• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING: Penelitian Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING: Penelitian Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DAN

IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING

(Penelitian Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh Lina Nurlaelasari

0806885

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA

DIDIK DAN IMPLIKASINYA BAGI

BIMBINGAN DAN KONSELING

(Penelitian Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik kelas XI SMK

Negeri 2 Tasikmalaya

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Lina Nurlaelasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Lina Nurlaelasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

LINA NURLAELASARI 0806885

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DAN

IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING

(Penelitian Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd. NIP. 19570830 198101 2 001

Pembimbing II

Dra. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. NIP. 19661115 199102 2 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

I

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bimbingan dan Konseling Penelitian Studi Deskriptif terhadap Siswa kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)

Kontrol diri merupakan kemampuan dalam menguasai aspek kontrol diri, yaitu kemampuan mengontrol perilaku, mengolah informasi dan mengambil keputusan. Sampel penelitian purpossive sampling, mewakili setiap jurusan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Hasil penelitian yaitu: (1) tingkat kontrol diri peserta didik kelas XI SMKN 2 Tasikmalaya Tahun ajaran 2012/2013 berada pada kategori tinggi sebesar 86,4% (185 peserta didik), I tingkat kontrol diri berdasarkan jurusan sebagai berikut : jurusan audio video 1 kategori tinggi (100%), jurusan gambar bangunan 1 kategori tinggi (50,00%), jurusan broadcast 2 kategori tinggi (53,60%), jurusan listrik 3 kategori tinggi (77,40%), jurusan mesin perkakas 1 kategori tinggi (61,30%), jurusan Teknik Kendaraan Ringan 2 kategori tinggi (90.60%), jurusan teknik komputer jaringan 3 kategori tinggi (100%). (2) Implikasi bagi bimbingan dan konseling berupa rancangan layanan perencanaan individual bertujuan mengaplikasikan kontrol diri peserta didik.

(5)

Lina Nurlaelasari (2013). Profile of Students Self-Control and its Implications for Guidance and Counseling (Research Descriptive Study of the Grade XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya Academic Year 2012/2013)

ABSTRACT

Self-control is an individual's ability to master the aspects of self-control, the ability to control the behavior, to process the information and make decisions. Self-control ability including to the field of private learners. Research samples are purpose sampling, represent each department in SMK Negeri 2 Tasikmalaya. The results obtained are: (1) the students objective condition of class XI SMKN 2 Tasikmalaya academic year 2012/2013 the high category level of self-control was 86.4% (185 students), and the overview of the students class XI of audio video 1 are the high category (100%), the overview of the students class XI of image building 1 are at high category (50.00%), the overview of students class XI of broadcast 2 are at the high category (53.60%), the overview ofstudents class XI of electric 3 are at the high category (77.40%), the overview of the students class XI tooling machinery 1 at the high category (61.30%), the overview of the students class XI light vehicle engineering 2 are at the high category (90.60%), the overview of students class XI of network computer engineering 3 are at the high category (100%). (2) the implications for the design of guidance and counseling in the form of individual planning services provided in class XI students of SMK Negeri 2 Tasikmalaya aims to apply the self-control of students in the school environment, implemented with self-monitoring strategies are regularly monitored and facilitated by guidance and counseling teachers in school.

(6)

v Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Metode Penelitian ……… 6

E. Manfaat Penelitian ………... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 7

BAB II KONTROL DIRI DAN BIMBINGAN DAN KONSELING..……… 8

A. Kajian Pustaka ………... 8

1. Bimbingan dan Konseling ………. 8

2. Kontrol diri ………. 12

3. Layanan BK untuk Mengembangkan Kontrol diri ……… 20

B. Kerangka Penelitian ……… 27

BAB III METODE PENELITIAN ………... 28

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ……..………... 28

B. Desain Penelitian ………..….……….. 29

C. Metode Penelitian ……… 30

D. Definisi Operasional ……… 30

E. Instrumen Penelitian ……… 32

F. Pengembangan Instrumen ……… 33

G. Teknik Analisis Data ...……… 41

H. Prosedur Penelitian ……….. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 47

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 47

(7)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Rancangan Program Hipotetik Bimbingan dan Konseling Sosial

untuk Meningkatkan Perilaku Sosial Peserta Didik ……… 108

BAB V PENUTUP ………. 127

A. Kesimpulan ……….. 127

B. Rekomendasi ………... 128

DAFTAR PUSTAKA ……… 129

(8)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Masa remaja adalah masa dimana perasaan remaja lebih peka, sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Remaja menjadi seseorang yang sangat mempedulikan dirinya sendiri sehingga tidak menyukai hal-hal yang mengganggu identitas para remaja. Remaja untuk mempertahankan identitasnya seringkali kehilangan kontrol diri

Remaja yang tidak ingin terganggu jati dirinya, terkadang kehilangan kendali dalam diri sehingga lebih cenderung mengikuti nafsu yang muncul dalam diri. Remaja lebih suka menyendiri dan menutup diri dari keluarga dan lingkungan. Terjadinya perkelahian ataupun pertengkaran dengan orang lain merupakan salah satu akibat dari ketidakmampuan remaja dalam mengontrol diri.

Pada media elektronik (www.Kompas.com) pada tanggal 4 Mei 2012 terjadi tawuran yang menyebabkan seorang pelajar tewas dan dua orang kritis. Sumber lain menyebutkan (www.Liputan6.com), pada tanggal 26 januari 2012 terjadi kasus perkelahian pelajar di sebuah kota besar di Indonesia. Perkelahian Pelajar yang dikenal dengan tawuran pelajar merupakan suatu hal yang sering terjadi sehingga masyarakat mulai jengah mendengar berita mengenai tawuran pelajar. Tawuran pelajar seringkali terjadi karena solidaritas antar pelajar yang merasa harus ikut dalam tawuran untuk membantu teman, namun jika para remaja dapat mengontrol diri tidak ikut terdorong oleh ajakan teman, tawuran pelajar dapat dihindarkan.

(9)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebaya remaja mengadakan pembagian peran. Remaja patuh terhadap peran yang diberikan oleh kelompok pada dirinya, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan.

Kenakalan remaja digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri dalam tingkah laku. Tingkah laku yang muncul karena tidak adanya kemampuan untuk mengontrol perilakunya menjadi kenakalan remaja yang merugikan diri dan orang lain. Dibutuhkan kontrol diri agar tingkah laku remaja dapat terkontrol dan hal-hal seperti kenakalan remaja yang merugikan diri sendiri dan orang lain dapat dicegah.

Kebanyakan remaja mempelajari perbedaan antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima. Remaja yang melakukan kenakalan tidak mengenali tingkah laku yang tidak dapat diterima. Remaja mungkin gagal membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau mungkin sebenarnya mengetahui perbedaan antara keduanya namun gagal mengembangkan kontrol yang dimiliki dalam menggunakan perbedaan untuk membimbing tingkah laku.

Menurut Louge, A.W. (Juntika : 2005: 69)

Self-control as the choice of the large, more delayed outcome. Logue dalam memaknai kontrol diri lebih menekankan pada pilihan tindakan yang akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih luas dengan cara menunda kepuasan sesaat (choice are delay gratification and immediate gratification)

Kontrol diri yang kurang dimiliki oleh remaja menyebabkan tingkah laku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, dapat menjadi perilaku menyimpang (behavior disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan remaja terlihat gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Perilaku menyimpang pada remaja mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan.

(10)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbuat. Bersikap tenang dalam pengambilan keputusan, sehingga perbuatan yang akan dilakukan tidak akan menyimpang.

SMK Negeri 2 Tasikmalaya dikenal dengan nama STM terkenal dengan sejarahnya yang sering terjadi tawuran dengan sekolah teknik swasta di kota Tasikmalaya. Permasalahan lain yang terjadi adalah pencurian dan bolos sekolah. Kondisi kenakalan remaja yang meresahkan pihak sekolah dan masyarakat. Fenomena menunjukkan para peserta didik seharusnya memiliki kontrol diri, namun pada kenyataannya para peserta didik banyak yang belum memiliki kemampuan untuk mengontrol diri. Fenomena lain yang terjadi adalah siswa banyak yang melakukan pencurian secara berkelompok, dengan membagi tugas antar anggota kelompoknya dalam melakukan pencurian di sekolah. Kenakalan yang terjadi secara berkelompok lainnya adalah mabuk bersama.

Pada sisi lain layanan yang diberikan oleh guru BK di SMK Negeri 2 Tasikmalaya adalah layanan responsif, dalam bentuk konseling individual dan konseling kelompok bagi peserta didik yang melakukan kenakalan remaja di sekolah. Layanan yang diberikan merupakan layanan yang diberikan setelah peristiwa kenakalan remaja terjadi. Dibutuhkannya layanan preventif untuk mengembangkan dasar kemampuan mengontrol diri dalam bentuk layanan dasar sehingga dapat mencegah kenakalan remaja. Pengembangan kemampuan mengontrol dirinya diharapkan membuat peserta didik mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri dan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Khususnya kompetensi kepemimpinan dan pengembangan diri secara optimal. Kompetensi yang dikembangkan melalui layanan dasar merupakan kompetensi dalam ranah bidang pribadi peserta didik. Difokuskan agar peserta didik memiliki kemampuan kontrol diri.

(11)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Kenakalan remaja dikaitkan dengan kemampuan kontrol diri. Disekolah untuk mengantisipasi kenakalan remaja digunakan layanan responsif. Belum ada layanan dasar yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan kontrol diri peserta didik, sebagai upaya preventif untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja. Layanan dasar dibutuhkan untuk membantu remaja dalam mengembangkan perilaku yang efektif dan mengembangkan keterampilan hidup dengan mengacu kepada tugas perkembangan.

Peserta didik SMK berada pada masa remaja yaitu masa peralihan dari masa anak-anak dan masa dewasa. Terjadi perubahan hormonal sebagai indikator perkembangan seksualitas. Secara sosio-emosional peserta didik SMK mengalami kelabilan dan mudah terpengaruh oleh lingkungan. Diperlukan kemampuan kontrol diri (self-control) pada remaja untuk mengatur perilaku agar sesuai norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Menurut penuturan guru bimbingan konseling di SMK Negeri 2 Tasikmalaya, peserta didik sering melakukan kenakalan remaja, hal ini diduga kurangnya remaja dalam mengontrol dirinya sehingga muncul kenakalan remaja. Apabila remaja dapat mempunyai kemampuan mengontrol diri, maka kenakalan remaja dapat diantisipasi

Kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam menguasai aspek-aspek kontrol diri, yaitu kemampuan mengontrol perilaku, mengolah informasi dan mengambil keputusan. Kemampuan mengontrol diri termasuk dalam bidang pribadi peserta didik. Guru BK/konselor dapat memberikan bantuan kepada peserta didik dalam bentuk layanan dasar pada bidang pribadi siswa.

Chaplin (Muharsih, : 2008 : 15) menyatakan kontrol diri adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri. Kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Aspek-aspek kontrol diri menurut Averril (1973: 287) yaitu:

(12)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemampuan untuk mengontrol siapa yang mengontrol situasi atau keadaan. Kemampuan mengontrol stimulus adalah untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki muncul. b. Cognitive kontrol, yaitu kemampuan individu untuk mengelola informasi

yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau memadukan suatu kejadian dalam kerangka positif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Kemampuan untuk mengelola informasi yang tidak diinginkan meliputi kemampuan untuk mengantisipasi peristiwa atau keadaan melalui berbagai pertimbangan dan kemampuan menafsirkan suatu peristiwa atau keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

c. Desicional kontrol, yaitu kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi dengan adanya suatu kesempatan kebebasan atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

Averill (1973: 287) menurunkan aspek-aspek kontrol diri menjadi indikator kontrol diri sebagai berikut

a. Behavioral kontrol,

1. Mampu mengontrol perilaku 2. Mampu mengontrol stimulus b. Cognitive kontrol

1. Mampu mengantisipasi peristiwa melalui berbagai pertimbangan 2. Mampu mengantisipasi keadaan melalui berbagai pertimbangan

3. Mampu menafsirkan peristiwa dengan memperhatikan segi-segi positif 4. Mampu menafsirkan keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif c. Desicional kontrol

(13)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rumusan masalah umum penelitian adalah Bagaimana gambaran profil kontrol diri peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya tahun ajaran

2011/2012 ?

Pertanyaan penelitian, apa implikasi layanan Bimbingan dan Konseling bagi peserta didik?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah memperoleh profil kontrol diri peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Tujuan khusus diadakannya penelitian adalah untuk merumuskan implikasi Bimbingan dan Konseling bagi peserta didik untuk meningkatkan kontrol diri bagi peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

D.Metode Penelitian

Dipilih metode deskriptif sebagai metode penelitian karena dalam penelitian ingin menggambarkan mengenai profil kontrol diri di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian adalah : 1. Bagi Guru BK SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Gambaran umum mengenai kontrol diri peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya serta implikasinya dapat dijadikan bahan rujukan untuk diaplikasikan oleh Guru BK dalam membantu peserta didik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai kontrol diri peserta didik serta implikasi lain yang dapat diberikan.

3. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

(14)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian dituliskan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan memaparkan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi, sampel penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II kajian pustaka merupakan konsep-konsep/teori-teori dalam bidang yang dikaji, Kerangka Pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Hipotesis Penelitian merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III Metode penelitian memaparkan lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan menguraikan tentang pengolahan data, serta pembahasan hasil pengolahan data.

(15)

28 Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di STM Negeri Tasikmalaya berdiri pada tanggal 20 September 1961 yang beralamat di jalan RAA Wiratanuningrat. Namun pada tahun 1989 STM Negeri Tasikmalaya pindah lokasi dan tahun 1994 namanya berubah menjadi SMK Negeri 2 Tasikmalaya sampai dengan sekarang. Saat ini SMK Negeri 2 Tasikmalaya terakreditasi A yang beralamat di Jalan Noenoeng Tisnasaputra Kel. Kahuripan Kec. Tawang Kota Tasikmalaya Jawa Barat.

Terdapat tujuh Program Studi Keahlian yang ada di SMK negeri 2 Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut.

a. Program Studi Keahlian Bangunan Kompetensi Keahlian Gambar Bangunan

b. Program Studi Keahlian Elektronika Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video

c. Program Studi Keahlian Listrik Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

d. Program Studi Keahlian Mesin Kompetensi Keahlian Pemesinan

e. Program Studi Keahlian Otomotif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

f. Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan

g. Program Studi Keahlian Teknik Broadcasting Kompetensi Keahlian Teknik Produksi dan Penyiaran Pertelevisian.

(16)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jumlah keseluruhan populasi penelitian adalah peserta didik kelas XI di SMK Negeri 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 634 orang. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas XI di SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhadap seluruh populasi. Secara spesifik, sampel penelitian ditentukan dengan teknik purpossive sampling. Sampel yang diambil merupakan sampel populasi yang mewakili setiap jurusan yang ada di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya Tahun

Ajaran 2012/2013

No Jurusan Jumlah

Siswa 1. Program Studi Keahlian Bangunan

Kompetensi Keahlian Gambar Bangunan 1

30 2. Program Studi Keahlian Elektronika

Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video 1

30 3. Program Studi Keahlian Listrik Kompetensi

Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik 3

31 4. Program Studi Keahlian Mesin Kompetensi

Keahlian Pemesinan 1

32 5. Program Studi Keahlian Otomotif Kompetensi

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan 2

31 6. Program Studi Keahlian Teknik Komputer

dan Informatika Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan 3

32

7. Program Studi Keahlian Teknik Broadcasting Kompetensi Keahlian Teknik Produksi dan Penyiaran Pertelevisian

28

Jumlah 214

B. Desain Penelitian

(17)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tasikmalaya.

C. Metode Penelitian

Dipilih metode deskriptif sebagai metode penelitian karena dalam penelitian ingin menggambarkan mengenai profil kontrol diri di SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Penulis menghimpun data, menyusun atau mengklasifikasi data, menganalisa data dan menginterpretasi data tentang kontrol diri peserta didik. Sesuai dengan tujuan dari metode deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran tentang suatu kelompok atau masyarakat tertentu atau orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih profil kontrol diri peserta didik menjadi dasar pengembangan rancangan pemberian layanan bagi peserta didik.

D. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian terdapat satu variabel yang akan diteliti, yaitu kontrol diri peserta didik. Harter (Muharsih, : 2008 : 15) menyatakan dalam diri seseorang terdapat suatu system pengaturan diri (Self-Regulation) yang memusatkan perhatian pada kontrol diri (Self-kontrol). Proses pengontrolan diri menjelaskan bagaimana diri mengatur dan mengontrol perilaku dalam menjalani kehidupan sesuai dengan kemampuan individu dalam mengontrol perilaku. Individu yang dapat mengontrol perilakunya dengan baik, maka individu dapat menjalani kehidupan dengan baik.

Kontrol diri digunakan oleh individu untuk mengelola faktor-faktor perilaku yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya, digunakan dalam mengontrol perilaku serta mengubah perilaku yang sesuai dengan kondisi dan situasi dilingkungan sekitarnya. Averill (1973 : 286) mengemukakan kontrol diri yaitu kemampuan individu dalam mengontrol tindakan langsung terhadap lingkungan, pemahaman makna terhadap peristiwa dan kontrol terhadap alternatif suatu pilihan.

(18)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kontrol diri berikut

Aspek-aspek kontrol diri menurut Averril (1973 : 287) ada tiga aspek yaitu:

a. Behavioral control (Kontrol Perilaku), yaitu kemampuan untuk

memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan memodifikasi keadaan yang tidak menyenangkan terdiri dari kemampuan mengontrol perilaku dan mengontrol stimulus. Kemampuan mengontrol perilaku adalah kemampuan untuk mengontrol siapa yang mengontrol situasi atau keadaan. Kemampuan mengontrol stimulus adalah untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki muncul.

b. Cognitive control (kontrol pikiran), yaitu kemampuan individu untuk mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau memadukan suatu kejadian dalam kerangka positif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Kemampuan untuk mengelola informasi yang tidak diinginkan meliputi kemampuan untuk mengantisipasi peristiwa atau keadaan melalui berbagai pertimbangan dan kemampuan menafsirkan suatu peristiwa atau keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

c. Desicional control (Kontrol pengambilan keputusan), yaitu kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi dengan adanya suatu kesempatan kebebasan atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

Averill (1973: 287) menurunkan aspek-aspek kontrol diri menjadi indikator kontrol diri sebagai berikut, yaitu :

a. Behavioral kontrol,

1. Mampu mengontrol perilaku 2. Mampu mengontrol stimulus b. Cognitive kontrol

(19)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Mampu menafsirkan peristiwa dengan memperhatikan segi-segi positif 4. Mampu menafsirkan keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif c. Desicional kontrol

1. Mampu memilih tindakan berdasarkan apa yang diyakini individu 2. Mampu memilih tindakan berdasarkan apa yang disetujui individu

E. Instrumen Penelitian

(20)

1. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi dikembangkan berdasarkan definisi operasional penelitian. Kisi-kisi dibuat dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan instrumen agar tetap sesuai dengan tujuan dari penelitian. Berikut ini adalah konstruk kisi-kisi serta aspek-aspek yang menyertainya :

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kontrol diri Peserta didik Sebelum Uji Kelayakan Instrumen

Aspek Indikator Sub Indikator

Item

a. Kemampuan untuk mengontrol siapa yang mengontrol situasi

b. Kemampuan untuk mengontrol siapa yang mengontrol keadaan

a. Mengetahui bagaimana stimulus yang tidak dikehendaki muncul

b. Mengetahui kapan stimulus yang tidak dikehendaki muncul

a. Menginterpretasi peristiwa melalui berbagai pertimbangan sebagai adaptasi psikologis

a. 14,75 a. 1,76

(21)

pertimbangan pertimbangan sebagai adaptasi psikologis c. Memadukan suatu peristiwa melalui berbagai

pertimbangan dalam kerangka positif sebagai adaptasi psikologis

d. Menginterpretasi peristiwa melalui berbagai pertimbangan sebagai mengurangi tekanan e. Menilai peristiwa melalui berbagai

pertimbangan sebagai mengurangi tekanan f. Memadukan suatu peristiwa melalui berbagai

pertimbangan dalam kerangka positif sebagai mengurangi tekanan

a. Menginterpretasi keadaan melalui berbagai pertimbangan sebagai adaptasi psikologis b. Menilai keadaan melalui berbagai

pertimbangan sebagai adaptasi psikologis c. Memadukan suatu keadaan melalui berbagai

pertimbangan dalam kerangka positif sebagai adaptasi psikologis

d. Menginterpretasi keadaan melalui berbagai pertimbangan sebagai mengurangi tekanan e. Menilai informasi keadaan melalui berbagai

pertimbangan sebagai mengurangi tekanan

(22)

pertimbangan dalam kerangka positif sebagai

a. Menginterpretasi peristiwa dengan memperhatikan segi-segi positif sebagai adaptasi psikologis

b. Menilai peristiwa dengan memperhatikan segi-segi positif adaptasi psikologis

c. Memadukan suatu peristiwa dengan memperhatikan segi-segi positif dalam kerangka positif sebagai adaptasi psikologis d. Menginterpretasi peristiwa dengan

memperhatikan segi-segi positif sebagai mengurangi tekanan

e. Menilai peristiwa dengan memperhatikan segi-segi positif sebagai mengurangi tekanan f. Memadukan suatu peristiwa dengan

memperhatikan segi-segi positif dalam kerangka positif sebagai mengurangi tekanan

a. 5,105

a. Menginterpretasi keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif sebagai adaptasi psikologis

b. Menilai keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif sebagai adaptasi psikologis

a. 24,120

b.26,121

a. 72,50

b.17,122

(23)

memperhatikan segi-segi positif dalam kerangka positif sebagai adaptasi psikologis d. Menginterpretasi keadaan dengan

memperhatikan segi-segi positif sebagai mengurangi tekanan

e. Menilai keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif sebagai mengurangi tekanan f. Memadukan suatu keadaan dengan

memperhatikan segi-segi positif dalam kerangka positif sebagai mengurangi tekanan

d. 71,124

a. Menentukan pilihan berdasarkan adanya kesempatan kebebasan

b. Menentukan pilihan berdasarkan adanya kemungkinan memilih berbagai tindakan

a. 45,48

a. Menentukan pilihan berdasarkan adanya kesempatan kebebasan

b. Menentukan pilihan berdasarkan adanya kemungkinan memilih berbagai tindakan

a. 7,18 b. 30,91

a. 38,43

(24)

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah berikutnya adalah menjabarkan ke dalam butir-butir pernyataan. Penyusunan pernyataan-pernyataan mengenai kontrol diri peserta didik, dibuat berdasarkan aspek dan indikator yang telah ditetapkan.

3. Melakukan Penimbangan Butir Pernyataan (Judge Instrumen)

Sebelum instrumen diujicobakan, langkah yang harus dilakukan adalah meminta kepada pakar BK untuk menimbang (judgement) instrumen. Judgement yang dilakukan juga berguna untuk melihat kesesuaian antara isi rumusan setiap pernyataan dengan indikator nilai yang diukur oleh butir pernyataan berdasarkan variabelnya.

Penimbangan butir pernyataan dilakukan oleh tiga orang dosen PPB FIP UPI. Yaitu, Bapak Sudaryat, S.Pd., Bapak Prof. Dr. Juntika Nurihsan M.Pd., dan Bapak Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN M.Pd. Berikut adalah kisi-kisi angket setelah melewati uji kelayakan instrumen.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kontrol diri Peserta didik Setelah Uji Kelayakan

Instrumen

Aspek Indikator Item Jumlah (+) (-)

Behavioral control

1. Mampu mengontrol perilaku 1,2,3,4 5,6,7,8 8 2. Mampu mengontrol stimulus 9,10,11,12 13,14,15,16 8

Cognitive control

1. Mampu mengantisipasi peristiwa

melalui berbagai pertimbangan 17-21 22-26 10 2. Mampu mengantisipasi keadaan

melalui berbagai pertimbangan 27-31 32-36 10 3. Mampu menafsirkan peristiwa

dengan memperhatikan segi-segi positif

37-41 41-46 10

4. Mampu menafsirkan keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif

47-51 51-56 10

Decisional control

1.Mampu memilih tindakan

(25)

2. Mampu memilih tindakan berdasarkan apa yang disetujui individu

65-68 69-72 8

Jumlah 72

4. Uji Keterbacaan

Angket kontrol diri remaja melalui uji keterbacaan kepada lima orang siswa kelas XI SMK Negeri 2 Cimahi. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa yang dijadikan sampel terhadap angket.

Hasil uji keterbacaan pada kelas XI SMK Negeri 2 Cimahi menunjukkan siswa memahami seluruh butir-butir pernyataan angket, baik dari segi bahasa maupun makna pernyataan yang ada di dalam angket. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji keterbacaan adalah seluruh siswa dianggap memahami angket kontrol diri remaja, dan angket tersebut layak diujicobakan.

5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji coba dilaksanakan tanggal 28 November 2012 pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya yang juga merupakan populasi penelitian dan bersamaan langsung dengan pengambilan data inti (built in). Pemilihan sampel yang sebenarnya untuk uji validitas diambil karena karakteristik sampel sulit diperoleh di tempat lain. Uji coba dilaksanakan untuk melihat keshahihan butir item dan keterandalam angket.

a. Uji Validitas

Validitas empirik dilaksanakan untuk menunjukan keshahihan butir-butir pernyataan pada instrumen penelitian. Setelah melalui uji validitas, instrumen penelitian dianggap memenuhi syarat dan sah untuk mengambil data penelitian. Rumus yang digunakan dalam uji validitas yaitu

r =

�( )−

(� 2− ( )2 ) (� 2−( )2

(26)

xy = jumlah perkalian antara skor x dan skor y x2 = jumlah skor x yang dikuadratkan

y2 = jumlah skor x yang dikuadratkan

Pengolahan data menggunakan metode statistika melalui software SPSS 17.0 dan Microsoft Excel 2007. Validitas item dilakukan dengan menganalisis menggunakan prosedur pengujian Spearman-Brown. Hasil perhitungan terhadap 72 butir pernyataan kontrol diri remaja menunjukkan bahwa 69 butir pernyataan tersebut valid, 3 pernyataan menunjukkan tidak valid tersaji pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas

Kesimpulan Item Jumlah

Memadai 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,17,18,19,20,21,22 ,23,24,25,27,28,29,30,31,33,37,38,39,40,41,42, 43,44,45,46,47,48,50,51,52,53,54,55,56,57,58, 59,61,62,63,64,65,66,68,69,70,71,

67

Buang 15,16,32,67,72 5

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabitas dilakukan untuk menguji keterandalan instrumen kontrol diri remaja di SMK. Reliabilitas instrumen menunjukkan instrumen dapat dipercaya atau tidak. Pengolahan reliabilitas instrumen menggunakan metode statistika dengan menggunakan software SPSS 17.0.

Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas berskala adalah rumus alpha. Rumus alpha dapat diuraikan sebagai berikut.

r

11

=

�−

1

(

��2

�2

)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

(27)

menunjukan nilai reliabilitas sebesar 0,725 yang merupakan nilai yang tinggi. Arti dari nilai reliabilitas yang tinggi yaitu angket sangat dipercaya dan memiliki keterandalan yang tinggi. Tingkat reliabilitas dikemukakan artinya oleh Ridwan (2006:138) pada tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5

Tingkat Reabilitas

Interval Koefesien Kriteria Keterandalan

0,80-1,000 Sangat Tinggi

0,60-0,799 Tinggi

0,40-0,599 Cukup

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat Rendah

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Kontrol diri Peserta didik Setelah Uji Validitas

dan Reliabilitas

Aspek Indikator Item Jumlah (+) (-)

Behavioral control

1. Mampu mengontrol perilaku 1,2,3,4 5,6,7,8 8 2. Mampu mengontrol stimulus 9,10,11,12 13,14 6

Cognitive control

1. Mampu mengantisipasi peristiwa

melalui berbagai pertimbangan 15-19 20-24 10 2. Mampu mengantisipasi keadaan

melalui berbagai pertimbangan 25-29 30-33 9 3. Mampu menafsirkan peristiwa

dengan memperhatikan segi-segi positif

34-38 39-43 10

4. Mampu menafsirkan keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif

44-48 49-53 10

Decisional control

1. Mampu memilih tindakan berdasarkan apa yang diyakini individu

54-57 58-61 7

2. Mampu memilih tindakan berdasarkan apa yang disetujui individu

62-64 65-67 7

(28)

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk menyeleksi data yang layak untuk diolah. Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapan, jumlah, dan ketelitian angket yang telah diisi untuk kemudian diolah lebih lanjut. Hasil verifikasi data menunjukkan semua angket yang telah diisi oleh peserta didik layak untuk diolah. 2. Penyekoran Data

Data yang telah melalui verifikasi diberi skor pada setiap pilihan jawaban yang diambil. Angket menggunakan skala Likert yang menyediakan lima alternatif jawaban. Penyekoran setiap pilihan jawaban dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.7 Pola Skor Pilihan Respon Angket Kontrol diri Peserta didik

Pernyataan Skor Lima Pilihan Alternatif Respon

SS S R STS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Skala yang digunakan dalam angket menggunakan bentuk skala Likert, dengan alternatif respon pernyataan yang mempunyai rentang skala satu sampai lima. Kelima alternatif respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi dengan kesesuaian terendah, yaitu : 1) Sangat Sesuai (SS), 2) Sesuai (S), 3) Ragu (R), 4) Tidak sesuai (TS) dan 5) sangat Tidak Sesuai (STS).

Responden dikelompokkan ke dalam lima tingkat perilaku kontrol diri dengan menggunakan kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kelima kategori ini diperoleh dengan menggunakan batas lulus ideal dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menghitung skor total masing-masing responden.

2) Menghitung rerata dari skor total responden (μ)

3) Menentukan standar deviasi dari skor total responden (ơ)

(29)

Kualifikasi Data Instrumen Kontrol Diri

Skala Skor Rentang Skor Kategori

(M + 1,5s) < X 302 < X Sangat Tinggi

Interpretasi Skor Kategori Kontrol Diri

Kategori Perilaku

Kontrol Diri Skor Interpretasi

Sangat Tinggi 302 < X Pada kategori sangat tinggi berarti peserta didik mampu mengontrol diri pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari meliputi mampu mengontrol perilaku dengan dapat melihat suatu keadaan yang terjadi sebagai keadaan yang menyenangkan, mampu mengontrol pikiran dengan dapat mengelola informasi dan selalu berpikir positif, dan mengontrol pengambilan keputusan yang diambilnya berdasarkan apa yang diyakini oleh peserta didik tanpa dipengaruhi dari luar diri peserta didik dengan menentukan prioritas. Ditunjukkan dengan tingkat pencapaian mengontrol diri lebih dari 80%. Tinggi 235 < X ≤ 302 Pada kategori tinggi artinya peserta

(30)

memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Ditunjukkan dengan pencapaian mengontrol diri menguasai 61-80%.

Sedang 168 < X ≤ 235 Pada kategori sedang yang berarti peserta didik memiliki kontrol diri yang sedang yang artinya peserta didik menampilkan kontrol diri dengan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi kontrol perilaku dengan memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang terjadi pada peserta didik menjadi suatu keadaan yang menyenangkan, kontrol pikiran dengan dapat berpikir positif pada beberapa keadaan dengan cara mengelola informasi yang tidak diinginkan dan kontrol pengambilan keputusan dengan dapat memilih tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya namun beberapa keputusan dipengaruhi dari luar diri peserta didik. Ditunjukkan dengan pencapaian mengontrol diri menguasai 41-60%.

(31)

berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya dan dipengaruhi dari luar diri peserta didik sehingga kurang menunjukkan prioritas dalam keputusan yang diambil. Ditunjukkan dengan pencapaian mengontrol diri menguasai 20-40%

Sangat Rendah ≤101 Pada kategori sangat rendah yang berarti peserta didik memiliki kontrol diri yang sangat rendah yang ditampilkan dengan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari meliputi kurangnya kemampuan dalam mengontrol perilaku pada berbagai situasi ditunjukkan dengan tidak dapat memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan, kurang mampu mengontrol pikiran dengan tidak dapat mengelola informasi yang tidak diinginkan, berprasangka buruk pada setiap kejadian yang terjadi dan kurang mampu mengontrol pengambilan keputusan yang diambilnya dengan tidak dapat memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya, keputusang yag diambil sangat dipengaruhi dari luar diri peserta didik, mengambil keputusan tanpa ada dasar prioritas. Ditunjukkan dengan pencapaian mengontrol diri menguasai kurang dari 20%

3. Analisis Data

Penelitian memiliki dua rumusan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dijelaskan jawabannya secara rinci sebagai berikut.

(32)

menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kategori menunjukkan ketercapaian kontrol diri peserta didik di SMK.

b. Pertanyaan penelitian mengenai implikasi layanan Bimbingan dan Konseling di SMK dirumuskan berdasarkan kategori dan indikator kontrol diri tinggi. Penyusunan layanan merupakan layanan perencanaan individual. Data yang berhasil diolah mengenai perilaku kontrol diri di SMK menjadi dasar pembuatan layanan. Layanan perencanaan individual menjadi rekomendasi bagi program layanan bimbingan dan konseling di SMK.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyusun proposal penelitian dibimbing oleh dosen mata kuliah metode riset BK

2. Mengajukan proposal penelitian pada seminar proposal di hadapan dosen mata kuliah metode riset, kemudian direvisi dan disahkan oleh dewan skripsi, dan ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.

4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat Fakultas dan Rektor UPI. Kemudian dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Kota Bandung. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

5. Melakukan studi pendahuluan ke SMK Negeri 2 Tasikmalaya mengenai kontrol diri di SMK bekerja sama dengan guru BK

6. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan instrumen oleh dosen-dosen ahli Jurusan Psikologi Pendidikan dan bimbingan.

(33)

telah terkumpul.

(34)

127 Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan dan mengembangkan kontrol diri di SMK.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dirumuska beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kontrol diri yang dimiliki oleh peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya berada pada kategori tinggi. Sebagian besar peserta didik dapat mengontrol perilakunya di dalam hampir setiap situasi. Aspek yang paling tinggi adalah aspek kognitif dimana peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya paling banyak memiliki kategori tinggi pada aspek kognitif

2. Menurut program keahlian secara keseluruhan peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya yang ada pada jurusan Audio Video, Bangunan, Broadcast, Listrik, Mesin Perkakas Teknik Kendaraan Ringan dan Teknik Komputer Jaringan berada pada kategori tinggi .

3. Rancangan layanan yang diberikan pada peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya adalah layanan perencanaan individual yang bertujuan untuk mengembangkan kontrol diri peserta didik sehingga mencapai aktualisasi diri di lingkungan sekolahnya. Rancangan layanan dasar untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik secara khusu diberikan pada peserta didik dengan kategori sedang yaitu kelas XI Teknik Kendaraan Ringan.

B. Rekomendasi

(35)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan dan mengembangkan kontrol diri peserta didik di sekolah, serta dapat memberikan layanan perencanaan individual kepada peserta didik agar kontrol diri remaja dapat dipertahankan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Mengembangkan program untuk mengembangkan dan meningkatkan kontrol diri peserta didik atas dasar rancangan program hipotetik yang dirancang oleh peneli

(36)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

127

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Averill. (1973). “Personal control over aversive stimuli and its relationship to

stress.”. Department of Psychology, University of Massachusetts,

Amherst, MA. 80:286-303.

Azwar, Saifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Binham. (2012). “Bimbingan Pribadi” [Online]. Tersedia : http://binham.wordpress.com/2012/04/09/bimbingan-pribadi/ (12 April 2012)

Depdikbud. (1994). Peraturan Pemerintah No. 29/90. Jakarta

Depdiknas. (2003). Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 23. Jakarta ---. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

---,(1990). Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah. Jakarta : Depdiknas

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Dyah, Rahayuning. (2009). Hubungan Antara Kontrol diri Dengan Kecanduan Internet Pada Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (Smp). Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Feist, feist. (2011). Teori Kepribadian (Theories of personality). Jakarta : Salemba Humanika.

Ghufron, M. Nur. (2003). Hubungan Kontrol diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin Orang Tua Dengan Prokrastinaksi Akademik. [online]. Tersedia :http://www.damandiri.or.id. [12/49/2012].

Hastuti, Sri. (2006). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi.

Hurlock, Elizabeth B. Alih bahasa oleh Dra. Istiwidayanti dan Drs. Soedjarwo, M.Sc. (1997). Psikologi Perkembangan “Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan” (Terjemahan Istiwidayanti).

(37)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lazarus, R.S. (1976). Paterns of Adjusment. Tokyo : McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd.

Logue, A.W. (1995). Self-Control. United States : A Paramount Communications Company.

Muharsih, lania (2008) Pengaruh Hubungan antara Kontrol diri Dengan Kecenderungan Perilaku konsumtif Pada Remaja Di Jakarta Pusat. Bandung : Skripsi Psikologi FIP UPI. Tidak Diterbitkan

Nofziger , Stacey. (2008). “The “Cause” of Low Self-Kontrol : The Influence of Maternal Self-Kontrol”. Journal of Research in Crime and Delinquency,

45 (2), 191-224. [online] tersedia di :

http://jrc.sagepub.com/content/45/2/191.full.pdf+html

Nurihsan, Achmad Juntika. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama

Puswati, Rien Dwi (2011), Kontribusi Kontrol diri Pada Perilaku Konsumtif Remaja Dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas XI SMA Laboratorium-Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2010/2011), Skripsi PPB FIP UPI

Ridwan. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Santrock, John W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta : Erlangga

Sarwono, Sarlito W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.

Sisdiknas. (2003). Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3. Jakarta Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

(38)

Lina Nurlaelasari, 2013

Profil Kontrol Diri Peserta Didik Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Achmad Juntika.(2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya Tahun
Tabel 3.2  Kisi-Kisi Instrumen Kontrol diri Peserta didik Sebelum Uji Kelayakan Instrumen
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kontrol diri Peserta didik Setelah Uji Kelayakan
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik yang memiliki self disclosure pada kategori tinggi ditandai dengan sudah dapat mengungkapkan informasi pribadi kepada teman secara mendalam, terbuka

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik kontrol diri efektif untuk mereduksi prokrastinasi akademik peserta didik kelas

Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis yaitu, bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi efektif untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik kelas

Tanda-tandaindividu yang memiliki konsep diri yang tinggi adalah; Ia yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah, Ia merasa setara dengan orang lain, Ia menerima

Rumusan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Kelas XI SMK- PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 yang Layak

kontrol diri dan pembuatan keputusan karier dalam penelitian ini sebagai rujukan penyusunan program Bimbingan dan Konseling untuk peserta didik kelas XII dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Pontianak pemahaman potensi diri fisik peserta didik mencapai persentase

Adanya perbedaan kontrol diri menunjukkan bahwa peserta didik yang memiliki kontrol diri dapat mengendalikan, menahan serta mengarahkan diri dirinya untuk memikirkan