• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK SMK : Studi Pra Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK SMK : Studi Pra Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK SMK

(Studi Pra Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

Catur Ahmaji Pamungkas 0809042

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Program Bimbingan Untuk Meningkatkan

Kematangan Karir Peserta Didik SMK

Oleh

Catur Ahmaji Pamungkas

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Tole_02brotherz@yahoo.com

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

CATUR AHMAJI PAMUNGKAS 0809042

PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK SMK

(Studi Pra Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

PEMBIMBING 1

Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP. 19600829 198703 1 002

PEMBIMBING 2

H. Nandang Budiman, S.Pd., M.Si. NIP. 19710219 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Pelajaran 2012/2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan

metode pra eksperimen dan desain penelitian Pre-Test Post-Test Group. Instrumen yang

digunakan berupa nontes berbentuk angket model rating scale. Teknik analisis data

menggunakan statistik nonparametric untuk mengukur uji komparasi antara skor pretest dan

posttest. Penelitian ini menghasilkan: 1) gambaran umum kematangan karir peserta didik, 2)

rumusan program bimbingan yang layak menurut pakar dan praktisi, dan 3) gambaran

keefektifan program bimbingan untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik.

Kata Kunci: Program Bimbingan, Kematangan Karir, Peserta Didik SMK

Abstract : The aims of this study is to earn an effective guidance program in increasing

students career maturity for 10th grade students in 3 Vocational High School. The approach

of this study used in quantitative with pre experiment methods and Pre-Test Post-Test Group

design as a research design. The research instrument is non-test model which used rating

scale questionnaire. Nonparametric statistic was used as a technique of data analysis to

comparation test betwen pretest score and posttest score. This study shows: 1) the general

profile of students career maturity; 2) the formula of suitable for guidance program

according to expert and practitioner; and 3) the effectiveness of guidance program to

increase students career maturity.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GRAFIK ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 6

C. Pengertian Istilah 7

D. Tujuan Penelitian 10

E. Manfaat Penelitian 10

F. Pendekatan dan Metode Penelitian 11

G. Kerangka Penelitian 13

BAB II KONSEP KEMATANGAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN

A. Konsep Kematangan Karir 14

B Konsep Program Bimbingan 27

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 43

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 45

C. Definisi Operasional Variabel 46

(6)

E. Teknik Pengumpulan Data 54

F. Analisis Data 55

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian 84

C. Keterbatasan Penelitian 100

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 102

B. Rekomendasi 103

DAFTAR PUSTAKA 105

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa yang dilaksanakan melalui pendidikan.

Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20

Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berisi

sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Undang-undang mengenai pendidikan nasional tersebut memiliki makna

bahwa pendidikan berfungsi menyiapkan generasi muda agar dapat menghadapi

dan menjalani kehidupannya di masa yang akan datang, untuk itu pendidikan

diarahkan bukan hanya mengasah kemampuan kognisi semata, namun secara

keseluruhan sebagaimana tercantum di dalam tujuan pendidikan adalah

terbentuknya individu yang memiliki kepribadian yang utuh, yang berakhlak

mulia, kreatif dan mandiri.

Pendidikan sangat berkaitan dengan perkembangan dunia kerja, sebab

salah satu fungsi pendidikan adalah menyiapkan lulusannya untuk masuk dunia

kerja (Sukmadinata, 2007: 87). Melalui berbagai jenjang dan jenis pendidikan,

anak-anak dan remaja disiapkan untuk secara langsung setelah selesai dari suatu

jenjang pendidikan atau terlebih dahulu memasuki jenjang berikutnya, akhirnya

akan memasuki dunia kerja. Keragaman jenjang, jenis, program pendidikan, isi

(8)

kaitannya dengan perkembangan tuntutan dan kebutuhan dunia kerja

(Sukmadinata, 2007: 87).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu jenjang yang

direncanakan untuk mempersiapkan peserta didiknya memasuki dunia kerja. Pada

jenjang SMK, peserta didik berada pada pintu gerbang untuk memasuki dunia

pendidikan tinggi atau dunia kerja yang merupakan tahapan dimana peserta didik

mempersiapkan karir di masa yang akan datang.

Berdasarkan tahap perkembangan, peserta didik SMK berada pada usia

13-18 tahun yang termasuk ke dalam tahapan remaja (Hurlock, 1980: 270). Remaja

tersebut dihadapkan pada berbagai hal yang menyangkut keberadaan dirinya,

masa depannya, peran-peran sosialnya baik dalam keluarga ataupun masyarakat,

dan kehidupan beragama.

Remaja sudah mulai berpikir tentang perkembangan karir di masa yang

akan datang, baik bidang akademik maupun dalam bidang pekerjaan. Senada

dengan apa yang diungkapkan Hurlock (1980: 221) bahwa peserta didik sekolah

menengah atas mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh,

dan juga sejalan dengan teori perkembangan karir Super (Sharf, 92:155-159),

masa remaja memiliki kesiapan dalam membuat keputusan-keputusan karir yang

tepat.

Karir merupakan salah satu teka teki bagi peserta didik, untuk

mendapatkan karir yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki

dibutuhkan pengetahuan dalam diri peserta didik tentang karir yang akan

ditekuninya kelak. Pembuatan keputusan tentang karir yang dipilih harus

dipadukan antara pekerjaan dan karir yang dikehendaki dengan potensi-potensi

pribadi yang dimiliki (Sukardi, 1987).

Namun, peserta didik dihadapakan pada berbagai permasalahan seperti

pilihan untuk melanjutkan studi dan memilih pekerjaan yang kurang sesuai

dengan kemampuan, minat serta bakatnya. Dalam menentukan pilihan setiap

peserta didik dituntut untuk mandiri, bagi peserta didik yang kurang mampu

(9)

akan mengalami kesulitan untuk menentukan berbagai macam pilihan untuk masa

depannya (Herawati, 2010:4).

Pengembangan SMK di Indonesia saat ini sedang menjadi isu utama, tidak

hanya dalam dunia pendidikan akan tetapi dalam kehidupan pemerintahan di

Indonesia saat ini. Hal itu dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang

dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional yang melakukan penambahan

jumlah dan peningkatan kualitas SMK di Indonesia. Pemerintah melakukan

sosialisasi tentang SMK yaitu sebagai sekolah masa depan yang bukan merupakan

sekolah kelas dua. Peluang pekerjaan lulusan SMK dan arah pendidikan Indonesia

akan menyetarakan jumlah SMA dan SMK.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang

mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja

dengan pemenuhan kompetensi di berbagai pengembangan. Dalam hal ini karier

menjadi orientasi utama sebagian besar peserta didik Sekolah Menengah

Kejuruan. Untuk merencanakan kehidupan karier lebih baik, diperlukan suatu

bimbingan yang memberikan bekal cukup kepada peserta didik.

Fakta empirik tentang kompetensi lulusan sebuah lembaga pendidikan

menunjukan bahwa tenaga ahli yang ada di Indonesia belum memadai untuk

mengikuti persaingan global. Dilihat dari pendidikannya, sebagian angkatan kerja

(53%) tidak berpendidikan, berpendidikan dasar sebanyak 34%; berpendidikan

menengah 11% dan yang berpendidikan tinggi hanya 2% (Herawati, 2010:4).

Kondisi tersebut menunjukan bahwa daya saing bangsa indonesia secara global

masih rendah.

Super (Osipow, 1983: 161) mengatakan bahwa komponen-komponen

kematangan karir yaitu: a) Orientasi pilihan karir; b) Informasi dan perencanaan;

c) Konsistensi bidang pilihan karir; d) kristalisasi sifat; e) kebijakan pilihan.

Menurut Super (Sharf, 1992 : 155) bahwa kematangan karir didefinisikan sebagai

“....the readiness to make appropriate career decisions”...readiness to make (a) good choice (s) atau kesiapan individu untuk membuat keputusan karir yang tepat.

Dillard (1985: 32) mengatakan bahwa kematangan karir merupakan sikap

(10)

konsistensi pilihan karir dalam suatu periode tertentu. Sedangkan kematangan

karir menurut Super (Ilfiandra, 1997:53) adalah tingkat kesesuaian antara perilaku

karir dengan pilihan pekerjaan pada rentang usia tertentu. Pendapat ini bermakna

bahwa kematangan karir seseorang dibandingkan dengan orang lain yang berbeda

dalam usia,tetapi dalam tahap kematangan yang sama.

Senada dengan Super, Crites (Sharf, 1992:154-155) berpendapat bahwa

the maturity of an individual's vocational behavior as indicated by the similarity between his behavior and that of the oldest individual's in his vocational stages".

Definisi ini menunjukkan bahwa kematangan karir adalah kesesuaian antara

perilaku karir individu dengan perilaku karir yang diharapkan pada usia tertentu di

setiap tahap.

Walaupun bimbingan karir telah dilaksanakan, tetapi hasilnya belum

mampu mengembangkan kematangan karir siswa. Studi pendahuluan di SMK

yang dilakukan oleh Yunan Rauf pada tahun 2006 menunjukkan bahwa

kematangan karir siswa belum baik, meskipun di sekolah guru bimbingan dan

konseling telah melaksanakan bimbingan karir. Di samping itu hasil pengamatan

dan wawancara terhadap peserta didik menunjukkan bahwa siswa belum

memahami bakat, minat, pilihan-pilihan karir, perencanaan karir serta orientasi

karir secara baik. Ini menunjukkan bahwa konsep-diri siswa belum berkembang,

sebab tingkah laku dan sikap karir seseorang merupakan refleksi dari konsep-diri.

Hasil penelitian Oktaviana (2008) menunjukan sebagian sampel yang

mencapai tingkat kematangan karir yang tinggi (matang) yaitu sebesar 84,2 %,

sebanyak 7,4 % peserta didik telah mencapai tingkat kematangan karir yang

sangat tinggi (sangat matang), dan sisanya 8,4 % berada pada katagori sedang

(cukup matang).

Tingkat kematangan karir peserta didik dapat pula terlihat dari hasil studi

pendahuluan yang dilakukan pada peserta didik SMKN 3 Cimahi kelas X Busana

1 dengan menggunakan Daftar Cek Masalah (DCM), dari 22 peserta didik yang

menyatakan masih bingung akan bekerja atau melanjutkan studi setelah lulus dari

sekolah sebanyak 14 peserta didik atau sekitar 67%. Selain itu hasil studi

(11)

didik di SMA di kabupaten Bandung menyatakan bingung dalam memilih karir di

masa depan. Penelitian Hayadin (Herawati, 2010:4) memberikan gambaran bahwa

35,75% peserta didik sudah mempunyai pilihan pekerjaan dan profesi, sementara

64,25% belum memiliki pilihan pekerjaan dan profesi. Pada dasarnya peserta

didik yang belum memiliki pilihan pekerjaan dan profesi tersebut merupakan

peserta didik yang memiliki prestasi akademik sedang hingga tinggi.

Adapun berbagai permasalahan karir yang dirasakan oleh peserta didik,

antara lain sebagai berikut :1) peserta didik kurang memahami cara memilih

program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat, 2) peserta didik tidak

memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup, 3) peserta didik masih

bingung untuk memilih pekerjaan, 4) peserta didik masih kurang mampu memilih

pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat, 5) peserta didik merasa

cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah, 6) peserta didik belum

memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidkan tertentu, bila setelah

tamat tidak masuk dunia kerja, dan 7) peserta didik belum memiliki gambaran

tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan

dalam pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk masa depan karirnya Supriatna

(2009:24-25).

Menurut Tolbert (Amti, 1992-122) mendefinisikan bimbingan karir adalah

suatu program yang terorganisasi untuk membantu orang muda mengembangkan

pemahaman diri, belajar tentang dunia kerja, mendapatkan

pengalaman-pengalaman yang akan membantunya dalam membuat keputusan dan

mendapatkan pekerjaan. Bimbingan karier sebagai jembatan bagi peserta didik

dalam mengetahui informasi karier yang ingin ditekuni oleh peserta didik agar

peserta didik mandiri dalam memilih karier yang sesuai dengan kondisi diri

peserta didik. Hal ini penting, mengingat kehidupan karier merupakan kehidupan

yang akan dijalani peserta didik setelah lulus. Agar masa depan karier yang akan

dijalani memberikan hasil yang memuaskan.

Menurut Arikunto (2010:55) bahwa melalui bimbingan karier di SMK

diharapkan peserta didik mampu untuk memahami dirinya, tingkat

(12)

karakteristik kariernya. Dengan adanya bimbingan karier disekolah, diharapkan

dapat menumbuhkan profsionalisme dalam menghadapi dunia kerja dan

kemandirian peserta didik dalam memilih karier yang akan dijalaninya nanti

berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

Berdasarkan uraian di atas, dipandang penting untuk mengembangkan

program bimbingan karir yang dapat membantu peserta didik dalam memperoleh

kematangan karirnya, sehingga diharapkan lulusan SMK yang siap kerja dapat

menghadapi persaingan karir era global.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup

kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1980). Masa ini

sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan

anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Pada usia ini salah satu tugas perkembangannya adalah mempersiapkan

diri memilih suatu pekerjaan. Menurut Super (Osipow, 1983:157) dalam tahap

perkembangan karir, remaja berada dalam tahap eksplorasi. Salah satu tugas

perkembangan karir yang ada pada masa eksplorasi tersebut adalah mengenal

keterampilan membuat keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan

untuk membuat keputusan karir.

Peserta didik SMK yang sedang berada pada tahap eksplorasi tersebut

diharapkan mampu membuat keputusan karir dalam memilih pekerjaan maupun

sekolah lanjutan sesuai dengan bakat dan minatnya. Tapi pada kenyataannya tidak

sedikit peserta didik SMK yang merasa bingung untuk memilih studi dan

pekerjaaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat sendiri, merasa cemas

untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah, dan jika setelah lulus sekolah

tidak langsung masuk dunia kerja, serta belum mempunyai pilihan perguruan

tinggi.

Melalui Bimbingan Karir, individu dapat mengembangkan keterampilan

(13)

keputusan-keputusannya. Begitu juga dengan peserta didik SMK akan dihadapkan

pada proses pengambilan keputusan yang sangat menentukan karirnya di masa

depan, yaitu pengambilan keputusan mengenai pemilihan program studi yang

berhubungan dengan rencana kelanjutan studi dan pekerjaan serta memilih

kegiatan diluar sekolah yang dapat menunjang karir.

Berdasarkan fenomena diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimana program bimbingan yang efektif untuk meningkatkan kematangan

karir peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun ajaran 2012/2013?

Permasalahan tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

penelitian sebagai berikut.

a. Seperti apa profil kematangan karir peserta didik SMKN 3 Cimahi kelas X

tahun ajaran 2012/2013?

b. Bagaimana rumusan program bimbingan yang layak menurut ahli dan

praktisi berdasarkan profil kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?

c. Bagaimana gambaran keefektifan program bimbingan untuk meningkatkan

kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013?

C. Pengertian Istilah

Dalam penelitian ini terdapat dua konsep yang perlu dijelaskan, yaitu

kematangan karir dan program bimbingan karir.

1. Kematangan Karir

Dillard (1985: 32) mengatakan bahwa kematangan karir merupakan sikap

individu terhadap pembuatan keputusan karir di tampakkan oleh tingkat

konsistensi pilihan karir dalam suatu periode tertentu.

Sedangkan kematangan karir menurut Super (Ilfiandra, 1997:53) adalah

tingkat kesesuaian antara perilaku karir dengan pilihan pekerjaan pada rentang

(14)

dibandingkan dengan orang lain yang berbeda dalam usia, tetapi dalam tahap

kematangan yang sama.

Senada dengan Super, Crites (Sharf, 1992:154-155) berpendapat bahwa

the maturity of an individual's vocational behavior as indicated by the similarity between his behavior and that of the oldest individual's in his vocational stages".

Definisi ini menunjukkan bahwa kematangan karir adalah kesesuaian antara

perilaku karir individu dengan perilaku karir yang diharapkan pada usia tertentu di

setiap tahap.

Menurut Savickas (Nathan, 2006:109) kematangan karir adalah kesiapan

individu untuk lebih terbuka terhadap informasi, membuat keputusan karir yang

sesuai dengan usianya serta membentuk karir yang sesuai dengan tugas

perkembangan karir setiap individu. Menurut Savickas dalam kematangan karir

terdapat aspek pengetahuan dengan indikator pemahaman tentang informasi,

penilaian diri dan lingkungan dan aspek sikap dengan indikator realistis dalam

membuat keputusan.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka

esensi kematangan karier adalah kesiapan individu dalam membuat keputusan

tentang pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan dengan tepat yang meliputi

aspek: (1) pengetahuan yang ditandai dengan pemahaman terhadap rencana,

pengenalan lingkungan, penilaian terhadap dunia kerja dan pertimbangan dalam

keputusan; (2) sikap yang ditandai dengan keinginan, keterlibatan dalam

mendapatkan informasi tentang pendidikan lanjutan maupun pekerjaan, keyakinan

terhadap pilihan, rasa tanggung jawab atas semua pilihan; (3) keterampilan yang

ditandai dengan pemecahan masalah karir, pengambilan keputusan, realisasi

tujuan karir, penerapan strategi untuk mencapai tujuan karir.

2. Program Bimbingan

Program bimbingan karir merupakan salah satu bagian dari program

bimbingan dan konseling. Maka untuk menjelaskan konsep program bimbingan

karir, dijelaskan terlebih dahulu konsep program bimbingan dan konseling

(15)

Menurut Suherman dan Sudrajat (1989) program merupakan rencana

kegiatan yang disusun secara operasional dengan mempertimbangkan

faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaannya.

Winkel (2005: 119) menjelaskan bahwa program bimbingan adalah suatu

rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi dan terkoordinasi

selama periode tertentu.

Para ahli di bidang bimbingan dan konseling menjelaskan bimbingan karir

sebagai berikut.

Super (Septiani, 2006:9) mengartikan bimbingan karir adalah suatu proses

membantu seseorang untuk mengembangkan dan menerima gambaran diri secara

terintegrasi dan peranannya dalam dunia kerja.

Tolbert (Amti, 1992-122) mendefinisikan bimbingan karir adalah suatu

program yang terorganisasi untuk membantu orang muda mengembangkan

pemahaman diri, belajar tentang dunia kerja, mendapatkan

pengalaman-pengalaman yang akan membantunya dalam membuat keputusan dan

mendapatkan pekerjaan.

Menurut Winkel (2005: 114) bimbingan karir adalah bimbingan dalm

mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau

jabatan/ profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu,

dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan

yang dimasuki.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa program

bimbingan yaitu sederetan deskripsi kegiatan bahan rujukan atau panduan yang

digunakan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan tugas-tugas

perkembangan karirnya sesuai dengan tingkat kurikulum, dorongan individu, dan

harapan sosial-kultural lingkungan sekitarnya.

Program bimbingan karir dalam penelitian ini adalah satuan layanan yang

disusun berdasarkan hasil analisis profil kematangan karir peserta didik kelas X

SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Kerangka program bimbingan yang utuh merupakan pelayanan bimbingan

(16)

produktif. Dalam merumuskan program berbasis kebutuhan peserta didik, struktur

dan isi atau materi berdasarkan hasil penelitian dan kebutuhan peserta didik dalam

hal ini adalah kematangan karir.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah membuat program

bimbingan yang efektif untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas

X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun tujuan khusus dari

penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan:

a. Profil kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun

Ajaran 2012/2013.

b. Rumusan program bimbingan yang layak menurut para ahli dan praktisi

untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

c. Gambaran efektivitas program bimbingan karir untuk meningkatan

kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru bimbingan dan konseling

dan peneliti selanjutnya. Adapun manfaat bagi guru bimbingan dan konseling,

serta peneliti selanjutnya yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Penelitian ini dapat memberikan masukan yang konstruktif dalam upaya

pemberian bimbingan kepada peserta didik khususnya bimbingan karir yang

pelaksanaannya tidak hanya mencapai target kurikulum saja tetapi sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. Program bimbingan karir ini pun dapat menguatkan dan

memperkaya konsep tentang kematangan karir dalam konteks bimbingan dan

(17)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian kematangan karir

berdasarkan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada setiap jenjang

pendidikan tingkat SD, SMP dan PT. Sehingga akan dihasilkan program

bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir pada setiap jenjang

pendidikan yang lebih luas berdasarkan kajian aspek dan indikator yang lebih

mendalam dan menyeluruh.

F. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

mengutamakan objektivitas desain penelitian yang menghasilkan data berupa

angka-angka yang diolah dengan menggunakan perhitungan statistik (Riduwan,

2002: 5). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa profil kematangan

karir. Selanjutnya hasil analisi profil kematangan karir dijadikan landasan dalam

penyusunan program bimbingan karir.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra

eksperimen. Metode pra eksperimen seringkali dipandang sebagai eksperimen

yang tidak sebenarnya. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum

memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah

mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Arikunto, 2010:84).

Dalam penelitian pra eksperimen (Arikunto, 2010:85), terdapat tiga desain

penelitian, yaitu: (1) studi kasus dengan satu-bidikan (one-shot case study), (2)

rancangan pre-test post-test pada satu kelompok (pre-test post-test group), dan (3)

perbandingan kelompok statis atau (statistic group comparison).

Penelitian ini menggunakan desain pre-test post-test group yaitu ada

pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah diberi

perlakuan dalam kelompok yang sama. Dengan alasan ingin melihat apakah

terdapat perubahan yang signifikan pada kematangan karir peserta didik sebelum

dan setelah diberikan treatment.

Dalam desain pre-test and post-test group, observasi dilakukan sebanyak

(18)

dilakukan sebelum eksperimen ( disebut pre-test, dan observasi sesudah

(19)

G. Kerangka Penelitian

Gamb PENDAHULUAN Identifikasi Masalah

Studi Lapangan

Instr umen

Terst andar Penyusunan

Instrumen

Judgement ke Pakar

Studi Pustaka

Uji Keterbacaan

Uji Validitas dan Realibillitas

Profil Kematangan Karir Peserta Didik Kelas

X SMK Program Bimbingan

Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Pre-test

Treatment

Post-test

Program Bimbingan Karir yang Efektif Untuk Meningkatkan Kematangan Karir

Peserta Didik PELAKSANAAN

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian dilakukan,

populasi penelitian dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya adalah sebagai

berikut.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Cimahi

yang beralamat di Jl. Sukarasa No. 136 Citeureup – Cimahi Utara 40512. Tlp./

Fax (022) 6628404. N S S : 34.1.02.08.03.003. NPSN : 20224135 SK Pendirian :

No. 0207/ 0 / 1980 Tanggal 30 Juli 1980. SMK ini membuka 3 program keahlian

yaitu: Perhotelan, Tata Boga, dan Tata Busana.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK Negeri 3

Cimahi tahun ajaran 2012/2013 yang secara administratif terdaftar, yaitu

berjumlah 292 orang yang terbagi dalam 3 kompetensi keahlian, dengan rincian

jumlah peserta didik setiap kelas sebagai berikut.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No KELAS JUMLAH

1. X Perhotelan 1 34

2. X Perhotelan 2 34

3. X Perhotelan 3 32

4. X Tata Boga 1 34

5. X Tata Boga 2 34

6. X Tata Boga 3 26

7. X Tata Boga 4 30

8. X Tata Busana 1 23

9. X Tata Busana 2 23

(21)

Jumlah 292

3. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling.

Arikunto (2010:177), menjelaskan bahwa “penggunaan teknik Simple Random

Sampling dilakukan karena peneliti ingin memberikan hak yang sama kepada

setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel dengan cara

setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, lalu diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek.”

Adapun hasil tingkat ketercapaian kematangan karir peserta didik kelas

X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Tingkat Ketercapaian Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

KUALIFIKASI PER KELAS

Kelas Matang Cukup Matang

Belum

Matang jumlah rata2 kesimpulan X PH 1 23 67,65% 11 32,4% 0 0% 34 160,44 MATANG

Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah peserta didik yang

berada di kelas yang memiliki rata-rata skor terendah pada pada profil

kematangan karir yang diidentifikasi menggunakan instrumen kematangan karir.

(22)

maka kelas X BS 2 dipilih menjadi kelas eksperimen karena hasil rata-rata skor

menunjukkan jumlah yang paling rendah diantara kelas-kelas yang lain.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Metode ini

sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah

yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2010:

13). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengkajian secara empiris

dan sistematis terhadap peningkatan kematangan karir peserta didik kelas X

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Cimahi dengan menggunakan

Instrumen Kematangan Karir yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

perhitungan statistik untuk menghasilkan data yang teruji secara ilmiah. Data

yang dihasilkan adalah profil kematangan karir peserta didik kelas X di SMKN 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Profil kematangan karir yang diperoleh dari hasil pengolahan instrumen

kemudian dianalisis sebagai landasan dalam penyusunan program bimbingan karir

untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3 Cimahi

Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Metode Penelitian

Macam-macam desain penelitian menurut Sugiyono (2012: 109) antara

lain: (a) Pre-Experimental yang terdiri dari: One-shot Case Studi, One Group

Pretest-Posttest dan Intec-Group Comparison, (b) True-Experimental yang terdiri

dari: Posttest Only Control Design dan Pretest-Control Group Design, (c)

Factorial Experimental, dan (d) Quasi Experimental yang terdiri dari Time Series

Design dan Nonequivalent Control Group Design.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra

eksperimen. Metode pra eksperimen seringkali dipandang sebagai ekperimen

yang tidak sebenarnya, dalam disain penelitian pra eksperimen tidak ada

(23)

tidak sebenarnya karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti

cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan

tertentu (Arikunto, 2010: 84). Penelitian ini menggunakan disain Pre-Test

Post-Test Group yaitu ada pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir

setelah diberi perlakuan dalam kelompok yang sama. Dengan alasan ingin melihat

apakah terdapat perubahan yang signifikan pada kematangan karir peserta didik

setelah diberikan treatment berupa satuan layanan bimbingan karir yang diberikan

setelah pemberian tes awal. Dalam disain pre-test post-test group observasi

dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/ sebelum pemberian

treatment dan sesudah eksperimen yang digambarkan dengan bagan sebagai

berikut.

O1 X O2

Keterangan dari bagan di atas adalah O1 yaitu pre-test dilakukan dengan

menggunakan instrumen kematangan karir, O2 adalah posttest yang dilakukan

dengan menggunakan instrumen kematangan karir, dan X adalah treatment yang

dilakukan dengan menggunakan satuan layanan bimbingan karir. Perbedaan

antara O1 dan O2 yakni O2-O1 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau

eksperimen yang dilakukan.

C. Definisi Operasional

1. Definisi Kematangan Karir

Secara operasional, yang dimaksud dengan kematangan karir dalam

penelitian ini adalah respon peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi tahun

ajaran 2012 / 2013 terhadap pernyataan tertulis tentang kesiapan individu dalam

menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan selepas SMK yang dibatasi

pada aspek pengetahuan dan sikap.

1) Aspek pengetahuan ditunjukan dengan indikator yang ditandai dengan

pemahaman terhadap rencana karir, penilaian terhadap dunia kerja,

(24)

2) Aspek sikap ditunjukan dengan indikator keinginan, keterlibatan dalam

mendapatkan informasi tentang karir, keyakinan terhadap pilihan karir.

2. Program Bimbingan

Program bimbingan dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan

bimbingan yang terencana secara sistematis, terarah, dan terpadu yang merupakan

implementasi dari strategi layanan bimbingan karir yang disusun berdasarkan

kebutuhan peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013,

berdasarkan hasil analisis instrumen kematangan karir yang diberikan pada tahap

pre-test. Struktur program yang dikembangkan meliputi: rasional, deskripsi

kebutuhan, tujuan, sasaran program, pengembangan tema, tahapan kegiatan, dan

evaluasi dalam upaya membantu meningkatkan kematangan karir peserta didik

kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Pada penelitian ini, program bimbingan ruang lingkupnya difokuskan

pada kematangan karir. Teknik yang digunakan yaitu diskusi, menulis daftar isian,

dan modeling dengan media berupa video. Materi yang disampaikan disesuaikan

dengan indikator kematangan karir yaitu (1) Pemahaman terhadap rencana karir;

(2) Penilaian terhadap dunia kerja (3) Keinginan;(4) Pertimbangan dalam

keputusan; (5) Keterlibatan dalam mendapatkan informasi; (6) Keyakinan

terhadap pilihan karir.

D. Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen diberikan pada pada peserta didik, terlebih dahulu

melalui proses pengembangan instrumen yang dilakukan dengan langkah-langkah,

antara lain sebagai berikut.

1. Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan

(25)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kematangan karir peserta

didik SMK berupa angket. Angket digunakan atas dasar jumlah responden besar,

dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya

rahasia (Sugiyono, 2012: 172).

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

tertutup. Riduwan (2002:27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden

diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya

dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Skala yang digunakan sebagai pedoman pemberian skor pada angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale. Riduwan (2012:28),

mengemukakan “...dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari

dari data kualititatif yang sudah tersedia tersebut, tetapi menjawab salah satu

jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dengan demikian bentuk rating scale

lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur

persepsi responden.”

Alternatif respon pernyataan yang digunakan ialah skala empat. Alasan

menggunakan skala empat didasari oleh pendapat Arikunto (2010: 284) bahwa “...ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang

karena hampir tidak berpikir), maka disarankan agar alternatif pilihannya hanya

empat saja”.

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-4 dengan bobot

tertentu. Bobotnya ialah:

1. Untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan

positif dan skor 1 pada pernyataan negatif.

2. Untuk pilihan jawaban Sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif

dan skor 2 pada pernyataan negatif.

3. Untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan

(26)

4. Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) memiliki skor 1 pada

pernyataan positif atau skor 4 pada pernyataan negatif.

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Pengembangan kisi-kisi instrumen pada penelitian ini disesuaikan dengan

definisi operasional yang telah dirangkum dari beberapa pendapat ahli dan

disajikan dalam bentuk aspek dan indikator berdasarkan teori. Adapun

pengembangan kisi-kisi instrumen untuk mengungkap profil kematangan karir

peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta Didik SMK

(Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-) alternatif pilihan yang dimiliki guna menunjang karir

Identifikasi ciri-ciri, jenis, situasi pekerjaan , dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan

23,24,25,26 - 4

Sikap

Keinginan Pengumpulan dan pemanfaatan sumber informasi untuk lebih mendalami pendidikan pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang diminati.

Optimis terhadap pilihan karir, penelaahan terhadap keputusan, tanggung jawab.

54,55,57

(27)

Total Pernyataan 49 11 60

Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen kematangan karir yang

dibuat sebelum uji coba dilakukan. Setelah uji coba, maka hasil kisi-kisi

instrumen setelah uji coba adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta Didik SMK

(Setelah Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-)

Pengetahuan

Pemahaman diri terhadap rencana karir

Kesadaran tentang wawasan, persiapan dan alternatif pilihan yang dimiliki guna menunjang karir pekerjaan , persyaratan memasuki dunia kerja dan

Pemikiran terhadap pengambilan keputusan dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan

19,20

21, - 3

Sikap

Keinginan Pengumpulan dan pemanfaatan sumber informasi untuk lebih mendalami pendidikan lanjutan dan dunia kerja lebih jauh

22,23,24

Ikut berdiskusi dan berusaha mencari informasi tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang diminati.

Optimis terhadap pilihan karir, penelaahan terhadap keputusan, tanggung jawab.

45,46,48,

49,50,51 47 7

Total Pernyataan 42 9 51

3. Perumusan Butir Pernyataan Instrumen

Pernyataan instrumen dalam penelitian ini mengacu pada kisi-kisi

(28)

kematangan karir ditujukan untuk mengukur pemahaman diri terhadap rencana

karir, penilaian terhadap dunia kerja, pertimbangan dalam keputusan, keinginan

dan keterlibatan dalam mendapatkan informasi serta keyakinan terhadap pilihan

karir. Pernyataan disesuaikan dengan tingkat berfikir responden, yaitu peserta

didik kelas X SMK.

Setiap pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun

menggunakan rating scale. Empat alternatif respon instrumen kematangan karir

yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai

(STS).

Adapun kriteria alternatif respon instrumen kematangan karir adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Alternatif Respon Instrumen

Alternatif Respon Deskripsi

SS Peserta didik merasa bahwa pernyataan sangat sesuai dengan gambaran dirinya.

S Peserta didik merasa bahwa pernyataan sesuai dengan gambaran dirinya.

TS Peserta didik merasa bahwa pernyataan tidak sesuai dengan gambaran dirinya.

STS Peserta didik merasa bahwa pernyataan sangat tidak sesuai dengan gambaran dirinya.

4. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen kematangan karir disusun melalui beberapa tahap uji kelayakan,

yaitu penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi, uji keterbacaan, uji validitas

dan uji reliabilitas instrumen.

a. Penimbangan Instrumen oleh Pakar dan Praktisi

Intrumen yang telah disusun selanjutnya ditimbang (judgement) oleh tiga

orang ahli yaitu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Judgement dilakukan untuk

mengetahui tingkat kelayakan instrumen baik dari segi isi, konstruk dan bahasa

(29)

Februari 2013. Dibawah ini merupakan hasil judgement angket kematangan karir

yang ditampilkan pada tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil Judgement Angket Kematangan Karir Peserta Didik

No Kesimpulan No Item Jml

1 Memadai 3,4,5,11,14,15,16,17,20,24,26,27,28,32,33,35,36,40,41 ,42,43,45,46,48,49,50,51,52,53,54,55,56,58,59, 60

35

2 Revisi 1,6,7,9,10,13,16,19,21,22,23,25,29,30,31,37,39,44,57 18 3 Tidak

Memadai

2,8,12,18,34,38,47 7

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari

tiap item pernyataan. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 5 Maret 2013

kepada tiga siswa kelas X di sekolah yang berbeda. Tujuan uji keterbacaan ini

yaitu mengukur tingkat keterbacaan instrumen dari segi kata-kata seperti kata-kata

yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan

tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut.

c. Uji Validitas dan Reliabilitas (1) Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2010: 168) memaparkan bahwa validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Validitas item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item yang

lainnya dalam cakupan yang ingin diukur dalam suatu perangkat instrumen

(Arikunto, 2010: 168).

Suatu instumen dapat dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:121).

Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown.

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0

for Windows. Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari

(30)

pernyataan dinyatakan valid. Indeks validitas instrumen bergerak diantara 0,122 –

0,526 pada p < 0.05. (hasil penghitungan validitas pada lampiran).

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Kematangan Karir Peserta Didik Kelas X SMKN 3 Cimahi

Kesimpulan Nomor Pernyataan Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,22,23,2 4,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42, 43,45,46,47,48,49,50,51,52,53

51

Tidak Valid 21,44 2

Hasil perhitungan terhadap 53 butir soal untuk instrumen kematangan

karir, diperoleh item yang tidak valid sebanyak 2 item, sehingga total item yang

valid 51 item, item yang tidak valid tidak digunakan dalam pengambilan data

penelitian. Item-item yang valid dijadikan instrumen dengan nomor-nomor yang

disusun secara acak.

(2) Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 172), reliabilitas sama dengan konsistensi atau

keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur

yang hendak diukur.

Menurut Arikunto (2010: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya

merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus

Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal ∑Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

(Arikunto, 2010: 196)

(31)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas yang digunakan adalah pedoman

interpretasi koefisien korelasi yang disajikan pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199

0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang

Tinggi Sangat Tinggi

(Arikunto, 2010: 197)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan

Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.9

Tingkat Reliabilitas Instrumen Kematangan Karir Peserta Didik

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.863 51

Berdasarkan tabel 3.9 didapatkan koefisien Cronbach's Alpha adalah 0,863

yang berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat disimpulkan bahwa instrumen kematangan karir dapat digunakan dengan

baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data mengenai kematangan karir

peserta didik SMK.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan penggunaan kuisioner (angket). Menurut Arikunto (2010: 225), prosedur

(32)

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuisioner. Pada penelitian ini,

tujuan yang akan dicapai adalah untuk mengetahui profil kematangan karir

peserta didik.

2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuisioner. Pada

penelitian ini, variabel yang akan diungkap adalah kematangan karir peserta

didik kelas X SMK.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi subvariabel yang lebih spesifik dan

tunggal. Penelitian ini mengungkap dua aspek utama yaitu pengetahuan dan

sikap yang masing-masing aspek memiliki indikator tersendiri.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan

teknik analisisnya.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data mengenai

kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3 Cimahi. Pengumpulan data

dilakukan dengan penyebaran angket yang digunakan untuk mengungkap

kematangan karir peserta didik. Angket yang digunakan adalah angket tertutup.

Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif

respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban sangat sesuai (SS), sesuai

(S), kolom tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS) dengan skor berkisar

antara 1 sampai dengan 4.

F. Analisis Data 1. Penyeleksian Data

Penyeleksian data yang dimaksud adalah pemeriksaan kelengkapan jumlah

instrument yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah instrument yang

disebarkan. Penyeleksian data dipilih data yang memadai untuk diolah, yaitu

kelengkapan pengisian setiap butir pernyataan dan kelengkapan pengisian

identitas subjek.

2. Skoring

Langkah selanjutnya adalah penskoran data hasil penelitian. Setiap

(33)

scale. Empat alternatif respon instrumen kematangan karir yaitu, Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Alasan

menggunakan skala empat didasari oleh pendapat Arikunto (2010: 284) bahwa

“...ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban karena responden cenderung

memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang

karena hampir tidak berpikir), maka disarankan agar alternatif pilihannya hanya

empat saja”. Penskoran dilakukan dengan mengacu pada pedoman penyekoran

sebagai berikut.

Tabel 3.10

Pola Skor Pilihan Alternatif Respon Pernyataan Skor Pilihan Alternatif Respon

SS S TS STS

Positif (+) 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4

3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kematangan karir peserta

didik SMK kelas X. Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket yang telah

disebarkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui makna skor yang

dicapai peserta didik dalam pendistribusian responnya terhadap instrumen.

Penskoran dimaksudkan untuk memudahkan dilakukannya analisis dengan

menggunakan teknik statistik. Untuk menetapkan batas lulus aktual tersebut perlu

dicari X (rata-rata) dan S (simpangan baku atau standar deviasi). Adapun

langkah-langkah untuk menentukan kriteria skor kematangan karir peserta didik kelas X

SMK adalah sebagai berikut.

a. Menentukan kategorisasi jenjang (data ordinal) dengan cara masing-masing

item diberi skor yang berkisar dari 1,2,3, sampai 4. Dengan demikian skor

minimal yang mungkin diperoleh subjek pada skala tersebut adalah x = 51

(34)

b. Menghitung rentang ( r ) = skor maksimal – skor minimal ( r = 204-51 = 153)

c. Menentukan standar deviasi dengan cara membagi rentang ( r = 153:6, maka σ

= 25,5)

d. Menentukan mean teoritik. Skala yang digunakan adalah skala 4, maka mean/

mediannya adalah 2,5.

e. Mencari batas lulus = X+1,0.Sd

f. Mengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3.11

Interpretasi Skor Kematangan Karir

No Kriteria Skor Matang Kategori

1 X>X+1,0.Sd Matang

2 X-1,0.Sd <X<X+1,0. Sd Cukup Matang

3 X<X-1,0.Sd Belum Matang

Sumber : Azwar (2010:109)

Pengelompokan ini bertujuan untuk memperoleh profil kematangan karir

peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun

penjelasan dalam setiap kriteria skor kematangan karir adalah sebagai berikut.

Tabel 3.12

Kategori Tingkat Kematangan Karir Peserta Didik

No Kriteria Deskripsi

1 Matang ( ≥ 153)

(35)

2 Cukup Matang (102-153)

Pada kategori ini, peserta didik masih kebingungan tentang: wawasan, persiapan, alternatif pilihan yang dimiliki; mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja maupun pendidikan lanjutan; bimbang antara keinginan diri dengan saran orang lain dalam menetapkan karir; berdiskusi dengan orang lain dan berusaha mencari informasi karir tetapi kurang dimanfaatkan hasilnya; memiliki pilihan karir akan tetapi belum mampu berprioritas.

3 Belum Matang ( < 102 )

Pada kategori ini, peserta didik belum menyadari tentang: pentingnya wawasan, persiapan dan alternatif pilihan yang dimiliki guna menunjang karir; mengenal ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja maupun pendidikan lanjutan; mampu berpikir terhadap pengambilan keputusan dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan; memiliki usaha untuk mencari informasi pendidikan lanjutan dan pekerjaan; aktif berdiskusi dengan orang lain tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang diminati; dan optimis terhadap pilihan karirnya.

4. Proses dan Hasil Uji Kelayakan Program Bimbingan

Langkah selanjutnya setelah hasil dari profil kematangan karir didapatkan

adalah merancang program bimbingan karir yang digunakan sebagai treatment

pada peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi untuk meningkatkan

kematangan karirnya.

Proses yang dilaksanakan dalan uji kelayakan program bimbingan karir,

yaitu (a) konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai program yang telah

disusun; (b) meminta pertimbangan kepada tiga orang pakar yaitu dosen Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang merupakan dua pakar program dan satu pakar

karir, serta satu orang praktisi yaitu guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri

3 Cimahi.

Adapun struktur program bimbingan karir untuk meningkatkan

kematangan karir peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013 yang diuji kelayakannya adalah sebagai berikut.

(36)

Rasional yang dinyatakan layak adalah rasional yang menjelaskan dasar

pemikiran mengenai urgensi bimbingan dan konseling di dalam keseluruhan

program khususnya bimbingan karir, gambaran kematangan karir peserta didik

SMK dan pentingnya bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir.

b. Deskripsi Kebutuhan

Deskripsi kebutuhan yang dinyatakan layak adalah yang menjelaskan

layanan-layanan yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan profil

kematangan karir yang didapatkan dari hasil analisis Instrumen Kematangan Karir

Peserta Didik SMK.

c. Tujuan Program

Tujuan program yang dinyatakan layak adalah tujuan yang

mendeskripsikan mengenai tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai

dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik.

d. Sasaran Program

Sasaran program yang dinyatakan layak adalah sasaran yang menjelaskan

mengenai peserta didik yang paling membutuhkan layanan bimbingan untuk

meningkatkan kematangan karir.

e. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan yang dinyatakan layak adalah tahapan kegiatan yang

berisi matriks dan uraian secara rinci mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan

berdasarkan satuan layanan yang telah dibuat untuk memfasilitasi peserta didik

dalam meningkatkan kematangan karir.

f. Pengembangan Topik

Pengembangan Topik yang dinyatakan layak adalah topik yang

menggambarkan berbagai materi yang akan digunakan dalam pelaksanaan

layanan dalam program bimbingan karir. Topik kemudian dioperasionalkan dalam

bentuk Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling.

(37)

Evaluasi yang dinyatakan layak didasarkan pada dua aspek, yaitu evaluasi

proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses merupakan evaluasi apakah layanan

bimbingan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah dibuat. Evaluasi

hasil merupakan evaluasi terhadap perubahan yang sikap pada peserta didik.

Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil yang telah dievaluasi sebagai langkah

perbaikan dan pengembangan, sehingga program untuk selanjutnya dapat

digunakan dengan sebaik-baiknya.

h. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan program bimbingan karir diketahui dari adanya

peningkatan kematangan karir peserta didik dari sebelum dan sesudah kegiatan

layanan diberikan.

5. Teknik Pengujian Keefektifan Program Bimbingan Karir

Analisis data untuk mengetahui efektivitas program bimbingan karir

menggunakan statistik nonparametrik. Pengujian efektifitas menggunakan

statistika nonparametrik karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data ordinal dan menggunakan pengujian hipotesis komparatif. Sugiyono (2012:4) menjelaskan bahwa “data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat. Data ini bila dinyatakan dalam skala maka jarak satu data dengan data yang lainnya tidak sama”.

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam peneleitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal dan mengkonsultasikannya dengan tim dosen mata kuliah

Metode Riset.

b. Mempresentasikan hasil konsultasi proposal di kegiatan seminar proposal

pada mata kuliah Metode Riset.

c. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dari tim dosen pada saat

(38)

d. Mendapatkan nama-nama dosen pembimbing skripsi melalui pertimbangan

tim dosen mata kuliah Metode Riset.

e. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dosen pembimbing.

f. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada

tingkat fakultas.

g. Bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing untuk penyusunan BAB I,II,

dan III.

h. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat

fakultas dan BAAK kemudian surat izin yang telah disahkan kemudian

diberikan kepada kepala sekolah SMKN 3 Cimahi sehingga dikeluarkan surat

disposisi dari pihak sekolah.

i. Pengembangan instrumen penelitian (perumusan definisi operasional, kisi-kisi

instrumen, perumusan butir-butir pernyataan, penimbangan instrumen oleh

para pakar, uji keterbacaan selanjutnya merivisi instrumen dari hasil uji

keterbacaan).

j. Uji coba angket (untuk pengolahan data validitas dan reliabilitas) kepada 292

orang peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

k. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan data dalam rangka pelaksanaan treatment dengan menyebarkan

instrumen kematangan karir yang telah layak untuk disebarkan kepada peserta

didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 (setelah diuji

validitas dan reliabilitas).

b. Menetapkan sampel penelitian yang mendapat hasil tingkat pencapaian

terendah. Kelas tersebut adalah kelas X BS 2 sebagai kelas eksperimen dengan

(39)

c. Pengolahan data tentang kematangan karir peserta didik kelas X SMK Negeri

3 Cimahi Tahun 2012/2013 yang menghasilkan profil kematangan karir

peserta didik dan dijadikan dasar rumusan program bimbingan karir.

d. Penyusunan program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir

peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013, yang

kemudian dipertimbangkan oleh para pakar dari Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan dan praktisi dari SMK Negeri 3 Cimahi untuk menghasilkan

program bimbingan karir yang layak.

e. Pretest dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data untuk

mengungkap profil kematangan karir.

f. Program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik

kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 telah layak

diujicobakan.

g. Posttest dilaksanakan setelah kegiatan layanan selesai dilakukan.

h. Melakukan analisis data pretest dan postest. Kemudian membandingkan hasil

pengukuran dengan menguji signifikansi untuk mengungkap keefektifan

program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik.

3. Tahap Pelaporan Hasil

a. Menyusun BAB IV dan V untuk menjelaskan hasil serta kesimpulan dari

penelitian yang telah dilakukan.

b. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk skripsi untuk kemudian

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian, program bimbingan terbukti efektif untuk

meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi

Tahun Ajaran 2012/2013, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil kematangan karir peserta didik kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013 sebagian besar berada pada tingkat cukup matang. Artinya peserta

didik masih kurang memahami wawasan, persiapan dan alternatif pilihan

yang dimiliki guna menunjang karir, mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan

persyaratan memasuki dunia kerja maupun pendidikan lanjutan, berpikir

terhadap pengambilan keputusan dalam memilih pendidikan lanjutan dan

pekerjaan, memiliki keinginan untuk mencari informasi pendidikan lanjutan

dan pekerjaan, aktif berdiskusi dengan orang lain tentang pendidikan lanjutan

dan pekerjaan yang diminati dan optimis yang tinggi terhadap pilihan

karirnya.

2. Rumusan program bimbingan untuk meningkatkan kematangan karir peserta

didik yang layak menurut pakar dan praktisi memuat struktur program sebagai

berikut: (a) Rasional, (b) Deskripsi Kebutuhan, (c) Tujuan Program, (d)

Sasaran Program, (e) Tahapan kegiatan, (f) Pengembangan Topik yang

dioperasionalkan melalui Pengembangan Satuan Kegiatan Layanan

Bimbingan dan Konseling (SKLBK), (g) Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan (h)

Indikator Keberhasilan.

3. Program bimbingan efektif untuk meningkatkan kematangan karir peserta

didik kelas X SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, hal ini

diketahui dengan adanya peningkatan pada kematangan karir peserta didik

secara umum dan setiap indikatornya yang terdiri dari pemahaman terhadap

rencana karir, penilaian terhadap dunia kerja, pertimbangan keputusan,

keinginan keterlibatan dalam mendapatkan informasi tentang karir dan

(41)

B. Rekomendasi

Rekomendasi untuk mengembangkan program bimbingan untuk

meningkatkan kematangan karir lebih lanjut ditujukan bagi guru bimbingan dan

konseling dan penelitian selanjunya, sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling SMK

Sebagai upaya tindak lanjut program bimbingan untuk meningkatkan

kematangan karir, guru bimbingan dan konseling di sekolah dapat:

a. Instrumen kematangan karir peserta didik SMK yang dapat digunakan dalam

mengungkap kematangan karir peserta didik kelas X. Instrumen kematangan

karir dapat digunakan untuk perorangan ataupun secara kelompok bagi peserta

didik kelas X dengan prosedur sebagai berikut; (1) guru BK terlebih dahulu

membaca pedoman instrumen kematangan karir, lalu diberitahukan kepada

peserta didik; (2) peserta didik membaca langkah-langkah menjawab

instrumen kematangan karir; (3) lembar pernyataan dan lembar jawaban

diberikan kepada peserta didik lalu mulai mengerjakan; dan (4) setelah peserta

didik mengerjakan, kemudian hasil jawaban peserta didik dianalisis dengan

norma-norma yang telah ditentukan, kemudian hasilnya ditafsirkan untuk

mengetahui tingkat pencapaian kematangan karir peserta didik.

b. Program bimbingan ini dapat diaplikasikan sebagai upaya untuk

meningkatkan kematangan karir peserta didik yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan tingkat perkembangan karir peserta didik dengan cara terlebih

dahulu diidentifikasi indikator-indikator dan peserta didik yang memiliki

tingkat pencapaian kematangan karir terendah melalui penyebaran instrumen

kematangan karir.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas pada variabel yang diteliti, populasi, sampel

dan metode penelitian, sehingga pada penelitian selanjutnya disarankan

(42)

a. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pengungkapan profil

kematangan karir yang masih terbatas pada dua aspek yaitu pengetahuan

dan sikap, menjadi tiga aspek utuh kematangan karir dengan ditambah

aspek keterampilan.

b. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan tema yang

sama, namun pada populasi dan sampel yang berbeda. Diantaranya pada

peserta didik SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA dan mahasiswa di perguruan

tinggi. Sehingga dapat menghasilkan profil kematangan karir pada jenjang

yang lebih luas.

c. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lain seperti eksperimen

murni dengan memberikan perlakuan tidak hanya kepada kelas eksperimen

namun juga kepada kelas kontrol, sehingga dapat diketahui perubahan

(43)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN.(2007). Penataan pendidikan professional konselor dan layanan bimbingan dan konseling. Bandung : ABKIN.

Anonim. (2012). Teori Perkembangan Karier: Perspektif Social Learning Theory dari Krumboltz. [Online]. Tersedia di

http://bkpemula.wordpress.com/2012/04/11/teori-perkembangan-karir-perspektif-social-learning-theory-dari-krumboltz/ 19 Juni 2012.

Amti. (1992). Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa. Skripsi Mahasiswa PPB FIP UPI : Tidak Diterbitkan

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Amundson, N. (1995). An Interactive Model of Career Decision Making.

Vancouver, Canada: Journal of Employment Counseling Department of Counseling Psychology Faculty of Education University of British Columbia Volume 32, 11-21.

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiamin, A. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press

Colledge, R. (2002). Mastering Counselling Theory. Palgrave macmilan.

Depdiknas. (2008). Rambu-rambu Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Konselor.

Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI.

Dillard, J. M. (1985). Lifelong Career Planning. Charles E. Merril Publishing Company.

Faiz. (2008). Teori Pilihan Karier Menurut John Holland. [Online]. Tersedia: http://faizperjuangan.wordpress.com/2008/02/12/teori-pilihan-karir-menurut-john-l-holland-sebuah-tugas-kuliah/. (3 Oktober 2008).

Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Gambar

Gambar 1.1 Program Bimbingan Untuk Meningkatkan Kematangan Karir  Peserta Didik SMK (Studi Pra Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Kerangka Penelitian
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Tingkat Ketercapaian Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian budidaya pascapanen dengan perlakuan gelap dan salinitas 20 ppt, 8HN3HG (pengkayaan N+P+Fe) dapat meningkatkan kadar agar dan produksi agar lebih tinggi

They cannot be used meaningfully without an understanding of basic concepts, including value and valuation [5].The re- search aimed to evaluate trees value around the Ciliwung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian perkawinan serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam penyesuaian perkawinan pada istri yang menjalani

[r]

Topik penelitian yang sudah dikerjakan antara lain: Ungkapan Geng di Kota Madya Surakarta Ditinjau dari Sosio- linguistik (Ketua) (1997), Penelitian tentang Bentuk dan Makna

Hubungan antara prilaku sehat dan kebugaran jasmani lansia di kampong cipeujeuh desa ciwangi kecamatan limbangan kabupaten garut.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap perencanaan kebutuhan pelatihan serta untuk menentukan pelatihan yang tepat

Social Anxiety Disorder, Fear of Public Speaking, and The.. use of Analysis