PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF
THE JOY OF MOVEMENT BAGI SISWA TUNAGRAHITA TINGKAT
SMALB DI SLB B-C YPLAB KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Oleh
GENA DINIARTI
1103402
PRODI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF
THE JOY OF MOVEMENT BAGI SISWA TUNAGRAHITA TINGKAT
SMALB DI SLB B-C YPLAB KOTA BANDUNG
Oleh Gena Daniarti S.Pd UPI , 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus
© Gena Daniarti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
“PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF THE JOY OF MOVEMENT PADA SISWA TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB
DI SLB B-C YPLAB KOTA BANDUNG”
Gena Diniarti, S.Pd
1103402
Pendidikan Kebutuhan Khusus
ABSTRAK
Gena Daniarti, 2014
THE ADAPTIVE PHYSICAL EDUCATION PROGRAM OF THE JOY OF
MOVEMENT DEVELOPMENT ON SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT
WITH INTELLECTUAL DEFICIANCY IN YPLAB SPECIAL NEED SCHOOL BANDUNG
Gena Diniarti, S.Pd 1103402
Pendidikan Kebutuhan Khusus
ABSTRACT
The research concerning an adaptive physical learning program for student with intelectual deficiancy. The locatian of the study was in YPLAB BC Special Need School in Bandung city. It is involved intellectual deficiancies students at senior high level along with physical and classroom teachers. the aim of the study, was to achiebed an objective potrays of adaptive physical learning program of the joy
of movement on intelectual deficiancy senior high student of YPLAB BC Special
Need School pf Bandung city. the study applied qualitative approach. Interview, observation, and literature study conducted in order to collect the reseacrh data. FGD were applied for the prpgram development, as well as limited try out. The
joy of movement adaptive physical learning developmental program were
Gena Daniarti, 2014
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ……….. 5
C. Tujuan Penelitian ……….. 6
D. Manfaat Penelitian ………. 7
E. Struktur Organisasi Tesis ……….. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penjas Adaptif ………... 10
B. The Joy Of Movement ………. 14
C. Ketunagrahitaan ……… 20
D. Penelitian yang Relevan ……… 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ……….. 36
B. Tempat dan Subjek Penelitian ……….. 37
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ………... 38
D. Teknik Analisis dan Keabsahan Data ……… 50
E. Prosedur Penelitian ……… 54
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 59
B. Pembahasan ……… 98
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……….. 111
B. Rekomendasi ……… 113
DAFTAR PUSTAKA ……… 115 LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Pendidikan untuk semua dengan paradigma pendidikan
yang inklusif di Indonesia ini, telah mengalami kemajuan yang semakin
hari semakin membaik, walaupun masih terdapat problematika yang harus
diselesaikan. Guru yang bersentuhan secara langsung dengan siswa dalam
konsep pendidikan inklusif ini diharapkan dapat memberikan pelayanan
kepada semua siswa sesuai dengan kebutuhannya. Begitu pun dalam
pembelajaran pendidikan jasmani bagi siswa berkebutuhan khusus
disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ia miliki.
Pendidikan Jasmani Adaptif diperuntukkan bagi anak berkebutuhan
khusus agar dapat ikut serta dalam aktivitas jasmani. Sejalan dengan itu
dimana pengertian pendidikan jasmani adaptif menurut Hendrayana
(2007:7) menyatakan bahwa :
“Pendidikan jasmani adaptif adalah sebuah program yang bersifat
individual yang meliputi fisik/jasmani, kebugaran gerak, pola dan keterampilan gerak dasar, keterampilan-keterampilan dalam aktivitas air, menari, permainan olahraga maupun beregu yang di desain bagi
penyandang cacat.”
Dari pengertian di atas tentang pendidikan jasmani inilah, kita
dapat memahami bahwa dalam pelaksanaannya siswa tidak diharuskan
setara dengan atlit. Pendidikan jasmani Adaptif ini bisa menjadi sebuah
program yang bersifat individual. Ketentuan pelaksanaan pendidikan
jasmani adaptif yang harusnya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pada
pelaksanaannya di lapangan tidak sedikit adalah lebih kepada pelatihan
untuk beberapa cabang olahraga tertentu bagi siswa. Dimana seharusnya
seluruh siswa harus aktif dalam mengikuti aktivitas jasmani. Suatu kritik
terhadap pelaksanaan pendidikan jasmani saat ini di sekolah-sekolah
adalah lekatnya ciri olahraga prestasi di sekolah. Pelaksanaan pendidikan
jasmani perlu berbasis human movement. Terlihat dari pembenaran
keberhasilan pendidikan jasmani di sekolah adalah ketika guru pendidikan
jasmani mampu mengantarkan para siswanya menjuarai suatu perlombaan
atau pertandingan dan meraih kedudukan terhormat bagi alam individual
event atau multi event olahraga. (Abduljabar, 2012,a,b)
Dari pernyataan ini tidak sedikit guru atau sekolah yang beranggapan
bahwa pendidikan jasmani dikatakan berhasil jika banyak dari siswanya
dapat menjuarai suatu perlombaan atau pertandingan. Hal ini lah yang
telah menyebabkan pendidikan jasmani kehilangan esensi filosofis sebagai
upaya kependidikan dan mengarahkan siswanya belajar dari partisipasi
dalam aktifitas jasmani, permainan, dan olahraga. Tetapi ada juga dalam
pelaksanaan pendidikan jasmani adaptif dan ditemukan beberapa masalah
bahwa tidak semua siswa terlibat dalam pembelajaran pendidikan jasmani
yang guru berikan tidak sesuai apakah terlalu sulit, atau program tidak
membuat siswa tertarik dan masalah lainnya.
Kegiatan awal dalam kegiatan olahraga adalah warming up atau
pemanasan. Guru dalam mengajarkan pendidikan jasmani sebagian besar
untuk kegiatan warming up masih bersifat konvensional. Kegiatan
Pemanasan yang dilakukan yaitu menggerakkan seluruh anggota badan
dengan menghitung bersama-sama dimulai dari kepala hingga kaki.
Kegiatan warming up inilah yang menyebabkan tidak sedikit siswa yang
enggan untuk mengikuti pembelajaran olah raga ini. Selain itu tidak
sedikit pula guru yang berfokus pada prestasi siswanya dalam menguasai
salah satu cabang olahraga. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran
terkesan siswa dipersiapkan sebagai atlet suatu cabang olahraga.
Contoh kegiatan tersebut misalnya seluruh siswa diikutsertakan
pada kegiatan pembelajaran volley ball dengan bola yang besar dan keras
serta net yang tinggi. Sehingga beberapa siswa yang trauma ketika
memukul bola voli yang keras, dan tidak dapat melampaui net yang tinggi
akan tidak tertarik dengan pembelajaran yang selanjutnya. Oleh karena itu
dibutuhkan rancangan program yang sesuai agar seluruh siswa dapat
terakomodasi.
Pendidikan Jasmani adaptif yang menyenangkanlah sebenarnya
yang dibutuhkan siswa dan ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh para
ahli pendidikan jasmani adaptif di Indonesia, tetapi dalam pelaksanaannya
untuk bergerak dalam pembelajaran penjas adaptif. Pendidikan Jasmani
Adaptif yang menyenangkan inilah berangkat dari hasil pelatihan dan
pendampingan dari Respo International (Abduljabar, 2012) tentang The
joy of movement yang memberikan pencerahan terhadap pendidikan
jasmani untuk semua yang diberikan kepada para akademisi, mahasiswa
serta guru-guru di sekolah luar biasa. Pendampingan ini serta hasil diskusi
anatara mahasiswa Belanda dan dosen FPOK UPI serta guru SLB dapat
menghasilkan program pendidikan jasmani yang dirasa setidaknya berhasil
bagi siswa tunagrahita.
Setelah mendapatkan pendampingan dari pihak Respo
International, guru mencoba mengadaptasi konsep The joy of movement
dalam merancang program pembelajaran penjas adaptif di SLB BC
YPLAB. Terdapat beberapa perbedaan yang ditemui dari program The joy
of movement dan keadaan lingkungan nyata di sekolah, jika di Program
yang diberikan dalam beberapa aktifitas menggunakan beberapa fasilitas,
peralatan yang beragam dan menarik serta lengkap, karena keterbatasan
fasilitas tersebut di sekolah maka guru harus memiliki imajinasi yang
tinggi, serta iklim budaya yang cukup berbeda antara Belanda-Indonesia,
dan berdasar pada potensi, kebutuhan, serta kegemaran siswa yang
berbeda harus disesuaikan juga.
Pengembangan Projek The joy of movement salah satunya telah
menghasilkan “Dalam hal, magang (Praktik Latihan Profesi Guru) atau
Opuoeding) Windesheim University the Netherland telah menimbulkan
bergesernya fenomena pembelajaran pendidikan jasmani adaptif dari
kegiatan kecabangan olahraga menjadi partisipasi dalam aktivitas jasmaani
dan menimbulkan keriangan, keceriaan, kegembiraan, dan gairah belajar
siswa disabilitas. Selain itu dalam bentuk investasi pengetahuan telah juga
menumbuhkan kekayaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru
pendidikan jasmani adaptif terhadap pentingnya aktivitas jasmani dalam
kehidupan. (Abduljabar, 2012)
Program Pendidikan Jasmani Adaptif The joy of movement inilah
yang ingin peneliti kembangkan agar dapat di gunakan di SLB B-C
YPLAB khususnya dan Sekolah-Sekolah lainnya pada umumnya agar
siswa dengan merasa senang bergerak dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani. Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian Pengembangan
Program pendidikan jasmani Adaptif The joy of movement Bagi siswa
tunagrahita SMALB SLB B-C YPLAB Kota Bandung.
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah program Pendidikan jasmani
Adaptif The joy of movement Bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di
SLB B-C YPLAB Kota Bandung. Dari fokus penelitian ini peneliti
1. Aspek apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
program Pendidikan jasmani adaptif The joy of movement bagi siswa
tunagrahita tingkat SMALB di SLB B-C YPLAB Kota Bandung?
2. Bagaimanakah rancangan pengembangan program pendidikan jasmani
adaptif The joy of movement bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di
SLB B-C YPLAB Kota Bandung?
3. Bagaimana Hasil Focus Grup Discuss terhadap program penjas adaptif
bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di SLB BC YPLAB Kota
Bandung?
4. Bagaimanakah hasil uji terbatas program pendidikan jasmani adaptif
The joy of movement bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di SLB
BC YPLAB Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang objektif mengenai Pengembangan Program Pendidikan
jasmani adaptif The joy of movement bagi siswa tunagrahita tingkat
SMALB SLB B-C YPLAB Kota Bandung, Adapun tujuan penelitian ini
secara khusus adalah untuk memperoleh:
1. Gambaran aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
program Pendidikan jasmani adaptif The joy of movement bagi siswa
2. Rancangan pengembangan dalam pelaksanaan program pendidikan
jasmani adaptif The joy of movement bagi siswa SMALB di SLB B-C
YPLAB Kota Bandung
3. Hasil Focus Group Discuss terhadap pengembangan Program Penjas
Adaptif The joy of movement bagi siswa SMALB di SLB BC YPLAB
Kota Bandung
4. Hasil uji terbatas Pengembangan program pendidikan jasmani adaptif
The joy of movement bagi siswa SMALB di SLB B-C YPLAB Kota
Bandung
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan gambaran objektif pengembangan program
pendidikan penjas adaptif The joy of movement bagi siswa tunagrahita,
penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna sebagai berikut:
1. Guru
Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dalam pelaksanaan
Pengembangan program pendidikan jasmani adaptif The joy of
movement bagi siswa tungrahita tingkat SMALB di SLB B-C YPLAB
agar guru kreatif dalam mengembangkan kembali program penjas
adaptif ini agar bermanfaat bagi siswa tunagrahita.
Memberikan masukan kepada pihak SLB khususnya dalam
pengembangan program pendidikan jasmani adaptif The joy of
movement yang bersumber dari kebutuhan dan potensi peserta didik
khususnya siswa tunagrahita serta kerjasama dari seluruh guru kelas
untuk aktif sebagai pendamping siswa dalam pelaksanaan program
pembelajaran penjas adaptif yang menyumbangkan pemikiran dan
masukan dalam hal evaluasi pelaksanaan program. Serta pelaksanaan in
house training tentang pengembangan program pendidikan jasmani
adaptif The joy of movement.
3. Dinas
Dapat menjadi masukan agar mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru
guna meningkatkan profesionalisme dalam mengembangakan program
pendidikan jasmani adaptif bagi siswa tunagrahita.
E.
Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis berisi rincian tentang uutan penulisan dari
setiap bab dan bagian bab dalam tesis, mulai dari bab I hingga bab V.
Bab I berisi uraian tentang Pendahuluan dan merupakan bagian
awal dari tesis yang terdiri dari :
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Struktur Organisasi Tesis
Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka penelitian. Kajian
pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Kajian pustaka ini
berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menysuun pertanyaan penelitian,
tujuan penelitian. Bab II terdiri dari pembahasan teori-teori konsep dan
turunannya dalam bidang yang dikaji.
Bab III berisi Penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian
yang terdiri dari :
1. Pendekatan Penelitian
2. Tempat dan Subjek Penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
4. Teknik Analisis dan Keabsahan Data
5. Prosedur Penelitian
Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri
dari :
1. Hasil Penelitian
2. Pembahasan
Bab V menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap
1. Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
1) Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih
menggunakan penelitian kualitatif sesuai dengan pendapat Strauss dan Corbin
(Basrowi& Suwardi, 2008:1 ) ’penelitian kualitatif dapat digunakan untuk
meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi
organisasi, gerakan sosial atau hubungan kekerabatan.
Sedangkan Bogdan dan Taylor (Basrowi & Suwardi, 2008:1)
menyatakan bahwa ’penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku
orang-orang yang diamati.’
Kesimpulan dari beberapa pengertian penelitian kualitatif menurut
para ahli, maka penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang
mempunyai tujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui
proses berpikir induktif. Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengenali
subjek, dapat merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2008: 4),
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati’.
Pendekatan kualitatif ini digunakan karena masalah yang diteliti
merupakan fenomena yang terjadi di sekolah mengenai program pendidikan
jasmani adaptif ada dan pelaksanaannya yang tentunya perlu digambarkan
secara deskriptif, dan data mengenai program pendidikan jasmani adaptif di
sekolah tersebut akan digabungkan dengan teori untuk merumuskan
pengembangan programnya yang kemudian akan divalidasi secara konsesual
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian kualitatif yang didefinisikan oleh Denzim dan Lincoln (Moleong,
2008: 5) bahwa ‘penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”.
B. Tempat dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB BC YPLAB (Yayasan Pendidikan dan
Latihan Anak Berkelainan) Kota Bandung. Alasan peneliti melaksanakan
penelitian di SLB ini adalah karena telah mendapatkan pendampingan dari
Respo International tentang Penjas Adaptif The Joy Of Movement.
Adapun Subjek penelitian ini adalah Siswa Tunagrahita tingkat SMALB,
guru kelas tingkat SMALB, Guru Olah Raga SMALB.
C.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Menurut Lofland (Moleong,
2004:112) ‘Sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan
lain-lain.’
a. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian
terhadap informasi atau interpretasiyang diperoleh sebelumnya. Data
yang dikumpulkan melalui wawancara yang bersifat verbal, hasil
wawancara yang direkam dengan menggunakan kamera digital atau
dengan handphone agar memudahkan peneliti dalam mengumpulkan
berbagai informasi yang disampaikan responden.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak
berstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas di mana pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
b. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi ini dilakukan karena sejumlah besar fakta
dan data itu tersimpan di dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Alasan lain peneliti melakukan studi dokumentasi sesuai dengan
pendapat Nasution (1996:85) menjelaskan bahwa :
Data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari
sumber manusia (human resources) melalui wawancara dan
observasi. Namun terdapat pula data yang bersumber bukan dari
manusia (non human resources), diantaranya dokumen, foto dan
bahan statistik. Dokumen sendiri terdiri dari tulisan pribadi seperti
buku harian, surat-surat dan dokumentasi resmi.
Kesimpulan dari penjelasan Nasution di atas adalah meskipun
data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif sebagian besar berasal
dari manusia, tetapi terdapat pula data yang berasal bukan dari manusia
yang tidak dapat diabaikan dan dianggap penting untuk dapat
mengungkap permasalahan yang ada di lapangan.
Melalui studi dokumentasi, peneliti bermaksud menelaah
dokumen-dokumen yang telah ada. Data yang akan peneliti kumpulkan
adalah dokumen Analisis SKKD, dokumen program tahunan
pendidikan jasmani adaptif, Program Semester pendidikan jasmani
adaptif, Silabus pendidikan jasmani adaptif, RPP pendidikan jasmani
c. Observasi
Informasi yang dapat diperoleh dari hasil observasi adalah
tempat, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa,
waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah
untuk menyajikan gambaran realistik perilaku dan kejadian untuk
menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia
dan untuk melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu.
Peneliti melakukan observasi untuk melihat proses
pembelajaran siswa tunagrahita tingkat SMALB di SLB BC YPLAB,
evaluasi yang dilakukan guru terhadap hasil pembelajaran penjas
adaptif the joy of movement siswa tunagrahita tingkat SMALB di SLB
BC YPLAB Kota Bandung.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian Kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Hal ini berarti peneliti merupakan perencana,
pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya
menjadi pelopor hasil penelitiannya, keberadaan peneliti sebagai
mengemukakan bahwa “Hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat
berhubungan dengan responden atau obyek lainnya dan hanya manusialah
yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.”
Karena peneliti secara langsung sebagai instrumen maka peneliti
harus memiliki kesiapan ketika melakukan penelitian, mulai dari tahap
persiapan sebelum ke lokasi penelitian dan segala sesuatu yang dibutuhkan
ketika kegiatan penelitian akan dilakukan. Sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian maka digunakan:
1) Pedoman wawancara
Yaitu sebagai acuan yang digunakan ketika melakukan
wawancara, yang berisi pokok-pokok masalah yang akan menjadi
bahan pembicaraan dan menetapkan pihak-pihak yang akan
diwawancarai. Pedoman wawancara ini disusun sebelum
melaksanakan wawancara.
2) Pedoman observasi
Yaitu sebagai acuan dalam melakukan observasi atau
pengamatan langsung terhadap kasus, sehingga akan diperoleh
aspek-aspek yang diteliti secara langsung berdasarkan kepada pedoman
observasi yang telah dipersiapkan.
3) Pedoman Dokumentasi
Yaitu sebagai acuan yang digunakan ketika melakukan studi
Tabel 3.1
KISI-KISI PEDOMAN PENELITIAN
PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF THE JOY OF MOVEMENT BAGI SISWA TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB DI SLB B-C YPLAB KOTA BANDUNG
Pertanyaan Penelitian Aspek yang akan diungkap Indikator Bentuk
Instrumen perlu diperhatikan dalam pengembangan program
c. Kemampuan teknik dasar kecabangan
d. Aspek kognitif dan sikap
2) dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa.
3) dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
SMALB di SLB B-C YPLAB Kota Bandung?
b.Pengembangan Draf Program
1) Analisis dan menyusun Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani adaptif The joy of movement Bagi Siswa Tunagrahita SMALB
2) Analisis dan menyusun Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani adaptif The joy of
movement Bagi Siswa
Tunagrahita SMALB
of movement berkesinambungan f. Belajar sepanjang hayat g. Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Kesesuaian dengan tujuan penjas adaptif
the joy of movement
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
Diskusi Guru SMALB,
fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5. Mengembangkan sikap sportif,
jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis 6. Mengembangkan keterampilan
untuk menjaga keselamatan
7. diri sendiri, orang lain dan lingkungan
8. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. 9. Mengekspresikan potensi
(1) (2) (3) (4) (5) 4. Bagaimanakah hasil uji
terbatas Pengembangan program pendidikan jasmani adaptif The joy of
movement bagi Siswa pendidikan jasmani adaptif
the joy of movement bagi
siswa tunagrahita tingkat SMALB
a. Kesesuaian
pengembangan program pendidikan jasmani adaptif terhadap tujuan pengembangan kurikulum pendidikan jasmani adaptif the joy of movement
1) Potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya 2) Beragam dan terpadu
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5) Menyeluruh dan
berkesinambungan 6) Belajar sepanjang hayat
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah pengelolaan diri dalam upaya
movement terhadap respon
dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran penjas adapatif
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
Observasi Siswa tunagrahita
(1) (2) (3) (4) (5)
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5) Mengembangkan sikap sportif,
jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
sendiri, orang lain dan lingkungan
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
(1) (2) (3) (4) (5)
D. Teknik Analisis dan Keabsahan Data
1. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Aktivitas dalam
analisis data, peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data
yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Basrowi dan Suwandi,
2008:209-210) yang mencakup tiga kegiatan yang bersamaan yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:
Komponen dalam analisis data (flow model) Sugiyono (2009:91)
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses
ini berlangsung selama penelitian dilakukan dari awal sampai akhir
penelitian.
b. Penyajian Data
Display data adalah penyusunan secara sistematis hasil reduksi agar
diketahui tema dan polanya dengan menentukan bagaimana data
disajikan antara lain dengan mengklasifikasikan data sesuai dengan
pokok masalah. Hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk catatan
sebagai temuan penelitian. Pembahasan hasil display data dilakukan
dengan bertitik tolak pada hasil wawancara dan observasi serta studi
dokumentasi secara objektif dengan ditunjang oleh landasan teori yang
ada.
c. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang
terkait dengan ciri logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian,
kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap
data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi
yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil
penelitian lengkap, dengan ‘temuan baru’ yang berbeda dengan temuan
yang sudah ada.
2. Keabsahan Data
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian” (Moleong,
2004:330).
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang
berbeda (Nasution, 1996:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen.
Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga
dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi
juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap
data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.
Maka untuk keabsahan data pada penelitian ini, peneliti akan
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi
Sumber untuk menguji data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber . Sedangkan triangulasi teknik
untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Selain itu akan dilakukan diskusi dengan orang lain yaitu
membicarakan masalah dengan orang banyak untuk mengetahui hal-hal
yang diteliti. Diskusi dengan orang lain itu adalah Focus Group Discussion
(FGD), dimana FGD ini disebut juga grup interview yang tergolong dalam
Minichiello (1990:10) dalam Sugiyono. (2009) “ mengemukakan
wawancara jenis ini menggunakan panduan diskusi tersusun dari beberapa
topic tetapi urutan pertanyaanya tidak disusun secara kaku, melainkan lebih
fleksibel”. FGD menurut Hoed (1995:1) dalam Sugiyono (2009),”
dirancang dengan tujuan mengungkapkan persepsi kelompok mengenai
suatu gejala budaya .Setelah itu Mengadakan audit dengan dosen
pembimbing, hal ini bertujuan untuk memeriksa kelengkapan dan ketelitian
yang dilakukan sehingga timbul keyakinan bahwa yang diperoleh adalah
tepat mencapai kebenaran yang diharapkan”.
Dalam pelaksanaan FGD menurut Krueger dan Hoed (Sugiyono, 2009:165)
menyatakan bahwa “pelaksanaan FGD tidak bertujuan mencari “consensus”, tidak
mencari pemecahan masalah, dan tidak bertujuan memberikan rekomendasi atau
membuat keputusan. Penelitian kualitatif di sini lebih kepada proses.”
Bahan diskusi yang akan dipergunakan pada saat FGD dicatat dalam
transkrip yang lengkap, semua percakapan dicatat sebagaimana adanya, termasuk
komentar, dan kejadian-kejadian khusus saat diskusi. Transkrip FGD dibuat
berdasarkan kronologis pembicaraan agar memudahkan analisis bagi peneliti
nantina. Setelah itu tahapan analisis dilakukan peneliti berdasarkan transkrip FGD
yang telah dibuat.
Pada tahap analisis, FGD memiliki kesamaan dengan analisis isi, sejalan
dengan pendapat Sugiyono. (2009: 168) dalam arti metode ini memiliki
a) Melakukan coding terhadap sikap, pendapat peserta yang memiliki kesamaan
b) Menentukan kesamaan sikap dan pendapat berdasarkan konteks yang berbeda
c) Menentukan persamaan istilah yang digunakan, termasuk perbedaaan
pendapat terhadap istilah yang sama
d) Melakukan klasifikasi dan kategorisasi terhadap sikap dan pendapat peserta
e) Mencari hubungan di antara masing-masing kategorisasi yang ada untuk
menentukan bentuk bangunan hasil diskusi atau sikap dan pendapat kelompok
terhadap masalah yang didiskusikan (fokus diskusi)
f) Menyiapkan draf laporan FGD untuk didiskusikan pada kelompok yang lebih
besar untuk mendapat masukan lebih luas, sebelum diseminarkan dalam
forum ilmiah.
A. Prosedur Penelitian
Urutan langkah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga langkah utama yaitu yang pertama studi pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan program, serta uji coba lapangan yang terbatas. Secara rinci langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Studi Pendahuluan
Tahap Studi Pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan pengembangan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji bebrapa literature serta survey lapangan yang berhubungan dengan fokus masalah yang ada dalam penelitian.
Pada pengkajian :
a. Literatur, peneliti mengkaji teori-teori pendidikan jasmani adaptif, The
penelitian.
b. Suvei lapangan, peneliti melakukan pra survey ke sekolah untuk mendapatkan gambaran umum tentang program pendidikan jasmani adaptif bagi siswa tunagrahita SMALB.
Perencanaan dan Pengembangan Program
Tahap Perencanaan dan Pengembagan Program merupakan tahap kedua, Setelah melaksanakan perencanaan Program maka selanjutkan adalah Penyusunan Program, dan akan dilakukan FGD sebagai proses validasi.
Uji Coba Terbatas
Uji coba pada program yang telah dikembangkan akan dilakukan dengan cara Observasi terhadap pelaksanaan program pada satu siswa kelas 2 SMALB, dan Wawancara kepada guru. Uji coba yang dilakukan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai kebermanfaatan program pendidikan jasmani adaptif The joy of movement yang telah dikembangkan. Dimana dua aspek besar dari kebermanfaat pengembangan program pendidikan jasmani the joy of movement bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di SLB BC YPLAB Kota Bandung adalah :
a. Kesesuaian pengembangan program pendidikan jasani adaptif the joy of movement terhadap tujuan pengembangan kurikulum pendidikan jasmani adaptif
b. Kesesuaian pengembangan program pendidikan jasmani adaptif the joy of movement terjadap respond an kebutuhan siswa dalam pembelajaran penjas adaptif
Bagan 3. 2
Alur Pelaksanaan Penelitian
PERENCANAAN dan PENGEMBANGAN PROGRAM
Perencanaan Program :
1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa Tunagrahita dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani Adaptif The Joy of Movement
Pengembangan Draf Pengembangan Program
1. Menganalisis hasil asesmen
2. Menyusun Program Pendidikan Jasmani Adaptif dengan kebutuhan dan potensi siswa
VALIDASI melalui FGD
REVISI
DRAF PENGEMBANGAN PROGRAM
UJI COBA TERBATAS
PROGRAM HASIL UJI COBA TERBATAS
STUDI PENDAHULUAN Studi Pustaka :
1. Kajian teori
2. Hasil penelitian yang relevan
Survei Lapangan :
1. Program pendidikan Jasmani Adaptif yang digunakan di sekolah saat ini
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari Hasil Penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa aspek yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan program Pendidikan jasmani adaptif
The joy of movement bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di SLB B-C
YPLAB Kota Bandung yang pertama adalah Kebutuhan siswa tunagrahita
dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif. Dimana aspek pertama ini
terdiri dari kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar, kemampuan teknik
dasar kecabangan, aspek kognitif dan sikap, dan asepek perkembangan
mental, emosional dan keterampilan sosial. Aspek kedua adalah sesuai
dengan ciri pendidikan jasmani adaptif. ciri pendidikan jasmani adaptif
adalah kesesuaian dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa, dapat
membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa, dan dapat
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani adaptif. Aspek yang
ketiga adalah Makna The Joy Of Movement yang terdiri dari filosofis gerak,
fisiologis gerak, psikologis gerak, sosiologis gerak.
Rancangan pengembangan program pendidikan jasmani adaptif The joy
of movement bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di SLB B-C YPLAB
Kota Bandung dilakukan dengan memperhatikan ketiga aspek besar yaitu
Kebutuhan siswa tunagrahita dalam pembelajaran, ciri pendidikan jasmani
menyusun asesmen pendidikan jasmani adaptif. Pengembangan Program
dilakukan dari hasil asesmen tahap 1 dan tahap 2, peneliti dapat menyusun
analisis skkd, RPP, kegiatan pemanasan yang menyenangkan dan kegiatan
pendinginan yang menyenangkan.
Hasil Focus Grup Discuss terhadap pengembangan Program Penjas Adaptif bagi siswa Tunagrahita tingkat SMALB di SLB BC YPLAB Kota Bandung pertama di dapatkan revisi agar program lebih baik dan didapat beberapa rekomendasi. Pada aspek potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya adalah dalam pengembangan program yang telah dirancang ini harus lebih disesuaikan lagi dengan kemampuan anak. perlu dikembangkan ke pengelolaan diri sendiri agar tercapainya pola hidup sehat dari aktifitas olahraga tersebut. hal yang pertama adalah Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah dengan masukan SKJ yang sudah dikenal secara nasional di gabung permainan dari daerah, Agar tercapai antara kepentingan nasional dan daerah untuk selamanya. FGD kedua adalah member check kepada dua anggota FGD mengenai Program yang telah diperbaiki berdasarkan rekomendasi yang diberikan saat FGD, dan dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan perbaikan, para anggota FGD menyatakan program pembelajaran pendidikan jasmanai adaptif yang telah diperbaiki sudah jauh lebih baik dari sebelumnya dan sudah dapat diujicobakan.
B. Rekomendasi
Sehubungan dengan hasil penelitian, maka dikemukakan
rekomendasi kepada pihak guru, sekolah dan Dinas yang dipandang perlu
sebagai masukan dan tindak lanjut dari penelitian ini.
1. Guru
Diharapkan pihak guru melaksanakan asesemen Pendidikan
jasmani adaptif lebih mendalam lagi dan tidak hanya secara praktek saja
tetapi terdapat dokumen asesmen secara tertulis, sehingga dapat
menjadi rujukan bagi guru pendidikan jasmani selanjutnya untuk
meningkatkan potensi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani
adaptif.
Diharapkan guru memberikan kepercayaan kepada siswa dalam
menyelesaikan tugas pada saat pelaksanaan pembelajaran.untuk dapat
lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Pemanfaatan waktu secara optimal dengan meningkatkan
kedisiplinan anak, yaitu tidak terlambat datang pada saat jam pelajaran
dimulai dan siswa menggunakan pakaian olahraga dengan
menggunakan reward dan punishment.
Mengajarkan pra syarat pembelajaran pendidikan jasmani
adaptif yang mudah dahulu sebelum masuk ke tahap aktivitas jasmani
yang lebih sulit. Menyusun program semenarik mungkin serta dalam
pelaksanaan dapat mengekplorasi dengan menggunakan peralatan yang
2. Sekolah.
Dari pihak sekolah diharapkan kerjasama dari seluruh guru kelas
untuk aktif sebagai pendamping siswa dalam pelaksanaan program
pembelajaran penjas adaptif yang menyumbangkan pemikiran dan
masukan dalam hal evaluasi pelaksanaan program.
Sekolah mengadakan in house training tentang pengembangan
program pendidikan jasmani adaptif The joy of movement.
3. Dinas
Kepada pihak dinas agar mengadakan pelatihan-pelatihan bagi
guru guna meningkatkan profesionalisme dalam mengembangakan
Abduljabar, Bambang. (2012). The Joy Of Movement.Bandung: Rizqi Press.
Amin, Moh. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Astati. (2011). Pendidikan Anak Tunagrahita, Bandung: Amanah Offset.
Bahagia, Yoyo. (2003). Pembelajaran Atletik Untuk Sekolah Luar Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Hendrayana, Yudi. (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah Bekerjasama dengan Direktori Jenderal Olahraga.
Meimulyani, Yani & Tiswara, Acep. (2013).Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Luxima Metro Media
Moleong, Lexy J.(2004) Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1996. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Payne, J.S. and James R.P. (1981). Mental Retardation, Columbus: a Bell and Howell Company
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Suntoda, Andi.(2007). Pedoman dan Instrumen Praktikum Tes dan Pengukuran Olahraga.Bandung : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Supartini, Endang.(2012). Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup bagi
Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Tersedia:
[online].
http://jasianakku-sampel.blogspot.com/2012/01/pengembangan-model-pendidikan-kecakapan.html.(30 maret 2012).
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
Widya, Mamad. ( ). Modifikasi Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani
Adaptif.Tersedia:[online].http:// file .upi. edu/Direktori /FIP/ JUR PEND._LUAR_BIASA/195208231978031-MAMAD_WIDYA/
KONSEP_DASAR_PENDIDIKAN_JASMANI_ ADAPTIF. pdf . (3 April 2012).
Wrightslaw.(2004). Physical Education (PE) & Adapted Physical Education (APE). Tersedia: [online]. http: //www .wrightslaw .com /info/pe.index.html. ( 3 April 2012 )
Yus S Yusakarim .(2012). telah melakukan penelitian The Implementation of Adaptive
Physical Education (APE) at SPLB Suryakanti (School with mental retarded students) in Bandung Indonesia. Bangi: Fakulti Pendidikan Universiti