Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Computer Self Effiucacy (CSE) Pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam Penggunaan Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya:
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
ii
Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, serta saran untuk penulis.
6. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak, Ibu, dan Kakak beserta seluruh anggota keluarga yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.
Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala kebaikan atas semua bantuan yang telah diberikan kepada peneliti baik materil maupun spirituil.
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb
Surabaya, Agustus 2010
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR...vii
DAFTAR LAMPIRAN...viii
ABSTRAKSI... ix
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 10
2.1 Hasil penelitian Terdahulu... 10
2.2 Landasan Teori ... 14
2.2.1 Teori Kognitif Sosial ... 14
2.2.2 Akuntansi Keperilakuan ... 16
2.2.3 Tujuan Akuntansi Keprilakuan ... 17
2.2.4 Sistem Informasi ... 17
2.2.4.1 Definisi Sistem ... 17
2.2.4.2 Definisi Informasi... 18
2.2.4.3 Definisi Sistem Informasi... 18
2.2.5 Pengertian Teknologi Informasi ... 19
2.2.5.1 Pengaruh dan Peran Teknologi Informasi Terhadap Akuntansi dan Profesi Akuntansi ... 20
2.2.6 Computer Self Efficacy... 21
2.2.6.1 Teori Self Efficacy... 21
2.2.6.2 Pengertian Computer Self Efficacy... 23
2.2.6.2.1 Aplikasi Komputer ... 24
2.2.6.2.2 Penanganan File ... 25
2.2.6.2.3 Software dan Hardware... 25
2.2.6.2.4 Internet ... 29
2.2.7 Pengertian dan Pandangan Tentang Gender ... 29
2.3 Kerangka Pemikiran... 31
2.4 Hipotesis ... 33
BAB III : METODE PENELITIAN... 34
3.1 Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel ... 34
3.1.1 Definisi Operasional ... 34
3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel ... 35
3.2 Tehnik Penentuan Sampel ... 41
3.2.1 Populasi ... 41
3.2.2 Sampel ... 41
3.3 Tehnik Pengumpulan Data... 42
3.3.1 Jenis Data ... 42
3.3.2 Sumber Data ... 43
3.3.3 Pengumpulan Data ... 43
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 44
3.4.1 Uji Kualitas Data ... 45
3.4.1.1 Uji Validitas ... 44
3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... 45
3.4.1.3 Uji Normalitas ... 46
3.4.1.4 Uji Independent t-test... 46
3.4.2 Uji Hipotesis ... 47
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN... 48
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 48
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timurl ... 48
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ... 50
4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ... 50
4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi ... 51
4.1.4.1 Visi ... 51
4.1.4.2 Misi ... 51
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 52
4.2.1 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 52
4.2.2 Penanganan File ... 54
4.2.3 Software dan Hardware ... 56
4.2.4 Penggunaan Internet ... 58
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 60
4.3.1 Uji Kualitas Data ... 60
4.3.1.1 Uji Validitas ... 60
4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 64
4.3.1.3 Uji Normalitas ... 65
4.3.2 Uji Hipotesis ... 66
4.3.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer... 67
4.3.2.2 Uji Perbedaan Penanganan File... 68
4.3.2.1 Uji Perbedaan Software dan Hardware... 70
4.3.2.1 Uji Perbedaan Penggunaan Internet ... 71
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
4.5 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian... 76
4.6 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 77
4.7 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 78
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 79
5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Persentase Jumlah Mahasiswa Hasil Ujian Ebiz ... 5
Tabel 2.1 Daftar Nilai Rata-rata Mahasiswa Hasil Ujian Ebiz ... 7
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 53
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Penanganan File ... 55
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Software dan Hardware... 57
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Internet... 59
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer... 61
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Penanganan File ... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Software dan Hardware... 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Penggunaan Internet... 64
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel Independen ... 65
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 66
Tabel 4.11 Levene’s Test for Equality of Variances... 67
Tabel 4.12 Group Statistic ... 73
Tabel 4.13 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Triadic Reciprocal ... 15 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Oleh : Reny oktaviani
Abstraksi
Dewasa ini, mahasiswa tidak hanya dapat menyusun informasi akuntansi secara manual, tetapi harus dapat menggunakan teknologi-teknologi yang sudah ada hingga yang terbaru sehingga dapat menyajikan Sistem Infomasi Akuntansi Berbasis Komputer nantinya. Maka dari itu lulusan mahasiswa akuntansi diharapkan mempunyai pengetahuan yang baik tentang sistem akuntansi dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi. CSE didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan komputer atau sistem informasi atau teknologi informasi. Dimana CSE diukur melalui kemampuan penggunaan aplikasi komputer, penanganan file, software dan hardware, penggunaan internet. Keahlian penggunaan komputer mahasiswa akuntansi (CSE) sangat erat hubungannya dengan pelatihan Ebiz yang diadakan oleh jurusan. Berdasarkan hasil ujian Ebiz dari tahun 2006-2008 dapat diketahui kemampuan penggunaan komputer antara mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu untuk tahun 2006 dan 2008 nilai rata-rata ujian Ebiz mahasiswa perempuan lebih tinggi dari pada mahasiswa laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris perbedaan
Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di UPN “Veteran” Jawa Timur jurusan akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif gender.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Adapun respondennya adalah mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006, 2007 dan 2008 yang telah mengikuti ujian Ebiz dan tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif di bangku perkuliahan yang berjumlah 82 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisis yang digunakan adalah independent sample t-test dengan menggunakan program SPSS.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
Computer Self Efficacy (CSE) antara mahasiswa laki-laki dan perempuan.
Keywords : Computer Self Efficacy, Mahasiswa Akuntansi, Information Technology.
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan dunia yang semakin pesat ini, teknologi
informasi merupakan salah satu bidang yang banyak dibicarakan, ditulis
atau bahkan diseminarkan dengan segala permasalahan yang dihadapi baik
didalam negeri maupun diluar negeri. Teknologi informasi dari tahun ke
tahun berkembang pesat dengan berbagai perubahan yang semakin
canggih. Teknologi informasi dapat membuat orang-orang dalam suatu
organisasi untuk berhubungan dan mengembangkan lingkungan yang
kondusif untuk penciptaan pengetahuan, sehingga setiap orang berpotensi
untuk meningkatkan intelektual orang lain. Teknologi berperan dalam
menciptakan penyimpanan berbasis pengetahuan yang dapat diakses oleh
lebih dari satu pengguna informasi. Perkembangan yang pesat di bidang TI
membawa pengaruh yang besar dalam berbagai bidang usaha maupun
bidang pendidikan. Pada bidang usaha terlihat dengan semakin banyaknya
perusahaan yang menggunakan komputer sebagai alat pembantu kegiatan
usaha.
Pada bidang pendidikan, terjadi kemajuan yang pesat baik dari
segi kurikulum, cara penyampaian materi, maupun segi pelayanan
dibidang administrasi. Dunia pendidikan menjadi semakin dinamis
mengikuti dinamisnya perkembangan zaman dimana orang lebih berfikir
efisien dan efektif. Teknologi informasi dapat digunakan atau
dimanfaatkan juga sebagai proses pengajaran. Metode pengajaran pada
umumnya dengan cara menerangkan teori-teori dalam mata kuliah tertentu
disertai dengan mengaplikasikannya ke laboratorium. Disamping itu,
berbagai universitas memberikan matakuliah tambahan berupa pelajaran
komputer.
Dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan era global dan
proporsional, suatu lembaga pendidikan perlu mengkaji ulang mengenai
metode pembelajaran sebagai jawaban terhadap tantangan yang ada. Hal
ini dikarenakan pengetahuan ilmiah adalah sesuatu yang berubah dan
berkembang terus, baik secara lambat maupun secara cepat. Dalam
pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya
positif sehingga pada taraf terakhir akan didapat output yang diharapkan
yaitu keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru dan hasil dari proses
belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajar.
Konsep Computer Self Efficacy (CSE) dipandang sebagai salah
satu variable yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang
teknologi informasi Agawal et al. (2000) dalam penelitan Rustiana
(2004). Menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004),
CSE didefinisikan sebagai judgement kapabilitas dan keahlian komputer
seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
menentukan perilaku individu dan kinerja dalam penggunaan teknologi
informasi (Compeau dan Higgins 1995) dalam penelitan Rustiana (2004).
Menurut Ronsen dan Maguire (1990) dalam penelitian Rustiana
(2004), CSE merupakan salah satu prediktor yang penting bagi
mahasiswa untuk mau mempelajari dan menggunakan sistem komputer.
Dengan mengakui adanya perbedaan self efficacy antara professional
bisnis dan mahasiswa, maka tindakan perspektif dapat dilakukan oleh
manajer dan oleh pendidik. Manajer dapat menyediakan dukungan
terhadap teknologi informasi yang tepat bagi para karyawannya.
Sedangkan bagi para pendidik dapat menyediakan pelatihan teknologi
informasi yang tepat dalam mempersiapkan peserta didiknya untuk
menyongsong profesionalisme bisnis kedepan.
Dewasa ini, mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk menjadi
akuntan yang punya kompetensi antara lain dalam bidang teknologi
informasi yang memadai dan merupakan coredimension dari pendidikan
akuntansi dasar, sehingga dapat mendukung tugas-tugasnya sebagai
seorang calon akuntan.
Banyak KAP sekarang ini mengharapkan lulusan akuntansi
mempunyai pengetahuan yang baik tentang sistem akuntansi dan
mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi, misalnya
kemampuan dalam menggunakan micro-based tools secara umum,
software khusus dibidang audit dan penggunaan internet. Pengalaman
sebagai suatu bentuk nilai plus Stone et al. (1996) dalam penelitian
Rustiana (2004).
Menurut Rustiana (2005) dalam era digital, integrasi teknologi
informasi di dalam kurikulum akuntansi merupakan salah satu hal yang
paling penting untuk jurusan akuntansi. Menurut Wilkinson (1993:22),
mahasiswa jurusan akuntansi seharusnya memperoleh semua batang
tubuh pengetahuan pengetahuan (common body of knowledge) yang
berkaitan dengan sistem informasi. Karena sistem informasi sekarang ini
semakin banyak dikomputerisasi, bidang pengetahuan ini harus pula
mencakup pemahaman komputer dan pemanfaatannya dalam
aplikasi-aplikasi akunting. Mereka diharapkan dapat menambah pengetahuan
dengan cara mempelajari area-area terbaru dibidang teknologi informasi
yang kemungkinan besar berpengaruh secara signifikan dalam Sistem
Informasi Akuntansi (Rustiana, 2005). Mahasiswa tidak hanya dapat
menyusun informasi akuntansi secara manual, tetapi harus dapat
menggunakan teknologi-teknologi yang sudah ada hingga yang terbaru
sehingga dapat menyajikan Sistem Infomasi Akuntansi Berbasis
Komputer nantinya. Maka dari itu lulusan mahasiswa akuntansi
diharapkan mempunyai pengetahuan yang baik tentang sistem akuntansi
dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi.
Penelitian dengan menggunakan variable Computer self efficacy
(keahlian penggunaan komputer) juga telah diterapkan dalam dunia
Menurut Ronsen dan Maguire (1990) dalam Rustiana (2005), Computer
self Efficacy (CSE) merupakan salah satu prediktor yang penting bagi
mahasiswa untuk mau mempelajari dan menggunakan sistem komputer.
CSE didefinisikan sebagai kemampuan penggunaan aplikasi komputer,
sistem informasi, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data
dan penggunaan tombol keyboard (Indriantoro, 2000).
Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
perkuliahan sudah banyak menggunakan komputer sehingga mahasiswa
harus mampu menggunakan komputer untuk melakukan presentasi.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur bekerja sama
dengan Ebiz Education Enterprise untuk memberikan pelatihan komputer
yang meliputi : Microsoft Office, Microsoft Exel, Mengatur informasi dan
komunikasi dengan Microsoft Outlook dan menangani grafik serta
presentasi dengan Microsoft PowerPoint.
Keahlian penggunaan komputer mahasiswa akuntansi dapat
diketahui dari hasil ujian pelatihan yang diberikan oleh Ebiz Education
Enterprise dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.
Tabel 1.1 : Daftar persentase jumlah mahasiswa hasil ujian Ebiz yang lulus dan yang tidak lulus Tahun 2006, 2007 dan 2008 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tahun Jumlah
mahasiswa
Nilai > 50,00 (lulus)
% Nilai ≤ 50,00 (tidak lulus)
%
2006 133 81 60,9 52 39,1
2007 156 122 78,2 34 21,8
2008 180 73 40,6 107 59,4
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa 81 mahasiswa dari 133
mahasiswa yang mengikuti ujian Ebiz Tahun 2006 UPN “Veteran” Jawa
timur menyatakan telah lulus dan 52 mahasiswa atau sebesar 39,1 %
memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 50,00 yang berarti tidak
lulus. Pada Tahun 2007 sebanyak 122 mahasiswa yang memperoleh nilai
lebih dari 50,00 atau sebanyak 78,2 %, sedangkan jumlah mahasiswa
yang mendapat nilai ≤50,00 hanya sebesar 34 orang atau sebesar 21,8 %,
terjadi peningkatan kemampuan mahasiswa dalam penggunaan komputer
walaupun hanya sebesar 7,3 % saja. Namun pada Tahun 2008 terlihat
dengan jelas bahwa hanya terdapat 73 mahasiswa dari 180 mahasiswa
yang mengikuti ujian Ebiz atau sebesar 40,6 % saja yang memperoleh
nilai > 50,00 atau lulus, sedangkan yang tidak lulus atau memperoleh
nilai ≤ 50,00 sebanyak 107 mahasiswa atau 59,4 %. Hal ini berarti bahwa
tidak sedikit mahasiswa akuntansi yang kurang mampu mengoperasikan
komputer.
Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti tentang perbedaan
gender terhadap computer attitude seperti yang dilakukan oleh Sanjaya
(2008) dan Havelka (2003) dalam penelitian Rustiana (2004). Penelitian
mereka menunjukkan hasil yang beragam.
Dari hasil ujian Ebiz dari tahun 2006-2008 dapat diketahui
kemampuan penggunaan komputer antara mahasiswa laki-laki dengan
Tabel 1.2 : Daftar nilai rata-rata mahasiswa hasil ujian Ebiz Tahun 2006, 2007 dan 2008 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Rata-rata Nilai Gender
2006 2007 2008 L
P
53.89 57.71
62.71 61.18
51.94 55.17
Sumber: Biro Akademik Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur
Dalam tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 nilai
rata-rata mahasiswa perempuan sebesar 57,71 lebih tinggi dibandingkan
mahasiswa laki-laki yang hanya 53,89. Hal ini berarti kemampuan
menggunakan komputer pada mahasiswa perempuan lebih baik dari pada
mahasiswa laki-laki. Pada tahun 2007 nilai rata-rata hasil ujian Ebiz pada
mahasiswa laki-laki sebesar 62,71 lebih tinggi dibandingkan mahasiswa
perempuan yaitu sebesar 61,18. Ini berarti kemempuan menggunakan
komputer pada tahun 2007 mahasiswa laki-laki lebih baik dari pada
mahasiswa perempuan, namun hanya berbeda sedikit nilai rata-ratanya.
Sedangkan pada tahun 2008 terlihat bahwa kemampuan menggunakan
komputer pada perempuan lebih baik dari pada laki-laki hal ini terlihat
dari nilai rata-rata perempuan sebesar 55,17 dibandingkan nilai rata-rata
laki-laki yaitu sebesar 51,94. Dari hasil rata-rata nilai ujian Ebiz
tampaknya kemampuan menggunakan komputer pada perempuan lebih
baik daripada laki-laki.
Hasil penelitian Rustiana (2004) menunjukkan CSE laki-laki lebih
tinggi dibandingkan CSE perempuan, demikian halnya dengan penelitian
memiliki CSE lebih tinggi dari perempuan. Perbedaan sosialisasi gender
menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan membawa perbedaan nilai
dan perlakuan dalam pekerjaannya. Perbedaan ini disebabkan karena
laki-laki dan perempuan mengembangkan bidang peminatan, keputusan dan
praktis yang berbeda (Betz dan Shepard, 1989) dalam penelitian Rustiana
(2004). Laki-laki akan melakukan apa saja untuk mencapai kesuksesan,
termasuk untuk bertindak secara kreatif dan inovatif. Sedangkan
perempuan dalam melakukan tugas-tugasnya lebih mementingkan aspek
harmonisasi dan kurang menunjukkan aspek kreatif dan inovatif
(Rustiana 2004).
Hal ini yang memotivasi dilakukannya studi tentang perbedaan
gender dalam keahlian penggunaan komputer. Oleh karena itu melihat
pentingnya CSE bagi mahasiswa akuntansi dan berdasarkan hasil
penelitian terdahulu dan hasil survei terhadap mahasiswa yang telah
mengikuti Ebiz, maka penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti
empiris Perbedaan Computer Self Efficacy Mahasiswa Akuntansi Di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam
Penggunaan Sistem Informasi Berdasarkan Gender.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis sebelumnya, maka
perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat
“Apakah ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” jurusan
akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif
gender ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan uraian
diatas adalah sebagai berikut :
“Bukti empiris perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” jurusan
akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif
gender “.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain :
1. Pembaca
Dapat memberikan informasi tambahan pengetahuan dan informasi
dalam keahlian penggunaan teknologi informasi.
2. Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bidang teknologi
informasi agar dikemudian hari dapat menerapkan teori-teori dan
2.1. Penelitian Terdahulu 2.1.1. Rustiana (2004)
a. Judul :
“Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa akuntansi dalam
penggunaanTeknologi informasi : tinjauan perspektif gender”.
b. Dasar teori yang mendasari :
Colley et. Al. (1994) dalam Havelka (2003) berdasarkan
penelitian, menemukan bahwa laki-laki mempunyai attitude yang
positif mengenai komputer dan computer anxiety yang lebih rendah
disbanding perempuan. Namun Sian et. Al. (1990) dalam Havelka
(2003) berhasil menemukan bahwa perempuan mempunyai attitude
yang positif dan menunjukkan level computer anxiety yang rendah
dibandingkan laki-laki.
c. Permasalahan :
“Apakah ada perbedaan CSE mahasiswa akuntansi dalam
penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif gender ?”.
d. Hipotesis :
H : ada perbedaan computer self efficacy mahasiswa akuntansi dalam
penggunaan teknologi informasi berdasarkan gender.
e. Kesimpulan :
Hipotesa yang menyatakan adanya perbedaan gender CSE
mahasiswa akuntansi dalam menggunakan teknologi informasi telah
terbukti, hal ini didukung dengan nilai t dalam uji t independent
menunjukkan angka sebesar 3,381 dan tingkat signifikan 0,01 (2 sisi)
dan nilai F = 3,658. Ini berarti, bahwa CSE laki-laki cenderung lebih
tinggi (mean = 114,12 dengan deviasi standar 16,620) dibandingkan
CSE perempuan (mean = 107,52 dengan deviasi standar 9,17).
2.1.2. Rustiana (2005)
a. Judul :
“Studi Computer Self Efficacy Dalam Era Digitalisasi :
Komparasi Antara Novice Account Dan Akuntan Pendidik ”.
b. Dasar teori yang mendasari :
Stone (1996) telah melakukan penelitian dengan variabel CSE
pada pendidikan akuntansi. Hasilnya menunjukkan ada perbedaan
instruksi akuntansi yang dapat mempengaruhi self efficacy mahasiswa
akuntansi dalam hal keahlian teknis akuntansi dengan komunikasi dan
keahlian interpersonal. Wijaya (2003) melakukan penelitian pada
akuntan pendidik dan menemukan hasil bahwa semakin rendah level
computer anxiety akan menunjukkan tingkat computer self efficacy
c. Permasalahan :
1. Bagaimanakah kecenderungan level computer self efficacy bagi
novice accountant dan akuntan pendidik?
2. Apakah ada perbedaan level computer self efficacy antara novice
accountant dengan akuntan pendidik?
d. Hipotesa :
H : ada perbedaan computer self efficacy antara novice accountant
dan akuntan pendidik.
e. Kesimpulan :
Dari hasil uji independent t-Test dapat dibaca bahwa nilai t
sebesar 13,334 dengan tingkat signifikansi < 0,001 menunjukkan
bahwa hipotesis penelitian didukung. Ini berarti bahwa ada perbedaan
kemampuan penggunaan komputer antara novice accountant dengan
akuntan pendidik. Kecenderungan level CSE novice accountant berada
pada angka 3,65. Ini menunjukkan bahwa jawaban responden
cenderung pada skala setuju untuk sebagian besar item CSE. Ini berarti
bahwa novice accountant mempersepsikan diri, bahwa mereka
mempunyai keyakinan kemampuan diri dalam penggunaan komputer
dengan baik. Kecenderungan level CSE akuntan pendidik berada pada
angka 4,36. Ini menunjukkan bahwa jawaban responden cenderung
pada skala sangat setuju untuk sebagian besar item CSE. Ini berarti
mempunyai keyakinan kemampuan diri dalam penggunaan komputer
dengan sangat baik.
2.1.3. Maryam Fitriyani (2009) a. Judul :
“Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa jurusan S1
akuntansi Universitas Airlangga Surabaya dengan Mahasiswa jurusan
S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya”.
b. Dasar teori yang mendasari :
Ritu Agarwal, V. Sambamurthy dan Ralp M. Stair (2000) telah
melakukan penelitian mengenai “Research Report : The Evolving
Relationship between general and specific Computer Self Efficacy- An
Empirica Assessmentl”. Menjabarkan pemahaman mengenai konsep
Self Efficacy yang berkembang saat ini dalam konteks penggunaan
perangkat lunak (software) komputer. Artinya, Computer Self Efficacy
memberikan pengukuran terhadap individu dalam menyikapi
perkembangan informasi teknologi-teknologi informasi baru dalam
konteks pengetahuan komputer yang umum dan ketrampilan
penggunaan aplikasi spesifik untuk tugas yang spesifik.
c. Permasalahan :
Apakah ada perbedaan antara Computer Self Efficacy (CSE)
mahasiswa jurusan S1 akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya
dengan mahasiswa jurusan S1 akuntansi STIE PERBANAS
d. Hipotesis :
H : terdapat perbedaan computer self efficacy mahasiswa jurusan S1
akuntansi Universitas Airlangga Surabaya dengan mahasiswa jurusan
S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya
e. Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
computer self efficacy antara mahasiswa Airlangga Surabaya dengan
mahasiswa jurusan S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya, dengan
demikian hipotesa penelitian ditolak. Indikasi hasil ini bertolak
belakang dengan temuan penelitian terdahulu Rustiana (2005) bahwa
terdapat perbedaan computer self efficacy antara mahasiswa pria dan
wanita. Nilai mean mahasiswa Universitas Airlangga sebesar 3.329,
sebaliknya mahasiswa STIE Perbanas sebesar 3.347.
2.3. Landasan Teori 2.2.1. Teori Kognitif Sosial
Menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam penelitian Rustiana
(2004), Teori kognitif sosial didasarkan pada premis bahwa ada tiga
variabel yang saling mempengaruhi yang lebih dikenal sebagai triadic
reciprocall. Ketiga variabel tersebut adalah lingkungan, perilaku dan
Gambar 2.1
TRIADIC RECIPROCAL
Orang (individu)
Lingkungan Perilaku
sumber: Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004)
Gambar 2.1 adalah triadic reciprocality atau reciprocal
determinism yang menunjukkan bahwa ketiga variabel sosial tersebut
saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Individu memilih lingkungan
dan lingkungan mempengaruhinya. Selanjutnya perilaku yang ada dalam
situasi ini dipengaruhi oleh sosial kognitif dan sosial personal.
Teori kognitif sosial oleh Bandura (1986) dalam Rustiana (2004)
dikembangkan dalam dua set ekspektasi kekuatan kognitif utama yang
menjadi pedoman perilaku:
1. Ekspektasi dihubungkan dengan outcome
Para individu yang paham aspek perilaku akan percaya bahwa outcome
lebih bernilai apabila dibandingkan dengan individu yang tidak mampu
memahami konsekuensi yang menguntungkan.
2. Ekspektasi yang disebut self efficacy
Merupakan kepercayaan individu mengenai kemampuan untuk
2.2.2. Akuntansi Keprilakuan (Behavior Accounting)
Akuntansi merupakan sistem yang menghasilkan Laporan
Keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para
pemakainya, sedangkan Ilmu Keprilakuan adalah merupakan bagian dari
ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi
keprilakuan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan
manusia dengan sistem akuntansi (Ikhsan dan Ishak, 2005:126).
Menurut Ikhsan dan Ishak (2005:3), akuntansi keprilakuan
sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang perkembangannya
semakin meningkat dalam 25 tahun belakangan ini. Hal ini ditandai
dengan lahirnya sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan dengan
keprilakuan (behavioral), dan semakin menjamurnya buku teks berbahasa
asing yang membahas tentang akuntansi keprilakuan. Menurut Ikhsan dan
Ishak (2005: 24) menyebutkan bahwa secara umum ruang lingkup
akuntansi perilaku (behavior accounting) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain,
konstruksi, dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan
manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain
organisasi.
2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia,
produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, serta kerja
sama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku
manusia. Bidang ketiga dari akuntansi keprilakuan ini mempunyai
hubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga
mempengaruhi perilaku.
2.2.3. Tujuan Akuntansi Keprilakuan
Tujuan dari akuntansi keprilakuan adalah melakukan pengukuran
dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan
pengambilan keputusan, baik bersifat internal maupun eksternal (Ikhsan
dan Ishak, 2005:4).
Akuntansi keprilakuan akan memberikan informasi kepada
manajemen tidak hanya informasi tentang bagaimana orang berperilaku,
tetapi juga dengan alasan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang
manajemen lakukan dan merekomendasi untuk merubah perilaku yang
disfungsional (Siegel dan Marconi, 1989) dalam Suryanah (2006).
2.2.4. Sistem Informasi 2.2.4.1. Definisi Sistem
Menurut Mulyadi (1995:17), Sistem adalah sekelompok elemen
untuk mencapai tujuan tertentu, dan setiap sistem dibuat untuk menangani
sesuatu yang berulangkali atau secara rutin terjadi.
Menurut Halim (1995:27), Sistem adalah suatu rangkaian kesatuan
yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait dan mempengaruhi
(biasa disebut dengan subsistem), yang diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu.
2.2.4.2. Definisi Informasi
Menurut Halim (1995:125), Informasi adalah data yang telah
diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata
atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang
maupun masa depan.
2.2.4.3. Definisi Sistem Informasi
Menurut Wilkinson (1993:4), Sistem Informasi adalah suatu
kerangka dengan mana sumberdaya (manusia, komputer) dikoordinasikan
untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna
mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Menurut Halim (1995:30), Sistem Informasi adalah suatu sistem
2.2.5. Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Fauzi (2008:4), sudah menjadi definisi umum bahwa
istilah teknologi informasi identik dengan komputer. Teknologi informasi
memang secara lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan
informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang saat ini
teknologinya terus berkembang sehubungan perkembangan teknologi lain
yang dapat dikoneksikan dengan komputer itu sendiri. Pengolahan data
dengan komputer tersebut juga dikenal dengan istilah pengolahan Data
Elektronik (Electronic Data Processing – EDP), yang didefinikan sebagai
proses manipulasi data ke dalam bentuk yang lebih berguna berupa
informasi dengan menggunakan komputer. Data merupakan objek yang
belum dan akan dilakukan pengolahan yang sifatnya masih “mentah”.
Sedangkan informasi adalah data yang telah terolah dan sifatnya menjadi
data lain yang bermanfaat yang biasa disebut informasi. Ada banyak
definisi dari Information Technology, definisi dari teknologi informasi
yang diambil dari “Information Technology Training Package ICA99”
bahwa Industri Teknologi Informasi didefinisikan sebagai pengembangan
teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi
untuk memproses, penyajian, pengelolaan data, dan informasi. Termasuk
didalamnya pembuatan hardware komputer dan barbagai jasa yang
berhubungan dengan komputer; bersama-sama dengan perlengkapan
2.2.5.1. Pengaruh dan Peran Teknologi Informasi terhadap Profesi Akuntansi
Menurut Halim (1995:35) perkembangan teknologi komputer
sangat mempengaruhi perubahan cara kerja akuntansi dalam mengolah
transaksi menjadi informasi. Tanpa mengubah hakekat akuntansi sebagai
suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Perkembangan
komputer juga mendorong perkembangan sistem informasi manajemen
secara keseluruhan.
Menurut Halim (1995:35) berkembangnya kebutuhan informasi
telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi.
Dimasa mendatang, seorang akuntan diharapkan selain memiliki
kemampuan khusus dibidang sistem informasi akuntansi, juga memiliki
keahlian pendamping dibidang komputer, khususnya dibidang aplikasi
akuntansi (Halim, 1995:35).
Penggunaan teknologi informasi semakin banyak berperan dalam
dunia pendidikan tinggi khususnya di program studi akuntansi. Teknologi
informasi digunakan sebagai media informasi dan cara belajar bagi
mahasiswa.
Menurut Rustiana (2005), mahasiswa akuntansi harus dapat
menggunakan teknologi informasi (termasuk internet) yang dapat
digunakan untuk menunjang penyelesaian tugas-tugas mata kuliah ataupun
untuk pencarian sejumlah informasi yang diperlukan untuk penambah
pengetahuannya dengan cara mempelajari area-area terbaru di bidang
teknologi informasi yang kemungkinan besar dapat berpengaruh secara
signifikan dalam sistem informasi akuntansi. Beberapa area baru tersebut
antara lain penyimpanan data base, pemanggilan ulang atau retrieve, dan
pengelolaan informasi dan konsep-konsep model data yang bertujuan
untuk membantu mengembangkan dan mengintegrasikan file-file sistem
informasi akuntansi. Area yang lain adalah model-model terbaru untuk
mengevaluasi pengendalian internal sistem informasi akuntansi dan
berbagai macam variasi aplikasi paket-paket software untuk
mengembangkan sistem informasi akuntansi terotomatisasi serta dapat
membantu manajer dalam pembuatan keputusan.
2.2.6. Computer Self Efficacy 2.2.6.1. Teori Self Efficacy
Menurut Bandura (1986) dalam penelitian Rustiana (2004) self
efficacy dapat didefinisikan sebagai judgement kemampuan seseorang
untuk melakukan pola-pola perilaku tertentu dan juga ditentukan oleh
seberapa banyak usaha seseorang akan melakukan tugasnya dan lamanya
usaha tersebut akan tetap dilakukan. Bandura menyatakan bahwa self
efficacy yang dirasakan seseorang, memainkan peranan penting dalam
mempengaruhi motivasi dan perilaku. Individu yang mempunyai
keyakinan self efficacy yang kuat mempunyai usaha yang lebih besar
mempunyai keyakinan self efficacy lemah (Bandura dan Schick 1981)
dalam penelitian Rustiana (2005).
Karakteristik kunci dari self efficacy adalah komponen skill
(keahlian) dan ability (kemampuan) dalam hal mengorganisir dan
melaksanakan suatu tindakan. Dalam konteks komputer, CSE
menggambarkan persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan
komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti menggunakan
komputer untuk menyelesaikan paket-paket software untuk analisis data,
menulis surat mail mergedengan menggunakan word processor yang
lebih dari keahlian sederhana seperti memformat disket atau booting ulang
komputer (Rustiana 2005).
Ada empat sumber informasi self efficacy menurut Bandura seperti
yang dikutip oleh Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004)
yaitu:
1. Guide mastery yang merupakan pengalaman dan keyakinan nyata
dalam kaitannya dengan perilaku.
2. Behavior modeling yang meliputi pengamatan terhadap orang lain
dalam membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran.
3. Social persuasion merupakan jaminan ulang bagi user yang
mempunyai kemampuan tentang teknologi dan menggunakannya
dengan sukses membantu para user untuk kepentingan kepercayaan.
4. Physiological states yang menunjukkan perasaan kecemasan yang
2.2.6.2. Pengertian Computer Self Efficacy
Menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004),
CSE didefinisikan sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk
menggunakan komputer atau sistem informasi atau teknologi informasi.
CSE didefinisikan sebagai kemampuan pengguna aplikasi
komputer, system operasi, penanganan file dan perangkat keras,
penyimpanan data dan penggunaan tombol keyboard (Indriantoro, 2000).
Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004) juga
menjelaskan ada tiga dimensi CSE, yaitu :
1. Magnitude
Dimensi ini mengacu pada tingkat kapabilitas yang diharapkan
dalam penggunaan komputer. Individu yang mempunyai
magnitude CSE yang tinggi diharapkan mampu menyelesaikan
tugas-tugas komputasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan
individu yang mempunyai level magnitude CSE yang rendah
karena kurangnya dukungan maupun bantuan.
2. Strength
Dimensi ini mengacu pada level keyakinan tentang judgement atau
kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas
komputasinya dengan baik.
3. Generalibility
yang mengacu pada tingkat judgement user yang terbatas pada
mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan software,
sehingga individu yang mempunyai level generalibility CSE yang
tinggi diharapkan dapat secara kompeten menggunakan
paket-paket software dan sistem komputer yang berbeda.
2.6.2.1. Aplikasi Komputer
Menurut Fitriyani (2009), aplikasi adalah suatu subkelas
perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer
langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.
Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang
mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tetapi tidak secara
langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu
tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak
aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media.
Fitriyani (2009), menjelaskan bahwa program aplikasi adalah
program siap pakai. Program yang direka untuk melaksanakan suatu
fungsi bagi penguna atau aplikasi yang lain. Contoh-contoh aplikasi
ialah program pemroses kata dan Web Browser. Aplikasi akan
menggunakan sistem operasi (OS) komputer dan aplikasi yang lainnya
yang mendukung. Istilah aplikasi mulai perlahan masuk kedalam
istilah Teknologi Informasi semenjak tahun 1993. Contoh utama
aplikasi adalah pengolah kata lembar kerja, dan pemutar media.
disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application suite).
Contohnya adalah Microsoft Office yang menggabungkan suatu
aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya.
Aplikasi memiliki beberapa kemampuan untuk saling berinteraksi satu
sama lain sehingga menguntungkan pengguna.
2.6.2.2. Penanganan File
Menurut Fitriyani (2009), file adalah arsip yang disimpan
dalam suatu media, yang terdiri dari kumpulan karakter, dan
didokumentasikan dalam bentuk data digital oleh komputer.
Penanganan file direktori (Fitriyani, 2009) adalah :
1. Mengubah nama file
2. Mengkopi file dari satu direktori ke direktori lain
3. Menghapus file
4. Mengetahui besar ukuran suatu file
5. Mengetahui tanggal suatu file dibuat.
2.6.2.3. Software dan Hardware
Menurut Fauzi (2008:82), perangkat lunak (software) komputer
adalah suatu perangkat yang berisi serangkaian instruksi, program,
prosedur, pengendali, pendukung, dan aktivitas-aktivitas pengolahan
perintah pada sistem komputer. Hardware komputer akan hidup dan
Software komputer secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu software
sistem operasi (Operating System) dan software aplikasi (application
software). Sedangkan software aplikasi sendiri digolongkan menjadi
beberapa yaitu bahasa pemrograman (programming language),
program aplikasi (application program), program paket (pakage
programs), dan progam utilitas (utility programs).
Menurut Fauzi (2008:82) bahwa jenis software komputer dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu software sistem (system
software) dan software aplikasi (application software). Software sistem
terdiri dari program untuk manajemen sistem (System Management
Program) dan program untuk pengembangan sistem (System
Development Program). Sedangkan software aplikasi terdiri dari
program aplikasi untuk tujuan umum (General Purpose Application
Program) dan program untuk aplikasi khusus (Application Special
Program).
1. Sistem Operasi
Sistem operasi merupakan software yang berfungsi melakukan
operasi yang mengurusi tentang segala aktivitas computer seperti
mendukung operasi sistem, aplikasi dan mengendalikan semua
perangkat komputer agar dapat berjalan selaras dengan fungsinya.
Menurut Silberschatz, Galvin, Gagne (2003), sistem operasi adalah
suatu program yang bertindak sebagai perantara antara pengguna dan
2. Software Aplikasi
Software aplikasi adalah software program yang memiliki
aktivitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan
permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Software aplikasi terdiri
dari: Bahasa pemrograman (Programming Language), Program
aplikasi (Application Program), Program paket (Packet Program),
Program utilitas (Utility Program), Games dan entertainment, dan
lain-lain.
3. Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman (programming language) adalah software
bahasa yang digunakan dengan cara merancang atau membuat program
sesuai dengan struktur dan metode yang dimiliki oleh bahasa program
itu sendiri. Komputer mengerjakan tranformasi data berdasarkan
kumpulan perintah program yang telah dibuat oleh pemrogram.
Kumpulan perintah ini harus dimengerti oleh komputer, berstruktur
tertentu, dan bermakna. Bahasa pemrograman merupakan notasi untuk
memberikan secara tepat program komputer. Berbeda dengan bahasa,
misalnya bahasa Indonesia dan Inggris yang merupakan bahasa
alamiah (natural language), sintaksis dan sematik bahasa
pemrograman ditentukan secara jelas dan terstruktur, sehingga bahasa
4. Program Aplikasi
Program aplikasi dapat dibedakan atas tiga kategori, yaitu
Personal Pakaged Software, Workgroup Computing, dan Enterprise
Applications, dan Integration and Software application.
Personel Pakaged Software adalah sekumpulan software tertentu
yang telah diintegrasikan dengan sengaja pada hardware yang ada
(dalam hal ini adalah PC) dengan tujuan untuk kepentingan yang
sifatnya pribadi.
Menurut Fauzi (2008:23), perangkat keras (hardware) dalam
komputer adalah perangkat yang terdiri dari alat-alat yang dapat
difungsikan untuk menjalankan atau mendukung suatu operasi tertentu
yang dipasang dalam sebuah sistem komputer. Masing-masing
perangkat keras mempunyai fungsi yang berbeda dalam
penggunaannya sesuai kebutuhan pemakai. Sedangkan jenis-jenis
komputer dapat dibagi kedalam beberapa penggolongan.
Penggolongan yang paling tepat adalah berdasarkan prosesornya,
karena kemampuan kerja komputer ditentukan oleh kemampuan
prosesornya. Namun demikian penggolongan berdasarkan komputer
yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Penggolongan komputer berdasarkan prosesornya
2. Penggolongan komputer berdasarkan bentuk dan ukuran fisik
2.6.2.4. Internet
Menurut Fauzi (2008:334), internet merupakan media
komunikasi yang menggunakan komputer dan saluan telekomunikasi
sebagai tulang punggungnya. Seperti halnya sebuah terminal telepon,
lewat sebuah terminal komputer yang tersambung ke internet kita
dapat menghubungi rekan kita dimana saja yang juga tersambung ke
internet. Akan tetapi internet memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan telepon atau media komunikasi lainnya, dari segi biaya
internet tidak memperhitungkan jarak seperti percakapan ditelepon.
Dalam komunikasi internet, yang diperhitungkan hanyalah biaya
koneksi ke ISP (Internet Service Provider) saja, yang umumnya ISP
ini berada di dalam kota tempat kita berada. Sehingga akhirnya biaya
yang harus ditanggungpun hanya biaya kecil saja.
2.2.7. Pengertian dan Pandangan tentang Gender
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Gender diartikan
sebagai suatu sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan. Sedangkan istilah
gender pada khasanah ilmu sosial diperkenalkan kepada
perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan tanpa konotasi yang sepenuhnya
bersifat biologis menurut Mondy Macdonald et. al. (1997) dalam
penelitian Ramayanti (2006), jadi dapat diartikan rumusan gender merujuk
kepada perbedaan-perbedaan yang tetap muncul meskipun tidak
Menurut Palmer dan Kandsami (1997) dalam penelitian Ramayanti
(2006) pandangan tentang gender dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Dua model, yaitu equity model dan complementary contribution
model.
Model pertama mengasumsikan bahwa antara laki-laki dan
wanita sebagai profesional adalah identik sehingga perlu ada satu cara
yang sama dalam mengelola dan wanita harus diberi akses yang sama.
Model kedua berasumsi bahwa antara laki-laki dan wanita
mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga perlu ada perbedaan
dalam mengelola dan cara menilai, mencatat serta mengkombinasikan
untuk menghasilkan sesuatu.
b. Dua stereotype, yaitu sex role stereotypes dan managerial stereotypes.
Klasifikasi stereotype pengertiannya merupakan proses
pengelompokan individu kedalam suatu kelompok, dan memberi suatu
atribut karakteristik pada individu berdasarkan anggota kelompok. Sex
role stereotypes dihubungkan dengan pandangan umum bahwa
laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan, objektive, independen,
agresif dan pada umumnya mempunyai kemampuan lebih
dibandingkan wanita dalam pertanggungjawaban manajerial. Wanita
dalam pihak dipandang lebih positif, lembut orientasi pada
pertimbangan, lebih sensitive dan lebih rendah posisinya pada
pertanggungjawaban dalam organisasi dibandingkan laki-laki.
sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku dan temperamen yang
umumnya lebih dimiliki laki-laki dibandingkan wanita.
Alasan gender dijadikan suatu pembeda karena laki-laki dan
perempuan mengembangkan bidang peminatan, keputusan dan praktis
yang berbeda. Laki-laki akan melakukan apa saja untuk mencapai
kesuksesan, termasuk untuk bertindak secara kreatif dan inovatif.
Sedangkan perempuan dalam melakukan tugas-tugasnya lebih
mementingkan aspek harmonisasi dan kurang menunjukkan aspek kreatif
dan inivatif. Dalam kaitannya dengan CSE, laki-laki cenderung lebih baik
dibanding dengan perempuan. Ini menunjukkan bahwa laki-laki
peminatan, keputusan dan praktis yang berbeda khususnya dalam
pengembangan teknologi informasi dengan perempuan (Rustiana ,2004).
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori serta penelitian terdahulu yang telah dilakukan
diatas, maka dapat disusun premis sebagai berikut :
Premis 1: Terdapat perbedaan Computer Self Efficacy mahasiswa
akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi berdasarkan
gender (Rustiana, 2004).
Premis 2 : Terdapat perbedaan Computer Self Efficacy antara novice
accountant dan akuntan pendidik (Rustiana, 2005).
Premis 3 : Secara signifikan pria memiliki CSE lebih tinggi daripada
Premis 4 : Tidak terdapat perbedaan Computer Self Efficacy antara
mahasiswa jurusan S1 akuntansi Universitas Airlangga
Surabaya dengan mahasiswa jurusan akuntansi STIE
PERBANAS Surabaya (Fitriyani, 2009).
Berdasarkan uraian premis diatas, dapat disusun kerangka pikir
[image:41.595.87.556.369.604.2]sebagai berikut :
Gambar 2.2
KERANGKA PEMIKIRAN
Kemampuan penggunaan aplikasi
komputer
Penanganan file
Software dan Hardware
Pria
Uji Beda
Penggunaan internet
Wanita Computer Self
2.4. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Diduga ada perbedaan CSE mahasiswa di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur jurusan akuntansi dalam penggunaan
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel atau konstuk dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir,
2003:126).
Adapun definisi Operasional dan pengukuran variable dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas / independent (X)
X : Gender
Gender didefinisikan sebagai penggolongan gramatikal
terhadap kata-kata lain yang berkaitan dengannnya, yang secara
garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin.
2. Variabel terikat / dependen (Y)
Y : Computer Self Efficacy (CSE)
CSE didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
menggunakan komputer atau sistem informasi atau teknologi
informasi.
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel 1. Gender (X)
Variabel gender merupakan variabel kualitatif, oleh karena itu variael ini
diukur dengan menggunakan item tunggal. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala nominal, yaitu skala pengukuran dimana angka
yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak
menunjukkan tingkatan apa-apa yang polanya adalah sebagai berikut:
a) Laki-laki, skor 1
b) Perempuan, skor 0
2. Computer Self Efficacy (Y)
Pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner. Ada 40 pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur level Computer Self Efficacy untuk mengetahui kemampuan
user dalam menggunakan komputer.
Skala pengukuran CSE ini menggunakan Semantic Defferensial yang
digunakan untuk menyatakan persetujuan responden tentang item-item
kuesioner. Empat komponen CSE yaitu :
a. Kemampuan penggunaan aplikasi komputer
Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal pemanfaatan
fungsi-fungsi dari aplikasi yang ada di komputer mulai dari membuat
pilihan-pilihan dari sebuah menu sampai dengan menggunakan printer
Variabel kemampuan penggunaan aplikasi komputer diukur dengan
menggunakan skala interval dengan instrument yang dikembangkan oleh
Murphy et al. (1989) dalam Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan
atau kuesioner berjumlah 13 item pertanyaan yaitu :
Membuat pilihan-pilihan dari sebuah menu
Menggunakan printer untuk menggandakan hasil cetakan
Membantu jika ada yang memerlukan bantuan
Mengatasi masalah trouble shooting pada komputer.
Menggunakan beberapa sistem operasi pada komputer (misalnya:
windows, linux dll)
Menggunakan scanner untuk mencopy gambar ke dalam komputer.
Menguasai program floppy disk secara benar.
Menguasai program flashdisk secara benar.
Menguasai program CD/DVD RW disk secara benar.
Menguasai program harddisk eksternal secara benar.
Memasukkan data dari media penyimpanan luar kedalam komputer.
Mengubah settingan komputer (misalnya: mengubah tampilan screen
saver, mengubah desktop, dll).
Mengoperasikan komputer dengan menggunakan layar penuh.
Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 Sangat mampu
Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang
cukup mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5
menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan
baik.
b. Kemampuan penggunaan internet
Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal
penggunaan internet mulai dari frekuensi user dalam mengakses internet
sampai dengan memanfaatkan fasilitas lainnya untuk berkomunikasi lewat
internet.
Variabel penggunaan internet diukur dengan menggunakan skala
interval dengan instrument yang dikembangkan oleh Murphy et al. (1989)
dalam Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan atau kuesioner
berjumlah 7 item pertanyaan yaitu :
Membedakan alamat email dengan alamat situs/website.
Menyimpan alamat website/situs yang sering dibuka di menu internet
browser, tanpa bertanya/bantuan orang lain.
Selalu mengetikkan alamat website/situs yang sering saya gunakan di
komputer yang sama.
Membuka lebih dari satu windows/tab/halaman untuk mengakses lebih
dari satu alamat situs/website, tanpa bertanya/bantuan orang lain.
Membuka windows/tab/halaman baru tanpa menutup halaman situs
Membuat sendiri alamat email di website penyedia email gratis dengan
mengikuti petunjuk di website/situs tersebut, tanpa bertanya/ bantuan
orang lain.
Melampirkan dokumen di email yang dikirimkan, tanpa ada orang lain
yang menunjukkan langkah-langkahnya.
Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 Sangat mampu
Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang
mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 3 menunjukkan responden
cukup mampu atau sedang dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5
menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan
baik.
c. Software dan Hardware
Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal yang
berhubungan dengan software maupun hardware mulai dari mengerti
berbagai istilah-istilah pada software dan hardware sampai dengan
mengatasi masalah-masalah pada software dan hardware tersebut.
Variabel software dan hardware diukur dengan menggunakan
skala interval dengan instrument yang dikembangkan oleh Murphy et al.
(1989) dalam Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan atau kuesioner
berjumlah 10 item pertanyaan yaitu :
Dapat menginstal berbagai macam software.
Mengerti istilah-istilah pada hardware komputer.
Belajar menggunakan berbagai macam program (software).
Dapat mengatasi masalah-masalah hardware pada komputer.
Dapat menghapus software dari komputer.
Menerangkan mengapa sebuah program (jalan atau tidak jalan)
didalam komputer.
Mengartikan fungsi komputer hardware (keyboard, monitor, disk
drive, komputer processing unit).
Bercerita tentang software dengan benar.
Keluar dari program atau software.
Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 Sangat mampu
Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang
mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 3 menunjukkan responden
cukup mampu atau sedang dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5
menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan
baik.
d. Penanganan file
Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal penanganan
file yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas mulai dari awal
sampai dengan menyimpannya melalui berbagai media.
Variabel penanganan file diukur dengan menggunakan skala interval
Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan atau kuesioner berjumlah 10
item pertanyaan yaitu :
Menyingkirkan file-file ketika file itu tidak digunakan lagi.
Mengorganisasikan dan mengatur file.
Menambah dan menghapus informasi dari data file.
Mengcopy dari sebuah file pribadi.
Memasukkan atau menyimpan data (angka atau huruf) kedalam file.
Mengetahui jenis-jenis media penyimpanan file selain disket dan CD
Menyimpan data yang ada dikomputer kedalam media penyimpanan
flashdisk / USB.
Menyimpan data yang ada dikomputer kedalam media penyimpanan
CD.
Mencari kembali file yang pernah saya simpan.
Memperkecil ukuran data dari komputer
Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak Mampu 1 2 3 4 5 Sangat Mampu
Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang
mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 3 menunjukkan responden
cukup mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5
menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2006:90).
Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan
dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004:44).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi
yang telah mengikuti ujian Ebiz sejumlah 469 mahasiswa (sumber: Biro
Akademik Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur).
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representative dari sebuah populasi (Sumarsono,
2004:44). Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan
adalah Simple Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh
dengan rumus :
n = N
1+N(e)2
(Umar, 2004:107)
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persentase kelanggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10%
Maka jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu :
n = 469
1+469(0,1)2
= 82,43
= 82
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 82 orang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Untuk memperoleh data secara akurat yang akan dibahas dalam
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,
misalnya dari individu atau perorangan, seperti: hasil wawancara,
pengisian kuesioner, atau bukti transaksi (Umar, 2004:64).
Data ini dikumpulkan langsung dari hasil yang dijawab oleh
mahasiswa jurusan S1 akuntansi pada UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan
sebagainya (Umar, 2004:64).
Data yang diambil dari penyusunan adalah jumlah mahasiswa
jurusan akuntansi pada UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data
dalam penelitian ini dari sumber intern atau lembaga yang terkait yaitu
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2003:174).
1. Observasi langsung
Mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jawa Timur
untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang didapat
dari wawancara atau kuesioner.
2. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanggung jawab kepada responden di UPN “Veteran”
Jawa Timur.
3. Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan
yang menyangkut dengan masalah penelitian untuk nilai atau skor.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesa 3.4.1 Uji Kualitas Data
Analisis dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis
yang telah dibuat sebelumnya, yakni adakah perbedaan Computer Self
Efficacy (CSE) mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur” jurusan akuntansi dalam penggunaan teknologi
informasi ditinjau dari perspektif gender .
Agar analisis dapat dilaksanakan, perlu dilakukan pengujian
terhadap data, apakah data tersebut valid atau tidak, handal atau tidak, dan
berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu akan dilakukan pengujian
3.4.1.1. Uji Validitas
Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor,
yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu
faktor , dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total (Sugiyono,
2006:141). Bila harga korelasi dibawah 0,30, maka dapat disimpulkan
bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau
dibuang (Sugiyono, 2006:143). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa :
Jika nilai rhitung ≥ 0,30 berarti pertanyaan valid
Jika nilai rhitung < 0,30 berarti pertanyaan tidak valid
3.4.1.2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas data untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kriteria yang digunakan
adalah dengan melihat hasil dari cronbach alpha coefficient, jika nilainya
lebih besar dari 0,6 maka instrument penelitian dari konstruk tersebut
dapat dikatakan reliable (Ghozali, 2006:46).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Jika alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliabel.
3.4.1.3. Uji Normalitas
Menurut Sumarsono (2004:40), uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk
mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat
dilakukan dengan berbagai metode diantaranya dengan metode
Kolmogorov Smirnov.
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi
data mengikuti distribusi normal adalah:
Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%,
maka distribusi adalah tidak normal.
Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%,
maka distribusi adalah normal.
3.4.1.4. Uji Independent t-test
Jika data normal maka dilakukan uji parametric independent
sampel t-test, karena bertujuan untuk membandingkan rata-rata dari dua
group yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua group
tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan
(Ghozali, 2006:60). Sebelum mengolah t-test terlebih dahulu menganalisis
lavene test, yang berfungsi untuk menentukan varians yang akan
digunakan, apakah menggunakan varians assumed atau varians net
assumed dalam pengujian t-test. Jika data tidak normal maka
dapat digunakan untuk menguji apakah dua group independent berasal dari
populasi yang sama (Ghozali, 2006:61).
3.2.2. Uji Hipotesis
a. Formulasi hipotesis untuk t-test
H0 : tidak terdapat perbedaan CSE mahasiswa akuntansi dalam
penggunaan teknologi informasi ditinjau dari gender.
H1 : terdapat perbedaan CSE mahasiswa akuntansi dalam penggunaan
teknologi informasi ditinjau dari gender.
b. Menyusun taraf signifikan
Taraf signifikan yang digunakan adalah α = 0.05 (Sugiyono,
2006:231).
c. Menentukan kriteria penolakan hipotesis
H0 ditolak jika probabilitas signifikansi < 0.05, H0 tidak dapat ditolak
jika probabilitas signifikan ≥ 0.05 (Ghozali,2006:62).
d. Melakukan interpretasi hipotesis dan hasil pengujian statistik.
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan
salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh
pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi
Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya.
Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan
Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan
Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran
menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia.
Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran
dan Demobilisasi No.062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN
“Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di
bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976,
yang selanjutnyapada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor :
KEP/01/11/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan UPN “Veteran”
Cabang Jawa Timur , yang semula di bawah UPN “Veteran” Yogyakarta,
menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya
berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor
: Kep/0307/U/1994-10/XI/1994 tanggal 29 November 1994 tentang
Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui
Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari
Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN
“Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16
Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.
Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor :
Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan
Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan
Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di
bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga
membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.
Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah
dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA) dan disusul
kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan
Magister Akuntansi (MAk) dengan ijin penyelenggaraan No.
2307/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 2003/2004 menambah satu
program studi baru, yaitu Teknik Informatika dibawah Fakultas Teknologi
program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasinal Nomor : 183/D/T/2007