• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802013701 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802013701 Full text"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN

SENSE OF HUMOR

DENGANPENYESUAIAN DIRI

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 AMBARAWA

OLEH

GALIH AGENG PRADITYO

802013701

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

HUBUNGAN

SENSE OF HUMOR

DENGANPENYESUAIAN DIRI

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 AMBARAWA

Galih Ageng Pradityo

Rudangta Arianti S

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(9)

i ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa terdapathubungan sense of humor dengan penyesuaian diri siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambarawa. Partisipan penelitian 200siswa kelas VII yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sense Of Humor diukur dengan menggunakan Skala MSHS(Multidimensional Sense of Humor Scale)yang disusun oleh Thorson&Powell terdiri dari 24 aitem pernyataan, sedangkan variabel Penyesuaian Diridiukur dengan menggunakan Skala Penyesuaian Diri yang terdiri dari 42 aitem pernyataan yang disusun oleh penulis berdasarkan teori penyesuaian diri (Schneiders, 1964). Data korelasi penelitian menunjukanbahwa korelasi antara sense of humor dengan penyesuaian diri memperoleh hasil r = 0,199 dengan signifikansi 0,005 (p<0,05) dengan r² = 0,0396, maka kontribusi sense of humor terhadap penyesuaian diri sebesar 3,96% dengan demikian terdapat 96,04% variabel di luar sense of humor yang lebih berkontribusi terhadap penyesuaian diri.Hasil penelitian tersebut memberikan bukti bahwa hipotesis dapat diterima namun, hubungan kedua variabel tersebut sangat lemah, sehingga hubungan kedua variabel tersebut dapat diabaikan. Disarankan peneliti selanjutnya menggunakan variabel lain seperti kepercayaan diri, keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, lingkungan, serta religiusitas dan kebudayaan.

(10)

ii ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between sense of humor and self adjustment of SMP Negeri 2 Ambarawa 7th Grade students. Subjects were 200 of 7th grade students. Sense Of Humorwas measured using MSHS (Multidimensional Sense of Humor Scale)made by Thorson and Powell, consistof 24 item and self adjustment was measured using self adjustment scale consist of 42 item and made by authorbased on adjustment theory(Schneiders, 1964).Correlation analysisdata revealed that correlation between sense of humor and self adjustmentr = 0,199, significance 0,005 (p<0,05) with r² = 0,0396 so the contribution of sense of humor to self adjustment only 3,96% it means there are 96,04% other variables that correlated with self adjustment.The results prove that the hypothesis,was accepted,butrelationship between sense of humor and self adjustment was very low so it can be ignored.In the future researcher suggested use another variables such as self confidence, physical condition, growth and maturity, psychologycal condition, religiosity and culture.

(11)

1

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan yang digunakan untuk pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membangkitkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar.

Bagi siswa transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama merupakan masa-masa yang sangat penting, sebab di kelas 1SMP siswa mengalami perubahan dari metode pendidikan SD ke SMP, di mana di SD siswa lebih banyak diajar atau diampu oleh satu guru kelas yang mengajarkan hampir pada seluruh mata pelajaran, sedangkan di SMP untuk setiap bidang studi atau mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda (Sukadji, 2000). Peralihan dari SD ke SLTP ini disebut dengan top-dog phenomenon, di mana terjadi peralihan dari posisi teratas pada saat siswa berada di kelas enam SD ke posisi terbawah pada saat berada di kelas 1 SMP (Santrock, 2002). Kondisi tersebut menuntut siswa untuk dapat menyesuaikan diri.

(12)

2

Schneiders (1964) mengemukakan bahwa penyesuaian diri terdiri dari tujuh aspek mengenai karakteristik penyesuaian diri. Pertama adalahtidak terdapat emosionalitas yang berlebihan (absence of excessive emotionality), tidak menunjukkan mekanisme psikologis yang berlebihan (absence of psychological mechanisms). Aspek yang ketiga adalahtidak terdapat perasaan frustrasi pribadi (absence of the sense of personal frustration),pertimbangan rasional dan pengarahan diri (rational deliberation and self direction),kemampuan untuk belajar (ability to learn),pemanfaatan pengalaman (utilization of past experience),dan yang terakhir adalah sikap-sikap yang realistis dan objektif (realistic and objective attitude).

Sultanoff (1997), berpendapat bahwa humor membantu penyesuaian sistem kepercayaan dengan memberi perspektif yang lebih realistis pada “dunia yang tidak adil” sehingga seseorang yang memiliki humor dapat mengembangkan pemahaman diri

dan memandang dirinya secara realistis, selain itu dengan humor seseorang dapat menyikapi situasi-situasi yang tidak menyenangkan seperti stresor di lingkungan baru. Hal yang sama juga dikatakan olehHasanat dan Subandi (1998), bahwa humor dinilai dapat menimbulkanemosi positif, sebab humor m e m b u a t s e s e o r a n g m e n j a d i l e b i h r i l e k s , t i d a k t e g a n g l a g i sehingga pikiranpun dapat lebih berkonsentrasi untukmenyelesaikan masalah.

(13)

3

Nezu,dkk(1999) menyebutkan tentang afiliatif humor, yakni bentuk interpersonal humor yang melibatkan penggunaan humor (misalnya menceritakan lelucon, mengatakan hal-hal lucu, atau olok-olok cerdas) untuk membuat orang lain nyaman, menghibur orang lain, dan untuk meningkatkan hubungan.Namun demikian, Miller (2004) menyatakan, bahwa untuk menggunakan humor seseorang harus memiliki sense of humor, sebab tanpa adanya sense of humormaka kejadian seperti apapun itu tidak meninggalkan kesan lucu.

Pengertian sense of humor menurut Thorson dan Powell (1997) yaitu merupakan multidimensi dan didalamnya termasuk kemampuan untuk membuat humor, mengenali humor, mengapresiasikan humor, menggunakan humor sebagai mekanisme coping dan untuk mencapai tujuan sosial.Maka dari itu sense of humor memiliki peran pada remaja untuk menerima dan diterima secara sosial oleh teman sebayanya. Thorson dan Powell (1997) menyatakan empat aspek penting sense of humor, yang terdiri dari: humor production,humor appreciation, coping humor,attitude toward humor.

Lebih konkret dikatakan oleh Mapriare (dalam Yusuf, 2002) yang, bahwa seorang remaja harus mendapat penerimaan dari kelompok sebanyanya. Tanpa penerimaan teman sebaya akan menimbulkan gangguan perkembangan psikis dan sosial remaja. Dijelaskan lebih lanjut oleh Hurlock dalam Yusuf (2002), bahwa kondisi-kondisi remaja yang diterima secara sosial teman-teman sebaya adalah sebagai berikut: mudah mendapatkan teman, memiliki rasa empati, memiliki partisipasi sosial yang tinggi, ditempatkan pada posisi yang bagus dan terhormat.

(14)

4

lain yang dilakukan oleh Inderawati (2008) tentang hubungan antara sense of humor dengan penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGMjuga menunjukkan, bahwa sense of humormemiliki hubungan positif dengan penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGM,artinya semakin tinggi sense of humor yang dimiliki oleh mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGM maka penyesuaian dirinya di kampus semakin tinggi pula. Penelitian yang dilakukan oleh Hadziq (2014) tentang hubunganantarasenseofhumordenganpenyesuaiandiri pada mahasiswa tahun pertama penghuni asrama Universitas Negeri Malang juga menunjukkan hal yang sama, bahwa terdapathubungan yang positif signifikan antarasenseofhumordenganpenyesuaiandiri pada mahasiswa tahun petama penghuni asrama Universitas Negeri Malang. Beberapa hasil penelitian tersebut memberikan penguatan bahwa humor merupakan sarana atau fasilitas dalam membangun kedekatan sosial termasuk dalam hal ini penyesuaian diri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuiper (2004) menunjukkan hal yang berbeda, bahwa sense of humor tidak memiliki kontribusi terhadap kemampuan (kompetensi) personal dalam hal meningkatkan kualitas hubungan secara sosial. Hal yang sama juga dikatakan oleh Foot (1991), bahwa humor dianggap sebagai langkah untuk mengatasi masalah dalam hal hubungan sosial belum sepenuhnya dapat dibuktikan kebenarannya.

(15)

5

Berdasarkan wawancara peneliti dengan sembilanorang siswa baru pada siswa kelas VII pada semester I di SMP Negeri 02 Ambarawamengenai masalah sense of humor diperoleh keterangan bahwa pada dasarnya sembilan orang siswa menyatakan sama-sama mampu mengomentari sesuatu yang dianggap lucu.Akan tetapisaat ditanya lebih jauh tentang hubungan sense of humor dengan penyesuaian diri di lingkungan sekolah baru, lima orang siswa menyatakan bahwa sense of humormembantu mereka dalam hal penyesuaian diri di lingkungan sekolah yang baru.Empat orang lainnya menyatakan bahwa sense of humor tidak sepenuhnya dapat membantu melakukan penyesuaian diri. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untukmeneliti lebih lanjut tentang hubungan sense of humor dengan kepercayaan diri di kalangan siswa kelas VII SMP Negeri 02 Ambarawa.

(16)

6

METODE PENELITIAN

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain korelasional.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas VII semester I di SMP Negeri 02 Ambarawa yang berjumlah 200 orang.Teknik sampling yang digunakan untuk memperoleh sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau sensus(Notoatmodjo, 2002).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, berikut penjelasannya:

1. Skala penyesuaian diri

Skala penyesuaian diri diukur menggunakan7 (tujuh) aspek penyesuaian diri yang dariSchneiders (1964). Tujuh aspek tersebut kemudian diterjemahkan menjadi 14 indikator. Indikator-indikator tersebut diterjemahkan menjadi 42 item pernyataan dengan kriteria 21item favourable, dan 21 item unfavourable dengan model skala Likert dengan empat pilihan respons, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS) (Notoatmodjo, 2002).

2. Skala sense of humor

(17)

7

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan validitas isi. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memeriksa apakah item-item pertanyaan di dalam kuesioner memang sudah sesuai dengan isi dari masing-masing variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2002).Uji validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan 7 (tujuh) aspek penyesuaian diri Schneiders (1964). Tujuh aspek tersebut kemudian diterjemahkan menjadi 14 indikator. Indikator-indikator tersebut diterjemahkan kembali menjadi 42 item pernyataan dengan kriteria 21item favourable, dan 21 item unfavourable. Sedangkan variabel sense of humormenggunakan 4 (empat) aspek sense of humor dari Thorson dan Powell (1997) dengan kriteria 19 item favourable, dan 5 unfavourable sehingga jumlah pernyataan 24 item berbahasa Inggris kemudian diterjemahkan menjadi bahasa Indonesia dan penggunaan bahasanya disesuaikan dengan subjek.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik cronbach alpha. Suatu konstruk dikatakan reliabel apabila memiliki nilai ralpha positif dan ralpha≥ 0,6 (Nunnally dalam Ghozali, 2004).

Analisis Data

(18)

8

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-SZ) dari SPSS (Statistical Packages for Social Sciences) 17.0, dengan kriteria p> 0,05 berarti data terdistribusi normal (Ghozali, 2004).

Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05(Ghozali, 2004). Analisis Data

M e t o d e a n a l i s i s y a n g d i g u n a k a n d a l a m

p e n e l i t i a n i n i a d a l a h product moment. Analisis product moment dalam penelitian ini diperoleh melalui alat bantu SPSS 16 for Windows.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Tabel 1

Karakteristik Responden

No Keterangan Jumlah Prosentase Total

1 Jenis Kelamin Laki-laki 111 55,50 200

Perempuan 89 44,50

2 Usia 12 45 22,50 200

13 142 71,10

14 13 6,50

(19)

9

responden berusia 13 tahun, yaitu 142 orang (71,10%), sedang minoritas responden berusia 14 tahun, yaitu sebanyak 13 orang (6,50%).

Analisis Statistik Diskriptif

Untuk keperluan analisis deskripsi, maka total skor jawaban responden dikategorikan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi (σ), sebagai berikut (Azwar, 2005) :

X < (µ-1,0σ) : Rendah (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) : Sedang

X ≥(µ+1,0σ) : Tinggi

Berdasarkan uraian di atas diperoleh kategori sebagai berikut: 1. Penyesuaian Diri (Y) X < 112 : Rendah

Mengacu pada hasil perhitungan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa variabel penyesuaian diri mayoritas respondenadalah 143 siswa (71,50%) tergolong memiliki penyesuaian diri sedang (112≤ X < 132). Minoritas responden, yaitu 26 orang (13%)

(20)

10

2. Penyesuaian Diri (Y) 0,9508

Hasil uji reliabilitas kuesioner penyesuaian diri diperoleh nilai cronbach alpha= 0,9508>0,6 sehingga reliabel. Sementara hasil uji reliabilitas kuesioner sense of humor diperoleh nilai nilai sebesar 0,9425>0,6 sehingga reliabel.

Pengujian AsumsiKlasik

Uji Normalitas

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas

(One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

Penyesuaian Diri (Y) Sense of Humor (X)

N 200 200

Normal Parameters(a,b) Mean 121.8000 81.6000

Std. Deviation 9.88019 8.76666

Most Extreme Differences Absolute .072 .083

Positive .072 .053

Negative -.051 -.083

Kolmogorov-Smirnov Z 1.013 1.170

Asymp. Sig. (2-tailed) .256 .130

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

(21)

11

Uji Linearitas

Tabel 5 Hasil Uji Linearitas

Hasil uji linearitas pada tabel 5 didapati nilai signifikansi pada linieritassebesar 0,007. Oleh karena p<0,05, maka kedua variabel tersebut dikatakan linier dan memenuhi syarat untuk dilakukan uji korelasi Pearson Product Moment.

Diagram 1 Diagram Pencar

Dari diagram diatas jika dilihat dari penyebarannyayang terlalu menyebar sehinggabisa diprediksi bahwa korelasi antara sense of humor dengan penyesuaian diri rendah.

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Sense of Humor (X) * Penyesuaian Diri (Y)

Between Groups (Combined) 2945.608 45 65.458 .816 .784

Linearity 608.455 1 608.455 7.588 .007

Deviation

from Linearity 2337.153 44 53.117 .662 .944

Within Groups 12348.392 154 80.184

(22)

12

Uji Korelasi

H0= Tidak ada hubungan antara sense of humor dengan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Negeri 02 Ambarawa.

H1= Ada hubungan antarasense of humor dengan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Negeri 02 Ambarawa.

Kriteria uji : tolak H0 jika diperoleh nilai p ≤ 0,05

Tabel 6 Hasil Uji Korelasi

Correlations

Penyesuaian Diri (X) Sense of Humor (Y)

Penyesuaian Diri (X) Pearson Correlation 1 .199**

Sig. (2-tailed) .005

N 200 200

Sense of Humor (Y) Pearson Correlation .199** 1

Sig. (2-tailed) .005

N 200 200

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(23)

13

tersebut dapat diabaikan. Hal ini sudah dapat dilihat dari diagram pencar yang hasilnya terlalu menyebar sehingga menunjukkan korelasi yang rendah.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukanbahwa korelasi antara sense of humor dengan penyesuaian diri memperoleh hasil r = 0,199 dengan signifikansi 0,005 (p<0,05) dengan r² = 0,0396, maka kontribusi sense of humor terhadap penyesuaian diri sebesar 3,96% dengan demikian terdapat 96,04% variabel di luar sense of humor yang lebih berkontribusi terhadap penyesuaian diri pada remaja awal.

Temuan fakta hasil penelitian ini memberikan dukungan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuiper (2004) menunjukkan sense of humor tidak memiliki kontribusi terhadap kemampuan (kompetensi) personal dalam hal meningkatkan kualitas hubungan secara sosial. Hal yang sama juga dikatakan oleh Foot (1991), bahwa upaya untuk menganggap humor secara langkah untuk mengatasi masalah dalam hal hubungan sosial belum sepenuhnya dapat dibuktikan kebenarannya.

(24)

14

Hubungan kedua variabel tersebut secara deskriptif dapat dilihat pada sebaran data hasil penelitian, pada data sense of humor mayoritas responden memiliki sense of humorsedang (139 orang atau 69,50%), sementara pada data penyesuaian diri, mayoritas responden juga dinilai memiliki penyesuaian diri sedang (143 orang atau 71,50%). Berdasarkan temuan tersebut maka mayoritas responden memiliki sense of humor sedang sehingga kemampuan penyesuaian dirinyapun sedang.Tetapi karena hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan, hubungan kedua variabel sangat lemah, maka dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu responden yang memiliki sense of humor dengan kategori rendah belum tentu memiliki penyesuaian diri rendah pula, tapi kemungkinan juga terdapat responden yang memiliki penyesuaian diri sedang dan tinggi. Begitu juga dengan responden yang memiliki sense of humor sedang responden belum tentu memiliki penyesuaian diri yang sedang, kemungkinan terdapat juga responden yang memiliki penyesuaian diri rendah dan tinggi. Sama halnya dengan responden yang memiliki sense of humor tinggi belum tentu memiliki penyesuaian diri yang tinggi juga, tapi kemungkinan juga terdapat responden yang memiliki penyesuaian diri rendah dan sedang.

(25)

15

Tabel 7

Hasil Uji Korelasi Siswa Laki-laki

Correlations

Penyesuaian Diri (X) Sense of Humor (Y)

peyesuaian diri Pearson Correlation 1 .250**

Sig. (2-tailed) .008

N 111 111

sense of humor Pearson Correlation .250** 1

Sig. (2-tailed) .008

N 111 111

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara sense of humor dengan penyesuaian diri pada siswa laki-laki diperoleh hasil r = 0,25dengan signifikansi 0,008 (p<0,05) dengan r² = 0,0625, maka kontribusi sense of humor terhadap penyesuaian diri pada siswa laki-laki sebesar 6,25%. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sense of humor dengan penyesuaian diri siswa laki-laki memiliki hubungan yang sangat lemah.

Tabel 8

Hasil Uji Korelasi Siswa Perempuan

Correlations

Penyesuaian Diri (X) Sense of Humor (Y)

penyesuaian diri Pearson Correlation 1 .131

Sig. (2-tailed) .220

N 89 89

sense of humor Pearson Correlation .131 1

Sig. (2-tailed) .220

N 89 89

(26)

16

Berdasarkan hasil uji korelasi berdasarkan jenis kelamin siswa, mendukung hasil uji korelasi secara umum. Hasilnya menunjukan hal yang kurang lebih sama yaitu, sangat lemahnya hubungan antara sense of humordengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII di SMP Negeri 02 Ambarawa.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa sense of humordalam hubungannya dengan penyesuaian diri dapat diabaikan. Sehingga dalam penelitian terdapat faktor lain yang lebih mempengaruhi penyesuaian diri selain sense of humor seperti yang dijelaskan oleh Schneiders (1964), seperti: keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, lingkungan, serta religiusitas dan kebudayaan.

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, maka pada bab ini akan dipaparkan mengenai simpulan dan saran dari hasil penelitian.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data peneliti memberikan simpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkanhipotesis bahwa terdapat hubungan antara sense of humor dengan penyesuaian diri pada siswa Kelas VII semester I di SMP Negeri 02 Ambarawa dapat diterima, dibuktikan nilai p= 0,005 (p<0,05). Tetapi jika diamati hubungan kedua variabel tersebut lemah, yaitu 0,199 sehingga hubungan kedua variabel dapat diabaikan. Saran

(27)

17

sangat lemah walaupun kedua variabel tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Sesuai dengan temuan tersebut maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Berdasarkan temuan hasil penelitian ini maka disarankan para siswa lebih mengembagkan diri dengan mengikuti organisai-organisasi yang ada, karena dengan mengikuti organisasi-organisasi tersebut dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan menyesuaiakan diri. Siswa juga disarankan lebih menekankan pada faktor-faktor yang lebih berpengaruh terhadap penyesuaian diri karena banyak faktor lain selain sense of humor yang memengaruhi penyesuaian diri.

2. Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah lebih disarankan untuklebih memerhatikan faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap penyesuaian diri siswa, karena pada siswa laki-lakihubungan antara kedua variabel tersebut sangat lemah dan pada siswa perempuan tidak berkorelasi.Sekolah diharapkan mampu membuat sebuah sarana seperti membuat sebuah pelatihan atau seminar tentang penyesuaian diri. Faktor lain selain sense of humor yang lebih berpengaruh terhadap penyesuaian diri antara lain seperti keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, lingkungan, serta religiusitas dan kebudayaan.

3. Bagi penelitian lebih lanjut

(28)

18

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J. P. (2002). Kamus lengkap psikologi, Diterjemahkan oleh Kartini-Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Utama.

Foot, H. (1991) The psychology of humor and laughter. In Cochrane, R. and D. Caroll (eds.), Psychology and Social Issues. Diunduh dari

http://opr.sagepub.com/content/1/4/316.full.pdf+html.

Ghozali, I. (2004). Analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadziq, R. (2014). Hubunganantarasenseofhumordankonsep diridenganpenyesuaiandiri pada mahasiswa tahun pertama penghuni asrama mahasiswa universitas negeri malang. Jurnal Psikologi.Diunduh dari

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Fak-Psikologi/article/32174.

Hasanat, N.U., & Subandi. (1998). Pengembangan alat kepekaan terhadap humor. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta.

Inderawati, I.S. (2008). hubungan antara sense of humor dengan penyesuaian diri sebagai mahasiswa baru. Jurnal Psikologi, Diunduh dari

http://ppkb.ugm.ac.id.

Kane, T. R.,Suls, J., &Tedesch, J. T. (1977). Humor as a tool of social interaction.Journal of Personality and Social Psychology.Diunduh dari

http://opr.sagepub.com/content/3/8/257.full.pdf+htmlt.

Kuiper, N. A., Grimshaw, M., Leite, C., & Kirsh, G. (2004). Humor is not always the best medicine: Specific components of sense of humor and psychological well-being. Humor: International Journal of Humor Research, 17, 135–168. Diunduh dari www.autc.cov.au/pr/psychology/pdf.

Masten, A. S. (1986). Humor and competence in school-aged children. Child

Development. Diunduh dari

http://www.jstor.org/stable/1130601?seq=1#page_scan_tab_contents.

Miller, D.M. (2004). The Correlation between sense of humor and mental health.

Journal of psychology department. Diunduh

darihttp://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscript.405.php.

(29)

19

Santrock, J. W. (2002). Adolescence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. Sarwono. (2004). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Schneiders, A.A.(1964). Personal adjustment and mental health. New York : Holt, Reinhart & Winston Inc.

Sherman, L.W. (1988). Humor and social distance in elementary school children. Humor:Internationul Journal of Humor Researchl. Diunduh dari

http://www.users.miamioh.edu/shermalw/Sherman_Humor-ISHS88.pdf.

Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi UI.

Sultanoff, S. (1997). Survival of the wittiest; creating resilience through humor. Therapeutic Humor, Publication of the American Association

forTherapeutic Humor.Diunduh

darihttp://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscript.225.php.

Thorson, J. A.,& Powell, F. C. (1997). Psychological health and sense of humor. Journal of Clinical Psuchology, Vol. 53 No. 6.Diunduh dari

http://users.skynet.be/bs939021/artikels/psychological%20health%20and%2

0sense%20of%20humor.pdf.

Gambar

Tabel 1 Karakteristik Responden
Tabel 2
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 5 Hasil Uji Linearitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pengujian ini menolak hasil temuan Kohler (2002) yang menyatakan adanya hubungan antara rasio biaya program dengan ukuran organisasi. Selain itu menolak temuan

Korelasi antara variabel Entrepreneurial self efficacy dengan intensi berwirausaha dapat dilihat dari tabel dibawah ini :. Tabel 6 korelasi antara entrepreneurial self – efficacy

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA PARA CALON TENAGA..

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Korelasi Person Product Moment menunjukkan korelasi antara Coping Stres EFC (emotion focus coping) dengan Stres

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA BARU ANGKATAN 2014.. FAKULTAS

Temuan- temuan tersebut yaitu PDAM perusahaan belum dapat mengkomunikasikan kebutuhan arsitektur informasinya dengan baik dan belum terdapat struktur TI yang jelas,

Penyesuaian sosial sebagai bentuk dari kompetensi sosial memiliki perbedaan berdasarkan jenis kelamin.Menurut Meichati (dalam Wardani, 2010) Dalam lingkungan sosial,

Temuan- temuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kurang adanya perhatian orang tua terhadap motivasi anak untuk belajar dan pemahaman tentang pendidikan masih