Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A (SURAT PERIZINAN DALAM PENELITIAN)
a. Surat Keputusan (SK) ... 90 b. Surat Izin Penelitian ... 91 c. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 92
LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN)
a. Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresif Siswa
(Sebelum Validasi) ... 93 b. Instrumen Perilaku Agresif Siswa
(Sebelum Validasi) ... 94 c. Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresif Siswa
(Setelah Validasi) ... 97 d. Instrumen Perilaku Agresif Siswa
(Setelah Validasi) ... 98
LAMPIRAN C (DATA PENELITIAN DAN PENGOLAHANNYA)
a. Penentuan Kategori Tingkat Perilaku Agresif Siswa ... 101 b. Gambaran Umum Perilaku Agresif Siswa Kelas XI
SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 ... 102 c. Gambaran Umum Perilaku Agresif Verbal Siswa Kelas XI
SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 ... 112 d. Gambaran Umum Perilaku Non-Agresif Verbal Siswa Kelas XI
SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 ... 118 e. Perhitungan Reliabilitas dengan SPSS For Windows Versi 16.0 ... 128 f. Uji Validitas Item ... 129
LAMPIRAN D (PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SKLBK)
a. Layanan Bimbingan Pribadi untuk Mengurangi
Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya
tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA). Hai ini tentunya diakibatkan oleh beragam faktor pemicu.
Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber
terjadinya beragam jenis perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan nilai
yang berlaku dalam masyarakat kita sekarang.
Berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas PA), tindak kekerasan yang terjadi dalam satu
dekade terakhir menunjukkan angka di luar batas kewajaran. Artinya, kondisi
yang tengah terjadi saat ini sangat mengkhawatrikan dan dapat membahayakan
generasi muda yang akan datang (www.news.detik.com, 2011).
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Komnas PA yaitu Arist Merdeka Sirait,
bahwa pada sepanjang tahun 2011 ini, kasus tawuran cukup banyak mendapat
sorotan dan menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. Maraknya
peristiwa kekerasan antar sesama anak sekolah merupakan fenomena sosial yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat remaja. Sementara itu, sepanjang tahun
2011, Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat ditemukan 339 kasus
tawuran. Kasus tawuran antar pelajar di Jabodetabek meningkat jika dibanding
2
dari 339 kasus kekerasan antar sesama pelajar SMP dan SMA ditemukan 82
diantaranya meninggal dunia, selebihnya luka berat dan ringan
(www.komnaspa.wordpress.com, 2011).
Pemerhati sosial lain yaitu Saad (2003), mengemukakan bahwa pada
dekade 1990-an, masalah yang marak diberitakan adalah perilaku agresif remaja
yang banyak ditunjukkan dengan beragam cara. Dari mulai perebutan hak dari
sebuah gank (gap), perilaku intimidasi, hingga mengarah ke dalam hal yang lebih
ekstrim yaitu penganiayaan bahkan pembunuhan (www.lintasberita.com, 2010).
Siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) merupakan individu yang sedang
berada pada masa remaja. Dalam kehidupannya, remaja menampilkan beragam
perilaku untuk mencapai tujuannya. Perilaku agresif tidak jarang turut mereka
tampilkan dalam kehidupan kesehariannya, seperti misalnya melanggar tata tertib
sekolah, melawan orang tua dan guru, mengganggu teman, menaruh dendam dan
bermusuhan dengan teman. Bahkan belakangan ini, perilaku agresif remaja
terutama siswa SMA sedang menjadi sorotan, yaitu perkelahian massal (tawuran)
antar pelajar yang terjadi di beberapa kota di Indonesia (Media Pikiran Rakyat,
2000 dalam Julianti, 2001).
Ma’ruf (2007) menyatakan bahwa perilaku agresif siswa di sekolah sudah
menjadi masalah yang universal, dan akhir-akhir ini cenderung semakin
meningkat. Berita tentang terlibatnya para siswa dalam berbagai bentuk
kerusuhan, tawuran, perkelahian, dan tindak kekerasan lainnya semakin sering
terdengar. Perilaku agresif siswa di sekolah sangat beragam dan kompleks.
3
akhir-akhir ini juga dipertontonkan oleh guru, ada guru yang memukul siswanya,
bahkan ada yang sampai membunuh siswanya (www.liputan6-online.com, 2010).
Masa remaja merupakan masa yang sangat singkat namun sangat unik. Hal
ini dikarenakan bahwa dari mulai titik inilah perkembangan individu menuju
kematangan dan kemerdekaan jiwa telah dimulai. Banyak remaja yang berhasil
menemukan apa yang dicari dari kehidupan remajanya, tetapi lebih banyak lagi
remaja yang mengalami the worst time dikarenakan belum bisa memanfaatkan
dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan
sosial-emosional dengan batasan yang ditandai dengan perubahan besar diantaranya
kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian
identitas dan membentuk hubungan baru termasuk mengekspresikan perasaan
seksual (Santrock, 1996: 26).
Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan
dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman
sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi
terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan
tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya
(Agustiani, 2006 : 28).
Hurlock (1990 : 208) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan
masa yang rentan terhadap masalah. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan
4
merasa sudah mandiri sehingga sering menolak bantuan dari pihak lain termasuk
orang tua dan gurunya.
Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan terhadap beragam
pengaruh dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Remaja dihadapkan
kepada sejumlah persoalan yang harus dijawab dan tugas perkembangan yang
harus dipenuhi. Apabila remaja gagal dalam menjawab beragam persoalan dalam
perkembangannya dan tidak dapat memenuhi tugas perkembangannya, maka hal
tersebut akan memunculkan persoalan yang berkepanjangan (Suherman dkk,
2008: 14).
Havighurst (Suherman dkk, 2008: 16), mengemukakan tugas-tugas
perkembangan remaja antara lain sebagai berikut:
a) Menerima kenyataan fisik serta menggunakannya secara efektif,
b) Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
laki-laki dan perempuan,
c) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita,
d) Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya,
e) Mencapai keterjaminan dan kebebasan ekonomi,
f) Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan,
g) Mempersiapkan diri untuk kehidupan perkawinan dan keluarga,
h) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat dan
5
i) Adanya keinginan dan kemauan untuk mencapai tanggung jawab
sosial, dan
j) Memperoleh suatu kesatuan sistem norma yang dapat dijadikan
pandangan hidup dan pedoman dalam tindakannya.
Berbicara mengenai perilaku kekerasan yang dilakukan oleh banyak
remaja menggiring kita untuk berpikir lebih jeli mengenai bagaimana hal tersebut
dapat terjadi. Jawaban dari semua itu dapat kita lihat dari maraknya pemberitaan
di media massa dan media cetak serta elektronik seperti perilaku intimidasi,
mendominasi (menguasai), merusak, menyakiti, juvenil delinquency (kenakalan
remaja), sampai pada tindak kriminalitas. Menurut Berkowitz (2003), perilaku
agresif remaja disebabkan oleh beragam faktor penyebab, diantaranya yaitu masa
kecil yang kurang menyenangkan, tayangan televisi yang banyak mengandung
unsur kekerasan, stress akibat masalah keluarga dan kondisi ekonomi yang sangat
kurang (miskin).
Sebelum mengarah kepada penanganan yang bersifat kuratif dan
menyeluruh, ada baiknya kita luruskan persepsi masing-masing guna menilai
duduk permasalahan dari satu sisi yang sama demi tercapainya tujuan yang lebih
baik. Perkembangan remaja yang dalam masanya sangat rentan dengan pengaruh
dari lingkungan, membutuhkan bantuan yang sangat berarti agar pencapaiannya
menjadi optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan (ideal). Demi
mewujudkannya, tentu perlu adanya suatu upaya yang dapat memfasilitasi dan
6
Pengaruh yang memiliki andil terbesar yaitu lingkungan yang berada di
luar diri remaja yaitu keluarga, sekolah, teman sebaya, arus informasi,
perkembangan IPTEK, dan sebagainya. Dari beragam potensi lingkungan yang
menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif remaja, diperlukan adanya perhatian
yang sangat serius agar perkembangan remaja lebih dapat dikendalikan (Saad,
2003).
Sehubungan dengan perilaku agresif siswa di sekolah, Ma’ruf (2007)
menyatakan bahwa jika perilaku agresif yang terjadi di lingkungan sekolah tidak
segera ditangani, di samping dapat menggangu proses pembelajaran, juga akan
menyebabkan siswa cenderung untuk beradaptasi pada kebiasaan buruk tersebut.
Semakin sering siswa dihadapkan pada perilaku agresif, siswa akan semakin
terbiasa dengan situasi buruk tersebut, kemampuan siswa untuk beradaptasi
dengan perilaku agresif akan semakin tinggi, dan akan berkembang pada persepsi
siswa bahwa perbuatan agresif merupakan perbuatan biasa-biasa saja, apalagi jika
keadaan ini diperkuat dengan perilaku sejumlah guru yang cenderung agresif pula
ketika menghadapi murid-muridnya. Situasi demikian akan membentuk siswa
untuk meniru dan berperilaku agresif pula, sehingga perilaku agresif siswa di
sekolah dianggap biasa dan akan semakin meluas (
www.hidayah-ilayya.blogspot.com, 2010).
Dalam konteks mikro di sekolah, tentunya dibutuhkan suatu upaya yang
sangat riil yang harus dilakukan agar dapat memfasilitasi perkembangan siswa
(remaja)nya, khususnya dalam hal reduksivitas pada hal-hal yang bersifat negatif,
7
upaya yang sifatnya preventif dan kuratif guna mereduksi akan sifat-sifat
siswanya yang mengarah kepada perilaku agresif.
Bentuk dari bimbingan yang tepat untuk mengurangi perilaku agresif
siswa yaitu suatu bimbingan yang bersifat pribadi, yang mana bimbingan ini
diperuntukkan bagi setiap siswa di sekolah. Bimbingan pribadi dirasakan
sangatlah efektif, karena bimbingan ini bersifat human building, artinya
pembentukan manusia sesuai dengan norma, agama dan kepribadian yang baik
dan benar. Terlebih bagi usia remaja yang pastinya sangat membutuhkan dasar
bagi perkembangan pribadinya.
Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah
dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah kepada pencapaian
pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi
serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu (Nurikhsan, 2002: 21).
Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian yang diambil yaitu
“Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agesif Siswa Sekolah
Menengah Atas (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung
Tahun Ajaran 2011–2012).”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan dalam latar belakang penelitian,
maka yang menjadi rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah,
8
perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran
2011-2012?”. Permasalahan tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1) Seperti apa profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I
Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?
2) Seperti apa rancangan program bimbingan pribadi hipotetik
berdasarkan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I
Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diajukan, secara umum
penelitian ini bertujuan untuk merumuskan program bimbingan pribadi
berdasarkan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun
Ajaran 2011–2012. Adapun tujuan secara khusus, yaitu:
1) Mendeskripsikan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I
Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.
2) Merancang program bimbingan pribadi hipotetik berdasarkan profil
perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran
2011-2012.
D. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
9
pencatatan dan analisa data hasil penelitian dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik. Pendekatan secara kuantitatif ini pada prinsipnya adalah
untuk menjawab masalah (Sugiyono, 2008: 16) dan digunakan untuk menganalisa
data mengenai perilaku agresif berdasarkan perhitungan secara statistik yang
diperoleh melalui penyebaran instrumen perilaku agresif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu studi
yang bermaksud memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang terjadi
dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil
penelitian (Arikunto, 2002: 136). Dalam penelitian ini metode deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan perilaku agresif siswa SMA PGRI I Bandung
Tahun Ajaran 2011-2012 sebagai landasan penyusunan program bimbingan
pribadi.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terlibat yaitu diantaranya sebagai berikut:
1) Bagi guru pembimbing di SMA PGRI I Bandung, rancangan program
bimbingan pribadi dapat dijadikan tambahan alternatif bantuan dan
informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan bimbingan pribadi
siswa sehingga dapat mengoptimalkan peran bimbingan dan konseling
dalam membantu siswa mengurangi permasalahan yang terjadi.
2) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, penelitian ini
10
permasalahan agresif siswa dengan pendekatan teori-teori tentang
agresif dalam melaksanakan treatment-nya, sehingga mampu
dimanfaatkan secara maksimal baik itu dari pihak jurusan maupun
mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan secara umum.
3) Bagi peneliti selanjutnya, sebagai rujukan literatur dan pengembangan
penelitian selanjutnya dari lingkup penelitian yang sama, sesuai
dengan fenomena yang berkembang pada siswa SMA dan fokus
penelitian yang lebih luas.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yaitu, Bab I berisi tentang
Pendahuluan, Bab II berisi deskripsi kajian teoritis variabel yang diteliti, Bab III
berisi tentang metode penelitian, Bab IV berisi deskripsi dan pembahasan hasil
penelitian, dan Bab V berisi kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi. Secara
lebih rinci struktur penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.
Bab I yaitu PENDAHULUAN yang mendeskripsikan Latar Belakang
Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode
Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II yaitu PERILAKU AGRESIF dan BIMBINGAN PRIBADI yang
mendeskripsikan konsep masing-masing variabel dalam penelitian ini. Bab II ini
menjelaskan tentang kajian secara teoritis atau kajian pustaka mengenai perilaku
agresif siswa dan bimbingan pribadi serta memuat hasil penelitian terdahulu yang
11
Bab III yaitu METODE PENELITIAN yang mendeskripsikan Lokasi dan
Populasi Penelitian, Pendekatan dan Metode Penelitian, Pengembangan Instrumen
Pengumpul Data, Prosedur dan Teknik Pengolahan Data, serta Prosedur dan
Tahap Penelitian.
Bab IV yaitu DESKRIPSI dan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
yang mendeskripsikan temuan hasil penelitian yang meliputi profil perilaku
agresif siswa dan gambaran umum rumusan program bimbingan pribadi yang
disusun berdasarkan profil perilaku agresif siswa yang layak dilaksanakan
berdasarkan pertimbangan pakar dan praktisi.
Bab V yaitu KESIMPULAN dan REKOMENDASI yang mendeskripsikan
kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait sebagai
52
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Populasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung yang beralamat di Jalan
Sukagalih No. 80 Bandung.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA PGRI I
Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat
kelas. Kelas XI IPA berjumlah satu kelas dan kelas XI IPS berjumlah tiga kelas.
Berdasarkan jumlah populasi dari seluruh kelas XI yang memungkinkan untuk
semuanya dijadikan sampel penelitian, maka dalam penelitian ini untuk populasi
dijadikan sampel penelitian.
Tabel 3.1
Populasi yang dijadikan Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPA 1 41 orang
2 XI IPS 1 36 orang
3 XI IPS 2 33 orang
4 XI IPS 3 35 orang
Total Sampel 145 orang
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
53
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Pendekatan secara
kuantitatif ini pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah (Sugiyono, 2008: 16)
dan digunakan untuk menganalisa data mengenai perilaku agresif berdasarkan
perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran instrumen perilaku
agresif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu studi yang
bermaksud memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang terjadi dengan
cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian.
Metode ini berkenaan dengan pertanyaan terhadap keadaan satu atau lebih variabel
yang mandiri. Metode deskriptif tidak membuat perbandingan atau hubungan antara
satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2008: 35). Dalam penelitian ini
metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan perilaku agresif siswa SMA
PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 sebagai landasan penyusunan program
bimbingan pribadi hipotetik.
C. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
mengembangkan sebuah instrumen perilaku agresif siswa Sekolah Menengah Atas.
Langkah yang disusun untuk pengembangan instrumen ini dimulai dengan
perumusan definisi operasional variabel yang akan diungkap, merumuskan kisi-kisi
instrumen berdasarkan indikator variabel, menyusun butir (item) pernyataan
54
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
redaksional, konstruk dan kontennya. Berikut adalah deskripsi langkah-langkah
pengembangan instrumen perilaku agresif siswa Sekolah Menengah Atas.
1. Definisi Operasional a. Perilaku Agresif
Perilaku agresif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon siswa
kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 terhadap sejumlah
pernyataan tentang kecenderungan individu untuk melakukan tingkah laku verbal
dan atau non-verbal yang bertujuan untuk menyakiti dan atau melukai orang lain
yang disebabkan karena frustrasi yang mendalam dan rasa tidak aman yang
terjadi pada diri individu.
Adapun indikator dari perilaku agresif verbal dan non-verbal adalah sebagai
berikut: 1) perilaku agresif verbal antara lain yaitu, berkata kasar dan tidak
sopan, menemooh orang lain, membantah pendapat orang lain, melawan perintah
orang lain, dan menghasud orang lain, serta 2) indikator perilaku agresif
non-verbal antara lain yaitu, melakukan perkelahian dan penganiayaan, menyerang
secara fisik, berlaku kasar terhadap orang lain, tidak disiplin, melakukan
pelanggaran peraturan, kecenderungan hedonis, merusak barang-barang dirumah
dan barang orang lain, membuat keonaran, berlaku kejam, suka bertengkar dan
menaruh rasa dendam kepada orang lain.
b. Bimbingan Pribadi
Program bimbingan pribadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
55
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dikembangkan berdasarkan profil perilaku agresif yang ditujukan kepada siswa
kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 yang dilaksanakan
secara sistematis dengan tujuan untuk mengurangi perilaku agresif siswa.
Program bimbingan pribadi diperoleh dari analisis hasil angket perilaku
agresif. Struktur program bimbingan pribadi yang dikembangkan terdiri atas
rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran layanan, pengembangan tema,
struktur dan isi layanan, media dan alat pendukung serta evaluasi dalam upaya
membantu mengurangi perilaku agresif siswa.
Langkah penyusunan program bimbingan pribadi melalui tahapan-tahapan
pelaksanaan sebagai berikut, yaitu: (1) need assesment merupakan proses
identifikasi kebutuhan siswa melalui penyebaran angket perilaku agresif, data
yang diperoleh adalah profil perilaku agresif siswa, dan (2) penyusunan program,
merupakan proses merancang program bimbingan pribadi hipotetik yang
dirancang berdasarkan profil perilaku agresif siswa
2. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi instrumen perilaku agresif siswa dikembangkan berdasarkan
definisi operasional tentang perilaku agresif siswa yang secara lebih lanjut
dijelaskan melalui indikator-indikator dari setiap sub aspek sebagai titik tolak
dalam pembuatan item pernyataan. Instrumen perilaku agresif siswa disusun
menggunakan skala pengukuran dalam bentuk rating scale, dengan alternatif
56
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Empat jawaban tersebut diurutkan dari
kemungkinan tertinggi hingga yang terendah.
Penjabaran dari bentuk skala empat dalam instrumen ini dapat dilihat di tabel
3.2 berikut.
Tabel 3.2
Penjabaran Jawaban Skala Empat
Jawaban Deskripsi
Sering (SR) menunjukkan bahwa siswa sering melakukan perilaku
agresif sesuai dengan pernyataan
Kadang-kadang (KD) menunjukkan bahwa siswa kadang-kadang melakukan
perilaku agresif sesuai dengan pernyataan
Jarang (JR) menunjukkan bahwa siswa jarang melakukan perilaku
agresif sesuai dengan pernyataan
Tidak Pernah (TP) menunjukkan bahwa siswa tidak pernah melakukan
perilaku agresif sesuai dengan pernyataan
Lebih rinci kisi-kisi instrumen yang telah disusun berdasarkan indikator
perilaku agresif siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Instrumen Perilaku Agresif
57
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menghasud orang lain 16, 17 18, 19 4
Setelah kisi-kisi instrumen tersusun, langkah selanjutnya adalah menyusun
item pernyataan yang merujuk pada indikator-indikator dalam kisi-kisi dan
definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini.
Penyusunan item pernyataan dibagi menjadi dua bagian pernyataan, yaitu
pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif mengandung arti bahwa setiap
58
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perilaku agresif, sedangkan pernyataan negatif mengandung pengertian bahwa
setiap pernyataan memiliki tingkat kesesuaian yang sangat rendah dengan
indikator perilaku agresif.
4. Pengujian Instrumen
a. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan atau yang lebih dikenal dengan penimbangan (judgement)
alat pengumpul data dilakukan untuk melihat kesesuaian antara konstruk
instrumen dengan landasan teoretis, definisi operasional variabel, dan
ketepatan bahasa untuk subjek yang akan memberikan respon
Penimbangan (judgement) dalam penelitian ini dilakukan oleh para
pakar bimbingan dan konseling di lingkungan jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd., Nandang Budiman,
S.Pd.,M.Si., dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. Penimbangan dilakukan untuk
menilai memadai atau tidaknya pernyataan yang digunakan dalam instrumen
dengan melihat segi konstruk, isi dan redaksi bahasa. Pernyataan yang
berkualifikasi memadai (M) dapat langsung digunakan sebagai item
pernyataan dalam instrumen penelitian sementara pernyataan yang
berkualifikasi tidak memadai (TM) perlu direvisi dan diperbaiki.
b. Uji Keterbacaan Instrumen
Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengukur keterbacaan
59
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan kepada siswa Sekolah Menengah Atas PGRI I Bandung yang
tidak dijadikan anggota sampel penelitian sebanyak 5 orang, yaitu 1 orang
kelas XI IPA 1, 2 orang kelas XI IPS 2, dan 2 orang kelas XI IPS 3. Setelah
dilakukan uji keterbacaan, butir pernyataan dalam instrumen yang kurang
jelas diperbaiki sehingga dapat dimengerti oleh siswa.
c. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk menunjukan tingkat ketepatan setiap item
pernyataan dalam mengukur aspek yang diungkap. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan tepat sehingga instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang sebenarnya harus diukur
(Julianti, 2001: 145).
Pengujian validitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian adalah
seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap perilaku agresif
siswa. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan perangkat program
SPSS for Windows versi 16.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis
daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Setiap item dari instrumen dikorelasikan dengan skor total aspeknya.
Dari hasil pengolahan data pada SPSS terhadap 68 item pernyataan
dalam instrumen perilaku agresif siswa, didapatkan hasil bahwa 65 item
dinyatakan valid dengan menggunakan kriteria signifikansi pada level 0.05
60
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
valid (hasil perhitungan SPSS terlampir). Untuk hasil uji validitas dapat
dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Item Instrumen Perilaku Agresif Siswa SMA
Keterangan Nomor Item Jumlah
Valid
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,
50, 51, 52, 53, 55, 56, 58, 59, 60,
61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68
65
Tidak valid 3, 54, 57 3
Jumlah 68
d. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas terhadap instrumen dimaksudkan untuk
mengetahui ketetapan atau tingkat kepercayaan suatu instrumen (Arikunto,
2002: 86). Sebuah istrumen yang reliabel dapat digunakan untuk mengukur
berkali-kali dan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008: 124). Untuk
menguji tingkat kepercayaan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS for Windows
versi 16.0.
Sebagai tolak ukur untuk menafsirkan derajat reliabilitas instrumen,
61
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.5
Interpretasi Reliabilitas
Koifisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
> 0.20 Hubungan dapat dikatakan tidak ada
0.20 – 0.40 Hubungan rendah
0.40 – 0.70 Hubungan cukup
0.70 – 0.90 Hubungan tinggi
0.90 – 1.00 Hubungan sangat tinggi
(Rakhmat & Solehuddin, 2006: 74)
Tabel 3.6
Tingkat Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.818 65
Tabel 3.6 mengindikasikan hasil dari perhitungan reliabilitas
menggunakan program SPSS pada 65 item pernyataan dan diperoleh harga
reliabilitas (r hitung) sebesar 0.818. berdasarkan kriteria yang digunakan, maka
tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini termasuk tinggi yang
artinya instrumen ini dapat digunakan dan mampu menghasilkan skor pada
setiap item dengan konsisten.
D. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan setelah data penelitian terkumpul
62
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Penyekoran Data Hasil Penelitian
Teknik skoring pada data hasil penelitian mengacu kepada pedoman
penyekoran yang terbagi menjadi dua kriteria, yaitu berdasarkan pernyataan
positif dan pernyataan negatif. Jika pernyataan positif, siswa yang menjawab
pada kolom Sering (SR) diberi skor 4 (empat), kolom Kadang-kadang (KD)
diberi skor 3 (tiga), kolom Jarang (JR) diberi skor 2 (dua), dan kolom Tidak
Pernah (TP) diber skor 1 (satu). Jika pernyataan negatif, siswa yang menjawab
pada kolom Sering (SR) diberi skor 1 (satu), kolom Kadang-kadang (KD) diberi
skor 2 (dua), kolom Jarang (JR) diberi skor 3 (tiga), dan kolom Tidak Pernah (TP)
diberi skor 4 (empat). Penyekoran dilakukan secara sederhana dengan mengacu
pada pedoman penyekoran yang ditunjukan pada tabel 3.7 sebagai berikut.
Tabel 3.7
Pola Skor Opsi Alternatif Respon
Pernyataan Skor Alternatif Respon
SR KD JR TP
Positif (+) 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4
2. Konversi Skor
Skor hasil penyebaran Instrumen Perilaku Agresif Siswa SMA yang telah
disebar, dikonversikan pada tiga kategori perilaku agresif siswa yaitu tinggi,
sedang, dan rendah. Adapun langkah-langkah dalam menentukan ketiga kategori
63
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penggunaan formula/ rumus aktual pada perhitungan batas lulus di dasarkan
pada alasan agar data yang di dapat merupakan data atau skor nyata yang dicapai
siswa, sehingga tingkatan yang muncul antara satu siswa dengan siswa yang lain
didasarkan pada pertimbangan kemampuan rata-rata kelompok (Rakhmat &
64
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan menggunakan rumus batas lulus, maka didapat klasifikasi rentang
skor untuk menentukan kedudukan siswa dalam tingkatan perilaku agresifnya dengan
skor aktual sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kategori Tingkat Perilaku agresif Siswa
No Kriteria Kategori
1 X ≥ 124 Tinggi
2 124 > X > 116 Sedang
3 X ≤ 116 Rendah
Berdasarkan kriteria pada penyekoran di atas, tingkat perilaku agresif siswa
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dan penjelasannya
sebagai berikut :
Tinggi : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agesif tinggi
berdasarkan ketercapaiannya pada setiap indikator perilaku
agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku
agresif verbal, perilaku agresif non-verbal, ketidakdisiplinan,
menentang peraturan dan atau melawan, melakukan pengrusakan
dan menimbulkan permusuhan.
Sedang : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agresif cukup
(sedang) berdasarkan ketercapaiannya pada setiap indikator
perilaku agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan
65
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ketidakdisiplinan, menentang peraturan dan atau melawan,
melakukan pengrusakan dan menimbulkan permusuhan.
Rendah : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agresif rendah
berdasarkan ketercapaiannya pada setiap indikator perilaku
agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku
agresif verbal, perilaku agresif non-verbal, ketidakdisiplinan,
menentang peraturan dan atau melawan, melakukan pengrusakan
dan menimbulkan permusuhan.
E. Prosedur dan Tahap Penelitian
Penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan
tahap hasil dan pelaporan.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Berikut adalah tahap-tahap persiapan dalam penelitian.
a. Identifikasi masalah yang terjadi di lapangan dan menetapkan fokus
permasalahan.
b. Melakukan studi pustaka dengan membaca dan mengkaji literatur yang
sesuai dengan fokus masalah yang diteliti.
c. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan tim
dosen mata kuliah Metode Riset.
d. Melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah Metode
66
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dan masukan dosen
pada saat penyelenggaraan seminar proposal skripsi dan disahkan dengan
persetujuan dari dewan skripsi jurusan.
f. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
Bidang Akademisi Fakultas.
g. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan
kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA PGRI I Bandung.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi hal-hal berikut.
a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi penyusunan kisi-kisi,
penimbangan instrumen, uji keterbacaan serta merevisi instrumen sesuai
hasil pertimbangan para pakar dan hasil keterbacaan siswa).
b. Menentukan besarnya kelompok sampel dalam penelitian.
c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan.
d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.
e. Merancang program bimbingan pribadi (dalam penelitian ini diartikan
sebagai layanan) dilakukan beberapa tahap kegiatan berikut ini.
1) Needs assesment dengan melakukan penyebaran Instrumen Perilaku
67
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Menyusun rancangan program bimbingan pribadi hipotetik
berdasarkan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I
Bandung.
3. Tahap Hasil dan Pelaporan
Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data berupa skripsi program bimbingan
pribadi berdasarkan profil perilaku agresif siswa sekolah menengah atas yang
layak dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012,
dilaporkan dan kemudian dipertanggungjawabkan dalam sidang skripsi.
Keseluruhan prosedur penelitian di atas, dituangkan dalam alur penelitian
dalam bagan 3.1 berikut.
Bagan 3.1 Alur Penelitian
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa
Pendahuluan Identifikasi Masalah
Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung
83
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab empat, dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Profil perilaku agresif siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun
Ajaran 2011-2012 memiliki tingkat perilaku agresif pada kategori sedang
dan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase pencapaian pada
kategori sedang adalah sebesar 39,3%, sedangkan pada kategori tinggi
38,6%. Selisih ketercapaian tingkat kategori perilaku agresif ini hanya
0.7%.
2. Karakteristik perilaku agresif yang diteliti adalah perilaku agresif verbal
dan non-verbal yang masing-masing memiliki tingkat kecenderungan yang
berbeda. Perilaku agresif verbal siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung
sangat tinggi dengan persentase pencapaian sebesar 50,3%, sedangkan
perilaku agresif non-verbal siswa masih tergolong rendah dengan
persentase ketercapaian tinggi sebanyak 43,4%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran
2011-2012 cenderung melakukan perilaku agresif verbal dan belum ke
arah perilaku agresif non-verbal.
3. Rancangan program bimbingan pribadi hipotetik yang disusun meliputi
84
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tujuan program, susunan layanan, pengembangan tema, media dan alat
pendukung, dan tahapan atau langkah implementasi program.
B. Rekomendasi
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan
beberapa rekomendasi yang ditujukan bagi guru bimbingan dan konseling di
sekolah, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan peneliti selanjutnya.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
a. Sebagai upaya preventif terjadinya perilaku agresif verbal siswa, guru
bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dasar terhadap
siswa dengan memberikan pemahaman agar siswa dapat menjaga
perilaku verbalnya dengan baik.
b. Guru bimbingan dan konseling hendaknya membuat dan
melaksanakan program yang bekaitan dengan upaya mengurangi
kecenderungan perilaku agresif siswa dengan memperhatikan
indikator-indikator perilaku agresif.
c. Sebagai tindakan preventif selanjutnya agar tidak terjadinya perilaku
agresif non-verbal, guru bimbingan dan konseling berusaha
mengembangkan perilaku non-agresif yaitu dengan menyalurkan
minat dan bakat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah. Dan tindak lanjutnya guru bimbingan dan konseling
memberikan motivasi dan reward kepada siswa yang mengikuti
85
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru dalam kajian
fenomena gejolak perilaku remaja masa kini dalam mata kuliah
Perkembangan Individu sehingga mampu dimanfaatkan secara maksimal baik
itu dari pihak jurusan maupun mahasiswa Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan secara umum.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk menambah dan memperluas wawasan penelitian, maka
diperlukan penelitian yang lebih mendalam terhadap variabel-variabel lain
yang berpengaruh terhadap variabel dalam penelitian ini. Berikut ini
dikemukakan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya.
a. Melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kecenderungan
perilaku agresif dari faktor-faktor lainnya, seperti media televisi,
status sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal.
b. Melakukan penelitian yang sama melalui pendekatan kuantitatif
dengan metode eksperimen.
c. Melakukan penelitian mengenai perilaku agresif siswa SD/MI yang
dewasa ini sudah banyak terjadi di sekolah.
d. Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotesis,
dan akan menjadi lebih bermanfaat apabila peneliti selanjutnya yang
akan mengkaji mengenai program bimbingan untuk mengurangi
86
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
(2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diridan Penyesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arya. (2010). Karakteristik Perilaku Agresif. [online]. Tersedia di: www.belajarpsikologi.com [12 Desember 2010].
Berkowitz, Leonard. (2003). Emotional Behavior (Mengenali Perilaku dan
Tindakan Kekerasan di Lingkungan Sekitar Kita dan Cara dengan.html-86k [16 November 2010].
Desniwati, Rizki. (2008). Hubungan Antara Pola Asuh Orang tua dengan
Tingkah Laku Agresi pada Remaja (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa Kelas XI SMA BPI I Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi.
Bandung: tidak diterbitkan.
Hurlock, Elizabeth. (1990). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
Julianti, Ingeu K. (2001). Kecenderungan Perilaku Agresif Ditelaah Dari
Perlakuan Orangtua yang Dirasakan Siswa. Skripsi. Bandung: tidak
diterbitkan.
Kartadinata, dkk. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Kartono, Kartini. (2005). Terjemah Kamus Lengkap Psikologi J.P. Chaplin. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
87
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ma’ruf, Hidayat. (2009). Intervensi Perilaku Agresif (Aggressive Behavior) Siswa
Melalui Pembelajaran Keterampilan Sosial Dan Emosional. [online]. Tersedia di: www.hidayah-ilayya.blogspot.com. [16November 2010].
Mu’tadin, Zainun. (2002). Faktor Penyebab Perilaku Agresi. [online]. Tersedia
di: www.e-psikologi.com/remaja/100602.htm - 65k. [16 November 2010].
Myers, David. (1996). Social Psychology (Fifth Edition). The McGraw-Hill Companies, Inc.
Nadhirin, Arif. (2009). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=380. [24 Januari 2011].
Nurikhsan, Juntika. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press.
______________. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
______________. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rachmat, Cece dan Solehudin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil
Belajar. Bandung: CV. Andira.
Saad. (2003). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: www.lintasberita.com [12 Desember 2010].
Saefi, Mahmud. 2010. Pengertian Perilaku Agresif. [online]. Tersedia di: www.belajarpsikologi.com [12 Desember 2010].
Santrock, John. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sobur, Alex. (1994). Pembinaan Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
Suherman, dkk. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.
88
Hilman Aliy Mandar,2012
Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, Dewa. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana S. (2007). Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek. Bandung: Maestro.
__________________. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sukmadji, Bambang. (2010). Anarkisme di balik Bangku Sekolah. [online]. Tersedia di: http://www.ummatonline.net/anarkisme-dibalik-bangku-sekolah [26 Agustus 2012].
Surya, Mohamad. (2009). Dimensi Minat dalam Bimbingan Karir dan Minat
dalam Pemilihan Karir (Konsepsi, Implikasi, dan Implementasinya bagi Bimbingan dan Konseling di Sekolah). Bandung: Publikasi Prodi
Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana UPI.
Wahab, Rochmat. (2003). Jurnal Bimbingan dan Konseling : Bimbingan Sosial –
Pribadi Berbasis Model Perkembangan. Bandung: ABKIN.
Warmansaja. (2008). Faktor Penyebab Agresi. [online]. Tersedia di: abihafiz.wordpress.com/2008/05/11/faktor-penyebab-perilaku-agresi/ - 59k. [16 November 2010].
Wijaya, Ricci. (2009). Perilaku Agresif: Bawaan Gen atau Dipelajari dari
Lingkungan? [online]. Tersedia di:
www.ruangpsikologi.com/perilaku-agresi. [24 Januari 2011].
Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Zainuddin. (1994). Kecenderungan Perilaku Agresif Konsep Diri dan Timbangan
Sosial Siswa Ditelaah Dari Latar Belakang Sosialnya. Tesis. Bandung: