• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA : Penelitian Deskriptif Terhadap Siswa Kelas Vii Smp Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA : Penelitian Deskriptif Terhadap Siswa Kelas Vii Smp Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA

(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Maya Rosanti Br Purba

0808740

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012

(2)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA

(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Maya Rosanti Br Purba

0808740

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Maya Rosanti Br Purba 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

MAYA ROSANTI BR PURBA

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA

(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Nani M. Sugandhi., M.Pd NIP. 19570803 198101 2 001

Pembimbing II

Dr. Ipah Saripah., M.Pd NIP. 19771014 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Maya Rosanti Br Purba. (2012). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Penelitian dilatarbelakangi oleh pentingnya penguasaan perilaku prososial pada setiap individu, terutama siswa SMP. Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran umum perilaku prososial siswa dan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku prososial siswa tersebut, serta dihasilkannya program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan perilaku prososial siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) gambaran umum perilaku prososial siswa Kelas VII secara umum berada pada kategori sedang; (2) gambaran umum faktor-faktor yang memengaruhi perilaku prososial siswa kelas VII berada pada kategori tinggi; dan (3) implikasi profil perilaku prososial bagi bimbingan dan konseling disusun dalam bentuk program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan perilaku prososial siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung. Rekomendasi penelitian: (1) bagi guru BK, dapat mengaplikasikan panduan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku prososial siswa kelas VII; dan (2) bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mengambil fokus yang berbeda seperti perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin, perbedaan pola asuh orang tua, perilaku prososial anak jalanan dan perilaku prososial pada sekolah dengan kategori ekonomi siswa menengah kebawah serta tidak terbatas hanya pada rumusan program, namun eksprerimen.

(5)

vii

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU PROSOSIAL DAN BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL………...11

A. Konsep Perilaku Prososial ... 11

B. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi-Sosial ... 25

C. Konsep Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa ... 33

D. Hasil Penelitian yang Relevan... 36

E. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 39

C. Definisi Operasional Variabel ... 40

D. Instrumen Penelitian ... 41

E. Uji Coba Alat Pengumpul Data ... 45

F. Prosedur Penelitian ... 49

(6)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

C. Rumusan Program Hipotetik Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa... 85

D. Keterbatasan Penelitian ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(7)

ix

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Tingkatan Penalaran Moral Prososial……….. 29

3.1 Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba………... 42

3.2 Kisi-kisi Instrumen Setelah Uji Coba……….. 44

3.3 Hasil Validitas Item Perilaku Prososial………... 47

3.4 Hasil Validitas Item Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Prososial………... 47

3.5 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen………... 48

3.6 Tingkat Reliabilitas Instrumen Perilaku Prososial……….. 49

3.7 Tingkat Reliabilitas Instrumen Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Prososial………... 49

3.8 Pola Skor Opsi Alternatif Respons Skala Penilaian……… 51

3.9 Rumus Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa……… 52

4.1 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa……… 54

4.2 Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Perilaku Prososial Siswa... 55

4.3 Interpretasi Skor Perilaku Prososial Siswa... 55

4.4 Gambaran Umum Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Perilaku Prososial Siswa Berdasarkan Aspek... 57

4.5 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa Pada Aspek Suka Menolong... 58

4.6 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa Pada Aspek Kedermawanan... 58

4.7 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa Pada Aspek Empati... 59

4.8 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa Pada Aspek Memahami Orang Lain... 59

4.9 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa Pada Aspek Penanganan Konflik... 60

4.10 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa Pada Aspek Kejujuran... 60

4.11 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa Pada Aspek Aspek Inisiatif Sosial... 61

4.12 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Perilaku Prososial Pada Aspek Suka Menolong... 61

4.13 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Perilaku Prososial Pada Aspek Kedermawanan... 62

4.14 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Perilaku Prososial Pada Aspek Empati... 63

4.15 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Perilaku Prososial Pada Aspek Memahami orang lain... 63

(8)

x

Tabel Hal

Aspek Kejujuran... 4.18 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Perilaku Prososial Pada

Aspek Inisiatif Sosial... 65 4.19 Gambaran Umum Tingkat Persentase Ketercapaian Skor

Perilaku Prososial Siswa Berdasarkan Indikator... 66 4.20 Rekapitulasi Kategorisasi Perilaku Prososial Siswa... 67 4.21 Interpretasi Skor Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Prososial

Siswa... 68 4.22 Gambaran Umum Tingkat Persentase Ketercapaian Skor

Perilaku Prososial Siswa Berdasarkan Karakteristik... 69 4.23 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Faktor yang memengaruhi Perilaku

Prososial Siswa Pada Karakteristik Situasional... 70 4.24 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Faktor yang memengaruhi Perilaku

Prososial Siswa Pada Karakteristik Penolong... 71 4.25 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Faktor yang memengaruhi Perilaku

Prososial Siswa Pada Karakteristik Orang yang Membutuhkan

Pertolongan... 71 4.26 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Karakteristik Situasional... 72 4.27 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Karakteristik Penolong... 73 4.28 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Karakteristik Orang yang

Membutuhkan Pertolongan... 73 4.29 Gambaran Umum Persentase Ketercapaian Faktor-faktor yang

Memengaruhi Perilaku Prososial Siswa... 74 4.30 Gambaran Umum Persentase Ketercapaian Perilaku Prososial Siswa... 90 4.31 Dukungan Sistem Pelaksanaan Bimbingan Pribadi-Sosial untuk

Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa... 94 4.32 Rancangan Operasional Layanan Bimbingan Pribadi Sosial untuk

Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa... 96 4.33 Pengembangan Tema Layanan Bimbingan Pribadi Sosial untuk

Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa... 101 4.34 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk

Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa... 106 4.35 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk

(9)

xi

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

2.1 Ragam Bimbingan ditinjau dari Masalah Siswa……… 18 2.2 Empat Tahapan Proses Pengambilan Keputusan untuk Menolong... 33 2.3 Proses Pengambilan Keputusan Prososial………. 34

2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian 37

3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Program Bimbingan Pribadi

(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.1 Administrasi Penelitian 1.2 Instrumen Penelitian 1.3 Validitas Instrumen 1.4 Reliabilitas Instrumen 1.5 Data Hasil Penelitian

(11)

1

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Melalui pendidikan individu memperoleh informasi dan pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan diri berdasarkan kemampuan dan kesempatan yang ada. Tujuan pendidikan yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain pendidikan merupakan peran sentral dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia.

Pendidikan di Indonesia dikembangkan berdasarkan pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN No. 20 Th. 2003), yang mempunyai tujuan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN No. 20 Th. 2003 Bab II Pasal 3).

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

(12)

2

remaja berada pada posisi yang resah. Mereka sedang dalam usaha pencarian jati diri. Dengan kata lain, di dalam kelompoknya, remaja berusaha menemukan dirinya.

Remaja yang kebanyakan berada di tingkat sekolah menengah merupakan individu yang sedang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan. Namun dalam menjalani proses perkembangan ini, tidak semua remaja dapat mencapainya secara mulus. Diantara mereka ada masih banyak yang mengalami masalah, menampilkan sikap dan perilaku menyimpang, tidak wajar, dan bahkan amoral, seperti membolos dari sekolah, tawuran, tindak kriminal, mengkonsumsi minuman keras, menjadi pecandu NAPZA, dan juga free sex (Yusuf, 2009: 28).

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, sudah seharusnya setiap individu memiliki perilaku prososial dalam dirinya, karena perilaku prososial ini memiliki tujuan untuk menyejahterakan orang lain dan mengurangi penderitaan dalam kesulitan. Perilaku prososial tersebut diharapkan mampu menciptakan kehidupan yang lebih selaras, saling membantu, dan saling menghargai sehingga terbentuk hubungan yang harmonis antar setiap individu.

Perilaku prososial berkembang sejak anak-anak hingga dewasa. Semakin bertambah usia, semakin berkembang kematangan sosial dan tanggung jawab sosial. Pada usia remaja, diharapkan seseorang mampu mengembangkan pribadinya sesuai nilai etika dan moral dalam bentuk perilaku prososial.

(13)

3

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

besar, remaja menampakkan sikap materialistik, acuh pada lingkungan sekitar dan cenderung mengabaikan norma-norma yang tertanam sejak dulu (Isnandar, 2010: 4).

Fenomena yang muncul akhir-akhir ini menunjukkan indikasi perilaku remaja yang tampaknya jauh dari kesan bahwa remaja merupakan individu yang mulai mendewasakan diri dan memiliki minat sosial. Hal ini terlihat dari kenyataan di lapangan bahwa remaja saat ini seringkali terlibat aksi-aksi kriminal yang membahayakan dan meresahkan masyarakat. Dengan kata lain perilaku remaja yang tampak akhir-akhir ini terlihat bertolak belakang dengan perilaku prososial.

Remaja saat ini sibuk dengan aktivitas yang tidak bertujuan dan cenderung menimbulkan keresahan di lingkungan. Maraknya aktivitas geng motor yang beranggotakan remaja sangat meresahkan warga akhir-akhir ini merupakan salah satu aktivitas remaja yang sarat dengan tindakan kriminal lain, seperti pengeroyokan, perampokan, bahkan tindakan penganiayaan. Sebagai contoh, geng motor di Cirebon yang berhasil ditangkap aparat polisi karena terbukti membawa senjata tajam dan membuat keributan sehingga meresahkan warga. Mayoritas anggota geng motor tersebut adalah remaja berusia 15-20 tahun, dan masih duduk di bangku SMP dan SMA, bahkan beberapa diantaranya adalah remaja perempuan (THT, 2010). Sementara itu, selain mengganggu ketertiban umum, aktivitas remaja anggota geng motor pun mengarah pada tindakan kriminal seperti penganiayaan dan perampokan (Tn, 2010).

(14)

4

bersenjata tajam (Joewono, 2010). Di Cipayung, Jakarta Timur, seorang remaja SMP 14 tahun tewas setelah dibacok oleh remaja dari sekolah lain (Kusumah, 2010).

Dalam penelitiannya, Tinne (2012) mengatakan pada kenyataannya masih banyak perilaku negatif yang muncul dalam keseharian siswa di sekolah seperti mengejek kekurangan teman, memukul, menendang, dan bentuk perilaku agresif lainnya.

Siswa adalah seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis, maupun sosial. Sifat inheren lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup dan perkembangan warga masyarakat. Apabila perubahan tersebut sulit diprediksi, di luar jangkauan kemampuan, atau kurang siap dalam menghadapinya maka menghasilkan diskontinuitas perkembangan perilaku siswa, seperti terjadinya stagnansi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi, atau penyimpangan perilaku dan masalah-masalah-masalah-masalah sosial. Karena itulah siswa membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul pada penyelesaian tugas-tugas perkembangannya tersebut.

Bantuan yang dimaksudkan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).

(15)

5

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

yang menyatakan: “Konselor adalah sebagai salah satu kualifikasi pendidik yang berpartisipasi menyelenggarakan pendidikan”.

Berdasarkan visi dan misi bimbingan, kebutuhan siswa, serta tujuan bimbingan, maka bidang isi bimbingan dirumuskan ke dalam empat jenis bimbingan yaitu: (a) bimbingan pribadi, (b) bimbingan sosial, (c) bimbingan belajar, (d) bimbingan karir.

Bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah pribadi-sosialnya. Bimbingan pribadi-sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan pribadi-sosial merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu.

Eisenberg (Saripah, 2006: 56) menyatakan perkembangan perilaku prososial remaja yang berada dalam fase pubertas berada pada tingkat emphatic of transitional atau strongly internalized. Pada tahap emphatic of transitional remaja mulai menunjukkan respon simpatik, merasa bersalah atas kegagalan memberi respon, merasa nyaman bila telah melakukan sesuatu yang benar, mulai mengambil rujukan-rujukan mengenai prinsip-prinsip kewajiban dan nilai-nilai yang abstrak walaupun masih rancu. Pada tahap strongly internalized remaja memiliki justifikasi untuk membantu didasarkan pada nilai-nilai, norma, pengaruh dan tanggung jawab yang diinternalisasikan secara kuat; pelanggaran terhadap prinsip-prinsip seseorang yang terinternalisasikan akan merusak rasa hormat terhadap diri sendiri.

(16)

6

atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Fenomena yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil observasi awal, diketahui bahwa di sekolah remaja cenderung memiliki perilaku prososial yang rendah. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang sering membuat keributan di kelas, menggangu teman yang sedang belajar, kurangnya sikap empati kepada teman, berperilaku kurang sopan santun ketika berbicara dengan guru, seringnya melanggar aturan sekolah, kurang menghargai teman, seperti: mengolok-olok kekurangan teman, mengganggu teman, mengamcam teman, dan menunjukkan sikap permusuhan pada teman yang akhirnya berujung pada perkelahian. Sementara teman yang lainnya bersikap kurang peduli dengan teman yang menjadi korban dari perilaku teman-teman lainnya.

Idealnya sebuah program bimbingan yang baik disusun secara sistematis, terarah, dan terpadu agar memfasilitasi seluruh kebutuhan siswa. Di SMP Negeri 15 Bandung juga telah memiliki program bimbingan dan konseling yang memfasilitasi perkembangan siswa-siswanya. Kendati demikian, di SMP Negeri 15 Bandung belum terdapat layanan yang khusus untuk meningkatkan perilaku prososial siswa.

(17)

7

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Perilaku prososial pada dasarnya ada pada setiap manusia, hal ini terjadi karena naluri alamiah manusia sebagai makhluk yang saling membutuhkan tidak akan dapat dihilangkan pada diri manusia. Papalia (2002) menyatakan rasa ketergantungan seperti kebutuhan untuk dibantu ketika terkena musibah muncul secara spontan, sedangkan rasa iba bagi orang lain yang melihat juga akan muncul secara spontan tanpa dapat dibendung. Hanya saja presentase perilaku munculnya prososial sangat kecil karena sangat terkait dengan faktor- faktor serta aspek-aspek yang berperan dalam terciptanya perilaku prososial (Isnandar, 2010: 5).

Eisenberg and Mussen (Sari, 2009: 13) mengungkapkan bahwa perilaku prososial sebagai:

"voluntary actions that are intended to help or benefit another individual or group of individuals". This definition refers to consequences of a doer's actions rather than the motivations behind those actions. These behaviors include a broad range of activities: sharing, comforting, rescuing, and helping (learning to)

Uraian tersebut menunjukkan perilaku prososial merujuk pada tindakan sukarela yang ditujukan untuk menolong atau menguntungkan individu atau sekelompok individu lain. Definisi ini lebih merujuk pada konsekuensi tindakan pelaku daripada motivasi di balik tindakan tersebut.

Rydell, dkk., (1997: 829) menyatakan bahwa aspek prososial terdiri dari: suka menolong (helpfulness), kedermawanan (generosity), empati (empathy), memahami orang lain (understanding of others), penangangan konflik (handling of conflict), kejujuran (honesty) serta sosial inisiatif (social initiative).

(18)

8

(understanding of others), penangangan konflik (handling of conflict), kejujuran (honesty) dan sosial inisiatif (social initiative).

Program bimbingan pribadi-sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan layanan bimbingan yang disusun secara sistematik dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan prilaku prososial siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung.

Upaya pemberian layanan bimbingan oleh guru BK kepada siswa harus dilaksanakan secara sistematis. Artinya pelaksanaan layanan tersebut merupakan usaha sadar dan terencana sehingga potensi siswa dapat berkembang sebaik-baiknya (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut.

a. Seperti apa gambaran umum perilaku prososial siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

b. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perilaku prososial siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

c. Bagaimana rumusan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan perilaku prososial siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang layak menurut pakar dan praktisi?

C. Tujuan Penelitian

(19)

9

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Tujuan khusus penelitian yaitu memperoleh:

1. gambaran umum perilaku prososial siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013;

2. gambaran faktor-faktor yang memengaruhi perilaku prososial siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013; dan

3. rumusan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan perilaku prososial siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang layak menurut pakar dan praktisi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu psikologi remaja dan ilmu bimbingan dan konseling, khususnya berkaitan dengan kajian teoretik-konseptual tentang perilaku prososial pada remaja dan pengembangan intervensi perilaku melalui program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan perilaku prososial siswa SMP.

2. Manfaat praktis

a. Konselor (guru bimbingan dan konseling) diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian dalam penyusunan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan perilaku prososial siswa di SMP. b. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat

(20)

10

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I berisikan Pendahuluan yang terdiri atas: latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur penulisan.

Bab II Kajian Pustaka. Kajian pustaka mencakup konsep dasar perilaku prososial, konsep dasar bimbingan dan konseling, dan posisi bimbingan pribadi-sosial dalam bimbingan dan konseling serta langkah-langkah penyusunan program bimbingan pribadi-sosial.

Bab III merupakan Metode Penelitian. Bab III ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk komponen berikut: lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, defenisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabelnya, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya serta analisis data.

Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: (a) pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan penelitian; (b) pembahasan dan analisis hasil temuan.

(21)

110

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bagian terdahulu maka ada beberapa hal yang patut ditelaah sebagai bahan

kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Secara umum, perilaku prososial siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Artinya siswa cukup mampu atau dianggap kadang-kadang sudah mampu menampilkan tindakan prososial dalam kehidupan sehari-harinya. Aspek yang paling tinggi dalam perilaku prososial adalah aspek kejujuran, dan aspek yang paling rendah adalah aspek kedermawanan. Sementara, gambaran indikator yang paling tinggi pada perilaku prososial siswa adalah mengatakan sesuatu tanpa rekayasa, dan indikator yang paling rendah yaitu memberi bantuan dalam bentuk barang.

2. Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi perilaku prososial siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori tinggi. Artinya, siswa sangat memperhatikan hal-hal lain baik di dalam maupun di luar dirinya sebelum melakukan tindakan prososial dalam kehidupan sehari-harinya. Karakteristik yang paling tinggi dalam faktor-faktor yang memengaruhi perilaku prososial siswa adalah karakteristik penolong, dan yang paling rendah adalah karakteristik karakteristik situasional. Sementara indikator yang paling tinggi adalah rasa bersalah, dan indikator yang paling rendah adalah kondisi lingkungan.

(22)

111

B. Saran

Berpijak dari hasil penelitian dan kesimpulan, diajukan beberapa rekomendasi bagi pihak-pihak berikut.

1. Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Kepada guru BK diajukan rumusan program sebagai bahan dalam mengembangkan layanan BK di SMP Negeri 15 Bandung. Rumusan program bimbingan pribadi sosial yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang ada di sekolah, karena telah dinyatakan layak oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling. Guru BK dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini untuk mengetahui keefektifan program ini, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang perlu diperbaiki.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan program bimbingan pribadi-sosial ini sebagai berikut.

a. Langkah pertama,”To Make Something Beautiful”. Tujuan Langkah ini agar siswa mengetahui pentingnya memberikan bantuan kepada orang lain dan siswa mampu memberikan bantuan kepada orang yang baru dikenal dan tidak mengharapkan imbalan dari perbuatannya.

b. Langkah kedua, “Asiknya Berbagi”. Tujuan langkah ini agar siswa memiliki kesadaran dalam membantu teman yang membutuhkan dan siswa memiliki inisiatif sendiri untuk memberikan bantuan dalam bentuk barang kepada teman yang membutuhkan

c. Langkah ketiga, “Jika Aku Menjadi Kamu”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu memahami perasaan teman dan siswa mampu menujukkan kepedulian kepada teman.

(23)

112

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

e. Langkah kelima, “Masalah? Siapa Takut!!”. Tujuan langkah ini agar siswa memiliki kemampuan untuk menangani sebuah pertentangan dengan orang lain sehingga menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah.

f. Langkah keenam, “Selamat Kawan!!”. Tujuan Langkah ini agar siswa mampu untuk menghargai dan menghormati keberhasilan teman-temannya dan memberikan apresiasi terhadap kesuksesan teman.

g. Langkah ketujuh, “Gaul Ok, Gaul Asik!!”. Tujuan Langkah ini agar siswa memiliki kemampuan untuk memulai interaksi secara positif dengan orang lain.

2. Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian sebelumnya, apabila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian yang serupa maka disarankan untuk: a. mengadakan penelitian mengenai perilaku prososial pada subjek dengan fokus

yang berbeda seperti perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin, perbedaan pola asuh orang tua, perilaku prososial anak jalanan dan perilaku prososial pada sekolah dengan kategori ekonomi siswa menengah kebawah;

b. menggunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam. Dengan

digunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam dapat

menambah referensi mengenai perilaku prososial siswa;

c. melakukan penyempurnaan instrumen penelitian perilaku prososial siswa berdasaran aspek indikator khususnya dalam item-item pernyataan sehingga menghasilkan instrumen yang lebih valid dan reliabel; serta

d. menggunakan pendekatan dan teknik tertentu untuk mengintervensi siswa yang

(24)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asia, N. (2008). Hubungan antara Harga Diri dan Asertivitas dengan Perilaku Prososial Remaja. Skripsi Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Baron, Robert A., Donn Byrne. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi Kesepuluh (Alih Bahasa: Ratna Djuwita, dkk). Jakarta: Erlangga.

Dayakisni., T dan Hudaniah. (2003). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

________(2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fattakhy, M.U. (2011). Contoh Landasan Teori Skripsi Prososial. [Online] Tersedia:http://fattakhy.blogspot.com/2011/01/contoh-landasan-teori-skripsi-prososial.html [November 2011].

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(25)

114

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isnandar, T. W.(2010). Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Prososial pada Siswa SMA 1 Purwodadi. Skripsi Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Joewono, Benny N. (2010, 15 Juli). Pelajar Tawuran, Satu Tewas Dibacok. Kompas [Online], halaman 1. Tersedia: http://www.kompas.com. [Maret 2012].

Kusumah, Wijaya. (2010, 28 Oktober). Tawuran Pelajar Kenapa Ini Sampai Terjadi?. Kompasiana [Online]. Hal.1. Tersedia: http://www.kompas.com. [Maret 2012].

Muro, James J. & Kotman, Terry. (1995). Guidance and Counseling In The Elementary and Middle School: A Practical approach. USA: Wm. C. Brown Communication, Inc.

Najib, A. (2010). Hubungan Antara Perilaku Prososial Dengan Kebermaknaan

Hidup Pada Remaja. [Online] Tersedia:

http://www.terbaca.com/2010/06/hubungan-perilaku-prososial-dengan.html [November 2011].

Nurihsan, J. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama.

__________dan Yusuf, S. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Papalia, Diane E., Sally Wendkos Old., Ruth Duskin Feldman. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan) Bagian V s/d IX (Alih Bahasa: A.K.Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(26)

115

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Putra Giri. (2011). Efektivitas Bimbingan Kelompok melalui Teknik Permainan untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa. Tesis Magister Pendidikan pada SPS Bimbingan dan Konseling UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Rydell.A.M., dkk. (1997). “Measurement of Two Social Competence Aspect In Middle Childhood”. Journal of Development Psychology. 33, (05), 824-833.

Sari, D.R. (2009). Pengaruh Sosialisasi Keluarga terhadap Perilaku Prososial Anak Usia Remaja Awal (Studi Pada Murid-Murid SLTP Negeri X di Jakarta). Skripsi Sosiologi FISIP UI. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/44927910/skripsi [November 2011].

Saripah, I. (2006). Progam Bimbingan untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak. Tesis Magister Pendidikan pada SPS Bimbingan dan Konseling UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Sears,dkk. (1985). Psikologi Sosial. Edisi Kelima (Alih Bahasa:Michael Adryanto). Jakarta: Erlangga

Setiadi, T. (2010). Dinamika Perilaku Prososial pada Pendonor Darah. Skripsi Psikologi FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Soebijoto, Hertanto (2010, 30 September). Dalam 9 Bulan Ada 20 Tawuran. Kompas [Online], halaman 1. Tersedia: http://www.kompas.com. [Maret 2012].

Soegiyoharto, R. (2006). Perilaku Prososial di Tengah Bencana. [Online] Tersedia: http://www.mirifica.net/printPage.php?aid=2992 [November 2011].

Syaodih, N.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(27)

116

Maya Rosanti Br Purba, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tinne. R.D (2012). Perilaku Prososial Ditelaah Berdasarkan Gender. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Tn. (2010, 23 Juni). Geng Motor dan Polisi. Pikiran Rakyat [Online], halaman 1. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com. [Maret 2012].

UU Republik Indonesia.2003. Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003. Bandung : Fokus Media.

Yanti, D. (2005). Keterampilan Sosial Pada Anak Menengah Akhir yang Mengalami Gangguan Perilaku. Skripsi Psikologi Fakultas Kedokteran USU. [Online]. Tersedia: http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-desvi/yanti.pdf[November 2011].

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel  Hal Tingkatan Penalaran Moral Prososial……………………………………..
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan hidup selalu dikaitkandengankedupan. siswa, serta merangsang siswa untuk

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB paru pada keluarganya di Sentra

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode Mc Nemar didapati nilai p sebesar 0,021 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor atau Ekspor Barang Larangan

Dengan menggunakan metode full costing pada perhitungan harga pokok pesanan diharapkan perusahaan dapat menentukan harga pokok pesanan yang lebih besar dibandingkan dengan metode

Apabila besar sudut H lebih besar 15º maka bentuk profil wajah adalah cembung, sedangkan bila lebih kecil dari 7º maka bentuk profil wajah adalah cekung karena letak Pog’ lebih

Judul Tesis : Pengembangan Pengelolaan Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Situs Pada Anak Tuna Grahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo Klaseman Gatak

of using audio – visual in teaching English on the students’ ability in..