• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KARAKTER SISWA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN KARAKTER SISWA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

5262/UN.40.2.2/PP/2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

(Studi Kasus di SMA Negeri 22 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh: Anggi Tifani

0906385

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

5262/UN.40.2.2/PP/2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

Oleh:

ANGGI TIFANI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© ANGGI TIFANI 2016

Universitas Pendidikan Indonesia

JUNI 2016

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBINAAN KARAKTER SISWA SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

(Studi Kasus di SMA Negeri 22, Bandung)

ANGGI TIFANI, RAHMAT, DARTIM NAN SATI

Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

Email : anggi_tifani91@yahoo.com

ABSTRAK

(5)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Competence siswa dilaksanakan melalui pemberian teori di dalam kelas, melalui beberapa kegiatan seperti MABIT Camp, kunjungan kepantiasuhan dan kunjungan ke tempat ibadah agama lainnya. 3) Upaya pengembangan Will Behaviour siswa dilaksanakan melalui pembiasan penerapana karakter ideal sehari – hari. 4) Upaya pengembangan Life Skill siswa dilaksanakan melalui pemberian kecakapan khusus dalam Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global melalui beberapa program terpadu seperti Ekstrakulikuler.

Kata kunci : Karakter, Sumber Daya Manusia, Pembinaan Karakter

(6)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

CONSTRUCTION CHARACTER OF STUDENTS IN AN EFFORT TO THE DEVELOPMENT OF HUMAN RESOURCES (HR) SUPERIOR

(Case studies in high school 22, Bandung)

One of the goals of the national development of Indonesia is improving the quality of human resources (HR), HR is considered a competitive advantage for the

pursuit of failed State – developed countries. One of the efforts to achieve that goal is by

the investment of human resources (HR) through the construction of the character as a real national development applications which are directional and the training is done on a consistent basis. In line with this, 22 high school, Bandung did the construction of the characters in any school activities.

This research seeks to uncover some formulation of the problem: 1) How the implementation of the activities of the construction of the characters in the quest for human resource development (HR) superior high school students at 22, Bandung; 2) How the implementation of the activities of the construction of the characters in the effort of developing Intellectual Competence in students high school 22, Bandung; 3) How the implementation of the activities of the construction of the characters in the effort of developing Well Behaviour in students SMAN 22, Bandung; 4) How the implementation of the activities of the construction of the characters in an attempt on life skill development of middle school students over 22, Bandung.

The approach used is to approach as an approach to quantitative and qualitative primary as secondary approach. The collection of data obtained through observation, interview, and now the study documentation. The population was all over middle school students over 22, Bandung. Sampling was carried out by purposive sampling. class X 9 and XI IPA 1.

(7)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Istilah ... 12

F. Struktur Organisasi Skripsi ... BAB II LANDASAN TEORI ... 14

A. Pembinaan Karakter ... 14

1. Pengertian Pembinaan Karakter ... 14

2. Tujuan Pembinaan Karakter ... 19

3. Jenis-Jenis Pembinaan Karakter ... 20

4. Nilai - Nilai Pembinaan Karakter ... 20

5. Prinsip - Prisip Pembinaan Karakter ... 22

6. Strategi-strategi Pembinaan Karakter ... 23

7. Pembinaan Karakter DiSekolah ... 27

B. Sumber Daya Manusia Unggul ... 30

1. Pengertian Sumber Daya Manusia Unggul ... 30

2. Tuntutan Sumber Daya Manusia Unggul ... 31

3. Klasifikasi Sumber Daya Manusia Unggul ... 33

4. Unsur - Unsur Manjemen Sumber Daya Manusia Unggul ... 36

5. Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia Unggul ... 36

C. Pembangunan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Melalui Pembinaan Karakter ... ... 37

1. Berubahnya Paradigma : Dari Headstart ke Heartstar untuk Memperbaiki Kualitas SDM... 38

2. Pembinaan Karakter Untuk Keberhasilan Akademik... 40

3. Pembinaan Karakter Untuk Kesehatan Fisik... 40

4. Pembinaan Karakter Penunjang Perilaku Pro – Sosial... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 42

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44

(8)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Subjek Penelitian ... 44

C. Prosedur Penelitian... 45

1. Tahap Pra Penelitian... 45

2. Tahap Persiapan Penelitian ... 45

3. Tahap Pelaksanan Penelitian ... 46

D. Instrumen Penelitian... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Wawancara ... 47

2. Observasi ... 48

3. Studi Dokumentasi ... 48

4. Studi Literatur ... 49

5. Triangulasi ... 49

6. Analisis Data ... 50

F. Analisis Data ... 50

1. Validitas Data ... 52

2. Kredibilitas ... 52

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Temuan Penelitian ... 57

1. Gambaran Umum SMA Negeri 22 Bandung ... 57

a. Profil SMA Negeri 22 Bandung ... 57

b. Visi dan Misi Sekolah ... 57

c. Prasarana, Sarana dan Lingkungan Sekolah ... 58

d. Struktur Organisasi Sekolah ... 58

B. Deskripsi Temuan Penelitian ... 59

C. Pembahasan Temuan Penelitian ... 64

1. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Karakter di SMA Negeri 22 Bandung ... 64

2. Cara yang dilakukan dalam upaya pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul di SMA Negeri 22 Bandung ... 65

3. Kendala Yang Dihadapi dalam upaya pengembanag Sumber Daya Manusia Unggul di SMA Negeri 22 Bandung ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif didasarkan pada dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai – nilai pembinaan karakter siswa sebagai rasa tanggung jawab kewargaan, dimana penelitian ini merupakan penelitian yang berlatar belakang alamiah atau bersifat kealamiahan dan tidak bisa dilakukan di laboraturium, melainkan harus terjun langsung ke lapangan. Kedua, penelitian ini berkaitan dengan subjek primer yang berada langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil data-data yang akurat dan diinterpretasikan melalui penjelasan dan kata-kata yang sesuai dengan peneluan yang ada di lapangan.

David Williams (Moleong, 2010: 5) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah. Hal senada juga dikemukakan oleh Ikbar (2012: 114) penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagi metode ilmiah.

Bertolak dari pendapat di atas juga dikuatkan oleh Nasution (Sugiyono, 2008: 205) penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Moleong (Ikbar, 2012: 146) 11 karakteristik pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut:

(10)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui pendekatan kualitatif diharapkan penulis mampu untuk memahami objek yang diteliti secara khusus sebagai suatu kasus, serta mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteristik yang terdapat didalam kasus yang diteliti. Pada penelitian ini, Peneliti menjadikan SMAN 22 Bandung sebagai objek penelitian. Menimbang bahwa SMAN 22 Bandung memiliki karakteristik dan kekhasan tersendiri dalam pembinaan karakter siswa.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu pedoman bagi Peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2010: 145) metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi merupakan hal yang penting bagi Peneliti dalam melakukan hal penelitiannya.

Peneliti juga memilih metode studi kasus, menurut pandangan Frey dkk (Mulyana, 2008: 202) karena studi kasus menerapkan prinsip umum terhadap situasi-situasi spesifik atau contoh-contoh, yang disebut kasus-kasus. Tujuan penelitiannya adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus. Analisis pada studi kasus juga berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti, hal tersebut diperkuat oleh Dedy Mulyana (2008: 201) studi kasus adalah

uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau suatu situasi sosial. melalui metode pengamatan, wawancara, dan studi sokumentasi.

(11)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Obyek penelitian menurut Spradley (Sugiyono, 2008:68) terdiri atas tiga komponen, yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas). Lokasi (place) penelitian merupakan sasaran penelitian atau tempat di mana pelaksanaan penelitian akan berlangsung. Lokasi penelitian yang dipilih oleh Peneliti adalah SMA Negeri 22 Bandung. Penentuan lokasi ini, menimbang bahwa SMA Negeri 22 Bandung merupakan salah sekolah yang telah menerapkan kegiatan pembinaan karakter yang terstruktur, dengan diciptakannya kantin kejujuran sebagai salah satu pembinaan karakter yang nyata. Hal ini mendorong Peneliti, tertarik meneliti secara langsung.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan aktor atau orang-orang yang memegang peranan dalam mendapatkan sejumlah informasi yang diharapkan. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah

a. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Kepala sekolah merupakan seorang informan yang dianggap benar-benar mengetahui mengenai seluk beluk yang akan Peneliti teliti. Sehingga data-data yang diperlukan dapat akurat dan kredibel.

b. Koordinator Bimbingan Konseling

Guru bimbingan konseling adalah orang yang terjun langsung ke lapangan dalam menyelesaikan setiap permasalahan, membimbing dan membina siswa dalam pembinaan karakterr. Dengan kata lain, guru bimbingan konseling dapat dikatakan guru yang mampu melihat perkembangan siswa dalam pembinaan karakter yang diterapkan disekolah.

c. Koordinator Ektrakulikuler

Koordinator ekstarkulikuler adalah orang yang terjun langsung ke lapangan dalam melatih, membimbing dan mengajarkan siswa dalam mengembangkan minta dan bakatnya. Dengan kata lain, koordinator ekstrakulikuler dapat dikatakan guru yang mampu melihat perkembangan siswa dalam pengembangan minta bakat dalam pembinaan karakter.

d. Guru Pendidikan Kewarganegaraan

(12)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki tugas yang sangat penting dan fundamental dalam mebentuk karakter siswa. Dengan kata lain. Guru Pendidikan Kewarganegaraan menjadi tolak ukur keberhasil pembinaan karakter disekolah

e. Siswa

Siswa ini merupakan subjek yang dibina, dibimbing, diajarkan dan dilatih dalam pengembangan karakter diri positif, sehingga menjadi fokus utama dalam keberhasilan program pembinaan karakter disekolah. Menimbang bahwa siswa merupakan subjek yang terjun langsung dalam pembinaan karakter dan mampu menyerap sejumlah manfaat, nilai-nilai moral yang terdapat dalam pembinaan karakter disekolah.

C.Prosedur Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra-penelitian ini penulis mengajukan rancangan penelitian yang isinya memuat latar belakang masalah serta alasan pelaksanaan penelitian, kajian kepustakaan, rumusan masalah, rancangan pengumpulan data serta pengurusan surat izin penelitian.sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh prosedur perizinan sebagai berikut:

a. Pada langkah pertama peneliti mengajukan surat izin kepada ketua jurusan PKn FPIPS UPI Bandung.

b. Setelah memperoleh izin dari ketua jurusan PKn kemudian diteruskan untuk mendapatkan izin dari pembantu dekan 1 FPIPS UPI Bandung dengan melampirkan 1 buah proposal, bukti pembayaran, dan surat dari jurusan.

c. Setelah keluar surat dari pembantu dekan , peneliti meneruskan meminta rekomendasi izin kepada rektor UPI Bandung, melalui Pembantu Rektor bidang akademik.

d. Berdasarkan surat izin Rektor melalui pembantu Rektor Upi Bandung, kemudian peneliti mengajukan untuk memperoleh perizinan ke Kepala Badan Kesatuan Bnagsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung (KESBANG).

e. setelah memperoleh izin dari Kepala Badan Kesatuan Bnagsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung (KESBANG) maka peneliti meneruskan perizinan kepada kepala sekolah SMAN 22 Bandung.

f. Setelah memperoleh izin dari Kepala Sekolah SMAN 22 Bandung penulis mulai melakukan penelitian.

2. Tahap Persiapan Penelitian

(13)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Menyusun instrumen wawancara yang dibuat secara sistematis sesuai dengan subjek penelitian

2) Rumusan instrumen wawancara yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan melalui bimbingan secara intensif untuk direvisi kekurangan dan kelemahannya. 3) Mempersiapkan perizinan yang diperlukan untuk kelancaran penelitian. 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, Peneliti terjun langsung ke lapangan guna mengumpulkan data-data yang sesuai dengan permasalahan yang Peneliti kaji. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian antara lain:

a. Menghubungi pihak sekolah SMA Negeri 22 Bandung untuk meminta informasi dan meminta izin untuk penelitian

b. Menentukan informan yang akan di wawancarai antara lain; wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator bimbingan dan konseling, koordinator ekstrakulikuler, guru Pendidikan kewarganegaraan dan siswa

c. Menghubungi informan yang akan diwawancara

d. Mengadakan wawancara dengan informan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan e. Membuat studi dokumentasi dan catatan yang diperlukan dan dianggap berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti D.Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian pada penelitian kualitatif merupakan salah satu pemegang yang paling dominan yang mencakup keseluruhan proses dalam penelitian yang merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafisi data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Sugiyanto (Hasan, 2002: 76) instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Peneliti utama dalam penelitian kualitatif ini, diharapkan siap untuk melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Sejalan dengan pendapat Maryaeni (2005: 68) salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah keterlibatan peneliti dalam rangka mengumpulkan data penelitian. Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti. Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2008: 60) menyatakan bahwa:

(14)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya Nasution (Sugiyono, 2008: 60) menyatakan :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalh, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Sesuai dengan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah Peneliti itu sendiri, posisi ini menuntut kualitas Peneliti yang benar-benar memahami metodologi penelitian, mencatat segala seuatu atau semua gejala selama proses penelitian, didukung dengan pengalaman yang cukup dalam melakukan penelitian, agar mampu menghasilkan penelitian yang bermutu.

E.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik-teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2006: 180). Definisi tersebut, sejalan dengan pendapat Esterberg (Sugiyono, 2008: 72) wawancara adalah a meeting of two persons to exchange information and idea throughy question and responses, resulting in communication and join construction of meaning about a particular topic.

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk bisa menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampu, dan memproyeksikan hal-hal itu yang dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang (H.B. Sutopo, 2006: 68).

(15)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ekstrakulikuler, Guru Pendidikan Kewarganegaraan dan Siswa SMA Negeri 22 Bandung.

2. Observasi

Nasution (Sugiyono, 2008: 64) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Melalui pengamatan, seorang Peneliti dapat berpartisipasi dalam kegiatan subjek penelitian baik mengamati apa yang mereka lakukan, mendengarkan apa yang mereka katakan, dan menanyai orang-orang lainnya disekitar mereka selama jangka waktu tertentu. Hasil kegiatan observasi bisa berupa catatan, rekaman atas suatu peristiwa (Maryaeni, 2005: 69).

Menurut Patton dan Nasution (Sugiyono, 2008: 67), dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah :

1) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh

2) Dengan observasi maka diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery

3) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

4) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga

5) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif

6) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

Merujuk pada pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, observasi yang dilakukan oleh Peneliti memiliki peranan yang sangat penting, karena pada teknik observasi, Peneliti benar-benar terjun langsung ke lapangan, mengamati, meneliti, mencermati hal-hal apa saja yang menjadi fokus permasalahan yang akan diteliti, seyogyanya Peneliti harus memperhatikan prinsip-prinsip pada penelitian.

3. Studi Dokumentasi

(16)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di tempat kerja, di masyarakat, autobiografi dan sejumlah foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Dokumen digunakan bagi peneliti sebagai sumber data, karena dokumen dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Guba dan Lincoln (Moleong, 2010: 216) mendefinisikan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Pada penelitian ini, jenis dokumentasi sebagai alat pengumpulan data adalah biografi, autobiografi dan laporan media masssa, untuk mempertajam hasil data.

Ketika penelitian berlangsung, Peneliti diberikan perizinan untuk merekam dan mengambil gambar-gambar pada saat pertunjukan angklung dan saat berrlatihpeserta berlatih bermain angklung. Sejumlah gambar tersebut memberikan kekuatan data agar penelitian ini memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

4. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, karya ilmiah, skripsi atau pun tesis yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat memperoleh data secara teoritis sebagai penunjang penelitian.

Rodiah (2010: 32) Studi literatur adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.

Pada saat penelitian berlangsung, peneliti memperoleh data-data yaitu mengenai SMA Negeri 22 Bandung, data mengenai kegiatan dan prestasi siswa , Skripsi juga menjadi bahan rujukan Peneliti sebagai penunjang penelitian. Sejumlah buku-buku, skripsi dan data yang diperoleh di lapangan, kemudian peneliti mencermati, menelaah dalam menjawab rumusan masalah dan melaporkan data hasil penelitian.

5. Triangulasi

(17)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada saat penelitian berlangsung, peneliti juga mewawancarai kepada beberapa narasumber yang berkompeten, dan berulang kali mengadakan wawancara dengan narasumber yang sama untuk menghasilkan data yang akurat. Dokumentasi juga peneliti lakukan didalam setiap kegiata siswa serta peneliti juga membaca beberapa literatur dari penelitian terdahulu, serta melakukan observasi. Melalui triangulasi, diharapkan data-data tersebut memiliki keakuratan yang tinggi sehingga dapat dipercaya oleh para pembaca.

F. Analisis Data

Pada penelitian kualitatif, analisis dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Alasan tersebut didasari agar Peneliti tidak merasa kebingungan terhadap data-data yang telah terkumpul. Hal tersebut, sejalan dengan pendapat Matthew B. Miles pada buku karangan Hamid Patilima (2004: 100) dijelaskan bahwa pada analisis kualitatif, data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka.

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2010: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, mimilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Analisis data merupakan “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain” (Sugiyono, 2008: 89).

(18)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Peneliti dalam melaksanakan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Analisis sebelum di lapangan

Pada tahap ini, penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Fokus penelitian masih bersifat sementara akan terus berubah serta berkembang sesuai dengan data yang ada di lapangan.

2. Analisis data di lapangan

Pada penelitian kualitatif, analisis data dapat dilakukan bersamaan saat pengumpulan data. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban, yang diwawancarai belum memuaskan, maka Peneliti dapat mendalami atau melanjutkan pertanyaan-pertanyaan seputar masalah yang ingin diteliti, hingga datanya jenuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.

Pada pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan pada saat peneliti melakukan analisi data sebelum di lapangan dan analisis data di lapangan, selanjutnya data-data tersebut ditarik kesimpulan berkenaan terhadap masalah-masalah yang diteliti. Adapun tahapan-tahapan atau langkah-langkah dalam penyusunan laporan akhir. Tiga komponen utama teknik analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 247-253) yaitu :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Melalui reduksi, mka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data, pada penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejensinya, namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/Verification

(19)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan langkah-langkah di atas menurut analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, diharapkan Peneliti mampu untuk menganalisis data sesuai dengan langkah-langkah dan landasan teori tersebut, sehingga mampu menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang di lapangan agar penelitian ini berakhir dengan keabsahan yang dapat dipertanggungjawabkan.

G. Validitas Data

Pada penelitian kualitatif, derajat kepercayaan sangat penting setelah melaporkan hasil data yang telah ditemui oleh Peneliti. Peneliti diharapkan untuk memeriksa terhadap keabsahan data yang digunakan untuk menyanggah balik, bila penelitian ini dikatakan tidak ilmiah, serta keabsahan data merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan oleh penelitian kualitatif.

Adapun pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi 4 teknik:

1. Kredibilitas (Credibility)

(20)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

[image:20.595.67.338.90.482.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Gambar 3.1 Uji Kredibilitas dalam penelitian Kualitatif (Sugiyono, 2011: 270) a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dilakukan Peneliti untuk mengetahui dan mengecek kembali terhadap kebenaran data yang di lapangan. Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap mencurigakn atau dianggap orang asing oleh narasumber. Sehingga data atau informasi yang diperoleh belum dapat dikatakan kredibel. Berkenan dengan hal tersebut, Peneliti diharuskan untuk mengecek kembali data ke lapangan, melalui pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

Perpanjangan pengamatan dilakukan tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti data yang tampak. Keluasan berarti, banyak sedikitnya Uji

Kredibilitas data

Analisis Kasus Negatif

Diskusi dengan teman sejawat Triangulasi Peningkatan Ketekunan Perpanjangan Pengamatan

(21)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi yang diperoleh. Data yang pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat, sistematis dan berkesinambungan. Meningkatkan ketekunan dapat dikatakan sebagai untuk meningkatkan kredibilitas data yang telah diperoleh. Meningkatkan ketekunan juga dapat dilakukan dengan cara membaca buku melalui berbagai referensi maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. c. Triangulasi

William Wiersma (Sugiyono, 2011: 273) triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

[image:21.595.94.434.513.715.2]

Triangulasi sumber data untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai narasumber. Berbagai informasi yang dilakukan dari berbagai narasumber, maka Peneliti harus mengecek kembali, mengorganisasikan dan memilah data apa saja yang penting dan yang tidak penting. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan cara mengecek kepada sumber data yang dilakukan yaitu wawancara, dokumen, dan observasi.

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Sumber Data

Wakasek Guru

Siswa

(22)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

[image:22.595.100.439.79.277.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Observasi

Dokumen

Sumber: Diadopsi dari Sugiyono (2011: 273) d. Analisis Kasus Negatif

Kasus yang bertentangan atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Bila tidak ada lagi data yang berbeda, maka atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi, bila Peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

e. Menggunakan bahan referensi

Data pendukung yang ditelah ditemukan oleh Peneliti. Misalnya, hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Pada laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.

f. Mengadakan Membercheck

(23)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rumusan masalah yaitu kegiatan pembinaan karakter siswa dalam upaya pengembangan sumber daya manusia unggul.

2. Pengujian transferabilitas (Transferability)

Laporan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditransfer pada peneliti lainnya untuk memtuskan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lainnya. Laporan dalam penelitian harus diuraikan secara rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Pengujian dependabilitas (Dependability)

Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak, dengan cara menelusuri atau mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian yaitu merancang rumusan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, hingga membuat kesimpulan.

4. Pengujian konfirmabilitas (confirmability)

(24)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan umum pembinaan karakter siswa dalam upaya pengembangan sumber daya manusia unggul berjalan dengan baik dan memberi pengaruh positif terhadap karakter siswa adapun kesimpulan khusus :

1. Kegiatan pembinaan karakter di SMA Negeri 22 Bandung yaitu program Pengembangan Diri, Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global. Pembinaan karakter yang diterapkan dapat dikatakan berhasil dan berjalan dengan positif dengan indikator penerapan beberapa aspek diantaranya : Knowing the good, loving the good ,desiring the good, and acting the good (mengetahui, mencintai, menginginkan dan mengerjakan) dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dengan menggunakan prinsip Multiple Intelligences, Non – Sektarian, penggabungan keunggulam “Barat dan Timur”, penghargaan ekstitensi siswa dan penyampaian materi dengan pelibatan langsung emosi siswa dan aplikasi dalam kehidupannya sehari – hari.

(25)

81

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainn sikap hormat dan saling menghormati dalam setiap kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan orang lain, pengakuan atas persamaan derajat hak dan kewajiban dan menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban.

3. Kendala yang dihadapi oleh sekolah hanyalah kendala temporer yang sementara, yang bisa diatasi secara internal oleh pihak sekolah. Butuh penyesuaian paradigma dalam konsep pembinaan karakter, agar kegiatan pembinaan karakter sesuai dengan tujuannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan

a. Adanya pelatihan – pelatihan dan pembinaan – pembinaan seperti pelatihan dalam memetakan minat bakat siswa agar pembinaan karakter melalui minat bakat siswa dapat teraplikasikan dengan baik. Dapat juga dilaksanakan pelatihan pada guru yang memiliki kemampuan soft skill agar lebih menunjang dalam pelaksanaan dan mrndampingi siswa dalam mengembangkan minat dan bakat nya dalam upaya pembinaan karakter b. Kerjasama seluruh sektor yang saling berkaitan satu sama lain, dalam

mendukung pembinaan karakter sebagai suatu gerakan nasional yang nyata. Adapun sektor – sektor yang dapat mendukung kegiatan pembinaan karakter antara lain Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Hukum dan HAM, Dinas Kesehatan, Dinas Pemuda Olah Raga ,Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

2. Bagi Sekolah

(26)

82

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara kompetitif didunia kerja maupun di masyarakat. Fasilitas dan pembimbing yang propesional hendaknya lebih diutamakan agar pembinaan karakter siswa yang religious lebih optimal.

b. Sekolah lebih mengoptimalkan potensi siswa untuk dapat berkarya dengan kreatif dan inovatif dalam bidang apapun. Karena potensi siswa dapat menjadi bekal utama yang menunjang masa depan siswa kelak dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Lebih meningkatkan proses pembelajaran yang efektif di sekolah. Hendaknya sekolah memberi kebebasan dan tanggu jawab kepada guru, agar dapat lebih ekspresif, kreatif dan inovatif dalam menentukan metode pembelajaran di dalam kelas.

3. Bagi Guru

Guru adalah aktor yang paling memerankan peran yang strategis dalam menentukan keberhasilan pembentukan kualitas individu siswa. Oleh karena itu, keunggulan guru SMA Negeri 22 Bandung harus tetap dijaga dan ditingkatkan. agar menjadi teladan bagi para siswa dalam proses kegiatan pembinaan karakter.

4. Bagi Siswa

Siswa sebagai subjek dan objek pembinaan karakter hendaknya terus belajar untuk meningkatkan pemahaman yang cukup akan fungsi pelaksanaan pembinaan karakter yang dilaksanakannya karena merekalah yang menjadi subjek dan objek pembinaan karakter.

5. Bagi Orang Tua

Dalam lingkungan keluarga diupayakan untuk meningkatkan proses penguatan, pengawasan dan dukungan dari orang tua atau wali agar semakin membina karakter mulia siswa yang telah dikembangkakn disekolah menjadi kegiatan keseharian di rumah dan lingkungan masyarakat.

6. Bagi Peneliti Lain

(27)

83

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

unggul. Serta meneliti tentang pengaruhnya terhadap dunia kerja disamping keunggulan karakternya.

7. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

a. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya mengayomi mahasiswa agar dapat membentuk jiwa pemimpin dalam upaya pembinaan karakter. Hal tersebut dapat berguna menjadi bekal mahasiswa pendidikan kewarganegaraan dalam hidup bermasyarakat baik sebagai lulusab Pendidikan Kewarganegaraan yang brkualitas sebagai guru PKn juga sebagai warganegara yang baik

b. Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi kajian yang terdapat pada mata kuliah Departemen Pendidikan

(28)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi.(2006).prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Cetakan Ketigabelas.Jakarta: PT.Rineka Cipta

Budimansyah, Dasim (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press Chatib, Munif (2010). Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multipke

Intelligences. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka

Engkoswara (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga

Faure, E. Et al. (1981). BELAJAR UNTUK HIDUP (Pendidikan Hari Ini dan Hari Esok). Jakarta : Bhrata Karya Aksara

Jalaluddin dan Idi (2007). FILSAFAT PENDIDIKAN (Manusia, Filsafat dan Pendidikan). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group

John W. Creswell. (2008). Education Research (Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Reseacrh). United States of America: Pearson Education International

Kern, M.Edmun (2006). The Wisdom of Harry Potter, Pelajaran Moral dari Pahlawan Favorit Kita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat (1990). KebudayaaN Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Lickona, T. (1992). Educating for Character, How Our School Can Teach Respect and Respsibility. New York : Bantam Books

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter (Solusi yang tepat membangun bangsa). Jakarta: Indonesia Heritage Foundation

Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosada Karya

Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik – Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Salim, E. (1990). “Pembekalan Kemampuan Intelektual untuk Menjinakkan

Gelombang Globalisasi” dalam Mimbar Pendidikan, Th. IX/4.

(29)

Anggi Tifani, 2016

PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG UNGGUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, D. (1993). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Nusantara Press

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumodiningrat, G., Nugroho, R. Dan Wrihatnolo RR. (2005). MEMBANGUNAN INDONESIA EMAS (Model Pembangunan Indonesia Baru Menuju Negara – Negara yang Unggul dalam Persaingan Global). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tunggul, A.W (2009). Di Bawah Cengkeraman Asing (Membongkar Akar Persoalannya dan Tawuran Revolusi Untuk Menjadi Tuan di Negeri Sendiri). Jakarta: PT. Ufuk Publishing House

Ubaedy, An (2008). Berkarir di Era Global, 5 Prinsip Abadi Memenangkan Persaingan Berdasarkan Konsep Learning-Based Human Development (LBHD). Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang akan dibantu penyelesaiannya adalah yang ke-5 yaitu tentang minat personal, yang mempengaruhi keputusan untuk membeli jasa dan/atau benda seni, yang

Dalam pengelasan pipa satu pihak, las ikat akan merupakan bagian las akar. Karena itu mutu las ikat paling tidak harus sama atau lebih baik dari pad alas utamanya. Untuk

Rapat Dengar Pendapat dengan Asisten Perekonomian & Pembangunan Setdaprovsu, Dinas Sosial Provsu, Disperindag, Dinas Koperasi dan UKM, Disnakertrans, Bappeda,

[r]

Dalam upaya mendukung layanan kargo udara internasional sebagai perlindungan terhadap pelaku usaha bisnis layanan kargo udara internasional yang mencakup aspek

Mereka yang cukup puas dengan CD TAP ADPU4500 menyatakan sebagai berikut: (1) Tampilannya bagus dan menarik serta materinya mudah untuk dipelajari, (2) Isi CD interaktif