• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR PENDORONG SISWA

MELANJUTKAN SEKOLAH KE JENJANG SMK

( Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan

Pada Jenjang SMK di Desa Cidokom )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: Nikiwan Saputra NIM : 11150150000074

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Nama NIM

Jurusan/Konsentrasi Alamat

SURAT PERNYATAAN KARYA ILⅣ

IIAⅡ Yang bertanda tangall di bawah ini:

Nikiwan Saputra ll150150000074 Pendidikan IPS/Sosiologl :Dr.Abdul Rozak,M.Si :196909081996031004

:Dr.H.Nurochm,MM

:195907151984031003

KPo Cidokom RT 01/01 Desa Cidokolll Kccalllatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.

IENYATAKAN DENGAN SESUNGGUⅡ

NYA

Bahwa skHpsi yang beゴ udul Analsis Faktor Pendorong Siswa ⅣIelattutkan Sekolah Ke Je】 ang SPIIK adalah benar hasil karya sendi五 di bawah bimbingan

dosen:

Nalna Pembilnbing I

NIP

Nalna Pembilnbing II

NIP

Jualsan/Konsentrasi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan S osial/Sosiolo gi

Dengan surat pernyataan yang saya buat dengan sesunggunya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasii karya sendiri.

Jakarta,27 Januan 2020

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN PEⅣ

IBIⅣIBING SKRIPSI

Analsis Faktor Pendorollg Siswa ⅣIelanintkan sekolah Ke Jenjang SⅣ

IK

(Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang ⅣIenelmpuh Pendidkan Pada Je】 ang

SⅣIK di Desa Cidokonリ

SkHpsi

Dttukan Kcpada Fakultas lhu Tarbiyah dan Keguruanunmk Melnenuhi Salah

Satu Persyarttan Memperoleh Gelar Sttana PCndidikan(S.Pd)

Oleh:

wan Saputra NIⅣI:11150150000074 Menyetujui, Pembimbing II Dr.Abdul Rozak,MoSi NIP.196909081996031004 Dro Ho Nurochim.MoM. NIP.195907151984031003

PROGRANIISTUDI TADRIS ILⅣ

IU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTASILⅣ IU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITASISLAPI NEGERISYARIF

IDAYATULLAⅡ JAKARTA

2020

(4)

LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi bery'udul "Analisis tr'aktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang SMK (Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan Pada Jenjang SMK di Desa Cidokom)" disusun oleh Nikiwan Saputra,

NIM

11150150000074, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan telah dinyatakan sah sebagai karya tulis ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta,27」anual■ 2020

Yang Mengesahkan

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Dro Abdul Rozak.MoSi.

NIP.196909081996031004

Dr.Ho Nurochim.M.M. NIP.195907151984031003

(5)

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul "Analisis Faktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang SMK (Studi Kasus Pada Siswa Yang sedang Menempuh Pendidikan pada Jenjang

SMK

di

Desa

Cidokom)"

yang disusun

oleh Nikiwan

Saputra, NIM. 11150150000074, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta,27 Januan 2020.

Mengetahui,

Pembimbing

II

Dro Abdul Rozak,MoSi NIP.196909081996031004

Dr.Ho Nurochim,M.M. NIP.195907151984031003

(6)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul "Analisis Faktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang.srirk (Studi. Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh pendidikan

Pada Jenjang

sMK di

Desa

cidokom)" oleh

Nikiwan

Saputra, NIM 11150150000074, diajukan kepada Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan t.elah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada targgal 20 Febru

ai 2020

dlhadapan dewan penguji. Karena

itu

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

(sl)

dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta,20「 ebruari 2020

Panitia IIjian ⅣIunaqosah

Tanggal

TandaTangan

Ketua Sidallg(Ketua Jurusan P.IPS)

Dr.IwanPurwalltO.ⅣI.Pd

NIP.197304242008011012

Sekretaris,idang(Sekretari,JuruSan P.IPS)

Andri Noor Ardiansyah.M.Si NIP.198403122015031002 Dosen Pengtti I Dr.IwanPurwantoo M.Pd NIP。 197304242008011012 Dosen Pengull II Dr.Muhammad Arit M.Pd. NコP.197006061997021002 Dekan Fakultas

UIN

%t-^'

kO/o,-2020

%ぅ

ウ場

dan Kegurudn Jakarta Mengetahui 1998032001

(7)

i

ABSTRAK

Nikiwan Saputra, Analisis Faktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang Smk (Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan Pada Jenjang SMK di Desa Cidokom). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Latar belakang penelitian ini adalah karena maraknya siswa yang lebih tertarik melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK ketimbang SMA setelah tamat SMP/MTs. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang kenapa siswa-siwa tersebut memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK dan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seorang siswa melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK di Desa Cidokom RT 01/01 Kecamatan Gunung Sindur. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pengumpulan data melalui observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang siswa memutuskan melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK adalah karena adanya faktor dorogan dari keluarganya dan teman sebayanya. Kemudian didapati bahwa faktor keluarga adalah faktor utama seorang siswa memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK dan kemudian keputusan seorang siswa tersebut diperkuat dengan adanya ajakan dari teman sebayanya untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya ke jenjang SMK.

(8)

ii

ABSTRACT

Nikiwan Saputra, Analysis of Factors that Encourage Students to Continue

School to Middle School (Case Study of Students Attending Education at the Vocational School Level in Cidokom Village). Thesis Department of Social Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The background of this study is due to the rise of students who are more interested in continuing their education to the vocational level rather than high school after graduating from junior high / MTs. The purpose of this study is to determine the background why these students decide to continue their education to the level of vocational school and to find out what are the factors that can influence a student's decision to continue their education to the level of vocational school in Cidokom Village RT 01/01 Gunung Sindur District. Informants in this study amounted to 5 people using purposive sampling. This study uses descriptive qualitative methods and data collection through observation. The results showed that the background of students deciding to continue their education to the vocational level was due to the dorogan factor from their family and peers. Then it was found that the family factor is the main factor a student decides to continue his education to the level of vocational school and then the decision of a student is strengthened by the invitation of his peers to continue further education to the level of vocational school.

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah, dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta umat-Nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. Abdul Rozak M.Si, selaku dosen pembimbing satu yang mana telah

meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, kritik, dan saran bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dr. Nurochim M.M, selaku dosen pembimbing dua yang juga telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, kritik, dan saran bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. 7. Orang tua yang saya sayangi serta selalu memberikan motivasi dan mendukung saya dalam mengerjakan skripsi yaitu Bapak Kiyato dan Ibu Sukini, juga terimakasih kepada adik kandung tercinta saya, Niya Astuti yang memberikan motivasi serta dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.

(10)

iv

8. Teman-teman Rispek Mania, Tomi Rizki Akbar, Reza Dian Fadilla, Faqihudin yang selalu memberikan dukungan dan perhatianya untuk senantiasa memotivasi penulis mengerjakan skripsi, juga terimakasih selalu memberikan semangat.

9. Teman-teman Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya kelas Sosiologi yang selalu memberi warna dalam kegiatan perkuliahan.

10. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS

11. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat

12. Kakak-kakak Senior Jurusan Pendidikan IPS yang selalu memberikan dukungan dalam penulis mengerjakan skripsi, juga terimakasih sudah memberikan semangat.

13. Kepada partisipan (Siswa dan Siswi SMK di Desa Cidokom RT 01/01) yang telah meluangkan waktunya serta mendukung peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman Kedai Kopiniki yang selalu memberikan dukungan dan

perhatianya untuk senantiasa penulis mengerjakan skripsi, juga terimakasih sudah memberikan semangat.

15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan.

Jakarta, 27 Januari 2020 Penulis

(11)

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SRKIPSI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SRKIPSI LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK...i ABSTRACT...ii KATA PENGANTAR...iii BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 6 C. Pembatasan Masalah ... 6 D. Rumusan Masalah ... 6 E. Tujuan Penelitian ... 7 F. Manfaat Penelitian ... 7 BAB II ... 8

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Pendidikan ... 8

a. Pengertian Pendidikan...8

b. Tingkat Pendidikan Orang Tua...10

c. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)...12

2. Interaksi Sosial ... 13

3. Remaja ... 16

4. Minat...20

B. Penelitian Relevan ... 22

(12)

vi

BAB III ... 28

METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

1. Tempat Penelitian...28 2. Waktu Penelitian...29 B. Metode Penelitian ... 30 1. Jenis Penelitian...30 C. Sumber Data ... 31 1. Data Primer ... 31

2. Objek Penelitian dan Informan... 31

3. Instrumen Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Observasi ... 33

2. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview) ... 34

3. Dokumentasi ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 35

1. Pengumpulan Data ... 35

2. Reduksi Data ... 36

3. Penyajian Data ... 36

4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan ... 37

F. Rencana Pengujian Keabsahan Data Penelitian ... 37

1. Meningkatkan ketekunan Pengamatan ... 37

2. Triangulasi ... 38

3. Member Check ... 38

BAB IV ... 39

PEMBAHASAN ... 39

A. Data Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan Jenjang SMK ... 39

B. Informasi Partisipan ... 42

(13)

vii

1. Latar Belakang Siswa Memutuskan Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke

Jenjang SMK... 45

2. Faktor Apa Saja Yang Menentukan Seorang Siswa Memutuskan Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang SMK ... 48

a. Faktor Keluarga...48

b. Faktor Teman Sebaya...53

D. Keterbatasan Dalam Penelitian ... 62

BAB V ... 63 PENUTUP ... 63 A. Kesimpulan ... 63 B. Implikasi...64 B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian... 29 Tabel 3.2 Pedoman Kisi-kisi Instrumen Wawancara... 33 Tabel 3.3 Daftar Kegiatan Observasi... 34 Tabel 4.1 Data Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan SMK Di RT 01/01

Desa Cidokom... 40 Tabel 4.2 Nama Siswa Yang Akan Dijadikan Informan... 41

(15)

ix

DAFTAR BAGAN

(16)

x

DAFTAR GAMBAR

(17)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi

Lampiran 2 Hasil Observasi Terhadap Siswa SMK Di Desa Cidokom RT 01/01 Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Hasil Wawancara Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 7 Lembar Uji Referensi Lampiran 8 Biodata

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia jumlah siswa SMK se-Indonesia sampai dengan tahun ajaran 2017/2018 terdapat 5.020.881 siswa. Dimana Provinsi yang paling banyak peminatan siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK adalah Provinsi Jawa Barat dengan 969.171 Siswa.1 Dan pada Kabupaten Bogor sendiri terdapat 97.586 siswa kemudian pada daerah yang akan dilakukan penelitian yaitu Kecamatan Gunung Sindur terdapat 1365 siswa yang menempuh jenjang pendidikan SMK.2 Oleh sebab itu pada saat ini banyak dari siswa-siswa yang telah tamat SMP/MTS yang mulai meminati melanjutkan pendidikannya ke jalur SMK, terutama pada Kabupaten Bogor. Dengan alasan yang bermacam-macam mereka mulai meminati untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK.

Dengan kata lain ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi minat siswa yang telah tamat SMP/MTs untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK. Karena itu dalam hal ini bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seorang siswa dalam memutuskan ingin melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Apakah selepas SMP/MTs akan melanjutkannya ke SMA, SMK, MA atau pun lain sebagainya, namun dalam hal ini lebih menyangkut pada siswa yang memutuskan ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK. Sebab pada masa-masa memutuskan suatu hal, siswa yang tergolong masih tahapan remaja ini sangatlah masih amat labil dan mudah sekali terpengaruh. Jadi dalam tumbuh kembangnya dalam hal memutuskan sesuatu sifat remaja tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun eksternal.

1 http://datapokok.ditpsmk.net. diakses pada Senin, 15 Januari 2019

(19)

2

Pendidikan sendiri adalah suatu tahap yang harus dilalui setiap anak-anak hingga orang dewasa mencari ilmu serta menggali potensi yang terdapat dalam diri. Dahulu, dari tahun 1950 sampai sekitar tahun 1960 “Ilmu pendidikan” dianggap sebagai padanan dari konsep “Pedagogik” , yaitu “manusia dewasa”. Dan „kedewasaan‟ diartikan sebagai “kemampuan mengambil keputusan mengenai dirinya sendiri pula”. Istilah yang sangat terkenal pada waktu itu untuk menyatakan konsep kedewasaan ini ialah zelfverantwoordelijke zelfberpaling. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dari setiap individu. Karena melalui pendidikan kita tidak hanya akan menerima pengetahuan namun lebih dari itu pendidikan pun dapat memberikan kita bagaimana cara bersopan santun dan hal-hal yang benar. Pendidikan akan melatih kita untuk berpola pikir luas, berpandangan terbuka, dan membuat individu lebih dewasa dalam menyikapi berbagai hal. Dengan pendidikan maka tiap individu akan mampu merencanakan masa depannya seperti apa dan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya. Pendidikan sangatlah penting, sebab melalui pendidikan seorang individu dapat membenarkan pemikirannya yang salah dan memperkokoh keyakinan atas keputusan yang telah diambilnya. Kenapa? Sebab melalui pendidikan setiap hal yang akan diambil dan ditentukan individu telah dipikirkan matang-matang dan bagaimana kedepannya akan dapat dipertanggung jawabkannya. Karena melalui pendidikan maka individu tersebut telah mendapatkan gambaran-gambaran yang akan ia terima atau jalani ketika melakukan suatu hal. Maka kecil kemungkinan individu yang terdidik dengan baik dan benar menemui kebingungan pada keputusan yang telah diambilnya. Pendidikan yang baik pun harus dapat membebaskan anak didik serta memfasilitasi anak didik guna mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya. Karena dengan perlakuan yang baik terhadap anak dalam pendidikan, maka akan ada pertumbuhan anak yang baik pula. Potensi dan bakat yang terus berkembang dan terasah menjadikan sang anak dapat menata masa depannya lebih baik.

(20)

3

Menurut Soekanto dalam buku sosiologi komunikasi, bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.3 Dalam kehidupan masyarakat, interaksi sosial sangat diperlukan untuk menjaga hubungan baik secara internal maupun eksternal. Adapun salah satu contoh yaitu pada diri individu masing-masing dengan membiasakan dan membangun sikap terbuka terhadap orang lain sehingga memiliki rasa toleransi dalam menjaga hubungan baik antar sesama dalam kehidupan masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat pun tiap individu memerlukan suatu interaksi untuk menjadi makhluk sosial. Sebab dengan adanya interaksi sosial, masyarakat dapat lebih mudah dalam memahami karakteristik perbedaan yang dimiliki masyarakat yang lain sehingga dengan hal ini, dapat meminimalisir akan adanya konflik sosial atau hal-hal yang dapat memunculkan suatu pertentangan di dalam masyarakat. Setuju dengan rumusan H. Bonner dalam bukunya, Social Psichologi, yang dalam garis besarnya berbunyi sebagai berikut: interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Definisi ini menggambarkan kelangsungan timbal-baliknya interaksi sosial antara dua atau lebih manusia itu.4 Kemudian dapat diketahui bahwa setiap individu dapat dipengaruhi oleh individu lainnya dan akan terbentuk perilaku individu dalam kehidupan bermasyarakat yang lahir dari adanya proses interaksi sosial. Dalam hal ini, sering terjadi terutama antar teman sebaya yang memiliki solidaritas sosial yang tertanam pada masing-masing individu.

3

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2006), hlm. 55.

4

(21)

4

Manusia dalam kehidupannya tidaklah bergantung pada diri sendiri. Oleh sebab itu hakikatnya manusia diwajibkan dapat berinteraksi soisal dengan lingkungannya agar menciptakan proses adaptasi yang sempurna. Karena setiap tindakan atau aktifitasnya pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Seperti yang terkandung dalam ayat Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 71:

ُتَٰنِمْؤُمْلٱَو َنىُنِمْؤُمْلٱَو

ِفوُرْعَمْلٲِب َنوُرُمْأَي ۚ ٍضْعَب ُءٓاَيِلْوَأ ْمُهُضْعَب

َهَللٱ َنىُعيِطُيَو َةٰىَكَزّلٱ َنىُتْؤُيَو َةٰىَلَصّلٱ َنىُميِقُيَو ِرَكنُمْلٱ ِهَع َنْىَهْنَيَو

ٌميِكَح ٌزّيِزَّع َهَللٱ َنِإ ۗ ُهَللٱ ُمُهُمَحْرَيَس َكِئَٰٓل۟وُأ ۚ ٓۥُهَلىُسَرَو

Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S At-Taubah ayat 71).5

Dari hal di atas bahwasannya kita mengetahui bahwa interaksi sosial antar manusia sangatlah diperlukan dan sangatlah penting. Karena pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup dengan sendirinya. Oleh sebab itu manusia dihadapkan pada kondisi bahwa meraka harus dapat berinteraksi sosial antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Bukan perkara hanya sebatas kewajiban bahwa manusia harus ber interaksi sosial agar manusia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan sempurna dan tidak gagal beradaptasi bahkan dalam Al-Qur‟an pun Allah SWT sangat menganjurkan bagi manusia saling membantu saudaranya sesama mukmin dan Allah akan memberikan rahmat dan karunia –Nya.

(22)

5

Oleh karenanya terkadang interaksi sosial dapat mempengaruhi kepribadian seseorang sampai kepada keputusan seseorang dalam pengambilan sebuah keputusan dan tak jarang itu adalah keputusan dalam memilih sekolah. Terlepas interaksi yang bagaimana, terkadang interaksi sosial berperan penting dalam mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihannya dalam hal ini berkaitan tentang minat siswa yang telah tamat SMP/MTs. Dan tak kalah pentingnya ada beberapa individu yang dapat terdorong kemauannya dalam hal ini minat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK yang di pengaruhi oleh dirinya sendiri yang mempunyai cita-cita atau impian yang sudah direncanakan maupun atas dasar terpengaruh dari lingkungan sekitarnya seperti keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan tempat berosisalisasi lainnya.

Kemudian dari pada itu masa-masa remaja seperti yang diketahui pun adalah masa-masa dimana proses pengambilan keputusannya masih sangat labil. Terkadang dapat mengambil dan membuat keputusannya sendiri namun terkadang pula hasil dari keputusannya tergantung dari luar (orang lain). Maka dapat dikatakan pada masa-masa remaja faktor-faktor ini (internal maupun eksternal) sangat tidak dapat ditebak. Tak dapat dipungkiri pada hal yang menyangkut peminatan melanjutkan sekolah pun tak terlepas dari kedua faktor tersebut. Entah remaja tersebut memang sudah merencanakan untuk masuk SMK dan mempunyai cita-cita atau impian yang sejalur dengan jurusan yang akan Ia ambil di SMK atau bisa juga minat remaja tersebut dipengaruhi oleh luar dirinya yang mendorong siswa untuk memutuskan melanjutkan sekolah ke jenjang SMK yaitu lingkungan sekitarnya, seperti : keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan tempat tinggalnya. Dan oleh sebab itu maka untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pendorong siswa memilih melanjutkan sekolah ke jenjang SMK kita harus memahaminya. Sebab seperti yang sebelumnya telah dipaparkan masa-masa remaja adalah masa dimana seorang siswa terkadang masih labil.

(23)

6

Di Desa Cidokom khususnya di RT 01/01 sedang maraknya tingkat minat siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK. Maka dari itu keinginan untuk mengetahui lebih jelas tentang apa faktor yang melatar belakangi hal tersebut, yang menurut peneliti menarik untuk diteliti dengan menjadikan sebagai skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR

PENDORONG SISWA MELANJUTKAN SEKOLAH KE JENJANG SMK”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya edukasi tentang bagaimana pendidikan jenjang selanjutnya guna mencapai cita-cita seorang siswa.

2. Maraknya fenomena pergaulan yang hanya sebatas lingkup kecil yang berpengaruh pada pola pikir tentang pengambilan keputusan jalur pendidikan.

3. Latar belakang mengapa minat siwa dalam melanjutkan sekolah hanya terbatas pada jenjang sekolah SMK.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka masalah yang diteliti dibatasi pada:

1. Cara pengambilan keputusan siswa dalam menentukan pilihan sekolah pada tahap selanjutnya apakah ada kaitannya dengan interaksi sosial dengan lingkungannya atau tidak.

2. Faktor yang melatar belakangi seorang siswa memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK ?.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dan pembatasan masalah, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut:

(24)

7

1. Faktor apa saja yang melatar belakangi seorang siswa memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK ?.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan seorang siswa

memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK.

2. Untuk mengetahui apakah ada atau tidak faktor yang dominan pada siswa dalam menentukan keputusan ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMK.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan sosial khususnya tentang pengetahuan, dampak dan analisis interaksi sosial dikalangan remaja dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengetahui faktor apa saja yang menentukan seorang siswa memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK ?

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi tentang faktor apa saja yang menentukan seorang siswa memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya.

(25)

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori 1. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari pengertian Kamus terlihat bahwa melalui pendidikan; satu, orang mengalami pengubahan sikap dan tata laku; dua, orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut juga dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan proses, cara, dan perbuatan mendidik.1 Jelas, dengan pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka melalui pendidikan seseorang dapat melakukan proses pengubahan sikap dan perilaku dengan cara adanya peatihan maupun pengajaran yang dilakukan secara berulang secara baik dan benar.

Kini ditengah kemajuan teknik, ekonomi, dan globalisasi, sekolah bukanlah satu-satunya tempat belajar. Sekolah demikian juga institusi pendidikan lainnya untuk dapat bertahan hidup, dimana pun jua dan kapan pun jua senantiasa, orang harus belajar terus-menerus. Ia harus belajar ditempat kerjanya, dan dalam hampir setiap langkah perjalanan hidupnya. Terlebih ia harus belajar ketika tempat dan pegangan yang dikiranya sudah mapan tiba-tiba guncang

1 Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,

(26)

9

karena pesatnya kemajuan dan mendadaknya perubahan.2 Dengan demikian pendidikan itu sendiri dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Entah itu pada lingkup kecil seperti dalam keluarga maupun pada lingkup yang lebih luas seperti lingkungan masyarakat.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3 Dengan demikian telah dijelaskan bahwa dalam Undang-Undang pun pendidikan adalah sebuah usaha dimana peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan terencana dan secara sadar demi dapat menata masa depan yang lebih baik untuk dirinya.

Di masa depan pendidikan kita akan terjamin jika tanggung jawab pendidikan itu tidak dipikulkan melulu pada bahu sekolah. Dengan kata lain pendidikan harus dikembalikan kepada masyarakat, dan anggota masyarakat ikut bersama-sama memikul tanggung jawab itu.4 Oleh karenanya pendidikan harus dapat menjadi kan setiap individu menyadari akan perannya pada lingkungan masyarakat. Sebab dengan mampunya setiap individu menjalankan perannya di masyarakat, maka akan terciptanya kondisi sosial yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dengan semua pihak dalam lingkungan berperan dalam mendidik satu sama lain, maka jelas

2Sindhunata, Menggagas paradigma baru pendidikan Demokrasi, Otonomi, Civil Society,

Globalisasi (Yogyakarta : Kanisius, 2000), hal. 9.

3

https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf

diakses pada 23 September 2019

(27)

10

bahwa pendidikan dapat dilakukan dimana saja tak hanya pada sekolah saja.

b. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Pendidikan, Fuad Ihsan mengatakan bahwa “Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran”. Kemudian seperti yang telah tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Menurut Fuad Ihsan “Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah”. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat seperti yang termuat pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional. “Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan

(28)

11

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan” (Fuad Ihsan, 2003: 23).5

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tingkat Pendidikan Orang Tua adalah tingkat pendidikan menurut jenjang pendidikan yang telah ditempuh, melalui pendidikan formal di sekolah berjenjang dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.6

Dengan definisi tentang pendidikan di atas maka pendidikan itu sangatlah penting. Salah satu elemen penting dari pendidikan adalah sekolah. Sekolah adalah salah satu elemen penting dari pembentukan karakter seseorang. Dimana pada tahap menekuni pendidikan di sekolah seseorang akan menemukan hal-hal baru pada kehidupannya. Pada sekolah pun seseorang dituntut untuk dapat ikut dan berpartisipasi dalam lingkungannya dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya maupun memperoleh keterampilan yang belum dimilikinya. Karena pada dasarnya pendidikan bersifat sangat dinamis. Sebab pendidikan kini layaknya nyawa pada manusia. Jika seseorang tak mendalami dalam dunia pendidikan, maka akan

5

Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 18

6

(29)

12

berdampak negatif bagi dirinya maupun bagi bangsanya. Oleh karena itu jika tiap individu sejak dini dibekali dengan fasilitas pendidikan yang baik maka setiap anak akan mempunyai karakter yang kuat. Selain disekolah pun pendidikan pun dapat didapatkan pada lingkungan keluarga. Dan peran penting keluarga terhadap sang anak belajar atau terdidik dari lingkungan keluarganya pun sangat penting, sebab awal sebelum anak terjun ke dunia pendidikan sekolah maupun lingkungan yang lebih luas awal mereka belajar ialah pada keluarga. Sebab dengan sudah terbekalinya seorang individu sebelum terjun pada pendidikan pada tahap sekolah, maka akan adanya kelanjutan tahap pendidikan.

c. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Jenjang pendidikan berkelanjutan akan selalu dilaui oleh seorang siswa dalam proses tumbuh kembangnya dalam segi proses pembelajaran. Dimulai dari SD, SMP/MTs, SMA/SMU/SMK, kemudian tingkat Perguruan Tinggi. Semua layaknya harus dilalui seorang siswa guna menyempurnakan potensi dan membentuk karakter yang kuat dalam pribadi seorang anak. Pun begitu dalam tingkat pendidikan jenjang menengah kejuruan, tiap siswa yang ada didalamnya akan selalu diarahkan untuk selalu berkembang dan mengasah kemampuannya dalam segi skill dilapangan pekerjaan langsung.

Oleh sebab itu pembelajaran di SMK menuntut kerjasama yang baik antara sekolah dan dunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu diajarkan kepada peserta didik di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Bonch (1978) bahwa pendidikan SMK harus memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk belajar dalam realita yang sebenarnya; hanya melalui praktek kerja yang berkesinambungan peserta didik akan memahami kaitan antara teori yang dipelajari di sekolah dengan

(30)

13

dunia kerja atau industri. SMK melaksanakan proses pembelajaran proses pembelajaran yang meliputi kelompok mata pelajaran spesifik SMK yaitu kelompok mata pelajaran normatif, adaftif, dan produktif. SMK mempunyai kekhususan yang terletak pada kelompok mata pelajaran produktif. Mata pelajaran ini dikembangkan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI).7

Dengan singkat model pembelajaran pendidikan pada SMK meliputi : Model Pasar, Model Sekolah, Model Pusat Latihan dengan Perusahaan, Model Sekolah dan Perusahaan, dan Informal Vocational

Education.

Model Pasar adalah model pembelajaran pendidikan kejuruan yang dilaksanakan sepenuhnya di industri. Model Sekolah adalah adalah model pemebelajaran kejuruan yang dilaksanakan sepenuhnyaoleh pihak sekolah. Model Pusat Latihan dengan Perusahaan adalah model pembelajaran yang diselenggarakan bersama antara pusat-pusat pelatihan dan industri. Model Sekolah dan Perusahaan adalah model pembelajaran yang diselenggarakan bersama antara sekolah dan perusahaan. Informal Vocational Education adalah model pembelajaran yang lahir dengan sendirinya, atas inisiatif pribadi atau kelompok untuk memenuhi keterampilan yang tidak dapat dipenuhi di pendidikan formal yang ada.8

2. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tidak ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru

7 Iwan Purwanto. “Kontribusi Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa, Persepsi Siswa dan

Guru Tentang Kompetensi Guru, Terhadap Pengembangan Kecakapan Hidup (Life Skills) Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Penelitian tersebut adalah penelitian untuk Disertasi 2010, hlm 30

8

(31)

14

akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya.9 Dimana interaksi sosial di sini diartikan sebagai tahapan dari seseorang melakukan penyesuaian diri antar individu maupun individu dengan kelompok. Oleh karena itu jika hubungan yang terjalin berjalan dengan baik maka individu tersebut maka dapat dikatakan telah melakukan interaksi sosial yang baik.

Dengan proses sosial kita dimasksudkan “cara-cara interaksi (aksi reaksi yang dapat kita amati apabila individu-individu dan kelompok-kelompok bertemu dan mengadakan sistem perhubungan mengenai cara-cara hidup yang telah ada”. Dengan kata lain : apabila dua orang atau lebih saling berhubungan (mengadakan interaksi), maka akan terjadi apa yang dinamakan proses sosial. Proses ini dapat terjadi antara orang dengan orang, orang dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Yang satu memberi dorongan kepada yang lain, yang dibalas dengan reaksi secara timbal balik.10

Interaksi sosial antar manusia selalu berada dalam proses yang dinamis. Tanpa adanya proses, interaksi sosial hanya terjadi dari satu pihak ke pihak lain tanpa meninggalkan kesan apa-apa. Proses-proses interaksi sosial ini ada empat, yaitu:

a. Pertukaran sosial merupakan proses interaksi sosial yang terjadi karena ada pertukaran perilaku (verbal/non-verbal) yang bermakna demi meningkatkan hubungan antara dua pihak. Misalnya, pertukaran informasi karena kebutuhan untuk saling mengetahui; b. Kerja sama untuk membentuk kesatuan pola pikir dan pola tindak.

Artinya, dua pihak bekerja sama karena memiliki gagasan yang sama, atau bekerja sama dalam bentuk fisik;

9 Kimball Young dan Reymond, W. Mack dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu

Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 54-55.

10

(32)

15

c. Persaingan menunjukkan bahwa interaksi sosial terjadi karena kedua pihak sama-sama menginginkan atau membutuhkan barang atau jasa yang langka. Apalagi jika barang atau jasa tersebut hanya ada satu, sehingga kedua pihak harus bersaing untuk mendapatkannya;

d. Konflik merupakan proses interaksi sosial dimana satu pihak berjuang melawan pihak lain untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan, atau untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya. Kerap kali proses interaksi sosial yang berbentuk konflik disertai dengan kekerasan psikologis maupun fisik.11

Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling bertegur sapa, berjabat tangan, saling berbicara atau mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling bertukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misal bau keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan lain sebagainya. Semua itu menimbulkan kesan di dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.12

Oleh karena itu dalam hidup manusia tak kan lepas dari sebuah interaksi sosial. Dengan kata lain maka interaksi sosial adalah kebutuhan pokok dari keberlangsungan hidup manusia. Tanpa adanya suatu proses interaksi sosial yang baik maka seorang individu tak kan dapat menjalani hidup dengan sempurna. Sebab proses sosial sendiri terbentuk oleh adanya interaksi sosial terlebih dahulu tidak langsung

11

Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat

Multikultur (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2005), hal. 129.

12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(33)

16

tiba-tiba terjadi tanpa sebuah proses. Dengan terjadinya proses interaksi sosial maka individu akan menjadi pribadi yang utuh sebab individu merupakan suatu kesatuan yang terpadu dan terorganisasi.

3. Remaja

Pada masa remaja, manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.

Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan orang dewasa. Ausubel mengatakan bahwa kalau status orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri dan status anak adalah status yang diperoleh yaitu tergantung dari apa yang diberikan orang tua dan masyarakat, maka remaja ada dalam interim sebagai akibat dari posisi yang sebagai akibat dari posisi yang sebagian diberikan oleh orang tua dan masyarakat sebagian melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberi prestise tertentu bagi dirinya.13 Jadi dengan demikian oleh karena status seorang remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, maka akan ada upaya lebih dari seorang remaja untuk mendapatkan posisi atau tempat dalam keluarga maupun masyarakat. Sebab masa remaja adalah masa transisi dari posisi anak-anak menuju masa kedewasaan.

Masa remaja itu merupakan masa transisi, baik biologis, psikologis, sosial, maupun ekonomis. Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak keguncangan. Pada masa ini timbul minat terhadap jenis kelamin lain secara biologis mampu mempunyai anak. Relatif anak-anak menjadi lebih bijaksana, lebih rumit, dan bertambah

13Soetjiningsih, Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya, (Jakarta: CV Agung Seto,

(34)

17

pandai membuat keputusan-keputusan. Secara hukum anak-anak remaja sudah boleh bekerja dan mempunyai hak untuk memberikan suaranya dalam sesuatu pemilihan seperti pemilihan kepala desa (akhir remaja. Perkembangan selama masa remaja menyangkut serangkaian proses, ada yang panjang dan ada yang pendek, ada yang lancar, dan ada pula yang tersendat-sendat. Ada sementara remaja yang lebih awal matang, ada pula yang lebih lambat.14 Dengan kata lain seorang remaja sedang mengalami masa-masa peralihan yang sangat amat penting dalam hidupnya. Dan seorang remaja akan mengalami perasaan yang tak karuan, karena akan merasakan bimbang jika dihadapkan pada suatu keadaan.

Dilihat dari bahasa Inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai

14 M. Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2017), hlm.

(35)

18

dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:

a. Masa remaja awal, 12 - 15 tahun

b. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun c. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192). Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.15

Sebenarnya tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena banyak sekali sudut pandang yang dapat digunakan dalam mendefinisikan remaja. Kata “Remaja” berasal dari bahasa

(36)

19

Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984, Rice, 1990 ). Banyak tokoh yang memberikan definisi remaja, seperti De Brun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa 16. Maka karenanya remaja adalah masa transisi individu guna mencapai fase kedewasaan.

Papalia dan Olds tidak memberikan pengertian remaja secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja

(adolescence). Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa

transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun, Sedangkan Anna Freud berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.17

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa remaja secara konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria yang digunakan; biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, yakni: (1) individu yang berkembang saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, (2) individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, dan (3) terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih mandiri.18

16 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana, 2011), hlm. 219 17 Ibid., hlm. 220.

(37)

20

Oleh karena itu remaja adalah sebuah fase dimana tumbuh kembang menuju kedewasaan yang sudah pasti dilalui oleh manusia. Pada masa-masa ini layaknya sebuah pohon yang sedang bertumbuh, remaja akan banyak menemui berbagai macam situasi dan kondisi. Dengan lingkungan yang baik maka pohon tersebut akan tumbuh menjadi pohon yang sehat dan kokoh. Namun sebaliknya, jika pohon tersebut berada pada lingkungan yang buruk maka tumbuh kembang pohon tersebut akan bertumbuh menuju pohon yang cenderung tidak kokoh dan akan cepat tergerus kearah yang negatif. Maka pada fase remaja ini tiap individu harus mendapatkan bimbingan dan perhatian dari lingkungannya. Baik pada lingkungan keluarga, teman sepermainan, sampai pada lingkungan sekolah. Karena masa-masa remaja sangat rentan terhadap pembentukan karakter yang cenderung salah jalan. Dan jika telah salah jalan, maka dampak yang dihasilkan akan buruk atau negatif.

4. Minat

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.19 Jadi minat sendiri timbul oleh adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri. Minat pula dapat berkembang oleh adanya pengaruh dari luar dirinya sendiri yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.

(38)

21

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan pendidikan formal dilakukan secara berjenjang, dengan batas waktu tertentu untuk lulusnya. Jenjang Pendidikan sekolah juga telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 14 menjelaskan bahwa jenjang pendidikan terbagi atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi.20

Kemudian menurut Slameto dalam bukunya yang berjudul belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pun menggolongkannya menjadi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1) Faktor Intern adalah faktor yang di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi tiga aspek, yaitu:

a) Faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan, cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan, kesiapan. c) Faktor kelelahan.

2) Faktor Eksternal

20 Undang–Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

(39)

22

a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.21

Oleh karena itu minat sendiri terbentuk tak lepas dari proses sosial yang dilakukan oleh seorang individu selain atas dorongan dari dirinya sendiri. Minat sendiri akan terbentuk oleh banyak faktor tergantung bagaimana individu tersebut. Baik faktor internal maupun eksternal tiap individu akan berbeda secara pencapaian minatnya. Ada yang dicapai dengan dorongan atas kemauannya sendiri untuk melakukan suatu hal dan menggapai cita-citanya. Serta ada pula yang mencapainya atas dasar dorongan dari luar, seperti : keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan masyarakat yang lebih luas. Sebab minat sendiri merupakan hasil dari pengalaman dan pembelajaran individu tersebut dari lingkungannya.

B. Penelitian Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang “Analisis Faktor Pendorong Siswa Memilih Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang SMK (Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan Pada Jenjang SMK Di Desa Cidokom)”, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan yaitu :

21

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, ( Jakarta; PT Bumi Aksara ), hlm 54

(40)

23

1. Penelitian yang berjudul FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI MINAT SISWA SMP MASUK SMK DI KOTA PONTIANAK, (Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan data masing – masing variabel dan analisis regresi yang digunakan untuk

pengujian hipotesis siswa SMP masuk SMK di Kota Pontianak)”,

yang dilakukan oleh Winna Dharmayanti dan Sudji Munadi.. Penelitian tersebut adalah penelitian untuk Jurnal Pendidikan Vokasi. Penelitian dilakukan pada tahun 2014. Penelitian dilakukan di 12 Sekolah SMP Negeri dan SMP Swasta yang ada di enam Kecamatan kota Pontianak dilakukan pada bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan jenis penelitian yaitu ex-post facto. Adapun hasil dari penelitian adalah Berdasarkan hasil analisis data pen-garuh Pemahaman Diri, Lingkungan, dan Ci-tra SMK terhadap Minat Siswa SMP Masuk SMK di Pontianak baik secara parsial maupun secara simultan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Distribusi skor variabel Minat Siswa SMP Masuk SMK mempunyai kecendrungan dalamkategori Baik dengan rata-rata nilai 41,79, variabel pemahaman diri mempunyai kecendrungan dalam kategori baik dengan rata-rata nilai 39,60, variabel lingkun-gan mempunyai kecendrungan dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai 39,60, variabel citra SMK mempunyai kecenderungan dalam kategori baik dengan rata-rata nilai 33,84.(2)Pemahaman Diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Siswa SMP Masuk SMK di kota Pontianak ditunjukan dengan nilai r = 0,753; p = 0,000.(3) Lingkungan Siswa berpengaruh positif dansignifikan terhadap Minat Siswa SMP Masuk SMK di Kota Pontianak ditunjukan dengan nilai r = 0,527; p = 0,000. (4) Citra SMK berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Siswa SMP Masuk SMK di Kota Pontianak ditunjukan dengan nilai r = 0,678; p = 0,000. (5) Pemahaman Diri, Lingkungan Siswa, dan Citra SMK, secara

(41)

24

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Siswa SMP Masuk SMK di Kota Pontianak dengan persamaan regresi Y = -8,735 + 0,749 X1 + 0,126 X2 + 0,453 X3. Nilai R2 regresi linier berganda sebesar 0,628. Hal ini berarti ketiga variabel independen, yaitu Pemahaman Diri (X1), Lingkungan Siswa (X2), dan Citra SMK (X3) mampu menjelaskan perubahan variabel dependen Minat Siswa SMP Masuk SMK sebesar 62,8%, sisanya (37,2%) dijelaskan oleh faktor lain selain pemahaman diri, lingkungan siswa, dan citra SMK.22

2. Penelitian yang berjudul FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013, yang dilakukan oleh

Ninuk Indriyanti, Siswandari dan Elvia Ivada. Penelitian tersebut

adalah penelitian untuk Jurnal Pendidikan UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 10 dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013 dilakukan pada bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014. Penelitian ini metode deskriptif eksploratif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, adapun simpulan dari penelitian ini adalah : Ada 7 faktor yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ketujuh faktor tersebut adalah a) faktor potensi diri yang mewakili variabel bakat dengan indikator pengembangan bakat dan bakat dalam diri, sikap dengan indikator keaktifan, motivasi dengan indikator dorongan internal, cita-cita dengan indikator kemapanan, dan prestasi dengan indikator persaingan akademik. b) Faktor motivasi yang mewakili variabel kepribadian dengan indikator keyakinan dan pengembangan diri, prestasi dengan indikator beasiswa, teman- teman dengan indikator bahan pembicaraan, motivasi dengan indikator dukungan orang tua, dan sikap dengan indikator usaha. c)

22

Winna Dharmayanti dan Sudji Munadi. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

MINAT SISWA SMP MASUK SMK DI KOTA PONTIANAK”. Penelitian tersebut adalah penelitian

(42)

25

Faktor ekspektasi masa depan yang mewakili variabel prestasi dengan indikator tingkat prestasi dan kepribadian dengan indikator masa depan. d) Faktor peluang yang mewakili variabel cita-cita dengan indikator jenis pekerjaan, pengalaman dengan indikator kesuksesan, dan motivasi dengan indikator kemudahan memperoleh pekerjaan. e) Faktor lingkungan sosial yang mewakili variabel lingkungan masyarakat dengan indikator persepsi masyarakat, teman-teman dengan indikator pengaruh teman-teman dan sekolah dengan indikator guru. f) Faktor situasi dan kondisi yang mewakili variabel keluarga dengan indikator pendapatan orang tua dan pendidikan orang tua dan pengalaman dengan indikator pengangguran. g) Faktor institusional yang mewakili variabel sekolah dengan indikator kurikulum. Faktor yang paling besar mempengaruhi minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi adalah faktor potensi diri yang mempunyai eigenvalue 7,974 dan mampu memberikan kontribusi33,225% terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan. Faktor ini terdiri dari variabel bakat dengan indikator pengembangan bakat dan bakat dalam diri, sikap dengan indikator keaktifan, motivasi dengan indikator dorongan internal, cita-cita dengan indikator kemapanan, dan prestasi dengan indikator persaingan akademik.23

3. Penelitian yang berjudul MINAT SISWA SMP NEGERI

MELANJUTKAN KE SMK DITINJAU DARI SOSIAL

EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN BANTUL Untuk jenis

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Rony Windarto Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan PPs UNY. Penelitian tersebut adalah penelitian untuk Jurnal Pendidikan. Penelitian dilakukan pada tahun 2013. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri tahun ajaran 2012/2013 di Kabupaten Bantul. Dari populasi di atas diambil 17 SMP sebagai sampel

23 Ninuk Indriyanti. “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Melanjutkan Pendidikan ke

(43)

26

penelitian, sehingga sampel penelitian menjadi 364 orang, yang diambil secara proporsional random sampling. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dikemukakan di atas maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan siswa dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan thitung sebesar 2,028 lebih besar dari ttabel sebesar 1,978 (thitung2,028 > ttabel 1,978) dan nilai r = 0,627 yang mempunyai makna nilai pengaruh tersebut moderate dan paling dominan mempengaruhi minat siswa ke SMK. Sehingga hipotesis pertama diterima. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara informasi pendidikan dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan thitung sebesar 51,088 lebih besar dari ttabel sebesar 1,978 (thitung51,088 > ttabel 1,978) dan nilai r = -0,181 yang mempunyai makna nilai pengaruh tersebut lemah. Sehingga hipotesis kedua diterima. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesejahteraan keluarga dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan thitung sebesar -58,538 lebih besar dari ttabel sebesar 1,978 (thitung58,538 > ttabel 1,978) dan nilai r = -0,227 116 − Jurnal Pendidikan Vokasi Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013 yang mempunyai makna nilai pengaruh tersebut lemah. Sehingga hipotesis ketiga diterima. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemenuhan keluarga dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan thitung sebesar -44,959 lebih besar dari ttabel sebesar 1,978 (thitung44,959 > ttabel 1,978) dan nilai r = -0,156 yang mempunyai makna nilai pengaruh tersebut lemah. Sehingga hipotesis keempat diterima. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan siswa, informasi pendidikan, kesejahteraan keluarga, dan pemenuhan keluarga dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul

(44)

27

dalam melanjutkan sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan dengan R = 0,648 ; R2 = 0,420; Adjusted R Square 0,414 dan Fhitung sebesar 65,037 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,37 (Fhitung65,037 >Ftabel ). Sehingga variabel lingkungan siswa, informasi pendidikan, kesejahteraan keluarga, dan pemenuhan keluarga mampu menjelaskan tentang variabel independent yang memberikan sumbangan efektif sebesar 42% terhadap variabel minat siswa. Sedangkan 58% minat siswa dipengaruhi oleh faktorfaktor selain keempat variabel tersebut.24

C. Kerangka Berpikir

Remaja pada dasarnya adalah makhuk yang masih berada pada fase labil. Pada dasarnya segala bentuk tindakan remaja sering kali didapati atau dipengaruhi oleh interaksi sosialnya di lingkungan tempat tinggalnya. Namun belakangan ini yang peneliti temukan, seringkali remaja lebih susah beradaptasi dan berinteraksi terhadap lingkungan barunya. Seperti kebanyakan remaja lainnya, remaja dari latar belakang orang tuanya adalah orang jawa lebih sering berdiam diri di rumah dan tidak mau memulai interaksi terlebih dahulu kepada remaja asli di daerah tersebut.

Dalam penelitian ini, permasalahan utama yang akan dikaji adalah mengenai faktor pendorong seorang siswa di Desa Cidokom RT 01/01 untuk memilih melanjutkan sekolah ke jenjang SMK oleh karenanya ini perlu di ketahui bagaimana latar belakang yang mendorong terjadinya pengambilan keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK.

Secara singkat dapat digambarkan kerangka alur pikir dibawah ini :

24 Roni Windarto. “MINAT SISWA SMP NEGERI MELANJUTKAN KE SMK DITINJAU

DARI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN BANTUL”. Penelitian tersebut adalah

(45)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Gambar 3.1

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek Remaja RT 01/01 Desa Cidokom, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Desa Cidokom sendiri ini adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor serta masih termasuk bagian dari Provinsi Jawa Barat. Dari segi kondisi lingkungannya dalam beberapa tahun terakhir terlihat desa ini terus mengalami perkembangan, baik dalam segi infrastruktrnya maupun masyarakatnya sendiri. Oleh karenanya mungkin dapat mempengaruhi pola pikir dalam penentuan siswa dalam melanjutkan sekolahnya.

Pemilihan tempat ini penulis memutuskan berdasarkan pada kebutuhan penelitian, dan karakteristik responden yang diperlukan serta didapatkan jumlah sampel yang dikehendaki.

Penelitian ini dilakukan di Desa Cidokom dengan pertimbangan yang memungkinkan penelitian ini terlaksana yakni :

(46)

29

a. Diharapkan sampel Remaja yang sedang menempuh di jenjang SMK Desa Cidokom dapat mewakili secara representatif dari karakteristik populasi penelitian.

b. Pada Interaksi Sosial Remaja yang sedang menempuh di jenjang SMK Desa Cidokom.

Pertimbangan waktu, tenaga, biaya dan kemungkinan untuk pengurusan izin tidak terlalu sulit.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2019. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut :

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Kegiatan Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019 Agustus 2019 September 2019 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan Proposal 2. Penyusunan Bab I Pendahuluan No Kegiatan Oktober 2019 November2 2019 Desember 2019 Januari 2020 Febuari 2020 3. Penyusunan Bab II Kajian Pustaka 6 Penyusunan Bab III Metode Penelitian 7 Observasi dan Penelitian

(47)

30 8 Penyusunan Bab IV Hasil Penelitian 9 Penyusunan Bab V Kesimpulan dan Saran 10 Penyusunan Laporan Penelitian B. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Secara umum metode penelitian ialah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti wawancara, observasi, tes maupun dokumentasi. Sedangkan metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan.

Berdasarkan masalah yang diajukan, maka dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif sendiri bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala berdasarkan pada indikator-indikator yang dia jadikan dasar dari ada tidaknya suatu gejala yang diteliti. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (nature setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. 1 Jenis penelitian ini akan lebih mampu mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi yang penuh nuansa yang lebih berharga dari sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka.

1 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta ,

Gambar

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian.............................................................
Gambar 3.1 Gambaran Letak Desa Cidokom........................................................28

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan ini diberitahukan kepada sudara, apabila dikuasakan harus disertai dengan surat kuasa atau surat tugas dari direktur kepada penerima kuasa atau penerima tugas dan

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar isian

Single-mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi-mode fiber optik, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya, dalam usaha memenuhi

Dalam kisah Mahabharata, terdapat Senjata Pusaka yang diberikan oleh para dewa kepada manusia yang disebut dengan Astra. Manusia yang telah dianugerahi Astra tersebut

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menyumbangkan wacana baru dalam bidang psikologi pendidikan terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan siswa ditinjau

KADISOBO PAROKI SANTO YOSEPH MEDARI”. Penulis memilih judul tersebut berdasarkan keprihatinan penulis terhadap kurangnya minat kaum muda untuk ikut terlibat ambil