• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM CAD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM CAD."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN MENGGAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM CAD

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di JurusanPendidikan Teknik Mesin

Oleh:

Bangkit Adi Setyo P.

NIM 0807848

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN MENGGAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM CAD

Oleh

BANGKIT ADI SETYO P.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© BANGKIT ADI SETYO P. 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Bangkit Adi Setyo P (E. 0550. 0807848): Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Menggunakan Sistem CAD

Komunikasi belajar seringkali tidak efektif karena adanya faktor penghambat. Salah satu penghambat dalam proses belajar, adalah pesan atau materi pembelajaran yang sulit dipahami oleh penerima pesan, karena metode atau media yang digunakan kurang efektif. Pada siswa kelas XII KRPU di SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2013/2014 mengalami masalah mengenai hasil belajar, yang dikarenakan (1) kurangnya daya tangkap siswa mengenai konsep materi yang diberikan, (2) keterbatasan waktu belajar dalam kelas, (3) Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk mendetailkan perintah-perintah pada mata diklat menggambar menggunakan system CAD belum banyak digunakan oleh guru, khususnya pada materi dimension. Hal ini menjadi salah satu pendorong untuk menerapkan multimedia interaktif model tutorial pada proses pembelajaran materi ajar dimension, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh perbandingan peningkatan tentang kemampuan siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif model tutorial dengan yang menggunakan handout pada materi ajar dimension. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperemental semu (quasi eksperimental research). Teknik pengumpulan data dilakukan penggunakan soal tes sebagai soal pretest dan posttest serta lembar respon siswa. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar (kemampuan siswa) yang lebih tinggi pada kelas yang menggunakan multimedia interaktif model tutorial dengan nilai rata-rata N-Gain 0,587 dibandingkan dengan kelas yang menggunakan Handout dengan nilai rata-rata N-Gain yang hanya mencapai 0,350. Penerapan multimedia interaktif model tutorial juga mendapat serpon yang positif dari siswa hingga mencapai persentase 89% yang termasuk dalam katergori tinggi.

(5)

ABSTRACT

Bangkit Adi Setyo P (E. 0550. 0807848): Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Menggunakan Sistem CAD

Abstract: Learning communication is often not effective because of some obstacles. One of the obstacles in teaching learning activities is a misunderstanding comprehension that is accepted by receptor. It is because of ineffectiveness media or method used. In XII KRPU at SMKN 12 Bandung year 2013/2014, the students

experienced achievements’ problem because of (1) lack of students’ comprehension

in the subject matter given, (2) limited time for studying in the class, and (3) the usage of computer-based learning media to particularize some commands in drawing subject that has not been widely used by teachers, especially in the dimension subject. It becomes one of the reasons to implement the interactive multimedia in tutorial model as the process of subject learning dimension. In line with this phenomenon,

this research was done to obtain the improvement comparison between students’

learning ability in using interactive multimedia in tutorial model and handout of dimension subject. It applied quasi experimental research. The data was collected by using some questions in pre-test and post-test and questionnaires for students. As the

result, there was an improvement of students’ achievement (students’ ability) which is the improvement of the class that used interactive multimedia in tutorial model, N-Gain average was 0.587, was higher than the improvement of the class that used handout, N-Gain average was only 0.350. Besides that, the interactive multimedia in tutorial model obtained 89% positive responses from the students that were categorized as a high response.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kemajuan bidang pengetahuan dan teknologi telah membawa

pengaruh besar pada bidang pendidikan. Pembaharuan di bidang pendidikan

diharapkan dapat memebawa pengaruh sikap, prilaku nilai-nilai pada individu dan

masyarakat. Sehingga pembaharuan pada dunia pendidikan sangat dibutuhkan untuk

merubah pola pikir dan meningkatkan daya saing suatu individu. Strategi yang tepat

pada dunia pendidikan dubutuhkan guna tercapainya kemajuan dunia pendidikan

yaitu dengan memperhatikan komponen-komponen yang mendukung seperti materi,

metode, media, sarana dan prasarana, serta evaluasi. Dalam proses pembelajaran di

sekolah seorang guru harus dapat meningkatkan suatu kegiatan belajar mengajar

menuju terpacainya hasil belajar yang optimal.

Menurut Hamalik (2003:28) :

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior thought experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi harus lebih luas dari itu, yakni memahami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan

Salah satu komponen yang mendukung dalam pembelajaran tentang pemilihan

media pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini tidak hanya terkini dan inovatif, tetapi

yang terpenting adalah efektifitas media tersebut pada suatu mata pelajaran. Pada

mata pelajaran AutoCAD khususnya dengan bantuan media pembelajaran dapat

memudahkan siswa dalam penguasaan konsep materi yang diberikan.

Dari berbagai media yang ada tidak semua tepat digunakan untuk berbagai

materi pembelajaran. Oleh sebab itu penggunaan media pembelajaran sangat

tergantung kepada tujuan pembelajaran. Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran AutoCAD, perlu ada sebuah media

pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu untuk melakukan pembelajaran

secara mandiri diluar jam belajar dalam kelas. Dengan bantuan multimedia interaktif

(7)

yang divisualisasikan dalam bentuk video tutorial, sehingga konsep lebih mudah

dimengerti dan menarik untuk dipelajari. Multimedia interaktif model tutorial ini

dapat merangsang siswa belajar secara mandiri dan diakhiri dengan mengerjakan soal

latihan yang hasilnya dapat diketahui oleh siswa. Sehingga materi yang kurang

dipahami dapat dipelajari lebih mendalam

SMKN 12 Bandung khususnya pada jurusan Kontruksi Rangka Pesawat udara,

telah mengupayakan pengefektifan pembelajaran dengan didukung tenaga pengajar

yang berkompeten dan fasilitas belajar yang terus dilengkapi. Dengan harapan mampu

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap bekerja di dunia

industri. Namun hal ini masih dirasa belum cukup dalam pencapaian realisasi

kurikulum. Kendala lainnya yang menyebabkan hal itu dikarenakan pengemasan

pembelajaran yang tidak variatif dengan demikian perlu adanya evaluasi pelaksanaan

pembelajaran.

Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media atau saluran tertentu ke

penerima pesan, pesan yang dikomunikasikan dalam proses belajar mengajar adalah

materi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Guru dan buku merupakan sumber pesan,

sedangkan yang menerima pesan tersebut adalah siswa. Media pembelajaran

berfungsi sebagai sebagai saluran pesan yang akan menyampaikan pesan kepada

penerima pesan.

Komunikasi belajar seringkali tidak efektif karena adanya faktor penghambat.

Salah satu penghambat dalam proses belajar, adalah pesan atau materi pembelajaran

yang sulit dipahami oleh penerima pesan, karena metode atau media yang digunakan

kurang efektif.

Berdasarkan pengalaman melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di

SMKN 12 Bandung diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa ketika mengikuti

kegiatan UAS pada Mata Diklat Menggambar 2D dengan sistem CAD cukup rendah.

Rendahnya prestasi belajar siswa desebabkan karena: (1) kurangnya daya tangkap

siswa mengenai konsep materi yang diberikan karena penyampaian yang terlalu

cepat; (2) keterbatasannya waktu belajar dalam kelas; (3) Penggunaan media

(8)

3

diklat menggambar menggunakan sistem CAD belum banyak digunakan oleh guru.

Misalnya: penggunaan media pembelajaran menggunakan internet, CD multimedia

interaktif, video pembelajaran, dan media berbasis komputer menggunakan software

flash; berdasarkan identifikasi masalah tersebut tujuan kompentesi dasar dan KKM

yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai. Rendahnya hasil belajar pada Mata

pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD dijabarkan dalam tebel sebagai 1.1

berikut.

Tabel 1.1 Hasil Nilai UAS KRPU 2011-2013 Sebelum Remedial

Interval nilai Jumlah siswa Total (%)

2011/2012 2012/2013 2013/2014

Perolehan

(Sumber Guru mata pelajaran Menggambar 2D Dengan Sistem CAD)

Menurut data yang dipaparkan dalam Tabel 1.1 terlihat jelas bahwa siswa yang

mendapatkan nilai diatas 7,50 masih rendah, sedangkan seorang siswa dinyatakan

berhasil jika dalam pembelajaran ditentukan oleh kriteria ketuntasan minimal/KKM.

Untuk standar kompetensi menggambar menggunakan sistem CAD nilai KKMnya

adalah 7,50. Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan

tersebut diantaranya adalah menggunakan model pembelajaran dengan bantuan

multimedia interaktif sebagai alat bantu yang dapat menunjang dalam penguasaan

konsep materi, sehingga konsep mudah dimengerti dan menarik untuk dipelajari.

Selain itu, penggunaan multimedia model tutorial ini bisa meringankan peranan guru,

dan mungkin suatu saat nanti multimedia interaktif model tutorial ini mampu

menggantikan peranan guru dalam kelas. Model ini dipilih karena dapat merangasan

belajar siswa secara mandiri dan diakhiri dengan mengerjakan latihan soal yang

hasilnya dapat diketahui oleh siswa, Sehingga materi yang kurang dipahami dapat

(9)

Berdasarkan uraian tersebut maka diharapkan penggunaan multimedia model

tutorial dapat mengatasi permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa pada

Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2D. Sehingga dapat dikatakan multimedia

interaktif model tutorial ini cocok dengan karakteristik pembelajaran AutoCAD

dimana salah satu karakteristiknya itu mengharapkan siswa mampu belajar secara

mandiri, Serta menjadi solusi terbatasnya waktu pembelajaran dalam kelas.

Atas latar belakang yang sudah diutarakan di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Menggambar Menggunakan Sistem CAD” B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Kurangnya daya tangkap siswa mengenai konsep materi yang diberikan karena

penyampaian yang terlalu cepat.

2. Keterbatasannya waktu belajar dalam kelas.

3. Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk mendetailkan

perintah-perintah pada mata diklat menggambar menggunakan sistem CAD belum

digunakan oleh guru.

2. Pembatasan masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya serta terarah

kepada tujuan yang akan dicapai, maka penulis membatasi permasalahan dalam

penelitian ini, dengan batasan:

1. Kuranganya daya tangkap siswa mengenai konsep materi yang diberikan karena

penyampaian yang terlalu cepat

2. Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk mendetailkan

perintah-perintah pada mata diklat menggambar menggunakan sistem CAD belum

(10)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penjabaran latar belakang diatas maka kita dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada materi

dimension dengan menggunakan handout dan menggunakan multimedia

interaktif model tutorial.

2. Bagaimana respon siswa setelah belajar menggunakan multimedia interaktif

model tutorial pada materi ajar dimension

3. Bagaimana penggunaan multimedia interaktif model tutorial terhadap

ketercapaian nilai KKM

D. Tujuan penelitian

Peneliti berharap dalam pada penelitian ini mencapai hasil yang optimal, untuk

itu terlebih dahulu perlu dirumuskan tujuan penelitian, Tujuan penelitian juga

berhubungan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Untuk maksud tersebut,

penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada materi dimension

dengan menggunakan handout dan menggunakan multimedia interaktif model

tutorial.

2. Mengetahui respon siswa setelah belajar menggunakan multimedia interaktif

model tutorial pada materi ajar dimension.

3. Mengetahui penggunaan multimedia interaktif model tutorial terhadap

ketercapaian nilai KKM

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang dikemukakan diatas, adapun manfaat yang diharapkan

dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai

penerapan multimedia interaktif model tutorial pada Kompetensi Dasar Membuat

(11)

pemilihan model pembelajaran yang cocok digunakan pada saat peneliti menjadi

seorang guru.

2. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang baik

dalam rangka perbaikan hasil belajar pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar

2D

3. Bagi guru mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD, sebagai bahan

dalam menentukan alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatakan prestasi

belajar pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2D

4. Bagi siswa, diharapkan menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan

memicu keseriusan dalam belajar terutama dalam menerima materi ajar sehingga

penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam

meningkatkan kemampuan memahami AutoCAD secara mandiri.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penulisan ini berperan sebagai pedoman penulis agar dalam

penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan ke

dalam beberapa bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN berisi landasan teori dan hipotesis penelitian yang meliputi teori yang

mendukung, kerangaka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN berisi mengenai metode penelitian, data dan

sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan

data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi mengenai penjelasan

deskripsi data, analisis data, dan pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, yaitu di

SMK Negeri 12 Bandung. Subjek utama dalam penelitian penggunaan multimedia

model tutorial ini adalah siswa kelas XII kompetensi keahlian Konstruksi Rangka

Pesawat udara SMK Negeri 12 Bandung. Sampel yang digunakan pada penelitian

ini adalah kelas XII KRPU 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XII KRPU 2 sebagai

kelas eksperimen. Jumlah siswa masing-masing kelas yang digunakan adalah 24

orang siswa.

B. Metode Dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu pendekatan dengan cara ilmiah yang

digunakan untuk memperoleh data yang objektif. dalam melaksanakan penelitian

ini dibutuhkan suatu metode penelitian untuk mengumpulkan data atau informasi

tentang masalah pokok yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui perubahan

sikap pada subjek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

Quasi Exsperimental, yaitu pengontrolan terhadap variabel-variabel tidak

dilakukan secara penuh atau ketat, tetapi disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Metode ini juga dianggap memiliki kemampuan untuk memberikan perkiraan

informasi yang diperoleh dengan tepat mendekati penelitian eksperimen sungguhan

yang syarat-syaratnya sulit dipenuhi pada penelitian pendidikan.

Penggunaan metode Quasi Exsperimental dipandang cocok untuk

mendapatkan data dan informasi akibat perlakuan yang diberikan pada kelompok

sampel karena pada kenyataannya di lapangan tidak memungkinkan untuk menjaga

secara ketat semua variabelvariabel yang berpengaruh terhadap subyek yang

(13)

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa pada kompetensi dasar membuat gambar 2D khusnya, pada materi

dimension dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial

dibandingkan menggunakan Handout. Hasilnya dapat dilihat dari perbedaan hasil

belajar siswa antara yang menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif

model tutorial dengan pembelajaran dengan menggunakan Handout kompetensi

dasar membuat gambar 2D khusnya pada materi dimension. Subjek yang akan

diteliti adalah kelas yang belum pernah dan baru akan belajar materi dimension.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Non-Equivalent Control Group Design, yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam

dua kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Untuk desain penelitian ini, akan dikenakan perlakuan dengan dua kali pengukuran.

Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap kedua kelompok sebelum

diberikan perlakuan, setelah itu kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda,

yakni kelompok eksperimen menggunakan multimedia interaktif model tutorial

sebagai media pembelajaran sedangkan kelompok kontrol melakukan

pembelajaran secara konvensional. Pengukuran kedua dilakukan setelah kedua

kelompok tersebut diberikan perlakuan (posttest), dengan perangkat tes yang sama.

Perbedaan rata-rata skor tes akhir dengan skor tes awal pada setiap kelompok

dibandingkan untuk menentukan apakah perlakuan eksperimen menghasilkan

perubahan lebih besar dari pada situasi/perlakuan kelas kontrol. Desain penelitian

yang akan dilakukan dapat ditunjukan pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

GROUP PRETEST TREATMENT POSTTEST

Eksperimen T X T

(14)

33

Keterangan :

T = Tes yang diberikan pada siswa

X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial

Y = Pembelajaran dengan pemakaian Handout AutoCAD

Berdasarkan desain di atas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok,

yaitu kelompok eksperimen yang belajar dengan menggunakan multimedia

interaktif model tutorial dan kelompok kontrol yang belajar secara konvensional

pada kompetensi dasar membuat gambar 2D khususnya pada materi dimension

C. Prosedur Penelitian

Secara garis besar langkah-langkah atau prosedur pelaksanaannya dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah dan tujuan masalah, Pada tahap ini peneliti melakukan

identifikasi masalah yang terjadi di SMKN 12 Bandung dan menetapkan tujuan

yang diperkirakan dapat menyelsaikan masalah pada materi ajar dimension

Kompetensi Dasar menggambar 2 dimensi dengan sistem CAD.

2. Pembuatan multimedia interaktif model tutorial, pada tahap ini diawali dengan

menganalisis materi, standar isi, dan wacana teks, kemudian dilanjutkan lagi

dengan kegiatan pengumpulan dan pembuatan bahan media, kemudian

dilanjutkan dengan pembuatan multimedia dan proses validasi melalui

judgment oleh guru mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD dan

multimedia ini akan terus diperbaiki hingga dianggap baik.

3. Membuat instrumen, pada tahap ini melakukan kegiatan pembuatan instrumen

berupa lembar format judgment media dan materi dari multimedia

pembelajarannya, lembar soal, RPP dan instrumen-instrumen tersebut

divalidasi, diujicoba dan diperbaiki.

4. Penentuan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan dua kelas yang dijadikan

(15)

5. Kelas Kontrol dan Eksperimen

a. Pre-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes awal pada dua kelas yang

akan dijadikan objek penelitian

b. Proses treatment, pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran

menggunakan multimedia interaktif model tutorial untuk kelas eksperimen

dan pemakaian Handout AutoCAD untuk kelas kontrolnya.

c. Post-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes akhir setelah kedua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi treatmen yang berbeda.

6. Analisis Data, pada tahap ini peneliti melakukan analisis data untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

7. Kesimpulan dan saran, pada tahap ini peneliti menjawab rumusan masalah

(16)

35

(17)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dan

memudahkan ungkapan yang dimaksud yang terdapat pada judul. Terdapat definisi

operasional pada judul penelitian ini yaitu Penerapan Multimedia Interaktif Model

Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Menggmbar Menggunakan Sistem CAD ditinjau dari studi komparasi antara

penggunaan multimedia interaktif model tutorial dengan Handout.

1. Multimedia Interaktif Model Tutorial yang dimaksud pada penelitian ini yaitu

media pembelajaran yang mengkombinasikan teks, video tutorial

pengaplikasian fasilitas dimension pada autocad dengan menggunakan media

komputer

2. Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan hasil

belajar ranah kognitif peserta didik hingga level aplikasi yang diukur dengan

menggunakan pretest dan posttest

3. Materi dimension yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penjabaran fungsi

penggunaan fasilitas dimension serta cara pengaplikasiannya pada gambar

kerja.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur variabel penelitian. Instrimen yang digunakan untuk mendapatkan

data yang tepat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Instrumen tes berupa soal pretest dan soal postest sebagai data untuk

menganalisis peningkatan hasil belajar. Instrumen ini dapat digunakan setelah

dilakukan konsultasi isi kepada dosen pembimbing dan melewati serangkaian

(18)

37

2. Instrumen non-tes

Lembar judgment, lembar judgment media, dan judgment materi.

digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia pembelajaran interaktif

model tutorial. Pada instrumen ini akan dilakukkan tiga tahap evaluasi yang

menggunakan lembar evaluasi yaitu lembar evaluasi materi yang berfungsi

untuk mengevaluasi media pembelajaran dari sisi materinya dan akan di

evaluasi oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan guru AutoCAD

SMKN 12 Bandung, kemudian lembar evaluasi yang kedua adalah lembar

evaluasi produk media pembelajaran dari sisi medianya dan evaluasinya akan

dilakukan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Kemudian lembar

evaluasi yang ketiga adalah lembar evaluasi produk media dilihat dari sisi

kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi

siswa.

Proses pengujian instrumen multimedia interaktif model tutorial, yaitu

berupa kuisioner yang diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi

multimedia pembelajaran model tutorial dari sisi media dan dari sisi materinya,

serta mengevaluasi multimedia pembelajaran model tutorial dari sisi

kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi

siswa. Proses evaluasi multimedia pembelajaran ini dengan penggunaan

kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang

terdapat pada multimedia ini, melalui indikator-indikator serta pertanyaan

yang diberikan sampai dinyatakan minimal layak. Kemudian peneliti memilih

menggunakan skala rating scale karena menurut Sugiyono (2012:134) bahwa

“Penggunaan skala rating scale ini akan lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi atau responden

terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial

(19)

lain-lain”. Cara menjawab skala rating scale ini adalah para responden hanya memberi tanda, yaitu tanda ceklis pada kemungkinan skala yang dipilihnya

sesuai dengan pertanyaan atau indikator, selanjutnya angket yang telah diisi

responden perlu dilakukan penilaian. Untuk pemberian skor pada skala rating

scale masing-masing jawaban diberi bobot nilai yang berbeda. Untuk lebih

jelasnya perhatikan uraian berikut ini:

4 : Sangat Layak/Sangat Setuju

3 : Layak/Setuju

2 : Kurang layak/Ragu-ragu

1 : Tidak layak/Tidak Setuju

0 : Sangat Tidak Layak/Sangat Tidak Setuju

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi

Aspek

Penilaian Indikator

Desain Pembelajaran

Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum Interaktivitas

Pemberian motivasi belajar

Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kedalaman pembahasan materi

Kemudahan untuk dipahami Sistematis, runut, alur logika jelas

Kejelasan uraian, pembahasan, dan contoh Ketuntasan materi

Relevansi gambar dan video dengan materi

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media

No Aspek Penilaian Indikator

1.

Rekayasa

Perangkat Lunak

Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)

Ketepatan pemilihan jenis

(20)

39

Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)

Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran

2.

Komunikasi Visual

Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan Sederhana dan memikat

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa

No. Pernyataan

1

Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih mengerti tentang materi ajar Dimension pada Kompetensi Dasar Menggambar 2 Dimensi

2

Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih fleksibel dalam waktu belajar untuk memahami tentang materi ajar Dimension pada Kompetensi Dasar Menggambar 2 Dimensi

3

Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih memahami tentang materi ajar Dimension pada Kompetensi Dasar Menggambar 2 Dimensi

4 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih mudah dalam penyelsaian tugas dan kegiatan praktikum AutoCAD

5 Menggunakan multimedia ini membuat belajar saya lebih menarik

6 Menggunakan multimedia membuat saya lebih termotivasi lagi untuk belajar lebih giat dalam mempelajari AutoCAD

7

(21)

8 Penggunaan multimedia ini tidak perlu dikembangkan

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengujian instrumen soal untuk mengukur atau mengetahui soal

yang akan digunakan apakah telah layak atau belum. Pengujian yang akan

diterapkan pada instrumen soal ini adalah expert judgment.

1. Expert Judgment

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang

hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total

menjadi tinggi atau rendah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan

pengujian expert judgment, pengujian expert judgment adalah pengujian instrumen

butir soal tes oleh para ahli dibidangnya atau pada mata pelajaran tersebut.

2. Menentukan Kriteria Kelulusan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK Negeri 12 Bandung untuk mata

pelajaran produktif sebesar 7,5. Nilai yang digunakan untuk mengetahui standar

kelulusan siswa adalah nilai post-test. Kriteria kelulusan dapat dilihat dari Tabel

3.5 berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Kelulusan

Aspek Skor (0-100) Bobot Nilai Keterangan

Kognitif 4 Syarat kelulusan, nilai

akhir minimal adalah 7,5

Sumber : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMKN 12 Bandung

(22)

41

Keterangan : ∑ �� = Jumlah skor untuk penilaian kognitif ∑ �� = Jumlah skor untuk penilaian psiqomotor ∑ �� = Jumlah skor untuk penilaian afektif G. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat tes berupa soal tes. Soal tes diberikan

kepada siswa kelas kontrol dan eksperimen sebelum perlakuan proses

pembelajaran dilakukan (pretest) dan setelah perlakuan proses pembelajaran

(posttest). Dimana pada pretest untuk kelas kontrol menggunakan Handout, kelas

eksperimen menggunakan multimedia interaktif model tutorial.

Instrumen non-test yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian

diantaranya lembar judgment media, judgment soal tes, judgment materi ajar, dan

angket respon mahasiswa.

H. Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah pengujian homogenitas pada hasil

pretest, pengujian normalitas pada data pretest, posttest dan Gain, pengujian

hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut

1. Nilai N-Gain

Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa.

Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002:4) adalah sebagai

(23)

(Hake, 2002:4)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari

dua kelas yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka

data yang berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji

homogenitas yang digunakan seperti pada persamaan 3.8.

F = (3.2)

(Siregar, 2004: 167)

Keterangan :

S12 = varian terbesar

S22 = varian terkecil

Kelompok populasi homogen jika p-value > 0,05, dengan dk1=(n1-1) dan

dk2+(n2-1).

3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat

untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas dengan

menggunakan aturan sturgess dengan memperhatikan tabel 3.8.

Tabel 3.7. Persiapan Uji Normalitas

No. Kelas Interval fi Xi Zi Lo Li ei X2

Jumlah

(24)

43

a. Menentukan range (R)

R = x − x (3.3)

(Siregar, 2004: 24)

Keterangan :

xa = data tertinggi

xb = data terendah

b. Menentukan banyaknya kelas interval (i)

i = + , log (3.4)

(Siregar, 2004: 24)

Keterangan :

n = jumlah sampel

c. Menentukan panjang kelas interval (p)

p = i (3.5)

(Siregar, 2004: 25)

Keterangan :

R = rentang interval

i = banyaknya kelas interval

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi

frekuensi.

d. Menghitung rata-rata (x)

x =∑ i.xt

i (3.6)

(Siregar, 2004: 26)

Keterangan:

(25)

xt = nilai tengah kelas interval

e. Menghitung standar deviasi (S)

S = √∑ i xt.x

n− (3.7)

(Siregar, 2004: 26)

Keterangan:

fi = frekuensi absolute data di tiap kelas interval

xt = nilai tengah kelas interval

x = nilai rata-rata hitung

f. Menentukan batas bawah kelas interval (xin)

Xin = Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas

Keterangan:

Bb = batas bawah interval

g. Menentukan angka baku (Zi)

Zi= xin−x (3.8)

(Siregar, 2004: 86)

Keterangan:

xin = batas bawah kelas interval

x = nilai rata-rata hitung

S = standar deviasi

h. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo. Harga xl

(26)

45

i. Hitung luas pada kelas interval isikan pada kolom Li, contoh Li = L1– L2

(Siregar, 2004: 87)

j. Hitung frekuensi harapan (ei)

ei= Li. Σfi (3.9)

(Siregar, 2004: 87)

Keterangan:

Li = nilai luas tiap kelas interval

∑fi = jumlah frekuensi interval

k. Hitung nilai chi kuadrat ( χ2 ) untuk menghitung p-value

� = i− i

i (3.10)

(Siregar, 2004: 87)

l. Lakukan interpolasi pada tabel χ2 , untuk menghitung p-value

m. Kesimpulan, kelompok data berdistribusi normal jika p-value > 0,05. Apabila

dari uji normalitas data berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis

dapat dilakukan dengan statistik nonparametrik.

4. Uji Hipotesis

Sugiyono (2012:96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data

harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen

maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika non parametrik. Sebagaimana

diungkapkan oleh Siregar (2003:284) bahwa “Pengujian statistika non parametrik tidak mempermasalahkan bentuk distribusi asal sampel, dengan demikian tidak

(27)

t = �̅̅̅ − �̅̅̅

√�

� +

� �

(3.11)

Keterangan :

�̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas eksperimen �̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas kontrol � = Varians kelas eksperimen � = Varians kelas kontrol

� = Jumlah siswa kelas eksperimen � = Jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria pengujian pengujian t-test

Tolak Ho jika: thitung > ttabel pada ∝ = , 5 dan dk = 42

Terima Ho jika: thitung≤ ttabel pada ∝ = , 5 dan dk = 42

Formula hipotesis pengujian t-test

Ho: µ ≤ µ0 : “Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia interaktif

model tutorial tidak lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan

media pembelajaran Handout

Ha: µ > µ0 : “Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia interaktif

model tutorial lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan media

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif sampai level aplikasi

keduanya dalam kategori sedang, akan tetapi menggunakan multimedia

interaktif model tutorial peningkatannya lebih baik dibandingkan dengan

menggunakan handout AutoCAD

2. Respon siswa terhadap multimedia interaktif model tutorial pada Kompetensi

Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD dengan pencapaian

89% yang termasuk kedalam kategori tinggi.

3. Siswa yang mencapai nilai KKM dengan menggunakan multimedia interaktif

model tutorial lebih banyak dengan persentase 83% dibandingkan dengan

menggunakan handout autoCAD. Dengan persentase 29 %

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran

yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan multimedia interaktif model

tutorial ataupun model lainnya untuk Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2

Dimensi dengan Sistem CAD dan lainnya sebagai alternatif penerapan media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar

(29)

Bangkit Adi Setyo P., 2014

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM CAD

2. Bagi sekolah, disarankan agar mengkaji mengenai penerapan multimedia model

tutorial atau model lainnya, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media

pembelajaran untuk materi-materi yang lain.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangan multimedia

interaktif model tutorial pada materi selanjutnya sehingga siswa mampu belajar

AutoCAD secara utuh diluar jam kelas. Serta menjadi bahan perbandingan

untuk mengkaji, membuat, dan menerapkan multimedia-multimedia dalam

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dzamarah dan Zain. (2002). Hakikat Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization. [Online]. Tersedia: http://www.phscs_Indiana. e-du/hake [01 Agustus 2013]

Hamalik, O.(2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Ibrahim. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

Kartadinata, R. (2006). Aplikasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Membangun Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa SMA. Desertasi PPS UPI: tidak diterbitkan

Rusman.(2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalitas Guru Abad 21. Bandung : CV. Alfabeta

Rusman et al. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya : Jakarta : Rineka Cipta.

(31)

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sudirman, A, dkk. (1992). Media Pendidikan. Jakarta : PT. Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tabrani Rusyan, A. (1993). Proses Belajar Mengajar Yang Efektif, Jakarta: Bina Budaya

Tim Penyusun UPI (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wibisono, Y. (2005). “Karakteristik Materi Untuk Multimedia”. Makalah Pada Penulisan Storyboard Multimedia Interaktif , Bandung.

Gambar

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

ya g ustahil karena potensi Indonesia untuk menjadi global player keuangan syariah sangat besar, diantaranya: (i) jumlah penduduk muslim yang besar menjadi

Make A Match berbantu media kartu pintar terhadap minat dan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana siswa kelas V SD Negeri Kuripan 03” Skripsi?. Program Studi Pendidikan Guru

[r]

[r]

Analisis Persepsi Auditor Mengenai Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Fee Audit (Survei pada KAP di Bandung).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aplikasi Algoritma Prim Untuk Menentukan Minimum Spanning Tree Suatu Graf Berbobot Dengan Menggunakan.. Pemrograman

Hal utama yang harus diutamakan oleh perusahaan jasa Salon adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar. Kepuasan pelanggan adalah perasaan

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan diri untuk meneliti atlet bulutangkis non professional dengan karakteristik berusia dibawah 30 tahun dan pernah mengikuti turnamen lebih dari