokus kendali eksternal.

Lokus kendali merupakan bagian integral dari kepribadian yang pada akhirnya berkontribusi terhadap perilaku yang ditunjukkan oleh individu. Sejauh mana individu, dalam hal ini remaja memiliki kemampuan dalam mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku mereka. Apakah individu meyakini bahwa dirinya adalah penentu perilaku mereka ataukah justru individu menganggap bahwa diri mereka itu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar dirinya, hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi individu dalam berperilaku. Mengingat pentingnya kedudukan lokus kendali dalam diri individu serta perilaku yang ditimbulkan, diperlukan untuk mengetahui seperti apa kecenderungan lokus kendali yang dimiliki peserta didik karena pada nantinya akan berpengaruh ke dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yang ada di SMP Negeri 9 Bandung. Layanan bimbingan dan konseling tersebut dapat dijadikan pedoman bagi guru BK dalam membantu peserta didik supaya peserta didik bisa berkembang secara optimal.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(15)

5

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, bentuk pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah :

1. Seperti apa profil lokus kendali peserta didik di SMP Negeri 9 Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana rancangan layanan bimbingan dan konseling yang cocok untuk mengembangkan lokus kendali peserta didik di SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2013-2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan lokus kendali yang dimiliki oleh peserta didik SMP Negeri 9 Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan :

1. Gambaran umum lokus kendali yang dimiliki oleh peserta didik SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2013-2014.

2. Untuk memperoleh rancangan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan aspek perkembangan peserta didik berdasarkan kecenderungan lokus kendali yang dimiliki oleh peserta didik di SMP Negeri 9 Bandung.

D. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang menggabungkan hasil analisis data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistic (analisis statistik) dalam bentuk data numerical atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya.

(16)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokus kendali yang dimiliki oleh Peserta didik SMP Negeri 9 Bandung.

Populasi data yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 9 Bandung. Pertimbangan dalam menentukan populasi penelitian adalah sebagai berikut :

a. Peserta didik SMP sudah memasuki fase remaja, dimana ada yang masih peralihan dari masa anak-anak (Kelas VII) dan juga ada yang sudah menuju remaja madya (Kelas IX). Ketika memasuki fase remaja, individu memungkinkan untuk bisa berfikir secara abstrak mengenai hal-hal yang terjadi pada dirinya.

b. Peserta didik SMP kelas VII merupakan peserta didik yang berada pada penyesuaian baik dari segi akademis maupun dari segi non-akademis setelah berakhirnya masa SD sehingga mungkin ada perbedaan kecenderungan lokus kendali dengan peserta didik kelas VIII dan juga kelas IX.

c. Peserta didik SMP berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget telah mencapai tahap formal operational (12 tahun ke atas) sehingga peserta didik memiliki kemampuan memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada melalui pikirannya, dapat mengorganisasikan masalah, dapat berpikir secara logis, ilmiah, dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

d. Menurut pihak Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 9 Bandung belum ada penelitian yang mengungkap gambaran lokus kendali peserta didik secara keseluruhan.

Sampel penelitian diambil secara acak (random sampling) yaitu semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

(17)

7

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disediakan,(Arikunto, 2010: 195). Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Guttman dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap keyakinan akan diri sendiri peserta didik. Angket ini disusun berdasarkan indikator Lokus kendali.

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian dapat memperkaya sumber referensi dalam menyusun program bimbingan pribadi sosial di SMP Negeri 9 Bandung dan dapat dijadikan dasar dalam pengembangan peserta didik sesuai dengan kecenderungan lokus kendali yang mereka miliki sehingga pada nantinya peserta didik tersebut bisa memiliki kendali diri yang kuat. Secara praktis, hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Program ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan layanan intervensi untuk mengembangkan program bimbingan dan konseling sesuai dengan kendali diri yang dimiliki oleh peserta didik.

2. Bagi Peserta Didik

Tersedianya layanan bimbingan dan konseling yang memfasilitasi peserta didik untuk mencapai pengembangan diri yang optimal sesuai dengan kompetensi perkembangan yang harus terpenuhi.

F. Struktur Organisasi Skripsi

(18)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II berisi kajian pustaka. Dalam penelitian ini membahas mengenai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar pada peserta didik berbakat, dan program bimbingan belajar.

Bab III metode penelitian, terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasannya. Terdiri dari pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau hasil temuan.

(19)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 9 Bandung yang beralamat di Jalan Semar No.5 Bandung. Sekolah ini diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1959. Saat ini SMP Negeri 9 Bandung memiliki jumlah rombongan belajar sebanyak 40 kelas, yakni 14 rombongan belajar untuk kelas VII, 13 rombongan belajar untuk kelas VIII, dan 13 rombongan belajar untuk kelas IX.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011 : 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Pertimbangan dalam menentukan populasi ini adalah sebagi berikut :

a. Siswa SMP sudah memasuki fase remaja, dimana ada yang masih peralihan dari masa anak-anak (Kelas VII) dan juga ada yang sudah menuju remaja madya (Kelas IX). Ketika memasuki fase remaja, individu memungkinkan untuk bisa berfikir secara abstrak mengenai hal-hal yang terjadi pada dirinya.

(20)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Siswa SMP berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget telah mencapai tahap formal operational (12 tahun ke atas) sehingga siswa memiliki kemampuan memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada melalui pikirannya, dapat mengorganisasikan masalah, dapat berpikir secara logis, ilmiah, dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. d. Menurut pihak Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 9 Bandung belum

ada penelitian yang mengungkap gambaran lokus kendali siswa secara keseluruhan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011 : 118). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling dimana teknik pengambilan sampel ini memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jumlah penentuan sampel pada penelitian ini berpedoman pada tabel 5.1 (Sugiyono, 2011 : 128) dimana jika populasi berjumlah 1500 dengan taraf kesalahan 5% atau tingkat keyakinan 95% jumlah sampelnya adalah 283 orang.

Jumlah populasi peserta didik SMP Negeri 9 Bandung adalah 1477 siswa, berpedoman pada tabel, maka populasi dihitung 1500, sehingga sampel yang dibutuhkan adalah 283 orang. Secara operasional, sampel yang diambil disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Penentuan Jumlah Sampel

Kelas Populasi Sampel

VII 503 95

(21)

26

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IX 517 98

Jumlah 284

*Sampel menjadi lebih karena ada jumlah pembagian yang menghasilkan pecahan dan dibulatkan ke atas.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya akan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokus kendali yang dimiliki oleh Siswa SMP Negeri 9 Bandung.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang menggabungkan hasil analisis data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik) dalam bentuk data numerical atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya.

C. Devinisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti dan menjadi titik perhatian adalah lokus kendali. Konsep tentang Locus of control (lokus kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Lokus kendali merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib sendiri (destiny) (Kreitner dan Kinicki, 2005).

(22)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan lokus kendali sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Internal adalah individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa-apa pun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan eksternal adalah individu yang yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa lokus kendali merupakan unsur keyakinan, dan pandangan peserta didik SMP Negeri 9 Bandung mengenai segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, apakah sesuatu itu disebabkan oleh diri mereka sendiri dan berada dalam kendali dan tanggung jawabnya ataukah sesuatu itu disebabkan oleh faktor di luar dirinya seperti nasib, keberuntungan, kesempatan, pengaruh orang lain dan hal-hal yang tidak terduga.

Aspek-aspek dari kecenderungan lokus kendali Internal terdiri dari : 1. Kerja Keras, meliputi indikator :

a. Rajin dan tekun dalam melakukan suatu pekerjaan

b. Memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin. 2. Keyakinan akan kesuksesan, meliputi indikator :

a. Mengetahui sebab akibat yang berhubungan antara perbuatan diri sendiri dengan peristiwa yang terjadi.

b. Meyakini perilaku yang dilakukan saat ini akan berpengaruh pada peristiwa selanjutnya.

3. Tanggung Jawab, meliputi indikator :

a. Tidak menyalahkan pihak lain baik individu ataupun keadaan.

b. Berani menanggung resiko yang terjadi sebagai akibat dari perilakunya. 4. Inisiatif, meliputi indikator :

a. Adanya kemauan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki dirinya.

(23)

28

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek-aspek dari kecenderungan lokus kendali Internal terdiri dari : 1. Kurang Bekerja keras, meliputi indikator :

a. Tidak mau berusaha mewujudkan apa yang diinginkan. b. Pasrah menerima keadaan.

2. Persepsi diluar diri, meliputi indikator :

a. Lebih meyakini kekuatan lain diluar potensi diri seperti nasib, keberuntungan, kesempatan, pengaruh orang lain, dll.

b. Mudah terpengaruh oleh hal-hal diluar dirinya. 3. Tidak bertanggung jawab, meliputi indikator :

a. Menyalahkan orang lain b. Menghindari tanggung jawab 4. Tidak Inisiatif, meliputi indikator :

a. Tidak adanya kemauan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

b. Tidak percaya pada kemampuan sendiri (bergantung dengan orang lain)

D. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik non-tes berupa angket. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dia ketahui (Arikunto, 2010 : 194).

(24)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang disusun oleh Julian B. Rotter (1966) yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data melalui angket dimaksudkan agar instrumen ini bisa disebar secara serentak kepada para responden dengan pernyataan dan waktu yang sama.

E. Proses Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data

1. Penyusunan DOV

Proses penyusunan instrumen penelitian dimulai dengan merumuskan devinisi operasional variable (DOV). Devinisi operasional yang dirumuskan harus berdasarkan variabel yang pada nantinya akan dikembangkan pada setiap indicator yang akan diteliti sehingga akan menghasilkan butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang akan dijabarkan dalam instrument penelitian.

2. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi dikembangkan sesuai dengan devinisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi dibuat dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan instrumen agar tetap sesuai dengan tujuan dari penelitian. Berikut ini adalah konstruk kisi-kisi serta aspek-aspek yang menyertainya.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Lokus Kendali Peserta Didik (Sebelum Uji Kelayakan Instrumen)

Kecenderungan Aspek Indikator No. item Total

Lokus Kendali Internal

Kerja Keras Rajin dan tekun dalam melakukan suatu pekerjaan.

(25)

30

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memanfaatkan setiap

(26)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk melakukan

(27)

32

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan pernyataan positif dan kecenderungan lokus kendali eksternal yang menghasilkan pernyataan negatif.

4. Melakukan Penimbangan Butir Pernyataan (Judge Instrument)

a. Judgement Pakar

Penimbangan butir pernyataan ini dilakukan dengan meminta pendapat para ahli agar instrumen yang disusun memiliki kelayakan baik itu dari segi bahasa, konstruk, dan isi. Instrumen ini ditimbang dengan kriteria penilaian memadai (M), atau tidak memadai (TM). Item pernyataan yang memenuhi kriteria memadai (M) menandakan bahwa instrumen itu bisa langsung digunakan untuk penelitian, sedangkan item pernyataan yang memiliki kriteria tidak memadai (TM) itu memiliki dua kemungkinan, harus diperbaiki atau dibuang.

Penimbangan butir pernyataan mengenai lokus kendali ini dilakukan oleh 3 dosen psikologi pendidikan dan bimbingan yaitu Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., Nandang Budiman, S.Pd., M.Si., dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. Dari segi konstruk item-item pernyataan hampir memadai hanya saja dari segi bahasa ada beberapa pernyataan yang harus diperbaiki. Hasil penimbangan oleh para ahli ini selengkapnya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.3

Hasil Judgement Instrumen

Keterangan No. Pernyataan Jumlah

Memadai 1a, 1b, 2a, 2b, 3a, 3b, 4b, 6a, 6b, 7a, 8a, 9a, 9b, 10b, 11a, 12a, 12b, 13a, 13b, 14b, 15b,

16a, 16b, 17a, 17b, 18a, 18b, 19a, 19b, 20a, 20b, 21a, 21b, 22a, 22b, 23a, 23b,

24b, 25a.

39

(28)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25b.

Dibuang - -

Total 50

Hasil penimbang menunjukkan bahwa 39 item pernyataan ini sudah memadai dan 11 item pernyataan masih harus diperbaiki. Dengan demikian jumlah item pernyataan yang digunakan untuk instrument berjumlah 50 item. Adapun kisi-kisi setelah dilakukan judgement bisa dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Lokus Kendali Peserta Didik (Setelah Uji Kelayakan Instrumen)

Kecenderungan Aspek Indikator No. item Total

Lokus Kendali Internal

(29)

34

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tanggung

Inisiatif Berusaha

(30)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh hal-hal diluar

(31)

36

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r

pbis

=

lokus kendali karena baik dari segi bahasa, konstruk, dan isi instrumen ini bisa dipahami dengan baik.

5. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011 : 173). Pengolahan validitas instrumen ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft office excel 2007. Tinggi atau rendahnya validitas instrumen menujukkan tingkat keyakinan mengenai hasil penelitian yang dihasilkan dengan menggunakan instrumen tersebut. Signifikansi validitas instrument lokus kendali ini diperleh dengan menggunakan rumus validitas

Pearson, sebagai berikut:

Keterangan : xp : rata-rata item

xt : rata-rata keseluruhan s : standar deviasi

p : proporsi nilai benar dari item q : proporsi nilai salah

(32)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak valid. Hasil pengujian validitas instrumen lokus kendali selengkapnya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Angket Lokus Kendali

Kesimpulan Item Jumlah

Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

24

Tidak valid 2 1

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen itu bisa dipercaya. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. (Arikunto, 2011 : 221). Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana instrumen ini bisa dipercaya dan sudah baik untuk digunakan atau sebaliknya.

Uji reliabilitas instrumen lokus kendali ini dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson) :

[

] [

]

(Arikunto, 2011 : 231)

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = Jumlah item yang benar

(33)

38

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q= 1-p)

pq = jumlah hasil perkalian antara pq n = banyak item

s = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar variansi)

Tolak ukur pengujian koefisien reliabilitas mengacu pada kriteria dari Guilford, yang tersaji dalam tabel 3.6 berikut ini :

Tabel 3.5

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Kriteria Kategori

< 20 Derajat keterandalan sangat rendah 0.21-0.40 Derajat keterandalan rendah 0.41-0.70 Derajat keterandalan sedang 0.71-0.90 Derajat keterandalan tinggi 0.91-1.00 Derajat keterandalan sangat tinggi

Arikunto (2006)

Hasil uji reliabilitas intrumen lokus kendali menunjukkan hubungan koefisien reliabilitas sebesar 0,745 yang berarti instrumen ini berada pada derajat keterandalan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa instrument ini bisa dipercaya dan sudah baik untuk digunakan sebagai alat pengumpul data mengenai lokus kendali peserta didik.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

(34)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konkrit, dan teramati. Dalam proses pengumpulan data, diperlukan sebuah instrument yang dapat menunjang maka jenis instrumen yang relevan untuk digunakan adalah angket atau kuesioner karena responden yang akan diukur relative besar. Sugiyono (2011: 199) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan lokus kendali yang dimiliki oleh peserta didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Angket digunakan sebagai teknik pengumpulan data utama karena angket memungkinkan dalam mengumpulkan data pada waktu bersamaan dan dengan populasi yang cukup besar. Bentuk angket yang digunakan adalah angket berskala dua (forced choice), dimana dalam proses menjawabnya responden memilih salah satu dari pernyataan yang telah disediakan yang akan mengukur kecenderungan lokus kendali internal atau kecenderungan lokus kendali eksternal.

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: (a) penyampaian tujuan pengisian angket kepada responden; (b) penyebaran angket, menjelaskan petunjuk pengisian angket; (c) pengumpulan angket; dan (d) studi dokumentasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap hasil gambar-gambar yang diambil saat pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung.

G. Teknik Analisis Data

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk menyeleksi data yang layak untuk diolah. Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapan, jumlah, dan ketelitian angket yang telah diisi untuk kemudian diolah lebih lanjut. Hasil verifikasi data menunjukkan semua angket yang telah diisi oleh siswa layak untuk diolah.

(35)

40

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang disusun ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai lokus kendali peserta didik. Instrumen ini disusun dalam bentuk instrument berskala yaitu angket berskala dua (forced choice) dengan jawaban internal atau eksternal, dengan skor :

a. Jika memilih pernyataan internal, maka nomor jawaban diberi skor satu (1) b. Jika memilih pernyataan eksternal, maka nomor jawaban diberi nilai nol

(0).

Tabel 3.6

Pedoman pemberian skor

Pilihan Jawaban Skor

Internal 1

Eksternal 0

3. Analisis Data

Penelitian memiliki dua rumusan pernyataan penelitian. Pernyataan penelitian dijelaskan jawabannya secara rinci sebagai berikut.

a. Gambaran profil lokus kendali peserta didik SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2013/2014 yang diperoleh dari hasil persentase jawaban siswa dalam angket mengenai lokus kendali. Cara yang dilakukan dengan menjumlahkan jawaban dan mengkategorikan hasil jawaban menjadi dua kategori yaitu tinggi yang menunjukkan kecenderungan lokus kendali internal dan rendah yang menujukkan kecenderungan lokus kendali eksternal.

(36)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah dari lokus kendali yang dimiliki oleh peserta didik bisa dikembangkan.

Data yang telah terkumpul disajikan dalam bentuk presentase. Angka presentase diperoleh dengan membagi skor aktual dengan skor ideal dikali 100%. secara spesifik penentuan skor dari data responden diperoleh Xmaks dan Xmin. Untuk memperoleh rentang skor ideal responden adalah Xmaks - Xmin, dan untuk memperoleh interval tabel konversi skor adalah sebagai berikut:

Rentang = Xmaks– Xmin = 24-0

= 24

Kelompok = kategori konversi skor = 2 Interval = Rentang

Kelompok = 24

2 = 12

(Furqon, 2011)

Skor hasil pada akhirnya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu kategori Rendah dengan rentang 0-12 (Eksternal), dan kategori tinggi dengan rentang 13-24 (Internal). Secara rinci, kategori interval skor ini dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3.7

Interpretasi Kategori Interval Nilai

Interval Kategori Interpretasi

1-12 Rendah

(Mempunyai kecenderungan

(37)

42

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lokus kendali eksternal)

kendali eksternal yang menunjukkan kalau peserta didik tersebut kurang memiliki keyakinan yang positif terhadap sesuatu yang terjadi, kurang mau bekerja keras dan berinisiatif dalam menyelesaikan masalah serta cenderung kurang bertanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya. Selain itu, pada kategori ini menunjukkan bahwa peserta didik ini kurang percaya diri dan cenderung terbawa pengaruh orang lain.

13-24 Tinggi

(Memiliki kecenderungan

lokus kendali internal)

Peserta didik yang memiliki kecenderungan lokus kendali internal ini menunjukkan bahwa peserta didik ini memiliki keyakinan yang positif mengenai segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, mau bekerja keras dan berinisiatif dalam menghadapi permasalahan serta mau menentukan sikap yang mandiri. Selain itu peserta didik yang berada pada kategori ini memiliki tanggung jawab yang bagus dan mau bekerja keras.

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Proposal Penelitian

(38)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proposal diseminarkan untuk mendapatkan berbagai masukan dari dosen mata kuliah Metode Riset Bimbingan dan Konseling maupun peserta seminar lainnya. Berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh, proposal tersebut direvisi dan diajukan kembali untuk memperoleh pengesahan dan pengangkatan dosen pembimbing.

2. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.

3. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMA.

4. Mengembangkan instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang ahli dari dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

5. Melaksanakan penelitian di SMP N 9 Bandung.

6. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada 284 peserta didik SMP N 9 Bandung

7. Mengolah dan menganalisis data hasil penyebaran instrumen untuk memperoleh kriteria lokus kendali siswa.

(39)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian pada peserta didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut ;

1. Kecenderungan lokus kendali yang dimiliki peserta didik SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sebagian besar berada pada kelompok internal yang berarti bahwa peserta didik memiliki keyakinan bahwa kehidupan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada dirinya merupakan akibat dari perbuatannya.

2. Sasaran dari program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan lokus kendali ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri 9 Bandung, terutama peserta didik yang memiliki kecenderungan lokus kendali eksternal dan aspek lokus kendali internal yang rendah.

(40)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

1. Bagi Pihak Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, aspek yang dirasa masih kurang optimal adalah aspek tanggung jawab dan inisitif. Oleh karena itu sekolah diharapkan lebih menerapkan ketegasan dalam menerapkan peraturan agar peserta didik lebih memiliki kesadaran bertanggung jawab dalam berperilaku sehingga peserta didik memiliki batasan-batasan yang memang harus dipatuhi, dan pada akhirnya peserta didik akan lebih memiliki kemampuan dalam menentukan sikap yang sesuai dengan norma dan aturan sekolah.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK diharapkan bisa memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan lokus kendali yang dimilikinya terutama pada kelompok peserta didik dengan kecenderungan lokus kendali eksternal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Membandingkan gambaran kecenderungan lokus kendali pada jenjang sekolah yang berbeda, ataupun pada sekolah yang satu jenjang tetapi memiliki grade (cluster) yang berbeda sehingga gambaran yang dihasilkan lebih luas dan menyeluruh.

b. Menggunakan metode yang lebih beragam dan menarik yang dianggap cocok untuk mengembangkan lokus kendali peserta didik sehingga peserta didik memiliki keyakinan yang lebih positif terhadap diri dan perbuatannya.

(41)

92

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(42)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. (2004). Hubungan Antara Locus of Control dengan Strategi Penanggulangan Stress pada Mahasiswa Tingkat I Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung: (tidak diterbitkan).

ABKIN. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung.

Ali dan Asrori. (2010). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : Bumi Aksara.

Alinda, Ika. (2006) Kontribusi Letak Kendali Diri (Locus of Control) Terhadap Kenakalan Remaja. Skripsi. PPB, FIP, UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang : UMM Press.

Andrew McGee. (2011). How the Perception of Control Influences Unemployed Job Search. Simon Fraser University and IZA. [Online] Tersedia di : www.sfu.ca/~amcgee/LocusSearchJAN11.pdf. (11 Nopember 2011).

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. (Alih Bahasa : Koeswara). Bandung : Refika Aditama.

Davis and Phares. (1969). Parental Antecedents Of Internal-External Control Of Reinforcement. Psychological Reports: Volume 24, Issue , pp. 427-436. doi: 10.2466/pr0.1969.24.2.427

Furqon. (2011). Statiska Terapan untuk penelitian. Bandung : Alfabeta. Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi Sosial. Bandung : Remaja Rosdakarya.

(43)

93

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmiyah, Fahimatul. 2011. Hubungan Antara Locus of control (pusat Kendali) dengan Decision Making(Pengambilan Keputusan) pada Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi. Fakultas psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang. [Online] Tersedia di : http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=06410066. (10 Nopember 2013)

Indonesian Children. (2009). Dorothy Law Nolte : Bila Anak Belajar. [Online] Tersedia di : http://poemforchildren.wordpress.com/2009/06/18/dorothy-law-nolte-bila-anak-belajar/.

Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, (buku 1). Jakarta : Salemba Empat Kulas, Henryk. (1996). Locus of Control in Adolescence: A Longitudinal Study.

Academic journal article from Adolescence, Vol. 31, No. 123. [Online] Tersedia di : http://www.questia.com/library/journal/1G1-18771985/locus-of-control-in-adolescence-a-longitudinal-study. (11 Nopember 2013).

Lusiawati. (2003). Hubungan Antara locus of Control dengan Motif Berprestasi Dalam Belajar. Skripsi Fakultas Psikologi UNPAD. Bandung (Tidak diterbitkan).

Mamat Supriatna. (2012). Strategi Pengembangan Program BK.[Online] Tersedia di : http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGA N/196008291987031/MAMAT_SUPRIATNA/05._Strategi_Pengembangan_Pr ogram_BK.pdf. (29 Oktober 2013).

Mears, J. 2000. The Social Learning Theory of Julian B. Rotter. [Online] Tersedia di: http://psych.fullerton.edu/mears/rotter.htm (5 Nopember 2013).

Neill, James. 2006. What is Locus of Control. [Online] Tersedia di : http://www.wilderdom.com/psychology/loc/LocusOfControlWhatIs.html. (17 Nopember 2013).

Ozmete, E. (2007). “An Evaluation of Locus of Control as a System Related to Life Management: A Case Study on Youth”. World Applied Sciences Journal 2 (S):

(44)

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Piatek, R. dan Pinger, P. (2010). "Maintaining (Locus of) Control? Assessing the Impact of Locus of Control on Education Decisions and Wages". IZA Discussion Paper. No. 5289.

Rachmawati, Eka. (2011). Program Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Lokus Kendali Internal Siswa. Skripsi. PPB, FIP, UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Rizvi, A. dkk. (1997). Pusat Kendali dan Efikasi Diri Sebagai Prediktor Terhadap Prokrastinasi Mahasiswa. Jurnal Psikologi (3), 51-63.

Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat

Rotter, Julian B.,et All. (1972) . Applications of A Social Learning Theory of Personality. New York : Holt, Rinehart & Winston Inc.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence : Perkembangan remaja. (Alih Bahasa : Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih). Jakarta : Erlangga.l

Steinberg, Laurence. (1993). Adolescence-3rd Edition. New York: McGraw-Hill Inc. Steinberg, Laurence. (2007). “Risk Taking in Adolescence : New Perspectives From

Brain and Behavioral Science”. Current Directions in Psychological Science. 16: 55.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sukartini, S.P. (2003). Model Konseling Keterampilan Hidup Untuk Mengembangkan Dimensi Kendali Pribadi Yang Tegar. Disertasi pada BK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Wakeling et.all. (2011). Sex Abuse 2012 24: 46 DOI: 10.1177/1079063211403163. [Online] Tersedia Di : http://sax.sagepub.com/content/24/1/46 Association for the Treatment of Sexual Abusers. (5 Nopember 2013).

(45)

95

Siti Nuraisah, 2014

Profil Lokus Kendali Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Lokus Kendali Peserta Didik
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Lokus Kendali
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Jika pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan

masing kelas penelitian dikategorikan menurut kemampuan awal matematis (KAM; tinggi, sedang, rendah). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan

Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat untuk pengembangan perekonomian wilayah, Terminal Kijing. Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat

Nama : Dhika Handayani Rangkuti.. Alamat Sekarang :

banding orang lain. Kinerja yang kompeten dapat dilihat dari sudut pandang:  Kesuksesan, yaitu orang yang selalu sukses dalam bidang pekerjaan tertentu.  Kreativitas, yaitu

Penunjukan/pengangkatan pejabat-pejabat dan personalia Sub Direktorat Landreform tersebut dilaksanakan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri atas usul dari Direktur Jenderal

serdang bedagai adalah mayoritas petani sebagai mata pencahariannya, sawah yang menjadi tempat mencari penghasilan untuk menghidupi keluarga tidak sepenuhnya bisa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan zink (Zn) di dalam produk ikan tuna kemasan kaleng berdasarkan waktu penyimpanan dengan