Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL
UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Erfi Lorraine
NIM. 1004655
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
DISETUJUI DAN DISAHKAN PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. Uman Suherman AS., M. Pd. NIP. 19620623 198610 1 001
Pembimbing II
Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M. Pd. NIP. 19570830 198101 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul: “Program
Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
Siswa” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
Pembuat Pernyataan,
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Erfi Lorraine. (2012). Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012).
Remaja adalah generasi muda penerus bangsa, tetapi remaja dalam masa perkembangannya mengalami permasalahan. Beberapa permasalahan diakibatkan karena kurangnya kepercayaan diri yang dapat menimbulkan masalah serius jika tidak segera ditangani dengan baik. Penanganan dapat dilakukan di sekolah dengan pemberian program bimbingan dan konseling pribadi-sosial. Penelitian bertujuan menguji keefektifan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X yang didasarkan pada pengolahan data empirik tentang kepercayaan diri siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pre experiment dengan desain penelitian one-group pretest-posttest. Instrumen kepercayaan diri disebar kepada 143 partisipan, 76,22% siswa mempunyai kepercayaan diri tinggi. 16 siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah diberikan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program bimbingan dan konseling pribadi-sosial efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X. Rekomendasi untuk guru Bimbingan dan Konseling adalah mengembangkan program terutama dalam aspek tidak konformis yang merupakan aspek terendah percaya diri sebagai layanan preventif BK. Rekomendasi untuk pihak sekolah adalah melaksanakan pembinaan siswa melalui ektra kurikuler yang lebih optimal lagi dan melaksanakan lomba antar siswa yang lebih beragam. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya adalah mengkaji lebih lanjut mengenai aspek konformis beserta faktor yang mempengaruhinya dan meneliti kepercayaan diri dengan mengkontrol variabel lain yang berkenaan dengan kepercayaan diri.
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Erfi Lorraine. (2012). Social-Personal Guidance and Counseling Program to Improve Student Self-Confidence (Pre Experimental Study on 10th Class Student of
SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat School Year 2011-2012).
Early adolescence is youth of the nation, but they have some problems in their development. Some of the problems caused by lack of self-confidence which could cause serious problems if not treated properly. Treatment could be given in schools by facilitating them with guidance and counseling program. The research program aim was examining the effectiveness of social personal guidance and counseling in improving self-confidence 10th Class based on students' self-confidence data. The approach of the study was quantitative. The method was pre experiment with one group pretest-posttest design. Instruments of confidence were distributed to the 143 participants, 76.22% of students had high self-confidence. 16 students whose self-confidence were low, were given an intervention. The results of the study was that social-personal guidance and counseling program was effective to promote self-confidence. Recommendations for Guidance and Counseling teachers is developing a program especially for the lowest aspect of self-confidence which is not conformists as a preventive effort. Recommendations for the school is implementing students coaching through extra curricular over again and implementing of more diverse competition among students. Recommendation for the next researchers are studying the conformist and what influence it and controlling the other variable that related to self-confidence.
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Asumsi Penelitian ... 10
F. Hipotesis Penelitian ... 10
G. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA ... 12
A.Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial ... 12
B.Kepercayaan Diri ... 20
C. Karakteristik Remaja ... 38
D. Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45
A.Pendekatan Penelitian ... 45
B.Metode Penelitian ... 45
C. Desain Penelitian ... 45
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
E. Definisi Operasional ... 47
F. Instrumen Penelitian ... 50
G. Teknik Analisis Data ... 55
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Hasil Penelitian ... 57
B. Pembahasan ... 94
C. Keterbatasan Penelitian ... 115
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 116
A. Kesimpulan ... 116
B. Rekomendasi ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 118
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 121
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Proporsi Jenis Kelamin Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 46
3.2 Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri ... 51
3.3 Kriteria Pemberian Skor Angket Kepercayaan Diri Siswa ... 52
3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 54
3.5 Uji Homogenitas Varian Data Kepercayaan Diri Siswa Kelompok Eksperimen ... 56
4.1 Profil Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 57
4.2 Aspek dan Indikator Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 59
4.3 Aspek dan Indikator Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 73
4.4 Data Deskriptif Perbandingan Kelas Eksperimen... 89
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
DAFTAR GRAFIK
Grafik Hal
4.1 Perbandingan Data Kelas Eksperimen
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1 Surat-surat Penelitian ... 112
2 Instrumen Penelitian... 123
3 Hasil Olah Data ... 125
4 Program ... 128
1
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Generasi muda merupakan salah satu elemen utama penerus dan
regenerasi bangsa. Masa muda atau remaja adalah proses peralihan masa
kanak-kanak menuju masa dewasa, yaitu masa yang paling menentukan
perkembangan manusia di bidang emosional, moral, spiritual, dan fisik. Masa
ini dipenuhi dengan perkembangan dan perubahan.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Menurut
Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall masa remaja merupakan masa
badai dan tekanan (storm and stress). Menurut Erickson masa remaja adalah
masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. James Marcia
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity
diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved
(Santrock, 2002: 53). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk
mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja
Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang
cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial
dan pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik,
namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis,
fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya
2
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Beberapa permasalahan psikis dan sosial remaja di antaranya
penyimpangan perilaku seperti merokok, penyalahgunaan alkohol, narkotika,
dan zat adiktif lainnya, porstitusi, berkunjung ke diskotek, hamil sebelum
pernikahan, dan aborsi (Yusuf, 2009: 31-32). Berdasarkan survei Komnas
Anak, sebanyak 50 persen remaja perokok merasa lebih percaya diri karena
merokok. Santrock (2007:446) menemukan beberapa alasan mengapa remaja
mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan
kepercayaan diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk
kompensasi.
Selain itu permasalahan akibat perubahan fisik juga banyak dirasakan
oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah
selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang
terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan mereka terhadap keadaan fisik
yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga
sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola
mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya
diri.
Sebuah penelitian menemukan hampir 80% remaja ini mengalami
ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998 dalam
Adib, 2012). Ketidakpuasan akan body image ini merupakan pertanda awal
munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy &
3
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rogers dan Patrie (2010: 183) dalam Journal of Counseling and
Development menyatakan “bulimic symptoms may be decribed as an attempt
to manage the lack of social self-confidence that comes from failed attempts
to meet the cultural thin ideal”. Gejala bulimia dapat digambarkan sebagai
usaha memanajemen kurangnya kepercayaan diri sosial yang disebabkan
gagalnya usaha untuk mencapai budaya kurus yang ideal.
Remaja juga mengalami permasalahan dalam bidang belajar. Siswa
dengan kemampuan untuk belajar yang baik tidak dapat menunjukkan
prestasinya karena kurangnya percaya diri. Kepercayaan diri siswa yang
hilang dapat menyebabkan siswa jenuh belajar dan yang paling berbahaya
adalah rasa pesimis atau putus asa (Kompas, 2011). Siswa-siswa cerdas kelas
X dan XI SMA dari sejumlah kota di Indonesia yang dikarantina untuk
mengikuti pembekalan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Future
Scientist Competition (FSC). Pembekalan dilaksanakan akhir Pebruari 2012,
dari pembekalan diketahui umumnya peserta masih lemah dalam hal
kemampuan berbicara di depan umum. Mereka unggul dalam hal teori dan
mahir berbahasa Inggris, tetapi mereka belum percaya diri (Suara Merdeka
2012). Prestasi siswa yang sebenarnya dapat sesuai dengan potensi belajarnya
ini dapat merugikan siswa dalam perkembangan dirinya.
Masalah lain yang dihadapai remaja ialah Ujian Nasional (UN).
Saturdi Hamid (Kompas, 2011) menuliskan siswa yang paling rentan akan
trauma ujian nasional adalah siswa SLTP dan siswa SLTA. Kedua kelompok
4
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Mereka adalah individu yang sedang memasuki masa remaja, sehingga
sugesti dan kepercayaan diri siswa dalam menempuh ujian nasional sangat
diperlukan.
Berdasarkan fakta tersebut, beberapa permasalahan remaja berawal
dari kurangnya kepercayaan diri serta perlunya peningkatan kepercayaan diri
pada remaja. Kepercayaan diri menurut Lauster (2008:4) merupakan suatu
sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam
tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang
sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat
mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan
bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak
mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang
lain, optimis dan gembira.
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, di
antaranya adalah: berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi
mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok; menyimpan rasa
takut/kekhawatiran terhadap penolakan; sulit menerima realita diri (terlebih
menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri
namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri
sendiri, pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif; takut gagal,
sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk
5
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
undervalue diri sendiri); selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang
terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu; mempunyai external locus of
control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan
pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain) (Fatimah 2010:150).
Remaja yang kurang percaya diri dapat menimbulkan masalah yang
serius jika tidak segera ditangani dengan baik. Penanganan remaja yang
kurang percaya diri dapat dilakukan oleh dirinya sendiri dan juga orang lain
terutama orang dewasa di sekitarnya. Sekolah merupakan salah satu
lingkungan pendidikan yang dapat membantu siswa meningkatkan
kepercayaan dirinya. Sekolah tidak hanya mendidik siswa dalam aspek
kognitif saja, sekolah tidak hanya berperan sebagai transformer ilmu
pengetahuan, tetapi sekolah juga berperan dalam mengembangkan potensi
diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Bab I pasal 1 UU Rl N0 20 tahun
2003).
Penanganan siswa yang kurang percaya diri dapat dilakukan di
sekolah dengan pendampingan secara intensif. Pendampingan ini bertujuan
untuk membantu mereka dalam menghadapi permasalahan mereka.
Pendampingan terhadap siswa-siswi di tingkat SMP ataupun tingkat SMA
6
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan yang diberikan
kepada individu/siswa-siswi agar dapat memahami dirinya, mengarahkan
dirinya, dan memecahkan masalah serta dapat merencanakan masa depannya
selaras dengan tuntutan masyarakat/zaman dan mampu berkompetisi dan
menyikapi secara positif berbagai permasalahan. Bimbingan dan Konseling
terdiri dari empat bidang, yaitu :
1. Bimbingan Pribadi (Personal Guidance)
2. Bimbingan Sosial (Social Guidance)
3. Bimbingan Pengajaran / Belajar (Instruction Guidance)
4. Bimbingan Karier (Career Guidance)
Bimbingan pribadi-sosial menurut Achmad Juntika Nurihsan
(2006:16) merupakan bimbingan dalam menyelesaikan masalah-masalah
sosial pribadi. Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan
kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani
masalah dirinya. Syamsu Yusuf (2009:54) juga mengungkapkan bahwa
bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar mampu mengembangkan
berbagai kompetensi, salah satunya ialah memiliki pemahaman dan
penerimaan diri serta memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Guru BK
(Bimbingan Konseling) juga menempati posisi yang strategis dalam upaya
pembinaan peserta didik, baik untuk tujuan preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif. Peranan guru BK di sekolah sangat bermakna untuk dapat
membantu siswa yang bermasalah terutama dalam peningkatan kepercayaan
7
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 1 Cipatat Kabupaten
Bandung Barat. Studi awal telah dilakukan meliputi kegiatan yaitu: observasi
(pengamatan) dan wawancara dengan guru. Studi awal menunjukkan bahwa
terdapat beberapa permasalahan siswa di sekolah ini dari keempat bidang
layanan BK. Pada bidang pribadi hanya sedikit siswa yang memiliki
kepercayaan diri tinggi, beberapa siswa mengalami masalah dalam
penerimaan diri terutama dalam penampilan fisik. Siswa dalam belajar masih
kurang percaya diri sehingga beberapa siswa menyontek dan takut terhadap
ujian.
Permasalahan siswa dalam bidang sosial adalah siswa konformis yaitu
agar dapat diterima oleh kelompoknya, siswa mengikuti kegiatan yang
dilakukan temannya, baik maupun buruk. Beberapa konformitas siswa
berkenaan dengan kegiatan yang negatif, sehingga angka pelanggaran
peraturan sekolah cukup tinggi seperti merokok di sekolah, terlambat, dan
absensi. Pada bidang karir, siswa kurang dapat merencanakan masa depan
sebab siswa ragu akan kemampuannya sendiri dan mereka juga jarang
melanjutkan studi yang lebih lanjut setelah SMA.
Hasil wawancara dengan guru BK serta guru mata pelajaran
menghasilkan bahwa salah satu penyebabnya adalah kurangnya kepercayaan
diri siswa. Studi awal menunjukkan bahwa siswa di SMA Negeri 1 Cipatat
kurang percaya diri sehingga penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
8
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah
Remaja adalah generasi muda penerus bangsa, tetapi remaja dalam
masa perkembangannya mengalami permasalahan fisik, psikis, sosial, dan
belajar. Beberapa permasalahan diakibatkan karena kurangnya kepercayaan
diri. Dibutuhkan suatu program bimbingan untuk meningkatkan kepercayaan
diri siswa sehingga siswa dapat mengembangkan segala potensi yang
dimilikinya secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat
rumusan masalah yaitu ”Seperti apa program bimbingan dan konseling
pribadi-sosial yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas
X SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012?”.
Rumusan masalah secara khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Seperti apa profil kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1
Cipatat tahun ajaran 2011-2012?
2. Seperti apa program bimbingan dan konseling yang sudah
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012?
3. Seperti apa program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang
efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X SMA
Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian
9
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kepercayaan diri (self-confidence) siswa di SMA Negeri 1 Cipatat tahun
ajaran 2011-2012 . Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk:
1. mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1
Cipatat tahun ajaran 2011-2012,
2. mengetahui program bimbingan dan konseling yang diselenggarakan
di SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012, dan
3. menghasilkan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang
dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1
Cipatat 2011-2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling pribadi-sosial adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru BK di SMA Negeri 1 Cipatat, yaitu dapat memberikan
masukan yang konstruktif dalam upaya pemberian bantuan kepada
siswa yang pe1aksanaannya tidak hanya mencapai target kurikulum
saja tetapi sesuai dengan kebutuhan dan harapan siswa.
2. Bagi SMA Negeri 1 Cipatat yaitu dapat menguatkan dan memperkaya
konsep tentang kepercayaan diri dalam konteks bimbingan. Dasar
kebijakan menguatkan konsep pengembangan program bimbingan dan
konseling di sekolah.
3. Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling yaitu dapat menjadi tambahan
10
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pribadi-sosial, dan konsep pengembangan program bimbingan dan
konseling di sekolah.
E. Asumsi Penelitian
1. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan
diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas,
merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan
tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan
orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan
dan kekurangan diri sendiri (Lauster, 2008:4).
2. Bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan dalam menyelesaikan
masalah-masalah sosial pribadi (Nurihsan, 2006:16).
3. Bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno,
2003:99).
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah program bimbingan dan
11
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini akan dibuat dalam bentuk tesis dengan
sistematika sesuai pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan
Indonesia sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan. Bagian ini mencakup latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian dan
hipotesis penelitian.
Bab II Kajian Pustaka. Bagian ini meliputi kajian teoretik tentang konsep
peningkatan tanggung jawab pada siswa sekolah menengah pertama dan
sejumlah penelitian terdahulu.
Bab III Metode Penelitian. Bagian ini mencakup desain penelitian,
pendekatan penelitian, definisi operasional penelitian, populasi dan sampel
penelitian, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis dan interpretasi data penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bagian ini mencakup hasil-hasil
penelitian diikuti dengan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bagian ini meliputi dua hal, yaitu
45
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Peneltian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif mengutamakan objektivitas disain penelitian yang
menghasilkan data berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan
perhitungan statistik (Ridwan, 2008). Penelitian ini menggunakan
instrumen percaya diri siswa untuk mengetahui profil percaya diri siswa
sebelum dan sesudah pemberian layanan program.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra
eksperimen untuk mengetahui pengaruh suatu tindakan terhadap obyek
yang diamati dan menguji hubungan sebab akibat.
C. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini lebih mengarah pada desain penelitian
pra eksperimen dengan one-group pretest-posttest design. Desain
penelitian one-group pretest-posttest yaitu desain penelitian pra
eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok
pembanding. Desain penelitian one-group pretest-posttest digunakan
untuk mengetahui keefektifan program bimbingan dan konseling
46
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Skema model penelitian pra-eksperimen dengan desain one-group
pretest-posttest, adalah sebagai berikut.
O1 adalah pretest, X adalah pemberian perlakuan/treatmen, dan
O2 adalah posttest (Sugiyono, 2010).
D. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Cipatat
Bandung Barat tahun ajaran 2011-2012 yang berjumlah 143 orang yang
terdiri 4 kelas dengan proporsi jenis kelamin:
Tabel 3.1
Proporsi Jenis Kelamin Kelas X SMAN 1 Cipatat
Kelas Laki-laki Perempuan
X 1 14 orang 21 orang
X 2 17 orang 22 orang
X 3 18 orang 19 orang
X 4 16 orang 22 orang
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
47
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
E. Definisi Operasional
Kepercayaan diri adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian
yang penting dalam kehidupan manusia. Alfred Adler meneliti secara
mendalam mengenai rasa rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan
yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa
superioritas (Lauster, 2008: 13). Emad (2011) menyatakan:
self-confidence has much to do with personality, development, and psychological stability. Self confidence also associated with well being, happiness. Whereas low level of self-confidence increase the probability that one will be at risk of anxiety, tension, and depression.
Kepercayaan diri sangat berhubungan dengan kepribadian,
perkembangan dan stabilitas psikologis. Kepercayaan diri juga
berhubungan dengan kesejahteraan dan kebahagiaan. Kepercayaan diri
yang rendah dapat meningkatkan resiko kecemasan, ketegangan, dan
depresi.
Angelis berpendapat (2003:10), kepercayaan diri berawal dari
tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan
butuhkan dalam hidup. Kepercayaan diri terbina dari keyakinan diri
sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan
berbuat sesuatu.
Menurut Fatimah (2008: 149), beberapa ciri atau karakteristik
individu yang mempunyai kepercayaan diri yang proporsional, diantaranya
adalah :
48
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi
diterima oleh orang lain atau kelompok
3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani
menjadi diri sendiri
4. Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya
stabil)
5. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah
menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak
tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang
lain dan situasi di luar dirinya
Menurut Lauster (2008:4) orang yang memiliki kepercayaan diri
yang positif adalah:
1. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif
seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan
apa yang dilakukannya.
2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan
baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan
kemampuan.
3. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung
49
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu
hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima
oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.
5. Toleransi, yaitu sikap seseorang yang tidak egois dan tidak tamak.
Menurut Saleh (dalam Atok, 2010) aspek-aspek kepercayaan diri
terdiri dari:
1. Tidak tergantung pada orang lain: Jika berusaha atau berbuat
sesuatu tidak melihat orang lain dan yakin akan kemampuan yang
dimilikinya. Walaupun dia gagal, akan tetapi ia akan berusaha
bangkit atau kembali memulainya kembali.
2. Tanpa ragu-ragu atau tidak plin-plan dan mengambil keputusan:
Mampu bertindak dan mengambil keputusan dalam hal apapun
dengan tegas dan tidak ragu-ragu. Menyakini keputusan yang
diutarakan itu benar-benar sesuai dengan kemampuannya.
3. Mempunyai persuasif sehingga memperoleh banyak dukungan:
Mampu mengubah sikap, pandangan atau perilaku orang lain,
sebagai hasilnya pihak yang dipengaruhi melaksanakan dengan
kesadaran sendiri (membujuk secara halus).
4. Mempunyai penampilan yang menyakinkan sehingga disegani:
Memilih model pakaian yang cocok dengan dirinya, karena
penampilan diri sangat diperhatikan untuk menumbuhkan
50
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas kepercayaan diri pada penelitian ini
adalah kondisi mental atau psikologis individu yang dapat mengevaluasi
dirinya sehingga mempunyai keyakinan kuat untuk dapat melakukan
tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Kepercayaan
diri tersebut dapat dilihat dalam aspek-aspek berikut:
1. Percaya akan kemampuan diri
2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi
diterima oleh orang lain atau kelompok
3. Berani menjadi diri sendiri
4. Memiliki pengendalian diri yang baik
5. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah
menyerah)
6. Berpikir positif (mempunyai cara pandang yang positif terhadap
diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner disusun menggunakan pernyataan tertutup yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden dapat memilih alternatif
jawaban sesuai dengan dirinya. Peneliti menggunakan model skala
Guttman dengan pilihan jawaban ”Ya” berbobot nilai 1 dan ”Tidak”
dengan skor 0.
51
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri
Variabel Aspek Indikator Item
Keper-Berani menyatakan pendapat 25, 26, 27,28
Memiliki
52
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu terhadap diri sendiri
Cara pandang yang positif
terhadap orang lain
49, 51, 52
Cara pandang yang positif
terhadap situasi di luar dirinya
53, 56
Total 42
2. Pedoman Skoring
Instrumen penelitian ini dibuat dalam bentuk pernyataan
positif untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri yang dialami
siswa. Variabel tingkat kepercayaan diri siswa ini terdiri atas lima
aspek dalam yang diturunkan menjadi empat belas indikator.
Alternatif jawaban yang telah disediakan dengan kriteria dapat
dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Pemberian Skor Instrumen Kepercayaan Diri Siswa
Alternatif Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
3. Uji Validitas
Uji validitas instrumen ini dilakukan agar data yang
diperoleh adalah data yang baik karena dapat mengukur apa yang
53
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lapangan, instrumen diuji secara rasional oleh Dosen Penilai
(Judger) yang kompeten untuk memvalidasi instrumen tersebut.
Uji validitas selanjutnya adalah uji validitas secara empiris
yaitu uji keterbacaan dan uji coba ke SMA Negeri 1 Cipatat kelas
X. Instrumen diuji validitas dengan Product Moment dari Pearson.
Uji coba dilakukan kepada 143 siswa kelas X SMA Negeri 1
Cipatat, sehingga diperoleh r tabel = 0,1381 dengan tingkat
signifikansi 0,05.
Hasilnya yaitu 42 butir pernyataan yang valid, yaitu item
nomor 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
46, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 56. Butir pernyataan yang tidak valid ada
14, yaitu item nomor 1, 5, 7, 9, 13, 16, 17, 19, 24, 38, 48, 50, 54,
dan 55.
4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau
ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen dikatakan memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut
digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya
sama atau relatif sama (Sukmadinata, 2007:229). Instrumen yang
memiliki tingkat reliabilitas yang memadai ini akan menghasilkan
54
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pengujian reliabilitas instrumen ini diolah melalui SPSS
dengan model Split-half Guttman untuk pilihan jawaban dikotomi.
Hasilnya yaitu:
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kepercayaan Diri
Cronbach's Alpha Part 1 Value .517
Sebagai tolak ukur koefisien reliailitasnya, digunakan
kriteria sebagai berikut (Ridwan, 2008:98):
0,00 - 0, 19 : derajat keterandalannya sangat rendah
0,20 - 0, 39 : derajat keterandalannya rendah
0,40 - 0,59 : derajat keterandalannya sedang
0, 60 - 0,79 : derajat keterandalannya tinggi
0,80 - 1,00 : derajat keterandalannya sangat tinggi
Perhitungan reliabilitas dengan rumus Guttman Split-Half
55
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
0.736. berdasarkan tolak ukur koefisien di atas maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini mengumpulkan dua data yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif
naratif, sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan perhitungan
statistik melalui uji perbedaan rata-rata dengan uji-t (t-test).
H. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas
1) Uji Normalitas
Uji normalitas hasil pelaksanaan program bimbingan dan
konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel.
Hasil analisis uji normalitas (terlampir) menunjukkan nilai
statistic untuk data pre-test = dan data post-test = . hasil tersebut
menunjukkan bahwa data pre-test dan data post-test berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil uji normalitas data, maka jenis analisis
yang digunakan dalam uji beda rata-rata dan skor pretest dan posttest
adalah analisis pengujian parametric dengan menggunakan uji t (t
test).
56
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Besar variansi sampel kesatu sama dengan variansi sampel
kedua dapat diketahui dengan rumus berikut (Ridwan, 2008:120).
Dengan criteria pengujian sebagai berikut :
Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen
Jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti homogen
Tabel 3.5
Uji Homogenitas Varian Data Kepercayaan Diri Siswa Kelompok Eksperimen
Nilai Varians Sampel
Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa Pre-Test Post-Test
S 3,47 3,56
S2 12,03 12,78
N 16 16
Berdasarkan Fhitung dengan Ftabel dengan rumus
dk pembilang = n-1 =16-1 = 15 (varians terbesar)
dk penyebut = n-1 = 16-1 = 15 (varians terkecil)
taraf signifikan (α) = 0,01 maka diketahui F sebesar 3,52
57
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Homogen
Data di atas menyatakan bahwa varians data kedua sampel
pada kelompok eksperimen homogen dan analisis uji komparatif
116
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B A B V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Siswa kelas X SMAN 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012 mempunyai
kepercayaan diri tinggi yang berarti siswa percaya akan kemampuan sendiri,
berani menjadi diri sendiri, memiliki pengendalian diri yang baik, memiliki
internal locus of control, dan berpikir positif. Aspek yang paling rendah ialah
aspek tidak konformis, yang menandakan sebagian siswa masih kurang baik
dalam menolak ajakan orang lain, terutama ajakan yang negatif. Siswa masih
mengikuti ajakan teman yang kurang sesuai dengan keinginannya dan hal ini
dapat berakibat buruk jika tidak segera diberi bimbingan dan konseling.
Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMA Negeri 1
Cipatat berkaitan dengan kepercayaan diri, namun belum ada program yang
secara khusus bertujuan meningkatkan kepercayaan diri siswa. Penelitian ini
membuat program khusus yang dapat meningkatkan percaya diri siswa, yaitu
program bimbingan dan konseling pribadi-sosial.
Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial diberikan kepada
siswa yang kurang percaya diri. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perubahan yang signifikan pada tingkat kepercayaan diri siswa sebelum dan
sesudah diberikan intervensi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
sebelumnya yang menyatakan program bimbingan dan konseling
117
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (BK)
Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial dalam penelitian
ini terbukti efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa secara
signifikan. Program dapat dikembangkan lagi oleh guru BK terutama
dalam aspek tidak konformis yang merupakan aspek terendah percaya diri
sebagai layanan preventif BK.
2. Bagi Pihak Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan
program sekolah yang terkait dengan kepercayaan diri siswa sehingga
sekolah dapat lebih memfasilitasi siswa dalam peningkatan kepercayaan
diri. Misalnya dengan pembinaan siswa melalui ektra kurikuler yang lebih
optimal lagi dan pelaksanaan lomba antar siswa yang lebih beragam
sehingga aspek-aspek percaya diri siswa seperti percaya akan kemampuan
diri dapat meningkat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai
kepercayaan diri direkomendasikan untuk:
a. meneliti lebih lanjut aspek kepercayaan diri yang paling rendah
yaitu aspek konformis beserta faktor yang mempengaruhinya dan
b. meneliti kepercayaan diri dengan mengkontrol variabel lain yang
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Al-Salameh, Emad M. 2011. Irrational Beliefs among Jordanian Collage Student and Relationship with Self-Confident. Asian Social Science, vol 7. (Online) Tersedia: http://www.ccsenet.org/ass (19 Juli 2011)
Angelis, Barbara. 2003. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anhar, Moh. 2012. Cerdas, tapi Kurang Pede. Suara Merdeka. Semarang.
Anonim. 2010. Sedikit Berbagi Komunikasi Asertif. (Online). Tersedia:
http://ab3770iy.wordpress.com/2010/10/16/sedikit-berbagi-komunikasi-asertif/ (2 Juli 2012).
Arjanto, Paul. 2011. Mendesain Dan Mengimplementasikan Program BK Karier Komprehensif Untuk Siswa K – 12 Sesuai Kerangka Model Nasional
ASCA. (Online) Tersedia:
http://paul-arjanto.blogspot.com/2011/06/mendesain-dan-mengimplementasikan.html (2 Juli 2012)
Asmania, W. 2003. Perbedaan Rasa Percaya Diri antara Mahasiswa yang Aktif dalam Organisasi Kemahiswaan di UMM. (Online) Tersedia:
http://digilib.itb.ac.id (19 Juli 2011)
Asrori, Adib. 2009. Psikologi Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya. (Online) Tersedia: http://asrori_adib.blogspot.com (7 Juli 2011)
Atok, Hilmi. 2010. Aspek-aspek Percaya Diri. (Online) Tersedia:
http://miklotof.wordpress.com/2010/06/26/aspek-aspek-percaya-diri/ (19
Juli 2011)
Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Counseling Center at University of Illinois Urbana-Champaign. 2007. Self Confidence. (Online). Tersedia: http://www.counselingcenter.illinois.edu/
?page_id=191 (9 April 2012)
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia
David. 2012. 10 Kisah Sukses yang Berawal dari Kegagalan. (Online). Tersedia:
http://www.sarapan.info/10-kisah-sukses-yang-berawal-dari-kegagalan/ (2
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Echon. 2010. Emotional Quotient – Intelegence Quotient. (Online). Tersedia:
http://portal.porsea.com/2010/11/30/eq-iq/ (2 Juli 2012).
Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Psikologi Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Purwa Suana.
Hamid, Saturdi. 2011. Ujian Nasional: Siswa Butuh Sugesti untuk Percaya Diri. Kompas. Jakarta
Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti&Soedjarwo). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Johanes, Papu. 2002. Pengungkapan Diri. (Online). Tersedia:
http://www.e-psikologi.com /sosial/120702.htm (2 Juli 2012).
Lauster, Peter. 2008. Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Locke, D. Kenneth. 2005. Connecting The Horizontal Dimension of Social Comparison with Self-Worth and Self Confidence. Personality and Social Psychology Bulletin. (Online). Tersedia: http://psp.sagepub.com. (25 Maret 2012)
Masbow. 2009. Percaya Diri dalam Psikologi. (Online). Tersedia:
http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html (2
Juli 2012).
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Prayitno dan Erman Amti. 2003. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ridwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Rini, Jacinta F. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. (Online). Tersedia:
http://www.e-psikologi.com (9 April 2012).
Erfi Lorraine, 2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Santrock, J. W. 2007. Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Santrock, J. W. 2003. Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid 2. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Sutisna. 2010. Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Strategi Layanan Bimbingan dan Kelompok. Tesis. Publikasi SPS BK UPI: Bandung: tidak diterbitkan.
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Utami, Sri Weni. Korelasi Kepercayaan Diri dan Kematangan Emosi dengan Kompetensi Sosial Remaja di Pondok Pesantren. Skripsi. Publikasi Universitas Wisnuwardhana: Lamongan.
UU RI No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Willis, Sofyan S. 2010. Konseling Individu dan Praktek. Bandung: CV. Alfabeta.