• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 4 Bandung kelas VIII-A dalam Pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus NET TV).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 4 Bandung kelas VIII-A dalam Pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus NET TV)."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 4 Bandung kelas VIII-A dalam Pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus NET TV)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

Inge Indah Pratiwi 1105070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung)

Oleh :

Inge Indah Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Inge Indah Pratiwi 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd.

NIP. 19590714 198601 1 001

Pembimbing II

Dra. Neiny Ratmaningsih, M.Pd.

NIP. 19611215 198603 2 003

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

(4)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM

PEMBELAJARAN IPS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS di Kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung Inge Indah Pratiwi (1105070)

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan peneliti terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung terkait dengan kurang teraplikasinya interaksi sosial asosiatif siswa. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah terdapat beberapa siswa yang individual dalam mengerjakan tugas kelompok, tidak ada interaksi yang efektif di kelas, aktivitas belajar yang lebih banyak menghafal, mencatat, dan hanya mengerjakan soal latihan. Kondisi ini menyebabkan kurang teraplikasinya kemampuan interaksi sosial asosiatif siswa. Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart dalam tiga siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus. Hal ini dikatakan berhasil dengan melihat perkembangan indikator interaksi sosial asosiatif yaitu pendekatan, interaksi tanpa ada halangan dan batasan, toleransi, dan persatuan. Secara khusus, peningkatan dari siklus satu sampai siklus tiga diawali pada indikator yang meraih persentase terkecil adalah indikator interaksi. Namun berdasarkan stimulus yang dilakukan, indikator ini mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini terbukti dengan siklus satu diperoleh dengan hasil kualifikasi cukup, siklus dua diperoleh dengan hasil kualifikasi baik, dan siklus tiga diperoleh dengan hasil kualifikasi baik. Pada indikator lainnya telihat masing-masing indikator mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan demikian upaya meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS dinyatakan berhasil. Dengan melihat peningkatan tersebut, data dapat dinyatakan jenuh. Sehingga dinyatakan bahwa pembelajaran IPS dengan memanfaatkan tayangan Indonesia Bagus dapat meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung.

(5)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Increased Student’s Social Associative Interaction Through Utilizing Indonesia Bagus Show In Learning Social Studies

Classroom Action Research in Grade VIII-A in SMPN 4 Bandung Inge Indah Pratiwi (1105070)

ABSTRACT

This study is originated from researcher's anxiety towards issues raised in VIII-A class in SMPN 4 Bandung about the lack of application on students' social associative interaction. Indicator of problems encountered is that there are some students who are individually finished a group work, no effective interactive in classroom, learning activity which mostly about memorizing, taking notes, and only doing exercises. These conditions result to the lack of application in students’ ability on social associative interaction. Researcher used Kemmis and Mc. Taggart model in three cycles. An alternative solution is chosen to increase student’s social associative interaction through utilizing Indonesia Bagus show. It is said to be successful by looking at the development of indicators of social associative interaction which are approach, interaction without any obstacles and limitations, tolerance, and unity. In particular, an incrase from cycle one to cycle three starts on the lowest percentage indicator which is indicator of interaction. However, based on committed stimulus, this indicator has increased in each cycle. This is evidenced by cycle one with enough kualification, cycle two good kualification, and the cycle three good kualification. On the other indicators seen each indicator has increased significantly. Thereby, efforts to increase students’ social associative interaction through utilizing Indonesia Bagus show in learning social studies (IPS) declared to be successful. By looking at the increase, data can be said saturated. Thus, it can be said that learning social studies by utilizing Indonesia Bagus show can increase social associative interaction of VIII-A students in SMPN 4 Bandung.

(6)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian... 6

C.Rumusan Masalah Penelitian... 6

D.Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM PEMBELAJARAN IPS A.Pendidikan dan Pembelajaran IPS ... 11

1. Pendidikan dalam Pembelajaran IPS ... 11

2. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran IPS... 16

3. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 22

B.Pembelajaran IPS Sebagai Proses Interaksi Sosial... 23

1. Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial ... 23

2. Sifat dan Faktor Pendorong Interaksi Sosial ... 26

(7)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. IPS Sebagai Mata Pelajaran Membangun Karakter Sosial... 35

C.Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Interaktif ... 38

1. Hakikat, Jenis, dan Fungsi Media Pembelajaran ... 38

2. Pengertian Media Televisi dalam Pembelajaran ... 42

3. Manfaat dan Kelebihan Media Televisi dalam Pembelajaran ... 44

D.Sumber Belajar dalam Pembelajaran Interaktif ... 46

E.Tayangan Indonesia Bagus Sebagai Sumber Belajar ... 49

F. Penelitian Sebelumnya... 54

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian... 57

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 61

C.Prosedur Penelitian ... 61

D.Definisi Operasional ... 67

E.Instrumen Penelitian ... 68

1. Lembar Pedoman Observasi ... 69

2. Catatan Lapangan ... 78

3. Pedoman Wawancara... 78

4. Rubrik Penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa) ... 80

5. Lembar Penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa) ... 85

6. Lembar Angket ... 86

F.Teknik Pengumpulan Data ... 91

1. Observasi ... 91

2. Wawancara... 92

3. Rubrik Penilaian ... 92

4. Dokumentasi ... 92

G.Teknik Analisis Data... 92

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 93

a. Menganalisis Angket ... 93

(8)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 95

2. Teknik Analisis Data Kualitatif ... 95

a. Reduksi Data ... 95

b. Deskripsi Data ... 95

c. Kesimpulan Data (Verifikasi Data)... 96

d. Validasi Data ... 96

1)Triangulasi ... 96

2)Member Check ... 96

3)Expert Opinion ... 96

4)Audit Trial ... 96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 98

1. Sejarah dan Organisasi Sekolah ... 98

2. Denah Sekolah... 101

3. Visi dan Misi Sekolah ... 102

4. Deskripsi Guru Mitra dan Siswa ... 102

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 105

1. Pelaksanaan Observasi dan Wawancara Awal Pembelajaran IPS... 105

a. Hasil Observasi Awal Pembelajaran IPS di Kelas VIII-A... 105

b. Hasil Wawancara Awal Sebelum Dilakukan PTK ... 107

c. Refleksi Temuan Awal Penelitian... 112

d. Rencana Tindakan... 117

2. Paparan Siklus Satu ... 119

a. Rencana Tindakan Siklus Satu... 119

b. Deskripsi Hasil Observasi Siklus Satu ... 121

c. Deskripsi Hasil Observasi Guru ... 130

d. Deskripsi Hasil Observasi Siswa... 135

e. Deskripsi Hasil Angket Siswa ... 146

(9)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

g. Refleksi Pelaksanaan Siklus Satu ... 184

3. Paparan Siklus Dua ... 185

a. Rencana Tindakan Siklus Dua ... 185

b. Deskripsi Hasil Observasi Siklus Dua ... 187

c. Deskripsi Hasil Observasi Guru ... 197

d. Deskripsi Hasil Observasi Siswa... 203

e. Deskripsi Hasil Angket Siswa ... 216

f. Deskripsi Hasil Belajar ... 236

g. Refleksi Pelaksanaan Siklus Dua ... 255

4. Paparan Siklus Tiga ... 256

a. Rencana Tindakan Siklus Tiga... 256

b. Deskripsi Hasil Observasi Siklus Tiga... 258

c. Deskripsi Hasil Observasi Guru ... 270

d. Deskripsi Hasil Observasi Siswa ... 275

e. Deskripsi Hasil Angket Siswa ... 287

f. Deskripsi Hasil Belajar ... 305

g. Refleksi Pelaksanaan Siklus Tiga... 318

C. Peningkatan Hasil Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 319

D. Analisis Hasil Pembelajaran IPS Melalui Tayangan Indonesia Bagus untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Asosiatif Siswa ... 347

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 383

B.Saran... 387

DAFTAR PUSTAKA ... 389

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Unsur-Unsur Pendidikan ... 13

Tabel 2.2 Indikator Interaksi Sosial Asosiatif ... 34

Tabel 2.3 Dimensi IPS dalam Kehidupan Manusia ... 36

Tabel 2.4 Indikator Tayangan Indonesia Bagus... 52

Tabel 3.1 Indikator Interaksi Sosial Asosiatif ... 67

Tabel 3.2 Rubrik Diskusi Proses Pembuatan Produk ... 75

Tabel 3.3 Konversi Rata-Rata Persentase ... 77

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian LKS Individu ... 80

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian LKS Kelompok ... 82

Tabel 3.6 Klasifikasi Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif ... 94

Tabel 3.7 Interval Nilai ... 94

Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Aktivitas Guru dan Siswa ... 95

Tabel 4.1 Rancangan Tindakan ... 118

Tabel 4.2 Daftar Nama Kelompok Siklus Satu ... 125

Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Siklus Satu ... 130

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Siklus Satu ... 135

Tabel 4.5 Rubrik Diskusi Proses Pembuatan Kliping ... 140

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Satu Siklus Satu ... 141

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Dua Siklus Satu ... 143

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Tiga Siklus Satu ... 144

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Empat Siklus Satu ... 145

(11)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Satu dalam

Aspek Pendekatan ... 150

Tabel 4.12 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Satu dalam Aspek Interaksi ... 153

Tabel 4.13 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Satu dalam Aspek Interaksi ... 156

Tabel 4.14 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Satu dalam Aspek Toleransi ... 158

Tabel 4.15 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Satu dalam Aspek Toleransi ... 160

Tabel 4.16 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Satu dalam Aspek Persatuan ... 162

Tabel 4.17 Nama Anggota Kelompok Siklus Satu ... 165

Tabel 4.18 Rubrik Penilaian LKS Kelompok Pada Siklus Satu ... 166

Tabel 4.19 Hasil Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif LKS Kelompok Pada Siklus Satu ... 167

Tabel 4.20 Hasil Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif LKS Individu Pada Siklus Satu ... 175

Tabel 4.21 Persentase Hasil Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif LKS Individu Berdasarkan Predikat Nilai Interaksi Sosial Asosiatif .... 176

Tabel 4.22 Hasil Perolehan Ketercapaian Nilai Interaksi Sosial Asosiatif Siswa Pada Siklus Satu ... 177

Tabel 4.23 Rubrik Jawaban LKS Individu ... 181

Tabel 4.24 Daftar Nama Kelompok Siklus Dua ... 191

Tabel 4.25 Hasil Observasi Guru Pada Siklus Dua ... 197

Tabel 4.26 Hasil Observasi Siswa Pada Siklus Dua ... 203

Tabel 4.27 Rubrik Diskusi Pembuatan Miniatur ... 209

Tabel 4.28 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Satu Pada Siklus Dua ... 211

(12)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.30 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Tiga Pada Siklus Dua ... 214

Tabel 4.31 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Empat Pada Siklus Dua ... 215

Tabel 4.32 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Dua dalam Aspek Pendekatan ... 217

Tabel 4.33 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Dua dalam Aspek Pendekatan ... 219

Tabel 4.34 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Dua dalam Aspek Interaksi ... 222

Tabel 4.35 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Dua dalam Aspek Pendekatan ... 226

Tabel 4.36 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Dua dalam Aspek Toleransi ... 228

Tabel 4.37 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Dua dalam Aspek Toleransi ... 230

Tabel 4.38 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Dua dalam Aspek Persatuan ... 233

Tabel 4.39 Nama Kelompok Siklus Dua ... 236

Tabel 4.40 Rubrik Penilaian LKS Kelompok Sikluis Dua ... 237

Tabel 4.41 Hasil Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif LKS Kelompok Pada Siklus Dua ... 239

Tabel 4.42 Hasil Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif LKS Individu Pada Siklus Dua ... 246

Tabel 4.43 Persentase Hasil Penilaian LKS Individu Pada Siklus Dua ... 247

Tabel 4.44 Hasil Perolehan Ketercapaian Nilai Interaksi Sosial Asosiatif Siswa Pada Siklus Dua ... 248

Tabel 4.45 Rubrik LKS Individu Pada Siklus Dua ... 252

Tabel 4.46 Daftar Nama Kelompok Pada Siklus Tiga ... 262

Tabel 4.47 Daftar Divisi dan Tugas ... 263

(13)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.49 Hasil Observasi Siswa Pada Siklus Tiga ... 275

Tabel 4.50 Rubrik Diskusi Pembuatan Film Pada Siklus Tiga ... 280

Tabel 4.51 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Satu Pada Siklus Tiga ... 281

Tabel 4.52 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Dua Pada Siklus Tiga ... 283

Tabel 4.53 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Tiga Pada Siklus Tiga ... 284

Tabel 4.54 Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Empat Pada Siklus Tiga ... 285

Tabel 4.55 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Tiga dalam Aspek Pendekatan ... 287

tabel 4.56 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Tiga dalam Aspek Pendekatan ... 290

Tabel 4.57 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Tiga dalam Aspek Interaksi ... 293

Tabel 4.58 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Tiga dalam Aspek Interaksi ... 296

Tabel 4.59 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Tiga dalam Aspek Toleransi ... 298

Tabel 4.60 Data Angket Siswa “Pernyataan Negatif” Pada Siklus Tiga dalam Aspek Toleransi ... 300

Tabel 4.61 Data Angket Siswa “Pernyataan Positif” Pada Siklus Tiga dalam Aspek Persatuan ... 302

Tabel 4.62 Daftar Nama Kelompok Pada Siklus Tiga ... 305

Tabel 4.63 Pernyataan Kelompok Pada Siklus Tiga ... 306

Tabel 4.64 Hasil Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif LKS Individu Pada Siklus Tiga ... 310

Tabel 4.65 Persentase Hasil Penilaian Interaksi Sosial Asosiatif Berdasarkan Predikat Nilai Interaksi Sosial Asosiatif ... 311

Tabel 4.66 Hasil Perolehan Ketercapaian Nilai Interaksi Sosial Asosiatif ... 311

Tabel 4.67 Rubrik Jawaban LKS Individu Pada Siklus Tiga ... 315

(14)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tahap Orientasi ... 320

Tabel 4.69 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Hasil Observasi Guru

Tahap Kegiatan Inti ... 321

Tabel 4.70 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Hasil Observasi Guru

Tahap Evaluasi ... 326

Tabel 4.71 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Hasil Observasi Guru

Tahap Kegiatan Akhir ... 327

Tabel 4.72 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Hasil Observasi Siswa

Tahap Identifikasi Masalah ... 328

Tabel 4.73 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Hasil Observasi Siswa

Tahap Diskusi ... 330

Tabel 4.74 Refleksi dan Solusi dalam Meningkatkan Interaksi Sosial

(15)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pembelajaran ... 18

Gambar 2.2 Pesan dalam Proses Pembelajaran ... 39

Gambar 2.3 Proses Interpretasi Tayangan Indonesia Bagus ... 54

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart ... 60

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMPN 4 Bandung ... 100

(16)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Peningkatan Berdasarkan Hasil Data Observasi

Aktivitas Siswa Terhadap Idebtifikasi Masalah ... 329

Diagram 4.2 Persentase Peningkatan Berdasarkan Hasil Data Observasi

Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Akhir ... 332

Diagram 4.3 Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Angket Siswa

Pernyataan Positif dalam Aspek Pendekatan ... 333

Diagram 4.4 Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Angket Siswa

Pernyataan Negatif dalam Aspek Pendekatan ... 335

Diagram 4.5 Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Angket Siswa

Pernyataan Positif dalam Aspek Interaksi ... 337

Diagram 4.6 Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Angket Siswa

Pernyataan Negatif dalam Aspek Interaksi ... 339

Diagram 4.7 Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Angket Siswa

Pernyataan Positif dalam Aspek Toleransi ... 340

Diagram 4.8 Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Angket Siswa

Pernyataan Negatif dalam Aspek Toleransi ... 342

(17)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pernyataan Positif dalam Aspek Persatuan ... 343

Diagram 4.10 Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Nilai LKS

dalam Bentuk Persentase ... 345

Diagram 4.11 Hasil Peningkatan Penilaian LKS Siswa dalam Bentuk

(18)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi upaya

memajukan suatu bangsa. Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang RI

Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 4 yang dikemukakan oleh Djamarah (2005, hlm.

25) yaitu

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Di dalam suatu pendidikan tidak terlepas dari suatu proses yang

melalui mata pelajaran. Dimana setiap mata pelajaran memiliki karakteristik

tersendiri, salah satunya mata pelajaran IPS. Menurut Maxim (2013, hlm. 6)

mata pelajaran IPS (Social Studies) yaitu “a dynamic constructivist social

studies classroom helps children look on their world as a never-ending

mystery”. Berdasarkan kutipan diatas peneliti dapat memahami bahwa

pembelajaran IPS di kelas sangat ditentukan oleh pola-pola pergerakan

dinamis siswa dalam proses interaksi dalam lingkungan belajarnya. Dimana

dari proses interaksi tersebut siswa akan memperoleh konstruksi karakter dari

pengalaman yang dialami siswa sehingga diakhir konstruksi karakter yang

diperoleh dari pengalaman tersebut akan menghasilkan perubahan akhir yang

progresif yang artinya terjadinya perubahan perilaku siswa yang lebih peka

terhadap lingkungan sosialnya.

Menurut Somantri (2001, hlm. 93) menyatakan bahwa pendidikan IPS

(19)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan dikaji

secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan. Dimana

IPS memiliki tujuan menurut Banks (dalam Sapriya, 2009, hlm. 2) yaitu

mempersiapkan warga negara yang dapat membuat keputusan reflektif dan

berpartisipasi dengan sukses dalam kehidupan kewarganegaraan di

lingkungan masyarakat, bangsa, dan dunia.

Tujuan pendidikan harus melibatkan proses-proses strategis yaitu

belajar dan pembelajaran. Menurut pemahaman peneliti kegiatan

pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang guru untuk

membelajarkan siswa yang belajar. Pembelajaran memanfaatkan berbagai

media pembelajaran sebagai sumber belajar guna mencapai tujuan

pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dikatakan berhasil apabila guru

memberikan perlakuan pada siswa yang multi peran yaitu sebagai motivator,

fasilitator, dan transformator. Belajar pada dasarnya upaya yang hakiki dalam

membentuk dan menyempurnakan kepribadian manusia dengan berbagai

tuntutan dalam kehidupan. Dapat dipahami peneliti bahwa dalam proses

pembelajaran terdapat upaya belajar yang dilakukan oleh individu yang

mencari pengetahuan, memperoleh pengalaman, dan menghasilkan perubahan

sikap.

Proses belajar dan pembelajaran di sekolah melibatkan banyak mata

pelajaran yang memiliki karakter tersendiri. Salah satunya adalah Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Objek dalam pembelajaran IPS adalah masyarakat

dan pergerakannya. Siswa pada dasarnya sebagai individu sosial yang

berinteraksi termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

kemampuan interaksi sosial yang asosiatif sangat penting dalam suatu proses

pembelajaran. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara

individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan

(20)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tujuan IPS tersebut secara tidak langsung menggambarkan

betapa pentingnya interaksi dalam suatu pembelajaran karena hal itu dapat

menunjang transformasi pengetahuan siswa. Dalam interaksi sudah

seharusnya terbentuk hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan

sebagai medium pembelajaran IPS, sehingga terbentuk pembelajaran IPS

yang interaktif, bermakna dan kreatif.

Siswa pada hakikatnya adalah seorang individu yang berinteraksi

melakukan hubungan dalam suatu wadah sosial. Sekolah merupakan lembaga

primer yang mewadahi siswa dalam berinteraksi. Di kelas siswa melakukan

pola-pola mulai dari identifikasi hingga terjadi hubungan antar sesama siswa.

Hubungan tersebut akan bermakna ketika terjadi proses asosiasi antar siswa

dalam suatu kegiatan pembelajaran. Diharapkan dari proses tersebut tercipta

transformasi pengetahuan antara siswa dan siswa, serta guru dan siswa,

hingga menjadi suatu pengalaman belajar yang interaktif. Sehingga dapat

menunjang pencapaian pembelajaran.

Dengan dasar pemikiran di atas, peneliti berpandangan bahwa mata

pelajaran IPS memiliki peran yang sangan strategis dalam menciptakan

pembelajaran yang interaktif dan asosiatif. Mengingat bahwa hubungan sosial

merupakan dasar dalam pembelajaran IPS, sehingga secara tidak langsung

dalam pelaksanaannya siswa dapat memanfaatkan beragam sumber dan media

pembelajaran yang kontekstual dimasyarakat terutama aspek interaksi sosial.

Mata pelajaran IPS memiliki peranan strategis dalam membentuk

siswa yang berkarakter sosial. Salah satunya siswa yang mampu

mengembangkan potensi diri dan bertahan dibalik pergerakan perubahan

sosial. Dengan dasar demikian mata pelajaran IPS harus dapat menyajikan

sumber belajar-sumber belajar kontekstual yang dapat menunjang siswa untuk

mencapai tujuan tersebut. Terdapat banyak macam sumber belajar yang dapat

(21)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Televisi merupakan media yang krusial dalam kehidupan masyarakat

karena di dalamnya memuat informasi dan transformasi masyarakat yang bisa

dijadikan sumber belajar untuk siswa. Salah satunya adalah tayangan

Indonesia Bagus yang menyajikan isu-isu demografi sosial dimasyarakat.

Dengan melihat karakteristik tayangan Indonesia Bagus tersebut peneliti

berpandangan sangat relevan untuk dijadikan sebagai sumber belajar bagi

siswa agar menstimulus terbentuknya pembelajaran IPS yang interaktif,

bermakna, dan kreatif.

Pembelajaran IPS dalam pelaksanaannya sudah seharusnya mampu

menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan dan merefleksikan

karakter-karakter sosial, termasuk bagaimana dia menunjukan kepekaannya

terhadap yang ada di sekitarnya, terutama untuk dapat berinteraksi sosial yang

asosiatif. Namun, saat ini seiring perkembangan jaman dan ditunjang oleh

teknologi komunikasi tidak dapat dipungkiri siswa lebih cenderung

berinteraksi secara sekunder bahkan dalam lingkungan belajar di sekolah tidak

sedikit siswa yang masih terlihat kesulitan untuk berasosiasi dengan

orang-orang sekitarnya, tentunya hal ini akan berdampak pada kurang optimalnya

siswa memperoleh makna dalam berpengalaman belajar, sehingga hal ini akan

mengganggu transformasi pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran IPS.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah peneliti lakukan di SMP

Negeri 4 Bandung kelas VIII-A, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan

pembelajaran IPS masih kurang efektif. Ada beberapa permasalahan yang

peneliti temukan, yaitu pada saat guru memberikan tugas kelompok kepada

siswa terdapat beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan tugas bagiannya.

Kondisi ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab siswa dalam melakukan

kegiatan kelompok. Menurut pandangan peneliti pada dasarnya pembelajaran

berbasis kelompok itu sangat penting dalam menstimulus siswa untuk lebih

(22)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tercapai. Namun, jika dalam suatu kegiatan kelompok terdapat beberapa

anggota yang tidak bekerja dengan baik, maka akan menghambat pencapaian

tujuan kelompok. Selain itu, kerjasama dalam kegiatan kelompok itu penting,

karena dengan kerjasama akan menunjang siswa untuk saling bertoleransi.

Siswa juga cenderung individual dalam mengerjakan tugasnya, Hal ini

menurut pemahaman peneliti bahwa pada dasarnya suatu proses pembelajaran

merupak suatu proses sosial, dimana siswa akan dihadapkan pada beberapa

individu yang memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda. Dalam

suatu lingkungan belajar mereka dituntut untuk mampu berinteraksi terhadap

sesama siswa, guru, dan sumber belajar. Hal ini guna menunjang pencapaian

tujuan pembelajaran. Namun, jika dalam suatu lingkungan belajar siswa

cenderung individualis, maka tujuan pembelajaran dan pengalaman belajar

tidak akan optimal. Kemudian jika dikaitkan dengan pembelajaran kelompok.

Hal ini akan membuat tugas kelompok yang tidak berjalan dengan baik.

Dalam pembelajaran disana juga tidak terlihat interaksi yang efektif

antar siswa. Seperti yang telah kita ketahui bahwa melakukan proses

pembelajaran berarti siswa harus mampu berinteraksi, jika tidak pengalaman

belajar yang bermakna tidak akan terwujud. Berdasarkan hasil observasi

peneliti melihat ketika salah satu siswa menyampaikan atau

mengkomunikasikan materi yang dipelajari, siswa lain cenderung acuh dan

tidak memahami dari apa yang siswa tersebut sampaikan, sehingga

komunikasi terlihat tidak terarah. Kondisi tersebut tidak akan membuat proses

kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif dalam memahami mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Driver (dalam Wilis, 2006, hlm. 163)

karena komunikasi itu penting dalam suatu proses pembelajaran. Berdasarkan

pendapat Driver tersebut, peneliti dapat memahami bahwa dengan terciptanya

proses komunikasi yang asosiatif, maka akan membuat proses pembelajaran

(23)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dasar pemikiran di atas dengan ditunjang hasil observasi

peneliti tertarik untuk menangani permasalahan tersebut dalam perspektif

meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini

agar terwujudnya pembelajaran IPS yang interaktif, bermakna, dan kreatif.

Dengan judul penelitian Peningkatan Interaksi Sosial Asosiatif Siswa

Melalui Pemanfaatan Tayangan “Indonesia Bagus” dalam Pembelajaran IPS. Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 4 Bandung kelas VIII-A.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah-masalah

yang ditemukan oleh peneliti adalah, 1) terdapat beberapa siswa yang

individual dalam mengerjakan tugas kelompok, 2) tidak ada interaksi yang

efektif di dalam kelas, 3) aktivitas belajar siswa yang lebih banyak menghafal,

mencatat, dan hanya mengerjakan soal latihan saja yang berdampak

kejenuhan terhadap siswa di kelas, 4) tidak adanya toleransi dan kerjasama.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus pada pembelajaran IPS

dapat meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa?”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran IPS melalui pemanfaatan

tayangan Indonesia Bagus dalam upaya meningkatkan interaksi sosial

asosiatif siswa di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung?

2. Bagaimana guru melaksanakan penerapan pembelajaran IPS melalui

pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam upaya meningkatkan

(24)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana hasil peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa setelah

melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS

di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung?

4. Bagaimana kendala dan upaya yang dilakukan oleh guru dalam

meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan

tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP

Negeri 4 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari setiap

permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan secara umum dari

penelitian ini adalah untuk meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa

melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS di

SMP Negeri 4 Bandung.

1. Untuk mengetahui bagaimana guru merencanakan pembelajaran IPS

melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam upaya

meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa di kelas VIII-A.

2. Untuk mengetahui bagaimana guru melaksanakan penerapan

pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam

upaya meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa di kelas VIII-A.

3. Untuk mengetahui hasil peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa

setelah melalui pemanfaatan tayangan Indonesia bagus dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-A.

4. Untuk mengetahui kendala yang ditemui pada saat mengembangkan

pembelajaran melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dan upaya

yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam meningkatan interaksi

sosial asosiatif siswa di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung.

(25)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2002,

hlm. 234) adalah suatu proses hubungan yang bermakna yang

didalamnya terdapat transformasi informasi antar individu atau

kelompok. Dari pengertian tersebut penelitian ini bermanfaat untuk

meningkatkan kemampuan interaksi sosial asosiatif siswa dalam

suatu pembelajaran agar pembelajaran lebih komunikatif.

b. Televisi merupakan media yang krusial dalam kehidupan

masyarakat karena di dalamnya memuat informasi dan

transformasi masyarakat yang bisa dijadikan sumber belajar untuk

siswa.

c. Tayangan Indonesia Bagus yang menyajikan isu-isu demografi

sosial dimasyarakat dan sangat relevan untuk dijadikan sebagai

sumber belajar bagi siswa agar menstimulus terbentuknya

pembelajaran IPS yang interaktif, bermakna, dan kreatif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Guru dapat menjadi fasilitator yang aktif untuk menunjang

kemampuan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan

sumber belajar berbasis televisi.

b. Bagi Siswa

Siswa dapat lebih berinteraktif secara asosiatif terhadap sesame

teman di kelas dalam pembelajaran IPS, dapat terciptanya

transformasi pengetahuan antar siswa melalui interaksi asosiatif

secara efektif, dan terciptanya pembelajaran yang interaktif,

bermakna, dan kreatif.

(26)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam

pembelajaran IPS peneliti dapat meningkatkan kemampuan dalam

menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas, sehingga

menunjang optimalitas pencapaian tujuan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini secara garis besar peneliti memaparkan mengenai latar

belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Bab ini berisi tentang kajian-kajian dari teori-teori yang relevan yang

mendukung penelitian yaitu terkait “Peningkatan Interaksi Sosial Asosiatif Siswa Melalui Pemanfaatan Tayangan Indonesia Bagus dalam

Pembelajaran IPS, dan penelitian sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh untuk

menyelesaikan penelitian, dimulai dari subjek dan objek penelitian, desain

penelitian yang dipilih peneliti, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, dan verifikasi data.

(27)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini terbagi dua bagian utama, yaitu pemaparan data yang

diperoleh dari hasil penelitian kemudian analisis data yang diperoleh dari

pemaparan data yang dikaji berdasarkan teori-teori yang relevan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan keputusan yang dihasilkan dari penelitian yang

dilakukan peneliti sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti serta

saran dan rekomendasi yang diberikan peneliti pada berbagai pihak terkait

guna menunjang pengembangan penelitian dan progres hasil penelitian

kedepannya terhadap peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa melalui

(28)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 57 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan

serta disesuaikan dengan permasalahan yang diketahui di kelas VIII-A SMP

Negeri 4 Bandung. Adapun dasar dari pemilihan metode ini adalah untuk

menjawab masalah, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik.

Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu penulis. Sehingga

penelitian berjalan lancar dan sesuai tujuan.

A. Desain Penelitian 1. Pengertian PTK

Peneliti memilih menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Metode PTK ini digunakan agar guru bisa lebih mengenal keadaan

kelas dan dapat melakukan penelitian untuk bisa memperbaiki kualitas

pembelajaran dan kinerja yang sesuai dengan tujuan pendikan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikemukakan oleh Hopkins

(dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 11) yaitu suatu tindakan yang dilakukan

seseorang untuk dapat memahami permasalahan yang terjadi dan terlibat di

dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Dengan melalui PTK guru

dapat meningkatkan kinerjanya yang menggunakan refleksi diri untuk

menemukan kekurangan dalam proses kegiatan belajar mengajar, dari

merencanakan perbaikan hingga dilakukannya refleksi lagi untuk tahap

berikutnya. Sama halnya yang dikemukakan oleh Kunandar (2008, hlm. 41)

PTK yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mencoba

mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah

yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang

secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat

(29)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian diatas dapat peneliti simpulkan PTK adalah

cara yang dilakukan individu maupun kelompok untuk mengkondisikan atau

memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan pengalaman dan

pembelajaran untuk mereka sendiri maupun orang lain dengan melihat dan

memperhitungkan pelaksanaan keberhasilan proses pembelajaran tersebut.

Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam proses pembelajaran

mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Metode PTK adalah metode yang akan peneliti pakai dalam penelitian

“Peningkatan Interaksi Sosial Asosiatif Siswa melalui Pemanfaatan Tayangan

Indonesia Bagus dalam Pembelajaran IPS”. Ini sesuai dengan karakteristik

permasalahan kelas yang dihadapi peneliti. Penelitian tindakan kelas

dipandang oleh peneliti sebagai metode yang mendorong interaksi yang kuat

antara guru dengan peserta didik, sehingga dapat mengatasi permasalahan

secara lebih konfrehensif dan terstruktur karena peneliti terlibat langsung

dalam proses penelitian. Peneliti memfokuskan diri terhadap permasalahan

yang berkaitan dengan interaksi sosial asosiatif pserta didik. Pada proses

penelitian peserta didik akan dilibatkan secara aktif, adapun langkah yang

dilakukan dalam penelitian yang dirumuskan bersama dengan kolaborator

agar proses penelitian berjalan secara ojektif.

2. Tujuan dan Manfaat PTK

Untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentu harus memahami

terlebih dahulu tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Tujuan penelitian

tindakan kelas menurut Wiriaatmadja (2012, hlm. 75) adalah pertama,

memperbaiki praktik pembelajaran guru di kelas yang bukan untuk

menghasilkan suatu informasi atau ilmu pengetahuan. Ke dua, refleksi yang

merupakan kegiatan memilih arah tindakan dalam kondisi tertentu dengan

(30)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengupayakan peningkatan praktik pembelajaran dengan mengembangkan

kapasitas para guru dalam membedakan dan menilai berbagai situasi

kemanusiaan yang kompleks. Dengan demikian dapat peneliti pahami bahwa

penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menghasilkan peningkatan dalam

pembelajaran baik kualitas proses maupun hasil belajar siswa, serta dapat

meningkatkan kualitas guru dalam memecahkan permasalahan yang terjadi di

kelas.

Manfaat penelitian tindakan kelas dapat dirasakan oleh guru yaitu guru

dapat mengembangkan kinerjanya secara profesional, guru mendapatkan

kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan keterampilan

sendiri, guru merasa lebih percaya diri, dapat mendorong terwujudnya proses

pembelajaran yang menarik, dan melibatkan siswa.

3. Desain Penelitian

Penelitian ini mengacu pada desain PTK yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc. Taggart untuk digunakan di kelas VIII-A. Dalam desain ini

terdiri dari empat tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, melakukan

observasi, dan mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan

tindakan dan seterusnya. Penelitian ini berupa siklus putaran yang dilakukan

beberapa kali dalam kurung waktu beberapa bulan penelitian dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-A.

Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu

pada model Kemmis dan Mc. Taggart. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu

kali tetapi beberapa kali hingga tercapai pemecahan permasalahan yang

merupakan tujuan peneliti harapkan. Rencana penelitian tindakan kelas ini

terdiri beberapa siklus. Setiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang

ingin dicapai peneliti. Berikut gambar desain yang digunakan dalam

(31)

Inge Indah Pratiwi, 2015

[image:31.612.139.494.142.481.2]

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart

Model yang digunakan dalam penelitian ini melalui beberapa siklus

tindakan dan terdiri dari empat komponen, berikut pemaparan penelitian

tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2012, hlm.

66):

1. Perencanaan (Planning)

Proses perencanaan yaitu kegiatan yang disusun sebelum tindakan

dimulai untuk memperbaiki dan meningkatkan perubahan sikap yang

diinginkan.

Siklus I Observasi

Refleksi Pelaksanaan

Tindakan

Rencana Tindakan

Siklus II Observasi

Pelaksanaan

Tindakan

(32)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Pelaksanaan tindakan (acting)

Tindakan yaitu melakukan kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti

sesuai dengan rancangan yang telah disusun sebelumnya sebagai upaya

perbaikan dan peningkatan sikap yang diinginkan.

3. Observasi (pengamatan)

Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengumpulkan hasil dari tindakan yang dilaksanakan.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti untuk

mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari penelitian yang

didapat.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 4

Bandung. Letak SMP Negeri 4 Bandung berlokasi di Jl. Samoja No. 5 kota

Bandung. Sekolah ini berada di lingkungan yang cukup ramai akan aktifitas

lalu lintas. SMP Negeri 4 Bandung berada di kawasan pendidikan karena di

sekitarnya juga terdapat SMP Negeri 20 Bandung, SMP PGRI, dan Taman

Kanak-kanak Negeri Cengkeh. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah

siswa kelas VIII-A yang berjumlah 28 orang, yaitu terdiri dari tujuh siswa

laki-laki dan 21 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII-A

adalah kelas ini ditemukan permasalah yang sesuai dengan judul skripsi

peneliti, serta rekomendasi dari guru pamong yang perlu meningkatkan proses

pembelajaran di kelas VIII-A.

(33)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru

mitra dalam peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa kelas VIII-A dalam

pembelajaran IPS. Pada penelitian ini banyaknya siklus yang akan dilakukan

oleh peneliti tergantung ketercapaian target penelitian. Secara garis besar

penelitian tindakan kelas ini meliputi empat komponen yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66).

1. Perencanaan

Perencanaan dalam PTK ini berisi tentang rancangan kegiatan awal

yang akan dilakukan peneliti untuk ketercapaiannya sehingga pembelajaran

akan menjadi lebih baik. Demikian pula menurut Sanjaya (2011, hlm. 78)

dalam perencanaan bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang

harus dicapai tetapi harus lebih memperlihatkan perlakuan khususnya oleh

guru dalam proses pembelajaran. Dengan begitu perencanaan harus dapat

dijadikan pedoman seutuhnya dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti.

Dalam PTK ini dilibatkan dua orang yakni seorang peneliti dan guru

mitra. Peneliti bertugas sebagai pelaksana dalam penelitian yang telah

disusunnya, sedangkan guru mitra bertugas sebagai seseorang yang

mengamati yang dilakukan peneliti di dalam kelas selama proses

pembelajaran berlangsung. Tugas-tugas tersebut telah disepakati bersama

sebelum memasuki dan memulai penelitian di dalam kelas.

Selain tindakan yang telah disebutkan diatas, peneliti juga melakukan

pengamatan observasi awal agar peneliti mengetahui keadaan tentang situasi

yang berlangsung di kelas selama satu bulan yaitu di bulan febuari dari awal

mulainya kegiatan PPL yang berlangsung di SMP Negeri 4 Bandung. Peneliti

disini menjadi seorang guru PPL dan mendapatkan kelas VIII-A, sehingga

semua siswa-siswi di kelas tersebut merasa tidak biasa dengan datangnya

peneliti di kelas mereka. Perlu adanya pendekatan dan kelas yang komunikatif

(34)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berikut komponen atau tahapan perencanaan yang peneliti lakukan sebelum

melakukannya PTK dalam kegiatan awal, yaitu :

a. Peneliti melakukan pengamatan atau observasi terlebih dahulu di kelas

VIII-A yang akan dijadikan penelitian.

b. Peneliti meminta guru mitra dan teman sejawat untuk waktu penelitian

dan membantu kerjasama dalam pelaksanaan penelitian.

c. Peneliti menyusun administrasi atau perangkat yang akan membantu

proses pembelajaran di kelas berupa Rencana Program Pengajaran

(RPP) yang disesuaikan dengan silabus SMP/Mts mata pelajaran IPS

kelas VIII kurikulum 2013 yang di dalamnya dilakukannya

pendekatan saintifik dengan adanya kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan selama

proses pembelajaran, sehingga siswa akan dituntut untuk lebih aktif

dalam kurikulum 2013.

d. Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk membantu

pembelajaran yang dijadikan sebagai media dan alat evaluasi

mengukur interaksi sosial asosiatif siswa.

e. Peneliti juga menyusun instrumen penelitian yang berupa angket,

lembar observasi siswa, lembar observasi guru, rubrik penilaian

interaksi sosial asosiatif, rubrik penilaian diskusi dan presentasi

kelompok dalam kegiatan penelitian yang akan berlangsung.

f. Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru mitra dan teman sejawat

untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelemahan yang telah

dilakukan sewaktu kegiatan penelitian berlangsung.

g. Dan terakhir peneliti menyusun rencana perbaikan yang akan

dilakukan untuk siklus berikutnya.

(35)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Sanjaya (2011, hlm. 79) pelaksanaan tindakan adalah

perlakuan atau kegiatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah

disusun sesuai dengan fokus masalah. Kegiatan ini merupakan fokus masalah

yang dijadikan inti dalam PTK. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan apa

adanya yang artinya tindakan tersebut tidak direkayasa untuk kepentingan

penelitian, tetapi dilakukan sesuai dengan proses pembelajaran seperti biasa

yang dilaksanakan setiap harinya.

Dalam pelaksanaan tindakan ini meliputi pengumpulan data yaitu

monitoring dan evaluasi (Sukmadinata, 2011, hlm. 148). Pengumpulan data

digunakan untuk kesempurnaan penelitian dalam pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti.

Peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan

tayangan Indonesia Bagus di NET TV dengan menggunakan pendekatan

penelitian tindakan kelas ini, merupakan keratifitas pembelajaran IPS yang

dilaksanakan oleh peneliti. Dibawah ini merupakan pemaparan lengkap

kegiatan pelaksanaan penelitian yang telah peneliti buat, yaitu:

a. Peneliti melaksanakan kegiatan penelitian dengan dibantu oleh guru

mitra dan teman sejawat yang sesuai dengan susunan rencana.

b. Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan Rencana Program

Pengajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Pada siklus satu

RPP dengan materi sifat dan bentuk interaksi sosial budaya dalam

pembangunan dengan menggunakan tayangan Indonesia Bagus

Banjarmasin. Pada siklus dua RPP dengan materi fungsi dan peran

keragaman sosial budaya dalam pembangunan dengan menggunakan

tayangan Indonesia Bagus Kampung Naga dan Tasikmalaya. Pada

siklus tiga RPP dengan materi fungsi dan peran kelembagaan dalam

mengelola keragaman sosial budaya dengan menggunakan tayangan

(36)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Peneliti memberikan penjelasan materi dan setelah itu peneliti

menginterpretasikan tayangan Indonesia Bagus NET TV yang

keterkaitan dengan materi pembelajaran.

d. Peneliti memberikan LKS kepada kelompok siswa untuk membuat

suatu produk dan peneliti dapat menilai peningkatan interaksi sosial

asosiatif siswa dalam pembelajaran IPS.

e. Selain itu juga peneliti menilai proses diskusi pembuatan produk dan

presentasi produk yang telah dibuat oleh kelompok siswa.

f. Peneliti melakukan self assessment atau penilaian dari hasil LKS. Hal

ini untuk mengetahui persepsi dan perasaan berdasarkan pengalaman

belajar dalam meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa dalam

pembelajaran IPS.

3. Observasi (Pengamatan)

Peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan

tayangan Indonesia Bagus dapat dilihat melalui pengamatan yang telah diteliti

dan dicermati. Observasi ini dilakukan oleh guru mitra dan teman sejawat

yang mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa di kelas selama proses

pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi atau pengamatan ini dilakukan secara bersamaan

dengan kegiatan pelaksanaan tindakan (proses pembelajaran). Pada kegiatan

observasi atau pengamatan ini observer (guru mitra dan teman sejawat)

melakukan beberapa hal, yaitu:

a. Pelaksanaan observasi dilihat dari situasi dan kondisi kelas VIII-A

yang sedang diteliti oleh guru mitra dan teman sejawat.

b. Pelaksanaan observasi dilihat dari proses pembelajaran yang meliputi

(37)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Pelaksanaan observasi dilihat dari kesesuaian materi pembelajaran

dengan ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun oleh

peneliti.

d. Pelaksanaan observasi dilihat dari media pembelajaran yang telah

disiapkan dan digunaka di kelas.

e. Pelaksanaan observasi dilihat dari partisipatif siswa selama proses

pembelajaran, serta interaksi sosial asosiatif siswa di kelas.

f. Pelaksanaan observasi dilihat dari pendapat siswa mengenai

keterkaitan materi dengan tayangan Indonesia Bagus yang telah

diinterpretasikan peneliti.

g. Pelaksanaan observasi dilihat dari kegiatan diskusi dalam pembuatan

produk dan presentasi kelompok.

h. Pelaksanaan observasi dilihat dari lembar self assessment atau jawaban

dari hasil LKS yang diberikan kepada masing-masing kelompok

siswa.

i. Penilaian ini dengan menggunakan format penilaian lembar observasi

guru dan siswa, serta kemampuan berinteraksi asosiatif siswa.

Melalui pengumpulan data informasi yang didapat guru mitra dan

teman sejawat selama pelaksanaan tindakan mengenai kelemahan dan

kekurangan peneliti dicatat, kemudian hasil tersebut dijadikan sebagai bahan

kajian untuk mengukur keberhasilan penelitian dan dapat dijadikan masukan

untuk peneliti, serta melakukan refleksi untuk penyusunan rencana perbaikan

untuk siklus berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan dan kelemahan

yang dilaksanakan peneliti selama pelaksanaan tindakan (proses

pembelajaran). Kegiatan ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru

(38)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan

rencana ulang (Sanjaya, 2011, hlm. 80).

Refleksi ini dilakukan setelah semua kegiatan yang telah berlangsung

selama siklus pertama yang kemudian merencanakan tahap perbaikan untuk

siklus selanjutnya. Berikut pemaparan tahap yang akan peneliti lakukan,

yaitu:

a. Peneliti melakukan kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra dan

teman sejawat setelah semua tindakan telah dilaksanakan.

b. Peneliti merefleksi hasil diskusi balikan untuk siklus berikutnya.

c. Peneliti melakukan diskusi hasil observasi dengan dosen pembimbing.

D. Definisi Operasional

Untuk memahami ruang lingkup penelitian, akan dijelaskan

istilah-istilah operasional yang digunakan serta pemberian makna. Hal ini untuk

menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai,

istilah- istilah tersebut adalah :

1. Televisi

Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronis yang meliputi

gambar hidup dan suara. Televisi termasuk ke dalam media pembelajaran

karena memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada waktu peristiwa

tertentu terjadi dengan disertai komentar, sehingga dapat diambil suatu ilmu

yang positif dalam pembelajaran. (Hamalik, 1977, hlm. 134).

2. Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif siswa merupakan hubungan yang tercipta

antar individu dengan individu dan individu dengan orang banyak yang

memiliki tujuan tertentu demi mengedepankan penyatuan. (Muin, 2013, hlm.

60). Indikator interaksi sosial asosiatif menurut (Soekanto dan Sulistyowati,

(39)

Inge Indah Pratiwi, 2015

[image:39.612.153.492.96.531.2]

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Indikator Interaksi Sosial Asosiatif

Indikator Penjelasan

1. Adanya

pendekatan pada

pihak lain

Siswa dapat melakukan pendekatan

intensif dengan teman-temannya, di

dalam kelompok maupun di luar

kelompok

2. Dapat berinteraksi

secara asosiatif

dengan tidak ada

halangan dan

batasan

Siswa bersama-sama dapat berinteraksi

secara asosiatif yang mengarah

kerjasama saling membantu pada

persatuan dengan tidak ada halangan

maupun batasan di dalam kelompok

maupun di luar kelompok mereka

3. Dapat saling

menghargai

(toleransi)

Siswa dalam mengemukakan pendapat,

berkomentar, dan bertanya dapat saling

menghargai dengan sesama teman

kelompok maupun luar kelompok

4. Dapat menyatukan

persamaan dan

perbedaan

Siswa dapat menyatukan persamaan

dan perbedaan dengan teman-teman

kelompok maupun luar kelompok

dalam setiap latar belakang

teman-temannya

3. Pembelajaran

Pembelajaran dalam kualitasnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi

proses dan hasil belajar. Pembelajaran yaitu suatu sistem keberhasilan dari sisi

proses dan hasil belajar itu sendiri yang telah ditempuh oleh guru dan siswa di

(40)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bahan pelajaran, sedangkan hasil belajar berkaitan dengan perubahan perilaku

yang diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar (Sanjaya, 2011, hlm. 3).

4. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial adalah penyederhanaan atau disiplin

ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan

(Somantri dalam Sapriya, 2009, hlm. 9).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini merupakan hal yang penting untuk membantu

jalannya penelitian yang akan dilaksanakan. Instrumen dijadikan alat

pendukung untuk kepentingan penelitian. Peneliti dalam penelitian tindakan

kelas memiliki peranan penting yang disebut human instrument. Dimana

peneliti juga menjadi instrumen dalam pelaksanaan tindakan.

Penelitian tindakan kelas memerlukan beberapa perangkat instrumen

yang dapat mendukung penelitian dari observasi awal hingga pelaksanaan

tindakan yang dilaksanakan, yaitu:

1. Lembar Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan perangkat instrumen yang mencatat

segala kegiatan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa di kelas meliputi

awal penelitian hingga pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS

dengan pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus.

LEMBAR OBSERVASI GURU

(41)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : VIII-A / Genap

Petunjuk

Berilah tanda ceklist (√) pada pilihan yang menurut Bapak/Ibu guru paling sesuai.

No Aspek yang diamati Kriteria

B C K

1 Tahap Orientasi

a. Siswa menyampaikan atau membalas salam pembuka

b. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran

c. Guru menjelaskan teknik-teknik pembelajaran

d. Guru menjelaskan bentuk penugasan

e. Guru memberikan motivasi

f. Mengarahkan siswa agar siap mengikuti proses

pembelajaran IPS

2 Tahap Kegiatan Inti Mengamati

a. Guru memberikan penjelasan materi IPS

b. Guru dapat membuat suasana kondusif dengan

tanggapan siswa yang baik saat mendengarkan materi

yang sedang disampaikan

c. Guru menampilkan tayangan Indonesia Bagus dengan

mengaitkan KD dan materi IPS

Menanya

(42)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengenai isi dari tayangan Indonesia Bagus

e. Guru memberikan waktu untuk siswa bertanya

Mengumpulkan data/eksplorasi/mencoba

f. Guru memberikan penugasan untuk membuat suatu

rancangan produk secara berkelompok.

Mengasosiasi

g. Siswa berdiskusi secara asosiatif dengan melakukan

pendekatan dalam kelompok, saling menghargai

pendapat, dan dapat menyatukan persamaan dan

perbedaan mengenai rancangan produk karya kreatif

dari hasil menyimak tayangan Indonesia Bagus

Mengkomunikasikan

h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempresentasikan hasil rancangan produk karya

kreatif

i. Guru memberikan penghargaan pada siswa yang baik

dalam mengkomunikasikan hasil diskusinya

j. Guru memberikan penghargaan pada siswa yang

bertanya dengan pertanyaan yang bagus

k. Guru komunikatif dan terbuka

l. Guru dapat membuat suasana secara asosiatif di kelas

m. Guru menggunakan tutur kata yang baik, sopan, dan

(43)

Inge Indah Pratiwi, 2015

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

n. Guru dapat memposisikan peran guru dengan baik

namun tidak membangun jarak/ gap negatif antar guru

dan siswa

Gambar

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart
Tabel 3.1 Indikator Interaksi Sosial Asosiatif
Tabel 3.2 Rubrik Diskusi (Proses Pembuatan Produk)
Tabel 3.3 Konversi Rata-Rata Persentase
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perintah yang digunakan untuk menampilkan data tersebut

Dari penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan tentang pengaruh orientasi masa depan dan pengalaman mengelola keuangan terhadap perencanaan dana pensiun keluarga

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMK MELALUI MULTIMEDIA GAME ADVENTURE DENGAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Menurut Suriadi [1997] semakin tinggi konsentrasi COD substrat maka semakin besar jumlah penyisihan COD, dalam penelitian ini konsentrasi substrat yang paling

Efek antimalaria yang ditimbulkan oleh pohon kayu susu diduga karena senyawa aktif yang terkandung di dalam kulit batang kayu susu yaitu flavonoid, saponin, dan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dikemukakan bahwa teknik pemberian reinforcement (penguatan) merupakan salah satu teknik pembelajaran Fisika yang

kemudian blok time siang antara pukul 12.00 – 14.00 dan seterusnya samapai blok time malam, interval 2 jam sangat ideal dalam penjadwalan waktu, karena penyiar mempunyai cukup

Hal ini dapat dilihat dari berbagai sosialisasi yang telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dan juga BPJS Kesehatan Kota Semarang yang terlibat dalam