• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Adi Dwi Prasetio NIM 1104082

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyaknya acara di televisi yang mengkritik pemerintah yang bergenre talkshow. Dalam acara talkshow tersebut, agar menarik perhatian penonton bahkan menciptakan sebuah humorseringkali terdapat pelanggaran prinsip-prinsip kebahasaan pada proses tindak tutur. Penelitian mengenai tindak tutur pada umumnya memusatkan perhatian pada jenis tuturan yang mengandung rasa humor. Sedangkan, realisasi penggunaan prinsip kebahasaan dikesampingkan. Penelitian ini mengungkap maksud tuturan antara penutur dan mitra tutur dalam merealisasikan prinsip-prinsip kebahasaan dengan menggunakan analisis pragmatik. Kerangka analisis pragmatik meliputi dua lapisan, yaitu wujud pematuhan dan pelanggaran terhadap prinsip relevansi serta implikatur percakapan, digunakan untuk mengkaji 30 data tuturan dalam acara Indonesia Lawak Klub. Hasil penelitian ini menemukan tiga temuan penelitian sebagai berikut. Pertama, dari 30 data tuturan terdapat 22 tuturan yang mematuhi prinsip relevansi. Wujud pematuhan terhadap prinsip relevansi dalam tindak tutur yang ada pada acara Indonesia Lawak Klub disebabkan oleh tuturan yang saling memberikan kontribusi antara satu tuturan dengan tuturan lainnya sehingga menghasilkan relevansi yang optimal. Selain itu, maksud serta makna tuturan penutur dan mitra tutur juga mendukung untuk terciptanya sebuah relevansi. Kedua, dari 30 data yang diteliti ditemukan delapan tuturan yang melanggar prinsip relevansi. Maksud dan makna tuturan yang berbeda antara penutur dan mitra tutur menyebabkan tidak terciptanya relevansi dalam sebuah tuturan. Ketiga, terdapat sepuluh implikatur yang dihasilkan dari tuturan yang mematuhi dan melanggar prinsip relevansi. Tuturan yang melanggar prinsip relevansi lebih banyak menghasilkan implikatur.

(2)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

The implemetation of principle of relevances on Indonesia Lawak Klub chapter "Hak Asasi Monyet"

Adi Dwi Prasetio NIM 1104082

This research is based on many television channels that has critized thegoverment by using their program called talkshow. They create a humor to attrack the viewers. Sometimes, there are many offence to the principle of act of speech.This research generally focused on the kind of speech that contains humor. While the implementationof the principle of linguistic is ruled out. This research uncovered the meaning of speech between the speaker and partners in the implementation of the principle of linguistic values by using pragmatic analytical method. This pragmatic analytical method consists of two parts. First is the form of compliance and infringement to principle of relevances. Second is implication of speech found in thirty datas on "Indonesia Lawak Klub". This research found three following research findings. First, from thirty datas there aretwenty two speech which comply with the principal of relevances. The form of the implementation ofthe principle of relevance on "Indonesia Lawak Klub" is caused by the overlapping speech with more speech is thus generating optimal relevances.In addition, the intent and meaning of speech speakers and partners said it also suppport for the creation of relevances. Second, from the thirty examined data it was foundeight speech that violates the principle of relevances. The different intent and meaning of speech between speakers and partner is not causing the creation of relevances in a speech. Third, there areten implicator found from the speech that complies and violates the principle of relevances. The speech that violates the principle of relevances creates more implicators.

(3)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi... i

Lembar Pernyataan... ii

Kata Pengantar... iii

Ucapan Terima Kasih... iv

Abstrak Bahasa Indonesia... Abstrak Bahasa Inggris... vi vii Daftar Isi... Daftar Tabel... viii xii BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

1. Manfaat Teoritis... 5

2. Manfaat Praktis... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KONTEKS PENELITIAN... 7

A. Tinjauan Pustaka... 7

B. Landasan Teori... 9

1. Pragmatik... 9

2. Prinsip Relevansi... 3. Implikatur Percakapan... 11 12 C. Konteks Penelitian... 13

1. S = Setting and Scene... 14

2. P = Participant...

3. E = Ends : Purpose and Goal... 14

(4)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. A = Act Sequens...

5. K = Key : Tone or Spirit of Act...

6. I = Instrumentalities...

7. N = Norm of interaction and interpretation...

8. G = Genre... 15

15

15

15

15

BAB III METODE PENELITIAN... 19

A. Metode Penelitian... 19

B. Kerangka Metode Penelitian... 19

C. Data dan Sumber Data... 20

1. Data... 20

2. Sumber Data... D. Teknik Penelitian... 1. Teknik Pengumpulan Data... 20 20 21 a. Teknik Dokumentasi... 21

b. Teknik Catat... 21

2. Teknik Pengolahan Data... 21

E. Instrumen Penelitian... 22

F. Kartu Data... 22

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 23

A. Temuan I Pematuhan Prinsip Relevansi Dalam Acara Indonesia Lawak Klub... 23

1. Tuturan Data 1... 24

2. Tuturan Data 2... 25

3. Tuturan Data 3... 26

4. Tuturan Data 4... 27

5. Tuturan Data 5... 28

6. Tuturan Data 6...

7. Tuturan Data 7...

8. Tuturan Data 8...

9. Tuturan Data 9... 29

30

31

(5)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

10.Tuturan Data 10...

11.Tuturan Data 11...

12.Tuturan Data 12...

13.Tuturan Data 13...

14.Tuturan Data 14...

15.Tuturan Data 15...

16.Tuturan Data 16...

17.Tuturan Data 17...

18.Tuturan Data 18...

19.Tuturan Data 19...

20.Tuturan Data 20...

21.Tuturan Data 21...

22.Tuturan Data 22... 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 45 46

B. Temuan II Pematuhan Prinsip Relevansi Dalam Acara Indonesia

Lawak Klub... 47

1. Tuturan Data 1... 48

2. Tuturan Data 2... 49

3. Tuturan Data 3... 50

4. Tuturan Data 4... 51

5. Tuturan Data 5... 6. Tuturan Data 6... 7. Tuturan Data 7... 8. Tuturan Data 8... 52 53 54 55 C. Temuan III Implikatur yang Terdapat Dalam Acara Indonesia Lawak Klub... 55

1. Tuturan Data 1... 56

2. Tuturan Data 2... 59

3. Tuturan Data 3... 60

4. Tuturan Data 4... 61

(6)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

6. Tuturan Data 6...

7. Tuturan Data 7...

8. Tuturan Data 8...

9. Tuturan Data 9...

10.Tuturan Data 10... 64

65

66

67

68

BAB V SIMPULAN, IMPLKASI DAN REKOMENDASI... 71

A. Simpulan... 71

B. Implikasi dan Rekomendasi... 72

Daftar Pustaka... 74

Lampiran... 76

(7)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini, termasuk kisruh di lingkungan

pemerintahan tak lepas dari sorotan masyarakat. Hal itu ditandai oleh semakin

banyaknya tuturan masyarakat baik berupa kritikan maupun keluhan terhadap

peristiwa yang terjadi tersebut, baik secara langsung maupun dalam bentuk humor

atau lelucon. Kritik sosial yang membicarakan sebuah bencana, kekhawatiran

masyarakat terhadap lingkungan, kasus-kasus yang menjerat pejabat, berbagai kasus

kriminal, kerap kali dijadikan bahan humor oleh pelaku humor. Dalam memberikan

kritikan, penutur terkadang melupakan hal-hal yang harus dipatuhi. Akibatnya,

maksud penutur menjadi berbeda dengan maksud yang diterima oleh mitra tutur.

Contohnya ketika seorang penutur mengucapkan kata-kata puitis dalam bahasa

Inggris, tetapi mitra tutur sama sekali tidak memahami maksud dari ucapan petutur.

Hal tersebut akan membuat pemahaman maksud dari penutur dan mitra tutur berbeda,

karena tidak ada relevansi dalam setiap tuturan tersebut.

Dalam hal ini, Grice (1975) mengklasifikasikan prinsip kerja sama menjadi

empat maksim. Pertama, maksim kuantitas. Dalam maksim kuantitas, seorang

penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan

seinformatif mungkin. Kedua, maksim kualitas. Dengan maksim kualitas, seorang

peserta tutur diharapkan dapat menyampaikan sesuatu yang nyata dan sesuai fakta

sebenarnya di dalam bertutur. Ketiga, maksim relevansi. Dalam maksim relevansi,

dinyatakan bahwa agar terjalin kerja sama yang baik antara penutur dan mitra tutur,

masing-masing hendaknya dapat memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu

yang sedang dipertuturkan itu. Keempat, maksim pelaksanaan. Maksim pelaksanaan

ini mengharuskan peserta pertuturan bertutur secara langsung (Rahardi, 2005, hlm.

(8)

2

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sperber dan Wilson (1986) mengkritisi maksim-maksim prinsip kerja sama

Grice. Menurut keduanya, maksim Grice yang pertama (kuantitas), kedua (kualitas),

dan keempat (pelaksanaan/cara) tersebut dapat diabaikan karena yang penting adalah

bahwa, kontribusi peserta di dalam suatu percakapan relevan. Kemudian, keduanya

menjadikan maksim relevansi menjadi Prinsip Relevansi (Principle of Relevance),

dan teorinya disebut Teori Relevansi (Relevance Theory). Menurut keduanya, teori

relevansi dapat meluruskan teori Prisnip Kerja Sama Grice (Suryani, 2009, hlm.

14-15). Teori ini mereka maksudkan bukan sebagai pelengkap teori Grice sebagaimana

teori kesantunan Leech, melainkan sebagai pengganti teori Grice itu (Gunarwan,

2007, hlm.14).

Menurut Sperber dan Wilson (1986), seorang petutur harus mematuhi prinsip

relevansi agar percakapan berjalan dengan lancar dan maksud serta tujuan penutur

mudah tersampaikan. Menurut Sperber dan Wilson, ukuran relevansinya adalah

apakah tindakan penutur itu mempunyai efek kognitif atau nyambung di dalam benak

petutur. Efek kognitif itu adalah efek kontekstual yang timbul di dalam sistem

kognitif petutur. Makin kuat efek kognitif itu, makin relevanlah informasi yang

disampaikan oleh petutur.

Indonesia Lawak Klub merupakan sebuah parodi dari acara Indonesia

Lawyers Club. Jika Indonesia Lawyers Club berdiskusi tentang peristiwa yang terjadi

dalam negara Indonesia dan terkesan formal, Indonesia Lawak Klub justru

menanggapi peristiwa yang terjadi di Indonesia dengan lebih santai dan penuh humor.

Acara Indonesia Lawak Klub merupakan acara talk show yang di dalamnya

terdapat percakapan-percakapan antara pembawa acara dengan bintang tamunya.

Konsep acara ini sebenarnya formal. Namun, karena pembawa acara dan bintang

tamunya merupakan seorang pelawak, sehingga acara tersebut menjadi lebih santai

dengan celetukan-celetukan yang membuat acara tersebut mengandung humor. Topik

yang dibicarakan pun selalu mengundang rasa penasaran dan sudah membuat

penonton tersenyum kecil, seperti “hak asasi monyet dan dandanan 1 milyar”. Seperti

(9)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Beberapa humor yang terdapat dalam acara Indonesia Lawak Klub tercipta karena

terdapat ketidaksesuaian maksud antara penutur dan petutur. Selain itu, tuturan

penutur dan mitra tutur yang melanggar prinsip kebahasaan pun berpotensi

menimbulkan efek humor. Oleh karena itu, realisasi prinsip kebahasaan ini menarik

untuk diteliti.

Sebagai ilustrasi pada acara Indonesia Lawak Klub, peneliti menemukan data

sebagai berikut:

Konteks : pada saat Denny Chandra memperkenalkan Rico Ceper sebagai bintang tamu kepada pemirsa dalam episode “Hak Asasi Monyet”

(A)Denny : selamat malam Rico

(B)Rico : selamat malam bapak

(A)Denny : senang sekali Rico

(B)Rico : iya, gimana bisa dibantu pak ?

(A)Denny : lu kaya customer service aja

Percakapan di atas menimbulkan pelanggaran dan pematuhan terhadap prinsip

relevansi. Kalimat senang sekali Rico itu merupakan implikatur dari pernyataan Deny

(A), tetapi kalimat selamat malam Rico merupakan eksplikatur. Meskipun, konteks

pembicaraan Rico (B) dengan konteks pembicaraan Deny Chandra (A) berbeda.

Namun, menimbulkan sebuah humor karena walaupun diucapkan dengan nada

mencela lawan tutur, tetapi tetap bermaksud bercanda. Hal itu membuktikan konteks

memengaruhi maksud dari penutur dan petutur. Maksud tuturan Denny berbeda

dengan maksud tuturan yang disampaikan Rico.

Penelitian mengenai prinsip-prinsip pragmatik ini ternyata sudah banyak

dilakukan, tetapi peneliti belum menemukan objek yang sama. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan prinsip relevansi Sperber dan Wilson yang merupakan

perkembangan dari prinsip kerja sama Grice. Sedangkan, penelitian-penelitian

sebelumnya menggunakan prinsip kerja sama Grice. Astuti (2010) mengkaji

implikatur percakapan wacana humor pada acara komedi Awas Ada Sule. Adapun

(10)

4

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalam acara Bukan Empat Mata. Selain itu, Patoni (2013) mengkaji strategi wacana

humor pada acara Sketsa Trans Tv.

Dalam tindak tutur, tuturan penutur berpotensi mempunyai fungsi, maksud,

dan tujuan yang dapat memberikan pengaruh atau akibat kepada mitra tutur.

Demikian juga pada acara di televisi dibuat semenarik mungkin agar penonton

dengan mudah mencerna setiap kejadian yang ada dalam acara tersebut, serta

masksud dan tujuan acara tersebut sampai kepada penonton. Dalam acara Indonesia

Lawak Klub, tindak tutur yang terjadi lebih mengutamakan sisi humor dibandingkan

gaya bahasa formal. Namun, jika dilihat berdasarkan keadaan lingkungan sekitar

tuturan dalam acara Indonesia Lawak Klub, justru bahasa formal lah yang lebih tepat

untuk digunakan.

Dalam perkembangannya, bahasa mengalami perluasan makna.

Perkembangan itu pun menyebabkan konteks dalam sebuah peristiwa tutur

mengalami perubahan. Konteks dari tuturan itu membuat maksud yang disampaikan

penutur dengan pemahaman maksud oleh petutur berbeda maknanya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

perwujudan prinsip relevansi dengan objek tuturan dalam dikusi pada acara Indonesia

Lawak Klub di Trans7. Adapun yang menjadi judul dalam penelitian ini adalah

Implementasi Prinsip Relevansi dalam Tuturan Peristiwa Diskusi pada Acara

Indonesia Lawak Klub Trans7.

B. Rumusan Masalah penelitian

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah mengungkap realisasi prinsip

relevansi dalam acara Indonesia Lawak Klub. Selanjutnya, diuraikan beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut.

a. Bagaimana wujud pematuhan prinsip relevansi dalam tuturan pada acara

Indonesia Lawak Klub episode “hak asasi monyet” ?

b. Bagaimana wujud pelanggaran prinsip relevansi pada tuturan dalam acara

(11)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c. Implikatur apa yang terdapat dalam tuturan pada acara Indonesia Lawak Klub

episode “hak asasi monyet” ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai

peneliti dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut ini.

1. Wujud pematuhan prinsip relevansi dalam tuturan pada acara Indonesia Lawak

Klub episode “hak asasi monyet”.

2. Wujud pelanggaran prinsip relevansi pada tuturan dalam acara Indonesia Lawak

Klub episode “hak asasi monyet”.

3. Implikatur percakapan dalam tuturan pada acara Indonesia Lawak Klub episode

“hak asasi monyet”.

D. Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tentunya harus dapat memberikan manfaat baik bagi

peneliti maupun orang lain. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sebuah

manfaat, baik itu secara teoritis maupun praktis. Adapun uraian dari manfaat tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangsih atau referensi

bagi perkembangan dalam kajian pragmatik. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menambah pemahaman dan pengetahuan terutama tentang penerapan prinsip

relevansi dalam talkshow di televisi ditinjau jika dari segi pragmatik. Kemudian,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

(12)

6

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini juga diharapkan memberi informasi mengenai teori relevansi yang

merupakan perkembangan prinsip kerja sama Grice. Bagi sebuah saluran televisi

yang akan membuat acara talkshow humor, agar lebih tepat dalam memilih humor

yang akan disiarkan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi terdiri dari lima bab. Penjelasan isi setiap bab adalah

sebagai berikut ini. Bab I merupakan pendahuluan. Dalam bab ini, akan diuraikan

tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Selanjutnya adalah Bab II. Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai tinjauan

pustaka dan landasan teori yang akan digunakan peneliti sebagai pijakan untuk

menganalisis data.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Dalam bab ini, akan diuraikan

mengenai metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

Selanjutnya adalah Bab IV. Dalam bab ini, dipaparkan hasil temuan yang

selanjutnya dianalisis, kemudian hasil analisis tersebut dibahas secara detail.

Bab yang terakhir adalah Bab V. Dalam bab ini, akan dipaparkan simpulan

terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk

(13)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif, karena data yang menjadi objek penelitian berbentuk pernyataan dan

membutuhkan pendeskripsian yang mendalam terhadap objek yang diteliti.

Penggunaan metode deskriptif kualitatif digunakan dengan pusat penelitian pada

tuturan pembawa acara dan bintang tamu terhadap pematuhan dan pelanggaran

terhadap prinsip relevansi dalam acara Indonesia Lawak Klub.

Metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk membuat

deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti

(Djajasudarma, 2010:9). Metode ini merupakan metode penelitian yang

menggunakan pendekatan postpositivis atau menempatkan objek yang diteliti sebagai

sesuatu yang dinamis dan bersifat subjektif. Dengan penelitian ini, maka peneliti ini

pun akan mendeskripsikan atau menggambarkan sesuai dengan kondisi di lapangan.

Peneliti berusaha mendeskripsikan pelanggaran terhadap prinsip relevansi,

pematuhan terhadap prinsip relevansi, dan implikatur yang ada dalam tuturan

pembawa acara dan bintang tamu pada acara Indonesia Lawak Klub.

B. Kerangka Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membuat sebuah kerangka metodologi

penelitian agar penelitian lebih terarah dan sistematis. Adapun kerangka metodologi

(14)

20

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

C. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Data

Data berupa tuturan pembawa acara dan bintang tamu pada acara Indonesia

Lawak Klub (ILK) yang melanggar dan mematuhi Prinsip Relevansi Sperber dan

Wilson, serta tuturan yang mengandung sebuah implikatur.

2. Sumber Data

Sumber data berupa video acara Indonesia Lawak Klub (ILK) trans7 dengan

judul episode “Hak Asasi Monyet” yang diperoleh dari laman www.youtube.com.

Sedangkan yang dijadikan objek dari penelitian ini adalah tuturan para pemain

(pembawa acara dan bintang tamu) yang diduga mengandung pelanggaran dan

pematuhan terhadap prinsip relevansi yang terdapat dalam acara Indonesia Lawak

Klub (ILK).

D. Teknik Penelitian Realisasi prinsip relevansi dalam acara ILK

wujud pematuhan prinsip relevansi dalam tuturan

pada acara ILK

Implikatur yang terdapat dalam tuturan pada acara

ILK

wujud pelanggaran prinsip relevansi dalam tuturan

pada acara ILK

(15)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, ada dua teknik penelitian yang peneliti lakukan, yaitu 1)

teknik pengumpulan data dan 2) teknik pengolahan data. Kedua teknik penelitian

tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, peneliti melakukan dua teknik untuk

memperoleh data yang akan diteliti. Kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut.

a. Teknik dokumentasi

Teknik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi,

karena cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dilakukan dengan

mengunduh video Indonesia Lawak Klub dari laman www.youtube.com. Teknik ini

memiliki teknik lanjutan berupa teknik simak dan teknik catat. Setalah mengunduh

video Indonesia Lawak Klub, kemudian disimak dan dilanjutkan dengan

mentranskripsi hasil unduhan.

b. Teknik Catat

Teknik catat ini digunakan peneliti untuk mengklasifikasi data dari hasil

transkripsi berdasarkan pemaruhan dan pelanggaran Prinsip Relevansi.

2. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Beberapa tahapan

yang dilakukan dalam teknik pengolahan data adalah sebagai berikut ini.

1) Setelah peneliti memperoleh data berupa tuturan pembawa acara dan bintang

tamu pada acara Indonesia Lawak Klub melalui proses pengunduhan, langkah

selanjutnya adalah mentranskripsi atau memindahkan data tersebut dengan cara

menulis semua hasil tuturan yang diujarkan oleh para peserta tutur dalam acara

(16)

22

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2) Dalam tahap ini, peneliti melakukan identifikasi data dengan cara mengenali atau

memberikan cirri terhadap data yang terkumpul dari hasil unduhan. Setelah

ditranskripsi maka data-data diidentifikasi dengan cara memilah-milah

bentuk-bentuk tuturan apa saja yang berkenaan dengan pematuhan dan pelanggaran

Prinsip Relevansi Sperber dan Wilson.

3) Setelah diperoleh dari hasil proses identifikasi data yang diperlukan, maka

langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi atau menggolongkan data tutura

tersebut. Klasifikasi data tersebut dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan

pematuhan dan pelanggaran Prinsip Relevansi.

4) Tahap yang selanjutnya adalah penyalinan ke dalam kartu data. Setelah data

diklasifikasikan maka selanjutnya adalah penyalinan ke dalam kartu data. Hal itu

dimaksudkan agar memudahkan penulis untuk mengelompokan tuturan tersebut

menurut pematuhan dan pelanggaran Prinsip Relevansi Sperber dan Wilson.

5) Setelah data disalin ke dalam kartu data, kemudian dianalisis dan dibahas

berdasarkan karakteristik tuturan pembawa acara dan bintang tamu dalam acara

Indonesia Lawak Klub, pematuhan, dan pelanggaran Prinsip Relevansi.

6) Tahap selanjutnya adalah menyimpulkan. Hasil dari analisis akan menghasilkan

simpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data. Kartu data

tersebut akan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis terhadap tuturan

pembawa acara pada acara Indonesia Lawak Klub. Adapun isi dari kartu data

tersebut, yaitu no.data, tuturan, deskripsi, dan konteks. Kartu data ini sangat

membantu peneliti dalam melakukan analisis dan penyimpulan hasil penelitian.

Berikut ini adalah gambar kartu data yang akan digunakan oleh peneliti.

F. Kartu Data

(17)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tuturan :

(18)

71

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari 30 data, peneliti menemukan lebih banyak

wujud pematuhan terhadap prinsip relevansi dari pada pelanggaran terhadap

prinsip relevansi. Wujud pematuhan dan pelanggaran tersebut yang menghasilkan

implikatur. Implikatur dalam tindak tutur disebabkan oleh perbedaan maksud

antara penutur dan mitra tutur. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menguraikan

jawaban dari tiga pertanyaan penelitian yang dikemukakan dalam rumusan

masalah.

1. Pematuhan Prinsip Relevansi dalam Acara Indonesia Lawak Klub

Pada 30 data yang dianalisis, peneliti menemukan 22 data tuturan yang

mematuhi prinsip relevansi. Setiap tuturan yang saling berkontribusi antara satu

tuturan dengan tuturan yang lainnya membuat relevansi yang optimal. Selain itu,

maksud dari setiap tuturan penutur dan mitra tutur yang berkaitan menghasilkan

sebuah relevansi.

2. Pelanggaran Prinsip Relevansi dalam Acara Indonesia Lawak Klub

Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan delapan wujud

pelanggaran terhadap prinsip relevansi dari 30 data. Wujud pelanggaran terhadap

prinsip relevansi tersebut disebabkan oleh perbedaan maksud antara tuturan

penutur dengan tuturan mitra tutur. Penafsiran tuturan yang berbeda antara pentur

dan mitra tutur dalam proses tindak tutur juga menyebabkan pelanggaran terhadap

prinsip relevansi.

3. Implikatur dalam Acara Indonesia Lawak Klub

Berdasarkan hasil analisis pada 30 data, terdapat sepuluh implikatur dalam

tindak tutur pada acara Indonesia Lawak Klub. Implikatur yang diperoleh lebih

banyak disebabkan oleh tindak tutur yang melanggar prinsip relevansi. Maksud

(19)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tutur, tidak peduli terhadap lawan tutur, serta memberikan efek lucu dalam proses

tindak tutur.

Berdasarkan ketiga kesimpulan di atas, realisasi prinsip relevansi dalam

acara Indonesia Lawak Klub diwujudkan dengan proses pematuhan dan

pelanggaran terhadap prinsip relevansi dalam setiap tindak tutur antara penutur

dan mitra tutur. Pematuhan terhadap prinsip relevansi dibentuk dari maksud

tuturan antara penutur dan mitra tutur yang relevan dalam proses tindak tutur.

Sementara itu, maksud tuturan antara penutur dan mitra tutur yang tidak relevan

membentuk sebuah pelanggaran terhadap prinsip relevansi dalam proses tindak

tutur. Kemudian, tuturan yang mengalami pematuhan dan palanggaran terhadap

prinsip relevansi menghasilkan sebuah implikatur.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Realisasi prinsip relevansi dalam tuturan pada acara Indonesia Lawak Klub

mempunyai pengaruh dalam terciptanya sebuah humor dalam acara tersebut.

Proses pematuhan dan pelanggaran terhadap prinsip relevansi yang menimbulkan

implikatur mampu mengungkap tingkat relevansi pada maksud dan tujuan tuturan

yang menghasilkan sebuah humor. Implikatur yang mengimplikasikan sebuah

ejekan atau hinaan bahkan lelucon dalam tuturan dapat menciptakan sebuah

humor untuk memberikan sebuah hiburan. Selain itu, perbedaan maksud dan

tujuan antara tuturan penutur dan mitra tutur juga berimplikasi terhadap

terciptanya sebuah humor dalam acara Indonesia Lawak Klub.

Setelah menyelesaikan penelitian ini, ada beberapa rekomendasi yang

peneliti ajukan bagi peneliti lain dan masyarakat akademik yang berminat untuk

melakukan kajian terhadap pragmatik, khususnya tindak tutur. Adapun

rekomendasi yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut ini.

1. Penelitian lain dapat mengangkat peristiwa tentang tindak tutur dalam acara

talkshow lain yang lebih fenomenal, serta dapat lebih berpengaruh terhadap

pemahaman masyarakat yang menyaksikan acara tersebut.

2. Peneliti lain dapat menggunakan teori-teori yang lebih komprehensif dan lebih

(20)

73

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tersebut, seperti teori tindak tutur untuk mengkaji keseluruhan hal yang

berkaitan dengan tindak tutur dari mulai jenis, maksud, dan efek yang oleh

jenis dan maksud tindak tutur tersebut.

3. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, bisa menjadi gambaran untuk

peneliti selanjutnya untuk mengkaji wujud pematuhan dan pelanggaran prinsip

(21)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Chaer A. dan Agustina L. (2010). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, F. (2010). Metode Lingusitik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Eva, A. N. (2014). “Wujud Prinsip Kerja Sama Wacana Humor pada Buku Watir”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gunarwan, A. (2007). Pragmatik Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Universitas Atma Jaya.

Hidayat, H. (2011). “Strategi Tindak Tutur Dalam Iklan Operator Seluler di Televisi (Sebuah Kajian Pragmatik)”. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Leech, Geoffrey, (Terjemahan M.D.D. Oka). (2011). Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia

Mahsun. (2011). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.

Mariana, R. (2013). “Realisasi Prinsip Kerja Sama Grice Dalam Tuturan Presenter dan Peserta Reality Show Take Me Out”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Nadar, F.X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurjaman, J. (2011). “Strategi Menyindir dan Implikatur Percakapan Pada Kabar Bang One : Suatu Kajian Pragmatik”. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Patoni, M. (2013). “Strategi Wacana Humor pada Sitkom Sketsa Trans Tv: Perbedaan Penafsiran Implikatur Percakapan”. Makalah pada Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 11: Tingkat Internasional, Universitas Atma Jaya, Jakarta.

Rahardi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Ramdani, M. I. (2014). “Analisis Pragmatik Terhadap Ambiguitas Pemberitaan Kasus Pedofilia Di Media Online”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Rastrinadya, G. S. (2011). “Strategi Tindak Tutur Wacana Humor pada Acara

Bukan Emapat Mata (Kajian Pragmatik)”. (Skripsi) Universitas

(22)

Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLEMENTASI PRINSIP RELEVANSI DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB EPISODE HAK ASASI MONYET

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Wijana, I D. P. (1996). Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi

Wijiyanto, A. (2014). “Strategi Tindak Tutur Wacana Humor pada Acara Yuk Keep Smile (YKS) Trans Tv: Sebuah Kajian Pragmatik”. Makalah pada Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 12: Tingkat Internasional, Universitas Atma Jaya, Jakarta.

(23)
(24)
(25)
(26)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Selasa tanggal enam belas bulan Agustus tahun dua ribu enam belas (16-08-2016), kami Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Mahkamah Agung RI Koordinator

menjadi tertutup bagi petani yang telah menjadi buruh di perkebunan milik swasta. karena mereka diikat dengan sistem kontrak sehingga mereka

Penulis mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan berkat, rahmat, karunia, dan penyertaan-Nya sehingga Penulis dapat menyeles

Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 tahun 2011 Tentang Panduan Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Di

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains dalam pembelajaran IPA tema teknologi merupakan bentuk respon siswa mengenai

bunyi ujaran bahasa Indonesia yang diujarkan penderita Stroke khususnya yang. mengalamai gangguan berbahasa Afasia

Perbedaan keterampilan social antara siswa yang mengikuti ekstrakulikulern futsal dengan bola basket di smkn 1 takokak.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |