• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) dengan Pemanfaatan Sistem telusur Elektronik pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) dengan Pemanfaatan Sistem telusur Elektronik pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI PEMUSTAKA TENTANG SISTEM

KLASIFIKASI DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION (DDC) DENGAN

PEMANFAATAN SISTEM TELUSUR ELEKTRONIK PADA

PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi

Oleh

Nia Hastari

NIM 1102882

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

HUBUNGAN PERSEPSI PEMUSTAKA

TENTANG SISTEM KLASIFIKASI

DEWEY

DECIMAL CLASSIFICATION

(DDC) DENGAN

PEMANFAATAN SISTEM TELUSUR

ELEKTRONIK DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

TINGGI PARIWISATA BANDUNG

Oleh Nia Hastari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nia Hastari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Nia Hastari (1102882). Hubungan Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) dengan Pemanfaatan Sistem telusur Elektronik pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Skripsi Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2015.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi pemustaka perpustakaan perguruan tinggi yang kurang memanfaatkan sistem telusur elektronik (OPAC – Online Public Access Catalog) yang disediakan oleh perpustakaan untuk melakukan penelusuran koleksi perpustakaan dan kurangnya pemahaman sistem klasifikasi DDC yang telah diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik di perpustakaan perguruan tinggi. Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Bagaimana hubungan persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik ?.” Secara khusus permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC; (2) pemanfaatan sistem telusur elektronik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah anggota Perpustakaan STPB. Sampel yang digunakan sebanyak 94 pemustaka dengan menggunakan teknik sampling incidental. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB.

(5)

ABSTRACT

Nia Hastari (1102882). The relation between library users' perceptions about Dewey Decimal Classification (DDC) classification system with the use of electronic search system at Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Library.

Essay of Major of Library and Information Science, Department of Curriculum and Educational Technology, Faculty of Science Education, Indonesian Educational University, year of 2015.

The research is based on the background of library users' in college libraries who lack in using electronic searching system (OPAC – Online Public Access Catalog) provided by the libraries to search the library collections, and the lack of understanding the applied DDC classification system. The research aims to examine the relation between library users' perception about DDC classification system with the use of electronic search system in college Library. The research attempted to answer the problems that have been formulated, i.e. "How is the relation between library users' perceptions about DDC classification system with the use of electronic search system?." Particularly, the problems in this research are: (1) library users' perceptions about DDC classification system; (2) the use of electronic search system. This research used correlational descriptive method with quantitative approach. Populations and samples of the research are members of STPB Library. Samples used are 94 library users' by using sampling incidental technique. The result of this research shows that there is a relation between library users' perceptions about DDC Classification system with the use of electronic system in STPB Library.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung

akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam

melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang biasa

disebut juga dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperti yang tercantum

dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0103/o/1981

yang menyatakan bahwa “Perpustakaan Perguruan Tinggi (PTT) berfungsi

sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar, pusat penelitian, dan pusat informasi

bagi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.”

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok perguruan tinggi maka sangat

penting peran perpustakaan sebagai pengelola dan penyedia informasi ilmiah

seperti yang diamanatkan dalam UU No. 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan, sebagai berikut :

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka, dan perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Amanat di atas menyiratkan bahwa komponen-komponen pokok yang harus

tersedia yaitu bangunan perpustakaan, koleksi perpustakaan, pustakawan, dan

pemustaka. Semua komponen tersebut haruslah dapat saling terkait dengan

manajemen yang tepat sehingga tercipta suatu perpustakaan yang dapat

melayani kebutuhan pemustaka sesuai dengan fungsi perpustakaan seperti

yang tertera dalam fungsi perpustakaan di dalam UU No.43 Tahun 2007 bab I

pasal 3 yaitu “Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian,

pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan

keberdayaan bangsa.”

(7)

2

dengan menggunakan OPAC (Online Public Access Catalog). OPAC

merupakan katalog dalam bentuk online yang dimanfaatkan dengan alat

berupa layar monitor untuk menelusur sumber-sumber informasi melalui kata

kunci.

Kenyataannya, banyak pemustaka yang tidak mengoptimalkan OPAC

dalam penelusuran informasi, hal ini disebabkan karena beberapa faktor

seperti tidak memahami akan penomoran klasifikasi dengan sistem DDC dan

tidak adanya user education dalam pemanfaatan perpustakaan, sehingga

pemustaka tidak mengetahui bagaimana melakukan penelusuran informasi

yang tepat.

Seharusnya semua pemustaka dapat memahami bagaimana sistem

klasifikasi DDC dan dapat mengoptimalkan OPAC dalam penelusuran agar

informasi yang diperoleh memiliki karakteristik BAL (Benar, Akurat,

Lengkap). Jika tidak demikian maka akan sulit bagi pemustaka dalam

menemukan konten yang benar, rujukan yang tepat, dan perolehan bahan

yang lengkap bila tidak memanfaatkan OPAC dalam penelusuran.

Perpustakaan perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi

perpustakaan dapat menyediakan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan

jenis perpustakaan dan pemustakanya. Di perpustakaan perguruan tinggi

koleksi perpustakaan yang tersedia pada umumnya mencakup koleksi

sirkulasi, koleksi referensi, jurnal (housed journals, e-Journals), koleksi hasil

penelitian, serta koleksi lain dalam bentuk yang telah terautomasi. Kuantitas

dan kualitas koleksi perpustakaan di perpustakaan perguruan tinggi juga

harus dapat memfasilitasi semua jenis dan jenjang pemustakanya.

Penyusunan koleksi perpustakaan harus melalui beberapa tahapan

sebelum dapat dimanfaatkan oleh pemustakanya, yang biasa disebut dengan

pengolahan koleksi perpustakaan. Tahapan pengolahan koleksi perpustakaan

yang harus dilakukan mencakup pemeriksaan koleksi perpustakaan baru,

inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, dan proses lainnya hingga koleksi

perpustakaan tersusun sistematis untuk dimanfaatkan oleh pemustaka secara

(8)

Seluruh proses pengolahan koleksi perpustakaan mutlak dilakukan di

perpustakaan agar koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh semua

pemustaka yang membutuhkan informasi. Rangkaian proses pengolahan

koleksi perpustakaan selain berfungsi untuk kebutuhan pemustaka juga sangat

diperlukan untuk menjadi pertimbangan awal pustakawan, karena dengan

melewati proses pengolahan koleksi perpustakaan, maka pustakawan dapat

mendata koleksi perpustakaan dalam bentuk apa saja yang telah tersedia,

yang belum tersedia, dan yang memerlukan pengadaan di masa mendatang.

Mahasiswa membutuhkan informasi dan literatur di perpustakaan yang

mendukung bidang ilmu yang ditempuhnya untuk menunjang materi mata

kuliah serta untuk melakukan penelitian dan pengabdian sebagai seorang

calon intelektual. Selain mahasiswa, dosen pun sangat membutuhkan koleksi

perpustakaan sebagai referensi untuk mengajarkan ilmu pengetahuan kepada

mahasiswanya dan juga untuk melakukan penelitian dan pengabdian. Bahkan

koleksi perpustakaan perguruan tinggi dapat digunakan oleh peneliti lain dari

luar perguruan tinggi tersebut untuk menambah referensinya dalam

melakukan penelitian.

Keberadaan koleksi perpustakaan di perpustakaan perguruan tinggi

berperan sangat penting karena perguruan tinggi merupakan wahana untuk

menuntut ilmu dalam bidang-bidang tertentu dengan cara yang lebih

mendalam. Karena pentingnya perpustakaan di perguruan tinggi untuk

menunjuang kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi maka koleksi

perpustakaan harus dapat ditemukan dengan mudah dan dalam waktu yang

singkat.

Pemustaka di perpustakaan perguruan tinggi dapat dengan mudah

menemukan informasi yang dibutuhkannya di perpustakaan karena adanya

sistem penggolongan koleksi perpustakaan yaitu klasifikasi. Proses klasifikasi

bertujuan untuk mempermudah pemustaka dalam proses penelusuran koleksi

perpustakaan, karena buku akan digolongkan berdasarkan subjeknya. Sistem

klasifikasi yang umumnya digunakan adalah sistem klasifikasi per sepuluhan

(9)

4

Sistem klasifikasi ciptaan Melvil Dewey (1851-1931) telah mengalami

penyempurnaan sebanyak 23 kali hingga saat ini. Versi terbaru dari sistem

DDC adalah DDC edisi 23 yang telah terbit pada tahun 2011. Sistem

klasifikasi DDC telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk

Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia (PNRI). Selain itu sistem DDC edisi ringkas juga telah diterbitkan

bahkan saat ini sistem DDC dalam bentuk aplikasi atau disebut dengan

E-DDC (Electronic-Dewey Decimal Classification) edisi 23 sudah dapat

digunakan dengan mudah karena aplikasi E-DDC ini dapat diunduh secara

gratis.

Proses pengklasifikasian koleksi perpustakaan yang menggunakan

sistem DDC memiliki tiga komponen penting, yaitu bagan, indeks relatif, dan

tabel-tabel. Proses pengklasifikasian koleksi perpustakaan harus dilakukan

oleh pustakawan yang menguasai penggunaan sistem klasifikai DDC. Banyak

terjadi perbedaan dalam proses pencantuman nomor klasifikasi suatu koleksi

perpustakaan di satu perpustakaan. Perbedaan pemberian nomor klasifikasi

dikarenakan setiap pustakawan memiliki sudut pandang yang berbeda dalam

menentukan subjek dari koleksi perpustakaan. Perbedaan tersebut biasa

terjadi di perpustakaan manapun, karena setiap orang akan memiliki sudut

pandang yang berbeda terhadap suatu hal.

Klasifikasi koleksi perpustakaan sangat berperan dalam proses

penelusuran koleksi perpustakaan oleh pemustaka ketika melakukan

pencarian sumber-sumber informasi (resources). Dengan adanya notasi DDC

maka pemustaka akan mengetahui lokasi buku yang dibutuhkan sesuai

dengan nomor klasifikasi yang tertera di dalam katalog perpustakaan.

Penelusuran dilakukan dengan strategi yang benar agar koleksi perpustakaan

yang dibutuhkan mudah ditemukan.

Ketika melakukan penelusuran koleksi perpustakaan, pemustaka perlu

memahami terlebih dahulu bagaimana sistem notasi DDC dan maksud dari

notasi tersebut sesuai dengan subjeknya. Jika pemustaka telah mengetahui

(10)

ditelusur secara cepat dengan akurasi waktu yang memadai. Oleh karena itu,

peran pustakawan sangat penting dalam memberikan pengarahan kepada

pemustakanya mengenai cara membaca nomor klasifikasi DDC, cara

menelusur dengan katalog (manual maupun elektronik) dan strategi yang

tepat digunakan dalam memperoleh koleksi perpustakaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendriyana (2012, hlm.

69) dikemukakan bahwa “sistem klasifikasi DDC merupakan sistem

pengelompokkan koleksi berdasarkan subjek, yang berfungsi sebagai alat

untuk mengelompokkan dan menyusun koleksi di rak dan menentukan

lokasinya di r a k a t a u p u n d i s i t u s . ” D a r i h a s i l

p e n e l i t i a n i n i d a p a t d i l i h a t b a h w a

t e r d a p a t k e t e r k a i t a n a n t a r a s i s t e m

k l a s i f i k a s i D D C y a n g d i g u n a k a n

d a l a m p e n g e l o m p o k a n k o l e k s i

p e r p u s t a k a a n d e n g a n s i s t e m

p e n e l u s u r a n k o l e k s i p e r p u s t a k a a n

y a n g d i l a k u k a n o l e h p e m u s t a k a .

Menurut penelitian Ahmad (2012, hlm. 464) disarankan bahwa “perpustakaan hendaknya menyediakan alat telusur yang memadai untuk dapat lebih memudahkan dalam proses temu kembali bahan pustaka.” Dari

hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa sistem telusur atau alat telusur

sangat penting perannya dalam proses temu kembali koleksi perpustakaan

agar koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) telah

menggunakan sistem klasifikasi DDC dalam mengklasifikasi koleksi

perpustakaannya dan juga telah menggunakan OPAC (Online Public Access

Catalog) NCI Bookman 3.10 (Nuansa Cerah Informasi) dalam penelusuran koleksi perpustakaannya. Terdapat lima tahapan dalam pengolahan koleksi

perpustakaan di perpustakaan STPB, yaitu :

1. mengentri data bibliografi koleksi perpustakaan ke buku besar;

(11)

6

3. mengentri data ke NCI Bookman 3.10;

4. melakukan labelling, dan

5. mendisplai buku ke rak.

Koleksi perpustakaan di STPB cukup beragam, mulai dari koleksi

sirkulasi, koleksi referensi, koleksi journal online berlangganan, terbitan

berkala, dan juga koleksi hasil penelitian. Semua koleksi dikelola dan diolah

sesuai dengan jenis koleksinya, dan didisplai di tempat yang berbeda sesuai

dengan jenisnya.

Dalam pengklasifikasian koleksi Perpustakaan STPB menggunakan

dua macam klasifikasi yaitu sistem klasifikasi DDC dan dengan

pengklasifikasian warna menurut subjeknya. Tujuan dari pengklasifikasian

warna adalah untuk lebih mempermudah mahasiswa dalam menemukan

koleksi yang dibutuhkannya dan mempermudah pustakawan dalam menyusun

kembali koleksi di rak. Fakta dilapangan terlihat beberapa pemustaka

memang lebih memahami pengklasifikasian warna dibandingkan dengan

sistem klasifikasi DDC, akan tetapi beberapa pemustaka juga dapat mengerti

dan mencari koleksi yang dibutuhkannya dengan sistem klasifikasi DDC.

Berdasarkan hasil pengamatan di Perpustakaan STPB beberapa

mahasiswa dapat mencari koleksi yang dibutuhkan dengan mencari data

bibliografis terlebih dahulu di OPAC NCI Bookman setelah itu menelusur di

rak. Tetapi beberapa mahasiswa lainnya tidak terbiasa untuk menggunakan

OPAC untuk pencarian, mereka langsung menanyakan kepada pustakawan

mengenai keberadaan koleksi yang dibutuhkannya atau mereka langsung saja

mendapatkan bahan perpustakaan yang dicarinya di rak.

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini akan melihat

apakah persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC mempunyai

keterkaitan dengan pemanfaatan sistem telusur koleksi perpustakaan pada

perpustakaan STPB. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Hubungan

Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification

(DDC) dengan Pemanfaatan Sistem Telusur Elektronik pada Perpustakaan

(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan kedalam rumusan masalah

umum dan rumusan masalah khusus, yaitu sebagai berikut :

Rumusan masalah umum yaitu :

1. Bagaimana hubungan persepsi pemustaka tentang sistem

klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik

pada Perpustakaan STPB ?

Rumusan masalah khusus yaitu :

1. Bagaimana gambaran persepsi pemustaka Perpustakaan STPB

tentang sistem klasifikasi DDC ?

2. Bagaimana gambaran pemanfaatan sistem telusur elektronik pada

Perpustakaan STPB ?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu

sebagai berikut :

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui hubungan persepsi pemustaka tentang sistem

klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik

(13)

8

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui gambaran persepsi pemustaka Perpustakaan STPB

tentang sistem klasifikasi DDC

2. Mengetahui gambaran pemanfaatan sistem telusur elektronik pada

Perpustakaan STPB

D.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini mencakup dua hal, sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah

khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang perpustakaan bagi peneliti

khususnya, dan berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung

maupun tidak langsung pada umumnya. Penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya pemahaman mengenai sistem pengklasifikasian koleksi

perpustakaan menggunakan DDC dan sistem telusur elektronik dalam

penelusuran koleksi perpustakaan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. dapat dijadikan masukan bagi perpustakaan perguruan tinggi dalam

penerapan sistem klasifikasi DDC dan sistem telusur elektronik

dalam penelusuran informasi koleksi perpustakaan ;

b. dapat menjadi alat telaah yang lebih mendalam mengenai

pengklasifikasian dengan menggunakan sistem DDC serta sistem

telusur elektronik dalam penelusuran koleksi perpustakaan.

E.Struktur Organisasi Penelitian

(14)

Bab I Pendahuluan. Membahas beberapa bagian yang dicantumkan

dalam penelitian ini yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian mengenai

persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan

sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB.

Bab II Kajian Pustaka. Menganalisa kajian teori yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti yaitu mengenai perpustakaan perguruan tinggi, persepsi

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC, pemanfaatan sistem telusur dan

persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan

sistem telusur. Pada bab II ini juga dijelaskan kerangka pemikiran dari

penelitian, asumsi serta hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Menentukan beberapa hal yaitu lokasi

penelitian, partisipan, populasi dan sampel, desain penelitian, metode

penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian.

BAB IV Temuan dan Pembahasan. Mencantumkan dua hal, yaitu

temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan

berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan

permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V Simpulan dan Rekomendasi. Melaporkan hasil penelitian yang

menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan

penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitan

1. Lokasi

Penelitian ini akan dilakukan di Perpustakaan STPB (Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung), yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No. 186

Bandung (40141). Perpustakaan STPB telah menerapkan sistem klasifikasi

DDC dalam pengklasifikasian bahan pustaka dan telah menggunakan

sistem telusur elektronik yaitu NCI Bookman untuk menelusur daftar

bibliografi perpustakaan.

2. Populasi

Mahasiswa yang terdaftar menjadi anggota Perpustakaan STPB

menjadi responden dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2012, hlm.

215) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pendapat

mengenai populasi tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2010, hlm.

173) yang mengatakan bahwa populasi adalah “keseluruhan objek

penelitian”.

Populasi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem

telusur elektronik. Dengan demikian yang menjadi objek populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh anggota Perpustakaan STPB pada tahun 2015

yang berjumlah 1374 pemustaka.

3. Sampel

Berdasarkan populasi dari suatu penelitian maka dapat ditarik

sampel penelitian menggunakan rumus yang ada. Menurut Arikunto (2010,

(16)

Pendapat mengenai sampel tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono

(2012, hlm. 81) yang mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dalam

penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan teknik sampling

incidental. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 84) nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Teknik sampling incidental digunakan untuk pengambilan sampel.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 82) “sampling incidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

pandangan orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data”.

Sample yang diambil untuk penelitian ini adalah pemustaka yang

merupakan anggota perpustakaan dari populasi yaitu anggota perpustakan

yang berjumlah 1374 pemustaka. Untuk menentukan jumlah sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus Yamane (Prasetyo dan Lina, 2010,

hlm. 137), berikut adalah rumus Yamane yang digunakan :

n = N

Nd2 + 1 n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

d : tingkat kesalahan sebesar 10%

Perhitungan :

n = N

Nd2 + 1

n = 1374

1374 (0,1)2 + 1

n = 1374

1374 (0,01) + 1

(17)

38

n = 93,21 dibulatkan menjadi 94 pemustaka

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa sampel dari semua anggota perpustakaan adalah berjumlah 94

pemustaka.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan

suatu penelitian. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu persepsi

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC sebagai variabel bebas (X) dan

pemanfaatan sistem telusur elektronik sebagai variabel terikat (Y). Berikut ini

desain penelitian mengenai hubungan antar variabel yang digambarkan dalam

bentuk tabel yang tertera dalam Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Y

X

Pemanfaatan sistem telusur

elektronik

(Y)

Persepsi pemustaka tentang sistem

klasifikasi DDC

(X)

XY

Desain penelitian di atas menjelaskan metode penelitian yang akan

digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Desain penelitian tersebut

merupakan konsep dasar yang dapat menuntun dalam proses penelitian yang

akan dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa

angket.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

(18)

hlm. 8) “prosedur pemecahan masalah pada metode deskriptif adalah dengan

cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang

berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan

diinterpretasikan, bentuknya berupa survei dan studi perkembangan.”

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 7) “metode kuantitatif merupakan metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis”.

Metode ini dipilih karena sesuai dengan masalah yang akan diteliti

yaitu untuk mendeskripsikan dan melihat bagaimana hubungan persepsi

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur

elektronik pada Perpustakaan STPB.

D. Definisi Oprasional

1. Persepsi pemustaka Sistem Klasifikasi DDC

Sistem klasifikasi DDC merupakan pengklasifikasian atau

pengelompokkan bahan perpustakaan berdasarkan subjeknya yang disusun

secara sistematis agar mudah ditemukan oleh pemustaka. Persepsi

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC merupakan pandangan

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC, yang diharapkan agar

pemustaka dapat memberikan tanggapan mengenai apa yang diketahui

tentang sistem klasifikasi DDC pada Perpustakaan STPB. Persepsi setiap

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC pada Perpustakaan STPB

berkemungkinan berbeda.

2. Pemanfaatan Sistem Telusur Elektronik

Sistem telusur elektronik merupakan katalog berbasis komputer

yang digunakan untuk menelusur bahan perpustakaan. Pemanfaatan sistem

telusur elektronik merupakan suatu upaya mengoptimalkan sistem telusur

yang ada di Perpustakaan STPB oleh pemustaka. Cara mengoptimalkan

sistem telusur ini adalah dengan memanfaatkannya dalam proses

(19)

40

E. Instrumen Penelitian

Meneliti merupakan aktifitas pengukuran, maka dari itu dalam

melakukan penelitian diperlukan adanya alat ukur. Alat ukur tersebut dapat

disebut juga dengan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm.

102) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket dengan butir-butir pernyataan yang telah memiliki jawaban alternatif.

Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi

pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur

elektronik menggunakan angket dengan skala Likert. Menurut Sugiyono

(2012, hlm. 93) “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Dalam penelitian ini digunakan skala Likert untuk mengukur persepsi.

Angket skala Likert yang digunakan adalah dengan mengaplikasikan

skala sikap 5 jenjang dengan alternatif jawaban yang diberi skor sebagai

berikut :

a. Sangat Setuju (SS) = 5

b. Setuju (S) = 4

c. Ragu-ragu (R) = 3

d. Tidak Setuju = 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Skor tersebut diberikan dengan ketentuan butir pernyataan yang

memiliki makna positif, sedangkan untuk butir pernyataan yang memiliki

makna negatif diberi skor sebagai berikut :

a. Sangat Setuju (SS) = 1

(20)

c. Ragu-ragu (R) = 3

d. Tidak Setuju = 4

e. Sangat Tidak Setuju (STS) = 5

Kisi-kisi angket dalam penelitian ini tentang indikator-indikator

yang berasal dari variabel X dan variabel Y, dilengkapi dengan nomor

butir pernyataan dan jumlah butir pernyataan yang dibuat. Kisi-kisi

tersebut tertera pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 tentang kisi-kisi penelitian.

Tabel 3.2

Kisi-kisi penelitian sebelum uji validitas

No Variabel Indikator

(21)

42

Kisi-kisi penelitian setelah uji validitas

(22)

di rak.

JUMLAH 35 Butir

F.Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam suatu penelitian digunakan untuk mengetahui

kelayakan dari alat ukur yang digunakan. Menurut Arikunto (2010, hlm.

211) validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kesahihan suatu instrumen”. Uji validitas dalam penelitian ini akan

menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal

dengan rumus Pearson product moment (Siregar, 2013, hlm. 48), yaitu

sebagai berikut :

n(∑(xy) - (∑x) (∑Y) rxy =

[n(∑x2

) - (∑x)2][n∑y2 – (∑y)2 Keterangan :

r

xy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

∑x = Jumlah skor yang diperoleh dari responden yang di uji

∑ Y = Jumlah skor seluruh item dari keseluruhan responden yang diuji n = Jumlah responden

Uji validitas untuk penelitian menggunakan sample sebanyak 32

anggota Perpustakaan STPB. Setiap butir soal dalam instrumen dikatakan

valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel. Sedangkan butir soal dikatakan

tidak valid apabila rhitung lebih kecil dari rtabel. Besar rtabel dengan jumlah

responden 32 orang yaitu sebesar 0,349. Perhitungan uji validitas dalam

(23)

44

SPSS Statistics 20. Berikut adalah hasil dari uji coba validitas dari variabel X dan variabel Y:

a. Hasil Uji Coba Validitas Variabel X (Persepsi Pemustaka

tentang Sistem Klasifikasi DDC)

Berdasarkan perhitungan menggunakan IBM SPSS Statistics 20

pada variabel X (Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi

DDC) yang berjumlah 17 butir pernyataan terdapat 6 butir

pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 2, 5, 9, 11, 14,

dan 16. Berikut penjelasan lebih lanjut tertera pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil uji coba validitas variabel X (Persepsi Pemustaka

tentang Sistem Klasifikasi DDC)

Pernyataan Nilai r Hitung

Nilai r

Tabel Keterangan

Pernyataan 1 0.645 0.349 Valid

Pernyataan 2 0.188 0.349 Tidak Valid

Pernyataan 3 0.646 0.349 Valid

Pernyataan 4 0.620 0.349 Valid

Pernyataan 5 0.341 0.349 Tidak Valid

Pernyataan 6 0.646 0.349 Valid

Pernyataan 7 0.620 0.349 Valid

Pernyataan 8 0.478 0.349 Valid

Pernyataan 9 (0.193) 0.349 Tidak Valid

Pernyataan 10 0.798 0.349 Valid

(24)

Pernyataan 12 0.532 0.349 Valid

Pernyataan 13 0.516 0.349 Valid

Pernyataan 14 0.331 0.349 Tidak Valid

Pernyataan 15 0.693 0.349 Valid

Pernyataan 16 0.306 0.349 Tidak Valid

Pernyataan 17 0.860 0.349 Valid

Setiap butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid akan

dihapus dan tidak dipergunakan lagi dalam penelitian selanjutnya.

Dengan demikian butir pernyataan yang digunakan untuk variabel X

(Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi DDC) yaitu

sebanyak 11 butir pernyataan.

b. Hasil Uji Coba Validitas Variabel Y (Pemanfaatan Sistem

Telusur Elektronik)

Berdasarkan perhitungan menggunakan IBM SPSS Statistics

20 pada variabel Y (Pemanfaatan Sistem Telusur Elektronik) yang berjumlah 33 butir pernyataan terdapat 9 butir pernyataan yang tidak

valid, yaitu pernyataan nomor 18, 29, 32, 36, 37, 38, 43, 46, 48.

Berikut penjelasan lebih lanjut tertera pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Hasil uji coba validitas variabel Y (Pemanfaatan Sistem

Telusur Elektronik)

Pernyataan Nilai r Hitung

Nilai r

Tabel Keterangan

Pernyataan 18 0.203

0.349 Tidak Valid

Pernyataan 19 0.716

(25)
(26)

Pernyataan 42 0.788

0.349 Valid

Pernyataan 43 (0.025)

0.349 Tidak Valid

Pernyataan 44 0.569

0.349 Valid

Pernyataan 45 0.393

0.349 Valid

Pernyataan 46 0.240

0.349 Tidak Valid

Pernyataan 47 0.526

0.349 Valid

Pernyataan 48 (0.240)

0.349 Tidak Valid

Pernyataan 49 0.730

0.349 Valid

Pernyataan 50 0.568

0.349 V alid

Setiap butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid akan

dihapus dan tidak dipergunakan lagi dalam penelitian

selanjutnya. Dengan demikian butir pernyataan yang digunakan

untuk variabel Y (Pemanfaatan Sistem Telusur Elektronik) yaitu

sebanyak 24 butir pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat kesahihan suatu alat

ukur yang digunakan dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010, hlm. 221)

reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa “suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik”. Uji reliabilitas untuk penelitian ini

menggunakan rumus Alpha Cronbach (Siregar, 2013, hlm. 58) yaitu sebagai

(27)

48

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya butir soal Σσb2 = Jumlah varians butir

σ12 = Varians total

Rumus Alpha Cronbach digunakan dalam penelitian ini karena

instrumen penelitian yang diterapkan adalah dengan skala Likert yaitu

dengan skala bertingkat. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan

reliable dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) >

0,6 (Siregar,2013, hlm. 57).

Untuk mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak maka nilai

koefisien alpha dibandingkan dengan 0,6. Jika nilai Alpha lebih besar dari

0,6 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Tetapi jika kurang dari

0,6 maka instrumen penelitian dinyatakan tidak reliabel. Berikut adalah

hasil uji coba reliabilitas pada variabel X (Persepsi Pemustaka tentang

Sistem klasifikasi DDC) dan variabel Y (Pemanfaatan Sistem Telusur

Elektronik) tertera pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.

Tabel 3.6

Hasil uji reliabilitas variabel X (Persepsi Pemustaka tentang

Sistem Klasifikasi DDC)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.848 17

Hasil uji coba reliabilitas pada variabel X (Persepsi Pemustaka tentang

Sistem Klasifikasi DDC) dengan jumlah butir sebanyak 17 butir

(28)

Alpha untuk variabel X lebih besar dari 0,6 maka variabel X dinyatakan

reliabel.

Tabel 3.7

Hasil uji reliabilitas variabel Y (Pemanfaatan Sistem Telusur

Elektronik)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.910 33

Hasil uji coba reliabilitas pada variabel Y (Pemanfaatan Sistem

Telusur Elektronik) dengan jumlah butir sebanyak 33 butir pernyataan

menggunakan Cronbach’s Alpha sebesar 0,910. Dengan demikian nilai Alpha untuk variabel X lebih besar dari 0,6 maka variabel X dinyatakan

reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan

informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 142) angket merupakan “teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket dalam

penelitian ini berupa seperangkat pernyataan yang akan dijawab oleh

responden dengan skala sikap 5 jenjang dari Likert. Angket tersebut akan

disebarkan kepada sampel yang akan diteliti yaitu pemustaka yang

merupakan anggota di Perpustakaan STPB.

(29)

50

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis data statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) “statistik

deskriptif dapat digunakan bila peneliti ingin mendeskripsikan hanya data

sampel, dan tidak ingin mengambil simpulan yang berlaku untuk populasi

dimana sampel diambil”. Jadi peneliti bermaksud mendeskripsikan data yang

diperoleh apa adanya tanpa bermaksud menarik simpulan yang berlaku secara

umum. Analisis data sendiri terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Tahap-Tahap Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari hasil penyebaran angket selanjutnya

diolah dalam beberapa tahapan pada prosedur pengolahan data. “Secara

garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu: persiapan,

tabulasi, penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian” (Arikunto, 2010, hlm. 278). Penjelasan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti

selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan tersebut mencakup:

1) Pemeriksaan identitas responden.

2) Pemeriksaan kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen,

dan memeriksa kelengkapan lembar instrumen.

3) Memeriksa isi instrumen, jika terdapat isian yang tidak

dikehendaki maka kemungkinan data tidak perlu untuk

disimpan.

b. Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data pada tabel dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya. Kegiatan tabulasi

antara lain adalah:

1) memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor

melalui tes;

2) memberi kode terhadap item yang tidak diberi skor;

3) mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan

(30)

4) memberikan kode (Coding). Coding adalah pemberian kode

atau skor untuk setiap option (pilihan) dari setiap item

berdasarkan ketentuan yang ada yakni dengan menggunakan

skala Likert.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian dimana data

yang telah diperoleh kemudian diolah dengan rumus-rumus atau

aturan-aturan secara kuantitatif.

2. Teknik analisis data

Kegiatan selanjutnya setelah tahap pengolahan data selesai dilakukan

adalah analisis data. Teknik analisis data bertujuan untuk menjawab

rumusan masalah dan menguji hipotesis. Analisis data dilakukan setelah

data dari sumber data yaitu responden atau sumber lainnya terkumpul.

Kegiatan teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

melakukan uji hipotesis/korelasi dan uji signifikasi. Berikut teknik analisis

data yang dilakukan:

a. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jadi

pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan analisis korelasional, sehingga besarnya hubungan

antara variabel akan dinyatakan dengan koefisien korelasi.

Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan rumus Rank Spearman karena data yang digunakan

(31)

52

skala Likert. Berikut ini adalah rumus yang digunakan (Sugiyono,

2011, hlm. 245) :

ρ = 1 – 6 Σbi2 n (n2– 1)

Keterangan:

ρ = Koefisien korelasi

N = Banyaknya sampel

∑d2

= Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan rank

variabel Y

Untuk mengetahui keberartian korelasi maka berikut ini adalah

pedoman untuk menginterpretasi koefisien korelasi menurut

(Sugiyono, 2014, hlm. 257) seperti tertera pada tabel 3.8.

Tabel 3.8

Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

b. Hipotesis Penelitian

Ho: ρ = 0

Tidak ada hubungan antara persepsi pemustaka tentang sistem

klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik

Ha : ρ ≠ 0

Ada hubungan antara persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi

DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik

(32)

t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

c. Uji Signifikansi

Tahapan selanjutnya sebelum dibuat simpulan harus dilakukan

pengujian atas tingkat keberartian (signifikansi) korelasi hasil

perhitungan tersebut. Pengujian signifikansi ini dilakukan dengan

menggunakan rumus uji t (Sugiyono, 2012, hlm. 184) yaitu:

t = r √ n – 2

1– r2

Keterangan:

t = distribusi dengan dk = n-2 r = koefisien korelasi

n = banyaknya data

Setelah mendapatkan koefisien thitung dari uji signifikansi

korelasi, kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan

nilai ttabel. Setelah itu baru dilakukan uji hipotesis penelitian.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan dalam penelitian mulai dari

persiapan awal yaitu pembuatan rencana penelitian, pelaksanaan penelitian,

hingga tahap akhir yaitu pembuatan laporan penelitian. Berikut merupakan

penjelasan dari ketiga tahapan tersebut :

1. Pembuatan Rencana Penelitian

Langkah-langkah dalam tahapan pembuatan rencana penelitian ini

adalah memilih masalah yang akan diteliti, studi pendahuluan,

(33)

54

pendekatan, dan menentukan variabel serta sumber data untuk

penelitian ini.

2. Pelaksanaan Penelitian

Langkah dalam tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah

menentukan dan menyusun instrumen, mengumpulkan data,

menganalisis data dan kemudian menarik simpulan dari data yang

telah didapat.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Pada tahapan pembuatan laporan penelitian ini peneliti menulis

temuan sesuai dengan data yang telah didapatkan dan diolah menjadi

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan penelitian yang berjudul “Hubungan Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi DDC dengan Pemanfaatan Sistem Telusur

Elektronik pada Perpustakaan STPB” maka dapat ditarik beberapa simpulan.

1. Simpulan umum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC

dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB,

maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara keduanya signifikan dan

dengan tingkat hubungan pada kategori sedang. Sehingga hubungan

keduanya bersifat positif. Dengan demikian pemustaka Perpustakaan STPB

telah cukup memahami cara kerja sistem klasifikasi DDC sehingga sistem

telusur elektronik dapat termanfaatkan untuk tujuan penelusuran informasi

di perpustakaan.

2. Simpulan khusus

Simpulan khusus mengenai gambaran persepsi pemustaka tentang

sistem klasifikasi DDC pada Perpustakaan STPB adalah bahwa sebagian

besar pemustaka sudah memahami penggunaan dan maksud dari sistem

klasifikasi DDC sebagai alat pengelompokan bahan perpustakaan sesuai

subjek dan sebagai petunjuk dalam penelusuran. Pengelompokan bahan

perpustakaan berdasarkan isi/ subjek membantu pemustaka menemukan

bahan perpustakaan sesuai dengan yang dibutuhkannya. Pemberian

identitas pada label penomoran klasifikasi sudah sesuai dengan identitas

dari bahan perpustakaan tersebut. Sistem klasifikasi dapat menunjukkan

(35)

99

berkelompok sesuai subjeknya sehingga memudahkan pemustaka dalam

pemerolehan bahan.

Simpulan khusus mengenai gambaran persepsi pemustaka tentang

sistem klasifikasi DDC pada Perpustakaan STPB adalah pemustaka

Perpustakaan STPB pada umumnya menggunakan kata kunci subjek dalam

melakukan penelusuran bahan perpustakaan. Sebagian besar pemustaka

telah memahami tata cara penggunaan software sistem telusur elektronik

yaitu NCI Bookman dalam proses penelusuran dan menganggap tampilan

software (interface) cukup menarik. Keberadaan alat telusur dapat diketahui oleh pemustaka karena letaknya yang strategis dengan pintu

masuk. Akan tetapi, hardware dalam melakukan penelusuran yaitu mouse

sering mengalami kerusakan hingga tidak dapat digunakan. Pemustaka

pada umumnya menggunakan kata kunci subjek untuk melakukan

penelusuran pada sistem telusur, akan tetapi sebagian besar pemustaka

kurang mengerti cara menggunakan kata kunci dalam penelusuran.

Sebagian besar pemustaka menemukan bahan perpustakaan yang

dibutuhkan secara lebih akurat, cepat, dan mudah karena menelusur

terlebih dahulu pada sistem telusur elektronik. Sebagian pemustaka lain

beranggapan bahwa setelah menemukan data bahan perpustakaan pada

sistem telusur, ternyata bahan perpustakaan tersebut tidak terdapat di rak.

Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian data yang ada dengan kenyataan rak.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan di lapangan, maka

peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan

masukan dan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait. Berikut adalah beberapa

rekomendasi yang dapat disampaikan.

1. Bagi Perpustakaan STPB

a. Sebaiknya komputer untuk melakukan penelusuran ditambah jumlahnya

karena dengan jumlah saat ini yaitu satu komputer untuk penelusuran

(36)

komponen yang sering mengalami kerusakan membuat pemustaka sulit

melakukan penelusuran.

b. Sebaiknya disamping komputer untuk melakukan penelusuran dibuat

langkah-langkah singkat untuk melakukan penelusuran dengan benar

sehingga pemustaka tidak perlu lagi bertanya kepada pustakawan.

2. Bagi Pustakawan dan Staf Perpustakaan STPB

a. Sebaiknya pustakawan beserta staf memberikan layanan user education

secara berkala kepada pemustaka tentang cara membaca sistem

klasifikasi DDC dan menggunakan sistem telusur elektronik, agar

pemustaka mengetahui cara menelusur secara cepat dan tepat.

b. Sebaiknya pustakawan beserta staf melakukan shelving secara rutin agar

bahan perpustakaan tetap tersusun berdasarkan sistem penomoran

klasifikasinya.

3. Bagi Pemustaka

a. Sebaiknya pemustaka dapat menelusur bahan perpustakaan yang

dibutuhkan secara mandiri dengan bantuan alat telusur tanpa bertanya

lagi kepada pustakawan.

b. Sebaiknya pemustaka dapat menjaga kelestarian alat telusur agar alat ini

dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu panjang.

c. Sebaiknya pemustaka tidak mengembalikan bahan perpustakaan sendiri

ke rak agar susunan buku di rak tidak berubah dan tetap sesuai dengan

urutannya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan peneliti selanjutnya yang meneliti mengenai sistem

klasifikasi DDC yang dihubungkan atau pengaruhnya terhadap

pemanfaatan sistem telusur elektronik, karena peneliti hanya

menggambarkan saja penelitian mengenai persepsi pemustaka tentang

(37)

101

b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik pengumpulan

data yang lebih beragam tidak hanya angket saja melainkan dapat juga

menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan data yang lebih

(38)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR BUKU DAN JURNAL

Ahmad, F. (2012). Temu kembali bahan pustaka di Perpustakaan STKIP PGRI

Sumbar. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 1 (1), hlm.

459-465.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Djatin, J. (1996). Penelusuran literatur. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hamakonda, T. P. & Tairas, J.N.B. (2001). Pengantar klasifikasi persepuluhan

Dewey. Jakarta: Gunung Mulia.

Hendriyana, R. (2012). Penggunaan sistem klasifikasi antara sistem klasifikasi the

national technicalinformation service dan Dewey decimal classification. Visi Pustaka, 14 (3), hlm. 64-71.

Lasa, Hs. (2009). Kamus kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher.

Kao, M. L. (1995). Cataloging and classification for library technicians. New

York: The Haworth Press.

Mawati, Y. (2013). Pemanfaatan Online Public Access Catalog (OPAC) untuk

meningkatkan kualitas layanan di Universitas Negeri Padang. Jurnal

Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 2 (1), hlm. 435-442.

Nuansa Cerah Informasi. (n.d). Manual operasi NCI Bookman: manajemen

administrasi perpustakaan. Bandung: PT. Nuansa Cerah Informasi.

Pendit, P.L. (2007). Perpustakaan digital. Jakarta : Toko Buku Sagung

Seto.

(39)

Prastowo, A. (2013). Manajemen perpustakaan sekolah profesional. Yogyakarta:

Diva Press.

Purwono. (2010). Dokumentasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sinaga, D. (2011). Mengelola perpustakaan sekolah. Bandung: Bejana.

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: dilengkapi dengan perbandingan

manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Sobur, A. (2013). Psikologi umum: dalam lintasan sejarah. Bandung: Pustaka

Setia.

Soeatminah. (1992). Perpustakaan kepustakawanan dan pustakawan. Yogyakarta: Kanasius.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Supriyanto, W. & Muhsin, A. (2008). Teknologi Informasi Perpustakaan.

Yogyakarta: Kanisius.

Suwarno, W. (2009). Psikologi perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

Suwarno, W. (2010). Dasar-dasar ilmu perpustakaan: sebuah pendekatan praktis.

Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Yusup, P. M. (2013). Ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Yusup, P.M. & Subekti, P. (2010). Teori dan praktik penelusuran informasi

(40)

DAFTAR PERUNDANG-UNDANGAN

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0103/o/1981 tentang Pokok-pokok

Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan di Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

DAFTAR ONLINE

Wikipedia. (2015). Jaringan Komputer. [Online]. Diakses dari

http://id.m.wikipedia.org/wiki/jaringan_komputer. [28 Juni 2015].

Wikipedia. (2015). Perangkat keras. [Online]. Diakses dari

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kisi-kisi penelitian setelah uji validitas
Tabel 3.4 Hasil uji coba validitas variabel X (Persepsi Pemustaka
+3

Referensi

Dokumen terkait

Motif pinggiran adalah motif yang khusus dipakai sebagai hiasan pinggir kain atau untuk batas antara bidang yang berpola dengan bidang yang kosong tidak berpola.. Analisis

3) Hasil perhitungan jumlah dana pada butir 2) dikonversikan ke dalam mata uang rupiah sesuai dengan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. 4) Jumlah dana

Dari fenomena yang terjadi di dalam PO Sugeng Rahayu dengan adanya perubahan semua seperti nama, logo dan slogan adalah untuk mempertahankan perusahaan tidak

Dengan berpegang pada teori- teori ini dapat dibangun asumsi bahwa seni lukis realisme sosial Batuan adalah seni hibrid yang muncul tidak lepas dari permainan kuasa yang ada

Secara teknis kedua alat musik ini sama-sama menggunakan tangan dan kaki untuk memainkan, secara pola ritme kendang Sunda juga memiliki pola ritme yang tetap

Hasil implementasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa berpikir kritis siswa dalam collaborative problem solving terkait penerapan barisan dan deret pada pasangan kolaborasi

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut produk drum band dari Industri Rumahan Drum Band Pak Mulyono; dan

intrusion detektion system (IDS) dengan mengunakan Base ( Basic Analysis And Security Engine ) dan sensor Snort pada server data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi